Anda di halaman 1dari 65

Darah

Dr Marisa Anggraini
Dr Febrika Wediasari
Pendahuluan
Darah adalah suatu jaringan yang
beredar dalam sistem tertutup yaitu
sistem kardiovaskular yang terdiri dari
jantung dan pembuluh darah.
Bila ada trauma yang menyebabkan
pembuluh darah robek darah akan
keluar
Darah mempunyai peranan penting
dalam mempertahankan homeostasis.
Peran ini didukung oleh adanya protein
plasma dan senyawa yang terkandung
di dalamnya.
Bila terjadi kekurangan darah secara
kualitas dan kuantitas fungsi darah
tidak berjalan dengan baik.
Imunoglobulin yang merupakan protein
plasma bila kadarnya menurun akan
menurunkan daya tahan tubuh.
Komposisi Darah
Darah terdiri dari 2 komponen
Padat eritrosit, leukosit, trombosit
Cair plasma
Bila darah diambil tabung reaksi
(tanpa anti koagulan) darah
menggumpal dan keluar cairan warna
kuningserum
Serum tidak sama dengan plasma;
karena didalam serum tidak ada lagi
faktor penggumpalan darah.
Komposisi darah dapat berubah karena
berbagai faktor di dalam darah itu
sendiri atau faktor di luar darah.
Perubahan komposisi ini akan
menyebabkan penyakit dengan gejala
klinis sesuai dengan fungsi yang
terganggu.

Fungsi Darah
Darah mempunyai berbagai fungsi,
yang dapat berjalan karena adanya sel
darah dan plasma darah.
1. Fungsi Respirasi

Fungsi respirasi transport O2 dari paru-
paru ke jaringan perifer dan sebaliknya
transport CO2 dari perifer ke paru-paru
untuk selanjutnya dibuang ke udara
bebas.

2. Fungsi Nutrisi
Untuk transport zat gizi yang diserap di
mukosa usus di bawa ke jaringan
perifer
3. Fungsi Ekskresi
Transport sampah metabolisme dari
perifer ke ren, paru-paru, kulit,
intestinum dan akan dibuang
4. Fungsi Keseimbangan
Asam Basa Tubuh
Darah menjaga konstannya
keseimbangan asam basa darah yang
normal.
Secara umum pH darah normal 7,4
> 7,4 alkalosis
< 7,4 asidosis
5. Fungsi Keseimbangan Air
Tubuh
Air di dalam tubuh selalu bergerak beredar di
dalam pembuluh darah dan bertukar antara
jaringan ekstra kapiler dengan intra kapiler,
dan antara ekstraseluler dan intraseluler.
Gerakan pertukaran ini dipertahankan
konstan sesuai kebutuhan air tubuh dan
jaringan.
Bila air tertimbun di jaringan oedem.
6.Mempertahankan Suhu
Tubuh Agar Tetap Konstan
Suhu tubuh normal 37
o
C.
Bila suhu tubuh> demam
Darah berperan mendistribusikan panas
tubuh sampai ke kulit. Di kulit terjadi
penguapan keringat yang memerlukan panas.
Pada demam keringat akan banyak dan
membutuhkan panas yang banyak pula untuk
menguapkannya, sehingga suhu tubuh tinggi
pada demam menjadi turun.
7. Fungsi Imunitas
Tubuh mempunyai daya tahan untuk
melawan masuknya kuman patogen ke dalam
tubuh.
Perlawanan ini dapat secara seluler (leukosit)
dan humoral (Imunoglobulin).
Pada penderita KKP daya tahan tubuh
lemah mudah terkena infeksi.
Pada infeksi virus HIV/AIDS sistem perthanan
tubuh tidak berdaya fatalmati.
8. Transport Hormon dan
Pengaturan Metabolisme
Hormon bekerja pada target organ yang
letaknya jauh dari organ penghasil
hormon itu sendiri oleh karena itu
hormon harus diangkut oleh darah.
Distribusi enzim dan vit juga dibantu
oleh darah.
9. Transport Metabolit
Zat gizi dan zat antara metabolisme
perlu diangkut antar organ, antar
intravaskuler dan ekstra vaskuler dan
intra seluler dengan ekstra seluler.
Metabolit Substrat
metabolisme/produk hasil metabolisme.
10. Fungsi koagulasi Darah
Koagulasi di salah satu sisi memberikan
manfaat pada proses penghentian
perdarahan, di sisi lain dapat
menimbulkan penyakit karena koagulasi
darah dalam pembuluh darah dapat
menimbulkan sumbatan aliran darah.
Plasma Darah
Plasma darah mengandung berbagai
komponen: air, elektrolit, metabolit,
nutrien, protein, vitamin, hormon.
Komposisi air dan elektrolit di dalam
plasma serupa dengan komposisi cairan
ekstra selular.
Pengukuran dan penentuan konsentrasi
komponen penyusun plasma
mempunyai arti klinis yang penting
dalam menangani suatu penyakit
meliputi kepentingan diagnosa, therapi,
prognosa.
Protein Plasma
Protein plasma sangat menentukan
besarnya tekanan osmosis darah dan
tekanan osmosis ini berperan
mendukung fungsi darah.
Normal kadar protein plasma 7,0-7,5
g/dL darah.

Protein plasma tersusun atas protein
sederhana dan majemuk (gliokoprotein
dan lipoprotein).
Untuk memisahkan protein plasma:
penggaraman (salting out methode)
dengan Natrium/amonium sulfat dan
metode elektroforesis.
Melalui ke dua metode itu, protein
plasma dibedakan menjadi albumin,
globulin, fibrinogen.
Albumin dibagi menjadi ,,1,2.
Globulin dibedakan menjadi globulin,
globulin, 1 lipoprotein, 1
lipoprotein.
Protein plasma sangat berperan dalam
pengaturan distribusi air antara
intravaskular dan ekstra vaskular atau
jaringan interstitial. Fungsi ini dpat
dijalankan karena ada perbedaan
tekanan yng memengaruhi gerak air
tersebut.
Tekanan yang menyebabkan air keluar vena
adalah tekanan hidrostatik yang mendorong
keluar dan tekanan osmotik jaringan yang
menarik keluar.
Tekanan yang menarik air msuk ke dalam
vena adalah tekanan onkotik plasma dan
jaringan.
Dari berbagai tekanan ini tergantung netto
akhir mana yang lebih kuat, apakah
masuk/keluar vena.
Catatan
Sintesis protein plasma sebagian
besar protein plasma disintesis di hepar
kecuali gamma globulin yang disintesa
oleh sel plasma.
Tempat sintesis prot plasma Protein
plasma umumnya disintesa pada
poliribosom yang terikat membran.
Disekresi pada mulanya sebagai praprotein,
kemudian mengalami modifikasi pasca
translasi melalui proses proteolisis, glikosilasi,
fosforilasi, dll menjadi protein.
Protein plasma pada umumnya berupa
glikoprotein.
Protein plasma mengandung karbohidrat,
kecuali albumin
Umumnya protein plasma menunjukkan
sifat polimorfisme.
Setiap protein plasma mempunyai
waktu paruh tertentu. T
1/2
untuk
albumin , 20 hari, haptoglobin 5 hari.
Pada penderita gastroenteropati T
1/2

albumin < 1 hari.
Kadar protein plasma tertentu
meningkat pada inflamasi akut dan
kerusakan jaringan.
Protein ini mencakup C Reaktif Protein
(CRP). Protein ini dapat bereaksi
dengan alfa 1 antitripsin, haptoglobin
dan fibrinogen.
Albumin
Albumin merupakan protein plasma
yang mempunyai kontribusi terbesar
dalam menentukan tekanan onkotik
darah sebab kadarnya paling tinggi
(60%) dibandingkan dengan kadar
protein lain, tapi molekulnya paling kecil
dibandingkan molekul protein plasma
lainnya.
Normal kadar albumin plasma 3,4-4,7
g/dL.
Albumin di dalam tubuh 40%
diantaranya protein plasma dan 60%
ada di ruang ekstravaskuler.
Hepar merupakan organ penghasil
utama albumin (25% dari seluruh
protein yang dihasilkan hepar).
Mulanya dibentuk sebagai prealbumin,
bila terjadi penyakit kronis (serosis
hepatis, hepatoma, hepatitis kronis)
kadar albumin plasma menurun, rasio
albumin terhadap globulin juga
menurun.
Sebaliknya pada penyakit infeksi kadar
globulin meningkat, sehingga rasio ini
terbalik.
Pada protein malnutrisi albumin
merupakan protein yang paling awal
menurun kadarnya.
Gejala yang paling menonjol dari
hipoalbuminemia oedem, sebab
albumin yang paling berperan dalam
menentukan tekanan onkotik darah.
Bila kadar maka yang menentukan
keseimbangan air intra dan ekstra
vaskuler adalah tekanan hidrostatik.

Pada awal hipoalbumin oedem di
kaki, bila berlanjut asites oedem di
perut = busung lapar = hunger oedem.
Bila seluruh tubuh = oedem anasarka.
Pada anak kwashiorkor anak
gemuk karena oedem.
Marasmus kurus kering KKP
Pada penderita luka bakar yang luas,
>19% luas permukaan badan dan pada
penyakit DSS, albumin banyak keluar
bersama plasma sehingga perlu diberi
transfusi plasma, bukan transfusi darah.
Pada GNA terjadi perubahan
permeabilitas membran sel glomerulus
sehingga albumin yang molekulnya kecil
dapat menembus membran dan keluar
bersama urin albuminuria dapat
mengakibatkan hipoalbuminemi.


Albumin dapat mengikat berbagai ligan
yaitu asam lemak bebas, kalsium,
hormon steroid, bilirubin,
aminotriptofan dan berbagai jenis obat
termasuk sulfonamida, penisilin,
dikumarol, aspirin.
Haptoglobin
Haptoglobin adalah protein plasma,
merupakan suatu glikoprotein yang
dapat berikatan dengan Hb
ekstrakorpuskular melalui ikatan non
kovalen.
Kadar 40-180 mg.
BM Hb 65 KDA, BM Hp 90 bila
menjadi kompleks Hb-Hp BM 155.
Molekul Hb relatif kecil mudah lolos
dari glomerulus, komponen Hb-Hp lebih
besar, tidak dapat lolos mencegah
hilangnya Fe.
Kadar Hp pada anemia hemolitik,
pada keadaan inflamasi..
Protein plasma lain yaitu Hemopeksin
dapat mengikat heme tapi tidak dapat
mengikat Hb.
Pengikatan ini dapat diperantarai oleh
albumin melalui pembentukan
methemalbumin, yang kemudian
memindahkannya ke hemopeksin.
Transferin
Transferin adalah protein plasma, merupakan
1 globulin termasuk glikoprotein yang
disintesis di hepar.
Transferin mempunyai peranan untuk tranfer
besi dalam tubuh karena tiap molekulnya
dapat mengikat 2 ion feri.
Besi bebas merupaka senyawa toksis, bila
berikatan dengan transferin maka sifat toksis
ini akan .
Kadar transferin dalam plasma 300 mg
%.
Dapat mengikat sekitar 300 mikrogram
besi kapasitas total pengikatan besi
plasma.
Normal hanya 1/3 transferin yang dapat
dipenuhi oleh Fe.
Pada anemia defisiensi besi penjernihan
transferin lebih kecil lagi.
Bila Fe tubuh (hemokromatosis),
penjenuhan>1/3.
Besi ditimbun di hepar, limpa, pankreas
sehingga dapat merusak organ
tersebut.
Feritin
Protein plasma ini berperan sebagai
penyimpanan besi tubuh.
Pada hemokromatosis, feritin kadarnya dan
tertimbun dalam hepar dan limpa.
Hemosiderin merupakan protein plasma dari
feritin yang terurai.
Fungsi hemosiderin juga menyimpan Fe, bila
kadar = hemosiderosis.
Seruloplasmin
Seruloplasmin merupakan 2 globulin
dengan BM 160 KDA.
Di dalam molekulnya terdapat Cu yang
jumlahnya 90% total Cu plasma.
Setiap molekul seruloplasmin mengikat
6 atom Cu dengan ikatan kuat.
Sebanyak 10% Cu dalam plasma terikat
pada albumin dengan ikatan yang
lemah, mudah dilepas di jaringan.
Pentransfer Cu darah albumin.
Seruloplasmin menunjukkan aktivitas
oksidase yang tergantung Cu tetapi
signifikasi fisiologiknya belum jelas.
Kadar seruloplasmin akan pada
abnormalitas metabolisme Cu pada penyakit
Wilson (degenerasi hepatolentikular) suatu
penyait genetik.
Beberapa enzim memerlukan Cu sebagai
kofaktor sebab Cu dapat melepas/menerima
elektron misalnya pada proses dismutasi,
hidroksilasi, oksigenasi.
Normal Cu ada di hepar, otot, tulang, ren.
Imunoglobulin
Imunoglobulin (gamma globulin)
merupakan suatu protein plasma yang
berperan sebagai alat imunitas tubuh,
karena ada bagian molekulnya yang
dapat mengikat antigen.
Protein ini disintesis oleh sel plasma
yaitu sel khusus dari sel limfosit B.

Kadarnya pada keadaan infeksi
Kadar pada marasmus (KKP).
Pada infeksi HIV/AIDS tubuh tidak
mampu mensintesis imunoglobulin
sehingga tubuh tidk punya daya tahan
untuk melawan infeksi.
Hemostasis
Bila terjadi kerusakan jaringan perdarahan.
Tubuh punya mekanisme untuk
menghentikan perdarahan:
Kontriksi pembuluh darah pada bagian yang
terluka.
Koagulasi darah
Pembentukan fibrin
Pelarutan parsial/total koagulasi darah oleh
plasmin.

Pembentukan Trombus
Trombus putih
Trombus ini terbentuk pada permukaan
pembuluh darah yang abnormal,
biasanya di daerah yang alirannya
cepat, merupakan timbunan/disposisi
trombosit serta fibrin. Eritrosit kurang.
Trombus merah
Trombus ini terbentuk pada pembuluh
darah yang rusak/tabung reaksi.
Di dala pembuluh darah terjadi di
daerah yang alirannya lambat, dinding
pembuluh darah yang rusak,
bendungan, merupakan
timbunan/disposisi eritrosit serta fibrin.
Endapan fibrin
Di daerah perlukaan dapat terjadi
endapan fibrin yang merata di dalam
kapiler sehingga dapat menghentikan
perdarahan.
Lintasan Ekstrinsik dan
Intrinsik
Pada proses koagulasi darah ada
lintasan intrinsik dan lintasan ekstrinsik.
Ke dua lintasan ini tidak terpisah yang
satu dengan yang lain, tapi pada
awalnya prosesnya berbeda.
Lintasan intrinsik berlangsung dalam
pembuluh darah, tanpa perlukaan.
Lintasan Intrinsik
Lintasan intrinsik melibatkan faktor VIII,
IX, X, XI, XII, prekalikrein, kininogen
molekul tinggi, ion Ca, dan fosfolipid.
Lintasan ini diawali fase kontak dimana
terjadi aktivasi faktor XII oleh
prekalikrein dan kininogen.
Akhir lintasan intrinsik ini pengaktifan
faktor X
Lintasan Ekstrinsik
Awal kerja lintasan ini adalah aktivasi
faktor VII/faktor jaringan yang
selanjutnya mengaktifkan faktor X.
Aktivasi faktor X merupakan langkah
petemuan lintasan intrinsik dan
ekstrinsik. Faktor X aktif mengubah
protombin trombin.
Ini terjadi di permukaan trombosit.
Pada proses koagulasi terlibat berbagai
faktor, yaitu:
Zimogen protease yang tergantung serin
Kofaktor
Fibrinogen
Translutaminase yang menstabilkan
jendalan darah
Protein pengatur penjendalan
Faktor Penjendalan Darah
I Fibrinogen
II Protombin
III Faktor jaringan
IV Kalsium(ion)
V Proakselerin, faktor labil/globulin
akselerator
VII Prokonvertin, kotroboplastin
VIII Faktor antihemofili A, globulin
antihemofili (AHG)
IX Faktor antihemofili B, faktor
christmas, komonen tromboplastin
plasma (PTC)
X Faktor Stuart-Prower
XI Plasma tromboplastin anticeden
(PTA)
XII Hageman factor
XIII Faktor penstabil fibrin, fibrinoligase

Defisiensi faktor secara genetik
gangguan koagulasi darah
Anti Koagulan
Merupakan senyawa yang dapat
digunakan untuk menghambat
penjendalan darah.
Efek menghambat penjendalan ini
bekerja sebagai antitrombin.
Senyawa anti trombin III
menghambat faktor IX, X, XI, XII aktif.


Aktifitas antitrombin III dipacu oleh
heparin, kumarin (warfarin), berefek
antikoagulansia dengan menghambat
kerja faktor II, VII, IX, X, yang
tergantung pada vit K.
Antikoagulan yang mengikat Ca:
Natrium oksalat, Na Sitrat, NaF, EDTA.
Aspirin/asetosal menghambat koagulasi
sebab menghambat enzim
siklooksigenase.
Aspirin digunakan intuk MI (Myocard
Infarck) dan Stroke.

Anda mungkin juga menyukai