EXPERI ENTIAL MARKETI NG TERHADAP WORD OF MOUTH SITUS JEJARING SOSIAL TWITTER PADA MAHASISWA FEB UNIVERSITAS BRAWIJAYA
M. Khoirul Anam A. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang anamaljazzari@gmail.com
ABSTRAK
Kepuasan, kualitas, dan experiential marketing merupakan bagian yang dapat mempengaruhi terciptanya komunikasi word of mouth sebuah produk atau jasa. Word of mouth merupakan strategi promosi yang paling efektif dalam mempromosikan barang atau jasa. Jejaring sosial saat ini menjadi suatu kebutuhan dalam bersosialisasi, salah satunya ada Twitter. Kesuksesan Twitter juga dipengaruhi word of mouth yang baik dalam pemasarannya. Kepuasan, kualitas, dan experiential marketing berperan penting dalam mempengaruhi terciptanya word of mouth sehingga konsumen mengajak teman dan rekanannya untuk ikut menggunakan jejaring sosial Twitter. Word of mouth tercipta dengan baik jika kepuasan, kualitas, dan experiential marketing yang dirasakan konsumen baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepuasan, kualitas, dan experiential marketing terhadap word of mouth situs jejaring sosial Twitter pada mahasiswa FEB Universitas Brawijaya. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory research (penelitian penjelasan) yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa. Data dikumpulkan melalui survei menggunakan kuesioner terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 80 responden. Untuk menguji hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa variabel kepuasan, kualitas, dan experiential marketing memiliki pengaruh yang signifikan terhadap word of mouth.
Kata kunci: Kepuasan, kualitas, experiential marketing, word of mouth.
2
ANALYZE THE IMPACT OF SATISFACTION, QUALITY, AND EXPERIENTIAL MARKETING ON TWITTERS WORD OF MOUTH IN ECONOMICS AND BUSINESS FACULTY STUDENTS OF BRAWIJAYA UNIVERSITY
M. Khoirul Anam A. Economics and Business Faculty of Brawijaya University Malang Jl. MT. Haryono 165 Malang anamaljazzari@gmail.com
ABSTRACT
Satisfaction, quality, and experiential marketing are influencing parts that create a products or services word of mouth communication. Word of mouth is the most effective promotion strategy in order to promote a product or service. Social networks nowadays are a requirement to socialize, one of them is Twitter. Twitter success could be affected by a good word of mouth in its marketing. Satisfaction, quality, and experiential marketing are important things in creating a word of mouth so the consumer encourage their friends and colleagues to use Twitter as a social networks too. A good word of mouth created only if consumer feels that the product or service brings a good satisfaction, quality, and experiential marketing. This study aims to explain the impacts of satisfaction, quality, and experiential marketing on Twitters word of mouth in Economics and Business Faculty students of Brawijaya University. This research use explanatory research approach that aims to explain causality among variables using hypothesis testing. Data is collected by survey using questionnaires for Economics and Business students of Brawijaya University. Purposive sampling is used as sampling method and gained 80 respondents. To test the hypothesis, multiple regression analysis is done. The results of multiple regression analysis shows that the following variables: satisfaction, quality, and experiential marketing have significant influence on word of mouth.
Keyword: satisfaction, quality, experiential marketing, word of mouth.
3
PENDAHULUAN
Situs jejaring sosial merupakan sebuah web berbasis jasa yang memungkinkan penggunanya untuk membuat profil, melihat list pengguna yang tersedia, serta mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut (Boyd dan Ellison, 2007). National School Boards Association mengemukakan bahwa waktu yang dihabiskan oleh sebagian besar remaja untuk mengunjungi situs jejaring sosial itu hampir sama dengan waktu yang dihabiskan oleh mereka untuk melihat televisi. Masih menurut data yang sama, remaja menghabiskan waktu sekitar sembilan jam selama seminggu untuk mengunjungi dan surfing di situs jejaring social (http://theunquietlibrarian.wordpress. com). Dari data tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa saat ini, situs jejaring sosial adalah bagian penting yang mewarnai kehidupan manusia sehari-hari. Salah satu situs jejaring sosial terpopuler di dunia adalah Twitter. Pengguna Twitter Indonesia hingga Oktober 2013 menjadi yang terbanyak ketiga di dunia. Total pengguna Twitter, menurut data PeerReach sekitar 904 juta akun (http://beritagar.com/p/statistik- pengguna-Twitter-indonesia-oktober- 2013-10207). Twitter memiliki karakteristik unik ketimbang jejaring sosial lainnya. Jika melihat seperti apa jejaring sosial semisal Facebook, yang merupakan situs jejaring sosial yang sangat populer sebelum adanya Twitter, terdapat perbedaan mencolok diantara keduanya. Facebook menampilkan fitur yang lengkap dengan aplikasi seperti chating, game online, dan sebagainya. Twitter menampilkan fitur aplikasi yang cenderung minimalis tetapi dirasa cukup efektif. Twitter hanya menyajikan fitur untuk mengkomunikasikan apa saja yang ingin disampaikan oleh penggunanya melalui aplikasi tweet-nya. Hal ini sangat sederhana ketimbang apa yang biasa disajikan oleh situs jejaring sosial lainnya. Salah satu kunci sukses mengapa Twitter sedemikian populer dan memiliki banyak anggota ialah karena peran anggotanya sendiri yang merekomendasikan Twitter kepada temannya yang belum menjadi anggota. Cara berkomunikasi seperti ini disebut dengan word of mouth. Word Of Mouth atau WOM, adalah suatu komunikasi interpersonal tentang produk diantara pembeli dan orang- orang di sekitarnya (Kotler, 2001). Efek dari WOM ini sangat besar, bahkan banyak pemasar yang telah memanfaatkannya. WOM memiliki efek yang kuat dan besar dalam promosi karena berasal dari sumber yang terpercaya, pengaruhnya bahkan diakui lebih besar dari pengaruh iklan di televisi (Fahima, 2007). Perkembangan Twitter tentu juga dipengaruhi oleh WOM yang terus bergulir. Adapun variabel-variabel yang mempengaruhi terciptanya WOM diantaranya ialah kepuasan pelanggan (Priharmoko, 2003), kualitas (Tjiptono, 2006) dan experiential marketing seperti yang diungkapkan oleh Thomas (2004) dalam Irawati (2008). Ke tiga variabel ini akan menentukan WOM seperti apa yang akan disebar, apakah positif atau negatif (Priharmoko, 2003). Mengingat betapa pentingnya ketiga variabel di atas dalam penciptaan WOM. Maka
4
potensi ini dapat dimanfaatkan, mengingat WOM dapat mempengaruhi perilaku konsumen. Kepuasan pelanggan adalah salah satu tujuan utama dari tiap perusahaan. Kotler (2009) mengemukakan bahwa kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja produk yang ia rasakan dengan harapannya. Kualitas merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan karena memiliki urgensi yang sangat tinggi dan berkontribusi besar terhadap komunikasi word of mouth, retensi pelanggan, pembelian ulang, loyalitas, bahkan pangsa pasar (Tjiptono, 2006). Sesuai dengan pendapat Boyd dan Elisson yang mendefinisikan situs jejaring sosial sebagai sebuah situs yang berbasis jasa, maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan pengukuran dengan webqual 4.0 untuk mengukur kualitas dari Twitter. Webqual merupakan metode pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir (Zeithaml et al. 1990). Metode ini merupakan pengembangan dari servqual yang banyak digunakan sebelumnya pada pengukuran kualitas jasa. Experiential Marketing adalah pemasaran produk dengan menggunakan dan merangsang sisi- sisi emosional konsumen yang akan menghasilkan berbagai pengalaman (Irawati, 2008). Schmitt dalam Irawati (2008) menyatakan bahwa dalam memilih produknya konsumen bukan hanya dipengaruhi oleh faktor- faktor rasional saja tetapi juga faktor- faktor emosional. Faktor-faktor emosional ini yang ingin dieksplorasi lebih jauh dengan konsep experiential marketing. Tiga variabel yang telah dijelaskan (kepuasan pelanggan, kualitas jasa dan experiential marketing) digunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui atau menjelaskan pengaruh ketiga variabel tersebut terhadap word of mouth. Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. Dalam hal ini, mahasiswa dirasa tepat untuk dijadikan subjek penelitian dengan pertimbangan pengguna situs jejaring sosial kebanyakan adalah pemuda dengan usia 19-24 tahun dimana kalangan mahasiswa memiliki umur dengan rata-rata 19-22 tahun. Dalam penelitian ini terdapat tiga masalah yang dideskripsikan. Pertama adalah bagaimana kepuasan berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth. Kedua adalah bagaimana kualitas berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth. Ketiga adalah bagaimana experiential matketing berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth. Dari permasalahan tersebut dikemukakan judul sebagai berikut: Analisis Pengaruh Kepuasan, Kualitas, dan Experiential Marketing Terhadap Word Of Mouth Situs Jejaring Sosial Twitter Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang
LANDASAN TEORI
Word Of Mouth Brown et al (2005) dalam Harsasi (2006) mendefinisikan WOM sebagai informasi tentang suatu target objek yang dipindahkan dari satu individu ke individu lain yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui media komunikasi. Berdasarkan pada penelitian Babin et al (2005), maka
5
penelitian ini menggunakan tiga indikator yang sama untuk WOM positif sebagai berikut: 1. Menceritakan hal yang positif tentang produk/jasa kepada pihak lain. 2. Merekomendasikan/menyarankan kepada orang lain untuk menggunakan pada produk/jasa tersebut. 3. Mengajak teman/keluarga menggunakan produk/jasa tersebut.
Kepuasan Pelanggan Kotler (2008: 177) menyatakan kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan- harapannya. Wilkie (1994) menyatakan bahwa terdapat 4 elemen dalam kepuasan konsumen yaitu: 1. Expectations Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa telah dibentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. 2. Performance Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. 3. Comparison Hal ini dilakukan dengan membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. 4. Confirmation/ disconfirmation Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. sebaliknya disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual produk. Kualitas Konsep kualitas itu sendiri sering dianggap sebagai ukuran relatif kebaikan suatu produk atau jasa. Webqual merupakan metode pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir (masyarakat). Metode ini merupakan pengembangan dari servqual (Zeithaml et al. 1990) yang banyak digunakan sebelumnya pada pengukuran kualitas jasa. Penelitian ini menggunakan metode webqual 4.0 untuk menganalisis kualitas website e- government melalui konsep usability, kualitas informasi, dan interaksi pelayanan (Barnes dan Vidgen 2003). Usability adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan situs. Kualitas informasi adalah mutu dari isi yang terdapat pada situs. Interaksi pelayanan adalah mutu dari interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika pengguna menyelidiki situs lebih dalam.
Experiential Marketing Pemasaran berbasis pengalaman adalah pemasaran dengan pendekatan penciptaan produk atau jasa yang mencoba menyentuh panca indra konsumen. Dalam pemasaran berbasis pengalaman ini juga terdapat lima tipe experiential yang bisa digunakan sebagaimana yang dikemukakan oleh Schmitt dalam Hamzah (2007), yakni : 1. Sense Ditujukan terhadap rasa yang berhubungan dengan panca indera. 2. Feel Berkaitan perasaan atau emosi yang dirasakan oleh konsumen ketika mengkonsumsi produk atau jasa tertentu.
6
3. Think Berkaitan dengan persepsi dan apa yang dipikirkan konsumen. 4. Act Berkaitan dengan kebiasaan dan interaksi. 5. Relate Berkaitan dengan aspek sense, feel, act, dan think yang menghasilkan keterkaitan dan keterikatan antara konsumen dan produk yang dikonsumsinya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksplanatori (eksplanatory research). Menurut Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (2002:5), explanatory research adalah suatu penelitian dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal sebab akibat antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesa.
Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian berlangsung dan dilakukan oleh penulis dalam rangka mengumpulkan data yang dibutuhkan sebagai penguat bukti nyata dalam penulisan. Lokasi penelitian ini juga merupakan keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti guna untuk mendapatkan tambahan data yang berkaitan dengan masalah penelitian. Lokasi penelitian ini dilakukan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Kota Malang.
Populasi dan Sampel Dalam penelitian ini, populasinya adalah seluruh pengguna Twitter yang berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Kota Malang, yang jumlahnya tidak diketahui secara pasti atau infinite. Menurut Sugiyono (2008:77), nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota untuk dipilih menjadi anggota sampel. Bagian dari nonprobability sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2008:78) yang dimaksud purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan cara mengambil subyek yang didasarkan atas tujuan tertentu. Kriteria sampel yang digunakan sebagai sumber data primer pada penelitian ini adalah: 1. Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Kota Malang tahun ajaran 2010/2011 hingga tahun ajaran 2012/2013. 2. Pengguna jejaring sosial Twitter. 3. Sudah menggunakan Twitter minimal 1 bulan pemakaian dengan syarat aktif login dalam akun Twitter. Dalam penelitian ini peneliti tidak mendapatkan data dengan jelas tentang jumlah populasi, sehingga untuk menentukan ukuran sampel peneliti berpedoman pada pendapat yang dikemukakan oleh Roscoe dalam Sekaran (2006:160) yang mengusulkan aturan sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian multivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya beberapa kali (lebih disukai 10 kali atau lebih) lebih besar dari jumlah variabel dalam studi. Berdasarkan hal tersebut, sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 80 responden.
7
Jenis Data Penelitian ini menggunakan dua macam sumber data, yaitu : a. Data primer Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian yaitu dari responden melalui penyebaran kuesioner, dalam hal ini yang menjadi subjek penelitian adalah Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya kota Malang pengguna jejaring sosial Twitter. b. Data Sekunder Data sekunder merupakan data yang didapat dari informan yang diperlukan sebagai pelengkap dan penunjang penelitian ini. Dalam hal ini data sekunder berasal dari literatur, skripsi yang mendukung penelitian ini.
Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah Kuesioner dan studi pustaka. 1. Penyebaran Kuesioner Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008:142). 2. Studi Pustaka Metode ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari literatur, sumber pustaka, laporan penelitian-penelitian sebelumnya serta artikel yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dalam penelitian ini meliputi : 1. Kepuasan (X 1 ) Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi/kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk dan harapan-harapannya (Kotler, 2008: 177). Terdapat 4 elemen dalam kepuasan konsumen (Wilkie, 1994) yaitu : a. X 1 .1 =
Expectations. Harapan konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang terbentuk sebelum konsumen membeli barang atau jasa tersebut. Expectations dinyatakan dengan 1 butir pernyataan : 1. Twitter sesuai dengan harapan konsumen. b. X 1.2 = Performance. Pengalaman konsumen terhadap kinerja aktual barang atau jasa ketika digunakan tanpa diperngaruhi oleh harapan mereka. Kinerja dijabarkan dengan 3 butir pernyataan : 1. Layanan yang disajikan Twitter bermanfaat bagi konsumen. 2. Twitter mudah dioperasikan. 3. Twitter memberikan keamanan terhadap privasi penggunanya. c. X 1.3 = Comparison. Membandingkan harapan kinerja barang atau jasa sebelum membeli dengan persepsi kinerja aktual barang atau jasa tersebut. Comparison dijabarkan dalam 2 butir pernyataan : 1. Layanan yang diberikan Twitter dapat bersaing dengan media social lainnya. 2. Konsumen merasa Twitter memiliki keunggulan. d. X 1.4 = Confirmation/disconfirmation. Confirmation terjadi bila harapan sesuai dengan kinerja aktual produk. Sebaliknya, disconfirmation terjadi ketika harapan lebih tinggi atau lebih rendah dari kinerja aktual
8
produk. Adapun Confirmation/ disconfirmation dinyatakan dengan 2 butir pernyataan : 1. Konsumen merasa puas dengan layanan yang diberikan Twitter. 2. Konsumen berniat untuk terus menggunakan Twitter.
2. Kualitas Website(X 2 ) Webqual merupakan metode pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna akhir (masyarakat). Kualitas website dinyatakan dengan 4 pernyataan (Barnes & Vidgen 2003) : a. X 2.1 =
Usability adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan situs. Usability dinyatakan dengan 6 butir pernyataan : 1. Konsumen mudah dalam mempelajari pengoperaisan Twitter. 2. Interaksi dengan Twitter jelas dan mudah dipahami. 3. Konsumen mudah menemukan situs Twitter. 4. Twitter memiliki tampilan yang menarik. 5. Desain Twitter sesuai dengan fungsinya sebagai media sosial. 6. Twitter memberikan kesan positif bagi pengguna. b. X 2.2 = Information Quality adalah mutu dari isi yang terdapat pada situs. Information Quality dijabarkan dengan 7 butir pernyataan : 1. Twitter memberikan informasi yang akurat. 2. Twitter memberikan informasi yang dapat dipercaya. 3. Twitter memberikan informasi yang up to date. 4. Twitter memberikan informasi relevan. 5. Twitter memudahkan untuk mengetahuin informasi. 6. Twitter memberikan informasi secara mendetail. 7. Menampilkan informasi ke dalam format yang baik. c. X 2.3 = Service Interactions adalah mutu dari interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika pengguna menyelidiki situs lebih dalam. Service Interactions dijabarkan dalam 5 butir pernyataan : 1. Memiliki reputasi yang baik. 2. Informasi pribadi konsumen terjamin keamanannya. 3. Merasakan privasi dalam menggunakan Twitter. 4. Memudahkan dalam berkomunikasi dengan komunitas. 5. Twitter dapat menimbulkan rasa sosial penggunanya. d. X 2.4 = Overall. Merupakan keseluruhan elemen yang ada dalam produk/jasa tersebut. Overall dijabarkan dalam satu pernyataan: 1. Keseluruhan fitur Twitter baik.
3. Experiential Marketing (X 3 ) Terdapat lima tipe experiential yang bisa digunakan sebagaimana yang dikemukakan oleh Schmitt dalam Hamzah (2007), yakni : a. X 3.1 =
Sense. Ditujukan terhadap rasa yang berhubungan dengan panca indera. Sense dinyatakan dengan satu butir pernyataan : 1. Twitter memiliki tampilan yang menarik. b. X 3.2 = . Feel. Berkaitan perasaan atau emosi yang dirasakan oleh konsumen ketika mengkonsumsi produk atau jasa tertentu. Feel dijabarkan dengan 3 butir pernyataan : 1. Konsumen merasa nyaman dalam mengoperasikan Twitter.
9
2. Konsumen merasa senang dalam mengoperasikan Twitter. 3. Konsumen bisa mengekspresikan perasaannya dalam Twitter. c. X 3.3 = Think. Berkaitan dengan persepsi dan apa yang dipikirkan konsumen. Think dijabarkan dalam satu butir pernyataan : 1. Fitur-fitur Twitter mampu mengembangkan kreatifitas konsumen. d. X 3.4 = Act. Berkaitan dengan kebiasaan dan interaksi. Act dijabarkan dalam 3 pernyataan: 1. Twitter mempermudah interaksi konsumen dengan teman atau keluarganya. 2. Twitter telah menjadi gaya hidup pengguna. 3. Twitter mempermudah interaksi dengan orang baru. e. X 3.5 = Relate. Berkaitan dengan aspek sense,feel,act, dan think yang menghasilkan keterkaitan dan keterikatan antara konsumen dan produk yang dikonsumsinya. Relate dijabarkan dalam 2 pernyataan: 1. Twitter menjadi sebuah media yang penting dalam bersosialisasi. 2. Konsumen selalu menggunakan Twitter dalam kegiatan sehari- harinya.
4. Word of Mouth (Y) Brown et al (2005) dalam Harsasi (2006) mendefinisikan WOM sebagai informasi tentang suatu target objek yang dipindahkan dari satu individu ke individu lain yang dilakukan secara langsung atau tidak langsung melalui media komunikasi. Berdasarkan pada penelitian Babin et al (2005), maka penelitian ini menggunakan tiga indikator yang sama untuk WOM positif sebagai berikut: 1. Menceritakan hal yang positif tentang produk/jasa kepada pihak lain. 2. Merekomendasikan/ menyarankan kepada orang lain untuk menggunakan pada produk/jasa tersebut. 3. Mengajak teman / keluarga menggunakan produk/jasa tersebut.
Skala Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini menggunakan pernyataan yang nantinya akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:93). Dalam penelitian ini menggunakan jenis data interval. Skala Likert mempunyai skala jawaban antara 1- 5. Skala jawaban antara 1-5 adalah dengan interpretasi yakni, 1 (sangat tidak setuju), 2 (tidak setuju), 3 (netral), 4 (setuju), 5 (sangat setuju).
Metode Analisis Data Uji Validitas Validitas adalah derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2008:455). Pengujian validitas digunakan untuk mengukur setiap butir pernyataan atau pertanyaan dalam kuesioner digunakan analisa item, yaitu mengkorelasikan skor setiap butir item dengan skor totalnya, dengan rumus analisa korelasi product moment pearson
10
dengan level signifikansi 5% = 0,05 (Simamora, 2004:180).
Uji Reliabilitas Simamora (2004:177) berpendapat bahwa, reliabilitas adalah tingkat keandalan kuesioner. Kuesioner yang reliabel atau handal kuesioner yang apabila dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan menghasilkan data yang sama. Instrumen dapat dikatakan reliabel jika perhitungan validitas lebih besar dari nilai kritisnya pada taraf signifikan 0,05 ( = 5 %) dan dengan menggunakan uji cronbach alpha, suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60.
Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu (Dajan, 1986:172). Hasil uji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, maka digunakan pengujian Kolmogorov-Smirnov Goodness of Fit Test terhadap masing-masing variabel. Pengambilan Keputusan. Jika Probabilitas > 0,05, maka H0 diterima. Jika Probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak.
Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas menurut Imam Ghozali (2006:91) adalah bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dapat dilihat dari Variance Inflation Factor (VIF) dan nilai tolerance melalui program SPSS. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai Tolerance <0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas. Dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas Suatu asumsi pokok dari model regresi linier klasik adalah bahwa gangguan (disturbance) yang muncul dalam regresi adalah homoskedastisitas, yaitu semua gangguan mempunyai varian yang sama. Adapun metode yang akan dibahas disini yaitu metode Glejser (1969) dalam Sritua (1993:35). Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.
Alat Analisis dan Uji Hipotesis Analisis Regresi Berganda Analisis Regresi Berganda merupakan teknik analisis yang umum digunakan dalam menganalisis hubungan dan pengaruh satu variabel terikat dengan dua atau lebih variabel bebas. Teknik analisis regresi berganda dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Rangkuti, 2004:132): Y = b 1 X 1
+ b 2 X 2 + b 3 X 3 + ..b e X e
Uji T Untuk menentukan koefisien spesifik yang mana yang tidak sama dengan nol, uji tambahan diperlukan
11
yaitu dengan menggunakan uji t. Uji t digunakan untuk pengujian koefisien regresi secara parsial atau individu dari variabel bebas terhadap variabel terikat untuk mengetahui hubungan secara parsial hubungan antara variabel independen dan dependen. a) Bandingkan nilai thitung dengan t tabel. Jika nilai thitung > t tabel, maka H0 ditolak. b) Bandingkan nilai probabilitas (dalam output SPSS tertulis Sig) dengan besarnya nilai alpha (). Jika probabilitasnya lebih kecil
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Berdasarkan hasil survey di lapangan, diperoleh sebanyak 80 responden individual berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari karakterisitik responden berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui bahwa responden berjenis kelamin wanita menjadi responden terbanyak dalam penelitian ini yaitu sebanyak 49 orang atau sebesar 61%. Selanjutnya karakteristik responden berdasarkan usia diketahui bahwa responden terbanyak berada pada usia 20 tahun. Pada kategori ini didapat 37 orang atau sebesar 46% dari total responden. Karakteristik responden berdasarkan uang saku rata-rata diketahui bahwa mayoritas responden adalah mahasiswa dengan uang saku Rp 500.000 s/d Rp 1.000.000 sebesar 29 orang atau 36% dari total keseluruhan responden. Berikutnya adalah karakteristik responden berdasarkan jurusannya. Dari data tersebut diketahui bahwa mayoritas responden merupakan mahasiswa Jurusan Manajemen, ini ditunjukan dengan hasil sebanyak 34 orang atau 42% dari total keseluruhan responden yang diambil.
Uji Validitas dan Reliabilitas Dari hasil uji validitas dapat dijelaskan bahwa nilai signifikan untuk semua variabel < = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan untuk semua variabel dalam penelitian ini sudah valid. Sedangkan untuk uji reliabilitas didapatkan nilai koefisien Alpha Cronbach untuk semua variabel lebih besar dari nilai 0,6, sehingga dapat disimpulkan bahwa instrumen yang digunakan untuk semua variabel dari penelitian ini dapat diandalkan atau reliabel.
Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil pengujian normalitas didpatkan nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,076 yang lebih besar daripada (0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa residual hasil analisis regresi telah memenuhi distribusi normal (asumsi normalitas terpenuhi). Pada pengujian multikolinieritas didapatkan bahwa seluruh variabel independen (X) tidak terjadi multikolinieritas, hal ini dapat dilihat dari nilai VIF yang memiliki nilai kurang dari 10. Sedangkan untuk uji heterokedastisitas didapatkan nilai signifikansi masing-masing variabel independen lebih besar daripada (0.05), sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas pada data penelitian (asumsi heteroskedastisitas telah terpenuhi).
Analisis Regresi Linier Berganda Berdasarkan uji regresi linier berganda yang dilakukan, dapat
12
diturunkan model regresi sebagai berikut: Y = 0,392X 1 + 0,316X 2 + 0,208X 3
Koefisien regresi untuk ketiga variabel diatas menunjukkan nilai positif yang berarti semakin meningkat atau baik setiap variabel maka akan semakin meningkatkan terciptanya word of mouth situs jejaring sosial Twitter.
Uji Parsial (Uji t) Berdasarkan hasil uji t, ketiga variabel dalam penelitian ini memiliki pengaruh signifikan terhadap word of mouth situs jejaring sosial Twitter. Ketiga variabel tersebut memiliki nilai t hitung yang lebih besar daripada nilai t tabel =1.992. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga variabel dalam penelitian ini berpengaruh signifikan terhadap terciptanya word of mouth.
Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil pengujian Goodness of Fit, dapat disimpulkan bahwa variabel-variabel independen dalam penelitan ini berpengaruh terhadap variabel dependen sebesar 47,7%. Dari hasil uji t yang dilakukan pada 3 variabel yang digunakan dalam penelitian ini semuanya berpengaruh positif dan signifikan yaitu kepuasan, kualitas, dan experiential marketing. Hal ini didapatkan berdasarkan pengujian perbandingan t hitung dan t tabel, dimana ketiga variabel tersebut memiliki nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel = 1,992 dan memiliki nilai signifikansi kurang dari = 0,05. Berdasarkan hasil ini dinyatakan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki pengaruh yang besar terhadap terciptanya word of mouth situs jejaring sosial Twitter pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnsi Universitas Brawijaya. Hasil ini menunjukkan bahwa ketiga hipotesis dalam penelitian ini dapat diterima, bahwa ketiga variabel penelitian (kepuasan, kualitas, dan experiential marketing) berpengaruh signifikan terhadap terciptanya word of mouth. Diantara ketiga variabel yang diuji, variabel kepuasan memiliki nilai koefisien beta standardized yang lebih tinggi ketimbang koefisien dua variabel lainnya yaitu sebesar 0,392. Varibel kualitas memiliki nilai koefisien beta standardized sebesar 0,316 dan variabel experiential marketing memiliki nilai koefisien terkecil senilai 0,208. Hal ini menunjukkan bahwa variabel kepuasan mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap terciptanya word of mouth ketimbang kedua variabel bebas lainnya.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Berdasarkan judul penelitian, pokok permasalahan, tujuan penelitian, rumusan hipotesis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran sebagai berikut : 1. Pengujian untuk masing-masing variabel didapatkan pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kepuasan terhadap terciptanya komunikasi word of mouth. Variabel kepuasan memiliki tingkat signifikan tertinggi ketimbang variabel lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa dalam penelitian ini variabel kepuasan merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap terciptanya word of mouth situs jejaring sosial Twitter pada mahasiswa Fakultas
13
Ekonomi dan Bisnis universitas Brawijaya. 2. Pengujian untuk masing-masing variabel didapatkan pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel kualitas terhadap terciptanya komunikasi word of mouth. Hal ini berarti variabel kualitas memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap terciptanya word of mouth dan semakin baik kualitas pelayanan maka akan meningkatkan terciptanya word of mouth situs jejaring sosial Twitter pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang. 3. Pengujian untuk masing-masing variabel didapatkan pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel experiential marketing terhadap terciptanya komunikasi word of mouth. Hal ini berarti variabel experiential marketing memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap terciptanya word of mouth dan semakin baik experiential marketing yang dirasakan maka akan meningkatkan terciptanya word of mouth situs jejaring sosial Twitter pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Malang.
Saran Saran dimunculkan berdasarkan teori-teori yang telah dibangun dan didasarkan pada hasil penelitian yang diperoleh. Adapun beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan peneliatian ini responden yang merupakan konsumen Twitter masih belum merasa puas. Terdapat item confirmation/disconfirmation yang dinilai paling rendah oleh responden. Hendaknya perusahaan memperhatikan hal ini lebih jauh. Hal ini menunjukkan bahwa minat konsumen untuk terus menggunakan Twitter masih kurang. Perusahaan bisa memberikan alternatif solusi mulai dari mencari tahu apa yang menyebabkan hal ini terjadi untuk kemudian diberikan solusi terhadap hal ini. 2. Berdasarkan peneliatian ini responden belum menilai baik terhadap kualitas yang disajikan Twitter. Perlu juga dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap kualitas Twitter itu sendiri. Salah satu faktor yang perlu mendapatkan perhatian lebih adalah information quality yang disajikan Twitter. Faktor ini dinilai paling rendah oleh konsumen. Twitter dinilai belum baik dalam menyajikan kemasan informasi secara baik. Perusahaan bisa mulai melakukan perbaikan dalam pengemasan informasi agar informasi yang tersaji lebih mendetail. 3. Berdasarkan peneliatian ini responden belum menilai baik terhadap experiential marketing Twitter. Hendaknya perusahaan lebih memfokuskan kepada konsumen. Salah satu faktor yang memerlukan perhatian adalah faktor think yang menggambarkan bahwa Twitter belum dinilai baik dalam memicu kreatifitas penggunanya. Perusahaan hendaknya menambahkan fitur- fitur kreatif dan menarik dalam Twitter. Konsumen perlu dirangsang pemikirannya agar lebih interaktif dalam menggunakan Twitter.
14
DAFTAR PUSTAKA Aflit N. Praswati, 2009, Analisis Faktor- faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Word of Mouth Terhadap MinatGuna Jasa Ulang. Jurnal pada Universitas Diponogoro Semarang.
Amir Hamzah, 2007, Analisis Experiential Marketing,Emotional Branding & Brand Trust Terhadap Loyalitas Pelanggan Merek Mentari, Manajemen Usahawan Indonesia No.6 Th 36 h.22-28.
Angga Saputra, 2011. Analisis Pengaruh Kepuasan, Kualitas, dan Experiential Marketing Terhadap Word of Mouth Situs Jejaring Sosial Facebook pada Mahasiswa FE Undip Semarang. Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Anto Dajan, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jilid 2, LP3ES, Jakarta.
Brown, et al, 2005, Spreading The Word Through Investigating Antecedents Of Consumers PositiveWord of Mouth Intentions and Behaviors in a Retailing Context, Journal Of Marketing Science Vol 33 no.2 p.122-138.
Cengiz dan Yayla, 2007, The Effect of Marketing Mix on Positive Word of Mouth Communication: Evidence from accounting Offices in Turkey. Journal of Innovative Marketing, Vol 3. No. 4, p. 73-82.
Deddy Mulyana, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.
Dwyer et al, 2007, Trust and Privacy Concern on Social Networking Sites : A Comparison BetweenFacebook and Myspace Proceedings of the Thirteenth Americas Conference on Information Systems, Keystone, Colorado USA. pp. 1-12.
Fandy Tjiptono., Gregorius Chandra., Dadi Adriana, 2008, Pemasaran Strategik, Andi, Yogyakarta.
Ferdinand, Augusty, 2000, Manajemen Pemasaran : Sebuah Pendekatan Stratejik, Research Paper Series. Seri Penelitian Manajemen, No. 01/ Mark/ 01/2000.
FX, Aryo Bagus Senoaji, 2008, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kepuasan Nasabah Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Kota Semarang, Tesis, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.
Harrison, L and Jean Walker, 2001, The Measurement of Word of Mouth Communication and An Investigation of Service Quality and Customer Commitment as Potential Antecedents, Journal of Service Research, Vol 4 No 1 p.60-75.
Henny Medyawati, Farida, Ega Hegarani, 2012, Model Pengukuran Layanan Website E- Banking di Indonesia, Seminar
15
Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, 15-16 Juni 2012, Yogyakarta.
Hermawan Kartajaya. 2008. New Wave Marketing. Jakarta: Gramedia.
Irawati, 2008, Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Perilaku Word of Mouth Konsumen Macintosh. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Pemerintahan Universitas Indonesia.
Kotler, Philip., K.L. Keller., 2009, Marketing Management, Terjemahan oleh Bob Sabran, edisi 13, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Meirani Harsasi, 2006, Word of Mouth dalam Industri Jasa Kaitannya dengan Sikap dan Kemungkinan Membeli, Jurnal Bisnis Strategis Vol 15 No.1.
Parasuraman, A, V. A. Zeithaml, dan L.L. Berry., 1988, SERVQUAL: A Multiple-Item Scale for Measuring Consumer Perceptions of Service Quality, Journal of Retailing, Vol. 64, No. 1.
Rambat Lupiyoadi, 2006, Manajemen Pemasaran Jasa, Salemba Empat, Jakarta.
Ramsey Dame, 2004, Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Kualitas Layanan di Perbankan (Studi Kasus Bank BNI). Magister Manajemen Universitas Indonesia.
Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Wilkie, William L., 1994, Consumer Behavior, New York: Third Edition, Jhon Wiley & Sons Inc.
Boyd, D.M & Ellison, N.B, 2007, Social Network Sites: Definition, History, & Scholarship, Journal of Computer Mediated Communication, 13(1), article 11, (Online), (www.jcmcindiana. edu. html, diakses tanggal 9 Mei 2013)
Fahima, IIm.2007. Word Of Mouth Kalahkan Iklan ATL, (Online), (www.swa.co.id diakses tanggal 17 Mei 2012).
IDE Media Solutions, Inc., 2013, Sejarah Twitter dan Penemunya Jack Dorsey, (Online), (http://www.idewp.com/id/sejarah -twitter-dan-penemunya-jack- dorsey.html, diakses pada tanggal 15 Oktober 2013)
J. Hamilton, Buffy, 2007, National School Boards Association Releases New Report on Social Networking in Schools, (Online), (http://theunquietlibrarian.wordpr ess.com, diakses pada tanggal 13 November 2013)
Rahadian P. Paramita, 2013, Statistik Pengguna Twitter Indonesia, (Online), (http://beritagar.com, diakses pada tanggal 13 November 2013)
Twitter, Inc., 2013, About Twitter Inc., (Online), (https://about. twitter.com, diakses pada tanggal 9 Oktober 2013)