Anda di halaman 1dari 7

BAB III

TINJAUAN KASUS

I. Identitas Pasien
Pengkajian dilakukan pada tanggal 17 April 2014 di ruang Sinabung RSJ
Provsu, dengan diagnosa medik : skizofrenia tak terinci. Pasien bernama Tn.
M, umur 33 tahun, jenis kelamin laki-laki, pendidikan pasien SMP, pasien
tinggal di mangunjiwan, demak, dan pasien dibawa ke RSJ oleh ayahnya, Tn.
P, jenis kelamin laki-laki, sebagai penanggung jawab dari pasien selama
dirawat di RSJ, pasien masuk pada tanggal 31 Maret 2014.

II. Alasan masuk
Menurut keterangan keluarga pada tanggal 31 Maret 2014, pasien dibawa
ke RSJ karena dirumah, pasien mengamuk, memukul orang dan bicara kasar.
Keluarga mengatakan pasien punya keinginan membuka usaha yang dulu
bangkrut tapi tidak terlaksana.
III. Faktor predisposisi
Dalam keluarga sebelumnya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa.
Kurang lebih 2 tahun yang lalu pasien pernah dirawat di RSJD Provsu,
dengan gejala yang sama selama 3 minggu, kemudian sembuh. Pasien
jarang control dan minum obat selama dua bulan terakhir karena pasien
mengatakan malas dan jenuh dengan obat. Sebelum sakit pasien aktif
mengikuti kegiatan organisasi remaja di kampong, hubungan dengan
tetangga baik tetapi karena usaha dagangnya yang bangkrut kurnag lebih 1
tahun lau, pasien jadi renggang hubunagn dengan masyarakat dan
keluargapun juga renggang. Pasien jadi mudah marah dan tersinggung.
1. Faktor prespitasi
Kurang lebih satu bulan yang lalu pasien ditagih hutangnya oleh pihak
grosir tapi pasien belum bisa membayar. Pasien merasa bingung jadi
mudah marah dan tersinggung. Sehari yang lalu yang nagih datang lagi
sama pasien, meminta untuk pasien melunasi hutang-hutangnya. Pasien
mengatakan sangat marah dan sempat memukul karena jengkel yang nagih
tidak mau disemayani padahal tahu pasien tidak punya uang.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan bingung, pengen pulang karena takut biaya Rumah
Sakit mahal. Pasien mengatakan ingin marah, kenapa hanya bisa buat
beban keluarga, pasien juga mengatakan memukul teman seruangan
karena jengkel.
IV. Tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg, nadi : 80 kali/menit, tinggi badan : 168 cm,
berat badan : 50 kg.

V. Psikososial
1. Genogram









Pasien merupakan anak pertama dari 5 bersaudara, pasien mempunyai
4 adik, 2 sudah bekerja dan yang 2 lagi perempuan, yang satu SMA dan
SD. Pasien di rumah dididik secara baik oleh orang tuanya. Dalam
pengambilan keputusan pasien selalu dimintai pendapat, dirumah yang
bertanggungjawab ekonomi adalah ayahnya. Dalam keluarga pasien suka
bertukar pendapat dengan orang tua dan adiknya ke-2 dan ke-3 tentang
masalah pribadi / usaha pasien.


2. Konsep Diri
Gambaran Diri
Pasien menggambarkan dirinya seperti orang yang sukses yang dapat
bertanggung jawab terhadap orang tua dan adiknya.
Identitas Diri
Pasien mengatakan tahu bahwa dirinya laki-laki dan pasien adalah
anak pertama dari 5 bersaudara. Pasien mengatakan dulu punya usaha
dagang, sukses dan akhirnya bangkrut, sekarang pasien tidak bisa kerja
apa-apa, pasien bingung karena hutangnya banyak dan tidak bisa
membayar.
Peran Diri
Pasien sebelum gangguan jiwa punya usaha sembako sukses tapi
setelah bangkrut pasien tidak punya kerja lain. Di keluarga sebagai anak
pertama tapi tidak bisa Bantu orang tua. Pasien merasa tidak bisa jadi
contoh adik-adiknya, pasien merasa dirinya gagal. Dalam kegiatan
masyarakat pasien mengatakan jarang ikut karena malu dengan usahanya
yang bangkrut.
Masalah Keperawatan: Gangguan Konsp Diri;Harga Diri Rendah
Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin lagi bisa membangun usaha dagangnya,
pasien ingin sukses seperti dulu agar bisa membuat bangga orang tua.
Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan dengan usahanya yang bangkrut dan tidak lagi bisa
membantu orang tua merasa tidak layak sebagai kakak dan sungkan untuk
berkumpul dengan masyarakat. Pasien mengatakan menyesal tidak bisa
membantu orang tua tapi malah menjadi beban mereka.
Masalah Keperawatan: Ketidak sesuaian peran
3. Hubungan Sosial
Pasien jika ada masalah sering cerita dengan ibu dan adik pertamanya. Di
masyarakat pasien jarang punya teman karena pasien jarang kumpul
dengan warga. Di Rumah Sakit lebih banyak memisahkan diri karena
merasa tidak kenal dan malu menceritakan tentang masalahnya usaha
yang gagal
4. Spiritual
Pasien mengatakan hanya solat magrib selama di rumah sakit.
VI. Status Mental
1. Penampilan
Penampilan pasien tidak rapi, tetapi penggunaan pakaian klien sesuai.
2. Pembicaraan
Saat menyinggung masalah pasien, pasien bicara tiba-tiba keras, tatapan
mata tajam, pasien mengatakan jengkel saat ditanya masalahnya, pasien
agresif saat menjawab pertanyaan. Pasien mengatakan Saya orangnya
memang suka ngomong keras dan kasar, apalagi saat jengkel di rumah
saya juga seperti ini.
Masalah Keperawatan: ketidakmampuan mengungkapkan marah secara
asertif
3. Aktivitas Motorik
Kontak mata tajam, tangan mengepal, pembicaraan tidak focus / mudah
beralih. Sebelum dilakukan pengkajian pasien diruangan teriak-teriak dan
sempat memukul temannya. Pasien mengatakan jika jengkel suka marah-
marah dan berteriak kadang mukul dan ada disekitarnya.
Masalah Keperawatan : Prilaku Kekerasan
4. Afek
Afek pasien sesaat stimulus yang diberikan, ekspresi wajah tegang saat
ditanya soal masalahnya.
5.Alam Perasaan
Pasien mengatakan bingung dan pusing bagaimana bisa membayar hutang-
hutangnya, sedangkan dirumah menganggur, apalagi sekarang saya sakit
siapa yang menanggung biaya Rumah Sakit, saya tidak bekerja dan tidak
punya uang. Pasien khawatir.
5. Interaksi Selama Wawancara
Kontak mata ada, wajah tegang, pasien kooperatif menjawab pertanyaan
namun tiba-tiba bicara pasien kasar saat ditanya masalahnya.
6. Persepsi
Kurang lebih 2 tahun lalu saat pertama kali dirawat di RSJ pasien
mengatakan sering mendengar suara-suara orang menyuruh lari, suara
anak yang tidak ada wujudnya itu datang setiap pasien sedang
melamun/menjelang tidur tapi sekarang pasien sudah tidak mendengar
suara-suara itu lagi.
7. Proses Fikir
Pembicaraan pasien bisa dimengerti, pasien sering mengulang
pembicaraan tentang masalah pasien yaitu tentang usahanya yang
bangkrut.
8. Isi Fikir
Pasien ada gangguan isi fikir yaitu obsesi, pasien mengatakan ingin sekali
membuka usaha dagang baru biyar dapat melunasi hutang dan tidak
membebani orang tua dan keluarganya lagi.
9. Tingkat Kesadaran
Pembicaraan pasien terkadang kacau
10. Memori
Pasien dapat mengingat kejadian jangka panjang, pasien mengatakan 2
tahun yang lalu pernah dirawat disini karena masalah yang sama
11. Tingkat konsentrasi berhitung
Pasien dapat berkonsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan pasien
mampu berhitung 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10. pasien mengatakan umurnya 33 th.
12. Kemampuan Penilaian
Pasien mengatakan tau bahwa ia salah berbuat seperti yang ia lakukan
13. Daya Tilik Diri
Klien mengatakan tahu bahwa ia sakit dan sering marah-marah

VII. Kebutuhan persiapan pulang
1. Makan
Dirumah pasien mau makan tanpa disuruh, di SRJ pasien makan teratur.
2. BAK / BAB
Dirumah pasien BAK/BAB pada tempatnya, di RSJ pasien juga selalu
BAK/ BAB di tempatnya.
3. Mandi
Pasien mengatakan dirumah mandi 2x sehari, dirumah sakit mandi tanpa
disuruh.
4. Berpakaian
Selama dirumah klien mengatakan selalu berpakaian rapid an selama
dirumah sakit klien berpakaian seadanya.
5. Kebersihan Diri
Pasien mandi rutin dan rutin menyikat gigi 2 x sehari.
6. Istirahat dan Tidur
Dirumah pasien jarang bisa tidur lebih suka melamun, dirumah sakit
pasien bisa tidur siang dan tidur malam dari pukul 22.00 06.30 WIB.
7. Penggunaan Obat
Setelah pasien pulang dari RSJ pasien suka kontrol, tapi pasien
mengatakan jenuh dan malas dengan obat.

VIII. Mekanisme Koping
Pasien mengatakan ingin bisa usaha dagang lagi agar bisa melunasi
utang dan membantu orang tua, pasien mengatakan saat di rumah karena tidak
ada kesibukan kerja, pasien bingung dan marah-marah, pikiran panas dan
akhirnya pasien melampiaskan dengan teriak / memukul apa yang ada
disekitar.
IX. Masalah Psikososial dan Lingkungan
Pasien mengatakan setiap ada masalah tidak pernah bercerita dengan
orang lain kecuali ibu dan adiknya / ayah pasien.

X. Aspek Medik
1. Diagnosa : skizofrenia tak terinci
2. Therapy Medik : - Risperidone 2x5 mg
- Thrihexypenidyl 2x2 mg

Analisa Data
No. Data Problem
1 Ds : Pasien mengatakan jika kesal pengen
marah dan berteriak
- pasien mengatakan dirumah sempat
memukul karena yang nagih hutang
tidak mau disemayani.
- Pasien mengatakan sejak usaha
bangkrut jadi mudah marah dan
tersinggung.
- Pasien mengatakan diruangan
memukul teman karena jengkel.
Do : pasien saat berbicara wajah tegang,
tatapan mata tajam, menjawab dengan
agresif, pembicaraan tidak fokus,
pasien diruangan berteriak-teriak, dan
sempat memukul teman.
Perilaku
kekerasan
3 Ds : Pasien mengatakan merasa gagal
sebagai anak pertama, tidak bisa jadi
contoh adik-adiknya.
Do : Pasien tidak bisa kerja dan memebntu
keluarga dengan kondisinya yang
sakit.
Ketidaksesuaian
peran



XI. Daftar Masalah
1. Tidak eektifnya regimen teraupetik
2. Perilaku kekerasan
3. Ketidaksesuaian peran
XII. Diagnosa
1. Resiko perilaku kekerasan

Anda mungkin juga menyukai