a. Ekologi Informal dan formal. Ekologi informal ditinjau dari aspek sejarah sudah ada pada pada masa ratusan tahun yang lalu, yaitu pada jamannya ahli taksonomi tumbuhan, geografi tumbuhan dan ahli evolusi dan biologi. Sedangkan ekologi formal baru berkembang kurang dari pada seratus tahun yang lalu, tetapi mempunyai perkembangan yang lebih ringkas dan cepat. Dalam periode pendek tersebut, tokoh-tokoh penting yang energik dan berpandangan luas telah mempunyai pengaruh utama pada perkembangan ilmu ekologi pada umumnya, Banyak riset sekarang sesungguhnya hanya merupakan perkembangan dari karya mereka.
b. Perlu kesamaan bahasa dan metode kajian dalam ekologi Untuk rnemudahkan komunikasi dan evaluasi untuk perbandingan semua kajian ekologi seluruh penjuru dunia, perlu diciptakan satu bahasa teknis yang umum dipakai dalam disiplin ekologi tumbuhan.
c. Berbagai pendekatan dan pertanyaan dasar. Ada beberapa pendekatan kepada ekologi tumbuhan tetapi ternyata masing-masing pendekatan beruusaha menjawab pertanyaan dasar yang sama, yaitu: Bagaimana cara tumbuhan dapat menguasai dan menepati lingkungannya? Beberapa pendekatan dalam ekologi adalah : paleoekologi, fitososiologi, dinamika komunitas, sistem ekologi dan autekologi, dll.
d. Hakekat kajian ekologi tumbuhan : ilmu dasar. Ekologiwan tumbuhan mencoba untuk mendapatkan pengetahuan dasar berbagai proses dan aturan yang ada pada vegetasi. Untuk mendapat informasi tersebut dan dengan tujuan serta alasan tertentu, mereka mengadakan penelitian mulai dari level kasar sampai level yang semakin halus dan teliti. Sehingga segala persoalan harus diketahui secara rinci dan mendasar. Nampaknya keadaan tersebut sudah merupakan kebutuhan manusia untuk mengetahui permasalahan secara lengkap, sehingga mereka dapat menerangkan keadaan masa lampau, dan kemudian dapat meramalkan persoalan pada masa mendatang.
a) Beberapa pertanyaan umum dalam ekologi tumbuhan: 1) Bagaimana bentuk hubungan dan rangakaian antara tumbuhan satu sama lain dan juga dengan lingkungan mereka? Bagaimana fleksibelitas rangkaian tersebut, dan bagaimana cara mereka saling berkaitan? 2) Bagaimana cara tumbuhan mengatasi persoalan penyebaran (dispersal), perkecambahan dalam suatu situs yang tepat, kompetisi, dan memperoleh energi dan nutrien? Bagaimana cara mereka bertahan terhadap periode jelek yang berkaitan dengan api (kebakaran), genangan, atau badai ? 3) Bagaimana tumbuhan dapat menceritakan habitat mereka kepada kita dengan membaca dan memperhatikan tentang kehadirannya, kesuburannya, atau kelimpahannya, yang dikaitkan dengan proses masa lalu, sekarang, masa datang? Dapatkah tumbuhan digunakan sebagai sarana atau alat ilmiah untuk menganalisis rumitnya lingkungan atau untuk menguji hipotesis evolusi? 4) Dapatkah tumbuhan menceritakan kepada kita tentang harapan pengelolaan lahan yang paling tepat? Suatu ketika hutan ditebang, kemudian, tumbuhan apa saja yang akan menggantikannnya, berapa lama proses yang diperlukan, dan bagaimana cara yang baik untuk dapat memanipulasi proses tersebut yang paling efisien? 5) Suatu ketika hewan ternak merumput dengan kepadatan dan waktu tertentu pada suatu padang rumput, apa yang akan terjadi pada vegetasi tersebut dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan berapa banyak hewan yang dapat ditampung pada daerah tersebut? (persoalan daya dukung) 6) Kalau suatu ketika lapisan atas tanah diambil oleh proses penambangan, tanaman apa yang dapat didatangkan (diintroduksikan) yang sesuai untuk menstabilkan bentang lahan daerah bekas tambang tersebut? 7) Suatu ketika rumput ladang disemprot dengan herbisida, dibakar, apa yang akan terjadi akibat aktivitas tersebut pada kualitas air pada daerah aliran sungai (watershed), level nutrien tanah, dan laju siltasi pada dam yang terdekat? Bagaimana dan berapa lama sisa-sisa herbisida yang menetap dalam tanah dan adakah pengaruh sampingan pada organisme non target? 8) Jika api atau banjir sebagai bencana alam yang selalu hadir secara berulang dengan frekuensi tertentu dapat mempertahankan tipe vegetasi tertentu disuatu daerah, seberapa jauh kita dapat terlibat dengan bencana reguler sedemikian dalam rencana pengelolaan vegetasi alami untuk taman (park) untuk pemeliharaan satwa liar. Semua pertanyaan tersebut, dan lebih banyak pertanyaan lagi, akan dijawab dengan cara kajian dasar. Pentingnya ilmu dasar dalam ilmu terapan. Beberapa peneliti lebih tertarik pada masalah membangkitkan informasi dasar yang bekerja dengan membuat pemberian atau deskripsi secara rinci vegetasi atau biologi spesies penyusun. Sedang yang lain, lebih tertarik pada masalah penerapan informasi basic tersebut untuk persoalan pengelolaan. Yang terakhir ini disebut sebagai ekologiwan terapan, dan ekologiwan tumbuhan terapan kemungkinan dapat disebut sebagai manager padang penggembalaaan ternak (range manager), rimbawan atau agronomiwan. Definisi formal ekologi Semua ahli ilmu terapan dan ahli ekologi tumbuhan, pada hakekatnya adalah ekologiwan tumbuhan, karena mereka saling berbagi (sharing) kesenangan yang sama dalam menemukan caray ng baik untuk menjawab pertanyaan umum, yaitu: bagaimana cara tumbuhan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka. Tujuan mereka ternyata sangat dekat dengan definisi formal ekologi yaitu: kajian organisme dalam hubungannya dengan lingkungan alami mereka
1.2. Ekologi, Lingkungan, dan Vegetasi Pencipta term ekologi Perkataan ekologi diciptakan lebih daripada 100 tahun yang lalu oleh ekologiwan jerman Ernst Haeckel. Dia mengeja perkataan oekologie, tetapi kemudian segera o pertama pada perkataan oekologie dihilangkan begitu saja dan keadaan tersebut akan mengganggu dan membingungkn kaum purist (orang yang memperhatikan kata-kata yang benar menurut tata bahasa). Arti harfiah ekologi Perkataan ekologi beraasal dari akar kata yunani oikos, yang berarti rumah, dan logos yang berarti kajian. Jadi, ekologi deterjemahkan secara bebas sebagai: kajian organisme dalam rumah mereka, lingkungan mereka. Lingkungan Lingkungan adalah keseluruhan semua faktor biotik (hidup) dan abiotik (non hidup) dan yang mengelilinginya dan secara potensial mempengaruhi organisme, dan lingkungan tersebut merupakan habitat organisme. Lingkungan biotik dan abiotik Contoh faktor biotik termasuk: kompetisi, mutualisme, alelopati (allepathy), dan berbagai bentuk interaksi lain antara organisme. Faktor abiotik termasuk semua aspek khemis dan fisis lingkungan yang berpengaruh pada pertumbuhan dan distribusi mereka. Lingkungan mikro dan makro Lingkungan makro adalah lingkungan regional secara umum, dan lingkungan mikro adalah yang cukup dekat dengan suatu obyek yang dipengaruhinya. Lingkungan mikro dapat sangat berbeda dari lingkungan makro. Misalnya, lingkungan mikro di bawah suatu kanopi hutan adalah berbeda dari lingkungan makro di atasnya dalam hal kelembaban, kecepatan angin, intensitas cahaya; lingkungan mikro di bawah batu tanah gurun dapat lebih dingin dan lebih lembab daripada bagian lain lingkungan makro; lingkungan mikro tepat 1 mm di atas permukaan daun dapat berbeda dalam kecepatan angin, kelembaban, dan suhu dari lingkungan makro yang hanya berjarak 10 mm di atasnya. Tiap organ atau bagian tumbuhan berhadapan langsung dengan lingkungan mikro yang berbeda. Jelas, lingkungan mikro adalah suatu kondisi di mana tumbuhan yang bersangkutan harus bertanggap,dan karenanya lingkungan mikro akan mendapat tekanan perhatian dalam ekologi. Vegetasi Ekologi tumbuhan adalah berkepentingan tidak hanya dengan tumbuhan individu dan spesies tumbuhan, tetapi juga dengan vegetasi. Vegetasi terbentuk oleh atau terdiri atas semua spesies tumbuhan dalam suatu wilayah (flora) dan memperlihatkan pola distribusi menurut ruang (spatial) dan waktu (temporal). Perbedaan konsep vegetasi dan flora Vegetasi atau komunitas tidak setara dengan flora suatu daerah. Flora dalam bentuk sederhana mengacu kepada daftar spesies atau taksa tumbuhan dalam area tersebut. Sedangkan flora dalam bentuk dokumen dapat berkisar dari cheklist floristik sampai suatu perlakuan taksonomis lengkap dengan informasi morfologis dan nomenklatur. Flora biasanya tidak memberi informasi gabungan (sifat vegetasi/komunitas) di mana spesies terdapat tumbuh di alam, juga tidak memberikan komentar tntang kelimpahan mereka, arti penting (importance) atau keunikan mereka. Semua spesies mempunyai bobot yang sama. Tipe vegetasi Jika suatu wilayah berukuran besar/luas, vegetasinya terdiri atas beberapa bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol. Sehingga terdapat berbagai tipe vegetasi. Tiap tipe vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan (growth form atau life form) tumbuhan dominan (terbesar, paling melimpah, dan tumbuhan karakterisitk). Contoh bentuk pertumbuhan (growth form): termasuk herbal tahunan (annual), pohon selalu hijau berdaun lebar, semak yang merangas pada waktu kering, tumbuhan dengan umbi atau rhizoma, tumbuhan selalu hijau berdaun jarum, rumput menahun (perennial), dan semak kerdil. Bentuk pertumbuhan Bentuk pertumbuhan dapat termasuk suatu atau semua dari hal berikut, tergantung pada konteksnya: (a) Ukuran, lama hidup (life-span), dan kerasnya kayu takson. Misalnya, herba, annual, perennial, herba perennial, perennial berkayu, pohon, atau pohon merambat; (b) Derajat kebebasan suatu takson. Misalnya, tumbuhan hijau yang berakar ke dalam tanah, parasitis, saprofotis, atau epifitis; (c) Morfologi takson. Misalnya, batang succulent (jaringan luna dan tebal), daun succulent, bentuk roset, berduri, atau berambut (pubescent); (d) Sifat daun takson. Misalnya, besar, kecil, kaku (sclerophyllous), selalu hijau, merangas pada waktu winter, merangas waktu kering, daun jarum, atau daun lebar; (e) Lokasi kuncup kala buruk (perennating), seperti yang ditetapkan oleh Raunkiaer (1934) (fanerofit, kamaefit, hemikriptofit, kriptofit juga disebut geofit); dan (f) Fenologi, waktu kejadian daur hidup dalam kaitahnya isyarat lingkungan (menggugurkan daun, bertunas, dan berbunga). Fisiognomi vegetasi Vegetasi juga dicirikan oleh bentuk arsitek lapisan kanopi/ tajuk daun. Tipe hutan yang berbeda mempunyai satu sampai empat lapisan kanopi. Arsitetktur dan life form (bentuk kehidupan) keduanya memberikan andil/ kontribusi kepada fisiognomi (kenampakan luar) vegetasi, dan tiap tipe vegetasi mempunyai karakteristik fisiognomi tersendiri. Formasi Tipe vegetasi yang meluas meliputi suatu wilayah besar disebut formasi. Misalnya, hutan hujan tropis adalah suatu formasi yang didominer oleh pohon selalu hijau berdaun lebar dan merupakan karakteristik ribuan kilometer persegi pada wilayah tropis lembab pada beberapa kontinen. Asosiasi Formasi dapat dibagi ke dalam asosiasi. Suatu asosiasi adalah kumpulan semua populasi tumbuhan yang hidup bersama dalam suatu habitat tertentu. Menurut definisi formal dalam kongres botani internasional pada awal abad ini, suatu asosiasi harus mempunyai sifat-sifat: a. Harus mempunyai komposisi floristic relstif tetap, b. Harus memperlihatkan fisognomi relative seragam, dan c. Harus terdapat pada tipe habitat relative konsisten. Spesies sama cenderung untuk muncul bersama manakala suatu habitat tertentu terulang kembali. Asosiasi biasa diberi nama oleh taksa dominan atau yang paling karakteristik. Tipikal, beberapa sampai banyak asosiasi dapat merupakan milik formasi sama, semua berbagi suatu fisiognami serupa, tetapi masing- masing berbeda secara kualitatif atau kuantitatif dalam komposisi spesies. Suatu fenomena ekologis yang menarik adalah kesamaan tipe vegetasi dalam lingkungan makro serupa yang tersebar di sekeliling dunia. Ini dianggap suatu fisiognami khusus yang telah diseleksi untuk habitat serupa tetapi masing-masing terisoler. Jelas keadaan tersebut adalah suatu bentuk evolusi konvergen di antara tipe vegetasi.
Vegetasi Populasi adalah kelompok individu spesies yang sama dan menempati suatu habitat yang cukup kecil, sehingga memungkinkan terjadinya interbreeding diantara semua anggota grup tersebut. Beberapa populasi tidak berinterbreeding, tetapi mereka mengadakan penyerbukan sendiri (self-polinated) atau bereproduksi hanya secara aseksual. Tetapi mereka hadir dalam habitat cukup kecil sehingga memungkinkan potensi untuk pertukaran gene.
1.3 spesialisasi dalam ekologi tumbuhan 3.1 sinekologi (ekologi komunitas) Satu bagian besar ekologi tumbuhan yang mengikuti perkembangan secara langsung dari geografi tumbuhan, adalah sinekologi. Sineknologi mempunyai banyak sinonim,termasuk : ekologi komunitas, fitososiologi,geobotani,ilmu vegetasi, dan ekologi vegetasi. Fase-fase sinekolgi 1) Satu fase sinekologi adalah sosiologi tumbuhan tumbuhan, yaitu deskrifsi dan pemetaaan tipe vegetasi dan komunitas. Komunitas adalah term umum yang dapat diterapkan terhadap sembarang satuan/unit vegetasi, dari bentuk regional sampai kesangat local. Dalam 50 tahun yang lalu telah ada proliferasi metode baku untuk sampling vegetasi dan perlakuan, dan analisis data sampling. Dengan metode baku tersebut kesimpulan shahih (valid) dapat ditarik dan vegetasi dari semua pelosok dunia dapat dibandingkan pada basis yang setara. Deskripsi tipe vegetasi masa lampau dan asosiasinya, seperti mereka hadir melalui waktu geologi, adalah bagian bidang ilmu yang disebut paleoekologi. 2) Fase kedua sinekologi adalah pengamatan dinamika komunitas, yang mencakup proses seperti transfer nutrient dan energi antar anggota, hubungan antagonistis atau simbiotis antar anggot, dan proses dan sebab suksesi (perubahan komunitas menurut waktu) Kajian dinamika komunitas dapat di abstraksikan ke level matematik, di mana rumus kompleks dan program komputer dapat meringkaskan, mesimulasikan atau model system dinamika khusus dapat di amati. Tipe riset ini kemudian di sebut ekologi system. 3) Fase ketiga sinekologi mencoba untuk mendeduksi tema evolusioner yang menentukan khuluk komunitas secara fundamental. Apakah yang menentukan jumlah spesies yang dapat koeksis dalam suatu habitat ? bagaimana tumbuhan dan hewan terlibat bersama (coevolved) dalam formasi komunitas kompleks, gradual yang hadir pada waktu sekarang ? fase ini di sebut ekologi evolusioner dan ini tumpang tindih dengan autekologi dan ekologi populasi.
3.2 autekologi (ekologi spesies individu ) Bagian besar lain ekologi tumbuhan berurusan dengan masalah adaptasi dan kelakuan spesies individu atau populasi dalam kaitannya terhadap lingkungan mereka di sebut autekologi. Sub-bagian autekologi termasuk demokologi (spesiasi), ekologi populasi dan demografi (aturan ukuran populasi ), ekologi fisiologis atau ekofisiologis dan genekologi (genetic) Autekologiawan mencoba untuk menerangkan mengapa terjadi distribusi spesies tertentu : bagaimana sifat fenologis, fisiologis, morfologis, kelakuan atau sifat genetis yang tampak dalam habitat tertentu ? mereka mencoba untuk mengggambarkan pengaruh lingkungan pada level populasi, organismik, dan level suborganismik. Autekologi dapat bergerak dengan mudah ke dalam spesialisasi lain di luar bidang ekologi, seperti fisiologi, genetika, evolusi, dan biosistematik (suatu bagian dalam taksonomi).
MAKALAH EKOLOGI TUMBUHAN
KELOMPOK 1 BQ. ANNISA DWI LESTARI (E1A011010) MUHAMMAD FAHRURROZI (E1A011040) NURAYANI (E1A011044) RIDAUL HAYATIN (E1A011048) RISA HERLINA HARIATI (E1A011050)
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2014