NPM : 1118011039 Antidepresi adalah obat untuk mengatasi atau mencegah depresi mental.
Depresi didefinisikan sebagai gangguan mental dengan penurunan mood, kehilangan minat atau perasaan senang, adanya perasaan bersalah atau rendah diri, gangguan tidur atau penurunan selera makan, sulit konsentrasi atau kelemahan fisik (WHO,2006) NEUROTRANSMITER
Norepinefrin Norepinefrin atau noradrenalin adalah hormone dan juga neurotransmitter. Sebagai hormon, norepinefrin disekresikan oleh kelenjar adrenal dan bekerja bersama epinefrin/ adrenalin untuk memberikan energi tubuh tiba-tiba pada saat stress, yang dikenal sebagai respon melawan atau lari. Sebagai neurotransmitter, norepinefrin menyampaikan impuls saraf dari satu neuron ke neuron yang lain. Serotonin Serotonin adalah neurotransmitter, zat kimia yang digunakan untuk membawa pesan antar neuron. Meskipun hanya sekitar 1% dari serotonin tubuh berada di otak, serotonin memiliki efek mendalam pada fungsi otak. (99% sisanya membantu membawa pesan di tempat lain di tubuh, seperti sumsum tulang belakang dan otot.) Asetilkolin Asetilkolin (acetylcholine) adalah sebuah neurotransmitter yang membantu mengatur memori di otak dan mempengaruhi tindakan otot rangka dan otot polos di sistem saraf perifer. Efek asetilkolin berlawanan dengan dopamine. Dopamin Dopamin adalah sebuah neurotransmitter yang membantu mengontrol pusat kepuasan dan kesenangan di otak. Dopamin juga membantu mengatur tindakan dan tanggapan emosional, sehingga memungkinkan kita untuk tidak hanya mengapresiasi penghargaan, tetapi juga mengambil tindakan untuk meraihnya. PATOFISIOLOGI DEPRESI Teori Klasik menurunnya neurotransmisi akibat kekurangan neurotransmitter di celah sinaps
Teori Terbaru The Biogenic Amine Hypothesis The Reseptor Sensitivity Hypothesis The Permissive Hypothesis
The Biogenic Amine Hypothesis Menyatakan bahwa depresi disebabkan karena kekurangan (defisiensi) senyawa monoamina, terutama: norepinefrin dan serotonin Kelebihan: menurut teori ini depresi dapat dikurangi oleh obat yang dapat meningkatkan ketersediaan serotonin dan noradrenalin misalnya MAO inhibitor atau antidepresan trisiklik. Kelemahan: teori ini tidak dapat menjelaskan fakta mengapa onset obat-obat antidepresan umumnya lama (6-8 minggu).
The Permissive Hypothesis Kontrol emosi diperoleh dari keseimbangan antara serotonin dan norepinefrin. Serotonin memiliki fungsi regulasi terhadap norepinefrin. Norepinefrin = Depresi Norepinefrin = Manik Terapi Anti Depresi Anti Depresam Trisiklik Agen Generasi Kedua dan Ketiga Selective Serotonin Reuptake Inhibitor Mono Amin Oksidase Inhibitor Anti depresan trisiklik (TCA) Anti depresan trisiklik (TCA) umumnya digunakan untuk pengobatan pilihan pertama hingga ketiga untuk depresi. Karena efek samping, resiko overdosis, dan interaksi obat lebih kecil. Beberapa TCA sering diresepkan yaitu amitriptyline, nortriptyline, imipramine, desipramin, dan doxepin. Anti depresan trisiklik (TCA) Farmakokinetik: Absorbsi dari trisiklik tidak sempurna karena relatif sangat larut dalam lipid.
Trisiklik dimetabolisme melalui dua jalur utama: 1. Transformasi inti trisiklik 2. Perubahan rantai cabang alifatik.
Jalur pertama melibatkan hidroksilasi dan konjugasi cincin untuk membentuk glucuronide; jalur kedua, terutama dimetilasi nitrogen. Anti depresan trisiklik (TCA) Farmako Dinamik: Efek Jangka Pendek ; menyekat transporter amin (Pompa Uptake) sehingga menurunkan ambilan kembali norepinefrin dan serotonin.
Efek Jangka Panjang ; penurunan jumlah reseptor adrenergik- dan jumlah reseptor serotonin tipe 2 (5-HT 2 ). Agen Generasi Kedua dan Ketiga Generasi kedua: Amoxapine, Maprotiline, Trazodone, Bupropiron.
Generasi Ketiga : Mirtazapine, Venlafaxine, Nefazodone, Duloxetine. Agen Generasi Kedua dan Ketiga Farmakokinetik: Serupa dengan antidepresan trisiklik.
Farmakodinamik : Memblok pompa reuptake serotonin seerti halnya trisiklik. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor Saat ini, SSRI (Selective Serotonin- Reuptake Inhibitor) secara umum diterima sebagai obat lini pertama. SSRI merupakan grup kimia antidepresan baru yang khas, hanya mengambil ambilan serotonin secara spesifik.
Kelebihan : Dibanding dengan antidepresan trisiklik, SSRI menyebabkan efek antikolinergik lebih kecil dan kardiotoksisitas lebih rendah. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor Contoh obat SSRI adalah sertraline, paroxetine, fluvoxamine, fluoxetine, citalopram. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor Farmakokinetik : Semua SSRI diabsorpsi baik setelah pemberian oral dan memiliki efek puncaknya dalam rentang empat sampai delapan jam. Semua SSRI dimetabolisme oleh hati.
Fluoxentine memiliki waktu paruh yang panjang sehingga memungkinkan untuk dosis sekali seminggu. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor Farmakodinamik SSRI memiliki dua ciri yang sama: 1. Mereka memiliki aktivitas spesifik dalam hal inhibisi ambilan kembali serotonin tanpa efek pada ambilan kembali norepinefrin dan dopamin. 2. SSRI pada intinya tidak memiliki sama sekali aktivitas agonis dan antagonis pada tiap reseptor neurotransmiter. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor Kelebihan : Tidak adanya aktivitas pada reseptor antikolinergik, antihistaminergik, dan anti- adrenergik-1 adalah dasar farmakologis untuk rendahnya insidensi efek samping yang terlihat pada pemberian SSRI. Mono Amin Oksidase Inhibitor Meskipun lebih efektif daripada TCA, inhibitor monoamine oksidase (MAOi) biasanya digunakan sebagai obat pelihan terakhir pada terapi depresi karena memiliki efek samping, risiko overdosis, interaksi obat, dan interaksi obat-makanan lebih tinggi. Contoh MAOi ; Phenelzine, Tranylcypromine Mono Amin Oksidase Inhibitor Farmakokinetik MAOI yang sekarang tersedia diabsorpsi cepat jika diberikan peroral.
Farmakodinamik MAO memiliki dua jenis. 1. MAO A relatif lebih spesifik untuk metabolisme norepinefrin dan serotonin; 2. MAO B relatif spesifik untuk metabolisme phenylethylamine MAO A maupun MAO B terlibat dalam metabolisme dopamin. Mono Amin Oksidase Inhibitor MAO A dalam saluran gastrointestinal adalah bertanggung jawab untuk metabolisme tyramine diet.
Jika MAO A diinhibisi oleh MAOI, tyramine makanan dapat memasuki sirkulasi secara langsung dalam bentuk tidak termetabolisme dan selanjutnya dapat bertindak sebagai presor, yang menyebabkan suatu krisis hipertensif. Efek Samping 1. Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif menurun) 2. Efek antikolinergik (mulut kering, retensi urin, penglihatan kabur, konstipasi, sinus takikardia) 3. Efek anti-adrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi) 4. Efek neurotoksis (tremor halus, gelisah, agitasi, insomnia)
Penanganan Efek Samping Retensi urin dapat diatasi dengan bethanechol Konstipasi dapat diatasi dengan laksatif pembentuk massa Monitoring EKG untuk deteksi kelainan jantung. Mulut kering diatasi dengan mengunyh permen atau suatu agonis kolinergik Pandangan Kabur diberi larutan pilocarpine 1 persen sebagai tetes mata. Dosis Initiating Dosage (dosis anjuran), untuk mencapai dosis anjuran selama minggu I. Misalnya amytriptylin 25 mg/hari pada hari I dan II, 50 mg/hari pada hari III dan IV, 100 mg/hari pada hari V dan VI.
Titrating Dosage (dosis optimal), dimulai pada dosis anjuran sampai dosis efektif kemudian menjadi dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari selama 7 sampai 15 hari (miggu II), kemudian minggu III 200 mg/hari dan minggu IV 300 mg/hari.
Dosis Stabilizing Dosage (dosis stabil), dosis optimal dipertahankan selama 2-3 bulan. Misalnya amytriptylin 300 mg/hari (dosis optimal) kemudian diturunkan sampai dosis pemeliharaan.
Maintining Dosage (dosis pemeliharaan), selama 3-6 bulan. Biasanya dosis pemeliharaan dosis optimal. Misalnya amytriptylin 150 mg/hari. Dosis Tapering Dosage (dosis penurunan), selama 1 bulan. Kebalikan dari initiating dosage. Misalnya: amytriptylin 150 mg/hari 100 mg/hari selama 1 minggu, 100 mg/hari 75 mg/hari selama 1 minggu, 75 mg/hari 50 mg/hari selama 1 minggu, 50 mg/hari 25 mg/hari selama 1 minggu.