Ilmu ekonomi internasional mempelajari bagaimana hubungan ekonomi antara suatu n egara dengan Negara lain dapat mempengaruhi alokasi sumber daya baik antara dua Negara atau lebih. Hubungan tersebut dapat berupa perdagangan, investasi, pinjam an, bantuan serta kerja sama internasional. Ekonomi internasional lebih luas daripada pedagangan internasional yang hanya me nyangkut barang dan jasa. Ekonomi internasional juga berbeda dengan ekonomi inte rnasonal. Ekonomi internasional menyangkut beberapa Negara dimana: a. Mobilitas faktor produksi relative lebih sukar, b. Sistem keuangan, politik, dan kebudayaan yang berbeda, c. Faktor produksi yang dimiliki berbeda. B. MENGAPA SUATU NEGARA PERLU BERDAGANG DENGAN NEGARA LAIN? Setiap Negara membutuhkan biaya yang berbeda untuk memproduksi barang tertentu. Hal ini dikarenakan setiap Negara memiliki factor roduksi, efisiensi, cara mengk ombinasikan faktor produksi yang berbeda satu sama lain. Hal ini menyebabkan har ga yang berbeda. Suatu Negara akan memilih barang yang mempunyai harga lebih mur ah, salah satu caranya dengan mengimpor dari Negara lain. Selera dan permintaan juga dapat menimbulkan perbedaan harga. Apabila persediaan suatu barang di suatu Negara tidak cukup unuk memenuhi permintaan, Negara dapat mengimpor dari Negara lain. Dapat disimpulkan ada dua faktor penyebab timbulnya perdagangan internasi onal, yaitu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran. Contoh: Ada dua Negara,yaitu Negara A dan Negara B dan masing-masing memproduksi tekstil . Harga keseimbangan di A Rp100,00 per unit. Jika harga ada di A, maka terjadi k elebihan penawaran. Kelebihan ini merupakan jumlah ekspor yang ditawarkan (SXA). SXA=SA-DA. Pada harga Rp100,00 SA=DA. Harga keseimbangan yang terjadi di Negara A lebih rendah daripada harga keseimba ngan di Negara B. Perbedaan ini akan mendorong terjadinya perdagangan internasio nal. Harga barang di Negara A naik dan harga di Negara B turun, sampai harga aka n sama di kedua Negara, yaitu Rp200,00 per unit. C. TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL Manfaat dari teori perdagangan internasional: 1. Menjelaskan arah serta komposisi perdagangan antarnegara dan efeknya ter hadap struktur ekonomi suatu Negara. 2. Menunjukkan adanya keuntungan dari perdagangan internasional D. TEORI KLASIK 1. Teori Absolut (Adavantage Absolut: Adam Smith) Teori ini mendasarkan pada besaran variable riil sehingga sering dikenal dengan nama (pure Theory) perdagangan internasional. Misalnya, nilai suatu barang diuku r dengan banyaknya tenaga kerja yang menghasilkan barang. Misalnya, menangkap ha rimau membutuhkan 4 orang, sedangkan menangkap kucing membutuhkan satu orang. Ha rga kucing : harga harimau seharusnya 1 : 4. Jika harga 1 : 1, maka penawaran ha rimau turun dan penawaran kucing naik, sehingga nanti perbandingan harganya menj adi 1 : 1. Teori ini menganggap tenaga kerja bersifat homogen dan merupakan satu-satunya fa ktor produksi. Namun, teori ini mempunyai 2 manfaat yaitu: 1. Memungkinkan kita secara sederhana menjelaskan tentang spesialisasi dan keuntungan dari pertukaran 2. Prinsip dari teori ini tidak bisa ditinggalkan pada teori-teori berikutn ya. Contoh: Amerika Inggris Gandum 8 10 Pakaian 4 2 Tabel di atas menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memproduk si gandum dan pakaian. Amerika memiliki keunggulan absolute dibandingkan Inggris dalam memproduksi gandum dan Inggris memiliki keunggulan absolute dibandingkan Amerika dalam memproduksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-ma sing Negara dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang absolute lebi h rendah dari Negara lain. Menurut Adam Smith, kedua Negara akan memperoleh keun tungan dengan melakukan spesialisasi dalam berdagang. Amerika cenderung berspesi alisasi pada gandum dan Inggris pada pakaian. Dengan nelakukan spesialisasi outp ut total gandum dan pakaian di kedua Negara bertambah. Pertukaran akan membawa keuntungan pada kedua belah pihak. Misal harga 1 unit ga ndum=4 unit pakaian. Amerika menjual gandum dan membeli pakaian. Jika Amerika me mbeli pakaian sendiri, mereka membutuhkan 4 orang untuk memproduksi 1 pakaian. G una mengimpor 1 unit pakaian Amerika harus menukarkan gandum ke Inggris. Untuk m emproduksi unit gandum hanya membutuhkan 2 tenaga kerja. Hal yang sama juga berl aku di Inggris. Dari contoh di atas spesialisasi berdasarkan keuntungan absolute yang diikuti de ngan pertukaran kedua Negara akan memperoleh keuntungan. 2. Kemanfaatan Relatif (comparative Advantage: J.S. Mill) Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspo r suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar(barang yang dapat di hasilkan lebih murah) dan mengimpor barang yang memiliki comparative disadvantag e. Teori ini didasarkan bahwa nilai barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerj a yang dicurahkan un tuk memproduksi barang tersebut. Contoh: Amerika Inggris Gandum 6 bakul 2 bakul Pakaian 10 yards 6 yards Jika mengacu pada teori absolute, tidak akan ada pertukaran karena keuntungan ab solute ada di Amerika semua. Dalam teori relative, yang penting adalah comparati ve dis/advantage. Berikut besarnya comparative advantage kedua Negara: 1. Amerika, produks gandum 6 bakul : 2 bakul (Inggris)=3:1, produksi pakaia n 10 yards : 6 yards (Inggris)=5/3:1. Amerika memiliki comparative advantage pad a gandum. 2. Inggris, produksi gandum 2 bakul : 6 bakul (Amerika)=1/3:1, produksi pak aian 6 yards : 10 yards=3/5 :1. Inggris memiliki omparative advantage pada pakai an. Hal tersebut akan mendorong Amerika berspesialisasi pada gandum dan Inggris pada pakaian. 3. Teori Biaya Relatif (Comparative cost: David Ricardo) Menurut David Ricardo, nilai suatu barang tergantung banyaknya tenaga kerja dicu rahkan untuk memproduksi barang tersebut (labor cost value theory). Perdagangan antarnegara akan timbul apabila masing-masing negara memiliki comparative cost y ang terkecil. Contoh: Anggur (1 botol) Pakaian (1 yard) Portugis 3 hari 4 hari Inggris 6 hari 5 hari Besarnya comparative cost adalah: Portugis untuk anggur: 3/6 < 4/5 atau 3/4 < 6/5 Inggris untuk pakaian: 5/4 < 6/3 atau 5/6 Qis=10 juta Apa dampaknya? Terhadap Produsen : produksi turun dari 4050 menjadi 1025, sehingga: a. Produsen harus mengurangi tenaga kerja b. Produsen harus mengurangi bahan baku, dll. Terhadap konsumsi Konsumsi awalnya 4050 menjadi 8025 Konsumsi tidak ada perubahan, tetapi secara kuantitas naik dari 40 juta menjadi 80 juta. Terhadap Impor Impor yang dilakukan sebanyak=C-P=2000-250=1750 Terhadap penerimaan negara PN=Mxtarif=17500 PN=0 Jika hal tersebut dibiarkan, maka pemerintah tidak memperoleh pendapatan untuk m elakukan pembangunan. Hal ini bisa berdampak pada sector ekonomi, politik, dll. Maka pemerintah harus menetapkan pajak impor agar pemerintah memiliki pendapatan . Misalnya pemerintah menerapkan pajak impor (T) untuk kain impor sebesar 25 ribu per kain, maka Pi menjadi 50 ribu (25.000+25.000) Apa Dampaknya? Terhadap Produsen : produksi naik dari 1025 menjadi 4050 Terhadap konsumsi: Konsumsi tetap, dari 8025 menjadi 4050, tetapi dalam hal kuantitas turun dari 80 j uta menjadi 40 juta Konsumsi tidak ada perubahan, tetapi secara kuantitas naik dari 40 juta menjadi 80 juta. Terhadap Impor Impor yang dilakukan sebanyak=C-P=40-40=0 Terhadap penerimaan negara PN=Mxtarif=0 Terlihat bahwa tarif pajak harus disesuaikan sedemikian rupa agar negara mempero leh pendapatan yang optimal. Misalnya, pemerintah menetapkan t=10 ribu, sehingga Pt menjadi 10 ribu+25 ribu = 35 ribu. Apa dampaknya bila dibandingkan saat impor tidak dikanakan pajak? Produksi : produksi naik dari 1025 menjadi 3035, dari segi kuantitas naik dari 10 juta menjadi 30 juta Konsumsi : konsumsi turun dari segi kuantitas dari 80 juta menjadi 60 juta Impor : dari segi kuantitas impor kain sebanyak: I = 60 30 = 30 juta Penerimaan negara: PN=30 juta x 10 ribu = 300 miliyar. Jadi terlihat jelas bahwa tarif pajak yang tinggi belum tentu berimbas pada pend apatan negara yang tinggi pula. DAFTAR PUSTAKA Nopirin. 1999. Ekonomi Internasional. Yogyakarta: BPFE.