Anda di halaman 1dari 83

TRAUMATOLOGI

Siswo P Santoso
Siswo P Santoso 1
TRAUMATOLOGI
Traumatologi asal kata trauma dan logos.
Trauma berarti kekerasan jaringan tubuh
yang masih hidup , sedangkan logos
berarti ilmu.
traumatologi adalah ilmu yang
mempelajari semua aspek berkaitan
dengan kekerasan terhadap jaringan
tubuh manusia yang masih hidup.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
2
Guna/Kepentingan
kepentingan pengobatan. (mis; ilmu
kedokteran bedah)
kepentingan forensik, membantu
penegak hukum untuk membuat terang
tindak pidana kekerasan atas tubuh
seseorang.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
3
Kepentingan manfaat forensik
membantu menentukan:
Jenis penyebab trauma.
Waktu terjadinya trauma.
Cara melakukannya.
Akibat trauma.
Kontek peristiwa penyebab trauma.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
4
Jenis penyebab trauma
A. Benda-benda mekanik.
B. Benda-benda fisik.
C. Kombinasi benda mekanik dan fisik.
D. Zat-zat kimia korosif
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
5
A. Benda Mekanik
1. Benda tajam.
Ciri-ciri umum akibat benda tajam :
Garis batas luka biasanya teratur, tepinya
rata dan sudutnya runcing.
Bila dirapatkann akan menjadi rapat (karena
benda tersebut hanya memisahkan, tidak
menghancurkan jaringan) dan membentuk
garis lurus atau sedikit lengkung.
Tebing luka rata dan tidak ada jembatan
jaringan. Daerah di sekitar garis batas luka
tidak ada memar.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
6
A. Benda Mekanik
Kekerasan akibat benda tajam dapat
menimbulkan luka yang bentuknya
tergantung dari cara benda tajam itu
mengenai sasaran.
Jika diiriskan akan mengakibatkan luka
iris, jika ditemukan akan mengakibatkan
luka tusuk dan jika dibacokkan
(diayunkan dengan tenaga yang kuat)
akan mengakibatkan luka bacok
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
7
A. Benda Mekanik
2. Benda tumpul.
Kekerasan oleh benda keras tumpul
mengakibatkan berbagai macam jenis
luka, antara lain:
Memar
Lecet
Robek


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
8
A. Benda Mekanik
1. Memar (kontusi). Memar merupakan luka
yang ditandai oleh kerusakan jaringan
tanpa disertai diskontinuitas permukaan
kulit.
Kerusakan disebabkan pecahnya kapiler
sehingga darah keluar dan meresap ke
jaringan di sekitarnya.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
9
A. Benda Mekanik
2. Luka lecet (abrasi).
luka yang disebabkan oleh rusaknya atau lepasnya lapisan
luar dan kulit,
ciri-ciri :
Bentuk luka tak teratur.
Batas luka tidak teratur.
Tepi luka tidak rata.kadang-kadang ada sedikit
perdarahan.
Permukaannya tertutup oleh krusta (serum telah
mengering).
Warna coklat kemerahan.
Pemeriksaan mikroskopik terlihat beberapa bagian yang
masih ditutupi epitel dan reaksi jaringan (inflamasi).

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
10
A. Benda Mekanik
Bentuk luka lecet kadang-kadang dapat
memberi petunjuk tentang benda
penyebabnya; seperti misalnya kuku, ban
mobil, tali atau ikat pinggang.
Luka lecet yang terjadi sesudah meninggal
dunia, dengan ciri-ciri:
Warna kuning mengkilat.
lokasi biasanya didaerah penonjolan tulang.
pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan
adanya sisa-sisa epitel dan tidak ditemukan
reaksi jaringan.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
11
A. Benda Mekanik
3. Luka terbuka/robek (laserasi):
luka yang disebabkan persentuhan dengan benda tumpul
dengan kekuatan yang mampu merobek seluruh lapisan
kulit dan jaringan di bawahnya.
ciri-cirinya :
Bentuk garis batas luka tak teratur dan tepi luka tak rata.
Bila dirapatkan tidak dapat rapat (karena sebagian
jaringan hancur).
Tebing luka tak rata serta terdapat jembatan jaringan.
Di sekitar garis batas luka ada memar.
Lokasi luka lebih mudah terjadi pada daerah yang dekat
dengan tulang (misalnya daerah kepala, muka atau
extremitas).

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
12
A. Benda Mekanik
Karena terjadinya luka disebabkan oleh
robeknya jaringan maka bentuk dari luka
tersebut tidak menggambarkan bentuk dari
benda penyebabnya.
Jika benda tumpul yang mempunyai
permukaan bulat atau persegi dipukulkan
pada kepala maka iuka robek yang terjadi
tidak berbentuk bulat atau persegi.
Kekerasan akibat benda tumpul dapat
menyebabkan luka memar, luka lecet atau
luka robek
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
13
A. Benda Mekanik
3. Benda yang mudah pecah (kaca).
Kekerasan oleh benda yang mudah pecah
(misalnya kaca), dapat mengakibatkan luka-luka
campuran; yang terdiri atas luka iris, luka tusuk
dan luka lecet.
pada daerah luka atau sekitarnya biasanya
tertinggal fragmen-fragmen dari benda yang
mudah pecah itu.
Jika penyebabnya kaca mobil maka terjadi luka-
luka campura,n terdiri atas luka lecet dan luka iris
saja, sebab kaca mobil sengaja dirancang bila
pecah akan terurai menjadi bagianbagian kecil.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
14
B. Benda fisik
Kekerasan fisik adalah kekerasan yang
disebabkan oleh benda-benda fisik,
antara lain:
1. Benda bersuhu tinggi.
2. Benda bersuhu rendah
3. Sengatan listrik.
4. Sengatan petir.
5. Tekanan


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
15
B. Benda fisik
1. Benda bersuhu tinggi.
Kekerasan oleh benda bersuhu tinggi menimbulkan
luka bakar dengan ciri-ciri tergantung ;
o jenis bendanya,
o ketinggian suhunya serta,
o lamanya kontak dengan kulit.
Api, benda padat panas atau membara dapat
mengakibatkan luka bakar derajat I, II, III atau IV.
Zat cair panas dapat mengakibatkan luka bakar
tingkat I, II atau III.
Gas panas dapat mengakibatkan luka bakar tingkat
I, II, III, atau IV.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
16
B. Benda fisik
2. Benda bersuhu rendah
Kekerasan oleh benda (hawa) bersuhu dingin biasanya
dialami oleh bagian tubuh yang terbuka; seperti
misalnya tangan, kaki, telinga atau hidung.
Ciri-ciri:
o Mula-mula pada daerah tersebut terjadi vasokonstriksi
(pengecilan) pembuluh darah superfisial (permukaan)
sehingga terlihat pucat.
o Kemudian akan terjadi paralise (kelumpuhan) dari
vasomotor control (kendali sistem pembuluh darah)
yang mengakibatkan daerah tersebut menjadi
kemerahan
o Pada keadaan berat dapat terjadi gangren (kematian
jaringan tubuh).

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
17
3. Sengatan listrik
sengatan oleh benda bermuatan listrik
menimbulkan luka bakar (energi listrik dirubah
menjadi panas).
Faktor pengaruh listrik pada jaringan tubuh
tergantung;
o besarnya tegangan (voltase),
o kuatnya arus (amper),
o besarnya tahanan (keadaan kulit kering atau
basah),
o lamanya kontak serta,
o luasnya daerah terkena kontak.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
18
Bentuk luka daerah kontak (tempat
masuknya arus) berupa kerusakan lapisan
kulit dengan tepi agak menonjol dan di
sekitarnya terdapat daerah pucat, dikelilingi
daerah hyperemis.(kemerahan)
Sering ditemukan adanya metalisasi.pada
tempat keluarnya arus dari tubuh juga sering
ditemukan luka. Bahkan kadang-kadang
bagian dari baju atau sepatu yang dilalui
anus listrik ketika meninggalkan tubuh juga
ikut terbakar.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
19
Tegangan arus kurang dan 65 volt biasanya tidak
membahayakan, tetapi tegangan antara 65-1000 volt
dapat mematikan. Sedangkan kuat anus (amper) yang
dapat mematikan adaturut berduka citalah 100 ma.
Kematian tersebut terjadi akibat fibrilasi ventrikel
(berkontraksi sangat cepat), kelumpuhan otot pernapasan
atau pusat pernapasan.
Sedang faktor yang sering mempengaruhi kefatalan
adalah kesadaran seseorang akan adanya arus listrik pada
benda yang dipegangnya.
Bagi orang-orang tidak menyadari adanya arus listrik pada
benda yang dipegangnya biasanya pengaruhnya lebih
berat dibanding orang-orang yang pekerjaannya setiap
hari berhubungan dengan listrik.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
20
4. Petir
Petir terjadi karena adanya loncatan arus listrik di
awan yang tegangannya dapat mencapai 10
mega volt dengan kuat anus sekitar 100.000 A ke
tanah.
Luka-luka karena sambaran petir pada
hakekatnya merupakan luka-luka gabungan
akibat listrik, panas dan ledakan Udara.
Luka akibat panas berupa luka bakar dan luka
akibat ledakan udara berupa luka-luka yang mirip
dengan luka akibat persentuhan dengan benda
tumpul.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
21
Dapat terjadi kematian akibat efek arus listrik
yang melumpuhkan susunan syaraf pusat,
menyebabkan fibrilasi ventrikel. Kematian
juga dapat terjadi karena efek ledakan atau
efek dan gas panas yang ditimbulkannya.
Pada korban matt sering ditemukan adanya
arborescent mark (percabangan pembuluh
darah terlihat seperti percabangan pohon),
metalisasi benda-benda dari logam yang
dipakai, magnetisasi benda-benda dan
logam yang dipakai.
Pakaian korban terbakar atau robek-robek.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
22
5. Tekanan (barotrauma).
Trauma akibat perubahan tekanan pada
medium yang ada di sekitar tubuh
manusia dapat menimbulkan kelainan
atau gangguan yang sering disebut
disbarisme (dysbarism), yang terdiri atas 2
macam, yaitu:
A. Hiperbarik
B. Hipobarik:


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
23

A. Hiperbarik:
Sindroma ini disebabkan oleh karena tekanan
tinggi, antara lain:
o Turun dari ketinggian secara mendadak: saat
pesawat mendarat atau turun gunung.
o Berada di kedalaman air: pada penyelam bebas,
scuba diving (menyelam dengan tangki oksigen),
snorkeling (menyelam dengan tube di mulut)
penyelam dengan pakaian khusus.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
24
Gejala akibat perubahan tekanan berupa:
o Barotrauma pulmoner: pneumotorak, emboli
udara atau emfisema interstisialis.
o Barotalgia: rasa nyeri, membrana timpani
pecah, perdarahan, vertigo atau dizziness.
o Barodontalgia: pengumpulan gas yang
menyebabkan rasa nyeri atau bahkan
meletus.
o Narkosis nitrogen: amnesia atau disorientasi.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
25
B. Hipobarik:
Sindroma ini disebabkan perubahan tekanan
rendah, antara lain:
Naik ke tempat tinggi secara mendadak: saat
pesawat mengudara atau saat pesawat
meluncur ke ruang angkasa.
Berada di dalam ruang bertekanan rendah:
misalnya di dalam decompression chamber.
gejala yang ditimbulkannya disebabkan oleh
pembentukan dan pengumpulan gelembung-
gelembung udara di dalam jaringan lunak,
rongga-rongga atau organ-organ berongga.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
26
Gejala tersebut antara lain:
o sendi-sendi terasa kaku disertai nyeri hebat.
o Rongga dada dirasakan tercekik,
o sesak napas dan batuk yang hebat.
o Gejala pada susunan syaraf tergantung
o letak emboli dan letak emfisema subkutan.
o Rongga perut terasa kembung.
o Gigi-geligi terasa rasa nyeri (barodontalgia).

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
27
Kombinasi benda mekanik dan fisik
Luka akibat tembakan senjata api pada kakekatnya
merupakan luka yang dihasilkan oleh trauma benda
mekanik (benda tumpul) dan benda fisik (panas),
yaitu anak peluru yang jalannya giroskopik
(berputar/mengebor).
Mengingat lapisan kulit mempunyai elastisitas yang
kurang balk dibanding lapisan di bawahnya maka
jaringan yang hancur akibat terjangan anak peluru
lebih luas. Akibatnya, bentuk luka tembak masuk
terdiri atas lubang, dikelilingi oleh cincin lecet yang
diameternya lebih besar. Diameter cincin lecet
tersebut lebih mendekati kaliber pelurunya.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
28
Sedangkan luka akibat senjata yang tidak
menggunakan mesiu sebagai tenaga pendorong
anak pelurunya (senjata angin), pada hakekatnya
merupakan luka yang disebabkan oleh
persentuhan dengan benda tumpul saja.
Ciri-ciri luka tembak amat tergantung dari
o jenis senjata yang ditembakkan,
o jarak tembakan,
o arah tembakan serta posisinya (sebagai tempat
masuk atau keluarnya anak peluru).
.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
29
D. Zat kimia korosif
Zat-zat kimia korosif dapat menimbulkan
luka-luka apabila mengenai tubuh
manusia.
Ciri-ciri luka tergantung dari golongan zat
kimia yaitu:
1. Golongan asam.
2. Golongan basa.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
30
1. Golongan asam. :
Termasuk zat kimia korosif dari golongan asam antara
lain: asam mineral, antara lain: H2SO4, HCL dan NO3.
Asam organik, antara lain: asam oksalat, asam formiat
dan asam asetat.
Garam mineral, antara lain: AGNO3 dan zinc chlorida.
Halogen, antara lain: F, CL, BA dan J.
Cara kerja zat kimia korosif dari golongan asam :
o Mengekstraksi air dari jaringan.
o Mengkoagulasi protein menjadi albuminat. Mengubah
hemoglobin menjadi acid hematin.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
31
Ciri-ciri luka asam korosif :
o Terlihat kering.
o Berwarna coklat kehitaman, kecuali yang
disebabkan oleh nitric acid berwarna
kuning kehijauan.
o Perabaan keras dan kasar.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
32
2. Golongan basa.
termasuk golongan basa antara lain:
KOH, NAOH.NH4OH.
Cara kerja :
o Mengadakan ikatan dengan
protoplasma sehingga membentuk
alkaline albumin dan sabun.
o Mengubah hemoglobin menjadi alkaline
hematin.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
33
Ciri-ciri sa korosif :
o Terlihat basah dan edematus.
o Berwarna merah kecoklatan.
o perabaan lunak dan licin.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
34
Waktu terjadinya kekerasan
Waktu terjadinya kekerasan merupakan hal yang sangat
penting bagi keperluann penuntutan oleh penuntut umum,
pembelaan oleh penasehat hukum terdakwa serta untuk
penentuan keputusan oleh hakim.
Dalam banyak kasus, informasi tentang waktu terjadinya
kekerasan itu akan dapat digunakan sebagai bahan
analisa guna mengungkapkan banyak hal, terutama yang
berkaitan dengan alibi seseorang.
Masalahnya ialah, tidak seharusnya seseorang dituduh
atau dihukum jika pada saat terjadinya tindak pidana ia
berada di tempat yang jauh dan tempat kejadian
perkara.
dengan melakukan pemeriksaan teliti,dapat ditentukan:
o luka terjadi ante mortem atau post mortem.
o umur luka.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
35
A. Luka ante mortem dan post mortem
Jika pada tubuh jenazah ditemukan luka
maka pertanyaannya ialah luka itu terjadi
sebelum atau sesudah mati.
Untuk menjawab perlu dicari ada
tidaknya tanda-tanda intravital.
Jika ditemukan berarti luka terjadi
sebelum mati dan demikian pula
sebaliknya.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
36
Tanda intravital itu sendiri pada
hakekatnya merupakan tanda yang
menunjukkan bahwa:
a) Jaringan setempat masih hidup ketika
terjadi trauma.
b) Organ dalam masih berfungsi ketika
terjadi
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
37
a) Jaringan setempat masih hidup ketika terjadi
trauma.
Tanda-tanda bahwa jaringan yang terkena
trauma masih dalam keadaan hidup ketika
terjadi trauma antara lain:
1) Retraksi jaringan.
Terjadi karena serabut-serabut elastis di bawah
kulit terpotong dan kemudian mengkerut sambil
menarik kulit di atasnya.
Jika arah luka memotong serabut secara tegak
lurus maka bentuk luka akan menganga, tetapi
jika arah luka sejajar dengan serabut elasis maka
bentuk luka tak begitu menganga.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
38
2) Reaksi vaskuler.
Bentuk reaksi vaskuler tergantung jenis
trauma, :
Pada trauma suhu panas, bentuk reaksi
intravitalnya :
o eritema (kulit berwarna kemerahan).
o vesikel atau bulla.
pada trauma benda keras dan tumpul,
bentuk intravital berupa:
o kontusi atau memar.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
39
3) Reaksi mikroorganisme (infeksi).
jika tubuh dari orang yang masih hidup mendapat
trauma dan meninggalkan luka terbuka maka
kumankuman akan masuk serta menimbulkan
infeksi.
ciri-ciri:
o Warna kemerahan.
o Terlihat bengkak.
o Terdapat pus.
o Bila sudah lama terlihat adanya jaringan
granulasi.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
40
4) Reaksi biokimiawi.
Jika jaringan yang masih hidup mendapat
trauma maka pada daerah tersebut akan
terjadi aktivitas biokimiawi berupa:
o kenaikan kadar serotonin (kadar maksimal
terjadi 10 menit sesudah trauma).
o Kenaikan kadar histamine (kadar maksimal
terjadi jadi 20 - 30 menit sesudah trauma).
o Kenaikan kadar enzyme (atp, aminopeptidase,
acid-phosphatase dan alkali-phosphatase)
yang terjadi beberapa jam sesudah trauma
sebagai akibat dan mekanisme pertahanan
jaringan.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
41
b) Organ dalam masih berfungsi saat terjadi
trauma.
Jika organ dalam (jantung atau paru-paru) masih
dalam keadaan berfungsi ketika terjadi trauma.
tanda-tandanya antara lain:
o perdarahan hebat
Trauma yg terjadi pada orang hidup akan
menimbulkan perdarahan yang banyak sebab
janutung masih bekerja sehingga terus menerus
memompa darah keluar lewat luka, berbeda
sekali dengan trauma yang terjadi sesudah mati
sebab keluarnya darah di sini secara pasif karena
pengaruh gravitasi sehingga jumlahnya tidak
banyak.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
42
1) Perdarahan luka intravital dibagi 2, yaitu
o perdarahan internal dan eksternal.
Perdarahan internal mudah dibuktikan karena
darah tertampung dirongga badan (rongga
perut, rongga dada, rongga panggul, rongga
kepala dan kantong perikardium) sehingga
dapat diukur pada waktu otopsi.
perdarahan eksternal (darah tumpah ditempat
kejadian) hanya dapat disimpulkan jika pada
waktu otopsi ditemukan tanda-tanda anemis
(muka dan organ-organ dalam pucat) disertai
tanda-tanda limpa melisut, jantung dan nadi
utama tidak berisi darah.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
43
2) Emboli udara.
Terdiri atas emboli udara venosa (pulmoner) dan
emboli udara arterial (sistemik).
Emboli udara venosa terjadi jika lumen dan vena
yang terpotong tidak mengalami kolap karena
terfiksir dengan baik, seperti misalnya vena jugularis
externa atau subclavia. Udara akan masuk ketika
tekanan di jantung kanan negatif.
Gelembung udara yang terkumpul di jantung
kanan dapat terus menuju ke daerah paru-paru
sehingga dapat mengganggu fungsinya.
Emboli arterial dapat terjadi sebagai kelanjutan dari
emboli udara venosa pada penderita foramen
ovale persisten atau sebagai akibat dan tindakan
pneumotorak artifisial atau karena luka-luka yang
menembus paruparu.
Kematian dapat terjadi akibat gelembung udara
masuk pembuluh darah koroner atau otak.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
44
3) Emboli lemak.
Emboli lemak dapat terjadi pada trauma
tumpul yang mengenai jaringan berlemak
atau trauma yang mengakibat kan patah
tulang panjang. Akibatnya, jaringan lemak
akan mengalami pencairan dan kemudian
masuk kedalam pembuluh darah vena yang
pecah menuju atrium kanan, ventrikel kanan
dan dapat terus menuju daerah paru-paru.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
45
4) Pneumotorak.
Jika dinding dada menderita luka tembus atau
paruparu menderita luka, sementara paru-paru
itu sendiri tetap berfungsi maka luka tersebut
dapat berfungsi sebagai ventil. Akibatnya, udara
luar atau udara paruparu akan masuk ke rongga
pleura setiap inspirasi.
Semakin lama udara yang masuk ke rongga
pleura semakin banyak yang pada akhirnya
akan menghalangi pengembangan paru-paru
sehingga pada akhirnya paru-paru menjadi
kolap.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
46
5) Emfisema kulit (krepitasi kulit).
Jika trauma pada dada mengakibatkan tulang
iga patch dan menusuk paru-paru maka pada
setiap ekspirasi udara paru-paru dapat masuk
kejaringan ikat dibawah kulit.
Pada palpasi akan terasa ada krepitasi disekitar
daerah trauma. Keadaan seperti ini tidak
mungkin terjadi jika trauma terjadi sesudah orang
meninggal dunia.
Jika trauma terjadi sesudah orang meninggal
dunia maka kelainan-kelainan tersebut di atas
tidak mungkin terjadi mengingat pada saat itu
jantung dan paru-parunya sudah berhenti
bekerja.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
47
B. Umur luka
Untuk mengetahui kapan terjadinya
kekerasan, perlu diketahui umur luka. Hanya
saja, tidak ada satupun metode yang dapat
digunakan untuk menilai dengan tepat
kapan suatu kekerasan (baik pada korban
hidup ataupun mati) dilakukan mengingat
adanya faktor individual, penyulit (misalnya
infeksi,
kelainan darah atau penyakit defisiensi) serta
faktor kualitas dari kekerasan itu sendiri.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
48
Ada beberapa cara yang dapat
digunakan untuk memperkirakannya:
o Pemeriksaan makroskopik.
o Pemeriksaan mikroskopik (histologik).
o Pemeriksaan histokemik (histochemical
examination).
o Pemeriksaan biokemik (biochemical
examination).


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
49
Cara melakukan kekerasan
Dengan melihat bentuk serta ciri-ciri luka,
dapat diketahui cara benda penyebab yg
digunakan.
Untuk senjata tajam dan api, cara senjata itu
digunakan dapat dibedakan, yaitu:
o Diiriskan.
o Ditusukkan.
o Dibacokkan
o Ditembakkan
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
50
Untuk senjata api, cara senjata itu
ditembakkan juga dapat ditentukan,
yaitu
Secara tegak lurus atau miring.
Dengan jarak tembak tempel, dekat,
sedang atau jauh.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
51
Diiriskan
Istilah diiriskan mengandung pengertian
bahwa mata tajam dan senjata tersebut
ditekankan lebih dahulu ke suatu bagian dari
tubuh dan kemudian digeser ke arah yang
sesuai dengan arah senjata.
Luka merupakan luka iris (incised wound)
yang ciri-cirinya:
o sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata
tajam.
o panjang luka lebih besar dari dalamnya luka
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
52
Ditusukkan
Ditusukkan artinya, bagian ujung dari senjata
tajam ditembakkan pada suatu bagian dari
tubuh dengan arah tegak lurus atau miring
dan kemudian ditekan kedalam tubuh sesuai
arah tadi.
Luka merupakan luka tusuk (stab wound)
yang ciri-cirinya:
o sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata
tajam.
o dalam luka lebih besar dari panjangnya luka.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
53
Dibacokkan
Istilah dibacokkan mengandung pengertian
bahwa senjata tajam yang ukurannya relatif besar
dan diayunkan dengan tenaga yang kuat
sehingga mata tajam dari senjata tersebut
mengenai suatu bagian dan tubuh. Tulartg-tulang
di bawahnya biasanya berfungsi sebagai
bantalan sehingga ikut menderita luka.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
54
Luka merupakan luka bacok (chop wound) yang
ciri-cirinya:
o Sesuai ciri-ciri umum luka akibat senjata tajam.
o Ukuran luka besar dan menganga.
o Panjang luka kurang lebih sama dengan dalam
luka.
o Biasanya tulang-tulang dibawahnya ikut
menderita luka.
o Jika senjata yang digunakan tidak begitu tajam
maka di sekitar garis batas luka terdapat memar.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
55
Ditembakkan
Jika ditembakkan tegak lurus ke arah
permukaan tubuh maka ciri-cirinya:
o Letak lubang luka terhadap cincin lecet
konsentris.
o Jika ditembakkan secara miring ke arah
permukaan tubuh maka ciri-cirinya:
o Letak lubang luka terhadap cincin lecet
episentris.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
56
Jika ditembakkan dengan jarak kontak maka
luka yang terjadi mempunyai ciri-ciri:
o Bentuknya seperti bintang (cruciform).
o Terlihat memar berbentuk sirkuler akibat
hentakan balik dan moncong senjata.
Jika ditembakkan dengan jarak dekat (1 inci -
2 kaki) maka ciri-ciri dari luka yang terjadi
adalah:
o Berupa lubang berbentuk bulat yang dikelilingi
cincin lecet.
o Terdapat produk dan mesiu (tattoo, sisa-sisa
mesiu atau jelaga).
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
57
Jika ditembakkan dengan jarak jauh
(lebih 2 kaki) maka luka yang terjadi
mempunyai ciri-ciri:
o Berupa lubang berbentuk bulat yang
dikelilingi cincin lecet.
o Tidak ditemukan produk mesiu.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
58
AKIBAT TRAUMA
Kelainan yang terjadi akibat trauma dapat
dilihat dan 2 aspek, yaitu:
o Aspek medik.
o Aspek yuridis.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
59
Aspek medik
Berdasarkan prinsip inersia (principle of inertia)
dari galileo galilei, setiap benda akan tetap
bentuk dan ukurannya sampai ada kekuatan
luar yang mampu merubahnya.
Selanjutnya Isaac Newton dengan 3 buah
hukumnya berhasil menemukan metode
yang dapat dipakai untuk mengukur dan
menghitung energi.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
60
kosekuensi dari luka yang ditimbulkan oleh trauma
dapat berupa:
Kelainan fisik/organik.
Bentuk dari kelainan fisik atau organik ini dapat
berupa:
hilangnya jaringan atau bagian dari tubuh.
hilangnya sebagian atau seluruh organ tertentu.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
61
Gangguan fungsi dari organ tubuh
tertentu.
Bentuk dari gangguan fungsi ini
tergantung dari organ atau bagian tubuh
yang terkena trauma.
o Contoh dari gangguan fungsi antara lain
lumpuh, buta, tuli atau terganggunya
fungsi organ-organ dalam.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
62
Infeksi.
o Seperti diketahui bahwa kulit atau membrana
mukosa merupakan barier terhadap infeksi.
o Bila kulit atau membrana tersebut rusak maka
kuman akan masuk lewat pintu ini. Bahkan, kuman
dapat masuk lewat daerah memar atau bahkan
irritasi akibat benda yang terkontaminasi oleh
kuman.
o Jenis kuman dapat berupa streptococcus,
staphylococcus, escheria coli, proteus vulgaris,
clostridium tetani serta kuman yang
menyebabkan gas gangrene.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
63
Penyakit.
o Trauma sering dianggap sebagai
precipitating factor terjadinya penyakit
jantung walaupun hubungan kausalnya
sulit diterangkan dan masih dalam
kontroversi.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
64
Kelainan psikik.
Trauma, meskipun tidak menimbulkan kerusakan
otak, kemungkinan dapat menjadi precipitating
factor bagi terjadi-nya kelainan mental yang
spektrumnya amat luas; yaitu dapat berupa
compensational neurosis, anxiety neurosis,
dementia praecox primer (schizophrenia), manic
depressive atau psikosis. Kepribadian serta potensi
individu untuk terjadinya reaksi mental yang
abnormal merupakan faktor utama timbulnya
gangguan mental tersebut; meliputi jenis, derajat
serta lamanya gangguan.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
65
Oleh sebab itu pada setiap gangguan
mental post-trauma perlu dikaji elemen-
elemen dasarnya yang terdiri atas latar
belakang mental dan emosi serta nilai relatif
bagi yang bersangkutan atas jaringan atau
organ yang terkena trauma secara umum
dapat diterima bahwa hubungan antara
kerusakan jaringan tubuh atau organ dengan
psikosis post trauma didasarkan atas:
keadaan mental benar-benar sehat sebelum
trauma. Trauma telah merusak susunan syaraf
pusat.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
66
Trauma, tanpa mempersoalkan lokasinya,
mengancam kehidupan seseorang trauma
menimbulkan kerusakan pada bagian
yangstruktur atau fungsinya dapat
mempengaruhi emosi organ genital, payu
dara, mata, tangan atau wajah). Korban
cemas akan lamanya waktu penderitaan.
Psikosis terjadi dalam tenggang waktu yang
masuk akal.
Korban dihantui oleh kejadian (kejahatan
atau kecelakaan) yang menimpanya

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
67
Aspek Yuridis
Jika dari sudut medik, luka merupakan
kerusakan jaringan baik disertai atau tidak
disertai diskontinuitas permukaan kulit) akibat
trauma maka dari sudut hukum, luka
merupakan kelainan yang dapat disebabkan
oleh suatu tindak pidana, baik yang bersifat
intensional (sengaja), recklessness (ceroboh)
atau negligence (kurang hati-hati).
Untuk menentukan berat ringannya hukuman
perlu ditentukan lebih dahulu berat ringannya
luka.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
68
Kebijakan hukum pidana didalam penentuan
berat ringannya luka didasarkan atas
pengaruhnya terhadap:
o kesehatan jasmani.
o Kesehatan rohani.
o kelangsungan hidup janin di dalam
kandungan
o Estetika jasmani.
o Pekerjaan jabatan atau pekerjaan mata
pencarian.,
o Fungsi alat indera.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
69
Luka ringan.
Luka ringan adalah luka yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencariannya.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
70
Luka sedang.
Luka ringan adalah luka yang
mengakibatkan penyakit atau halangan
dalam menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencariannya untuk
sementara waktu.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
71
Luka berat.
Luka berat adalah luka yang sebagaimana
diuraikan di dalam pasal 90 KUHP, :
o Luka atau penyakit yang tidak dapat
diharapkan akan sembuh dengan sempurna.
o Pengertian tidak akan sembuh dengan
sempurna lebih ditujukan pada fungsinya.
Contohnya trauma pada satu mata yang
menyebabkan kornea robek., sesudah dijahit
sembuh, tetapi mata tersebut tidak dapat
melihat.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
72
o Luka yang dapat mendatangkan bahaya
maut.
o Dapat mendatangkan bahaya maut
pengertiannya memiliki potensi untuk
menimbulkan kematian, tetapi sesudah
diobati dapat sembuh.
o Luka yang menimbulkan rintangan tetap
dalam menjalankan pekerjaan jabatan
atau mata pencariannya.
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
73
o Luka yang dan sudut medik tidak membahayakan
jiwa, dari sudut hukum dapat dikatagorikan
sebagai luka berat. Contohnya trauma pada
tangan kiri pemain biola atau pada wajah
seorang peragawati dapat dikatagorkan luka
berat jika akibatnya mereka tidak dapat lagi
menjalankan pekerjaan tersebut selamanya.
o kehilangan salah satu dari panca indera.
o Jika trauma menimbulkan kebutaan satu mata
atau kehilangan pendengaran satu telinga, tidak
dapat digolongkan kehilangan indera. Meskipun
demikian tetap digolongan sebagai luka berat.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
74
o Cacat besar atau kudung.
o Lumpuh.
o Gangguan daya pikir lebih dari 4 minggu lamanya.
o Gangguan daya pikir tidak harus berupa kehilangan kesadaran
tetapi dapat juga berupa amnesia, disorientasi, anxietas,
deprsesi atau gangguan jiwa lainnya.
o Keguguran atau kematian janin seorang perempuan.
o Yang dimaksud dengan keguguran ialah keluarnya janin
sebelum masa waktunya, yaitu tidak didahului oleh proses yang
sebagaimana umumnya terjadi seorang wanita ketika
melahirkan. Sedang kematian janin mengandung pengertian
bahwa janin tidak lagi menunjukkan tanda-tanda hidup. Tidak
dipersoalkan bayi keluar atau tidak dari perut ibunya.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
75
KONTEK PERISTIWA PENYEBAB LUKA
Latar belakang terjadinya luka dapat disebabkan oleh peristiwa
pembunuhan, bunuh din atau kecelakaan.
Pembunuhan.
o Ciri-ciri lukanya adalah:
o Lokasi luka di sembarang tempat, yaitu di daerah yang mematikan
maupun yang tidak mematikan.
o Lokasi tersebut di daerah yang dapat dijangkau maupun yang
tidak dapat dijangkau oleh tangan korban.
o Pakaian yang menutupi daerah luka ikut robek terkena senjata.
o Dapat ditemulcan luka tangidsan (defensive wounds), yaitu pada
korban yang sadar ketika mengalami serangan. Luka
o tangkisan tersebut terjadi akibat reflek menahan serangan
sehingga letak luka tangkisan biasanya pada lengan bawah
bagian luar.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
76
Bunuh diri.
Ciri-ciri lukanya :
o Lokasi luka pada daerah yang dapat
mematikan secara cepat.
o lokasi tersebut dapat dijangkau oleh
tangan yang bersangkutan.
o Pakaian yang menutupi luka tidak ikut
robek oleh senjata. Ditemukan luka-luka
percobaan (tentative wounds).
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
77
o Luka percobaan tersebut terjadi karena
yang bersangkutan masih ragu-ragu atau
karena sedang memilih letak senjata yang
pas sambil mengumpullcan
keberaniannya, sehingga ciriciri luka
percobaan adalah:
o Jumlahnya lebih dari satu.
o Lokasinya di sekitar luka yang mematikan.
o Kualitas lukanya dangkal. Tidak mematikan.


IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
78
Kecelakaan.
o jika ciri-ciri luka yang ditemukan tidak
menggambarkan pembunuhan atau
bunuh diri maka kemungkinannya adalah
akibat kecelakaan.
o Untuk lebih memastikannya perlu dilakukan
pemeriksaan di tempat kejadian.

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
79
Aspek Medikolegal kekerasan
mekanik

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
80
Aspek Medikolegal kekerasan
fisik
IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
81
Aspek Medikolegal kekerasan
kimiawi
Jenis kekerasan Jenis luka medikolegal
Asam organik
As karbol (Phenol) Abu-abu keputihan bunuh diri, Kecelakaan
As Oksalat Abu-abu kehitaman bunuh diri, Kecelakaan
Asam anorganik
As Sulfat/As Klorida Abu-abu menjadi hitam Pembunuhan, bunuh diri,
Kecelakaan
As Nitrat Cokelat bunuh diri, Kecelakaan
Alkali kaustik Abu-abu keputihan Pembunuhan, bunuh diri,
Kecelakaan
Garam logam berat
Zinc Chloride Keputih-putihan bunuh diri, Kecelakaan
Mercury Chloride Biru keputihan disertai perdarahan bunuh diri, Kecelakaan

IKF FH USAKTI
Siswo P Santoso
82
Ending Style
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai