Kewirausahaan merupakan padanan kata entrepreneurship dalam Bahasa Inggris. Kata
entrepreneurship diambil dari Bahasa Prancis yaitu entreprende yang berarti petualang, pencipta dan pengelola usaha. J.B. Say menggunakan istilah ini untuk menggambarkan para pengusaha yang mampu memindahkan sumber-sumber daya ekonomis dari produktivitas rendah tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan menghasilkan lebih banyak lagi. Pengertian wirausaha menurut Schumpeter adalah pelaku utama dalam pembangunan ekonomi dan fungsinya adalah untuk melakukan inovasi atau untuk mengasilkan kombinasi- kombinasi baru. Wirausaha melakukan suatu proses yang disebut creative destruction terhadap keseimbangan pasar. Inovasi yang dihasilkan wirausaha akan menghancurkan keseimbangan yang terdapat pada pasar untuk kemudian mencapai keseimbangan baru dengan keuntungan-keuntungan atas inovasi tersebut. Sedangkan dalam Bahasa Indonesia istilah wiraswasta memiliki arti: Wira : Utama, gagah, luhur, berani, teladan, pejuang swa : sendiri hasta : tangan sta : berdiri Jadi wirausaha berarti orang yang memiliki sifat-sifat keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil risiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. Raymond W.Y. Kao menyebut kewirausahaan sebagai suatu proses yaitu proses penciptaan sesuatu yang baru (kreasi baru) dan membuat sesuatu yang belum pernah ada (inovasi). Tujuannya adalah kesejahteraan individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha mengacu pada orang yang melaksanakan proses penciptaan kesejahteraan/kekayaan dan nilai tambah, pelalui peneluran dan penetasan gagasan, memerlukan sumber daya dalam merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Berarti, seorang wirausaha adalah seorang yang mampu meretas gagasan menjadi realitas atau orang keratif dan inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan diri, masyarakat, dan lingkungannya. Karakteristik Wirausaha 1. Sifat instrumental, berarti segala sesuatu yang ada dilingkungannya dipandang sebagai alat (instrumen) tujuan pribadi. 2. Sifat prestatif, wirausaha dalam berbagai situasi selalu tampil lebih baik, lebih fektif dibandingkan dengan hasil sebelumnya. 3. Sifat keluwesan bergaul, wirausaha selalu berusaha untuk capat menyesuaikan diri dalam berbagai situasi hubungan antar manusia. 4. Sifat kerja keras, wirausaha selalu terlibat dalam situasi kerja, tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. 5. Sifat keyakinan diri, wirausaha selalu percaya pada kemampuan diri, tidak ragu-ragu dalam bertindak bahkan selalu memiliki kecenderungan untuk melibatkan diri secara langsung dalam berbagai situasi. 6. Sifat pengambilan resiko, wirausaha selalu memperhitungkan keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan berusaha. 7. Sifat swa-kendali, wirausaha dalam menghadapi berbagai situasi selalu mengacu pada kekuatan dan kelemahan pribadi, batas-batas kemampuan berusaha. 8. Sifat inovatif, wirausaha selalu mendekati berbagai masalah dengan cara-cara baru yang lebih bermanfaat. 9. Sifat kemandirian, wirausaha selalu mengembalikan perbuatannya sebagai tanggung jawab pribadi. Sifat Wirausaha adalah Hasil Proses Belajar Karakteristik wirausaha adalah hasil dari belajar, siapapun dapat menjadi wirausaha kalau dia mau dan tekun. Hal ini membuktikan bahwa tidak da hambatan yang sifatnya genetik (keturunan) bagi seseorang untuk menjadi wirausaha. Sifat wirausaha bukanlah terbentuk dari keturunan tetapi karena lingkungan. Ada faktor khusus dari pembentukan sifat wirausaha yaitu nilai-nilai yang ditanamkan keluarga kepada seorang anak, dimana dorongan untuk maju dan berprestasi tanpa tekanan yang berlebihan dapat membentuk sifat kewirausahaannya. Integritas Wirausaha Hal paling krusial untuk terjun ke dunia wirausaha adalah integritas. Integritas merupakan kualitas yang paling dibutuhkan bagi keberhasilan suatu bisnis, karena: 1. Integritas tidak ditentukan oleh lingkungan 2. Integritas tidak berdasarkan kedudukan 3. Integritas tidak dapat disamakan dengan reputasi Faktor-faktor Motivasi Berwirausaha 1. The foreign refugee, peluang ekonomi di negara lain yang lebih menguntungkan sering mendorong orang untuk berwirausaha disana dan meninggalkan negaranya. 2. The corporate refugee, pekerja-pekerja yang tidak puas dengan lingkungannya akan menjalankan bisnis sendiri 3. The parental (paternal refugee), individu yang memperoleh pendidikan dan pengalaman bisnis dari keluarganya sejak masih anak-anak. 4. The feminist refugee, perempuan yang mendapatkan perlakuan diskrimanif ingin mendirikan perusahaan sendiri. 5. The housewife refugee, ibu rumah tangga yang mencoba bisnis kecil-kecilan dengan dibantu anggota keluarga lainnya. 6. The society refugee, anggota masyarakat yang tidak setuju dengan kondisi lingkungannya, mencoba usaha yang tidak terikat dengan lingkungan yang ada. 7. The educational refugee, orang yang berwirausaha karena gagal dalam pendidikan.