Anda di halaman 1dari 10

83

PERCOBAAN 11
LOGIKA SEKUENSIAL
SHIFT REGISTER

A. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa mampu mengetahui Prinsip kerja dari rangkaian Shift
Register
2. Mahasiswa dapat mengaplikasi rangkaian shift register dengan baik.

B. Teori Dasar
Shift Register adalah suatu rangkaian flip-flop dari satu hubungan pada
masukan akhir, dan dengan common clock pada bagian flip-flop ke
pengsinkronisasi perpindahan data.

Pergerakan data dari satu keluaran pada yang berikutnya. Akan terjadi
pada bagian yang diseret atau pada bagian pengaturan clock (tergantung
flip-flop yang digunakan).
1. Register
Register adalah sederetan D flip flop yang disusun sedemikian rupa
untuk penyimpanan sementara data bit. Jumlah flip-flop bergantung
dari lebar atau jumlah bit yang hendak disimpan, pada umumnya
4,8,12 atau 16. isi atau muatan register-register dapat dengan mudah
dipindahkan atau digeser dari register yang satu ke register yang lain,
dengan demikian dikenallah apa yang disebut Shift Register. Pada
saat semua saklar berada pada posisi RENDAH maka keluarannya
akan RENDAH. Hal ini tampak dengan tidak menyalanya lampu.
Ketika SW1 dan SW2 di atur ke posisi tinggi, maka salah satu
84

keluarannya akan tinggi setelah diclock. Ini ditandai dengan
menyalanya lampu 1
Pada saat yang sama, ketika diclock maka keluarannya akan menyala
(L1-L4) secara bergantian atau bergeser. Pada Ring Counter, transisi
clock diposisi 1 maka keluaran L1-L4 adalah 1000. Ini sama dengan
bilangan decimal 1 jika dikonversikan ke biner adalah 0001 yang
diurutkan dari lampu 4 ke lampu 1

Setiap output flip-flop dihubungkan ke input flip-flop yang berdekatan,
oleh karena itu setiap pulsa clock berturut-turut memindahkan data bit
dari flip-flop ke kiri atau ke kanan bergantung pada cara
menghubungkannya. Ada empat tipe dasar shift register, yakni: SISO,
SIPO, PISO, PIPO.
a. Siso (serial input serial output).
Siso shif register menunjukkan bentuk pulsa output masing-masing
flip-flop. Data ini akan mencapai output (QD) setelah tertunda
beberapa pulsa klok, bila satu pulsa =1 detik maka output akan
menerima data setelah selang waktu beberapa detik sebanyak
banyaknya bit. Selang waktu tersebut disebut time delay. Jadi
salah satu kegunaan siso ship register adalah sebagai.

Rangkaian penunda. Banyaknya deretan flip-flop yang dibutuhkan
bergantung frekuensi yang dipakai sebagai klok dan lama waktu
yang diperlukan.


Gambar 74. Bentuk masukan dan keluaran siso
85

b. Sipo (serial input parlel output)
Sipo register biasdanya digunakan untuk mengubah data seri
menjadi data paralel. Komunikasi data, pada pengiriman data dari
satu sistem ke yang lain, sangat membutuhkan piranti ini.

Rangkaian sipo sama dengan rangkaian siso dengan
menggunakan beberapa deretan flip-flop yang dibutuhkan. Semua
outputnya sebagai paralel output.

Gambar 75. Bentuk masukan dan keluaran sipo.

Tabel.49 Tabel kebenaran Serial In, Parallel out Shift Register
Input Output
Data = SW2 Clock L1 L2 L3 L4
H 1 0 0 0
H 1 1 0 0
H 1 1 1 0
H 1 1 1 1
H 1 1 1 1
L 0 1 1 1
L 0 0 1 1
L 0 0 0 1
L 0 0 0 0
L 0 0 0 0
H 1 0 0 0
H 1 1 0 0
H 1 1 1 0
H 1 1 1 1
86


Input Output
Data = SW2 Clock L1 L2 L3 L4
L 0 1 1 1
L 0 0 1 1
L 0 0 0 1
L 0 0 0 0

Tabel.50 Tabel kebenaran Ring Counter
Number Clock
Transition
Output
L1 L2 L3 L4
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0
3 0 0 1 0
4 0 0 0 1
5 1 0 0 0
6 0 1 0 0
7 0 0 1 0
8 0 0 0 1
9 1 0 0 0
10 0 1 0 0
11 0 0 1 0
12 0 0 0 1

Serial In, Parallel Out Shift Register

Gambar 76. Rangkaian SIPO

Tabel.49 Tabel kebenaran Serial In, Parallel out Shift Register

87


Gambar 77. Rangkaian Ring Counter

c. Piso (paralel input serial output)
Register ini sangat dibutuhkan dalam sistem komunikasi data
untuk mengkompersi data paralel menjadi data serial

Gambar 78. Bentuk masukan dan keluaran piso

d. Pipo (paralel input paralel output)
Pipo shif register sangat umum digunakan pada rangkaian
aritmatika, seperti misalnya pada rangkaian perkalian
88


Gambar 79. Bentuk msukan dan keluaran pipo

2. Octal. Numbering System
Octal Numbering System mempunyai suatu arti penting di dalam
system digital oleh karena mudah dikonversikan dari biner ke octal
atau octal ke biner. Aplikasi dari octal adalah dari pembuatan data
(angka biner) yang lebih mudah ditulis.

3. Konversikan Bilangan Biner ke Octal
a. Pisahkan angka biner dalam 3 group untuk setiap bit yang
significant.
b. Konversikan angka decimal ekivalent pada akhir group (angka-
angka yang paling besar yang mungki pada setiap kelompok
adalah angka 7.
Sumber Teori: (Roger L. Tokheim Elektronika Digital)



89

C. Gambar Percobaan

Gambar 80. Rangkaian SIPO

Gambar 81. Rangkaian Ring Counter
90

D. Alat dan Bahan
1. Digital learning unit
2. Jumper
3. IC TTL D-FF

E. Langkah Percobaan
1. Memasang rangkaian D Flip-flop pada papan percobaan.
2. Merancang rangkaian seperti gambar 80.
3. Mengatur saklar data SW1, SW2 dan SW3 pada Low (0). Saklar data
SW1 flip-flop dihapus (Q = Low).
4. Mengatur saklar data SW1 dan SW2 pada High (1). SW1 = High
dipindahkan pada input yang dihapus. SW2 ditempatkan pada 1 input
D yang pertama.
5. Mengatur saklar data SW3 dari Low (0) ke High (1) kemudian Low (0).
Pengaturan saklar data SW3 dari Low ke High (1) ke Low (0) pada
tegangan positif yang tersedia ke input semua clock (dual D flip-flop
adalah positive edge triggered device ) dan keperluan transfer data.
6. Mengulangi langkah e, penggeseran kedua yaitu High (1) ke dalam
Shift Register.
7. Mengatur saklar data SW2 sesuaikan dengan tabel 51.
8. Merancangkan kembali rangkaian gambar 81.
9. Mengatur saklar data SW1 = Low, verifikasi Shift Register pada preset
ke 0001 (L1= Low, L2 = Low, L3 = Low dan L4 = High).
Amati . posisi ini pada High pada input awal D flip-flop.
10. Mengatur saklar data SW1 = Hight. Lepaskan input Preset dan Clear,
Amati. Hight akan mentransfer shift register pada setiap (low ke Hight
transisi pada setiap clock 1 HZ ). Catat hasilnya pada tabel 52.

91

F. Hasil Pengamatan
Tabel 51. Tabel kebenaran Serial In, Parallel out Shift Register
Input Output
Data = SW2 Clock L1 L2 L3 L4
H 1 0 0 0
H 1 1 0 0
H 1 1 1 0
H 1 1 1 1
H 1 1 1 1
L 0 1 1 1
L 0 0 1 1
L 0 0 0 1
L 0 0 0 0
L 0 0 0 0
H 1 0 0 0
H 1 1 0 0
H 1 1 1 0
H 1 1 1 1
L 0 1 1 1
L 0 0 1 1
L 0 0 0 1
L 0 0 0 0

Tabel 52. Tabel kebenaran Ring Counter
Number Clock
Transition
Output
L1 L2 L3 L4
1 1 0 0 0
2 0 1 0 0
3 0 0 1 0
4 0 0 0 1
5 1 0 0 0
6 0 1 0 0
7 0 0 1 0
8 0 0 0 1
9 1 0 0 0
10 0 1 0 0
11 0 0 1 0
12 0 0 0 1
92

G. Analisa Data
a. Pada saat semua saklar berada pada posisi RENDAH maka
keluarannya akan RENDAH. Hal ini tampak dengan tidak menyalanya
lampu
b. Ketika SW1 dan SW2 di atur ke posisi tinggi, maka salah satu
keluarannya akan tinggi setelah diclock. Ini ditandai dengan
menyalanya lampu 1
c. Output flip-flop D akan mendapat logika 0 ketika inputnya 0 dan
outputnya mendapat logika satu ketika inputnya 1
d. Pada saat yang sama, ketika diclock maka keluarannya akan menyala
(L1-L4) secara bergantian atau bergeser
e. Pada Ring Counter, transisi clock diposisi 1 maka keluaran L1-L4
adalah 1000. Ini sama dengan bilangan decimal 1 jika dikonversikan
ke biner adalah 0001 yang diurutkan dari lampu 4 ke lampu 1

H. Kesimpulan
1. Rangkaian Ring Counter mendapatkan output berlogika 1 (High)
disetiap perpindahan transisi, yaitu pada ouputnya mengalami
pergeseran, logika High dapat bergeser pada L1 kemudian bergeser
pada L2, atau dimana logika High (1) hanya 1 yang dipindahkan.
2. Register geser memiliki kemampuan untuk menerima masukan berupa
serial atau parallel dan mampu menghasilkan keluaran berupa serial
atau parallel juga dengan berdasarkan sinyal dan masukan control
3. Keluaran dari register geser mengikuti perubahan clock, yaitu
RENDAH atau TINGGI
4. Ring Counter berfungsi untuk mengkonversi bilangan decimal ke biner.

Anda mungkin juga menyukai