10 2008 312 ANAMNESIS Sejak bila mulai keluar cairan Warna dan bau cairan yang keluar Riwayat kelahiran sebelumnya Disertai nyeri atau tidak? Jumlah cairan yang keluar sedikit atau banyak? Disertai his atau tidak?
PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi Pemeriksaan dengan spekulum
PEMERIKSAAN PENUNJANG Laboratorium 1. pemeriksaan cairan 2.Tes lakmus 3.Fern test
Radiologi 1.USG WORKING DIAGNOSIS KETUBAN PECAH DINI (KPD) adalah pecahnya kantung ketuban sebelum onset persalinan yang benar, tanpa panjang usia kehamilan. Disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya tekanan intra uterin atau oleh kedua faktor tersebut. Klasifikasi KPD ada 3 yaitu : 1. Ketuban pecah dini pada kehamilan > 35 minggu. 2. Ketuban pecah dini pada kehamilan 32 35 minggu. 3. Ketuban pecah dini pada kehamilan < 32 minggu.
GEJALA KLINIS keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina Cairan berbau manis bila duduk atau berdiri, cairan berhenti keluar kerna kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara Cairan yang keluar tidak deras Tidak disertai rasa mulas maupun nyeri pada perut EPIDEMIOLOGI 8 20% dari kehamilan 2/3 dari penderita KPD kurang 37 minggu akan bersalin dalam masa 4 hari Lebih banyak pada kehamilan cukup bulan
ETIOLOGI Infeksi Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat persalinan, curetage). Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi uterus) misalnya trauma, hidramnion, gemelli.
Trauma disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi. Kelainan letak, misalnya songsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
PATOFISIOLOGI Pada sebagian besar kasus ternyata berhubungan dengan infeksi. Lapisan kompakta amnion, fibroblast, jaringa retikuler korion dan trofoblas terdiri dari kolagen. Sintesis maupun degradasi jaringan kolagen ini dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1) dan prostaglandin. Jika ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan aktifitas iL-1 dan prostaglandin menghasilkan kolagenase jaringan terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/ amnion, menyebabkan ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan KOMPLIKASI Tali Pusat Menumbung/prolaps Tali Pusat Korioamnionitis Persalinan Prematur Infeksi
PENATALAKSANAAN PROGNOSIS Bergantung pada usia kehamilan Semakin kecil usia kehamilan, semakin buruk prognosisnya