Anda di halaman 1dari 93

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Karateristik Batuan Rerservoir
Reservoir adalah bagian kerak bumi yang mengandung minyak dan gas
bumi. Cara terdapatnya minyak bumi di bawah permukaan haruslah
memenuhi beberapa syarat, yang merupakan unsurunsur suatu reservoir
minyak bumi. Unsurunsur tersebut, yaitu :
1. Adanya batuan induk (Source Rock
!erupakan batuan sedimen yang mengandung bahan organik seperti
sisa"sisa hewan dan tumbuhan yang telah mengalami proses pematangan
dengan waktu yang sangat lama sehingga menghasilkan minyak dan gas
bumi.
#. Adanya batuan waduk (reservoir rock
!erupakan batuan sedimen yang mempunyai pori, sehingga minyak dan
gas bumi yang dihasilkan batuan induk dapat masuk dan terakumulasi.
$. Adanya struktur batuan perangkap
!erupakan batuan yang ber%ungsi sebagai penghalang bermigrasinya
minyak dan gas bumi lebih &auh.
'. Adanya batuan penutup (cap rock
!erupakan batuan sedimen yang tidak dapat dilalui oleh (airan
(impermeable, sehingga minyak dan gas bumi ter&ebak dalam batuan
tersebut.
). Adanya &alur migrasi
!erupakan &alan minyak dan gas bumi dari batuan induk sampai
terakumulasi pada perangkap.
*. +iming
,aktu yang diperlukan untuk membentuk hidrokarbon, biasanya rentang
waktunya pan&ang hingga ber&uta"&uta tahun.
1.2. Analisa Batuan Reservoir
-alam operasi perminyakan hal"hal yang perlu dilakukan adalah
meneliti apa sa&a karakteristik dari batuan penyusun reservoir. .egiatan
yang biasanya dilakukan untuk menganalisa reservoir adalah analisa core,
analisa cutting dan analisa logging.
Analisa core biasanya dilakukan dengan mengambil sampel batuan
yang di bor dari dalam %ormasi dan selan&utnya core diteliti di laboratorium.
Analisa logging dilakukan dengan (ara menganalisa lapisan batuan yang
dibor dengan menggunakan peralatan logging (tool log). /eralatan logging
dimasukkan kedalam sumur, kemudian alat tersebut akan mengeluarkan
gelombang gelombang khusus seperti listrik, gamma ray, suara dan
sebagainya (tergantung &enis loggingnya, kemudian gelombang tersebut
akan terpantul kembali dan diterima oleh alat logging, dan datanya
kemudian dikirim ke peralatan dipermukaan untuk dianalisa. Untuk analisa
(utting, dilakukan dengan meneliti (utting yang berasal dari lumpur
pemboran yang disirkulasikan kedalam sumur pemboran. Cutting
dibersihkan dari lumpur pemboran, selan&utnya di teliti di laboratorium
untuk mengetahui si%at dari batuan reservoir tersebut.
/ada praktikum kali ini, untuk menganalisa si%at batuan reservoir
dilakukan dengan metode analisa core.
1.3. Pengertian Analisa Inti Batuan
Analisa 0nti 1atuan adalah tahapan anlisa setelah (ontoh %ormasi
dibawah permukaan (core) diperoleh. +u&uan dari analisa inti batuan adalah
untuk menentukan se(ara langsung in%ormasi tentang si%at"si%at %isik batuan
2
yang ditembus selama pemboran. 2tudi dari data analisa inti batuan dalam
pemboran ekplorasi dapat digunakan untuk mengevaluasi kemungkinan
dapat diproduksinya hidrokarbon dari suatu sumur, sedangkan tahap
eksploitasi dari suatu reservoir dapat digunakan untuk pegangan
melaksanakan well completion dan merupakan suatu in%ormasi penting
untuk melaksanakan proyek secondary dan tertiary recovery. 2elain itu, data
inti batuan ini &uga berguna sebagai bahan pembanding dan kalibrasi pada
metode logging.
/rosedur Analisa 0nti 1atuan pada dasarnya terdiri atas # bagian, yaitu:
Analisa inti batuan rutin
Analisa inti batuan spesial
Analisa inti batuan rutin umumnya berkisar tentang pengukuran porositas,
permeabilitas absolut dan saturasi %luida, sedangkan analisa inti batuan
spesial dapat dikelompokkan men&adi dua, yaitu pengukuran pada kondisi
statis dan pengukuran pada kondisi dinamis. /engukuran pada kondisi statis
meliputi tekanan kapiler, si%at"si%at listrik dan (epat rambat suara, grain
density, wettability, kompresibilitas batuan, permeabilitas dan porositas
%ungsi tekanan (net over burden) dan studi petrography. /engukuran pada
kondisi dinamis meliputi permeabilitas relati%, thermal-recovery, gas
residual, water flood evaluation, liquid permeability (completion evaluation,
workover dan inection fluid)!
3
4
BAB II
PENGUKURAN PR!I"A!
2.1. "u#uan
1. Untuk mengetahui %aktor %aktor yang mempengaruhi porositas.
#. Untuk menentukan atau menghitung harga porositas dengan # (ara
yaitu dengan (ara menimbang dan mercury inection pump!
$. Untuk mengetahui kadar ruang atau pori batuan.
2.2. "eori Dasar
/orositas dide%inisikan sebagai fraksi atau persen dari perbandingan
antara volume total pori"pori batuan terhadap volume batuan total (bulk
volume, dengan simbol 345. /orositas &uga dapat diartikan sebagai suatu
ukuran kemampuan suatu pori"pori batuan untuk menyimpan %luida.
/orositas batuan reservoir dipengaruhi oleh beberapa %aktor antara lain:
1. 2usunan 1atuan
Apabila ukuran butirnya sama maka susunan butir sama dengan bentuk
kubus dan mempunyai porositas yang lebih besar dibandingkan dengan
bentuk rhombohedral (tidak kubus.
#. -istribusi 1atuan
-istribusi batuan itu biasa kita sebut dengan transportasi. -istribusi
&uga berhubungan dengan ukuran butir. Contoh : ketika di hulu ukuran
butiran berdiameter besar sehingga porositas &elek, kemudian
terdistribusi atau tertransportasi ke hilir yang di sebabkan oleh agen
agen sehingga butirannya berada di hilir relative seragam, sehingga
porositas baik.
$. 2ementasi
2emakin tinggi dera&at sementasi maka pori pori batuan yang tertutup
oleh semen akan semakin ke(il, sehingga nilai porositas akan semakin
ke(il pula.
'. .ompaksi
Adanya kompaksi dan pemampatan akan mengurangi harga porositas.
Apabila batuan terkubur semakin dalam maka porositasnya akan
semakin ke(il yang diakibatkan karena adanya penambahan beban.
). Ukuran dan bentuk butiran
Ukuran butir tidak mempengaruhi porositas total dari seluruh batuan,
tetapi mempengaruhi besar ke(ilnya pori"pori antar butir. 2edangkan
bentuk butir didasarkan pada bentuk penyudutan (keta&aman dari
pinggir butir. 2ebagai standar dipakai bentuk bola, &ika bentuk butiran
mendekati bola maka porositas batuan akan
*. /emilahan
Apabila butiran baik maka ada keseragaman sehingga porositasnya
akan baik pula. /emilahan yang &elek menyebabkan butiran yang
berukuran ke(il akan menempati rongga diantara butiran yang lebih
besar akibatnya porositasnya rendah.
1erdasarkan struktur pori, porositas dibagi men&adi porositas antar
butiran (intergranular dan intragranular porosity dan porositas rekahan
(fracture porosity.
!enurut proses geologinya, porositas diklasi%ikasikan men&adi #, yaitu
porositas primer dan porositas sekunder.
1. /orositas primer merupakan porositas yang ter&adi bersamaan atau
segera setelah proses pengendapan batuan. 6enis batuan sedimen yang
mempunyai porositas primer adalah batuan konglomerat, batu pasir dan
karbonat.
5
#. /orositas sekunder adalah porositas yang ter&adi setelah proses
pengendapan batuan (batuan sedimen terbentuk, antara lain akibat aksi
pelarutan air tanah atau akibat rekahan.
2edangkan porositas sekunder sendiri, dibagi men&adi $, yaitu:
1. /orositas larutan, yaitu ruang pori"pori yang terbentuk karena
adanya proses pelarutan batuan.
#. Rekahan, (elah, kekar, yaitu ruang pori"pori yang terbentuk karena
adanya kerusakan struktur batuan sebagai akibat dari variasi beban
seperti lipatan, atau patahan. /orositas &enis ini sulit untuk dievaluasi
se(ara kualitati% karena bentuknya tidak teratur.
$. -olomitisasi, dalam proses ini batuan gamping (CaC7
$

ditrans%ormasikan men&adi dolomite (Ca!g(C7
$

#
atau menurut reaksi
kimia :
#CaC7
$
8 !gCl
#
9 Ca!g(C7
$

#
8 CaCl
#
.
!enurut para ahli, batuan gamping yang terdolomitisasi mempunyai
porositas yang lebih besar dari batuan gampingnya sendiri.
1erdasarkan komunikasi antar pori dan dilihat dari sudut teknik
reservoirnya , porositas dibagi men&adi #, yaitu porositas absolut dan
porositas e%ekti%!
1. /orositas absolut
/orositas absolut adalah perbandingan antara volume seluruh pori
(pori"pori total terhadap volume total batuan (bulk volume yang
dinyatakan dalam persen, &ika dirumuskan :
1::; "
#b
#p
abs
=
atau
1::; "
#p #g
#p
abs
+
=
6
atau
1::; "
#b
#g #b
abs

=
-imana :
<p = volume pori"pori batuan, (m
$
<b = volume bulk (total batuan, (m
$
<g = volume butiran, (m
$
abs

= porositas absolute, ;
#. /orositas >%ekti%
/orositas e%ekti% adalah perbandingan antara volume pori"pori yang
berhubungan terhadap volume total batuan (bulk volume yang
dinyatakan dalam persen, &ika dirumuskan :
; 1:: "
batuan total #olume
n berhubunga yang pori #olume
eff
=
atau

; 1:: "
f g
b g
eff

=
-imana :
g

= densitas butiran, gr?((


b

= densitas total, gr?((


f

= densitas %ormasi, gr?((


eff

= porositas e%ekti%, ;
7
Gambar 2.1. Ilustrasi Porositas Efektif
Untuk perhitungan digunakan porositas e%ekti% karena dianggap
sebagai fraksi volume yang produkti%. 2elain menggunakan rumus
yang telah dituliskan sebelumnya, porositas e%ekti% &uga dapat
ditentukan dengan :
1. >kspansi @as
; 1:: "
sample batuan total #olume
sample efektif butiran #olume sample batuan total #olume
eff

=
#. !etode 2aturation

; 1:: "
batuan total #olume
efektif yang pori #olume
eff
=
<olume pori yang e%ekti% dapat ditentukan dengan metode
resaturation :
1erat air dalam ruang pori"pori
1erat sample yang di&enuhi di udara berat sample kering di udara
<olume air dalam ruang pori"pori

air $ %
pori pori ruang dalam air %erat
.

8
<olume pori yang e%ekti% = <olume air dalam ruang pori"pori
$. !er(ury 0n&e(tion /ump
a. /enentuan volume piknometer :
<olume piknometer kosong
vol awal skala vol akhir skala
<olome piknometer 8 (ore
vol awal skala vol akhir skala terisi (ore
b. /enentuan volume bulk batuan :
<olume bulk batuan
(volume piknometer kosong (volume piknometer 8 (ore
(. /enentuan volume pori :
<olume pori
volume awal skala volume akhir skala
'. !enimbang
<olume total batuan
<b =
kerosin .
# $
$ %
& &
<olume butiran
9
<g =
kerosin .
# 1
$ %
& &
<olume pori
<p =
kerosin .
1 $
$ %
& &
/orositas e%ekti%

eff

=
1::; "
batuan total #olume
pori #olume
= 1::;
kerosin .
,
kerosin .
# $
1 $
"
$ %
&
$ %
& &

-alam usaha men(ari batasan atau kisaran harga porositas batuan,


!lit$%er A Graton serta &raser men(oba menghitung porositas batuan
pada berbagai bidang bulatan dengan susunan batuan yang seragam. 'nit
cell batuan yang distudi terdiri atas # pa(k dalam bentuk kubus dan &a&aran
gen&ang (rombohedral. /orositas dengan bentuk kubus ternyata
mempunyai porositas 'B.*;, sedangkan porositas pada bidang &a&aran
gen&ang (rombohedral) yang tidak teratur mempunyai harga porositas
#).C);.
9 0
o
9 0
o
9 0
o
a . C u b i c ( p o r o s i t y = 4 7 , 6 % )
9 0
o
9 0
o
9 0
o
b . R h o b o h ! " r a # ( p o r o s i t y = 2 5 , 9 6 % )
Gambar 2.2. Pengaruh Susunan Butir terhadap Porositas
10
'nit cell kubus mempunyai # sisi yang sama yaitu #r, dimana r adalah
&ari"&ari lingkaran, sehingga
<olume total (bulk = (#r
$
= Dr
$
<olume butiran =
$
'
$
r
/orositas =
1::; "
#b
#g #b
=
; 1::
D
$
' D
$
$
$
"
r
r
r

=
; 1::
$ ( #
1 "

= '()*+
Untuk pegangan se(ara praktis di lapangan, ukuran porositas dengan
harga:
Tabel 2.1 Ukuran Porositas
/orositas (; .ualitas
) :
;
dianggap &elek sekali
) 1:; dianggap &elek
1: 1); dianggap sedang
1) #:; dianggap baik
E #:; sangat bagus
-i dalam %ormasi batuan reservoir minyak dan gas bumi tersusun atas
berbagai ma(am mineral (material dengan ukuran butir yang sangat
bervariasi, oleh karenanya harga porositas dari suatu lapisan ke lapisan
yang lain akan selalu bervariasi.
Adapun gambaran dari berbagai %aktor tersebut di atas dapat
dibuktikan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nan, dengan alat
sieve analysis sebagaimana yang terlihat pada gambar berikut :
11
Ga-.ar 2.3
Distribusi umulatif Ukuran Butiran dari Gra!"a#ke
a$. Batu pasir b$. Shal!sand
2emakin banyak material pengotor, seperti silt dan clay yang terdapat
dalam batuan akan menyebabkan menge(ilnya ukuran pori"pori batuan.
2.3. Peralatan /an Ba%an
2.3.1. Peralatan 0
1. +imbangan dan anak timbangan
#. ,aktu pump dengan vakum desikator
$. %eaker glass (eper
'. /orometer
Ga-.ar 2.' Ga-.ar 2.1
Timbangan Digital %angkaian &lat Porometer
12
Ga-.ar 2.* Ga-.ar 2.(
'a#uum Pump Beaker Plass (eper
2.3.2. Ba%an 0
1. Core (0nti 1atuan
(! )erosene
Ga-.ar 2.2
erosene
2.'. 3eto/e Pengukuran
Untuk menentukan besarnya porositas maka yang perlu ditentukan
adalah volume total batuan (<b, volume pori (<p atau volume butiran
(<g.
2.'.1. Pengukuran Porositas Dengan 4ara 3eni-.ang 0
/rosedur /er(obaan :
13
a Core ( inti batuan yang telah diekstraksi selama $ &am dengan so"let
dan didiamkan selama #' &am, dikeluarkan dari tabung ekstraksi dan
didinginkan beberapa menit, kemudian dikeringkan dalam oven pada
temperatur 1:) 11)
o
C.
b +imbang core kering dalam mangkuk, misal berat core kering = ,
1
gram.
( !asukkan core kering tersebut kedalam va(um desikator untuk
dihampakan udara F 1 &am dan saturasikan dengan kerosin.
d Ambil core yang telah di&enuhi kerosin kemudian timbang dalam
kerosin, misalnya beratnya = ,
#
gram.
e Ambil core tersebut ( yang masih &enuh dengan kerosin , kemudian
timbang di udara, misalnya beratnya = ,
$
gram.
% /erhitungan :
<olume total batuan (<b =
<olume butiran (<g =
<olume /ori (<p =
/orositas >%ekti% ( =
2.'.2. Pengukuran Porositas Dengan 3er$ur5 In#e$tion Pu-6 0
.etentuan penggunaan porometer
a *lungger + cylinder dihampakan diudara sebelum memulakan
peker&aan.
b /utar handwheel berlawanan dengan arah &arum &am se&auh mungkin.
14
( /astikan penutup dan valve piknometer dalam keadaan tertutup, dan
fill valve dalam keadaan terbuka.
d Gidupkan pompa vakum dan lakukan sampai ruang silinder sampai
habis, selan&utnya tutup fill valve dan terakhir matikan pompa vakum.
e 6ika langkah ' terpenuhi, masukkan Gg dalam flask ke dalam silinder
sampai habis, selan&utnya tutup valve dan terakhir matikan vakum.
% /utar lagi handwheel searah dengan arah &arum &am, sampai preassure
gauge menun&ukkan harga suatu tertentu.
g /utar lagi handwheel berlawanan dengan arah &arum &am, sampai
&arum &am pada preassure gauge menun&ukkan angka nol pertama kali.
h 1uka valve dan penutup pi(nometer, lihat kedudukan mercury, &ika
kedudukan mercury ada pada silinder maka ulangi lagi langkah #
sampai D.
6ika kedudukan mercury pada ruang pi(nometer, turunkan permukaan
mercury sampai pada batas bawah pi(nometer (&ika ada yang menempel
pada dinding harus dibersihkan dengan memutar handwheel berlawanan
dengan arah &arum &am.
/rosedur penentuan porositas :
1. /astikan permukaan Gg pada posisi bagian bawah
dari piknometer.
#. +utup penutup piknometer dan buka valve
piknometer.
$. Atur volume scale pada harga tertentu, misalnya =
): ((.
'. /utar handwheel searah &arum &am sampai mercury
pertama kali mun(ul pada piknometer.
). Gentikan pemutaran handwheel dan ba(a volume
scale dan dial handwheel (miring kanan, misalnya = $:,D ((.
*. Gitung volume piknometer = ( ): $:,D = a ((.
15
B. .embalikan kedudukan mercury pada keadaan
semula dengan memutar handwheel berlawanan dengan arah &arum
&am ( pada volume scale = ): ((
D. 1uka bagian penutup piknometer dan masukkan
core sampel. .emudian tutup lagi piknometer ( valve picnometer tetap
terbuka .
C. /utar handwheel sampai mercury untuk pertama
kali mun(ul pada valve piknometer. Catat volume scale dan dial
handwheel ( miring kanan , misalnya = $D,# ((.
1:. Gitung volume piknometer yang terisi sampel = ( ):
$D,# (( = b ((.
11. Gitung volume bulk dari core sampel = ( b a (( =
d ((
1#. Han&utkan per(obaan untuk menentukan volume
pori ( <
p
, yaitu dengan penutup valve piknometer. .emudian atur
pore space scale pada angka nol. Untuk langkah 1# ini, pada saat
meletakkan pore space scale pada angka nol, kedudukan dial
handwheel tidak harus pada angka nol. Akan tetapi perlu di(atat
besarnya angka yang ditun&ukan dial handwheel ( miring kanan
setelah pengukuran <
b
. harga tersebut harus diperhitunhkan saat
mengukur <
p
.
1$. /utar handwheel searah &arum &am sampai tekanan
pada preassure gauge menun&ukkan angka B): /sig.
1'. Catat perubahan volume pada pore space scale dan
handwheel dial ( miring kiri sebagai volume pori ( <
p
.
1). Gitung besar porositas.
2.1. Hasil Per$o.aan /an Per%itungan
2.1.1. Hasil Per$o.aan
A. /enentuan porositas dengan menimbang
a 1erat core kering di udara (,
1
= '$,$ gr
16
b 1erat core &enuh di kerosine (,
#
= 1B,C gr
( 1erat core &enuh di udara (,
$
= '),B# gr
d -ensitas kerosine = :,D gr?((
e <olume bulk (<b = $',BB) ((
% <olume grain (<g = $1,B): ((
g <olume pori (<p = $,:#) ((
h) = D,*CC ;
1. /enentuan porositas dengan ,ercury -nection *ump
a /enentuan skala piknometer
2kala awal = )',*) ((
2kala akhir = ',D' ((
<olume piknometer kosong = ( skala awal skala akhir
= '7)218 $$
b /enentuan volume bulk
2kala awal = )',DC ((
2kala akhir = $B,$D ((
<olume pi(nometer 8 core = ( skala awal skala akhir
= 1()118 $$
<olume bulk batuan = 9 :32)388 9 $$
( /enentuan volume pori
2kala awal = :,B) ((
2kala akhir = *,C' ((
<olume pori = ( skala awal skala akhir
= 9 :*)178 9 $$
/osositas >%ekti% ; 17)1*' +
17
2.1.2. Per%itungan
1. <olume bulk (<b =
kerosin .
# $
$ %
& &
=
=

cc gr
gr gr
? D , :
C , 1B B# , ')
3')((1 $$
2. <olume grain (<g =
kerosin .
# 1
$ %
& &
=
=

cc gr
gr gr
? D . :
C , 1B $ , '$
31)(18 $$
3. <olume pori (<p =
kerosin .
1 $
$ %
& &
=
=

cc gr
gr gr
? D . :
$ , '$ B# , ')
3)821 $$
4. /orositas (
.

;
; 1::
sin . ?
sin . ?
# $
1 $
"
)ero %$ w w
)ero %$ w w

;
; 1::
BB) , $'
:#) , $
"
cc
cc
; 2)*77+
). <olume piknometer kosong = skala awal skala akhir
= )',*): (( ',D': (( = '7)218 $$
*. <olume piknometer 8 core = skala awal skala akhir
= )',DC: (( $B,$D (( = 1()118 $$
B. <olume %ulk 1atuan = (volume piknometer 8 core (volume
piknometer kosong
= 1B,)1 (( 'C,D1 ((
= 9 "$#,$:: I = 32)388 $$
D. <olume pori = (skala awal skala akhir
= JJJJJJJ:,B) (( *,C' ((
= I "*,1C: I = *)178 $$
9.
= = = ; 1::
$:: , $#
1C: , *
1::; "
cc
cc
"
#b
#p
.

17)1*' +
2.*. Pe-.a%asan
18
/orositas yang dimiliki suatu %ormasi batuan reservoir bisa digunakan
sebagai petun&uk seberapa besar rongga pada %ormasi batuan tersebut.
1esar"ke(ilnya porositas suatu batuan akan menentukan kapasitas
penyimpanan %luida reservoir. 1atuan reservoir yang memiliki porositas
yang baik, akan lebih banyak mengandung hidrokarbon di dalam reservoir
tersebut. 6adi, semakin besar porositas e%ekti% suatu batuan reservoir, maka
akan semakin banyak pula hidrokarbon yang terkandung dalam reservoir
tersebu. /orositas diukur dengan dua (ara yaitu, penentuan porositas
dengan (ara menimbang dan penentuan porositas dengan (ara mercury
inection pump.
Core (inti diambil dan diukur beratnya dengan menggunakan timbangan
digital, dimana setelah diukur maka didapat berat (ore sebagai berikut:
" 1erat (ore kering di udara (,
1
= '$,$ gr
" 1erat (ore &enuh di kerosene (,
#
= 1B,C gr
" 1erat (ore &enuh di udara (,
$
= '),B# gr
.emudian, dihitung densitas kerosine sehingga mendapatkan hasil senilai
:,D gr?((.
2etelah semua data telah diperoleh, maka kita dapat menentukan:
" <olume bulk (<b = $',BB) ((
" <olume grain (<g = $1,B): ((
" <olume pori (<p = $,:#) ((
2ehingga setelah data"data diatas telah didapat, kita bisa menghitung
nilai porositas e%%ekti%. -ari perhitungan tersebut, maka didapat porositas
e%%ekti% sebesar D,*CC ;.
/enentuan porositas dengan mercury inection pump diawali dengan
penentuan skala awal dan skala akhir pi(nometer dengan menggunakan
petun&uk ? prosedur penentuan porositas yang telah di&elaskan. 2kala awal
19
yang dimaksud adalah volume pi(nometer ketika belum diin&eksi"kan
mercury dan ketika telah di in&eksi"kan mercury, maka dinamakan skala
akhir. 1a(a skale volume pada keadaan awal dan akhir pada pycnometer
yang kosong.
Garga skala volume pada keadaan awal dan akhir pada pycnometer yang
kosong telah didapatkan yaitu:
" 2kala awal = )',*): ((
" 2kala akhir = ',D': ((
-ari data"data tersebut diatas, maka kita dapat menentukan volume
piknometer dalam keadaan kosong yaitu selisih antara skala awal dan skala
akhir piknometer, sehingga nilai yang didapatkan sebesar 'C,D1: ((.
.emudian setelah kita mengetahui haraga piknometer kosong, maka
dilakukan langkah seperti pada langkah D pada petun&uk?prosedur
penentuan porositas dengan harapan akan diketahui skala awal, skala
akhir, volume piknometer 8 (ore, dan volume bulk batuan
-ari hasil penentuan harga skala tersebut, skala pada keadaan awal dan
akhir pada py(nometer yang berisi (ore sample telah didapatkan yaitu :
" 2kala awal = :,B) ((
" 2kala akhir = *,C' ((
-ari kedua data diatas itu, kita bisa menentukan berapa besar volume
piknometer bersama (ore yang berada bersama piknometer tersebut
dengan mengurangkan besarnya harga skala yang didapat pada keadaan
awal dengan harga skala yang didapat pada keadaan akhir (skala awal
skala akhir, sehingga didapat nilainya sebesar *,1C: ((.
2etelah didapatkan harga volume pycnometer yang berisi (ore sample, kita
dapat menentukan berapa besarnya volume bulk (<b batuan dengan
mengurangkan besarnya volume piknometer dalam keadaan kosong dan
20
volume piknometer dalam keadaan terdapat (ore didalamnya. -ari
perhitungan tersebut, didapat volume bulk batuan sebesar I"$#,$::I ((.
.emudian perhitungan dilan&utkan dengan menentukan besarnya volume
pori (<p seperti yang terdapat pada langkah 1# petun&uk?prosedur
penentuan porositas.
/enentuan besarnya volume pori (<p dapat dengan menggunakan (ara
yang sama dengan (ara yang digunakan untuk menghitung harga volume
pycnometer yang kosong dan harga volume pycnometer yang berisi core
sample yaitu dengan menghitung selisih antara kondisi awal yaitu :,B) ((
dan kondisi akhir = *,C' ((. 2ehingga volume pori didapat bernilai
*,1C:((.
.emudian dapat kita tentukan besarnya harga porositas e%ekti% dengan
memasukkan harga volume pori (<p dan volume bulk (<b ke dalam
rumus yang telah diuraikan sebelumnya. -ari perhitungan didapat nilai
porositas e%%ekti%nya sebesar 1C,1*' ;.
2.(. Kesi-6ulan
1. /enentuan harga porositas dapat dilakukan melalui # (ara, yaitu:
Cara menimbang
Cara mercury inection pump
#. 1esarnya porositas e%ekti% (
eff

fresh core yang disaturasi kerosin


menggunakan metode mercury inection pump ternyata lebih besar
hasilnya dibandingkan dengan metode menimbang. 0ni dibuktikan
dengan hasil perhitungan porositas tersebut.
$. Untuk menentukan porositas dengan (ara menimbang dapat ditentukan
volume pori dan volume total batuan.
21
22
BAB III
PENGUKURAN !A"URA!I &LUIDA
3.1. "u#uan
1. Untuk menentukan 2o, 2w, dan 2g pada sampel batuan.
#. Untuk menentukan (ore pada saat kering dan &enuh dengan metode
destilasi.
$. Untuk mengetahui volume minyak pada sampel batuan reservoir!
3.2. Dasar "eori
-alam batuan reservoir minyak umumnya terdapat lebih dari satu
ma(am %luida, kemungkinan terdapat air, minyak dan gas yang tersebar ke
seluruh bagian reservoir!
2aturasi %luida batuan dide%inisikan sebagai perbandingan antara
volume pori"pori batuan yang ditempati oleh suatu %luida tertentu dengan
volume pori"pori total pada suatu batuan berpori.
2aturasi minyak (2
o
adalah :
2
volume pori pori yang diisi oleh yak
volume pori pori total
o
=

min
2aturasi air (2
w
adalah :
2
volume pori pori yang diisi air
volume pori pori total
w
=

2aturasi gas (2g adalah :


2
volume pori pori yang diisi oleh gas
volume pori pori total
g
=

2
g
8 2
o
8 2
w
= 1
6ika pori"pori batuan diisi oleh gas"minyak"air maka berlaku hubungan :
6ika diisi oleh minyak dan air sa&a maka :
2
o
8 2
w
= 1
-imana :
2
g
= 2aturasi /as
2
o
= 2aturasi .il
2
w
= 2aturasi &ater
+erdapat tiga %aktor yang penting mengenai saturasi %luida, yaitu :
1. Ukuran distribusi pori"pori batuan
#. .etinggian diatas free water level
$. Adanya perbedaan tekanan kapiler
1erikut adalah persamaan hubungan antara saturasi dan porositas :
2
o
..< 8 2
g
..< = (1"2
w
..<
Gambar ).1. 'ariasi P# terhadap S"
a$ Untuk Sistem batuan !ang Sama dengan *luida !ang berbeda.
b$ Untuk Sistem *luida !ang Sama dengan Batuan !ang Berbeda.
+&m!,-../.- Bass- 0D.- 1123$
23
$t = 1 % ($&irr ' $(irr ' $oirr)
-imana :
2t = saturasi total %luida terproduksi
2wirr = saturasi water tersisa (irreducible
2girr = saturasi gas tersisa (irreducible
2oirr = saturasi oil tersisa (irreducible
-i dalam suatu reservoir, &arang sekali minyak terdapat 1::;
men&enuhi lapisan reservoir. 1iasanya air terdapat sebagai interstitial water
yang berkisar dari beberapa persen sampai kadang"kadang lebih dari ):;
tetapi biasanya antara 1: sampai $:;. -engan demikian batas %luida antara
air dan minyak tidak selalu &elas. 1esarnya pen&enuhan air di dalam reservoir
minyak menentukan dapat tidaknya lapisan minyak itu diproduksikan.
/en&enuhan air dinyatakan sebagai 2w (water saturation. 6ika 2w lebih
besar dari ):;, minyak masih dapat keluarK akan tetapi pada umumnya
harus lebih ke(il dari ):;. /en&enuhan air tidak mungkin kurang dari 1:;
dan dinamakan pen&enuhan air yang tak terkurangi (irreducible water
saturation.
Gal ini biasanya terdapat pada reservoir dimana airnya membasahi
butir. 6uga harus diperhatikan bahwa kedudukan minyak terhadap air
tergantung sekali daripada apakah reservoir tersebut basah minyak (oil wet
atau basah air (water wet. /ada umumnya batuan reservoir bersi%at basah
air. Air antar butir selalu terdapat dalam lapisan minyak, malah pernah
ditemukan pada ketinggian lebih dari *): meter di atas batas minyak"air.
/ori pori batuan. Reservoir selalu berisi %luida dan %luida tersebut bisa
berupa minyak dan @as (dead oil. @as minyak air atau gas air
minyak. Atau air selalu berada didalam reservoir sebab air lebih dulu ada
sebelum minyak atau gas datang?bermigrasi. /ada umumnya lebih sarang
(porous batuan reservoir, lebih ke(il pen&enuhan air. .adar air yang tinggi
24
dalam reservoir minyak mengurangi daya pengambilannya (recoverability.
Air ini biasanya merupakan selaput tipis yang mengelilingi butir"butir
batuan reservoir dan dengan demikian merupakan pelumas untuk
bergeraknya minyak bumi, terutama dalam reservoir dimana butir"butirnya
bersi%at basah air. /enentuan 2w ditentukan di laboratorium dengan
mengekstraksinya dari inti pemboran, akan tetapi se(ara rutin dilakukan dari
analisa log listrik, terutama dari kurva 2/.
/ernyataan diatas dapat ditulis se(ara matematis sebagai berikut:
a. Untuk pori pori berisi miyak, air dan gas
b. Untuk pori pori berisi minyak dan air
(. Untuk pori pori berisi gas dan air
3.3. Peralatan /an Ba%an
3.3.1. Peralatan 0
1. Retort.
#. Solvent e"tractor termasuk reflu" condensor( pendingin water trap
dan pemanas listrik.
$. +imbangan analisis dengan batu timbangan.
25
)p = )o ' )& ' )(
)p = )o ' )&
)p = )( ' )&
'. @elas ukur.
). 0"icator.
1! .ven
Ga-.ar 3.2 Ga-.ar 3.3
Skema Stark dean Distilation Sol4ent E,tra#tor
Ga-.ar 3.' Ga-.ar 3.1
54en Gelas Ukur
26
Ga-.ar 3.* Ga-.ar 3.(
E,i#ator %etort
Ga-.ar 3.2
Timbangan &nalisis
3.3.2. Ba%an 0
2! 3reshcore
#. Air
$. !inyak
3.'. 3eto/e Pengukuran
1. Ambil fresh atau core yang telah di&enuhi dengan air atau minyak.
#. +imbang core tersebut, misal beratnya = a gram.
$. !asukkan core tersebut kedalam labu deanAstark yang telah diisi
dengan toluena. Hengkapi dengan water trap dan reflu" condensor.
27
'. /anaskan selama kurang lebih # &am hingga air tidak nampak lagi.
). -inginkan dan ba(a air yang tertampung di water trap, misalnya = b
(( = b gram.
*. 2ampel dikeringkan dalam oven F 1) menit ( pada suhu 11:
o
C .
B. Gitung berat minyak :
= a ( b 8 ( gram = d gram.
D. Gitung volume minyak :
C. Gitung saturasi minyak dan air :
3.1. Hasil Per$o.aan /an Per%itungan
3.1.1. Hasil Per$o.aan
+imbangan core kering = $),$ gr
+imbangan core &enuh = $*,* gr
<olume pori (di dapat dari metode penimbangan = 1$,$' gr
16 !inyak = :,BC$gr?((
<olume air yang didapat = :,') ((
1erat air yang didapat = :,') gr
1erat minyak = berat core &enuhberat core keringberat air
= 8)218 gr
<olume minyak = 1)8(2 $$
2g = 22)*88 +
2o = 2)83* +
2w = 3)3(3 +
3.1.2. Per%itungan
28
1. 1erat minyak = 1erat core &enuh 1erat core kering 1erat air
= $*,* gr $),$ gr :,') gr
= 8)218 gr
2. <olume minyak=
oil $ %
oil berat
.
=
=
cc gr
gr
? BC$ , :
D): , :
1)8(2 $$
3. 2o=
= =
cc
cc
pori vol
yak vol
$': , 1$
:B# , 1
.
min .
2)83* +
4. 2w =
= =
cc
cc
pori vol
air vol
$': , 1$
'): , :
.
.
3)3(3 +
). 2g 8 2o 8 2w = 1
2g = 1 (2w 8 2o
= 1 (:,:$' 8 :,:D:
= 22)*88 +
3.*. Pe-.a%asan
Lang pertama kali dilakukan adalah mentukan berat core kering
yang telah di&enuhi air dan minyak dengan menggunakan timbangan.
1erdasarkan data didapatkan berat core sebesar $),$ gr dan berat core
yang telah di&enuhi air sebesar $*,* gr.
.emudian didapatkan pula harga volume pori yang didapatkan dari
metode penimbangan, yaitu sebesar 1$,$' gr.
2edangkan volume air yang didapat sesuai dengan petun&uk pada prosedur
ker&a adalah :,') ((, yang besarnya sama dengan berat air tersebut, berat
air sebesar :,') gr yang didapat dari hasil kali antara massa &enis air (M
dan volume air (<.
1erat air = M air . < air
= 1 gr?(( < :,') (( = :,') gr
/enentuan volume minyak dapat dilakukan dengan memasukkan nilai
berat minyak dan harga 1.6 minyak ke dalam perbandingan
29
minyak 1.6
minyak berat
= 1,:B# gr? ((. Untuk saturasi oil (2o didapatkan dengan
memasukkan nilai volume oil dan volume pori ke dalam perbandingan
.
pori volume
oil volume
= D,:$*. 2edangkan saturasi water (2w dengan
memasukkan nilai volume water dan volume pori ke dalam perbandingan
.
pori volume
water volume
= $,$B$.
/ada saturasi gas (2g dapat dihasilkan dengan memasukkan harga
saturasi oil dan harga saturasi water ke dalam persamaan 2o 8 2w 8 2g =
1. -idapat nilai 2g"nya sebesar DD,*::.
Garga saturasi masing"masing %luida telah kita dapatkan. 2elan&utnya,
kita dapat mengetahui &umlah masing"masing %luida pada reservoir
tersebut.
3.7. Kesi-6ulan
1. Untuk mengetahui 2o, 2w, dan 2g, maka perlu diketahui terlebih dahulu
nilai saturasi yang terkandung didalam pori pori batuan.
#. 2aturasi dapat diukur dengan metode destilasi.
$. Rumus untuk 2o 8 2w 8 2g = 1 karena didalam saturasi bernilai 1:: ;.
30
31
BAB I=
PENGUKURAN PER3EABILI"A! AB!LU"E
'.1. "u#uan
1. Untuk mengetahui hal yang dapat mempengaruhi permeabilitas
#. Untuk mengetahui kemampuan dari media berpori untuk mengalirkan
%luida.
$. Untuk mengetahui (ara perhitungan permeabilitas.
'.2. "eori Dasar
/ermeabilitas dide%inisikan sebagai suatu bilangan yang menun&ukkan
kemampuan dari suatu batuan untuk mengalirkan fluida. /ermeabilitas
batuan merupakan %ungsi dari tingkat hubungan ruang antar pori"pori
dalam batuan.
-e%inisi kwantitati% permeabilitas pertama"tama dikembangkan oleh
Henr5 Dar$5 (1D)* dalam hubungan empiris dengan bentuk di%erensial
sebagai berikut:
d4
d*
"
k
v

=
dimana :
< = ke(epatan aliran, (m?se(
= viskositas fluida yang mengalir, (p
d/?dH = gradien tekanan dalam arah aliran, atm?(m
k = permeabilitas media berpori, m-
+anda negati% dalam persamaan diatas menun&ukkan bahwa bila
tekanan bertambah dalam satu arah, maka arah alirannya berlawanan
dengan arah pertambahan tekanan tersebut.
1eberapa anggapan yang digunakan oleh Dar$5 dalam /ersamaan
tersebut adalah:
1. Alirannya mantap (steady state
#. 3luida yang mengalir satu %asa
$. <iskositas fluida yang mengalir konstan
'. .ondisi aliran isothermal
). Normasinya homogen dan arah alirannya hori5ontal
*. 3luidanya incompressible.
-alam batuan reservoir, permeabilitas dibedakan men&adi tiga, yaitu :
1. /ermeabilitas absolut, adalah permeabilitas dimana fluida yang
mengalir melalui media berpori tersebut hanya satu %asa, misal hanya
minyak atau gas sa&a.
#. /ermeabilitas e%ekti%, adalah permeabilitas batuan dimana %luida yang
mengalir lebih dari satu %asa, misalnya minyak dan air, air dan gas, gas
dan minyak atau ketiga"tiganya.
$. /ermeabilitas relati%, adalah perbandingan antara permeabilitas e%ekti%
dengan permeabilitas absolut.
-asar penentuan permeabilitas batuan adalah hasil per(obaan yang
dilakukan oleh Henr5 Dar$5. -alam per(obaan ini, Henr5 Dar$5
menggunakan batu pasir tidak kompak yang dialiri air. 1atu pasir silindris
yang porous ini 1::; di&enuhi (airan dengan viskositas , dengan luas
penampang A, dan pan&angnya H. .emudian dengan memberikan tekanan
masuk /
1
pada salah satu u&ungnya maka ter&adi aliran dengan la&u sebesar
O, sedangkan /
#
adalah tekanan keluar. -ari per(obaan dapat ditun&ukkan
bahwa:
O..H?A.(/
1
"/
#

Adalah konstan dan akan sama dengan harga permeabilitas batuan


yang tidak tergantung dari (airan, perbedaan tekanan dan dimensi batuan
32
yang digunakan. -engan mengatur la&u O sedemikian rupa sehingga tidak
ter&adi aliran turbulen, maka diperoleh harga permeabilitas absolut batuan.
-itun&ukkan pada (@ambar '.1.
Ga-.ar '.1
Diagram Per#obaan Pengukuran Permeabilitas
+&m!,-../.- Bass- 0D.- 1123$
2atuan permeabilitas dalam per(obaan ini adalah :
. dar(y
O (m (entipoise H (m
A sP(m. / / atm
(
( ? se(. ( (
( ( (
=

$
1 #

-imana :
O = Ha&u alir, (m
$
?se(
= <iskositas, (entipoise
H= /an&ang penampang, (m
A = Huas penampang, sP(m
/
1
= +ekanan masuk, atm
/
#
= +ekanan .eluar, atm
33
.
O H
A / /
=

. .
.(

1 #
-ari /ersamaan diatas dapat dikembangkan untuk berbagai kondisi
aliran yaitu aliran linier dan radial, masing"masing untuk fluida yang
compressible dan incompressible!
/ada prakteknya di reservoir, &arang sekali ter&adi aliran satu %asa,
kemungkinan terdiri dari dua %asa atau tiga %asa. Untuk itu dikembangkan
pula konsep mengenai permeabilitas e%ekti% dan permeabilitas relati%.
Garga permeabilitas e%ekti% dinyatakan sebagai .
o
, .
g
, .
w
, dimana
masing"masing untuk minyak, gas, dan air. 2edangkan permeabilitas
relati% dinyatakan sebagai berikut :
)
)
)
o
ro
=
)
)
)
g
rg
=
)
)
)
w
rw
=
-imana masing"masing untuk permeabilitas relati% minyak, gas, dan
air. /er(obaan yang dilakukan pada dasarnya untuk sistem satu %asa, hanya
disini digunakan dua ma(am fluida (minyak"air yang dialirkan bersama"
sama dan dalam keadaan kesetimbangan. Ha&u aliran minyak adalah O
o
dan air adalah O
w
. 6adi volume total (O
o
8 O
w
akan mengalir melalui pori"
pori batuan per satuan waktu, dengan perbandingan minyak"air permulaan,
pada aliran ini tidak akan sama dengan O
o
? O
w
. -ari per(obaan ini dapat
ditentukan harga saturasi minyak (2
o
dan saturasi air (2
w
pada kondisi
stabil. Garga permeabilitas e%ekti% untuk minyak dan air adalah :
( .
. .
# 1
* * 6
4 7
)
o o
o

=

dan
( .
. .
# 1
* * 6
4 7
)
w w
w

=

-imana :
34
.
o
= /ermebilitas minyak, dar(y
.
w
= /ermebilitas air, dar(y
O
o
= Nlow rate rata"rata minyak, ((
O
w
= Nlow rate rata"rata gas, ((
H = /an&ang sampel, (m

o
= <iskositas minyak, (p

w
= <iskositas air, (p
A = Huas penampang dari sampel, (m
#
/ = *ressure gradient, atm (:,#)K :,)K 1 atm
/er(obaan ini diulangi untuk la&u permukaan (input rate yang berbeda
untuk minyak dan air, dengan (O
o
8 O
w
tetap konstan. Garga"harga .
o
dan
.
w
pada persamaan di atas &ika plot terhadap 2
o
dan 2
w
akan diperoleh
hubungan seperti yang ditun&ukkan pada gambar '.# dapat ditun&ukkan
bahwa .
o
pada 2
w
= : dan 2
o
= 1 akan sama dengan harga . absolut,
demikian &uga untuk harga . absolutnya (titik A dan 1 pada gambar '.#.
Ga-.ar '.2.
ur4a Permeabilitas Efektif untuk Sistem 0in!ak dan &ir
+(raft- B.(.- 6a"kins 0.*.- 1171$
Gal penting untuk kurva permeabilitas e%ekti% sistem minyak"air, yaitu:
1egitu 2
w
mulai naik dari harga nol, k
o
akan turun dengan (epat. 1egitu
&uga untuk 2
o
yang mulai bertambah dari harga nol harga k
w
akan turun
dengan (epat, atau dapat dikatakan untuk 2
o
yang ke(il akan
35
mengurangi la&u aliran minyak karena k
o
yang ke(il, demikian &uga
untuk air.
ko akan turun terus dengan turunnya harga 2
o
dan men(apai harga nol
meskipun harga 2
o
belum men(apai nol. /ada keadaan ini (titik C
minyak sudah tidak bergerak lagi. 2aturasi minimum dimana minyak
sudah tidak dapat bergerak lagi disebut dengan critical oil saturation
(2
o(
atau residual oil saturation (2
or
. -emikian &uga untuk air,
keadaan ini disebut critical water saturation (2
w(
atau residual water
saturation (2
wr
.
6umlah harga k
o
dan k
w
selalu lebih ke(il dari harga k absolut, ke(uali
pada titik A dan 1 sehingga dapat ditulis sebagai berikut :
k
o
8 k
w
Q k
2edangkan untuk sistem minyak " gas dan gas"air ditulis sebagai
berikut:
k
o
8 k
P
Q k
k
P
8 k
w
Q k
Untuk sistem minyak dan gas, hubungan permeabilitas e%%ekti% dengan
saturasi menun&ukkan k tidak turun se(ara drastis dengan turunnya
saturasi dari 1::; seperti pada kurva untuk minyak dan air. 2
gr
atau
2
g(
lebih ke(il dari 2
o(
maupun 2
w(
.
'.3. Peralatan /an Ba%an
'.3.1. Peralatan
1. Core holder untuk liquid permeameter
(! 8hermometer R, fill connection
9! Cut off valve
'. Special lid dan over flow tube
:! %urette
1! ;ischarge fill valve assemble
B. /as pressure line dan pressure regulator
<! /as -nlet
36
C. /en(atat waktu
Ga-.ar '.3 Ga-.ar '.'
%angkaian 8i9uid Permeameter %angkaian Gas Permeameter
Gan.ar '.1 Ga-.ar '.*
Burette Pressure Gauge
37
Ga-.ar '.( Ga-.ar '.2
Thermometer (ut 5ff 'ale
Ga-.ar '.7 Ga-.ar '.18
54er *lo" Tube Dis#harge:*ill 'al4e &ssemble
Ga-.ar '.11 Ga-.ar '.12
Gas Inlet Stop"at#h
'.3.2. Ba%an
2! 3resh Core
(! /as
'.'. 3eto/e Pengukuran
38
Untuk menentukan besarnya permeabilitas absolut digunakan suatu
alat permeameter, yaitu dengan liquid permeameter dan gas permeameter!
'.'.1. Li>ui/ Per-ea-eter
Prose/ur Dari Li>ui/ Per-ea-eter
1. !asukkan core kedalam core holder
#. 0si burette dengan tes liqud
$. buka coreholder valve dan burette akan terisi
'. &ika burette sudah terisi melalui batas atas tutup cut off valve
). Atur tekanan yang diinginkan pada preassure gauge dengan
mengatur preassure regulator.
*. .embalikan dishcharge fill valve ke discharge.
B. Catat waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida dari batas
atas hingga batas bawah burette!
D. /erhitungan :
Rumus yang digunakan dalam per(obaan ini :
-imana :
. = /ermeabilitas dari sampel
R = <iskositas dari (airan test, (p = :,DC) (p
< = <olume (airan yang dialirkan melalui sampel, (m
$
H = /an&ang dari sampel
A = Huas penampang dari sampel, (m
$
/ = /radient tekanan, Atm, diba(a dari preassure gauge
+ =,aktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan (airan melalui
sampel ( ):((, 1:((, atau )(( , detik.
Catatan :
39
Apabila air digunakan sebagai test liquid, maka harga vis(ositas air
= :,DC) (p
'.'.2. Gas Per-e-a-eter
A. Peralatan Gas Per-ea-eter
1. Core =older dan thermometer
#. 8ripel range flowmeter dengan selector valve
$. Selector valve ( flowmeter selector valve
>! *reassure gauge
:! *reassure regulator
1! /asinlet
?! /as outlet
B. Prose/ur Gas Per-ea-eter
1. /astikan regulating valve tertutup, hubungkan saluran gas inlet
#. !asukkan core pada core holder
$. /utar flowmeter selector valve pada tanda S large T
'. 1uka regulating valve, putarkan sampai preassure gauge
menun&ukkan angka :,#) atm.
). /ilih range pemba(a pada flowmeter antara #: 1': division!
*. 6ika pemba(a pada flowmeter dibawah #:, putar selector valve
SmediumT dan menaikkan tekanan sampai :,) atm.
B. 6ika pemba(a pada flowmeter dibawah #:, putar selector valve
SsmallT dan naikkan tekanan sampai :,1 atm.
D. 6ika flowmeter tetap tidak naik dari angka #:, hentikan per(obaan
dan periksa core pada core holder ( tentukan kemungkinan yang
ter&adi .
C. 6ika flowmeter menun&ukkan angka diatas 1': pada SlangeT tebu,
maka permeabilitas core terlalau besar. /er(obaan kita hentikan
atau (oba naikkan pan&ang core atau kurangi cross sectional area
dari core.
40
1:. Catat temperatur, tekanan dan ba(a flowmeter!
11. Ubah tekanan ke :,#) atm dengan regulator!
1#. Ulangi per(obaan sebanyak $ kali.
1$. /erhitungan :
Rumus yang digunakan dalam per(obaan ini :
. =
-imana :
. = /ermeabilitas dar(y
R = <is(ositas @as yang digunakan, (p
O = 3low rate rata rata ((?dtk pada tekanan rata rata,
ditentukan dari gra%ik kalibrasi
H = /an&ang sampel, Cm
A = Huas penampang dari sampel, (m
#
/ = *reassure gradient, aym ( :,#)K :,)K 1 atm
Catatan : 6ika gas yang digunakan U
#
maka O = 1,:1*D udara
'.1. Hasil Per$o.aan /an Per%itungan
'.1.1. Hasil Per$o.aan
/engukuran /ermeabilitas Absolut dengan @as /ermeameter
. =
A. 4ore 1
-iameter Core : #,')* (m
/an&ang core (H : $,) (m
Huas penampang core (A : ',B$) (m
#
1eda tekanan (V/ : :,#) atm
: '
3low reading : ',1 (m
41
Ha&u aliran gas : #,B ((?dtk
<is(ositas gas (Rg : :,1BC (p
/emeabilitas (k1 : 1,'#C dar(y
B. 4ore 2
-iameter Core : #,')* (m
/an&ang core (H : $,) (m
Huas penampang core (A : ',B$) (m
#
1eda tekanan (V/ : :,) atm
: #
3low reading : *,B (m
Ha&u aliran gas : ),* ((?dtk
<is(ositas gas (Rg : :,1BC (p
/emeabilitas (k : 1,'D# dar(y
4. 4ore 3
-iameter Core : #,')* (m
/an&ang core (H : $,) (m
Huas penampang core (A : ',B$) (m
#
1eda tekanan (V/ : 1 atm
: 1
3low reading : D,* (m
Ha&u aliran gas : B,1 ((?dtk
<is(ositas gas (Rg : :,1BC (p
/emeabilitas (k : :,C$C dar(y
'.1.2. Per%itungan
1. Huas penampang (ore (A :
42
A =
( ) = =
# #
')* , # 1' , $
'
1
'
1
" " d
')(31 $-
2
/ermebilitas (k :
=

=
atm cm
cm dt cc cp
* 6
4 7
k
g g
#) , : B$) , '
) , $ ? B , # 1BC , :
#
1

1)'27 Dar#!
#. Huas penampang (ore (1 :
A =
( ) = =
# #
')* , # 1' , $
'
1
'
1
" " d
')(31 $-
2
/ermebilitas (k :
=

=
atm cm
cm dt cc cp
* 6
4 7
k
g g
) , : B$) , '
) , $ ? * , ) 1BC , :
#
#

1)'22 Dar#!
$. Huas penampang (ore (C :
A =
( ) = =
# #
')* , # 1' , $
'
1
'
1
" " d
')(31 $-
2
/ermebilitas (k :
=

=
atm cm
cm dt cc cp
* 6
4 7
k
g g
1 B$) , '
) , $ ? 1 , B 1BC , :
#
$

8)737 Dar#!
'.*. Pe-.a%asan
/engukuran permeabilitas absolut dengan gas permeameter. Hangkah awal
yang harus kita lakukan dalam per(obaan ini ialah menentukan harga
besarnya tekanan yang digunakan (pada :.#) atm, :.) atm dan 1 atm.
.emudian langkah selan&utnya ialah dengan menentukan besarnya
temperatur, tekanan dan pemba(aan flowmeter sesuai dengan petun&uk
pada prosedur ker&a yang diulangi sebanyak $ kali pada tekanan yang
berbeda"beda. <iskositas dapat ditentukan dari gra%ik sehingga didapatkan
nilai viscositas yaitu sebesar : :.1BC (p. 2etelah mendapatkan nilai seluruh
data yang diperlukan, masukkan ke dalam persamaan
* 6
4 7
k
g g

=

. 0ni
dapat dilihat pada gra%ik di bawah ini :
Grafik ;.1
Permeabilitas &bsolut +Dar#!$ 's 1 < =P +atm$
43
-ari tabel dan gra%ik di atas, dapat dilihat bahwa per&alanan gra%ik
semakin lama semakin menurun. Cara pemba(aan gra%ik di atas adalah
dari kanan ke kiri. /ada gra%ik tampak bahwa permeabilitas semakin lama
semakin menurun, karena semakin besar gradien tekanan maka
permeabilitas absolut dari core akan semakin ke(il. Gal ini disebabkan
karena semakin besar tekanan over burden, maka akan semakin kompak
batuan dan nilai pori"pori batuan akan semakin ke(il.
'.(. Kesi-6ulan
1. -ari per(obaan yang dilakukan sebanyak $ kali, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwasanya per(obaan permeability (k dengan gas
parameter dengan diberi tekanan yang berbeda"beda pula. 2emakin
besar V/, maka nilai k semakin ke(il.
#. 1esarnya harga permeabilitas absolut berbanding terbalik dengan
tekanan, dimana semakin besar tekanan maka harga permeabilitas
absolut akan semakin ke(il. 2ebaliknya, semakin ke(il tekanan maka
harga permeabilitas absolut akan semakin besar.
$. 1esaran permeabilitas berbanding lurus dengan besaran viskositas liquid
yang melalui core tersebut, la&u alir liquid &uga &arak aliran.
44
45
BAB =
PENGUKURAN !IE=E ANAL?!I!
1.1. "u#uan
1. !engetahui distribusi setiap ukuran butir sampel.
#. Untuk menentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat
dengan tu&uan menanggulangi masalah kepasiran dalam suatu %ormasi.
$. Untuk mengetahui (ara menanggulangi masalah kepasiran dalam suatu
%ormasi.
1.2. "eori Dasar
+ahap penyelesaian suatu sumur yang menembus %ormasi lepas
(unconsolidated tidak sederhana seperti tahap penyelesaian dengan
%ormasi kompak (consolidated karena harus mempertimbangkan adanya
pasir yang ikut terproduksi bersama fluida produksi. 2eandainya pasir
tersebut tidak terkontrol dapat menyebabkan pengikisan dan penyumbatan
pada peralatan produksi. -isamping itu, &uga menimbulkan penyumbatan
pada dasar sumur. /roduksi pasir lepas ini, pada umumnya sensiti%
terhadap la&u produksi, apabila la&u alirannya rendah pasir yang ikut
terproduksi sedikit dan sebaliknya.
!etode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner, dan gravel packing. !etode
penangulangan ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran
pasir agar dapat ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Ga-.ar 1.1. Ga-.ar 1.2
Gra4el Pa#king Sie4e &nal!sis
!etode yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screen liner, dan gravel packing. !etode
penanggulangan ini memerlukan pengetahuaan tentang dstribusi ukuran
pasir agar dapat ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
/emasangan gravel pack bertu&uan untuk menghentikan pergerakan
pasir %ormasi, serta memungkinkan produksi ditingkatkan sampai
kapasitas maksimum. /ada kenyataannya, operasi gravel pack gagal
meningkatkan kapasitas produksi, meskipun dapat menahan pergerakan
pasir.
.egagalan ini disebabkan oleh karena berkurangnya permeabilitas
didepan Wona produkti%, akibat partikel"partikel halus ber(ampur dengan
gravel! /er(ampuran partikel"partikel ini dapat ter&adi baik pada saat
operasi gravel packing sedang ber&alan maupun sesudahnya.
/endekatan analitik dari gravel pack yang digunakan adalah
berdasarkan pada pori"pori antara butiran"butiran gravel. 2e(ara teoritis
packing yang paling longgar, yang dibentuk dari partikel"partikel bulat
dengan ukuran seragam adalah cubic packing. -engan susunan tersebut,
partikel yang dapat melewati ruangan antara partikel tersebut berukuran
:.'1'# diameter partikel yang membentuk packing.
46
2edangkan packing yang paling rapat adalah berbentuk he"agonal dan
pertikel yang dapat melewati ruangan antar partikel tersebut berukuran
:.1)') diameter partikel yang membentuk packing. -ari per(obaan,
ternyata bentuk packing yang ter&adi mendekati he"agonal packing.
-engan demikian ukuran gravel yang digunakan harus lebih ke(il atau
sama dengan *.*' diameter pasir %ormasi yang terke(il.
+etapi, ternyata butiran"butiran pasir yang halus dapat membentuk
bridge yang stabil di muka (elah"(elah partikel gravel! -engan demikian
ukuran (elah"(elah ini tidak lebih besar dari tiga kali ukuran partikel.
1erdasarkan hal ini, 4o.erl5 dan@agner mengusulkan ukuran gravel
yang digunakan sama dengan 1: kali d
1:
, dimana d
1:
adalah 1: percentile
dari hasil sieve analysis.
Untuk menentukan ukuran gravel, beberapa ahli lain memberikan
saran atau pendapat sebagai berikut :
a. !au$ier : -
):
= ) sampai * d
):
b. !6arlin : -
):
= ' sampai D d
):
c. "aus$%4orle5 : * d
):
- '
d
1:
". !$%Aart, : untuk C Q $ -
1:
= * d
1:
untuk C Q $ -
':
= * d
':
.
!$%Aart,, memberikan pendekatan dalam menentukan ukuran gravel,
yaitu dengan memperhatikan hal"hal sebagai berikut :
1. Analisis butiran pasir %ormasi.
2etelah diperoleh kurva distribusi ukuran butir pasir %ormasi
produkti%, maka kurva tersebut digunakan untuk perhitungan
selan&utnya.
#. Garga perbandingan gravel terhadap pasir %ormasi atau @"2 ratio.
@"2 ratio adalah perbandingan antara ukuran butiran gravel dengan
ukuran butir pasir %ormasi. @"2 ratio sangat penting hubungannya
47
dengan pemilihan ukuran gravel! 1eberapa bentuk persamaan yang
diberikan oleh para ahli, adalah sebagai berikut:
a. !au$ier :
b. !$%Aart, :
atau
4o.erl5Hill@agnerGu-6ert, :
(. 3al5 :
@ambar ).# menun&ukkan e%ek @"2 ratio terhadap permeabilitas
gravel pack. -ari gambar tersebut dapat dilihat bahwa untuk harga @"2
ratio kurang dari ), ter&adi pengurangan permeabilitas gravel pack, karena
gravel yang dibutuhkan untuk mengontrol pasir terlalu ke(il. 2edangkan
pada harga @"2 ratio * sampai 1:, ter&adi pengurangan permeabilitas
e%ekti% pengepakan gravel. Untuk harga @"2 ratio lebih dari 1:, maka
pasir %ormasi akan dengan bebas melewati pengepakan gravel! Garga
optimum @"2 ratio adalah ) sampai *, karena nampak %ungsi penahan
(bridging dari gravel.
48
/ S Ratio
*ercentil /ravel
*ercentil Sand
=
1:
1:
Sand *ercentil
/ravel *ercentil
Ratio S /
':
':
=
/ S Ratio
'kuran /ravel 8erbesar
'kuran *asir *ercentil
=
1:
/ S Ratio
'kuran /ravel 8erkecil
'kuran *asir *ercentil
=
1:

2ehingga !au$ier menyimpulkan bahwa harga @"2 ratio optimum
ukuran gravel terhadap ukuran pasir %ormasi antara lima sampai enam
dapat dipakai untuk mempertahankan stabilitas pengepakan, karena
permeabilitas dapat dipertahankan dalam keadaan tetap tinggi. 2edangkan
untuk ukuran gravel yang terlalu besar, maka pasir %ormasi akan
menerobos kedalam pengepakan gravel dan akan menambah kehilangan
tekanan (pressure drop.
-istribusi ukuran gravel yang seragam akan mampu menahan butiran
pasir %ormasi yang tidak seragam. /ada harga @"2 ratio mendekati enam
disebut dengan titik peren(anaan atau ukuran butir kritis (critical si5e.
1erdasarkan pengamatan menun&ukkan bahwa :
Untuk pasir dengan ukuran butir seragam (C Q $, maka titik d
1:
merupakan design point dengan @"2 ratio adalah -
1:
= * d
1:
.
Untuk pasir dengan ukuran butir tidak seragam (C E ), maka titik d
':
merupakan design point dengan @"2 ratio adalah -
':
= * d
':
.
Untuk pasir dengan ukuran butir sedang ($ Q C Q ).
/rinsip dari gravel packing adalah menempatkan gravel yang
mempunyai ukuran yang benar di depan pe%orasi %ormasi yang
unconsolidasted ( mudah lepas untuk men(egah pergerakan butiran pasir,
akan tetapi masih bisa melewatkan minyaknya ke lubang sumur.
/ravel pack merupakan work over yang terbaik untuk single
completion dengan 5ona produksi yang pan&ang. /elaksanaannya adalah
sebagai berikut :
a. /embersihan per%orasi dengan clean fluid sebelum gravel pack
dipasang.
b. /enentuan ukuran gravel pack sesuai dengan ukuran butiran pasir
%ormasi.
(. Squee5e gravel pack kedalam lubang per%orasi, digunakan water
wetgravel &ika digunakan oil placement fluid.
49
d. /roduksikan sumur dengan segera setelah packing, aliran produksi
dimulai dengan la&u produksi rendah kemudian dilan&utkan dengan
kenaikan la&u produksi sedikit demi sedikit.
!etode ini merupakan pengontrol pasir yang paling sederhana dan
paling tua umurnya. /ada prinsipnya, adalah gravel yang ditempatkan
pada annulus antara screen?slotted dengan casing?lubang bor,
dimaksudkan agar dapat menahan pasir %ormasi. /ravel pack adalah suatu
(ara untuk menanggulangi kepasiran yang masuk ke dalam sumur dengan
memasang kerikil (gravel di depan %ormasi produkti%, dengan (ara
diin&eksikan, yang mana gravel-gravel itu dapat menahan butiran yang
lepas dan berlaku sebagai penyaring. /emakaian gravel itu baik untuk
%ormasi yang tebal, seragam (uniform dan halus, keseragaman dan ukuran
butiran berhubungan dengan peren(anaan ukuran gravel. 2elain
peren(anaan gravel tergantung pula kepada pengalaman seseorang.
-ewasa ini para ahli (enderung untuk memakai gravel berukuran lebih
ke(il. -i dalam penempatan gravel pack dipasang saringan, ukuran
saringan tergantung pada distribusi ukuran gravel yang digunakan.
1.3. Peralatan /an Ba%an
1.3.1. Peralatan 0
8orison balance dan anak timbangan
,ortar dan pastle
8eyler sieve 6S8, ( #K 1K 1,)K XK 'K 1:K #:K *:K 1':K #::
Ga-.ar 1.3. Ga-.ar 1.'.
Elektrik Sie4e Sha#ker T!ler Sie4e &ST0
50
Ga-.ar 1.1. Ga-.ar 1.*.
0ortal dan Pastle Torison Balan#e
1.3.2. Ba%an 0
1. 1atuan Reservoir
1.'. 3eto/e Pengukuran
1. Ambil (ontoh batuan reservoir yang sudah kering dan bebas minyak
#. 1atuan dipe(ah pe(ah men&adi fragmen ke(il ke(il dan dimasukkan
ke dalam mortal digerus men&adi butiran butiran ke(il.
$. /eriksa dengan binocular, apakah butiran butiran pasir tersebut benar
benar saling terpisah.
'. 2ediakan timbangan teliti #:: gr pasir tersebut.
). 2ediakan sieve analysis yang telah dibersihkan dengan sikat bagian
bawahnya (hati hati waktu membersihkannya.
*. 2usunlah sieve di atas alat penggon(ang dengan mangkok pada
dasarnya sedangkan sieve diatur dari yang paling halus di atas
mangkok dan yang paling kasar ada pun(ak.
B. +uangkan hati hati pasir batuan reservoir (#:: gr kedalam sieve
yang paling atas, kemudian pasang tutup dan keraskan penguatnya.
D. @on(angkan selama $: menit.
C. +uangkan isi dari sieve yang paling kasar (atas ke dalam mangkok
kemudian ditimbang.
1:. +uangkan isi sieve yang paling halus (berikutnya ke dalam mangkok
tadi &uga kemudian ditimbang berat kumulati%nya.
51
11. +eruskan (ara penimbangan diatas sampai isi seluruh sieve ditimbang
se(ara kumuli%.
1#. -ari berat timbangan se(ara kumulati% dapat dihitung &uga berat pasir
dalam tiap tiap sieve.
1$. Ulangi langkah 1 sampai 11 untuk (ontoh batuan reservoir yang kedua
1'. 1uatlah tabel dengan kolom, no sieve, opening diameter, percent
retained kumulatif, seperti berikut ini :
1). 1uat gra%ik semilog antara opening diameter dengan kumulatif percent
retained!
1*. -ari gra%ik didapat (seperti huru% 2.
a. Sorting coefficient :
b. ,edium diameter pada ):; : YYYYY. mm
1.1. Hasil Per$o.aan /an Per%itungan
1.1.1. Hasil Per$o.aan
1erat sampel :121 gr
"a.el 1.1
6asil Per#obaan dan Perhitungan
U! !ieve
series No
6ening /ia-eter)
--Bin$%
Berat)
gr
Berat
Ku-ulatiC
+ Berat
Ku-ulatiC
1* 1,1C )* )* )C,)B'
$: :,)C #$ BC D',:'$
': :,'# D DB C#,))$
): :,#CB B C' 1::
1.1.2. Per%itungan
> berat komulatif
; 1::
C'
)*
"
; 17)1(' +
52
; 1::
C'
BC
"
; 2')8'3 +
; 1::
C'
DB
"
; 72)113 +
; 1::
C'
C'
"
; 1 ; 188 +
Per%itungan Inter6olasi 6ening Dia-eter 6a/a Berat Ku-ulatiC 18+
=
=
< ; 1)'21 --
Per%itungan Inter6olasi 6ening Dia-eter 6a/a Berat Ku-ulatiC '8+
=
53
*
84,042
0,59 1,19
59,574
50
*
59,574
1,19
1,42
5
50
40
=
< ; 1)*(8 --
Per%itungan Inter6oasi 6ening Dia-eter 6a/a Berat Ku-ulatiC 78+
=
=
< ; 8)'*2 --
!embuat gra%ik semilog hubungan antara opening diameter vs ; berat
kumulati%. -ari hasil plot didapatkan :
1. .pening diameter pada berat kumulati% ):; ( d
):
: 1,'#) mm
#. .pening diameter pada berat kumulati% ':; ( d
':
: 1,*B: mm
$. .pening diameter pada berat kumulati% C:; ( d
C:
: :,'*# mm
.oe%isien keseragaman butir pasir ( C adalah :
C = d
':
? d
C:
= $,*1)
!enurut !$%Aart, adalah :
C Q $, merupakan pemilihan yang seragam
54
*
100
0,29
7
0,42
92,553
90
C E ), merupakan pemilihan yang &elek
3 D 4 D 1) -eru6akan 6e-ila%an 5ang se/ang
1.*. Pe-.a%asan
-ari gra%ik semilog hubungan antara opening diameter vs ; berat
kumulati% berdasarkan dari tabel per(obaan, diperoleh gambar gra%ik
hubungan antara opening diameter vs ; berat kumulati% tersebut. -ata
per(obaan untuk memperoleh gambar gra%ik dapat dilihat pada tabel
berikut.
"a.el 1.2.
5pening diameter dan > berat kumulatif
55
7pening
-iameter
; 1erat.umulati%
1,1C )C,)B'
:,)C D',:'$
:,'# C#,))$
:,#CB 1::
.emudian plotkan pada berat kumulati% ):;, ':; dan C:; masing"masing
terhadap garis gra%ik, kemudian tarik garis ke bawah untuk mendapatkan
besarnya opening diameter dari ; berat kumulati% masing"masing yang telah
ditentukan sebelumnya. 1esar nilai opening diameter nya adalah sebagai
berikut :
d
):
= 1,'#) mm
d
':
= 1,*B: mm
d
C:
= :,'*# mm
.emudian, setelah didapat nilai opening diameter yang dimaksud, masukkan
nilai tersebut ke persamaan
C:
':
d
d
C =
untuk men(ari besarnya koe%isien
keseragaman butir pasir. -ari perhitungan menggunakan persamaan di atas
diperoleh nilai koe%isien keseragaman butir pasir berharga = $,*1) dan
menurut !$%Aart, pemilahan tersebut termasuk dalam kategori sedang. -an
dari data tersebut kita bisa plot kan kedalam gra%ik dibawah ini.
GraCik 1.1
6ubungan opening diameter 4s > berat kumulatif
56
1.(. Kesi-6ulan
1. !enurut !$%Aart,, hasilnya $ Q C Q ) yang merupakan pemilahan
sedang.
#. +ernyata saringan yang disusun sedemikian rupa adalah berbanding
terbalik dengan ukuran opening si5e nya, dimana opening si5e nya makin
ke bawah (makin besar ukuran meshnya makin ke(il.
$. -ari opening diameter inilah yang menentukan ren(ana pemasangan sand
pack atau gravel pack, atau dapat diambil dari data sorting coefficient.
.arena dari distribusi pasir dapat ditentukan pemilihan ukuran screen dan
gravel yang tepat.
57
58
BAB =I
PENEN"UAN KADAR LARU" !A3PEL &R3A!I DALA3
LARU"AN A!A3
*.1. "u#uan
1. Untuk mengetahui kadar larut %ormasi dalam larutan asam
#. Untuk meningkatkan la&u produksi dengan metode fracturing.
$. Untuk menentukan presentase solubility!
*.2. "eori Dasar
2alah satu (ara untuk meningkatkan produksi minyak pada batuan
resevoir carbonat adalah dengan (ara pengasaman atau memompakan
asam (=Cl) ke dalam reservoir. 1atuan reservoir yang bisa diasamkan
dengan GCl adalah : limestone, dolomit dan dolomit limestone.
2emua asam memiliki satu persamaan. Asam akan terpe(ah men&adi
ion positif dan anion hidrogen ketika acid larut dalam air. -on hidrogen
akan bereaksi dengan batuan calcerous men&adi air dan C.
(
. Asam yang
dipakai di industri minyak dapat dapat inorganik (mineral yaitu chlorida
dan asam flourida, atau organik asam acetic (asetat dan asam formic
(%ormat. /ada abad yang lalu pernah digunakan asam sul%at sesaat setelah
orang sukses dengan in&eksi asam chlorida pertama dan tentu sa&a
mengalami kegagalan malah %ormasi &adi rusak.
-alam industri mineral adalah yang paling banyak digunakan.
1erma(am " ma(am asam puder (sulfamic dan chloroacetic atau hibrida
((ampuran asam acetic"GCH dan formie"GCH &uga telah dipakai dalam
industri terutama untuk meredam keakti%an asam GCH. 2emua asam diatas
ke(uali kombinasi GCH"GN yang dipakai untuk batuan pasir (sandstone
hanya dipakai pada batuan karbonat (limestone+dolomite. 6enis asam yang
sering digunakan dalam acidi5ing antara lain:
1. .rganic acid, GCG$C72 dan GC7#G
#. =ydrochloric acid, GN
$. =ydrofluoric acid, GCH
Adapun syarat"syarat utama agar asam dapat digunakan dalam operasi
acidi5ing (pengasaman ini adalah:
1. +idak terlampau reakti% terhadap peralatan logam.
#. 2egi keselamatan penanganannya harus dapat menun&ukkan indikasi
atau &aminan keberhasilan proyek acidi5ing ini.
$. Garus dapat bereaksi?melarutkan karbonat atau mineral endapan
lainnya sehingga membentuk soluble product atau hasil"hasil yang
dapat larut.
/ada prinsipnya stimulasi dengan pengasaman dapat dibedakan
men&adi # (dua kelompok yaitu:
1. /engasaman pada peralatan produksi yaituK tubing dan flowline.
#. /engasaman pada %ormasi produkti% yaituK perforasi dan lapisan.
2timulasi merupakan suatu metoda workover yang berhubungan
dengan adanya perubahan si%at %ormasi, dengan (ara menambahkan unsur"
unsur tertentu atau material lain ke dalam reservoir atau %ormasi untuk
memperbaikinya. /rinsip penerapan metoda ini adalah dengan
memperbesar harga k
o
atau dengan menurunkan harga Z
o
, sehingga harga
/0"nya meningkat dibanding sebelum metoda ini diterapkan.
2ebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman harus diren(anakan
dengan tepat data data laboratorium yang diperoleh dari sampel formasi,
fluida reservoir dan fluida stimulasi. 2ehingga in%ormasi yang diperoleh
dari laboratorium tersebut dapat digunakan engineer untuk meren(anakan
operasi stimulasi dengan tepat, pada gilirannya dapat diperoleh
penambahan produkti%itas %ormasi sesuai dengan yang diharapkan. 2alah
satu in%ormasi yang diperlukan adalah daya larut asam terhadap sampel
batuan ( acid solubllity .
!etode ini menggunakan teknik grafimetrik untuk menentukan
reakti%itas %ormasi dengan asam. 1atuan karbonat ( mineral limestone
59
biasanya larut dalam GCl, sedangkan silikat ( mineral clay larut dalam
mud acid!
1atuan karbonat itu sendiri adalah semua batuan yang terdiri dari
garam karbonat. 1atuan karbonat mempunyai keistimewaan dalam (ara
pembentukannya yaitu hanya dari larutan, praktis tidak ada sebagai
detritus daratan. 7rganisme sangat berperan dalam pembentukan batuan
karbonat, yaitu sebagai penghasil unsur CaCo
$
. 7rganisme pembentuk
batuan karbonat dapat terdiri dari koral, ganggang, molluska, bryo5oa,
echinodermata, brachiopoda, ostracoda, porifera dan beberapa &enis
organisme lainnya. 1atuan karbonat merupakan batuan reservoir yang
sangat penting di dalam industri perminyakan. -ari B); daratan yang
dibawahi oleh batuan sedimen, seperlimanya merupakan batuan karbonat.
1atuan karbonat dapat dikelompokkan men&adi empat &enis, yaitu
terumbu, dolomit, gamping klastik dan gamping a%anitik.
2i%at"si%at %isik pada batuan karbonat ini berbeda dengan batuan
reservoir lainnya. Untuk mengetahui si%at"si%at %isik batuan karbonat dapat
dilakukan dengan metode test asam, metode noda kimia, metode residu tak
terlarut, metode etsa dan metode analisis sayatan tipis. -engan metode
analisis etsa analisa yang dilakukan meliputi konstitusi utama, &enis
kerangka?butir, konstitusi detritus, masa dasar, hubungan butir dengan
masa dasar, besar butir, pemilahan, keadaan butir, susunan butir, indeks
energi dan nama batuan. Gal ini akan mempengaruhi porositas,
permeabilitas, tekanan kapiler, wettabilitas, saturasi dan kompresibilitas
batuan.
*.3. Peralatan /an Ba%an
*.3.1. Peralatan 0
1. !ortal dan prestle
#. 7ven
$. >rlenmeyer
'. .ertas 2aring
60
:! So"helet 6paratus
*. A2+! 1:: !esh
Ga-.arGa-.ar *.1 Ga-.ar *.2
0ortal dan Pastle Erlenme!er
Ga-.ar *.3
54en
*.3.2. Ba%an 0
1. Core (1atugamping dan 1atupasir
#. GCl 1); atau mud a(id ( 1); GCl 8 $; GN
$. Harutan indikator methil orange ( 1gr methil orange dilarutkan dalam
1 liter aPuades ? air suling
Ga-.ar *.' Ga-.ar *.1
6(8 atau &#id 0eth!l 5range
61
*.'. 3eto/e Pengukuran
1. Core diekstraksi terlebih dahulu dengan toulene ? benWena pada
So"hlet 6paratus. .emudian keringkan dalam oven pada suhu 1:)
o
C
( ##:
o
N
#. Gan(urkan sampel kering pada mortal hingga dapat lolos pada
A2+! 1:: mesh
$. Ambil sampel yang telah dihan(urkan #: gr dan masukkan pada
erlenmeyer ):: ml, kemudian masukkan 1): ml GCl 1); dan
digoyangkan hingga C7
#
terbebaskan semua.
'. 2etelah reaksi selesai tuangkan sampel residu plus larutan dalam
erlenmeyer pada kertas saring. 1ilas sisa sisa sampel dengan
aquades sedemikian rupa hingga air filtrate setelah ditetesi larutan
metyhl orange tidak nampak reaksi asam ( sampai warna merah
merahan
). .eringkan residu dalam oven kira kira selama [ &am dengan suhu
1:)
o
C ( ##:
o
N , kemudian dinginkan dan akhirnya ditimbang
*. Gitung kelarutan sebagai persen berat dari material yang larut dalam
GCl 1);
2olubility, ; berat
-imana :
, = 1erat sampel, gram
w = 1erat residu , gram
*.1. Hasil Per$o.aan /an Per%itungan
*.1.1. Hasil Per$o.aan
2ampel 1 (1atu /asir
1. 1erat sampel sebelum pengasaman = 1:,) gr
#. 1erat sampel setelah pengasaman = 1:,) gr
$. ; 1erat 2olubilty = : ;
62
2ampel # (1atu karbonat
1. 1erat sampel sebelum pengasaman = $D gr
#. 1erat sampel setelah pengasaman = $* gr
$. ; 1erat 2olubilty = ),#*$ ;
*.1.2. Per%itungan
1. ; 1erat 2olubility /asir =
; 1:: "
&
w &
=
; 1::
) , 1:
) , 1: ) , 1:
"

= 8+
2. ; 1erat 2olubility karbonat =
; 1:: "
&
w &
=
; 1::
$D
$* $D
"

= 1)2*3 ;
*.*. Pe-.a%asan
/enentuan kadar larut sampel %ormasi dalam larutan asam
merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan in%ormasi tentang
daya larut asam terhadap sampel batuan (acid solubility, in%ormasi yang
seperti ini sangat penting sebelum dilakukan stimulasi dengan pengasaman
karena pengasaman ini harus benar"benar teren(ana dan tepat, salah sedikit
dapat berakibat buruk karena setiap %ormasi berbeda"beda dan otomatis
pengasamannya pun berbeda. /ada per(obaan ini, &enis batuan sampel
yang digunakan yaitu, batuan karbonat dan masing"masing beratnya
sebelum dan sesudah pengasaman dapat dilihat dari data perhitungan. -ari
data tersebut persen berat solubility dapat ditentukan dengan rumus
; 1:: "
&
w &
.
-ari hasil perhitungan data maka didapat harga ; berat solubility pasir
sebesar :. -an untuk harga ; berat solubility carbonate sebesar ),#*$;.
Gal ini ter&adi karena pada batuan pasir, ketika sebelum pengasaman dan
63
setelah pengasaman, berat sampel tidak berubah (tetap, sedangkan pada
batuan karbonat, berat sampel sebelum dan setelah pengasaman
mengalami perubahan. 2alah satu (ara untuk meningkatkan produksi
minyak pada batuan resevoir carbonat adalah dengan (ara pengasaman
atau memompakan asam (GCl kedalam reservoir. 1atuan karbonat
merupakan batuan reservoir yang sangat penting di dalam industri
perminyakan.
*.(. Kesi-6ulan
1. 2etelah dilakukan pengasaman ; berat solubility pada batuan pasir
benilai 8+ dan ; berat solubility batuan karbonat bernilai 1)2*3+.
#. /emberian stimulan pada sumur merupakan alternati% yang (ukup baik
guna memaksimalkan kembali produksi minyak pada sumur tersebut.
$. -ari keterangan diatas besar daya larut asam terhadap batu pasir lebih
besar daripada batu gamping, artinya batu pasir lebih reakti% daripada
batu ganping terhadap larutan asam GCl. Artinya dalam pelaksanaan
proses acidi5ing terhadap batu pasir (sandstone, larutan asam yang
tepat digunakan adalah larutan GCl.
64
65
BAB =II
PENEN"UAN "EKANAN KAPILER PADA !A3PEL
BA"UAN RE!ER=IR
(.1. "u#uan
1. !enentukan nilai tekanan kapiler pada sample batuan reservoir!
#. !enentukan distribusi fluida vertikal.
$. !engetahui pengertian tekanan kapiler!
(.2. "eori Dasar
-istribusi fluida vertical dalam reservoir memegang peranan penting
didalam peren(anaan well completion. -isrtibusi se(ara vertical ini
men(erminkan distribusi saturasi fluida yang menempati setiap porsi
rongga pori. Adanya tekanan kapiler (/( mempengaruhi distribusi minyak
dengan gas. -idalam rongga pori tidak terdapat batas yang ta&am atau
bentuk 5ona transisi. 7leh karena tekanan kapiler dapat dikonversi
men&adi ketinggian diatas kontak minyak air (G, maka saturasi minyak,
air dan gas yang menempati level tertentu dalam reservoir dapat
ditentukan. -engan demikian distribusi saturasi saturasi fluida ini
merupakan salah satu dasar untuk menentukan se(ara e%isien letak ke
dalam sumur yang akan dikomplesi.
+ekanan kapiler (/
(
dide%inisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak ter(ampur ((airan"(airan atau
(airan"gas sebagai akibat dari ter&adinya pertemuan permukaan yang
memisahkan mereka. /erbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan
tekanan antara fluida@non-wetting phaseA(/
nw
dengan fluida@&etting
phaseA (/
w
atau :
/
(
= /
nw
" /
w
+ekanan permukaan fluida yang lebih rendah ter&adi pada sisi
pertemuan permukaan fluida immiscible yang (embung. -i reservoir
biasanya air sebagai %asa yang membasahi (wettingphase , sedangkan
minyak dan gas sebagai non-wettingphase atau tidak membasahi.
+ekanan kapiler dalam batuan berpori tergantung pada ukuran pori"
pori dan ma(am fluidanya. 2e(ara kuantitati% dapat dinyatakan dalam
hubungan sebagai berikut.
gh
r
*
c


= =
(os #
-imana :
/
(
= +ekanan kapiler, atm
= +egangan permukaan antara dua fluida
(os = 2udut kontak permukaan antara dua fluida, dera&at
o
r = 6ari"&ari lengkung pori"pori, m
= /erbedaan densitas dua %luida, gr?(m
$
g = /er(epatan gravitasi, m?s
#
h = +inggi kolom, m
-alam /ersamaan diatas dapat dilihat bahwa tekanan kapiler
berhubungan dengan ketinggian di atas permukaan air bebas (oil-water
contact, sehingga data tekanan kapiler dapat dinyatakan men&adi plot
antara h versus saturasi air (2
w
.
66

Grafik ?.1. ur4a Tekanan apiler +(raft- B.(.- 6a"kins 0.*.- 1171)
/erubahan ukuran pori"pori dan densitas fluida akan mempengaruhi
bentuk kurva tekanan kapiler dan ketebalan 5ona transisi!
-ari persamaan diatas ditun&ukkan bahwa h akan bertambah &ika
perbedaan densitas fluida berkurang, sementara %aktor lainnya tetap. Gal
ini berarti bahwa reservoir gas yang terdapat kontak gas"air, perbedaan
densitas fluidanya bertambah besar sehingga akan mempunyai Wona
transisi minimum.
-emikian &uga untuk reservoir minyak yang mempunyai A/0 gravity
rendah maka kontak minyak"air akan mempunyai Wona transisi yang
pan&ang.
Ukuran pori"pori batuan reservoir sering dihubungkan dengan besaran
permeabilitas yang besar akan mempunyai tekanan kapiler yang rendah
dan ketebalan Wona transisinya lebih tipis dari pada reservoir dengan
permeabilitas yang rendah.
Nluida yang terdapat pada reservoir, yaitu :
1. -ry @as
-ry gas adalah suatu fluida yang berupa gas natural atau alami,
dimana dalam dry gas titik separator berada pada %asa gas dan tidak
terdapat dalam diagram bubble point dan dew point &adi dry gas bila
67
tekanannya turun dengan gas konstan maka tidak akan merubah
%asanya akan tetap dalam posisi gas. -an bila dry gas diberi tekanan
yang besar dengan tanpa merubah volumenya akan tetap berbentuk
gas, luas diagram %asa (air lebih ke(il dibanding dengan luas diagram
%asa ganya, tetapi garis dew pointnya lebih pan&ang dari pada gas
basah. Ciri(iri dry gas :
1. +emperature kritis dan temperature %luida relati% sangat rendah
sehingga biasanya berharga &auh dibawah temperature
reservoirnya.
#. +idak terdapat (airan yang diperoleh dari separator produksi di
permukaan.
$. /as oil ratio ( @7R produksi biasanya E 1::,::: s(% ? 2+1.
(! &et /as
&et gas adalah gas basah dimana saat diproduksi akan berbentuk
gas dan bila diproses lebih lan&ut maka akan menghasilkan (airan, hal
ini disebabkan titik separator pada diagram %asanya terdapat pada
daerah diagram dua %asa. 0ni yang membedakan dengan dry gas!
Ciri"(irinya adalah :
1. +emperature crikondenterm diagram %asanya Q temperatur
reservoir!
#. Nluida yang terdapat dalam separator 1:; (airan dan C:; gas.
$. /roduksi @7Rnya biasanya Q 1::,::: s(% ? 2+1.
>! Condesategas
/ada condensate gas biasanya kondisi temperatur reservoir adalah
lebih besar daripada temperatur kritis %luida hidrokarbonnya tetapi
lebih ke(il daripada temperatur krikondenterm.
9! #olatil .il
#olati oil atau minyak ringan adalah minyak bumi yang
mengandung senyawa"senyawa hidrokarbon berat (fraksi berat yang
68
relati% lebih sedikit dibanding minyak berat , sehingga +C"nya Q +C
minyak berat. Ciri"(iri umum minyak ringan :
1. +emperatur reservoir berada di bawah +"kritis %luida
hidrokarbonnya
#. 2etelah akhir tahap produksi, didalam reservoir tersisa F *: ; mol
gas dan ': ; mol (airan.
$. @or produksinya Q 1:.::: 2CN?2+1, warna (airan gelap.
>! %lack oil
%lack oil atau minyak berat adalah minyak bumi yang mengandung
senyawa " senyawa hidrokarbon berat lebih banyak daripada senyawa
senyawa hidrokarbon ringan ( %raksi ringan . Umumnya minyak
berat di(irikan oleh :
1. +emperatur reservoirnya berada di bawah temperatur kritis fluida
hidrokarbonnya ( karena +C"nya relati% tinggi .
#. /ada akhir tahap produksi (airan yang tersisa didalan reservoir F
B); mol dan gas yang tersisa F #);.
$. @7R produksi F ):: ):: 2CN?2+1.
69
(.3. Peralatan /an Ba%an
(.3.1. Peralatan 0
2! *ump Cylinder
(! ,easuring Screw
9! ,ake 'p!But
>! *icnometer 4id
:! Sample =older
1! .bservation &indow
?! *ump Scale
<! ,ecrometer ;ial
C! *ressure =oss
Ga-.ar (.1 Ga-.ar (.2
Pump (!linder 0easuring S#re"

Ga-.ar (.3 Ga-.ar (.'
Pressure 6oss Sample 6older
70
Ga-.ar (.1 Ga-.ar (.*
Pump S#ale 0i#rometer Dial
Gambar ?.?. 0er#ur! In@e#tion (apillar! Pressure &pparatus
(.3.2. Ba%an 0
2! 3resh Core
(! /as
(.'. 3eto/e Pengukuran
(.'.1. Kali.rasi Alat
Laitu untuk menentukkan volume piknometer ( #DK1): (( .
1. /asang picnometer lid pada tempatnya, pump metering plunger diputar
penuh dengan manipulasi handwheel.
#. 1uka vacuum valve pada panel, sistem dikosongkan sampai small
gauge menun&ukkan nol, kemudian panal valve ditutup, piknometer
dikosongkan sampai tekanan absolute kurang dari #: micro.
$. /utar handwheel sampai matering plunger bergerak ma&u dan mercury
level men(apai lower reference mark.
71
'. ,oveable scale ditetapkan dengan yoke stop ( pada #D (( dan
handwheel dial diset pada pemba(aan miring kanan pada angka 1).
). !er(ury diin&eksikan ke piknometer sampai pada upper reference
mark, skala dan dial menun&ukkan angka nol ( : .
*. 6ika pemba(aan berbeda sedikit dari nol, perbedaan tersebut harus
ditentukan dan penentuan untuk dial handwheel setting pada step '.
6ika perbedaan terlalu besar yoke stop harus direset kembali dan
deviasi pemba(aan adalah F :,::1 ((.
.arena dalam penggunaan alat ini memakai tekanan yang besar tentu
akan ter&adi perubahan volume piknometer dan mercury. Untuk itu perlu
dilakukan preassure volume correction yaitu :
a. Hetakkan picnometer lid pada tempatnya, pump matering plunger
diputar penuh dengan memanipulasi handwheel!
b. Ubah panel valve ke vacuum &uga small preassure gauge dibuka,
sistem dikosongkan sampai absolut pressure kurang dari #: micro.
(. !er(ury diin&eksikan sampai men(apai upper reference mark,
adustmove able scale dial pada pemba(aan :,:: (( kemudian tutup
vacum valve!
d. /utar bleed valve mercury turun $ mm dibawah upper reference mark!
e. /utar pompa hingga mercury men(apai upper reference mark lagi dan
biarkan stabil selama F $: detik.
%. 1a(a dan (atat tekanan pada small preassure gauge serta hubungan
volume scale dan dial handwheel ( gunakan dial yang miring kekiri
sebagai pengganti : ) (( graduated interval pada skala.
g. 2tep d, e, dan % diulang untuk setiap kenaikan tekanan pada sistem,
kemudian (atat volume dan tekanan yang didapat. 6ika tekanan telah
men(apai limit 1 atm, bukan nitrogen valve!
h. 6ika telah men(apai limit gunakan :,1): atm gauge.
72
i. 6ika test telah selesai, tutup panel nitrogen valve, sistem tekanan
dikurangi dengan mengeluarkan gas sampai tekanan sistem men(apai 1
atm.
&. -ata yang didapat kemudian diplot, maka akan terlihat bagaimana
ter&adinya perubahan preassure volume.
A 1 = /erubahan volume oleh tekanan ( pada tekanan rendah
C - = /erubahan volume pada tekanan tinggi
> = -nflektion point
(.'.2. Prose/ur Untuk 3enentukan "ekanan Ka6iler
1. 2iapkan core yang telah diekstrasi dengan vol 1 # ((, kemudian
tempatkan pada core holder.
#. *icnometer lid dipasang pada tempatnya dan putar handwheel se(ara
penuh.
$. Ubah panel valve ke vacuum dan pressure gauge dibuka, sistem
dikosongkan sampai absolut pressure kurang dari #C micro.
'. +utup vacuum, putar pump metering plunger sampai level mercury
men(apai lower reference mark.
). *ump scale diikat dengan yoke stop dan dial handwheel diset pada
pemba(aan 1) (miring kanan. -an berikan pemba(aan pertama
#D,1): ((.
*. ,ercury diin&eksikan sampai men(apai upper reference mark. 1a(a
besarnya bulk volume dari pump scale dan handwheel dial. 2ebagai
(ontoh &ika pemba(aan skala lebih besar dari 1# (( dan dial handwheel
menun&ukkan $#,) maka bulk volume sample 1#,$#) ((.
B. @erakkan pump scale dan handwheel dial pada pemba(aan :,::: ((.
D. /utar bleed valve, maka gas ? udara mengalir ke sistem sampai level
mercury turun $ sampai ) mm di bawah upper reference mark.
C. /utar pompa sampai permukaan mercury men(apai tanda paling atas
dan usahakan konstan selama $: detik.
73
1:. 1a(a dan (atat tekanan (low pressure gauge dan volume scale beserta
handwheel dial (miring ke kiri untuk mengganti :") (( graduated
interval pada s(ale.
11. 2tep D, C, 1: diulang untuk beberapa kenaikkan tekanan. 6ika tekanan
telah men(apai 1 atm buka nitrogen valve. 6ika sistem telah men(apai
limit pada :"# atm gauge, gauge diisolasi dari sistem dan gunakan
:"1): atm gauge.
1#. 2tep 11 diulangi sampai tekanan akhir didapat.
Catatan : fluktuasi thermometer 1 #
o
C.
1$. 6ika test telah selesai, nitrogen valve ditutup. +ekanan sistem dikurangi
sampai men(apai tekanan atm dengan mengeluarkan gas lewat bleed
valve.
(.1. Hasil Per$o.aan /an Per%itungan
(.1.1. Hasil Per$o.aan
=. 0 *8 $$
=6 0 38 $$
.olom 1 .olom # .olom $ .olom ' .olom ) .olom *
U7 0ndikator
/ressure
Corre(t
/ressure
0ndikator
<olume o%
mer(ury
/ressure
<olume
Corre(tion
A(tual
<olume o%
!er(ury
!er(ury
2aturation
(;
(atm (atm 0n&e(tion((( ((( 0n&e(tion(((
1 :,1 :,1) #),1:$ :,:1) #),:DD D$,*#:
# #,) #,)) ##,):: :,#:: ##,$:: B',$::
$ $,) $,)) 1B,):: :,#$$ 1B,#*B )B,)))
' ' ',:) 1) :,#): 1',B): 'C,1**
) *,) *,)) 1$ :,$$: 1#,*B: '#,#$
* B,) B,)) 1:,$$$ :,$#: 1:,:1$ $$,$BB
B 1:,) 1:,,)) C,1:: :,$*# D,B$D #C,1#B
D 1) 1),:) C :,':: D,*:: #D,**B
C ## ##,:) D,*': :,'$) D,#:) #B,$):
1: $) $),:) D,*:: :,'D: D,1#: #B,:*B
Tabel ?.1
Pressure 'olume (orre#tion
/ressure (atm <olume (((
74
8 8
1 8)11
' 8)21
7 8)31
11 8)'
21 8)'1
31 8)'2
'8 8)'7
18 8)1
*8 8)11
188 8)1'
118 8)1*
128 8)17
121 8)*2
122 8)*'
138 8)*(
131 8)*7
132 8)(1
133 8)('
13' 8)((
131 8)2
13* 8)23
13( 8)2(
137 8)77
1'8 1
75
1
0,1
0,
5
*
0
0
(.1.2. Per%itungan
Pengukuran "ekanan Ka6iler
Correct *ressure = -ndicator *ressure 8 :,:) atm
= :,1 atm 8 :,:) atm
; 8)118 atm
Correct *ressure = -ndicator *ressure 8 :,:) atm
= #,) atm 8 :,:) atm
= 2)118 at-
Correct *ressure = -ndicator *ressure 8 :,:) atm
= $,) atm 8 :,:) atm
= 3)118 at-
Correct *ressure = -ndicator *ressure 8 :,:) atm
= ' atm 8 :,:) atm
= ')818 at-
Correct *ressure = -ndicator *ressure 8 :,:) atm
= *,) atm 8 :,:) atm
= *)118 at-
*ressure #olume Correction = 8)811 ((
76
:,1$) = :,1) \
] = :,1) :,1$)
= 8)811 $$
4
2,5
0,25 *
1
0,1
5
4
3,5
0,25 *
1
0,1
5
4
4
0,25 *
4
0,2
5
*ressure #olume Correction = ' ((
*ressure #olume Correction = ' ((
*ressure #olume Correction = ' ((
77
:,1) = :,B) $\
$] = :,B) :,1)
\=
= 8)288 $$
:,:) = :,B) $\
$] = :,B) :,:)
]=
= 8)233 $$
-ndikator *ressure = ' atm
*ressure = ' atm
6adi volumenya = 8)218 $$
^Ada pada data^
9
6,5
0,35
*
4
0,2
5
*ressure #olume Correction = ' ((
6ctual #olume of ,ercury -nection
= -ndicator volume of mercury inection *ressure volume correction
= #),1:$ (( :,:1) ((
= 21)822 ((
,ercury Saturation =
=
;23)*38 +
6ctual #olume of ,ercury -nection
= -ndicator volume of mercury inectionD *ressure volume correction
= ##,) (( :,# ((
= 22)388 ((
,ercury Saturation =
=
78
:,#) = 1,B) )\
)] = 1,B) :,#)
\=
= 8)338 $$
;(')388+
79
6ctual #olume of ,ercury -nection
E -ndicator volume of mercury inection D *ressure volume
correction
= 1B,)(( :,#$$ ((
= 1()2*( ((
,ercury Saturation =
=
;1()188 +
6ctual #olume of ,ercury -nection
E -ndicator volume of mercury inection D *ressure volume
correction
= 1) (( :,#) ((
= 1')(18 ((
,ercury Saturation =
=
;'7)188 +
6ctual #olume of ,ercury -nection
E -ndicator volume of mercury inection D *ressure volume
correction
= 1$ (( :,$ ((
= 12)(88 ((
80
,ercury Saturation =
=
;'2)288 +
81
(.*. Pe-.a%asan
/ada per(obaan ini membahas mengenai tekanan kapiler yang
diberikan kepada suatu %ormasi batuan reservoir. +ekanan kapiler
merupakan perbedaan tekanan yang ada antara permukaan dua %luida yang
tidak ter(ampur, sebagai akibat dari ter&adinya pertemuan permukaan yang
memisahkan %luida tersebut. +ekanan kapiler dalam batuan berpori
tergantung pada ukuran pori"pori dan ma(am %luidanya. 1esarnya tekanan
kapiler dipengaruhi oleh tegangan permukaan, sudut kontak antara minyak
airWat padat dan &ari"&ari kelengkungan pori. +ekanan kapiler dalam
reservoir digunakan sebagai mekanisme pendorong minyak dan gas untuk
bergerak atau melelui pori pori se(ara vertikal. Ada dua gra%ik yang akan
dibahas pada bab ini, yaitu:

GraCik (.1.
6ubungan (orre#t Pressure +atm$ dan 0er#ur! Saturation +>$
@ra%ik di atas merupakan gra%ik mercury saturation pada suatu
batuan reservoir terhadap correct pressure. -ari gra%ik tersebut dapat kita
ketahui bahwa correct pressure sangat mempengaruhi besar ke(ilnya
mercury saturation suatu batuan reservoir, karena apabila correct
pressure semakin besar maka mercury saturation pada batuan akan
semakin ke(il.
82
Untuk men(ari hubungan nilai tekanan dan volume, plot nilai
tekanan dan volume dari table B.#. Uilai tekanan akan berbanding lurus
dengan nilai volume. 2emakin besar &umlah volume maka nilai tekanan
kapiler akan semakin meningkat.
GraCik (.3.
6ubungan 'olume +##$ dan Pressure +psi$
-ilihat dari gra%ik tersebut, dapat kita lihat bahwa semakin besar
volume yang terdapat dalam batuan, maka semakin besar pula pressure
yang diberikan kepada batuan tersebut.
(.(. Kesi-6ulan
1. Corre(t pressure vs volume saturation.
Uilai dari correct pressure akan berbanding terbalik dengan nilai mercury
saturation. +etapi penurunannya ter&adi se(ara bertahap.
#. +ekanan kapiler adalah perbedaan tekanan antara non-wetting phase
dengan wetting phase &ika dalam reservoir terdapat # atau lebih %asa %luida
yang tidak saling ter(ampur antara satu dengan yang lain dalam kondisi
statis.
$. /ressure vs volume.
Uilai dari pressure berbanding lurus dengan volume. 2emakin besar
volume, maka nilai tekanan akan semakin meningkat.
83
BAB =III
PE3BAHA!AN U3U3
/ada dunia perminyakan tidaklah mudah untuk memproduksikan
hidrokarbon yang berada didalam lapisan permukaan bumi, agar dapat
memproduksikan hidrokarbon yang umumnya kita kenal dengan minyak bumi
membutuhkan proses dan waktu yang (ukup lama. 2ebab kita harus menganalisa
dan mempela&ari lapisan"lapisan yang berada dibawah permukaan bumi untuk
men(ari lokasi atau daerah yang memiliki potensi terakumulasinya hidrokarbon.
-alam pelaksanaan produksi hidrokarbon itu sendiri, diperlukan tahapan
analisa inti batuan. 6nalisa inti batuan adalah tahapan anlisa setelah (ontoh
%ormasi dibawah permukaan (core) diperoleh. +u&uan dari analisa inti batuan
adalah untuk menentukan se(ara langsung in%ormasi tentang si%at"si%at %isik
batuan yang ditembus selama pemboran.
-alam praktikum analisa inti batuan kali ini, dilakukan praktik pengukuran
porositas, pengukuran saturasi, pengukuran permeabilitas absolut, sieve analysis,
pengukuran kadar larut batuan sampel %ormasi terhadap asam, dan penentuan
tekanan kapiler.
/orositas adalah suatu ukuran yang menun&ukkan besar rongga dalam
batuan. -alam arti lain porositas dapat dide%inisikan sebagai perbandingan antara
volume total pori"pori batuan dengan volume total batuan persatuan volume
tertentu.
Naktor yang mempengaruhi porositas adalah :
84
2udut kemiringan batuan, keseragaman butir, pola susunan butir, lingkungan
pengendapan, komposisi mineral pembentuk batuan, dera&at sementasi, dera&at
kompaksi, dan dera&at angularitas.
1erdasarkan proses ter&adinya porositas dibagi men&adi dua, yakni :
1. /orositas /rimer : porositas yang ter&adi bersamaan dengan proses
pengendapan batuan.
#. /orositas 2ekunder : porositas yang ter&adi setelah proses
pengendapan batuan, seperti yang disebabkan
karena proses pelarutan atau tekanan.
2edangkan ditin&au dari sudut teknik reservoir porositas dibagi men&adi dua,
yakni:
1. /orositas 6bsolute : perbandingan antara volume seluruh pori dengan
volume total batuan (bulk volume
#. /orositas >%ekti% : perbandingan volume pori yang berhubungan
dengan volume total batuan.

Ruang pori"pori batuan reservoir mengandung %luida yang biasanya terdiri
dari air, minyak dan gas. Untuk mengetahui &umlah masing"masing %luida
tersebut. 2aturasi dide%inisikan sebagai perbandingan antara volume pori batuan
yang terisi %luida %ormasi terhadap total volume pori"pori batuan atau &umlah
ke&enuhan suatu %luida dalam batuan reservoir persatuan volume pori.
Naktor yang mempengaruhi harga saturasi, yakni :
1. Ukuran A distribusi pori"pori batuan ( 4 besar, 2w ke(il.
#. .etinggian diatas free water level.
$. Adanya perbedaan tekanan kapiler ( /( besar, 2w ke(il .
2elain pengukuran porositas dan saturasi, kita &uga perlu menghitung besar
permeabilitas suatu core. /ermeabilitas adalah si%at"si%at %isik batuan reservoir
85
untuk dapat melewatkan %luida melalui pori"pori yang saling berhubungan tanpa
merusak partikel pembentuk batuan tersebut. -idalam reservoir %luida yang
mengalir biasanya lebih dari satu ma(am, sehingga permeabilitas dapat dibagi
men&adi tiga, yakni :
1. /ermeabilitas 6bsolute
Adalah permeabilitas bila %luida yang mengalir dalam media berpori terdiri
hanya satu ma(am %luida.
#. /ermeabilitas >%%ekti%
Adalah permeabilitas bila %luida yang mengalir lebih dari satu ma(am %luida
$. /ermeabilitas Relati%
Adalah perbandingan antara permeabilitas e%%ekti% dengan permeabilitas
absolute.
/ermeabilitas memiliki satuan yaitu darcy, dimana 1 darcy dide%inisikan
sebagai kemampuan suatu pori"pori untuk melewatkan %luida dengan viskositas 1
(p dengan ke(epatan alir 1 ((?dt melalui sebuah luas penampang dengan luas 1
(m
#
dengan penurunan tekanan 1 atm?(m.
-alam hal ini persamaan darcy berlaku pada kondisi :
Alirannya tetap (steady state, %luida yang mengalir satu %asa, viskositas %luida
yang mengalir konstan, kondisi aliran isothermal, %ormasinya homogeny, arah
alirannya horiWontal, %luidanya incompressible.
-ari hasil per(obaan pengukuran permeabilitas absolute dengan gas
permeameter, dilakukan tiga kali per(obaan dengan (ara yang sama dengan core
yang berbeda.
6adi dapat diperkirakan bahwa nilai semi"kuantitati% permeabilitas pada ke"$
per(obaan ini adalah baik sekali.
86
+ahap penyelesaian suatu sumur yang menembus %ormasi lepas tidak
sederhana seperti tahap penyelesaian dengan %ormasi kontak, karena harus
mempertimbangkan adanya pasir yang ikut terproduksi bersama %luida produksi.
2eandainya pasir tersebut tidak dikontrol dapat menyebabkan pengikisan dan
penyumbatan pada peralatan produksi. -isamping itu &uga menimbulkan
penyumbatan pada dasar sumur. /roduksi pasir lepas ini, pada umumnya sensitive
terhadap la&u produksi, apabila la&u alirannya rendah pasir yang ikut terproduksi
sedikit dan sebaliknya.
!etoda yang umum untuk menanggulangi masalah kepasiran meliputi
penggunaan slotted atau screed linier, dan gravel packing. !etode
penanggulangan ini memerlukan pengetahuan tentang distribusi ukuran pasir agar
dapat ditentukan pemilihan ukuran screen dan gravel yang tepat.
Untuk meningkatkan la&u produksi, diperlukan kegiatan stimulasi. 2timulasi
merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk peningkatan
permeabilitas %ormasi dalam upaya peningkatan la&u produksi. -ampak dari
stimulasi yaitu menimbulkan terbentuknya rekahan (fracture atau pelarutan
partikel penyumbat pada ruang pori"pori batuan. 2ebelum dilakukan stimulasi
dengan pengasaman harus diren(anakan dengan tepat data"data laboratorium yang
diperoleh dari sample %ormasi, %luida reservoir dan %luida stimulasi. 2ehingga
in%ormasi yang diperoleh dari laboratorium tersebut dapat digunakan engineer
untuk meren(ana operasi stimulasi dengan tepat, pada gilirannya dapat diperoleh
penambahan produktivitas %ormasi sesuai dengan yang diharapkan. 2alah satu
in%ormasi yang diperlukan adalah daya larut asam terhadap sample batuan (acid
solubility.
!etode ini menggunakan teknik gravimetric untuk menentukan reaktivitas
%ormasi dengan asam. 1atuan karbonat (mineral limestone) biasanya larut dalam
GCl, sedangkan silikat (mineral Clay larut dalam mud acid.
-istribusi %luida verti(al dalam reservoir memegang peranan penting dalam
peren(anaan well completion. -istribusi se(ara vertical ini men(erminkan
87
distribusi saturasi %luida yang menempati setiap porsi rongga pori. Adanya
tekanan kapiler (/( mempengaruhi distribusi minyak dengan gas, didalam rongga
pori tidak terdapat batas yang ta&am atau berbentuk Wona transisi. 7leh tekanan
kapiler dapat dikonversi men&adi ketinggian diatas kontak minyak air, maka
saturasi gas, minyak dan air yang menempati level tertentu dalam reservoir dapat
ditentukan. -engan demikian distribusi saturasi %luida ini merupakan salah satu
dasar untuk menentukan se(ara e%%isien letak kedalaman sumur yang akan
dikomplesi.
88
89
BAB IE
KE!I3PULAN U3U3
1. Analisa inti batuan adalah merupakan tahapan analisa batuan dari suatu
sample %ormasi, yang merupakan rangkaian kegiatan pemboran. -imana
semua ini guna mendapatkan in%ormasi tentang si%at"si%at %isik batuan
%ormasi selama proses pemboran, untuk mendukung pada proses eksplorasi
maupun eksploitasi ,igas.
#. .egiatan yang biasanya dilakukan untuk menganalisa reservoir adalah
analisa core, analisa cutting dan analisa logging.
$. -engan analisa inti batuan dapat diperoleh in%ormasi tentang si%at"si%at %isik
batuan dari (ontoh %ormasi yang dibawah permukaan (core.
'. -ari analisa core dapat diketahui besarnya porositas, untuk menentukan
&umlah %luida yang dapat dikandung oleh batuan. /ada %ormasi dimana
tempat diambilnya sampel tersebut.
). 1esar ke(ilnya porositas suatu batuan menu&unkkan kapasitas %luida reservoir.
*. -engan melakukan pengukuran saturasi dapat diketahui volume air, gas dan
minyak dalam batuan reservoir sehingga kita dapat mengetahui apa yang
akan diproduksi.
B. -alam menentukan besarnya &umlah %luida didalam batuan reservoir,
dinyatakan dengan besaran saturasi.
D. 1anyaknya %luida (minyak, air dan gas khususnya minyak dan gas yang
dikandung dalam batuan reservoir tidak dapat terambil seluruhnya karena
dipengaruhi oleh si%at geologi dan %luida reservoir tersebut.
C. Garga permeabilitas merupakan si%at %isik batuan yang dapat kita ketahui
tentang besarnya aliran %luida pada %ormasi reservoir tersebut dan dapat
diketahui besarnya aliran produksinya.
1:. 1esarnya permeabilitas tergantung pada &umlah ma(am %luida yang ada dalam
reservoir, maka akan didapat harga permeabilitas relati% atau e%ekti%. Garga
permeabilitas efektif maupun relatif, sangat dipengaruhi oleh besarnya
saturasi pada reservoir tersebut.
11. -engan mengetahui tingkat keasaman batuan terhadap asam maka dapat
melakukan stimulasi dengan benar sehingga tidak merusak %ormasi batuan.
1#. /ermebilitas absolut pada suatu %ormasi dipengaruhi oleh beberapa %aktor
antara lain yaitu viskositas, la&u alir gas, pan&ang core, luas penampang core
dan beda tekanan.
1$. /er(obaan sieve analysis adalah untuk menentukan keseragaman butir pasir.
0n%ormasi ini bisa digunakan untuk menanggulangi masalah kepasiran dan
salah satu (ara menanggulanginya dengan (ara gravel pack yang
membutuhkan in%ormasi ukuran butir pasir sehingga dapat ditentukan
pemilihan yang tepat untuk ukuran screen dan travel yang tepat saat
mengatasi masalah kepasiran.
1'. /er(obaan pada screen liner dan penentuan kadar kelarutan sampel %ormasi
disini, guna mengetahui atau memantau besarnya produksi %luida yang
sudah menurun karena telah memasuki %ormasi lepas (unconsolidated. -ari
sieve analysis kita dapat mengetahui pemasangan screen agar pasir tidak
ikut terproduksi seminimal mungkin. -an pada %ormasi batuan karbonat
dapat distimulasikan asam guna mengoptimalkan kembali la&u produksi
tersebut.
1). =arga opening diameter menetukan ren(ana pemasangan sand pack atau
gravel pack! .arena hasil dari distribusi pasir dapat ditentukan pemilihan
ukuran screen dan gravel yang tepat.
1*. 1erdasarkan per(obaan penentuan kadar laut sampel %ormasi dalam larutan
asam diatas maka dapat disimpulkan bahwa semakin besar nilai solubility
maka semakin ke(il ketahanan batuan tersebut terhadap asam. 2ebaliknya,
semakin ke(il nilai solubility maka semakin tinggi ketahanan batuan
tersebut terhadap asam.
1B. -engan mengetahui tingkat keasaman batuan terhadap asam maka dapat
melakukan stimulasi dengan benar sehingga tidak merusak %ormasi batuan.
90
1D. -an dari penentuan besar tekanan kapiler pada suatu sample %ormasi dapat
diperkirakan adanya distribusi saturasi dari beberapa %luida dari suatu
%ormasi itu (secara vertikal)! !aka hal ini pun dapat se(ara langsung
dikatakan e%isien dalam penentuan letak kedalaman %luida tertentu pada
%ormasi reservoir yang ada.
1C. 1erdasarkan per(obaan pengukuran tekanan kapiler, dapat dibuat gra%ik
hubungan antara correct pressure (atm dengan mercury saturation (;
yang nilainya berbanding terbalik.
#:. 1erdasarkan per(obaan pengukuran tekanan kapiler, diperoleh data per(obaan
pressure volume correction sehingga dapat dibuat gra%ik hubungan antara
tekanan (atm dengan volume ((( yang nilainya berbanding lurus.
#1. +ekanan kapiler mempunyai pengaruh yang penting dalam reservoir minyak
maupun gas salah satunya yaitu mengontrol distribusi saturasi didalam
reservoir.
DA&"AR PU!"AKA
91
.ristanto -edy, !.2( dan Garyadi, 0r.;iktat penilaian formasi, 0r. 1CCC
@atlin, C, 1C*:, /etroleum >ngineering -rilling and ,ell Completion, /renti(e
Gal 0n(., >nglewood Cli%%s, U 6.
2>.7HAG +0U@@0 +>.U7H7@0 !0ULA. -AU @A2, #::D. 1uku /etun&uk
/raktikum Analisa 0nti 1atuan.
0rawan 2ony, 0r. ;iktat kuliah ,ekanika reservoir,. !+ . #:::
2uko(o, !uhammad. 4aporan *raktikum 6nalisa -nti %atuan. #::C
www.migasnet:'sholehBBC.blogspot.(om
www.glossary.oil%ield.slb.(om
92
HA!/0RAU
93

Anda mungkin juga menyukai