KELAS D Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat (index drug) akibat pemakaian obat lain (precipitant drug), makanan, atau minuman. Interaksi obat yang signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat sekaligus dalam satu periode (polifarmasi) digunakan bersama-sama.
Proses ekskresi melalui empedu dan pada sirkulasi enterohepatik, sekresi tubuli ginjal, dan karena terjadinya perubahan pH urin.
Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang paling sering digunakan untuk mengatasi gangguan bipolar. Lithium digunakan sebagai obat untuk mengatasi mania akut, lithium masih efektif dalam menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar.
Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium klorida. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik, penyebab, faktor resiko, dan terapi keracunan lithium dilihat dari segi fisiologis, farmakologi, dan lintasan sinyal intraseluler.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu setelah diinisiasi oleh ACE inhibitor (lisinopril, captopril, or enalapril), konsentrasi lithium meningkat sebanyak 36% secara perlahan, lithium clearance berkurang sebanyak 26%, dan empat pasien menujukaan gejala keracunan lithium.
NSAID mempunyai masalah khusus karena terlalu banyak campurannya yang tersedia tanpa resep, dan pasien mungkin memakainya tanpa menyadari potensi untuk interakis dengan lithium.
Obat yang mengubah fungsi renal sehingga meningkatakan resiko keracunan lithium kronis, diantaranya adalah inhibitor ACE, NSAID, dan diuretic thiazadine yang dapat meningkatkan reabsorbsi lithium dan berakibat pada peningkatan konsentrasi serum lithium
Diuretic thiazide mempunyai potensi yang signifikan untuk meningkatkan konsentrasi serum lithium, diuretic tersebut menyebabkan natriuresis yang dapat menyebabkan peningkatan kompulsari terhadap reabsorbsi sodium dan lithium, di dalam tubulus proksimal.
Diuretiuk thiazide dengan dosis terapi menghasilkan 25 hingga 40% pengurangan dalam clearance lithium, bersamaan dengan peningkatan level serum lithium yang dapat menyebabkan kadar lithium serum meningkat dan risiko toksisitas juga meningkat.
Pemberian lithium harus sesuai dengan dosis.
Permasalahan kasus interaksi obat pada keracunan lithium hanyalah salah satu dari sekian banyak kasus interaksi obat lainnya, baik yang sudah terdokumentasikan atau bahkan yang belum sama sekali diketahui.
Obat yang mengubah fungsi renal sehingga meningkatakn resiko keracunan lithium kronis, diantaranya adalah inhibitor ACE, NSAID, dan diuretic thiazadine yang dapat meningkatkan reabsorbsi lithium dan berakibat pada peningkatan konsentrasi serum lithium.
Diuretiuk thiazide dengan dosis terapi menghasilkan 25 hingga 40% pengurangan dalam clearance lithium, bersamaan dengan peningkatan level serum lithium. 1. Gitawati, R., 2008, Interaksi Obat dan Beberapa Implikasinya, Media Litbang Kesehatan, vol.18 (IV), 175- 178
2. Timmer, R., 1999, Lithium Intoxication, J Am Soc Nephrol, vol 10, 666-674