Anda di halaman 1dari 10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dan Konsep Dasar.



a. Ekologi Informal dan formal.
Ekologi informal ditinjau dari aspek sejarah sudah ada pada pada
masa ratusan tahun yang lalu, yaitu pada jamannya ahli taksonomi
tumbuhan, geografi tumbuhan dan ahli evolusi dan biologi. Sedangkan
ekologi formal baru berkembang kurang dari pada seratus tahun yang lalu,
tetapi mempunyai perkembangan yang lebih ringkas dan cepat. Dalam
periode pendek tersebut, tokoh-tokoh penting yang energik dan
berpandangan luas telah mempunyai pengaruh utama pada perkembangan
ilmu ekologi pada umumnya, Banyak riset sekarang sesungguhnya hanya
merupakan perkembangan dari karya mereka.

b. Perlu kesamaan bahasa dan metode kajian dalam ekologi
Untuk rnemudahkan komunikasi dan evaluasi untuk perbandingan
semua kajian ekologi seluruh penjuru dunia, perlu diciptakan satu bahasa
teknis yang umum dipakai dalam disiplin ekologi tumbuhan.

c. Berbagai pendekatan dan pertanyaan dasar.
Ada beberapa pendekatan kepada ekologi tumbuhan tetapi ternyata
masing-masing pendekatan beruusaha menjawab pertanyaan dasar yang
sama, yaitu: Bagaimana cara tumbuhan dapat menguasai dan menepati
lingkungannya?
Beberapa pendekatan dalam ekologi adalah : paleoekologi,
fitososiologi, dinamika komunitas, sistem ekologi dan autekologi, dll.

d. Hakekat kajian ekologi tumbuhan : ilmu dasar.
Ekologiwan tumbuhan mencoba untuk mendapatkan pengetahuan dasar
berbagai proses dan aturan yang ada pada vegetasi.
Untuk mendapat informasi tersebut dan dengan tujuan serta alasan
tertentu, mereka mengadakan penelitian mulai dari level kasar sampai
level yang semakin halus dan teliti. Sehingga segala persoalan harus
diketahui secara rinci dan mendasar.
Nampaknya keadaan tersebut sudah merupakan kebutuhan manusia untuk
mengetahui permasalahan secara lengkap, sehingga mereka dapat
menerangkan keadaan masa lampau, dan kemudian dapat meramalkan
persoalan pada masa mendatang.

a) Beberapa pertanyaan umum dalam ekologi tumbuhan:
1) Bagaimana bentuk hubungan dan rangakaian antara tumbuhan satu sama
lain dan juga dengan lingkungan mereka? Bagaimana fleksibelitas
rangkaian tersebut, dan bagaimana cara mereka saling berkaitan?
2) Bagaimana cara tumbuhan mengatasi persoalan penyebaran (dispersal),
perkecambahan dalam suatu situs yang tepat, kompetisi, dan memperoleh
energi dan nutrien? Bagaimana cara mereka bertahan terhadap periode
jelek yang berkaitan dengan api (kebakaran), genangan, atau badai ?
3) Bagaimana tumbuhan dapat menceritakan habitat mereka kepada kita
dengan membaca dan memperhatikan tentang kehadirannya,
kesuburannya, atau kelimpahannya, yang dikaitkan dengan proses masa
lalu, sekarang, masa datang? Dapatkah tumbuhan digunakan sebagai
sarana atau alat ilmiah untuk menganalisis rumitnya lingkungan atau untuk
menguji hipotesis evolusi?
4) Dapatkah tumbuhan menceritakan kepada kita tentang harapan
pengelolaan lahan yang paling tepat? Suatu ketika hutan ditebang,
kemudian, tumbuhan apa saja yang akan menggantikannnya, berapa lama
proses yang diperlukan, dan bagaimana cara yang baik untuk dapat
memanipulasi proses tersebut yang paling efisien?
5) Suatu ketika hewan ternak merumput dengan kepadatan dan waktu tertentu
pada suatu padang rumput, apa yang akan terjadi pada vegetasi tersebut
dalam jangka pendek dan jangka panjang, dan berapa banyak hewan yang
dapat ditampung pada daerah tersebut? (persoalan daya dukung)
6) Kalau suatu ketika lapisan atas tanah diambil oleh proses penambangan,
tanaman apa yang dapat didatangkan (diintroduksikan) yang sesuai untuk
menstabilkan bentang lahan daerah bekas tambang tersebut?
7) Suatu ketika rumput ladang disemprot dengan herbisida, dibakar, apa yang
akan terjadi akibat aktivitas tersebut pada kualitas air pada daerah aliran
sungai (watershed), level nutrien tanah, dan laju siltasi pada dam yang
terdekat? Bagaimana dan berapa lama sisa-sisa herbisida yang menetap
dalam tanah dan adakah pengaruh sampingan pada organisme non target?
8) Jika api atau banjir sebagai bencana alam yang selalu hadir secara
berulang dengan frekuensi tertentu dapat mempertahankan tipe vegetasi
tertentu disuatu daerah, seberapa jauh kita dapat terlibat dengan bencana
reguler sedemikian dalam rencana pengelolaan vegetasi alami untuk taman
(park) untuk pemeliharaan satwa liar.
Semua pertanyaan tersebut, dan lebih banyak pertanyaan lagi, akan
dijawab dengan cara kajian dasar.
Pentingnya ilmu dasar dalam ilmu terapan.
Beberapa peneliti lebih tertarik pada masalah membangkitkan
informasi dasar yang bekerja dengan membuat pemberian atau
deskripsi secara rinci vegetasi atau biologi spesies penyusun.
Sedang yang lain, lebih tertarik pada masalah penerapan
informasi basic tersebut untuk persoalan pengelolaan. Yang terakhir
ini disebut sebagai ekologiwan terapan, dan ekologiwan tumbuhan
terapan kemungkinan dapat disebut sebagai manager padang
penggembalaaan ternak (range manager), rimbawan atau
agronomiwan.
Definisi formal ekologi
Semua ahli ilmu terapan dan ahli ekologi tumbuhan, pada
hakekatnya adalah ekologiwan tumbuhan, karena mereka saling
berbagi (sharing) kesenangan yang sama dalam menemukan caray ng
baik untuk menjawab pertanyaan umum, yaitu: bagaimana cara
tumbuhan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan mereka.
Tujuan mereka ternyata sangat dekat dengan definisi formal ekologi
yaitu: kajian organisme dalam hubungannya dengan lingkungan alami
mereka

1.2. Ekologi, Lingkungan, dan Vegetasi
Pencipta term ekologi
Perkataan ekologi diciptakan lebih daripada 100 tahun yang lalu oleh
ekologiwan jerman Ernst Haeckel. Dia mengeja perkataan oekologie,
tetapi kemudian segera o pertama pada perkataan oekologie dihilangkan
begitu saja dan keadaan tersebut akan mengganggu dan membingungkn
kaum purist (orang yang memperhatikan kata-kata yang benar menurut
tata bahasa).
Arti harfiah ekologi
Perkataan ekologi beraasal dari akar kata yunani oikos, yang
berarti rumah, dan logos yang berarti kajian. Jadi, ekologi deterjemahkan
secara bebas sebagai: kajian organisme dalam rumah mereka, lingkungan
mereka.
Lingkungan
Lingkungan adalah keseluruhan semua faktor biotik (hidup) dan
abiotik (non hidup) dan yang mengelilinginya dan secara potensial
mempengaruhi organisme, dan lingkungan tersebut merupakan habitat
organisme.
Lingkungan biotik dan abiotik
Contoh faktor biotik termasuk: kompetisi, mutualisme, alelopati
(allepathy), dan berbagai bentuk interaksi lain antara organisme. Faktor
abiotik termasuk semua aspek khemis dan fisis lingkungan yang
berpengaruh pada pertumbuhan dan distribusi mereka.
Lingkungan mikro dan makro
Lingkungan makro adalah lingkungan regional secara umum, dan
lingkungan mikro adalah yang cukup dekat dengan suatu obyek yang
dipengaruhinya.
Lingkungan mikro dapat sangat berbeda dari lingkungan makro.
Misalnya, lingkungan mikro di bawah suatu kanopi hutan adalah berbeda
dari lingkungan makro di atasnya dalam hal kelembaban, kecepatan angin,
intensitas cahaya; lingkungan mikro di bawah batu tanah gurun dapat lebih
dingin dan lebih lembab daripada bagian lain
lingkungan makro; lingkungan mikro tepat 1 mm di atas
permukaan daun dapat berbeda dalam kecepatan angin, kelembaban, dan
suhu dari lingkungan makro yang hanya berjarak 10 mm di atasnya.
Tiap organ atau bagian tumbuhan berhadapan langsung dengan
lingkungan mikro yang berbeda. Jelas, lingkungan mikro adalah suatu
kondisi di mana tumbuhan yang bersangkutan harus bertanggap,dan
karenanya lingkungan mikro akan mendapat tekanan perhatian dalam
ekologi.
Vegetasi
Ekologi tumbuhan adalah berkepentingan tidak hanya dengan
tumbuhan individu dan spesies tumbuhan, tetapi juga dengan vegetasi.
Vegetasi terbentuk oleh atau terdiri atas semua spesies tumbuhan dalam
suatu wilayah (flora) dan memperlihatkan pola distribusi menurut ruang
(spatial) dan waktu (temporal).
Perbedaan konsep vegetasi dan flora
Vegetasi atau komunitas tidak setara dengan flora suatu daerah.
Flora dalam bentuk sederhana mengacu kepada daftar spesies atau taksa
tumbuhan dalam area tersebut. Sedangkan flora dalam bentuk dokumen
dapat berkisar dari cheklist floristik sampai suatu perlakuan taksonomis
lengkap dengan informasi morfologis dan nomenklatur.
Flora biasanya tidak memberi informasi gabungan (sifat
vegetasi/komunitas) di mana spesies terdapat tumbuh di alam, juga tidak
memberikan komentar tntang kelimpahan mereka, arti penting
(importance) atau keunikan mereka. Semua spesies mempunyai bobot
yang sama.
Tipe vegetasi
Jika suatu wilayah berukuran besar/luas, vegetasinya terdiri atas
beberapa bagian vegetasi atau komunitas tumbuhan yang menonjol.
Sehingga terdapat berbagai tipe vegetasi.
Tiap tipe vegetasi dicirikan oleh bentuk pertumbuhan (growth form
atau life form) tumbuhan dominan (terbesar, paling melimpah, dan
tumbuhan karakterisitk).
Contoh bentuk pertumbuhan (growth form): termasuk herbal
tahunan (annual), pohon selalu hijau berdaun lebar, semak yang merangas
pada waktu kering, tumbuhan dengan umbi atau rhizoma, tumbuhan selalu
hijau berdaun jarum, rumput menahun (perennial), dan semak kerdil.
Bentuk pertumbuhan
Bentuk pertumbuhan dapat termasuk suatu atau semua dari hal
berikut, tergantung pada konteksnya:
(a) Ukuran, lama hidup (life-span), dan kerasnya kayu takson.
Misalnya, herba, annual, perennial, herba perennial, perennial
berkayu, pohon, atau pohon merambat;
(b) Derajat kebebasan suatu takson. Misalnya, tumbuhan hijau
yang berakar ke dalam tanah, parasitis, saprofotis, atau epifitis;
(c) Morfologi takson. Misalnya, batang succulent (jaringan luna
dan tebal), daun succulent, bentuk roset, berduri, atau
berambut (pubescent);
(d) Sifat daun takson. Misalnya, besar, kecil, kaku
(sclerophyllous), selalu hijau, merangas pada waktu winter,
merangas waktu kering, daun jarum, atau daun lebar;
(e) Lokasi kuncup kala buruk (perennating), seperti yang
ditetapkan oleh Raunkiaer (1934) (fanerofit, kamaefit,
hemikriptofit, kriptofit juga disebut geofit); dan
(f) Fenologi, waktu kejadian daur hidup dalam kaitahnya isyarat
lingkungan (menggugurkan daun, bertunas, dan berbunga).
Fisiognomi vegetasi
Vegetasi juga dicirikan oleh bentuk arsitek lapisan kanopi/ tajuk
daun. Tipe hutan yang berbeda mempunyai satu sampai empat lapisan
kanopi. Arsitetktur dan life form (bentuk kehidupan) keduanya
memberikan andil/ kontribusi kepada fisiognomi (kenampakan luar)
vegetasi, dan tiap tipe vegetasi mempunyai karakteristik fisiognomi
tersendiri.
Formasi
Tipe vegetasi yang meluas meliputi suatu wilayah besar disebut
formasi. Misalnya, hutan hujan tropis adalah suatu formasi yang
didominer oleh pohon selalu hijau berdaun lebar dan merupakan
karakteristik ribuan kilometer persegi pada wilayah tropis lembab pada
beberapa kontinen.
Asosiasi
Formasi dapat dibagi ke dalam asosiasi. Suatu asosiasi adalah
kumpulan semua populasi tumbuhan yang hidup bersama dalam suatu
habitat tertentu.
Menurut definisi formal dalam kongres botani internasional pada
awal abad ini, suatu asosiasi harus mempunyai sifat-sifat:
a. Harus mempunyai komposisi floristic relstif tetap,
b. Harus memperlihatkan fisognomi relative seragam, dan
c. Harus terdapat pada tipe habitat relative konsisten.
Spesies sama cenderung untuk muncul bersama manakala suatu
habitat tertentu terulang kembali. Asosiasi biasa diberi nama oleh taksa
dominan atau yang paling karakteristik.
Tipikal, beberapa sampai banyak asosiasi dapat merupakan milik
formasi sama, semua berbagi suatu fisiognami serupa, tetapi masing-
masing berbeda secara kualitatif atau kuantitatif dalam komposisi spesies.
Suatu fenomena ekologis yang menarik adalah kesamaan tipe
vegetasi dalam lingkungan makro serupa yang tersebar di sekeliling dunia.
Ini dianggap suatu fisiognami khusus yang telah diseleksi untuk habitat
serupa tetapi masing-masing terisoler. Jelas keadaan tersebut adalah suatu
bentuk evolusi konvergen di antara tipe vegetasi.


Vegetasi
Populasi adalah kelompok individu spesies yang sama dan
menempati suatu habitat yang cukup kecil, sehingga memungkinkan
terjadinya interbreeding diantara semua anggota grup tersebut.
Beberapa populasi tidak berinterbreeding, tetapi mereka
mengadakan penyerbukan sendiri (self-polinated) atau bereproduksi hanya
secara aseksual. Tetapi mereka hadir dalam habitat cukup kecil sehingga
memungkinkan potensi untuk pertukaran gene.

1.3 spesialisasi dalam ekologi tumbuhan
3.1 sinekologi (ekologi komunitas)
Satu bagian besar ekologi tumbuhan yang mengikuti
perkembangan secara langsung dari geografi tumbuhan, adalah sinekologi.
Sineknologi mempunyai banyak sinonim,termasuk : ekologi
komunitas, fitososiologi,geobotani,ilmu vegetasi, dan ekologi vegetasi.
Fase-fase sinekolgi
1) Satu fase sinekologi adalah sosiologi tumbuhan tumbuhan, yaitu
deskrifsi dan pemetaaan tipe vegetasi dan komunitas.
Komunitas adalah term umum yang dapat diterapkan terhadap
sembarang satuan/unit vegetasi, dari bentuk regional sampai kesangat
local.
Dalam 50 tahun yang lalu telah ada proliferasi metode baku untuk
sampling vegetasi dan perlakuan, dan analisis data sampling. Dengan
metode baku tersebut kesimpulan shahih (valid) dapat ditarik dan
vegetasi dari semua pelosok dunia dapat dibandingkan pada basis yang
setara.
Deskripsi tipe vegetasi masa lampau dan asosiasinya, seperti
mereka hadir melalui waktu geologi, adalah bagian bidang ilmu yang
disebut paleoekologi.
2) Fase kedua sinekologi adalah pengamatan dinamika komunitas,
yang mencakup proses seperti transfer nutrient dan energi antar
anggota, hubungan antagonistis atau simbiotis antar anggot, dan
proses dan sebab suksesi (perubahan komunitas menurut waktu)
Kajian dinamika komunitas dapat di abstraksikan ke level
matematik, di mana rumus kompleks dan program komputer dapat
meringkaskan, mesimulasikan atau model system dinamika khusus
dapat di amati. Tipe riset ini kemudian di sebut ekologi system.
3) Fase ketiga sinekologi mencoba untuk mendeduksi tema
evolusioner yang menentukan khuluk komunitas secara
fundamental.
Apakah yang menentukan jumlah spesies yang dapat koeksis
dalam suatu habitat ? bagaimana tumbuhan dan hewan terlibat bersama
(coevolved) dalam formasi komunitas kompleks, gradual yang hadir
pada waktu sekarang ? fase ini di sebut ekologi evolusioner dan ini
tumpang tindih dengan autekologi dan ekologi populasi.

3.2 autekologi (ekologi spesies individu )
Bagian besar lain ekologi tumbuhan berurusan dengan masalah
adaptasi dan kelakuan spesies individu atau populasi dalam kaitannya
terhadap lingkungan mereka di sebut autekologi.
Sub-bagian autekologi termasuk demokologi (spesiasi), ekologi
populasi dan demografi (aturan ukuran populasi ), ekologi fisiologis atau
ekofisiologis dan genekologi (genetic)
Autekologiawan mencoba untuk menerangkan mengapa terjadi
distribusi spesies tertentu : bagaimana sifat fenologis, fisiologis,
morfologis, kelakuan atau sifat genetis yang tampak dalam habitat tertentu
? mereka mencoba untuk mengggambarkan pengaruh lingkungan pada
level populasi, organismik, dan level suborganismik.
Autekologi dapat bergerak dengan mudah ke dalam spesialisasi
lain di luar bidang ekologi, seperti fisiologi, genetika, evolusi, dan
biosistematik (suatu bagian dalam taksonomi).

MAKALAH
EKOLOGI TUMBUHAN



KELOMPOK 1
BQ. ANNISA DWI LESTARI (E1A011010)
MUHAMMAD FAHRURROZI (E1A011040)
NURAYANI (E1A011044)
RIDAUL HAYATIN (E1A011048)
RISA HERLINA HARIATI (E1A011050)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014

Anda mungkin juga menyukai