Anda di halaman 1dari 12

Naiknya harga gas Elpiji (LPG) membuat kita tersadar bahwa

bahan bakar yang ditambang dari perut bumi lambat-laun akan


habis. Ketersediaan bahan bakar gas Elpiji akan semakin
menipis dan harganya pun akan semakin membumbung tinggi.
Sudah saatnya kita beralih ke sumber energi yang dapat
diperbaharui. Salah satunya energi terbarukan dari limbah
pabrik kelapa sawit.
Energi dari bahan tambang seperti minyak bumi dan gas bumi
diperkirakan akan habis dalam waktu yang relatif singkat. Mau
tidak mau Indonesia harus segera mencari sumber energi yang
dapat diperbaharui (renewable energi) untuk memenuhi
kebutuhan energi di masa depan. Salah satu sumber energi
terbarukan yang belum banyak dimanfaatkan adalah energi
dari biomassa.

Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi telah menghitung
potensi energi dari biomassa yang besarnya mencapai 50.000
MW, namun yang sudah dimanfaatkan hanya sebesar 302 MW.
Salah satu biomassa yang jumlahnya sangat besar dan belum
banyak dimanfaatkan adalah limbah pabrik kelapa sawit (PKS)
yang jumlahnya mencapai ribuan ton.

Limbah pabrik kelapa sawit sangat melimpah. Saat ini
diperkirakan jumlah limbah pabrik kelapa sawit (PKS) di
Indonesia mencapai 28,7 juta ton limbah cair/tahun dan 15,2
juta ton limbah padat (TKKS)/tahun. Dari limbah tersebut
dapat dihasilkan kurang lebih 90 juta m3 biogas. Jumlah ini
setara dengan 187,5 milyar ton gas Elpiji. Jumlah biogas ini
cukup untuk memenuhi kebutuhan gas satu milyar KK (kepala
keluarga) selama satu tahun.









BIOGAS

Biogas yang komponen utamanya gas metan (CH4) sebenarnya
sudah mulai manfaatkan sejak beberapa puluh tahun yang lalu,
namun tidak banyak dipergunakan masyarakat. Biogas yang
dikenal masyarakat lebih banyak dihasilkan dari pengolahan
kotoran ternak atau kotoran manusia. Sebenarnya biogas juga
bisa dihasilkan dari biomassa yang lain.

Biogas lebih ramah lingkungan daripada BBM. Pembakaran
biogas (metan) akan menghasilkan gas karbon dioksida (CO2)
dan air (H2O). Kedua gas ini sama seperti gas yang dikeluarkan
dari hidung manusia. Bandingkan dengan BBM yang banyak
menyebabkan polusi udara.

Satu m3 gas metan dapat diubah menjadi energi sebesar 4700
6000 kkal atau 20 24 MJ. Energi sebesar itu setera
dengan energi yang dihasilkan oleh 0,48 kg gas Elpiji (LPG).
Penggunaan gas metan tidak hanya menghasilkan energi yang
besar tetapi juga lebih ramah lingkungan.

Gas metan adalah gas yang dihasilkan dari perombakan
anaerobik senyawa-senyawa organik, seperti limbah cair kelapa
sawit. Secara alami gas ini dihasilkan pada kolam-kolam
pengolahan limbah cair PKS. Limbah cair yang ditampung di
dalam kolam-kolam terbuka akan melepaskan gas metan (CH4)
dan karbon dioksida (CO2). Kedua gas ini merupakan emisi gas
penyebab efek rumah kaca yang berbahaya bagi lingkungan.
Selama ini kedua gas tersebut dibiarkan saja menguap ke
udara.


Pembentukan gas metan melibatkan aktivitas mikroba yang
sangat komplek. Beberapa kelompok mikroba tersebut secara
bertahap akan merombak bahan organik di dalam limbah cair
atau limbah padat hingga dihasilkan gas metan. Pertama,
kelompok mikroba hidrolitik akan memecah-mecah bahan
organik menjadi senyawa yang lebih kecil. Bahan organik
komplek umumnya adalah polimer, hasil pecahannya adalah
monomer-monomer. Hasil pemecahan bahan organik komplek
tersebut antara lain: glukosa, asam amino, dan asam lemak.

Kedua, kelompok mikroba fermentasi asam. Kelompok mikroba
ini akan merombak monomer-monomer organik menjadi asam,
yaitu senyawa asam-asam organik, alkohol, dan keton. Tapap
berikutnya kelompok mikroba acetogenik akan merombaknya
menjadi asam asetat, CO2, dan H2. Selanjutnya kelompok
mikroba menghasil metan (metanogenik) akan merubah asam-
asam tersebut menjadi gas metan.

Perombakan bahan organik ini terjadi dalam kondisi tanpa
oksigen (O2) yang disebut kondisi anaerob. Secara alami
proses pembentukan gas metan ini sangat lambat dan gas yang
dihasilkan juga sedikit. Untuk dapat merombak limbah PKS
menjadi biogas dalam jumlah besar, diperlukan sedikit
rekayasa.


Limbah cair ditempatkan pada tempat khusus yang disebut
bioreaktor. Bioreaktor dapat diatur sedemikian rupa sehingga
kondisinya optimum untuk memproduksi biogas. Dapat pula
ditambahkan mikroba-mikroba yang akan mempercepat
pembentukan gas metan.Bioreaktor ditutup rapat yang tidak
memungkinkan gas metan yang dihasilkan keluar dari
bioreaktor.

Gas metan dialirkan atau dipompa ke tangki penampungan. Gas
yang sudah tertampung dapat dimanfaatkan untuk berbagai
keperluan. Gas metan dapat juga dimampatkan dan dicairkan
yang kemudian ditampung di tabung-tabung yang lebih kecil,
seperti layaknya tabung elpiji.

Proses pengolahan limbah padat TKKS menjadi biogas lebih
sulit dibandingkan dengan limbah cair. TKKS adalah senyawa
organik yang lebih komplek daripada limbah cair. TKKS harus
dirobak atau didekomposisi terlebih dahulu sehingga mikroba
metanogenik dapat memanfaatkannya untuk menghasilkan gas
metan.























PEGEMBANGAN BIOGAS

Keunggulan gas metan terutama adalah sifatnya yang
renewable (terbarukan) dan lebih ramah lingkungan
dibandingkan BBM dan BBG. Gas metan dapat dihasikan dari
limbah biomassa yang jumlahnya melimpah. Merombak limbah
biomassa menjadi biogas selain dapat mensuplai kebutuhan
energi juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Potensi dan keunggulan energi biogas dari gas metan saat ini
menjadi perhatian banyak pihak. Tim peneliti yang diketuai
oleh Dr. Siswanto dari Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia bekerjasama dengan salah satu PKS
sedang mengembangkan teknologi biogas dari limbah cair dan
padat kelapa sawit. Perusahaan besar dari Jepang,
Mitshubishi, melakukan eksplorasi biogas dari limbah sawit
secara besar-besaran di Malaysia mulai tahun 2004.

COGEN bekerjasama dengan ASEAN melakukan beberapa
proyek di biogas di beberapa negara ASEAN untuk
mengembangkan energi terbarukan dari limbah biomassa. Bank
Pembangunan Asia (ADB) pada tahun 2005 memberi bantuan
dana sebesar $ 500.000 kepada pemerintah Indonesia untuk
mengembangkan biogas dari limbah PKS.

Biogas telah dimanfaatkan secara luas di beberapa negara.
Jerman mengembangkan mobil berbahan bakar biogas,
misalnya bis, taxi, truk sampah, dan mobil-mobil lain. Di India
telah beroperasi beberapa mobil roda tiga, kendaraan
semacam bajaj, yang menggunakan bahan bakar biogas. Biogas
juga dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Di
pabrik-pabrik biogas dimanfaatkan untuk boiler atau untuk
mesin pembangkit listrik.

Apabila pengembangan biogas dari limbah PKS ini berhasil di
Indonesia, bukan tidak mungkin gas elpiji yang sekarang ini
harganya membumbung tinggi akan digantikan oleh biogas yang
harganya jauh lebih murah.
Gambar 1. Kolam limbah cair pabrik kelapa sawit menghasilkan
gas metan



Gambar 2 : Semburan gas metan setinggi 3 -4 m dari pipa
berdiameter 6 inci. Api ini tidak padam meskipun dihidupkan
semalaman.



Gambar 3 : Biogas dari limbah sawit diuji coba dengan mesin
kompresor. Mesin dimodifikasi sedikit agar bisa menggunakan
dua bahan bakar: bensin dan gas. Percobaan ini berjalan
dengan lancar.~ Angin Masih Rusak Unit I PLTU Labuhan

Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti kotoran ternak
atau kotoran manusia) difermentasikan atau mengalami proses metanisasi. Biogas terdiri dari
campuran metana (50-75%) CO2(25-45%), serta sejumlah kecil dari H2,N2 dan H2S.
Dalam aplikasinya, biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk memanaskan dan menghasilkan
energi listrik. Biogas bersifat ramah lingkungan dan dapat mengurangi efek rumah kaca.
Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif akan mengurangi penggunaan kayu bakar. Dengan
demikian dapat mengurangi usaha pohon di hutan, sehingga ekosistem hutan tetap terjaga
Sebagai energi alternatif, biogas bersifat ramah lingkungan dapat mengurangi efek rumah kaca.
Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif akan mengurangi penggunaan kayu bakar. Dengan
demikian dapat mengurangi usaha penebangan pohon di hutan sehingga ekosistem hutan tetap
terjaga[2].

Jan
21

MANFAAT ENERGI [ BIOGAS]
KHUSUSNYA MASYARAKAT DI TIMOR
-LESTE
Sunting
MANFAAT ENERGI ALTERNATIF (BIOGAS) BAGI
MASYARAKAT PEDESAAN DI TIMOR-LESTE
oleh Ary Nunes pada 13 Juli 2011 pukul 20:59
BAB I
PENDAHULUAN
Penulis : Mariano Nunes
Kelas : III IPS 2
Sekolah : Colegio de Sao Jose. Dili. Timor-Leste
1. A. Latar Belakang
Dengan semakin majunya peradaban manusia akan menuntut semakin banyak aktifitas yang
dilakukan demi tujuan memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini membuat saya termotivasi untuk
menuliskan karya tulis tentang sumber energi alternatif (Biogas) yang ramah lingkungan,
sebab saya ingin masyarakat tahu terutama masyarakat di daerah pedesaan untuk dapat
beralih ke sumber energi alternatif yang bahan bakunya sudah ada di lokasi seperti kotoran
ternak, limbah organik, guna mengatasi ketergantungan masyarakat pada BBM yang
melongjak naik dan memberikan dampak negatif yang besar bagi masyarakat Timor-Leste.
Juga karena jumlah populasi di Timor-Leste terus meningkat setiap tahun. Hal ini
berpengaruh terhadap konsumsi BBM yang semakin tinggi, karena hamper semua konsumsi
BBM di Timor-leste import dari Indonesia dan Australia. Untuk menangani ketergantungan
masyarakat terhadap bahan bakar minyak dari luar negeri. Pemerintah Timor-Leste telah
menerbitkan program pembangunan tentang kebijakan nasional untuk mengembangkan
sumber energi alternatif sebagai penganti bahan bakar minyak.
Program ini ditujukan pada daerah-daerah kabupaten dan daerah pedesaan yang telah
dilaksanakan antara lain adalah kabupaten Lautem kecamatan Lospalos. Program ini
diharapkan bisa menangani masalah harga BBM, menciptakan lingkungan yang bersih di
daerah peternakan dan masyarakat juga dapat memanfaatkan limbah organik dari hasil usaha
peternakan sapi yang terdiri dari fases, urine, gas dan sisa makanan ternak yang dapat
digunakan untuk pembuatan pupuk organik dan hasil dari pupuk tersebut dimanfaatkan untuk
mata pencarian masyarakat[1].

1. B. Perumusan masalah
Sejauh mana sumber energi alternatif biogas bisa memenuhi kebutuhan masyarakat?
Bahan apa saja yang dibutuhkan untuk menghasilkan sumber energi alternatif ini?
Kegunaan apa saja yang bisa dihasilkan oleh sumber energi alternatif?
Mengapa masyarakat tidak mengunakan sumber energi alternatif yang ramah
lingkungan?

1. C. Ruang Lingkup
Berdasarkan kemampuan penulis, maka penulis hanya memberi batas/ruang lingkup
mengenai tema yang telah di tentukan oleh penulis yaitu tentang manfaat sumber energi
alternatif biogas bagi masyarakat dipedesaan khususnya Lospalos.
1. D. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Agar masyarakat tahu bahwa masih ada sumber energi lain selain sumber energi fosil
(BBM).
Agar masyarakat bisa beralih dari sumber energi fosil (BBM) yang mahal dan
terbatas ke sumber energi alternatif yang ramah lingkungan.
Untuk memahami bahwa peranan sumber energi alternatif dalam mengatasi masalah
harga BBM yang naik dan masalah pencemaran lingkungan.

Manfaat
Dapat menghemat pengeluaran masyarakat, dengan memanfaatkan biogas sebagai
pengganti bahan bakar minyak, tanah atau kayu untuk memasak.
Biogas dapat digunakan sebagai pembangkit listrik rumah tangga.
Meningkatkan pendapatan masyarakat dengan dihasilkannya pupuk yang berkualitas
atau menghemat biaya pembelian pupuk bagi yang memerlukanya.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN PEMECAHAN
1. 1. LANDASAN TEORI
1.1 Definisi Biogas
Biogas didefinisikan sebagai gas yang dilepaskan jika bahan-bahan organik (seperti
kotoran ternak atau kotoran manusia) difermentasikan atau mengalami proses metanisasi.
Biogas terdiri dari campuran metana (50-75%) CO2(25-45%), serta sejumlah kecil dari
H2,N2 dan H2S.
Dalam aplikasinya, biogas digunakan sebagai gas alternatif untuk memanaskan dan
menghasilkan energi listrik. Biogas bersifat ramah lingkungan dan dapat mengurangi
efek rumah kaca.
Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif akan mengurangi penggunaan kayu bakar.
Dengan demikian dapat mengurangi usaha pohon di hutan, sehingga ekosistem hutan
tetap terjaga
Sebagai energi alternatif, biogas bersifat ramah lingkungan dapat mengurangi efek rumah
kaca. Pemanfaatan biogas sebagai energi alternatif akan mengurangi penggunaan kayu
bakar. Dengan demikian dapat mengurangi usaha penebangan pohon di hutan sehingga
ekosistem hutan tetap terjaga[2].

Aplikasi
1m3 Biogas setara Dengan
Penerangan
60 - 100 watt lampu selama enam jam
Memasak
Dapat memasak tiga jenis makanan untuk keluarga (5-6 orang)
Pengganti bahan bakar
0,7 kg minyak tanah

Tenaga
Dapat menjalankan satu motor tenaga kuda selama dua jam
Pembangkit tenaga listrik
Dapat menghasilkan 1,25 kwh listrik


Perubahan biogas menjadi energi listrik dilakukan dengan memasukkan gas dalam tabung
penampungan kemudian masuk ke conversion kit yang berfungsi menurunkan tekanan gas
dari tabung sesuai dengan tekanan operasional mesin dan mengatur debit gas yang bercampur
dengan udara didalam mixer, dari mixer bahan bakar bersama dengan udara masuk kedalam
mesin dan terjadilah pembakaran yang akan menghasilkan daya untuk menggerakkan
generator yang menghasilkan energi listrik. Karakterisrik pembakaran yang terjadi pada
mesin diesel berbeda dengan pembakaran pada mesin bensin.

Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas unggulan yang berkembang sangat pesat di
Indonesia dan memberikan kontribusi penting dalam pembangunan ekonomi. Meningkatnya
permintaan kelapa sawit dalam bentuk minyak nabati mendorong pemerintah Indonesia untuk
memacu pengembangan areal perkebunan kelapa sawit (Sari, 2008). Meningkatnya
perkembangan industri kelapa sawit sejalan dengan meningkatnya limbah pabrik kelapa sawit
(PKS). Oleh karena itu diperlukan metode penanganan limbah kelapa sawit yang tepat dan
optimal untuk diterapkan, agar limbah kelapa sawit yang terus meningkat dapat diatasi
dengan baik, dengan mengolah kembali limbah sehingga dampak negatif yang ditimbulkan
limbah dapat diminimalkan.
Limbah yang dihasilkan dari produksi kelapa sawit diantaranya adalah limbah padat dan
limbah cair. Limbah padat umumnya digunakan untuk sumber pakan ternak, selain sumber
pakan ternak dapat juga digunakan sebagai pupuk organik tanaman kelapa sawit. Volume
sumber limbah padat di perkebunan kelapa sawit cukup besar, berasal dari daun, pelepah, dan
tandan. Keberhasilan pengembangan peternakan sangat ditentukan oleh penyediaan pakan
ternak (Djaenudin, et al., 1996). Ketersediaan pakan akan menentukan keberlanjutan usaha
peternakan pada suatu wilayah. Di Indonesia sumber pakan ternak cukup banyak variasinya,
antara lain dari pelepah sawit, dan bungkil sawit.
Dari setiap produk limbah cangkang sawit, 12 persennya dimanfaatkan sebagai pakan ternak,
dan sisanya diproses dijadikan kompos untuk pemupukan kelapa sawit. Pembuatan kompos
sebagai sumber pupuk, dengan cara memanfatkan bungkil sawit ditambah dengan kotoran
sapi (Deva et al., 2010). Salah satu limbah yang dihasilkan dari produksi kelapa sawit
diantaranya adalah tandan kosong kelapa sawit. Menurut Ditjen PPHP Departemen Pertanian
(2006), tandan kosong kelapa sawit umumnya dapat langsung dibuang ke lingkungan atau
dimanfaatkan tanpa harus diolah terlebih dahulu. Tandan kosong kelapa sawit biasanya
dimanfaatkan sebagai mulsa di lahan perkebunan yang berfungsi sebagai penambah nutrisi
tanah dan membantu mengurangi dampak yang kurang baik terhadap pertumbuhan tanaman
serta produksi pada saat kemarau. Tingkat polusi lingkungan telah dapat diminimalisir setelah
pelarangan pembakaran tandan kelapa sawit kosong.
Manfaat perkebunan kelapa sawit yang sudah banyak dirasakan oleh peternak terutama
adalah potensi hijauan yang tumbuh sebagai gulma di areal tanaman sawit. Limbah kebun
sawit yang cukup potensial bagi produksi ternak adalah pelepah dan daun tanaman sawit
yang oleh perusahaan dibuang setiap pemanenan tandan buah sawit. Kebun sawit dapat
menghasilkan limbah pelepah sebesar 10,5 ton/Ha Limbah kelapa sawit dapat digunakan
sebagai pakan tambahan sumber energi dan protein. Harga limbah kelapa sawit umumnya
masih relatif sangat murah. Namun dalam pemanfaatannya perlu dicermati kandungan nutrisi
dan bentuk fisiknya yang dapat mempengaruhi pemanfaatan dan nilai ekonominya, seperti:
pelepah atau daun sawit banyak mengandung serat kasar dan lignin (Deva et al., 2010).
Dalam sistem produksi peternakan, disamping kualitas bibit, pakan merupakan komponen
utama yang menentukan tingkat produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan.
Limbah cair kelapa sawit digunakan sebagai pupuk. Metode aplikasi limbah cair yang
umumnya diunakan adalah sistem flatbed, yaitu dengan mengalirkan limbah melalui pipa
yang dialirkan ke parit. Limbah cair pabrik kelapa sawit telah banyak digunakan di
perkebunan kelapa sawit baik perkebunan negara maupun perkebunan swasta. Penggunaan
limbah cair mampu meningkatkan produksi TBS 16-60%. Limbah cair tidak menimbulkan
pengaruh yang buruk terhadap air tanah di sekitar areal aplikasinya (Hidayanto, 2007).

Anda mungkin juga menyukai