Anda di halaman 1dari 9

Kelompok 39 :

Hasna Putri Anindita (12613264)


Nadya Aqliyah Hayulani (12613274)

KELAS D
Interaksi obat adalah perubahan efek suatu obat
(index drug) akibat pemakaian obat lain (precipitant
drug), makanan, atau minuman. Interaksi obat yang
signifikan dapat terjadi jika dua atau lebih obat
sekaligus dalam satu periode (polifarmasi) digunakan
bersama-sama.

Proses ekskresi melalui empedu dan pada sirkulasi
enterohepatik, sekresi tubuli ginjal, dan karena
terjadinya perubahan pH urin.


Lithium karbonat adalah jenis garam lithium yang
paling sering digunakan untuk mengatasi gangguan
bipolar. Lithium digunakan sebagai obat untuk
mengatasi mania akut, lithium masih efektif dalam
menstabilkan mood pasien dengan gangguan bipolar.

Diuretik golongan tiazid ini bekerja pada hulu tubuli
distal dengan cara menghambat reabsorpsi natrium
klorida. Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini
adalah ; klorotiazid, hidroklorotiazid, hidroflumetiazid,
bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid, siklotiazid,
metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.




Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
karakteristik, penyebab, faktor resiko, dan terapi keracunan
lithium dilihat dari segi fisiologis, farmakologi, dan lintasan
sinyal intraseluler.

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini yaitu setelah
diinisiasi oleh ACE inhibitor (lisinopril, captopril, or
enalapril), konsentrasi lithium meningkat sebanyak
36% secara perlahan, lithium clearance berkurang
sebanyak 26%, dan empat pasien menujukaan gejala
keracunan lithium.

NSAID mempunyai masalah khusus karena terlalu
banyak campurannya yang tersedia tanpa resep, dan
pasien mungkin memakainya tanpa menyadari potensi
untuk interakis dengan lithium.

Obat yang mengubah fungsi renal sehingga meningkatakan
resiko keracunan lithium kronis, diantaranya adalah inhibitor
ACE, NSAID, dan diuretic thiazadine yang dapat
meningkatkan reabsorbsi lithium dan berakibat pada
peningkatan konsentrasi serum lithium

Diuretic thiazide mempunyai potensi yang signifikan untuk
meningkatkan konsentrasi serum lithium, diuretic tersebut
menyebabkan natriuresis yang dapat menyebabkan
peningkatan kompulsari terhadap reabsorbsi sodium dan
lithium, di dalam tubulus proksimal.

Diuretiuk thiazide dengan dosis terapi menghasilkan
25 hingga 40% pengurangan dalam clearance lithium,
bersamaan dengan peningkatan level serum lithium
yang dapat menyebabkan kadar lithium serum
meningkat dan risiko toksisitas juga meningkat.

Pemberian lithium harus sesuai dengan dosis.



Permasalahan kasus interaksi obat pada keracunan lithium hanyalah salah satu
dari sekian banyak kasus interaksi obat lainnya, baik yang sudah
terdokumentasikan atau bahkan yang belum sama sekali diketahui.

Obat yang mengubah fungsi renal sehingga meningkatakn resiko keracunan
lithium kronis, diantaranya adalah inhibitor ACE, NSAID, dan diuretic
thiazadine yang dapat meningkatkan reabsorbsi lithium dan berakibat pada
peningkatan konsentrasi serum lithium.

Diuretiuk thiazide dengan dosis terapi menghasilkan 25 hingga 40%
pengurangan dalam clearance lithium, bersamaan dengan peningkatan level
serum lithium.
1. Gitawati, R., 2008, Interaksi Obat dan Beberapa
Implikasinya, Media Litbang Kesehatan, vol.18 (IV), 175-
178

2. Timmer, R., 1999, Lithium Intoxication, J Am Soc Nephrol,
vol 10, 666-674

Anda mungkin juga menyukai