Sesuai dengan kodrat manusia sejak lahir hingga meninggal dunia hidup bersama-sama dengan manusia lain. Atau dengan kata lain manusia tidak bisa hidup menyendiri, terpisah dari kelompok manusia lainnya. Sejak zaman dahulu manusia selalu mempunyai hasrat untuk bermasyarakat. Seorang ahli pikir bangsa Yunani yang bernama Aristoteles manyatakan bahwa manusia adalah zoon politication yang artinya bahwa manusia sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul bersama sesama manusia. Oleh karena itu sifat manusia yang suka bergaul antara manusia yang satu dengan manusia lainnya maka manusia disebut makhluk sosial. !anusia harus hidup bermasyarakat, sebab ia lahir, hidup, berkembang dan meninggal dunia di dalam masyarakat. "idup bermasyarakat ialah bergaul dengan sesama untuk dapat memenuhi segala kebutuhan agar dapat hidup layak sebagai manusia. #alam hidup bermasyarakat yang penting adalah sesama manusia melakukan kerjasama yang positif sehingga kerja sama itu membawa keuntungan yang besar bagi kehidupan bermasyarakat.$erja sama se%ara positif adalah dalam upaya mengejar kehidupan yang layak sebagai manusia. !asing-masing mereka tidak boleh mengganggu, tetapi harus saling membantu Setiap anggota masyarakat mempunyai kebutuhan dan mempunyai kepentingan. Ada kebutuhan yang sama dan ada pula yang bertentangan.Supaya kepentingan-kepentingan yang saling bertentangan itu tidak menimbulkan keka%auan di dalam masyarakat dan supaya kedamaian dan ketentraman dapat terpelihara maka perlu adanya suatu kekuasaan berupa petunjuk-petunjuk hidup atau peraturan-peraturan sebagai tata tertib yang harus ditaati oleh masyarakat. &eraturan itu berfungsi sebagai suatu tatanan dalam masyarakat. &etunjuk-petunjuk hidup itu dapat berupa peraturan-peraturan atau kaidah-kaidah hukum dan juga terdapat dalam keagamaan, adat istiadat, kebiasaan serta kesusilaan, dan lain-lain. Sehingga dalam masyarakat terdapat lebih dari satu tatanan. "ukum bisa dilihat sebagai perlengkapan masyarakat untuk men%iptakan ketertiban dan keteraturan dalam masyarakat dan merupakan suatu gejala sosial yang berarti bahwa tiada masyarakat yang tidak mengenal hukum. Sebagai gejala sosial, hukum berfungsi dalam melakukan tugas tertentu di masyarakat. 'erutama hukum itu berusaha memberikan jamianan bagi seseorang bahwa kepentinganya diperhatikan oleh setiap orang lain !anusia akan selalu berusaha agar tatanan masyarakat dalam keadaan seimbang, karena keadaan tatanan masyarakat yang seimbang men%iptakan suasana yang tertib, aman, damai, yang merupakan jaminan kelangsungan hidupnya. #i dalam masyarakat yang teratur manusia harus memperhatikan peraturan hidup yang ada di masyarakat tempat ia berada. #engan sadar atau tidak manusia dipengaruhi oleh peraturan-peraturan hidup bersama yang mengekang hawa nafsu dan mengatur hubungan antar manusia. &eraturan ini berisi petunjuk-petunjuk bagaimana berprilaku dan bersifat mengatur dan ada pula yang bersifat memaksa. "al ini untuk manjamin ketertiban dalam masyarakat Setiap orang harus menghormati hak orang lain, apabila ia tidak menghormati hak orang lain maka ia dapat dipaksa untuk mengindahkannya atau dikenakan sanksi atas perbuatannya. $ehidupan masyarakat yang teratur memerlukan suatu tatanan untuk menjamin ter%iptanya ketertiban dan keteraturan. BAB II TATANAN MASYARAKAT DAN SIFAT-SIFATNYA A. BEBERAPA TATANAN DALAM MASYARAKAT (ntuk melindungi kepentingan manusia dalam masyarakat terdapat berbagai ma%am norma, sehingga sebagai dampakanya dapat ditemukan lebih dari satu tatanan dalam masyarakat. Adapun yang kita lihat sebagai suatu tatanan dalam masayarakat, yaitu yang men%iptakan hubungan-hubungan yang tetap dan teratur antara anggota masyarakat, sesungguhnya bukan merupakan suatu konsep tunggal yang kita lihat sebagai tatanan dari luar, pada hakikatnya di dalamnya terdiri atas suatu kompleks tatanan atau kita bisa menyebut tentang adanya suatu tatanan yang terdiri dari sub-subtatanan )Sarjipto *ahardjo +,-./+01 Sub-subtatanan itu ialah/ 1. Tatanan Keagamaan 'atanan $eagamaan adalah tatanan yang terdiri atas norma-norma yang bersumber dari ajaran- ajaran agama atau keper%ayaan yang oleh pengikut-pengikutnya ditaati dan dianggap sebagai perintah 'uhan. #alam kenyataan, besar sekali pengaruh agama atas hukum yang berlaku pada suatu waktu dalam masyarakat. "al ini juga terjadi di 2ndonesia dalam beberapa peraturan pemerintah (overheid) yang sedang berlaku terdapat beberapa kaidah yang berasal dari ajaran agama. 'atanan keagamaan merupakan norma-norma yang bertujuan untuk membimbing manusia dalam bertingkah laku dan melarang manusia untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat agar ter%apai kebahagiaan di dunia dan akhirat 2. Tatanan Kesopanan 'atanan $esopanan adalah tatanan yang terdiri atas norma-norma yang terdapat dalam diri setiap orang untuk bertingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dengan sesama manusia. 3orma sopan santun menentukan perbuatan kita se%ara lahir. 3orma sopan santun juga hanya membebani manusia dengan kewajiban yang terkait dengan moral tanpa dibarengi dengan hak. 4ontoh pelaksanaan norma sopan santun yaitu / a. Seorang laki-laki harus mempersilahkan wanita duduk di tempatnya di dalam kereta api atau bus yang telah penuh b. Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua. %. $ita wajib bersikap ramah kepada tamu yang dating ke rumah kita, wlaupun tamu tersebut datang disaat kita tidur &elanggaran terhadap norma kesopanan, sanksinya hanyalah berupa teguran, %emooh, %elaan, atau pengu%ilan dari masyarakat lingkungannya dan sebagainya. &ada hakikatnya tatanan kesopanan tersebut berlaku se%ara pribadi atau lokal dan di suatu daerah tidak sama dengan daerah yang lainnya. 3. Tatanan Kess!"aan 'atanan $esusilaan merupakan norma yang timbul dari akhlak atau norma manusia yang menyangkut kehidupan pribadi manusia. $aidah $esusilaan bertujan agar manusia mempunyai hati nurani yang bersih disebut juga etika dalam arti sempit dan moral. #asar dari perilaku yang menyeleweng antara lain hati nurani yang tidak bersih )dalam bahasa 5elanda sisebut gwetenloos1. "al ini disebababkan oleh karena dengan hati nurani yang bersih maka manusia akan dapat membedakan mana yang termasuk perilaku buruk dan perilaku bersih. 'atanan kesusilaan ditunjukan kepada manusia agar terbentuk kebaiakan akhlak pribadi guna kesempurnaan diri manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat #engan demikian, tatanan kesusilaan hanya memabebani manusia dengan kewajiban-kewajiban moral yang ditunjukan kepada sikap batin manusia. 'idak ada kekuatans di luar diri manusia untuk menjatuhkan sanksi terhadap pelanggaran terhadap tatanan kesusilaan ini ke%ali batin manusia itu sendiri. Oleh karena itu tatanan kesusilaan ini se%ara mutlak berpegang kepada ide-ide dari rasio murni manusia )dunia ideal1 yang pada dasarnya masih merupakan %ita-%ita yang masih harus diwujudkan dalam masyarakat. #. Tatanan Ke$!asaan 'atanan kebiasaan merupakan tatanan yang bersumber dari tingkah laku manusia sehari-hari yaitu suatu garis tingkah laku yang tetap dilakukan se%ara berulang-ulang dalam masyarakat. $eyakinan dalam suatu tindakan bukanlah merupakan keyakinan perorangan dalam masyarakat, tetapi merupakan keyakinan dalam masyarakat tempatkebiasaan itu terjadi. 6adi dengan demikian dalam suatu kebiasaan tidak diperlkan keyakinan hukum masyarakat tempat kebiasaan itu terjadi dan ditaati oleh segenap masyarkatnya. Oleh karena norma kebiasaan itu sekedar mengangkat perbuatan yang lazim dilakukan sehari-hari menjadi norma, maka norma kebiasaan ini dinilai banyak mengadng nilai-nilai yang tidak sesuai dengan hukum dan keadilan. %. Tatanan &'m 'atanan hukum berfungsi melindungi lebih lanjut kepentingan-kepentingan manusia yang sudah mendapatkan perlindungan dari keempat tatanan lainnya. 'atanan hukum ditunjukan terutama pada pelakunya yang konkret, yaitu pelaku pelanggaran yang nyata-nyata berbuat. 'atanan hukum bukan untuk penyempurnaan manusia, melainkan untuk ketertiban masyarakat agar tertib dan teratur. Oleh karena itu tatanan hukum harus memiliki sanksi yang tegas dan nyata. 2si kaidah itu ditunjukkan kepada sikap lahir manusia. $aidah hukum mengutamakan perbuatan lahir. &ada dasarnya apa yang dibatin, apa yang dipikirkan manusia tidak menjadi soal, asal lahirnya ia tidak menlanggar kaidah hukum. )Sudikno !artokusumo +,-./+71 #engan demikian hukum dapat dilihat sebagai perlengkapan masyarakat yansg men%iptakan ketertiban dan keteraturan, yang bekerja dengan %ara memberikan petunjuk tentang tingkah laku dan oleh karena itu pula ia berupa norma. 4iri yang menonjol dari hukum mulai tampak pada pen%iptaan norma-norma hukum yang murni yaitu yang dibuat se%ara sengaja oleh suatu badan perlengkapan pada masyarakat yang khusus ditugasi untuk menjalankan pen%iptaan dan pembuatan hukum itu. #engan demikian, maka norma-norma hukum itu termasuk norma yang lahir dari kehendak manusia. Sebagaimana di 2ndonesia, pen%iptaan ketertiban di masyarakat se%ara formal di lakukan oleh suat badan kekuasaan, yaitu badan legislati8e yang terdiri dari9 &residan bersama-sama dengan #&* )&asal 0 Ayat )+1 dan &asal 7: Ayat )+1 (ndang-(ndang #asar +,;0. #engan demikian jelaslah, norma hukum termasuk norma yang lahir dari kehendak manusia. $ehendak manusia itu merupakan faktor sentral yang memberikan %irri terhadap tatanan hukum. Sebagai unsure pengambil keputusan maka kehendak manusia ini bisa mengangkat kebiasaan sehari-hai sebagai norma hukum tetapi ia juga bisa menolaknya. )Sarjipto *Ahardjo, +,-./+<1 "ukum terikat pada dunia ideal dan kenyataan. Oleh karena itu pada akhirnya ia harus mempertanggungjawabkan berlakunya kedua sudut pandang yaitu se%ara ideal fisiologis dan se%ara sosiologis. (ntuk memenuhi tuntutan berlaku fisiologis maka harus dimsukan unsure ideal ke dalam karyanya, hukum juga harus memasukkan unsure kenyataan. B. TUNTUTAN KEPASTIAN &UKUM Akibat adanya potesi yang saling bertentangan antara ideal dan kenyataan, sehingga menuntut adanya kebtuhan hukum untuk memenuhi kekosongan dalam pengaturan. #engan demikian, mun%ullah tuntutan yang lebih praktis sifatnya, yaitu keharusan adanya peraturan. Apabila hal itu disebut sebagai tuntutan maka tuntutan itu berupa adanya kepastian hukum. )Sajipto *ahardjo, +,-./+,1 Satjipto *aharjo member gambaran yang lebih terperin%i tentang tatanan hukum yaitu sebagai berikut. "ukum adalah karya manusia yang berupa norma-norma berisdikan petunjuk-petunjuk tingkah laku. 2a merupakan pen%erminan dari kehendak manusia tentang bagaimana seharusnya masyarakat tersebut dibina dank e mana harus diarahkan. Oleh karena itu pertama-tama, hukum itu mengandung ide- ide yang dipilih oleh masyarakat tempat hukum itu di%iptakan. 2de-ide ini adalah mengenai keadilan. #ari gambaran itu kita melihat bahwa tatanan hukum mengingatkan diri pada masyarakat sebagai basis sosialnya. "al ini membuat hukum harus memperhatikan kepentingan masyarakat sehingga hukum tidak dapat memberikan keputusan dengan segera. #i lain pihak masarakat tidak dapat menunggu ter%iptanya shukum yang sedemikian itu, tetapi menginginkan ter%iptanya peratran yang menjamin kepastian dalam hubungan mereka satu sama lain. (. NILAI-NILAI DASAR &UKUM $ita dapat melihat bahwa hukum dituntut untuk memenuhi berbagai karya yang oleh *edbru%h keadilan, kegunaan, dan kepastian hukum itu disebut sebagai nilai-nilai dasar dari hukum )*adbrun%h, +,.+/=.1. Sekalipun keadilan, kegunaan, dan kepastian hukum itu disebut merupakan nilai-nilai dasar dari hukum diantara masing-masing terdapat suatu keteganga satu sama lain. "al ini bisa dipahami karena masing-masing dari nilai dasar hukum tersebut mempunyai tuntutanyang berbeda satu sama lain sehingga memiliki potensi untuk saling bertentangan. #engan adanya nilai-nilai hukum yang berbeda-beda itu maka penilaian kita mengenai keabsahan hukum berbeda-beda pula.6elaslah bagi kita untuk menilai keabsahan hukum merupakan suatu hal yang rumit. #alam hal ini kita harus bisa membuat suatu perbandingan diantara ketiga nilai-nilai tersebut. Atau setidak-tidaknya kita harus menyertakan nilai-nilai tersebut se%ara selaras, serasi, dan seimbang. 'entang hal berlakunya kaidah hukum ada anggapan-anggapan sebagai berikut/ +. $aidah hukum berlaku se%ara yuridis apabila penentunya didasarkan pada kaidah yang lebih tinggi tingkatanya )"ans $elsen1, atau bisa berbentuk menurut %ara yang telah ditetapakan )>. ?e8enbergen1 atau apabila menunjukkan hubungan keharusan antara suatu kondisi dan akibatnya )6. ". A. @ogenmann1. 7. $aidah hukum berlaku se%ara sosiologis apabila kaidah tersebut efektif. Artinya kaidah tersebut dapat dipaksakan berlakunya oleh penguasa walaupun tidak diterima oleh warga masyarakat )teori kekuasaan1, atau kaidah tadi berlaku karena diterima dan diakui oleh masyarakat )teori pengakuan1. =. $aidah hukum berlaku se%ara fisiologis, artinya sesuai dengan %ita-%ita hukum sebagai nilai positif yang tinggi. )Soerjono Soekanto dan !ustafa Abdullah, +,-:/+=1. 5erdasarkan anggapan tersebut maka penilaian keabsahan berlakunya suatu hukum haruslah memenuhi ketiga kaidah yaitu yuridis, sosiologis, dan fisiologis, sehingga apabila suatu hukum telah memenuhi ketiga dasar tersebut maka keabsahannya dapat diuji BAB I ARTI DAN TU)UAN &UKUM Pa* 1. MANUSIA DAN MASYARAKAT 1. Mans!a se$aga! ma'+"' sos!a" Aristoteles )=-;-=77 sebelum masehi1 seorang ahli fikir Yunani kuno menyatakan bahwa manusia itu adalah ?OO3 &O@2'24O3, artinya bahwa manusia itu, sebagai makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yang suka bermasyarakat. #an oleh karena sifatnya yang suka bergaul satu sama lain manusia disebut dengan makhluk sosial 2. Mas,a*a'at "asrat untuk hidup bersama memang sudah menjadi pembawaan manusia. "ubungan bersama sebagai hubungan antara indi8idu berbeda tingkatannya, misalnya hubungan suami istri dalam rumah tangga, keluarga, suku bangsa, bangsa , dan rumah tangga dunia. &ersatuan manusia yang timbul dari kodrat yang sama itu lazim disebut masyarakat. 6adi masyarakat itu terbentuk apabila ada dua orang atau lebih hidup bersama sehingga dalam hidup itu mun%ul berbagai hubungan atau pertalian. 3. -o"ongan-go"ongan .a"am mas,a*a'at #i dalam masyarakat terdapat berma%am-ma%am golongan. Aolongan-golongan dalam masyarakat itu disebabkan antara lain karena orang/ a. !erasa tertarik oleh orang lain yang tertentu. b. !erasa mempunyai kesukaan yang sama dengan orang lain. %. !erasa memerlukan kekatanBbantuan orang lain. d. !empunyai hubungan daerah dengan orang lain e. !empunyai hubungan kerja dengan orang lain &ada dasarnya ada tiga golongan besar dalam masyarakat yaitu / +. Aolongan yang berdasarkan hubungan kekeluargaan9 perkumpulan keluarga. 7. Aolongan yang berdasarkan hubungan kepentinganBpekerjaan9 perkumpulan ekonomi, koperasi, serikat pekerja, perkumpulan kesenian dll =. Aolongan yang berdasarkan tujuanBpandangan hidup atau ideology9 partai politik, perkumpulan keagamaan #alam suatu golongan seringkali tumbuh semangat yang khusus, yang berbeda dari semangat golongan lain. Semangat golongan dapat membahayakan, jika golongan itu merasa lebih penting, lebih tinggi, lebih kuasa dari golongan lain9 karena itu untuk persatuan bangsa harus selalu diutamakan pembinaan semangat persatuan untuk kepentingan bersama. 2nilah yang menjadi tugas dan kewajiban tiap pemimpin golongan dalam masyarakat. 3egara yang merupakan organisasi masyarakat yang berkekuasaan mempunyai kewajiban untuk mengaturagar keamanan terjamin dan ada perlindungan atas kepentingan tiap orang, dan agar ter%apai kebahagiaan yang merata dalam masyarakat. #. Bent' Mas,a*a'at !asyarakat sebagai bentuk pergaulan hidup berma%am-ma%am ragamnya, di antaranya yaitu/ a. yang berdasarkan hubungan yang di%iptakan para anggotanya/ +1 !asyarakat paguyuban (gemeinschaft), apabila hubungan itu bersifat kepribadian dan menimbulkan ikatan batin, misalnya rumah tangga, perkumpulan kematian dan sebagainya. 71 !asyarakat petembayan)gesells%haft1, apabila hubungan itu bersifat tidak kepribadian dan bertujuan men%apai keuntungan kebendaan, misalnya )Cirma, &erseroan $omanditer, &erseroan 'erbatas dan lain-lain1. b. yang berdasarkan sifat pembentukannya, yaitu / +1 !asayarakat yang teratur oleh karena sengaja diatur untuk tujuan tertentu, misalnya perkumpulan olah raga. 71 !asyarakat yang teratur tetapi terjadi dengan sendirinya, oleh karena orang-orang yang bersangkutan mempunyai kepentingan bersama, missal para penonton bioskop, penonton pertandingan sepak bola dan lain-lain. =1 !asyarakat yang tidak teratur, misalnya pemba%a suatu surat kabar. %. yang berdasarkan hubungan kekeluargaan/ rumah tangga, sanak saudara, suku, bangsa, dan lain-lain. d. yang berdasarkan peri-kehidupan/kebudayaan +1 !asyarakat primitive dan modern 71 !asyarakat desa dan masyarakat kota. =1 !asyarakat territorial yang anggotanya bertempat tinggal dalami suatu daerah. ;1 !asyarakat genealogis, yang anggota-angotanya mempunyai pertalian darah (keturunan). 01 !asyarakat territorial-genealogis, yang anggota-angotanya bertempat tinggal di suatu daerah dan mereka adala seketurunan. %. Pen.o*ong +!.p $e*mas,a*a'at &enyebab manusia selalu hidup bermasyarakat antara lain dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam maluri manusia, misalnya/ +. "asrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum. 7. "asrat untuk membela diri. =. "asrat untuk mengadakan keturunan. #ari faktor-faktor yang disebutkan di atas, dapat ditarik kesimpulan, bahwa bagi tiap indi8idu itu, hidup bersama merupakan suatu keharusan yang tidak dapat di elakkan. /. Tata +!.p $e*mas,a*a'at Akibat adanya pebedaan kepentingan dari masing-masing indi8idu maupun kelompok di dalam masyarakat dapat menimbulkan pertikaian yang dapat mengganggu keserasian hidup bersama, yang jika terus menerus di biarkan, mak mungkin akan menimbulkan perpe%ahan dalam masyarakat. Oleh karena itu dalam menjalani kehidupan bermasyarakat sangat perlu untuk memperhatikan peraturan-peraturan hidup dimana masyarakat tersebut tinggal. &eraturan- peratran hidup itu member petunjuk bagaimana ia harus bertingkah laku di dalam masyarakat. &eraturan hidup kemasyarakatan yang bersifat mengatur dan memaksa untuk menjamin tata tertib dalam masyarakat.disebut peraturan hukumn atau kaedah hokum. Pa* 2. PEN-ERTIAN &UKUM 1. Apa'a+ se$ena*n,a +'m !t0 !enurut &rof. !r. #r. @. 6. 8an Apeldoorndalam bukunya yang berjudul2nleiding tot de studie 8an het 3edelandse *e%ht )terjemahan Oetarid Sadino, S". #engan nama &engantar 2lmu "ukum 1, bahwa adalah tidak mungkin memberikan suatu definisi tentang apakah yang disebut dengan hukum itu, karena tidak mungkin untuk mengadakannya sesuai kenyatan. 2manuel $ant pernah menulis dalam bukunya bahwa masih juga para sarjana hokum men%ari-%ari suatu definisi tentang hokum. 2. Pen.apat pa*a sa*1ana tentang +'m &rof. Sudirman $artohadiprajo, S. ". lalu memberikan %ontoh-%ontoh tentang definisi hukumyang berbeda-beda, sebagai berikut/ 1) Aristoteles: &arti%ular law is that whi%h ea%h %ommunity lays down and applies to it own members. (ni8ersal law is the law of nature 2) rotius: @aw is a rule of moral a%tion obliging to that whi%h right. !) "obbes: >here as law, properly is the word of him, that by right had %ommand o8er others. #) $rof. %r. &r. '. van (ollenhoven: *e%htis een 8ers%hijnsel n rusteloze wisselwerking 8an stuw en tegenstuw )) $hilip *. +ames, %.A.: @aw is body of rule for the guidan%e of human %ondu%t whi%h are imposed upon, and enfor%ed among the members of a gi8en State. I PEN-ERTIAN PEN-ANTAR ILMU &UKUM I.1 Batasan Penge*t!an tentang I"m &'m 2lmu hukum adalah ilmu pengetahuan yang objeknya hukum. #engan demikian maka ilmu hukum akan mempelajari semua seluk beluk menagenai hukum, misalnya mengenai asal mula, wujud, asas-asas, system, ma%am pembagian sumber-sumber, perkembangan, fungsi dan kedudukan hukum dalam masyarakat. #alam mempelajari hukum dapat digunakan beberapa metode sebagai berikut / +1 !etode idealis, adalah metode yang berpandangan bahwa hukum sebagai perwujudan nilai- nilai tertentu. 3ilai tertentu yang dimaksud adalah keadilan. 71 !etode normatif analitis, adalah metode yang melihat hukum sebagai suatu system aturan yang abstrak. =1 !etode sosiologis, adalah metode yang melihat hukum sebagai alat untuk mengatur masyarakat. ;1 !etode historis, adalah metode yang mempelajari hukum dengan %ara melihat sejarah hukum itu sendiri. 01 !etode sistematis, adalah metode yang mempelajari hukum sebagai suatu system yang terdiri dari berbagai subsistem seperti hukum a%ara, hukum tata 3egara. .1 !etode komparatif, metode yang mempelajari hukum dengan %ara membandingkan hukum yang berlaku di suatu 3egara dengan hukum yang berlaku di 3egara lain. I.2 Batasan Penge*t!an tentang Penganta* I"m &'m &engantar 2lmu "ukum adalah mata kuliah yang sangat luas ruang lingkupnya dan mengajarkan tentang pengertian-pengertian dasar dari berbagi istilah dalam ilmu hukum, pengertian dasar, dan berbagai persoalanas yang menjadi bahan pelajaran yang utama serta wajib dikuasai bagi orang yang mempelajari ilmu hukum. 6adi &engantar 2lmu "ukum adalah mata kuliah yang bertujuan untuk memperkenalkan ilmu hukum se%ara keseluruhan dalam garis besarnya. I.3 Ke..'an .an Fngs! Penganta* I"m &'m. $edudukan &engantar 2lmu "ukum dalam kesatuan kurikulum yang diajarkan di 2ndonesia adalah sebagai mata kuliah keahlian. Oleh karena itu &engantar 2lmu "ukum berfungsi untuk memberikan pengetahuan se%ara mendalam atau mendasar mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum. Selain itu &engantar 2lmu "ukum juga berfungsi pedagogis yaitu menumbuhkan sikap adil dan membangkitkan minat untuk dengan penh kesungguhan untuk mempelajari ilmu hukum. I.# Pe*$e.aan .an &$ngan Anta*a Penganta* I"m &'m .an Penganta* &'m In.ones!a +. &erbedaan antara &engantar 2lmu "ukum dan &engantar "ukum 2ndonesia &engantar 2lmu "ukum adalah mata kuliah yang yang merupakan dasar bagi setiap orang untuk mempelajari ilmu hukum dan memberikan pengertian-pengertian dasar berbagai istilah dalam ilmu hukum dan mempunyai sifat umum artinya tidak berfokus pada 3egara tertentu dan masa tertentu. &engantar "ukum 2ndonesia adalah mata kuliah dasar yang mempelajari seluruh hukum positif di 2ndonesia sebagai suatu system hukum yang berlaku di 2ndonesia sebagai garis besarnya &ebedaan &engantar 2lmu "ukum dan &engantar "ukum 2ndonesia terletak pada objek dan fungsinya. &engantar 2lmu "ukum objeknya hukum pada umumnya dan tidak terbatas waktu dan tempat. &engantar 2lmu "ukumberfungsi mendasari setiap orang yang ingin belajar hukum. &engantar "ukum 2ndonesia objeknya adaalh hukum positif di 2ndonesia. Cungsinya mengantarkan setiap orang yang ingin belajar hukum yang sedang berlaku di 2ndonesia. 7. "ubungan Antara &engantar 2lmu "ukum dan &engantar "ukum 2ndonesia. "ubungan Antara &engantar 2lmu "ukum dan &engantar "ukum 2ndonesia ialah bahwa &engantar 2lmu "ukum mendkung atau menunjang kepada setiap orang yang mempelajari ilmu hukum positif di 2ndonesia. Sebagai ilmu yang sama-sama berstatus sebagai pengantar, keduanya adalah sama-sama sebagai mata kuliah dasar keahlian. II MANUSIA SEBA-AI MAK&LUK S2SIAL 1.1 Mans!a Dan Mas,a*a'at 1.1.1 Bent'-Bent' Mas,a*a'at. !enurut dasar pembentukannya, bentuk masyarakat dapat dibedakan menjadi tiga yaitu / +. !asyarakat teratur, yaitu masyarakat yang diatur dengan tujuan tertentu. 4ontohnya 9 perkumpulan olah raga. 7. !assyarakat yang teratur yang terjadi dengan sendirinya, yaitu masyarakat yang tidak sengaja dibentuk, tetapi masyarakat itu ada karena kesamaan kepentingan. 4ontoh / penointon pertandingan sepak bola. =. !asyarakat yang tidak teratur, yaitu masyarakat yang terjadi dengan sendirinya tanpa dibentuk. 4ontohnya / sekumpulan orang yang memba%a surat kabar di tempat umum. !enurut dasar hubungan yang di%iptakan oleh para anggotanya, bentuk masyarakat dibedakan menjadi dua / +1 !asyarakat paguyuban (gemeinschaft), adalah masyarakat yang antara anggota keluarga yang satu dengan anggota keluarga yang lain memiliki hubungan pribadi. 4ontoh/ &erkumpulan kematian, rumah tangga. 71 !asyarakat petembayan)gesells%haft1, adalah masyarakat yang hubungan antra anggota yang satu dengan anggota lainya bersifat lugas dan bertujuan sama yaitu memperoleh keuntungan material. 4ontohnya/ Cirma, &erseroan $omanditer, &erseroan 'erbatas dan lain-lain1. !enurut dasar peri-kehidupan atau kebudayaannya masyarakat dapat dibedakan menjadi lima bentuk/ +1 !asyarakat primitive dan modern , !asyarakat primiti8e adalah masyarakat yang masih sederhana baik %ara hidup, berpakaian, pengaturan tingkah lakunya dan lain sebagainya. !asyarakat modern adalah masyarakat yang lebih maju dari masyarakt primiti8e dalam segala hal. 71 !asyarakat desa dan masyarakat kota.!asyarakat desa adalah sekelompok orang yang hidup bersama di desa. !asyarakat kota adalah sekelompok masyarakat yang hidup bersama di kota. =1 !asyarakat territorial adalah masyarakat yang anggotanya bertempat tinggal dalami suatu daerah tertentu. ;1 !asyarakat genealogis,adalah masyarakat yang anggota-angotanya mempunyai pertalian darah (keturunan). 01 !asyarakat territorial-genealogis, adalah masyarakat yang anggota-angotanya bertempat tinggal di suatu daerah dan mereka adala seketurunan. !enurut hubungan keluarga, bentuk masyarakat dapat dibedakan menjadi empat yaitu/ +1 $eluarga inti )-uclear .amily1, yang anggotanya hanya terdiri dari suami, istri dan anak. 71 $elauarga @uas )/0tendeed .amily1, yang anggotanya lebih luas dari anggota keluarga inti hingga meliputi paman, bibi, sanak saudara dan mereka yang masih memiliki pertalian darah dengan keluarga inti. =1 Suku 5angsa ;1 5angsa 1.1.2 Fa'to*-Fa'to* Yang Men.o*ong Unt' &!.p Be*mas,a*a'at. 'erdapat tiga faktor pendorong yang dinamakan faktor pendorong kesatuan biologis yaitu sebagai berikut/ +. "asrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum atau untuk memenuhi kebutuhan ekonomis. 7. "asrat untuk membela diri. =. "asrat untuk mengadakan keturunan. 1.2 Ka!.a+-Ka!.a+ Sos!a" Se$aga! Pe"!n.ng Kepent!ngan Mans!a. #alam kontak sosial manusia dalam masyarakat sering terjadi benturan-benturan kepentingan. 6ikahal itu tidak diatur atau dibatasi oleh ketentuanp-ketentuan maka manusia yang lemah akan tertindas. $etentuan yang mengatur tingkah laku manusia atau menjadi pedoman manusia untuk berprilaku guna menjaga keseimbangan kepentingan mereka dalam masyarakt itu dinamakan kaidah sosial 1.3 )en!s-)en!s Ka!.a+ Sos!a" +.=.+ $aidah Agama atau kaidah keper%ayaan yaitu kaidah so%ial yang asalnya dai 'uhan dan berisikan larangan-larangan, perintah, dan anjuran. $aidah it merupakan tuntutan hidup manusia kearah yang baik dan benar. &elanggaran terhadap kaidah agama akan mendapatkan sanksi dari 'uhan. +.=.7 $aidah $esusilaan, adalah peraturan hidup yang berasal dari suara hati manusia.Suara hati manusia menentukan mana yang baik dan yang buruk. Sanksi terhadap pelanggaran kaidah kesusilaan ini akan mendapatkan sanksi dari batinnya sendiri, bukanlah paksaan dari luar oleh karena itu kaidah kessilaan ini bersifat otonom. +.=.= $aidah $esopanan, adalah peraturan hidup yang timbul akibat pergaulan falam masyarakat tertentu. $aidah kesopanan pada dasarnya adalah kepatutan atau kepantasan seseorang dalam pergaulan di masyarakat. Sanksi terhadap pelanggaran norma kesusilaan ini akan mendpatkan sanksi atau %elaan dari masyarkat. $arena itu kaidah kesusilaan bersifat heteronom. +.=.; $aidah "ukum, adalah peraturan yang dibuat atau dipositfkan se%ara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa 3egara, mengikat setiap orang dan berlakunya dapat dipaksakan oleh aparat masyarakat atau aparat 3egara. Sanksi dari kaidah hukum tegas dan dapat dipaksakan oleh penguasa, sehingga kaidah ini dapat menjamin ter%iptanya keadilan dalam masyarakat. Asal mula dari sanksi bagi pelanggar kaidah hukum datang dari luar diri mansia maka heteronom sifatnya. &rof.#r. Sudikno !ertokusmo, S" menggolongkan keempat ma%am kaidah so%ial itu menjadi dua golongan yaitu/ a. 'ata kaidah dengan aspek pribadi, termasuk dalam kelompok ini adalah kaidah agama dan kaidah kesusilaan b. 'ata kaidah dengan aspek kehidupan antar pribadi, termasuk di dalamnya kaidah kesopanan dan kaidah hukum 1.# Pe$e.aan Anta*a Ka!.a+ &'m Dengan Ka!.a+-Ka!.a+ Sos!a" La!nn,a. +. &erbedaan antara kaidah hukum dengan kaidah agama dan kaidah kesusilaan adalah sebagai berikut/ a. #itinjau dari tujuannya, kaidah hukum bertujuan men%iptakan masyarakat yang tertib, dan melindungi manusia beserta kepentingannya sedangkan kaidah agama dan kesusilaan bertujuan memperbaiki pribadi manusia agar menjadi lebih ideal. b. #itinjau dari sasarannya, kaidah hukum mengatur tingkah laku manusia, kaidah agama dan kesusilaan mengatur sikap batin manusia sebagai pribadi. %. #itinjau dari sumber sanksinya, kaidah hukum dan agama memiliki saksi yang bersumber dari luar diri manusia, sedangkan kaidah kesusilaan memiliki sanksi yang bersumber dari dalam diri manusia itu sendiri. d. #itinjau dari kekuatan mengikatnya, kaidah hukum dipaksakan se%ara nyata oleh kekuasaan dari luar, sedangkan kaidah agama dan kesusilaan tergantung pada yang bersangkutan itu sendiri. e. #itinjau dari isinya kaidah hukum memberikan hak dan kewajiban (attributif dan normatif), sedangkan kaidah agama hanya memberikan kewjiban (normatif) saja. 7. &erbedaan antara kaidah hukum dan kaidah kesopanan adalah sebagai berikut/ a. $aidah hukum memberikan hak dan kewajiban, kaidah kesopanan hanya memberikan kewajiban saja. b. Sanksi kaidah hukum dipaksakan kepada masyarakat se%ara resmi, sanksi kaidah kesopanan dipaksakan oileh masyarakatt se%ara tidak resmi. =. &erbedaan anatra kaidah kesopanan dengan kaidah agama adalah sebagai berikut/ a. Asal kaidah kesopanan dari luar diri manusia, kaidah agama dan kaidah kesusilaan yang bersal dari pribadi manusia. b. $aidah kesopanan berisi aturan yang ditunjukan kepada sikap lahir manusia. $aidah Agama dan $aidah $esusilaan yang berisi aturan yang ditunjukkan kepada sikap batin manusia. 1.% &$ngan Anta*a Ka!.a+ &'m Dengan Ka!.a+-Ka!.a+ Sos!a" La!nn,a. A. "ubungan positif yakni hubungan yang saling memperkuat a. "ubungan antara kaidah hukum dengan kaidah agama. 6ika manusia mematuhi kaidah agama, takwa kepada 'uhan Yang !aha Dsa maka tidak ada manusia yang mempunyai sikap batin yang buruk, tidak ada ren%ana berbuat jahat, hubungan antara sesama manusia menjadi baik, masyarakat menjadi aman dan tertib sehingga tujuan kaidah hukum pun ter%apai. b. "ubungan antara kaidah hukum dengan kaidah kesusilaan. 6ika manusia mematuhi kaidah kesusilaan, dengan mengikuti suara hati manusia yang selalu menujukan manusia agar berbuat baik maka tidak ada manusia yang mempunyai sikap batin yang buruk, tidak ada ren%ana berbuat jahat, hubungan antara sesama manusia menjadi baik, masyarakat menjadi aman dan tertib sehingga tujuan kaidah hukum dalam men%iptakan masyarakat yang aman dan tertib pun akan ter%apai. %. "ubungan antara kaidah hukum dengan kaidah kesopanan. Anggota masyarakat yang menagetahui kaidah kesopanan akan selalu berlaku sopan, tidak mengganggu dan menyinggung perasaan orang lain sehingga hubungan antara sesama manusia pun akan menjadi baik, masyarakat menjadi aman dan tertib sehingga tujuan kaidah hukum dalam men%iptakan masyarakat yang aman dan tertib pun akan ter%apai. 1. "ubungan negative yakni hubungan yang saling melemahkan Yaitu jika isi kaidah hukum dan kaidah so%ial lainnya saling bertentangan, 4ontoh / @arangan oleh salah satu agama untuk membunuh sesame manusia apapun alsannya bertentangan dengan undang- undang wajib militer. BAB I PEN-ERTIAN TENTAN- PEN-ANTAR ILMU &UKUM A. PEN-ERTIAN DARI SE-I PEN-ANTAR !engantar yang berasal dari perkataan &engantar berarti membawa ke tempat yang di tuju. #alam 5ahasa 5elanda disebut 2nleiding dan dalam 5ahasa 2nggris disebut 2ntrodu%tion yang berarti memperkenalkan, dalam hal ini yang diperkenalakan ialah 2lmu "ukum. B. PEN-ERTIAN DARI SE-I ILMU &UKUM !engenai arti dan apakah yang dimaksud dengan ilmu hukum dapat diikuti dari pendapat berbagai pakar hukumk antara lain/ a. 4ross, memberikan definisi bahwa ilmu hukum adalah segala pengetahuan hukum yang mempelajari hukum dalam segala bentuk manifestasinya. )Sajipto *ahardjo +,-7/+71 b. 2lmu hukum dalam perpustakaan hukum dikenal dengan nama 6urispruden%e yang berasal dari kata jus, dan jurisyang artinya hukum atau hak. &ruden%eberarti melihat ke depan atau mempunyai keahlian, dan arti umum dari 6urispruden%e adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hukum. )Sajipto *ahardjo +,-7 / +:1 %. 4urzon berpendapat bahwa ilmu hukum adalah suatu ilmu pengetahuan yang men%angkup dan membi%arakan segala hal yang berhubungan dengan hukum )Sajipto *ahardjo +,-7 / =1. 6adi ilmu hukum tidak hanya mempetahannkan suatu tatanan hukum tertentu yang berlaku di suatu 3egara, dengan demikian dengan singkat dapat dikatakan bahwa subjek dari ilmu hukum adalah hukum sebagai suatu fenomena dalam kehidupan manusia dimana saja dan kapan saja. #engan demikian hukum itu dilihat sebagai fenomena uni8ersal dan bukan lo%al atau regional )Sajipto *ahardjo +,-= / 01 d. &urnadi &urba%araka dan Soerjono Soekanto dalam bukunya &erihal $aidah "ukum )+,-7/+:1 menyebutkan ilmu hukum men%angkup/ 2lmu tentang kaidah atau normwissens%haft atau Solenwissens%haft Yaitu ilmu yang menelaah hukum sebagai kaidah atau system kaidah-kaidah dengan dogmati% hukum dan sistematik hukum. 2lmu pengertian, yakni ilmu tentang pengertian-pengertian pokok dalam hukum seperti subjek hukum, hak dan kewajiban, peristiwa hukum, hubungan hukum dan objek hukum. 2lmu tentang kenyataan atau 'atsa%henwissens%haft atau Seinwissens%haft yang menyoroti hukum sebagai perlakuan sikap tindak, yang antara lain men%akup sosiologi hukum, antropologi hukum, perbandinganhukum dan sejarah hukum. e. 2lmu pengetahuan hukum juga disebut ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kaidah-kaidah hidup manusia, supaya sanksi-sanksi dapat dikenakan oleh penguasa. f. 2lmu pengetahuan hukum juga disebut adalah ilmu yang berusaha menjelaskan tentang keadaan, inti dan maksud tujuan dari bagian:bagian penting dari hukum serta pertalian antara berbagai bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum. g. #ari uraian diatas dapat dikatakan se%ara singkat, bahwa ilmu ukum adalah suatu pengetauan yang objeknya adalah hukum dan yang khusus mengajarkan perihal hukum dalam segala bentuk dan manfestasinya. (. (ABAN--(ABAN- ILMU &UKUM YAN- TERMASUK ILMU &UKUM 5eberapa penulis memberikan pandangan-pandangan yang berbeda tentang hukum/ +. ). 3an Ape".oo*n berpendapat, bagian ilmu hukum terdiri dari / Sosiologi hukum Sejarah hukum &erbandingan hukum 7. 4.L.-. Lema!*e, berpendapat bagian ilmu hukum terdiri dari/ 2lmu hukum positif )*e%htspositi8isme1 Sosiologi hukum )*e%htsso%iologie1 Sejarah hukum )*e%htsges%hiedenis1 &erbandingan hukum )*e%hts8ergelijking1 =. ). B. &. Be""e5*o!. membagi ilmu hukum atas/ #ogmatik "ukum Sejarah hukum &erbandingan hukum &olitik hukum Ajaran hukum umum. ;. P*o5. L!e 2en &o6'7 S&, berpendapat bagian ilmu hukum terdiri dari/ 2lmu hukum positif Sosiologi hukum Sejarah hukum &erbandingan hukum 2lmu hukum dogmati% dan ilmu hukum sistematis D. PENDAPAT PARA PAKAR &UKUM &engertian &2" dari berbagai pakar hukum, seperti di bawah ini/ +. #r. Soedjono #irdjosisworo, S" )+,=-/+1, menyatakan bahwa &.2.". itu kerap kali oleh dunia hukum dinamakan Dn%y%lopedie hukum yang merupakan pengantar )introdu%tion atau inleiding1untuk ilmu pengetahuan hukum. 2lmu pengetahuan ini berusaha menjelaskan tentang keadaan inti, maksud dan tujuan dari bagian-bagian penting dari hukum, serta pertalian antara bagian-bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum. 7. &rof. #r. A%hmad Sanusi, S" )+,<</=1 mengatakan sebagai berikut / &2" termasuk dalam mata pelajaran dasar )basis @eer8ak. 2a mengatakan pula bahwa &2" juga perlu diajarkan pada fakultas-fakultas lain selain fakultas hukum. BAB II SE)ARA& SIN-KAT PEN-ANTAR ILMU &UKUM +. 2stilah &engantar 2lmu hukum tidak ter%ipta begitu saja, tetapi mempunyai sejarahnya sendiri. &engantar 2lmu "ukum berasal dari terjemahan bahasa 5elanda. 2nleiding tot de re%htswetens%hap yang dimasukkan dalam (ndang-undang perguruan tinggi 5elanda. 7. 2nleiding tot de re%htswetens%hap ini adalah sebagai pengganti dari istilah Dn%y%lopaedie der re%htswetens%hap yaitu suatu istilah yang semula dipergunakan di negeri 5elanda. =. Sebenarnya istilah 2nleiding tot de re%htswetens%hap itu sendiri merupakan terjemahan dari Dinfuhrung in die *re%htswisens%haft suatu istilah yang dipergunakan di 6erman pada akhir abad +, dan awal abad ke 7: ;. #i 2ndonesia 2nleiding tot de re%htswetens%hap tealah dikenal sejak tahun +,7; dengan didirikannya *e%hts "oge S%hool )Sekolah 'inggi "ukum1 di 5ata8ia )6akarta1 dimana dimasukkannya dalam kurikulumnya. 0. Sedangkan istilah &engantar 2lmu "ukum, dipergunakan untuk pertamakalinya di (ni8ersitas Aajah !ada yang berdiri tanggal = !aret +,;.. 'etapi sebenarnya telah digunakan sejak tahun +,;7. BAB III PERAN DAN FUN-SI PEN-ANTAR ILMU &UKUM A. PERAN DAN FUN-SI PI&. +. !emperkenalkan segala masalah yang berhubungan dengan hukum. 7. 5erusaha untuk menjelaskan tentang keadaaan, inti, maksud, dan tujuan dari bagian- bagian yang penting dari pada hukum serta bertalian antar berbagai bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum. =. !emperkenalkan ilmu hukum, yaitu pengetahuan yang mempelajari segala seluk beluk dari pada hukum dalam segala bentuk manifestasinya. ;. !erupakan dasar dalam rangka studi hukum. 0. !engkualifikasikan mata pelajaran, pendahuluan, pembukaan, kea rah ilmu pengetahuan hukum pada tingkat persiapan.