Anda di halaman 1dari 13

TAKSONOMI TUJUAN

PEMBELAJARAN
KOGNITIF
KETERAMPILAN
AFEKTIF

11

TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN (BLOOM, 1956)

Kawasan kognitif: Perilaku yang merupakan proses berpikir atau


perilaku hasil kerja otak. Contoh: menyebutkan definisi manajemen
membedakan fungsi meja dan kursi,, menjabarkan perilaku umum
menjadi perilaku khusus, menyusun disain instruksional dll.
Kawasan afektif: Perilaku yang dimunculkan seseorang sebagai
pertanda kecenderungannya untuk membuat pilihan atau keputusan
untuk beraksi di dalam lingkungan tertentu. Contoh:
menganggukkan kepala sebagai tanda setuju, meloncat degan
muka berseri-seri sebagai tanda kegirangan, pergi ke gereja/masjid
sebagai tanda beriman kepada Tuhan YME
Kawasan psikomotor: perilaku yang dimunculkan oleh hasil kerja
fungsi tubuh manusia. Berbentuk gerakan tubuh seperti berlari,
melompat, melempar, berputar, memukul, menendang dll.
12

JENJANG TUJUAN BELAJAR RANAH KOGNITIF


(Revised Taxonomy, Anderson & Krathwhol, 2001)
Mengingat: Bila tujuan pembelajaran adalah untuk
mengembangkan ingatan terhadap materi dalam bentuk yang sama
pada saat disajikan.
Mengerti: Bila tujua pembelajaran adalah untuk mengembangkan
transfer, siswa akan mampu membentuk makna dari pesan
pembelajarna secara lisan, tertuis atau berupa gambar.
Memakai: Menggunakan prosedur untuk menyelesaikan latihan
atau memecahkan masalah.
Menganalisis: Memecah bahan ke dalam bagian-bagian pokok dan
menentukan bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu
sama lain dan terhadap keseluruhan struktur.
Menilai: Membuat keputusan berdasarkan kriteria & standar,
biasanya digunakan kriteria kualitas, efektifitas, efisiensi,
konsistensi dsb, standar bisa berbentuk kuantitatif atau kualitatif.
Mencipta: Menempatkan unsur-unsur secara bersama untuk
membentuk suatu kesatuan yang logis atau fungsional. Pemelajar
membuat produk baru dengan menyusun kembali beberapa unsur
secara mental kedalam suatu pola atau sturktur yang belum ada
sebelumnya (baru)
13

JENJANG TUJUAN BELAJAR RANAH PSIKOMOTOR


(Dave, 1970)
Meniru: Kemampuan mengamati suatu gerakan agar
dapat merespon.
Menerapkan: Kemampuan mengikuti pengarahan,
gerakan pilihan & pendukung degan membayangkan
gerakan orang lain.
Memantapkan: Kemampuan memberikan respon yang
terkoreksi, atau respon dengan kesalahan-kesalahan
terbatas/minimal.
Merangkai: Koordinasi rangkaian gerak dengan
membuat atura yang tepat.
Naturalisasi: Gerakan yang dilakukan seara rutin dengan
menggunakan energi fisik & psikis yang minimal.
14

JENJANG TUJUAN BELAJAR RANAH AFEKTIF


(Krathwhl, 1964)
Menerima: Kesukarelaan memperhatikan dan memberikan respon
terhadap stimulus (timbul kesadaran atau perhatian yang terpilih).
Menanggapi: Si belajar menjadi terlibat dan aktif memberikan
tanggapan.
Menghargai: Memberi penilaian terhadap suatu fenomena, kejadian
atau benda, seperti sikap menerima, menolak dan mengaprisiasi
suatu obyek.
Mengorganisasi: Upaya untuk memadukan berbagai jenis nilai yang
berbeda-beda. Dari nilai-nilai yang berbeda tersebut dibangun
menjadi suatu sistem nilai. Biasanya tercermin dalam filsafat
hidupnya.
Mengamalkan: Sistem nilai yang dimiliki seseorang mengendalikan
tingkah lakunya dalam kehidupan, sehingga membentuk gaya hidup
yang khas, berbeda dari orang lain.
15

SISTEMATIKA LIMA JENIS BELAJAR


(GAGNE)
Sistematika ini menbgelompokkan hasil-hasil belajar yang
mempunyai ciri-ciri sama dalam satu kategori.
Keterampilan intelektual: Kemampuan seseorang untuk berinteraksi
dengan lingkungannya dengan menggunakan simbol (huruf, angka,
kata, gambar).
Informasi verbal: Seseorang belajar menyatakan atau menceritakan
suatu fakta atau sutu peristiwa secara lisan atau tertulis, bahkan
dengan menggambar.
Strategi Kognitif: Kemampuan seseorang untuk mengatur proses
belajarnya sendiri, mengingat dan berpikir.
Keterampilan Motorik: Seseorang belajar melakukan gerakan
secara teratur dalam urutan tertentu (organized motor act). Ciri
khasnya adalah otomatisme, yaitu gerakan berlangsung secara
teratur dan berjalan dengan lancar & luwes.
Sikap: Keadaan mental yang mempengaruhi seseorang untuk
melakukan pilihan-pilihan dalam bertindak.
16

TEORI INTELEGENSI GANDA GARDNER


Intelegensi: Kemampuan untuk memecahkan persoalan &
menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam
& dalam situasi yang nyata (1983;1993)
Sutatu kemampuan disebut intelegensi bila:
Menunjukkan suatu kemahiran dan keterampilan seseorang
dalam memecahkan persoalan & kesulitan yang ditemukan
dalam hidupnya.
Ada unsur pengetahuan & keahlian
Bersifat universal harus berlaku bagi banyak orang
Kemampuan itu dasarnya adalah unsur biologis, yaitu karena
otak seseorang, bukan sesuatu yang terjadi karena latihan atau
training.
Kemampuan itu sudah ada sejak lahir, meski di dalam
pendidikan dapat dikembangkan

17

The Learning Revolution

The many types of intelligence


Professor Howard Gardner, of Harvard
University, considers there are at least eight
different types of intelligence, as illustrated
above.
Note that he brackets spatial and visual
intelligence. Some other, including the
present authors, have found that many
people strong in one of these traits are not
necessarily strong in the other.
Likewise, some consider naturalist
intelligence more a specific learning style.
But Professor Gardners model is an
excellent one to help identify individual
strengths and learning styles.
The illustration is reproduced from Master It
Faster, by Colin Rose, published by
Accelerated Learning Systems, Aston
Clinton, Aylesbury, Bucks, England.
18

Bodily / Psysical

Linguistik

Intrapersonal

Matematical / Logikal

Interpersonal

Visual Spatial

Naturalist

Musical

PEMBELAJARAN (INSTRUCTION)
Seperangkat tindakan yang dirancang untuk mendukung proses
belajar siswa, dengan memperhitungkan kejadian-kejadian ekstern
yang berperan terhadap rangkaian kejadian-kejadian intern yang
berlangsung di dalam siswa. (Winkel, 1991)
Pengaturan peristiwa secara seksama dengan maksud agar terjadi
belajar dan membuatnya berhasil guna. (Gagne, 1985)
Pengaturan & penciptaan kondisi-kondisi ekstern sedemikian rupa,
sehingga menunjang proses belajar siswa & tidak menghabatnya.
(Winkel, 1991)
Intruction is intended to promote learning; external situation need to
be arranged to activate, support & maintain the internal processing
that constitutes each learning event. (Gagne, 1985)
Intruction as a set of external events design to support the several
processes of learning, which are internal. (Gagne, 1977)

19

Pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan


secara sengaja dengan tujuan yang telah ditetapkan
terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta
pelaksanaannya terkendali. (Miarso, 1993)

Ciri-ciri Pembelajaran:
1.
2.
3.
4.

Merupakan upaya sadar & disengaja.


Membuat siswa belajar.
Tujuan ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses
dilaksanakan.
Pelaksanaannya terkendali, baik isinya, waktu, proses
maupun hasilnya.
20

Pengajaran & Pembelajaran


(Teaching & Instruction)
Dilaksanakan oleh mereka yang berprofesi sebagai
pengajar
Tujuannya menyampaikan informasi kepada si belajar
Merupakan salah satu penerapan strategi
pembelajaran
Kegiatan belajar berlangsung bila ada guru/pengajar.
Dilaksanakan oleh mereka yang dapat membuat orang
belajar
Tujuannya agar terjadi belajar peda diri siswa / si
belajar
Merupakan cara untuk mengembangkan rencana yang
terorganisasi untuk keperluan belajar
Kegiatan belajar dapat berlangsung dengan atau tanpa
hadirnya guru.
21

PRINSIP PEMBELAJARAN
(Gagne, The Condition of Learning, 1977)
Menarik perhatian (gaining attntion): Guru perlu menimbulkan minat
& perhatian siswa dengan mengemukakan sesuatu yang baru,
aneh, kontradiksi atau kompleks.
Menyampaikan tujuan pembelajaran (informing learner of the
objectives): Siswa perlu mengetahui kemampuan yang harus
dikuasainya setelah selesai mengikuti pelajaran.
Mengingatkan konsep/prinsip yang telah dipelajari (stimulating recall
or prior learning): Merangsang timbulnya ingatan tentang
pengetahuan/keterampilan yang telah dipelajari yang menjadi
prasyarat untuk mempelajari materi yang baru.
Menyampaikan materi pembelajaran (presenting the stimulus):
Penyeampaian materi pembelajaran dengan menggunakan contoh,
penekanan, baik secara verbal maupun features tertentu.
Memberikan bimbingan belajaran (providing learner guidance):
Bimbingan diberikan melalui persyaratan-persyaratan yang
membimbing proses/alur berpikir siswa, agar memiliki pemahaman
yang lebih baik.
22

PRINSIP PEMBELAJARAN
(Gagne, The Condition of Learning, 1977)
Memperoleh unjuk kerja siswa (eliciting performance): Siswa
diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari atau untuk
menunjukkan penguasaannya terhadap materi.
Memberikan balikan (providing feedback): Siswa diberitahu sejauh
mana ketepatan unjuk kerjanya (performance).
Menilai hasil belajar (assessing performance): Memberikan tes atau
tugas untuk menilai sejauh mana siswa menguasai tujuan
pembelajaran.
Memperkuat retensi & transfer belajar (enhancing retention &
transfer): Merangsang kemampuan mengingat-ingat dan
mentransfer dengan memberikan rangkuman, mengadakan review
atau mempraktekkan apa yang telah terjadi.

23

Anda mungkin juga menyukai