Makalah KGD 1 Refisi
Makalah KGD 1 Refisi
Disususn Oleh :
SITI ASRIYAH
11/2061/PD/0074
PURWOKERTO
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan karuniaNya,
sehingga tugas KGD 1 yang berjudul" kejang demam pada anakini dapat terselesaikan
tanpa ada halangan yang berarti.
Penulis menyadari bahwa tugas ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dan
semangat. dari ibu indri heri susanti selaku pengampu mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dalam pembuatan tugas ini serta teman-teman yang
telah banyak membantu daalm menyelesaikan tugas ini.
Oleh karena itu dalam kesempatan kali ini kami menyampaikan rasa terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada semua yang telah mendukung terselesaikannya tugas ini.
Kami menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi
kita semua.
Purwokerto, 15 februari,2014
penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................................
Kata pengantar..................................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar Belakang................................................................................
B. Tujuan.............................................................................................
A. Definisi...........................................................................................
B. Etiologi...........................................................................................
C. Manifestasi klinis...........................................................................
D. Patofisiologi...................................................................................
E. Penatalaksanaan.............................................................................
F. Komplikasi.....................................................................................
G. Pencegahan.....................................................................................
H. Pemeriksaan penunjang..................................................................
I.
Asuhan Keperawatan......................................................................
11
A.Kesimpulan ............................................................................................
11
B. Saran..............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kejang merupakan suatu manifestasi klinis yang sering dijumpai di ruang gawat darurat.
Hampir 5 % anak berumur dibawah 16 tahun setidaknya tidak pernah mengalami sekali
kejang selama hidupnya. Kejang penting sebagai suatu tanda adanya gangguan neurologis,
keadaan tersebut merupkan keadaan darurat. Kejang mungkin sederhana, dapat berhenti
sendiri
dan sedikit memerlukan pengobatan lanjutan, atau merupakan gejala awal dari
Dapat melakukan pengkajian keperawatan pada klien dengan Kejang dan dapat
dengan Kejang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38 c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium. Kejang demam
sering juga disebut kejang demam tonik-klonik, sangat sering dijumpai pada anak-anak
usia di bawah 5 tahun. Kejang ini disebabkan oleh adanya suatu awitan hypertermia yang
timbul mendadak pada infeksi bakteri atau virus. (Sylvia A. Price, Latraine M. Wikson,
1995).
B. ETIOLOGI
Menurut Mansjoer, dkk (2000: 434) Lumban Tobing (1995: 18-19) dan Whaley and Wong
(1995: 1929)
1. Demam itu sendiri
2. Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media, pneumonia,
gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu timbul pada suhu yang
tinggi.
3. Efek produk toksik daripada mikroorganisme
4. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
5. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
6.Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui atau
enselofati toksik sepintas.
C. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan berupa klonik atau
tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang berhenti anak tidak memberi
reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa detik atau menit anak terbangun dan sadar
kembali tanpa adanya kelainan saraf. Kejang demam dapat berlangsung lama dan atau parsial.
Pada kejang yang unilateral kadang-kadang diikuti oleh hemiplegi sementara (Todds
hemiplegia) yang berlangsung beberapa jam atau bebarapa hari. Kejang unilateral yang lama
dapat diikuti oleh hemiplegi yang menetap. (Lumbantobing,SM.1989:43)
D.PATOFISIOLOGI
sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2
dan air. Sel yang dikelilingi oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan
permukaan luar yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit oleh natrium (Na+) dan elektrolit lainnya kecuali
ion klorida (Cl-). Akibatnya konentrasi K+ dalam sel neuron tinggi dan ion Na+ rendah, sedang
di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya. Karena keadaan tersebut, maka terjadi perbedaan
potensial membran yang disebut potesial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan
potensial membran ini diperlukan energi dan bantuan enzim Na - K Atp ase yang terdapat pada
permukaan sel.
Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh perubahan konsentrasi ion di
ruang ekstraseluler. Rangsangan yang datangnya mendadak seperti mekanis, kimiawi atau aliran
listrik dari sekitarnya dan perubahan patofisiologi dan membran sendiri karena penyakit atau
keturunan. Pada demam, kenaikan suhu 1o C akan mengakibatkan kenaikan suhu 1o C akan
mengakibatkan metabolisme basal 10 - 15 % dan kebutuhan O2 meningkat 20 %.
Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang dapat terjadi pada suhu 38o C dan
anak dengan ambang kejang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu 40o C atau lebih, kejang yang
berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai apnea. Meningkatnya kebutuhan O2 dan untuk
kontraksi otot skelet yang akhirnya terjadi hipoksemia, hiperkapnia, denyut jantung yang tidak
teratur dan makin meningkatnya suhu tubuh karena tingginya aktifitas otot dan selanjutnya
menyebabkan metabolisme otek meningkat. Faktor terpenting adalah gangguan peredaran darah
yang mengakibatkan hipoksia sehingga meningkatkan permeabilitas kapiler dan timbul oedema
otak yang mengakibatkan kerusakan sel neuron otak (Hasan dan Alatas, 1985: 847 dan
Ngastiyah, 1997: 229)
E. PENATALAKSANAAN
Menurut Ngastiyah (1997: 232-235) dan Hassan & Alatas (195: 850-854) ada 4 faktor
yang perlu dikerjakan :
1. Segera diberikan diezepam intravena -->dosis rata-rata 0,3mg/kg
atau diazepam rektal dosis 10 kg = 5mg/kg. Bila diazepam tidak tersedia langsung
memakai fenobarbital dengan dosis awal selanjutnya diteruskan dengan dosis rumat.
2.Membebaskan jalan nafas, oksigenasi secukupnya
3.Meurunkan panas bila demam atau hipereaksi, dengan kompres seluruh tubuh dan bila
telah memungkinkan dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali kombinasi diazepam
oral 0,3 mg/kgBB
4.memberikan cairan yang cukup bila kejang berlangsung cukup lama (> 10 menit)
dengan IV : D5 1/4, D5 1/5, RL.
F. KOMPLIKASI
Menurut Lumbantobing ( 1995: 31) Dan Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI
(1985: 849-850). Komplikasi kejang demam umumnya berlangsung lebih dari 15 menit yaitu :
1. Kerusakan otak
Terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang aktif sewaktu kejang
melepaskan glutamat yang mengikat resptor MMDA ( M Metyl D Asparate ) yang
mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang merusak sel neuoran secara
irreversible.
2. Retardasi mental
Dapat terjadi karena deficit neurolgis pada demam neonatus.
G. PENCEGAHAN
Menurut Ngastiyah ( 1997: 236-239) pencegahan difokuskan pada pencegahan
kekambuhan berulang dan penegahan segera saat kejang berlangsung.
A. Pencegahan berulang
I. ASUHAN KEPERAWATAN
A)Pengkajian
1.Riwayat kesehatan.
Riwayat demam disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih.
2.Pemeriksaan Fisik.
Pemeriksaan fisik biasanya didapatkan:
a)Fase iktal: gigi mengatup, sianosis, pernafasan cepat/ menurun, peningkatan
sekresi mucus, peningkatan nadi, sedangkan post iktal dapat ditemukan apnea.
Akibat kejang dapat terjadi fraktur, kerusakan jaringan lunak/gigi cedera selama
kejang. Pada aktivitas dan kekuatan otot terjadi keletihan, kelemahan umum,
perubahan tonus otot/ kekuatan otot. Mual, muntah yang berhubungan dengan
aktivitas kejang. Di
b)intergumen ditemukan : Akral hangat, kulit kemerahan, demam
Diagnosa:
Resiko
injuri
berhubungan
dengan
kejang/psikomotor,
2)Diagnosa: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan spasme jalan
nafas, peningkatan produksi mukus
a. NOC (Nursing Outcomes Classification) : Respiratory status (Airway Patency):
Klien/anak dapat mempertahankan jalan nafas efektif
Kriteria hasil; Sputum/sekret dapat keluar, tidak ada cyanosis & dypsnoe, RR dalam
rentang normal, suara nafas bersih
b.NIC (Nursing Interventions Classification):
c.Airway management
1) Buka jalan nafas: miringkan kepala
2) Auskultasi suara paru
3) Ajarkan tehnik nafas dalam dan batuk efektif bila kondisi memungkinkan
d.Aiway suction
1) Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction
2) Monitor status oksigenasi klien
3) Lakukan suction secara hati-hati dan lembut bila perlu
3).Diagnosa: Hipertermi berhubungan dengan proses penyakitnya, dehidrasi
a. NOC : ipertermi teratasi, terjadi keseimbanganantara produksi panas dan kehilangan
panas
Kriteria hasil: Suhu tubuh dalam rentang: 36,5-37C, kulit tidak kemerahan
b.NIC (Nursing Interventions Classification):
Monitoring vital sign
1) Monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status pernafasan
2) Monitoring adanya sianosis perifer
3) Identifikasi dari penyebeb perubhan vital sign
Penanganan demam
1) Berikan antipiretik jika diperlukan
2) Berikan intake cairan yang adekuat
3) Pasang IV Line untuk memenuhi kebutuhan cairan
4) Berikan oksigen jika diperlukan
4)Diagnosa: Kurang Pengetahuan berhubungan engan Kurang informasi dan pemahaman
tentang proses penyakit dan perawatan
1) Instruksikan pada klien mengenai tanda dan gejala yang harus segera dilaporkan
pada pemberi pelayanan kesehatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kejang demam adalah bangkitan kejang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu
rektal di atas 38 c) yang disebabkan oleh suatu proses ekstrakranium.
B. Saran
Semoga dengan penyusunan makalah ini penulis dapat berfikir kreatif dan
inofatif. dan dalam penyusunan makalah ini pula saya masih banyak kekurangan oleh
karena itu penulis mohon kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
- Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
- Lumbantobing,SM.1989.Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak.Jakarta : FKUI
- Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC.
- Suriadi, dkk2001. Askep Pada Anak. Jakarta. Pt Fajar Interpratama.
- Sataf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
- Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.
- Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba.