Anda di halaman 1dari 13

DINAMISASI HUKUM ISLAM

VERSI MAHMUD SYALTUT


Nurul Huda
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jl. Ahmad Yani, Tromol Pos I,
Pabelan artasura, Surakarta !"#$% Tel& '$%"#( "#")#", "#*)+, '-unting( Faks. '$%"#( "#!))+.
.ebsite/ htt&00 ....ums.a1.id 2mail/ ums3ums.a1.id
ABSTRAK
Dinamisasi hukum Islam merupakan bagian dari upaya memahami hukum Islam
agar berjalan sesuai dengan konteks zamannya. Banyak metode dan pendekatan
yang digunakan ketika melakukan kajian intens terhadap permasalahan ini,
khususnya mengenai pemahaman relasi teks dengan konteks. Sebagai salah
seorang pembaharu yang senantiasa mengobarkan semangat ijtihad, Mahmud
Syaltut memiliki metode sendiri ketika mengkaji permasalahan kontemporer
terkait dengan hukum Islam. Menurut Syaltut sumber hukum Islam adalah al-
ur!an, Sunnah, dan ra!yu. "emahaman terhadap al-ur!an dan Sunnah
dimaksudkannya sebagai pendekatan langsung terhadap teks kedua sumber
tersebut, sedangkan ra!yu merupakan ijtihad terhadap berbagai persoalan yang
tidak dijumpai nash #al-ur!an dan Sunnah$ yang dipraktekkan melalui metode
ijma!, %iyas, dan maslahah mursalah. Melalui metode tersebut, persoalan-
persoalan kontemporer &oba dipahami dengan sumber-sumber hukum yang ia
gunakan. Dengan pemahaman demikian hukum Islam ditangan Syaltut tampil
lebih dinamis sesuai dengan konteks zamannya.
Kata Kunci: ijtihad, hokum Islam, Mahmud Syaltut
Pendahuluan
Mahmud Syaltut yang hidu& antara tahun #+*,4#*5, M adalah salah
seorang ulama Mesir yang ber&andangan luas dan ber&engetahuan mendalam
#
dalam bidang keagamaan. 6atar belakang Syaltut adalah seorang yang
ber&endidikan agama tradisional namun memiliki .a.asan dan &embaharuan
yang monumental &ada masanya.
#
Meski&un dalam literatur kesar7anaan 8arat kurang dikenal, Syaltut
meru&akan Syaikh al4A9har yang &o&uler dan hingga kini namanya masih dikenal
oleh kaum ter&ela7ar muslim di segena& &en7uru dunia. Sebagai seorang ulama
dan &emikir, Syaltut memiliki &emikiran yang relevan untuk &erkembangan
kehidu&an umat &ada 9amannya. Ia seorang ahli :ikih dan ber.a.asan luas,
kedalaman ilmunya dan keluasan &andangannya menyebabkannya mam&u
mengemukakan hukum Islam yang relevan dengan kebutuhan 9amannya. ;i
sam&ing memiliki &andangan yang luas dalam hukum Islam, ia 7uga seorang ahli
ta:sir yang melakukan &ena:siran langsung ke&ada al4<ur=an dengan
mengum&ulkan ayat4ayat tentang suatu masalah, lalu ayat tersebut di7adikan
7a.aban atas &ermasalahan tersebut. ;alam hal ini ia di&andang sebagai &elo&or
metode ta'sir maudhu!i, metode ta:sir yang diangga& &aling banyak
sumbangannya dalam menangka& &esan al4<ur=an untuk men7a.ab &roblem
kemanusiaan modern.
%

Syaltut selalu berusaha memberantas kekakuan atau kebekuan dalam
ber:ikir dan :anatisme ma9hab yang men7adi &er&e1ahan umat Islam. ;engan
membuka kembali &intu i7tihad, ia mengan7urkan &ara ulama untuk i7tihad
langsung &ada al4<ur=an, karena menurutnya ada ayat al4<ur=an yang
menun7ukkan hukum se1ara tidak tegas 'zanni ad-dalalah( sehingga da&at
di&ahami dengan berbagai ma1am &ena:siran.
,
Pemikiran4&emikirannya tentang ilmu4ilmu keislaman tertuang dalam
bebera&a karyanya sebagai berikut/ #. (l-)ata*a, meru&akan sebuah koleksi
:at.anya yang dikelom&okkan dalam bebera&a bahasan> %. (l-Islam (%idah *a
Syariah, yang sebagian besar menyoroti tentang syariah yang membahas berbagai
to&ik hukum serta sumber4sumber hukum Islam> ,. Min +a*jihad al-Islam,
#ate ?abiri, @Syaikh Mahmud Syaltut Antara Tradisi dan ModernitasA, dalam (l-
Hikmah Bo. #%0Januari4Maret #**), hal.!".
% ,nsiklopedi Islam, 7ilid IC 'Jakarta/ PT. I1htiar 8aru Can -oeve, #**,(, hal.,),.
, Ibid.
%
memuat tentang berbagai artikel dan tulisan mengenai to&ik4to&ik Islam yang
beragam> ). (l-ur!an *a al-Mar!ah 'al4<ur=an dan .anita(> !. )i%h al-ur!an
*a as-Sunnah 'Memahami al4<ur=an dan Sunnah(> !. (l-ur!an *a al-ital 'al4
<ur=an dan &e&erangan(> 5. -itab Mu%aranah al-Mazahib 'Perbandingan
Ma9hab(> ". (l-Mas!uliyyah al-Madaniyyah 'Tanggung 7a.ab Perdata dan Pidana
;alam -ukum Islam(> +. (l-Islam *a al-*ujuh ad-Duali li al-Islam 'Islam dan
2ksistensi Agama bagi Islam(> *. +anzim al-.(la%ah ad-Dualiyyah 'i al-Islam
'Pengaturan -ubungan Internasional ;alam Islam(> #$. +anzim al-Nasl 'eluarga
8eren1ana( .
)
Mengingat latar belakang Mahmud Syaltut yang demikian menarik
kiranya untuk mengungka& &emikirannya se&utar hukum Islam, khususnya
tentang dinamisasi i7tihad terhada& &ermasalahan aktual &ada masa itu. Bamun
sebelum mengka7i bebera&a &ermasalahan hukum hasil i7tihad Mahmud Syaltut
terlebih dulu mengu&as sumber4sumber hukum yang dia gunakan, sebab melalui
sumber hukum inilah yang men7adi dasar i7tihad yang dia tem&uh.
Sumbe Hu!um I"lam Menuut Mahmud S#altut
8erbeda dengan kese&akatan ulama klasik yang men7elaskan tentang
urutan sumber hukum terdiri dari al4<ur=an, Sunnah, I7ma=, dan <iyas. Mahmud
Syaltut menam&ilkannya dalam tiga sumber sa7a, yaitu/ al4<ur=an, Sunnah, dan
Da=yu. Sedangkan I7ma= dan <iyas menurut Mahmud Syaltut dimasukkan dalam
kategori Da=yu.
!
$%& Al'(u)an
sebagai sumber hukum yang &ertama, al4<ur=an memuat ayat4ayat hukum
yang relati: sedikit dan sangat terbatas 7umlahnya. ;engan keterbatasannya itu
7elas tidak memuat &ermasalahan4&ermasalahan yang baru 'laisa muta!akhiran 'i
kulli ma ja a min ahkam(. arena komunitas Arab yang disa&a al4<ur=an &un
) Ibid. dan lihat Muhammad al48ahi, Pengantar dalam (l-)at*a 'al4Idarah al4Ammah li
ats4TsaEa:ah al4Islamiyah bi al4A9har, #*!*(, hal. Ali: dan ba=.
! Seluruh &en7elasan Mahmud Syaltut ter1antum dalam (l-Islam (%idah *a Syariah, bab
Mashadir Asy4Syariah, ';arul <alam/ #*55(, hal. )"*4!!*.
,
telah memiliki tradisi dan norma yang diru7uk dalam kehidu&annya. Ayat4ayat ini
hanyalah ber:ungsi sebagai kon:irmasi, modi:ikasi, abolisi, dan baru legislasi
'a%arra, hadzdhaba, al%ha, dan yadullu(. Sika& al4<ur=an ini menurut Syaltut
didasarkan ke&ada semangat a7aran al4<ur=an untuk selalu mengelola
kese7ahteraan manusia, me.u7udkan keadilan, dan memelihara hak4hak manusia.
Fleh karenanya, kehadiran Islam tidaklah menghan1urkan unsur4unsur yang telah
tertanam dalam kehidu&an komunitas suatu masyarakat.
5
andungan hukum yang dalam al4<ur=an tidak semuanya disam&aikan
dengan menggunakan la:adh4la:adh yang 7elas dan &asti maknanya, namun
adakalanya ayat itu tam&il dalam bentuk yang memerlukan &emahaman seksama.
Model yang &ertama dikuali:ikasikan sebagai ayat4ayat Eath=i yang tidak men7adi
.ilayah i7tihad. Sedangkan model yang kedua membutuhkan otoritas &en7elasan
yang dalam hal ini di&erankan oleh Sunnah. Bamun demikian karena 9aman terus
berganti dengan segala konsekuensi &erubahannya, se1ara tekstual al4<ur=an
berikut Sunnah&un tidak lagi menyentuh dinamika &erubahan tersebut. Menurut
Syaltut, melalui bingkai kaedah4kaedah universal 'a*aid al--ulliyah( dan
tu7uan4tu7uan umum 'Ma%ashid al-(mmah(, i7tihad terhada& &ermasalahan4
&ermasalahan baru harus dilakukan.
"
*%& Sunnah
Menurut &andangan Syaltut, muatan hukum yang terkandung dalam
Sunnah memiliki :ungsi sebagai berikut> pertama, men7elaskan kemu7malan al4
<ur=an, mentakhsis keumuman al4<ur=an, memberi batasan 'ta%yid( makna
mutlaE al4<ur=an, dan se1ara mandiri men7elaskan tentang ibadah, halal dan
haram, akidah, dan akhlak. Peraturan hukum yang terkandung dalam Sunnah yang
demikian itu berlaku abadi. -edua, men7elaskan &erilaku Babi sa. sebagai
&emim&in umat Islam yang ditam&ilkan dalam bentuk ke&emim&inan Babi,
misalnya dalam hal mengatur &emeritahan, mengangkat hakim dan gubernur,
membagi ghanimah, melaksanakan berbagai &er7an7ian4&er7an7ian, men7adi
&emim&in &erang, dan &ermasalahan4&ermasahan &ublik lainnya. Sunnah 7enis ini
5 Ibid., hal. )*$4)*#.
" Ibid., hal. )*+.
)
tidak men7adi &eraturan hukum yang berlaku umum. Ia hanya tasyri! khas yang
hanya di7alankan le.at &etun7uk Imam. -etiga, men7elaskan &erilaku Babi sa.
sebagai hakim yang memutuskan berbagai &erkara. Sebagaimana halnya 7enis
Sunnah yang kedua, 7enis yang ketiga ini&un hanya bernilai tasyri! khas yang
hanya bisa berlaku le.at &etun7uk Imam.
8erdasarkan &e7elasan di atas, as&ek hukum yang terkandung dalam
Sunnah memuat unsur4unsur berikut/"ertama, akidah yang membedakan antara
Iman dan ku:ur, si:at4si:at Allah, Dasul4rasul, .ahyu dan hari akhir>-edua, akhlak
yang berisi &esan4&esan moral dan kebi7aksanaan> -etiga, hukum4hukum &raktis
'al-(hkam al-.(maliyah( yang berkaitan dengan &eraturan4&eraturan ibadat,
mengurusi masalah muamalah, &emerataan hak dan keadilan hukum di antara
manusia.
+

Unsur yang ketiga inilah Sunnah dikategorikan sebagai sumber hukum
yang kedua setelah al4<ur=an. Sedangkan hukum4hukum yang di&eroleh dari
hadits ini disebut sebagai 'i%hus sunnah . Sebagaimana halnya 'i%hul %ur!an
diistilahkan untuk hukum4hukum ibadah dan muamalah yang diistinbatkan dari
ayat4ayat al4<ur=an. 8erkaitan dengan hal ini Syaltut mengatakan bah.a hukum4
hukum amali yang berkaitan dengan se&utar &ermasalahan kemanusiaan baik
sebagai individu mau&un masyarakat diselesaikan dengan mengambil se1ara
langsung dari al4<ur=an dan Sunnah.
*
Ini diungka&kan ketika Syaltut
mem&erkenalkan 'i%hul %ur!an dan 'i%hul sunnah sebagai metode i7tihad.
+%& Ra)#u
Mahmud Syaltut tidak mende:inisakan se1ara 7elas a&a yang dimaksud
ra=yu. Bamun dengan menggunakan &endekatan historis, Syaltut mengede&ankan
bukti bah.a ra=yu telah di&raktekkan se7ak masa Dasul sa.. kemudian &ada masa
Sahabat realisasi ra=yu mun1ul dalam dua bentuk> pertama, bentuk i7ma= yang
mekanismenya dilakukan melalui musya.arah yang di.akili oleh &ara tokoh
otoritati: 'ulul amri(. -edua, bentuk :ardi yang mekanismenya dikemukakan
dengan menggunakan kebebasan &enda&at bagi individu.
#$
+ Ibid., hal. !$*4!#,.
* Ibid., hal.!#,.
#$ Ibid., hal.!!%.
!
Menurut Syaltut, i7ma= yang men7adi bagian dari ra=yu yang da&at
di7adikan sumber hukum adalah kese&akatan &ara ahli &ikir terhada& berbagai
ma1am kasus yang dibahas oleh &ara tokoh Syura berdasarkan &ertimbangan
kemaslahatan manusia. e&utusan hukum yang dihasilkan oleh i7ma= da&at
diha&us oleh kese&akatan i7ma= yang datang kemudian. Ini didasarkan &ada logika
&enentuan adanya maslahat yang berkaitan dengan suatu &ermasalahan bisa
berbeda berdasarkan &erbedaan .aktu, tem&at, dan kondisi.
##
Sedangkan i7tihad :ardi terbuka bagi sia&a sa7a dari kalangan umat Islam
yang memiliki kuali:ikasi dibidang &enelitian hukum.
#%
Meski&un Syaltut tidak
menyebutkan se1ara khusus model ra=yu dalam metodologinya selain i7ma=,
namun dalam :at.a4:at.anya ditemukan bah.a ra=yu yang dimaksud adalah
Eiyas dan maslahah mursalah. 8erkaitan dengan &ermasalahan4&ermasalahan baru
yang menuntut &eme1ahan hukumnya, Syaltut mengatakan bah.a ketiga sumber
itu harus dio&erasionalkan dengan menggunakan skala &rioritas. Jika ayat4ayat al4
<ur=an da&at men1aku& kasus tersebut, maka ayat tersebut yang diberlakukan.
Jika tidak di7um&ai baru menggunakan Sunnah. Sedangkan ra=yu digunakan
sebagai &ilihan terakhir dalam men1ari ketentuan hukum dan tidak ter&isahkan
dari semangat kedua sumber di atas.
#,

## Ibid., hal.!!,4!!!.
#% Ibid., hal. !!!. ;alam &ers&ekti: hukum Islam, Da=yu biasa dikenal dengan i7tihad.
Pen7elasan mengenai i7tihad da&at dilihat dalam Muhammad al4Gha9ali, al-Musytasy'a Min Ilmi
al-/shul, 'al4Maktabah al4Jadidah/ tt(, hal. )"+. Abu IshaE asy4Syatibi, al-Mu*a'a%at 'i /shul
asy-Syari!ah, Col IC,'8eirut/ ;arul utub al4Ilmiyyah, tt(, hal. 5). Asy4Syaukani, Irsyad al-)uhul,
'airo/ ;ar al4Tab=ah al4Munirah, tt(, hal. %!$.
#, Mahmud Syaltut, al-Islam0,hal. )""4)"+.
5
Bebea,a P-du! I.tihad Mahmud S#altut A,abila Ditin.au Dai Pin"i,'
Pin"i, I.tihad
Terda&at berbagai ma1am rumusan yang dikemukakan ulama berkaitan
tentang i7tihad. Bamun dari rumusan4rumusan tersebut da&at diambil bebera&a
esensi yang men7adi syarat bagi ter.u7udnya i7tihad, yaitu/ pertama, i7tihad
meru&akan u&aya &en1urahan kemam&uan se1ara maksimal yang dilakukan oleh
ulama> kedua, tu7uan i7tihad adalah untuk menda&atkan ke&astian hukum yang
si:atnya 9anni> ketiga, i7tihad dilakukan terhada& hukum yang si:atnya amali>
keempat, dilakukan dengan melalui istinbat> kelima, obyek i7tihad hanyalah dalil4
dalil yang 9anni atau yang tidak ada dalilnya sama sekali.
14
8erdasarkan &rinsi&4
&rinsi& inilah i7tihad dilakukan, sebagaimana halnya da&at kita lihat dari berbagai
ma1am i7tihad Mahmud Syaltut terhada& berbagai ma1am &ermasalahan aktual
yang ter7adi &ada masanya.
$%& Ma"alah P-li/ami
Masalah &oligami men7adi &erhatian Mahmud Syaltut ketika dia
men7um&ai &andangan masyarakat Mesir ada yang ter&engaruh &ola &ikir 8arat
yang mulai mengotak atik dan mem&ermainkan ayat4ayat al4<ur=an.
#!
;alam hal
ini Syaltut ber&enda&at bah.a &ada dasarnya hukum &oligami adalah mubah dan
teta& da&at di&raktekkan hingga saat ini. ;engan berdasarkan &ada surat an4Bisa
ayat , dan an4Bisa ayat #%* dengan &en7elasan relati: klasik Syaltut mengatakan
bah.a
8erkaitan dengan masalah &oligami, Islam tidaklah memun1ulkan sesuatu yang
baru akan teta&i meneta&kan a&a yang telah berlaku se1ara alami di masyarakat.
;engan mem&erbaiki a&a yang di&andang &erlu, sehingga men7amin sika&
moderat yang men7aga .atak alamiah manusia serta memelihara berbagai
&enyele.engan dalam masyarakat. Sebagaimana &erka.inan yang sudah lama
#) -.M. Atho Mud9har, Memba&a 1elombang Ijtihad2 (ntara +radisi dan 3iberasi,
'Yogyakarta/ Titian Ilahi Press, #**+(, hal. 5$.
#!Ibid., hal. #+!.
"
dikenal dalam masyarakat, &oligami &un sebenarnya sudah di&raktekkan se7ak
dahulu. Poligami 7uga telah dikenal dalam tradisi agama4agama sama.i dan
meluas sedemikian ru&aA.
#5

Sesuai dengan metode i7tihad yang ia gunakan, di sini Syaltut beri7tihad
dengan mendasarkan ke&ada ayat4ayat al4<ur=an yang membi1arakan ke&ada
&ermasalahan tersebut, yaitu surat an4Bisa ayat , yang membi1arakan tentang
kebolehan &oligami dan ayat #%* yang berbi1ara tentang &ersyaratan bagi yang
hendak melakukan &oligami. Fat.a ini men7adi &enting di saat &ara ulama
disekelilingnya telah banyak yang beralih &enda&at terutama dari &engaruh
&emikiran 8arat yang seakan4akan menutu& &intu &oligami.
Penda&at Syaltut di atas bukanlah hal baru tentang se&utar &ermasalahan
&oligami. Melalui &endekatan historis ia men7elaskan bah.a ayat ini tidak
membuat &eraturan tentang &oligami sebagai sesuatu yang baru karena telah
dikenal dan di&raktekkan oleh berbagai agama serta adat istiadat masyarakat
sebelum turunnya ayat ini. Ayat ini 7uga tidak me.a7ibkan atau mengan7urkan
&oligami namun hanya berbi1ara tentang bolehnya &oligami dan itu&un hanya
&intu ke1iul bagi yang amat membutuhkan dengan &ersyaratan yang tidak ringan.
;engan demikian &embahasan tentang &oligami hendaknya tidak ditin7au dari
segi ideal atau baik buruknya teta&i harus dilihat dari sudut &andang &eneta&an
hukum dalam aneka kondisi yang mungkin ter7adi.
#"

*%& Be"alaman Den/an Peem,uan Tida! Membatal!an 0udlu
Mahmud Syaltut ber&enda&at bah.a bersalaman dengan &erem&uan tidak
menyebabkan batalnya .udlu. Penda&at ini dikemukakan berkaitan dengan
&engertian '3amastumun Nisa( dalam surat al4Maidah ayat 5. ;i antara
argumentasi yang dikemukakan Syaltut berdasarkan hadits4hadits yang
menun7ukkan tidak batalnya .udlu ketika tangan laki4laki dan &erem&uan
#5 Ibid., hal. #+".
#" 6ihat M. <uraish Shihab, +a'sir al-Misbah, Jilid IC, 'Jakarta/ 6entera -ati, %$$%(, hal.
,%)4,%5.
+
bersentuhan. Selain itu tiadanya kebutuhan .udlu saat bersentuhan tangan dengan
&erem&uan meru&akan kemudahan 'rukshoh( yang dia7arkan oleh syariat.
#+

;alam hal ini Syaltut mem&erluas &emahaman tentang makna
@3amastumunnisa4 tidak hanya bermakna menyentuh, namun berhubungan
seksual dengan la.an 7enis. Penda&at ini dikokohkan Syaltut dengan dasar hadits
yang berbi1ara tentang hal tersebut. 8erdasarkan metode i7tihad yang Syaltut
gunakan dalam hal ini &eran memiliki &orsi yang kuat dalam men7elaskan makna
ayat al4<ur=an.
+%& Kehaaman Na!-ba
Syaltut ber&enda&at bah.a mengkonsumsi narkoba haram hukumnya.
eharaman narkoba diEiyaskan dengan keharaman minum khamer. ;ia
ber&enda&at illat keharaman khamer itu adalah karena merugikan orang yang
meminumnya baik se1ara mental, :isik, s&iritual, ekonomi, bahkan sosial. Unsur4
unsur &erusak yang terda&at dalam khamer terda&at &ula dalam narkoba. arena
adanya kesamaan illat inilah yang men7adikan narkoba haram hukumnya.
#*
Penda&at ini kalau dikaitkan dengan &rinsi& i7tihad tam&aknya Syaltut
menggunakan metode %iyas, dengan mengambil &ersamaan illat hukum dari
khamer yang sudah 7els hukumnya dengan narkoba yang meru&akan masalah
kontem&orer yang tidak disebutkan hukumnya dalam al4<ur=an.
1%& A'Ri2ab 3Memede!a!an Buda!%
Pena:siran konvensional terhada& ar-5i%ab 'memerdekakan budak(
sebagai kalangan yang berhak menerima 9akat, yakni tuan si budak yang akan
men7ual budak tersebut ke&ada orang yang akan membelinya untuk dimerdekakan
atau orang yang akan menerima ganti kemerdekaan budak itu . Untuk itulah &ara
&ihak yang berbuat demikian itu yang berhak menda&atkan bagian 9akat.
%$
Menurut Mahmud Syaltut, dalam konteks ini &ena:siran ar-5i%ab &erlu
di&erluas tidak melulu menyangkut membebaskan budak teta&i meru&akan u&aya
membebaskan negara4negara yang masih dikuasai negara adikuasa yang bertindak
#+Mahmud Syaltut, (l-)ata*a, '8eirut/ ;ar asy4SyuruE, #*"%(, hal.+)4+!.
#* Ibid., hal. ,"%.
%$ 6ihat M. Ja.ad Maghniyyah, +a'sir al--asysya', Jilid IC, ';arul Ilmi 6il A=lamin, tt(,
hal. 5$. Ibnu atsir, +a'sir Ibn -atsir, Jilid II ';arul Fikr, #*+$(, hal. ,55. Ahmad Musto:a al4
Maraghi, +a'sir al-Maraghi, Jilid IC ';arul Fikr, tt(, hal. #)) .
*
9alim baik se1ara &olitik, ekonomi, mau&un ideologis. Begara4negara sema1am
ini masuk dalam 1engkeraman &erbudakan dan mengekang kebebasan .arganya
sehingga bagi kemanusiaan se1ara global dam&aknya lebih mengerikan dari&ada
sekedar &erbudakan hamba sahaya. 6agi &ula lan7ut Syaltut &erbudakan yang
ditun7uk dalam surat at4Taubah ayat 5$ itu sudah tidak ditemukan lagi :aktanya di
dunia sekarang ini.
%#
6ebih lan7ut Syaltut men7elaskan bah.a negara4negara yang masih
di&erbudak ini umumnya adalah negara yang .arganya mayoritas beragama
Islam. Fleh karena itu, ia menegaskan, alangkah &antasnya 7ika &erbudakan
sema1am ini dibebaskan le.at &erla.anan dan &er7uangan guna mele&askan
&en7a7ahan negara adikuasa yang 7elas menimbulkan dam&ak kerugian bagi
kemanusiaan. Untuk usaha &embebasan ini, Syaltut ber&enda&at tidak hanya
dengan 9akat sa7a namun 7uga melibatkan 7i.a dan raga.
%%

;alam kasus memerdekakan budak 'ar-5i%ab(, Syaltut menggunakan
&endekatan Eiyas. ;ia menganalogikan &en7a7ahan atas bangsa dengan
&erbudakan &ada masa a.al Islam. Halau&un Syaltut tidak men7elaskan illat-nya,
namun hal itu bisa di&astikan dengan meru7uk lanngsung ke&ada surat at4Taubah
ayat 5$ di atas. iranya illat yang mengikat antara memerdekakan budak &ada
masa a.al Islam dengan memerdekakan bangsa yang ter7a7ah adalah
menyingkirkan kesulitan dan men7auhkan nesta&a manusia.
4%& 5i Sabilillah
Para ulama klasik se&akat bah.a yang dimaksud 'i sabilillah adalah
orang4orang yang terlibat &e&erangan dalam rangka membela agama Allah.
%,
%# 6ihat Mahmud Syaltut, (l-Islam0, hal. ###. 8andingkan dengan M. <uraish Shihab
dalam +a'sir al-Misbah, Jilid C, hal. !*+4!**. Men7elaskan bah.a dalam konteks sekarang bisa
7adi bagi tenaga ker7a yang terikat kontrak dengan suatu &erusahaan, dengan berbagai alasan yang
da&at dibenarkan harus membatalkan kontraknya se1ara se&ihak, sedang &emilik &erusahaan
enggan membatalkan ke1uali dengan ganti rugi. Pihak yang dalam &osisi ini 7uga berhak
menda&atkan 9akat.
%% Ibid. Mahmud Syaltut, (l-Islam0,
%, 6ihat +a'sir Ibnu -atsir, Jilid II, hal. ,5". +a'sir al-Maraghi, Jilid IC, hal. #)!. +a'sir
al--asysya', IC, hal. 5$.
#$
Mahmud Syaltut menegaskan bah.a dengan memba1a &enda&at dalam
literatur kitab4kitab :iEh terhada& &ermasalahan tersebut tidaklah memuaskan.
;alam &andangannya, 'i sabilillah dalam ayat yang terangkai dengan mustahi%
zakat adalah berkaitan dengan maslahah al-ammah 'kemaslahatan umum( yang
tidak bisa dita:siri hak milik individu. Yang dimaksud dengan kemaslahatan
umum di sini adalah &embentukan &asukan &erang yang kuat untuk &ersia&an
&ertahanan negara dan membela kehormatan bangsa meli&uti bidang &ersonil,
akomodasi, dan &eralatan. ;i sam&ing itu &engembangan in:ra struktur dalam
suatu negara guna meningkatkan kese7ahteraan bagi .arganya meli&uti
&embangunan rumah sakit, 7embatan, sekolahan, sarana trans&ortasi, serta segala
&erlengka&an yang berhubungan dengan syiar Islam yang &erlu disosialisasikan
se1ara massal termasuk kebutuhan 7uru dak.ah yang handal 7uga meru&akan
bagian dari u&aya kemaslahatan umum.
%)
Penda&at Syaltut tentang 'i sabilillah di atas didasarkan &ada &erluasan
makna sabilillah yang se1ara esensial meli&uti segala sesuatu yang da&at
memelihara kehormatan bangsa baik dalam hal materiil mau&un s&irituil sekaligus
menam&ilkan 7atidiri bangsa sebagai identitas &embeda dengan bangsa yang
lainnya.
%!

A&abila dilihat dari sudut &andang &rinsi&4&rinsi& i7tihad tam&aknya
Syaltut menggunakan &endekatan maslahah ketika mena:sirkan makna sabilillah.
8erdasarkan ber&rinsi& maslahah esensi suatu hukum tam&ak lebih hidu& dan
memberi 7a.aban nyata terhada& realitas masyarakat.
;ari bebera&a &emikiran Mahmud Syaltut di atas menun7ukkan, bah.a
a&a yang diungka&kan Syaltut tidak lain meru&akan salah satu bentuk u&aya
mengembangkan &emahaman terhada& &ermasalahan hukum terkait dengan
&erubahan sosial sehingga hukum Islam tam&ak dinamis dalam menyika&i
&ermasalahan kontem&orer yang disebabkan &erkembangan 9aman. -akekat
dinamisasi ditun7ukkan Syaltut dengan merumuskan kembali ketentuan hukum
dengan mengede&ankan relasi teks dengan konteks. Terlebih tu7uan utama
%) Mahmud Syaltut, (l-Islam0,hal.###. 8andingkan dengan M. <uraish Shihab dalam
+a'sir al-Misbah, Jilid C, hal.!**.
%! Ibid. Mahmud Syaltut, (l-Islam0,
##
disyariatkan hukum adalah untuk kemaslahatan umat manusia. emaslahatan
tersebut bersi:at dinamis dan :leksibel. Maksudnya, &ertimbangan kemaslahatan
tersebut seiring dengan &erkembangan 9aman. Sebagai konsekuensinya, bisa 7adi
yang diangga& maslahat &ada masa lalu belum tentu diangga& maslahat &ada masa
sekarang.
%5

etika memahami kasus hukum, Syaltut tidak hanya ter&aku &ada
normativitas suatu teks. Pendekatan historis ia gunakan dalam memahami kasus
hukum, se&erti &oligami. ;i sam&ing itu Syaltut 7uga menggunakan &endekatan
sosiologis ketika membahas tentang &ermasalahan memerdekakan budak 'ar-
5i%ab( dan makna 'i sabilillah. ;alam hal ini Syaltut mengkaitkan bunyi teks
dengan konteks sosial &ada masa itu. ;engan keluasan &andangan dan
&emikirannya tentang hukum Islam tidak lantas menghiraukan teks. Pendekatan
tekstual dengan menekankan as&ek kebahasaan teta& 7uga ia &ergunakan terhada&
kasus4kasus tertentu, se&erti &ada &ermasalahan bersalaman dengan &erem&uan
tidak membatalkan .udlu. ;alam hal ini ia memahami la:a9d 3amastumun Nisa!
dengan &endekatan kebahasaan dengan men1ari hadits4hadits &endukung. ;engan
&emahaman demikian, hukum Islam ditangan Syaltut tam&il dinamis sesuai
dengan konteks 9amannya.
Penutu,
A&a yang ditam&ilkan Syaltut meru&akan bagian mata rantai i7tihad yang
dikobarkan &ara &emikir Islam tentang &entingnya mengembangkan &emahaman
Islam sesuai dengan konteks 9amannya. Meski&un belum ter&etakan se1ara
menyeluruh, Mahmud Syaltut termasuk tokoh &embaharu &ada masanya yang
mena.arkan :ormulasi metode i7tihad yang disebutnya sebagai 'i%hul %ur!an *a
'i%hul sunnah dan ar-ra!yu. Fighul <ur=an dan Sunnah dimaksudkannya sebagai
&endekatan langsung terhada& la:al4la:al keduanya, sedangkan ar4ra=yu adalah
%5 Amir Muallim dan Yusdani, -on'igurasi "emikiran Hukum Islam, 'Yogyakarta/ UII
Press, #***(, hal. ,+.
#%
model i7tihad untuk berbagai &ersoalan yang tidak di7um&ai nashnya dalam al4
<ur=an dan Sunnah yang di&raktekkan melalui i7ma=, Eiyas, dan maslahah
mursalah.
Da6ta Pu"ta!a
Abu IshaE asy4Syatibi, al-Mu*a'a%at 'i /shul asy-Syari!ah, Col IC,'8eirut/ ;arul
utub al4Ilmiyyah, tt(.
Ahmad Musto:a al4Maraghi, +a'sir al-Maraghi, Jilid IC ';arul Fikr, tt(.
Amir Muallim dan Yusdani, -on'igurasi "emikiran Hukum Islam, 'Yogyakarta/
UII Press, #***(.
Asy4Syaukani, Irsyad al-)uhul, 'airo/ ;ar al4Tab=ah al4Munirah, tt(.
,nsiklopedi Islam, 7ilid IC 'Jakarta/PT.I1htiar Can -oeve, #**,(.
-.M. Atho Mud9har, Memba&a 1elombang Ijtihad2 (ntara +radisi dan 3iberasi,
'Yogyakarta/ Titian Ilahi Press, #**+(.
Ibnu atsir, +a'sir Ibn -atsir, Jilid II ';arul Fikr, #*+$(.
ate ?abiri, @Syaikh Mahmud Syaltut Antara Tradisi dan ModernitasA, dalam (l-
Hikmah Bo. #%0Januari4Maret #**).
M. Ja.ad Maghniyyah, +a'sir al--asysya', Jilid IC, ';arul Ilmi 6il A=lamin, tt(.
M. <uraish Shihab, +a'sir al-Misbah, Jilid IC, 'Jakarta/ 6entera -ati, %$$%(.
Mahmud Syaltut, (l-)ata*a, '8eirut/ ;ar asy4SyuruE, #*"%(.
Mahmud Syaltut, (l-Islam (%idah *a Syariah, ';arul <alam/ #*55(.
Muhammad al48ahi, Pengantar dalam (l-)ata*a 'al4Idarah al4Ammah li ats4
TsaEa:ah al4Islamiyah bi al4A9har, #*!*(.
Muhammad al4Gha9ali, al-Musytasy'a Min Ilmi al-/shul, 'al4Maktabah al4
Jadidah/ tt(.
#,

Anda mungkin juga menyukai