I. Prinsip Kerja Mie instan merupakan makanan yang sangat populer, digemari berbagai kalangan dan berpotensi sebagai salah satu makanan alternatif pengganti beras. Hal ini disebabkan karena mi instan memiliki rasa yang enak, proses penyajian yang mudah dan cepat, jumlah kalori cukup tinggi, harga relatif murah dan dapat diproduksi dalam berbagai bentuk yang menarik serta daya simpan yang baik. Karena memiliki daya simpan yang baik, mi instan sering dipertanyakan apakah menggunakan bahan kimia sebagai pengawet dalam proses pembuatannya. Setiap bungkus mie instan terdapat satu sachet bumbu dan beberapa bahan-bahan lainnya, seperti flavouring, kecap, saos, dan solid ingredient seperti sosis, suwiran sayur, bawang goreng, cabe kering dan sebagainya (Anonima, 2011). Pada proses pembuatan mi, pengawetan dilakukan dengan deep frying yaitu penggorengan dalam minyak goreng panas pada suhu 120-160 C selama 2 menit sampai kering dan diperoleh kadar air kurang dari 4% sehingga mikroorganisme tidak dapat berkembang biak (Eep, 2006). Sedangkan pembuatan bumbu-bumbunya menggunakan bahan kimia sebagai pengawet. Pengawet yang paling umum digunakan yaitu asam benzoat dan nipagin (Chu et al., 2003). Menurut Ponte dan Tsen (1985), kombinasi dari pengggunaan asam benzoat dan nipagin sebagai pengawet dalam makanan dapat meningkatkan daya tahan makanan karena peningkatan efek antimikrobanya.Selain mengomsumsi makanan siap saji makanan yang biasa dikomsumsi sebagian khalayak masyarakat atau mahasiswa adalah makanan yang dapat menggantikan peran makanan pokok atau nasi yaitu berupa Indomie sebagian masyarakat dan mahasiswa yang belajar merantau menganggap makanan pokoknya adalah makanan instant yang berupa indomie selain masaknya sederhana, makanan tersebut dibandingkan dengan makanan lainnya dapat dinikmati dengan mudah, untuk mengisi kekosongan perut. Bagaimanapun mie instan tidak bisa menggantikan makan penuh (wholesome food) dan hanya bisa di jadikan makanan bantu sementara (selingan) dan tidak boleh di konsumsi secara terus menerus karena berakibat sangat buruk bagi kesehatan hal itu disebabkan kandungan zat (campuran dalam pembuatan ) mie instan. Disamping itu mie 2
instan tidak memenuhi kebutuhan gizi seimbang bagi tubuh . Walaupun di dalam mie instan terdapat kandungan karbohidrat dalam jumlah besat tetapi kandungan vitamin, mineral maupun protein yang ada didalamnya sangat sedikit. Hal itu berbeda jika makan mie instan dengan campuran bahan lain yang mengandung vitamin seperti penampahan jenis sayuran seperti wortel, sawi, tomat dll, Sumber protein bisa juga di dapatkan jika di tambah seperti telor, ikan , tempe, daging dan sebagainya. Satu takaran saji mie instan yang berjumlah 80 gram dapat menyumbangkan energi sebesar 400 kkal, yaitu sekitar 20% dari total kebutuhan energi harian (2.000 kkal). Energi yang disumbangkan dari minyak berjumlah sekitar 170-200 kkal. Hal lain yang kurang disadari adalah kandungan minyak dalam mie instan yang dapat mencapai 30% dari bobot kering. Hal tersebut perlu diwaspadai bagi penderita obesitas atau mereka yang sedang menjalani program penurunan berat badan. Ternyata mie instan bukan cuma kandungan nutrisinya yang kurang, tapi juga bisa merugikan kesehatan bagi mereka-mereka yang mengkomsumsi salah satunya menurut dokter mie instan penyebab timbulnya kanker, hal itu disebabkan oleh zat lilin sebagai campuran pembuatan mie instan yang berfungsi agar mie instan tidak lengket saat dimasak. Walaupun hasil dari penelitian Badan POM isu lilin yang ada dalam mie instan dinyatakan tidak benar. Isu ini ternyata itu tidak benar. Mengenai isu lilin pada mie instan, Badan POM mengatakan tidak menemukan adanya bahan tersebut. Mengenai penggunaan lilin ini pun dibantah oleh salah satu produsen mie instan di Indonesia, PT Indofood. Geletinasasi pada mie disebabkan mie dibuat dengan pengukusan dan penggorengan. Jadi, isu lilin kan isu lama yang tidak benar, kata Siegfried, Public Relation PT Indofood cabang Jawa Barat. Kelemahan dari konsumsi mie instan adalah kandungan natriumnya yang tinggi. Natrium yang terkandung dalam mie instan berasal dari garam (NaCl) dan bahan pengembangnya. Bahan pengembang yang umum digunakan adalah natrium tripolifosfat, mencapai 1% dari bobot total mie instan per takaran saji. Natrium memiliki efek yang kurang menguntungkan bagi penderita maag dan hipertensi. Bagi penderita maag, kandungan natrium yang tinggi akan menetralkan lambung, sehingga lambung akan mensekresi asam yang lebih banyak untuk mencerna makanan. Keadaan asam lambung yang tinggi akan berakibat pada pengikisan dinding lambung dan menyebabkan rasa perih. Sedangkan bagi penderita hipertensi, natrium 3
akan meningkatkan tekanan darah karena ketidakseimbangan antara natrium dan kalium (Na dan K) di dalam darah dan jaringan. Kelemahan lain mie instan adalah tidak dapat dikonsumsi oleh penderita autisme. Hal tersebut disebabkan karena mie instan mengandung gluten, substansi yang tidak boleh dikonsumsi oleh penderita autisme. Mie Instan membuat kita lebih cepat lapar dari pada makan nasi. Namun, sifat karbohidrat dalam mie berbeda dengan sifat yang terkandung di dalam nasi. Sebagian karbohidrat dalam nasi merupakan karbohidrat kompleks yang memberi efek rasa kenyang lebih lama. Sedangkan karbohidrat dalam mie instan sifatnya lebih sederhana sehingga mudah diserap. Akibatnya, mie instan memberi efek lapar lebih cepat dibanding nasi Untuk mengindentifikasi bahan makanan yang mengandung Lilin, misalnya pada mie instan dapat menggunakan indikator bahan alami brupa kunyit. Mie instan yang mengandung lilin, jika diberi indikator kunyit akan berwarna oranye dan sebaliknya jika warnanya tetap maka tidak ada kandungan lilin didalamnya.
II. Tujuan Untuk mengetahui bahan pengawet yang terkandung dalam mie instan
III. Alat dan Bahan 1. Mie Instan 3. Alkohol 70% sebanyak 200 ml
2. Kunyit
3. Blender 4. Mangkuk 5. Gelas Kimia 4
IV. Prosedur Kerja 1. Kupas kunyit hingga bersih, lalu dihaluskan menggunakan blender.
2. Setelah itu kunyit yang sudah halus di peras, dan dicampurkan dengan alkohol 70% sebanyak 200 ml 3. Ambil mie instan secukupnya, masukkan kedalam gelas kimia, lalu tambahkan air secukupnya, dan setelah itu di rebus.
4. Setelah mendidih, ambil air rebusan mie instan, lalu tetesi indikator kunyit yang telah disediakan
5. Amati perubahan warna yang terjadi. 6. Catat Hasilnya
5
V. Hasil Pengamatan Dapat kami simpulkan bahwa mie instan tersebut mengandung lilin yang sangat berbahaya. Terbukti saat kami tetesi sari kunyit yang telah kami campur dengan alkohol 70% sebanyak 200 ml mengalami perubahan warna, awalnya berwarna putih pekat berubah menjadi warna jingga. Itu membuktikan bahwa lilin yang terkandung dalam mie instan tersebut dalam jumlah yang besar dan sangat berbahaya.
VI. PEMBAHASAN Mie Instan adalah mie yang sudah dimasak terlebih dahulu dan dicampur dengan minyak, dan bisa dipersiapkan untuk konsumsi hanya dengan menambahkan air panas dan bumbu - bumbu yang sudah ada dalam paketnya. Mie instan diciptakan oleh Momofuku Ando pada 1958, yang kemudian mendirikan perusahaan Nissin dan memproduksi produk mi instan pertama di dunia Chicken Ramen (ramen adalah sejenis mi Jepang) rasa ayam. Peristiwa penting lainnya terjadi pada 1971 ketika Nissin memperkenalkan mi dalam gelas bermerek Cup Noodle. Kemasan mi adalah wadah styrofoam tahan air yang bisa digunakan untuk memasak mi tersebut. Inovasi berikutnya termasuk menambahkan sayuran kering ke gelas, melengkapi hidangan mi tersebut. Menurut sebuah survei Jepang pada tahun 2000, mie instan adalah ciptaan terbaik Jepang abad ke-20. Hingga 2002, Saat ini, Indonesia adalah produsen mie instan yang terbesar di dunia. Dalam hal pemasaran, pada tahun 2005 Tiongkok menduduki tempat teratas, dengan 44,3 milyar bungkus, disusul dengan Indonesia dengan 12,4 milyar bungkus dan Jepang dengan 5,4 milyar bungkus. Namun Korea Selatan mengonsumsi mie instan terbanyak per kapita, dengan rata-rata 69 bungkus per tahun, diikuti oleh Indonesia dengan 55 bungkus,dan Jepang dengan 42 bungkus. Mie instan sifatnya praktis dan cepat memasaknya membuat makanan satu ini banyak disukai orang, terutama orang yang tidak memiliki banyak waktu. Tetapi ada beberapa hal yang perlu diketahui semua orang, bahwa kandungan gizi pada mi instan tidak lengkap, perlu tambahan bahan makanan lain agar nilai gizinya lebih baik. Selain itu mie instan lebih baik direbus sebanyak dua kali, terutama untuk mie instan berkuah. 6
Mie instan sudah merupakan salah satu makanan terfavorit warga Indonesia. Bisa dipastikan hampir setiap orang telah mencicipi mi instan atau mempunyai persediaan mie instan di rumah. Bahkan tak jarang orang membawa mi instan saat ke luar negeri sebagai persediaan makanan lokal jika makanan di luar negeri tidak sesuai selera. Ini karena rasa mie instan yang gurih sekali karena memakai berbagai bumbu yang tak jarang berbahaya bagi kesehatan seperti MSG, pengawet buatan, perasa buatan sehingga rasanya jadi seperti rasa ayam, sapi, bakso, dan sebagainya. Air rebusan mie instan yang telah kami tetesi dengan indikator kunyit yang telah dicampurkan dengan alkohol 70% sebanyak 200 ml, terjadi perubahan warna. Sebelum ditetesi, air rebusan mie instan berwana putih pekat dan setelah ditetesi dengan indikator, warna air rebusan mie berubah menjadi warna oranye kemerahan, itu menandakan bahwa mie instan tersebut mengandung lilin yang berbahaya untuk tubuh kita.
VII. KESIMPULAN Produk makanan instant sebagaimana diketahui adalah salah satu produk makaanan cepat saji yang semakin lama semakin banyak digemari masyarakat karena kemudahan dalam hal penyajiannya. Demikian juga bagi kalangan mahasiswa yang sebagian besar berdomisil jauh dari orang tua, produk ini merupakan makanan cepat saji yang bisa dikomsumsi karena harganya yang terjangkau, mudah didapatkan dan sifatnyaa yang tahan lama. Dengan demikian buat mahasiswa yang tetap mengkomsumsi makanan agar tidak berlebihan karena zat-zat yang terkandung dalam mie instant dapat menggangu kesehatan khususnya pada pencernaan.