Anda di halaman 1dari 14

Perjuangan Mempertahankan

Kemerdekaan Indonesia
Pada tahun 1945-1949
Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, siswa dapat:
Mendeskripsikan kedatangan Sekutu ke Indonesia
pada awal kemerdekaan.
Menjelaskan pertempuran Surabaya 10 November
1945.
Menjelaskan perundingan Linggarjati.
Menjelaskan Agresi Militer Belanda I.
Menjelaskan perundingan Renville.
Menjelaskan Agresi Militer Belanda II.
Menjelaskan Perundingan Roem-Royen.
Menjelaskan Konferensi Inter-Indonesia.
Menjelaskan Konferensi Meja Bundar.

Latar belakang


AFNEI
29 September 1945
WR Patterson
Sikap netral
Membebaskan tawanan
perang, melucuti senjata
Jepang, tidak mencampuri
urusan politik dan tidak akan
menyingkirkan pemerintah RI
Disambut Baik oleh
Indonesia
Jakarta

AFNEI
+
NICA
Ingin mendirikan kembali
pemerintahan Hindia-
Belanda
Kecurigaan
Sikap bermusuhan
Keadaan
semakin buruk
NICA mempersenjatai KNIL
Sekutu melindungi kepentingan
Belanda
Bentrokan Senjata
Pertempuran Surabaya (10
November 1945)
AWS Mallaby
Surabaya
(25 Oktober1945)
Insiden Bendera
Menduduki obejek-objek
penting (Tanjung Perak,
Gedung-gedung
internatio, hotel Yamato)
Tewas (30
Oktober 1945)
Ultimatum
Perjanjian Linggarjati (10
November 1946)
H.J Van Mook
Sutan Sjahrir
1. Belanda mengakui secara de
facto wilayah Republik
Indonesia, yaitu Jawa,
Sumatera dan Madura.
2. Belanda harus meninggalkan
wilayah RI paling lambat
tanggal 1 Januari 1949.
3. Pihak Belanda dan Indonesia
Sepakat membentuk negara
RIS.


Agresi Militer Belanda I
Perbedaan Penafsiran
dalam pelaksanaan
Perjanjian Linggarjati
27 Mei 1947
Ultimatum dari
Belanda
21 Juli 1947 Belanda
melancarkan
serangan ke daerah
RI
Republik Indonesia
secara resmi
mengadukan agresi
militer Belanda ke PBB,
karena agresi militer
tersebut dinilai telah
melanggar suatu
perjanjian Internasional
KTN (Komisi Tiga Negara)


Richard Kirby
Paul van Zeeland
Frank Graham
Perjanjian Renville (8 Desember
1947)
Amir Sjarifuddin
Abdul Kadir
Wijojoatmodjo
Agresi Militer Belanda II
Belanda
Menyerang
Yogjakarta

19 Desember 1948
Memberikan mandat kpd
Syarifuddin Prawira
Negara membentuk
Pemerintahan Darurat RI
(PDRI)
TNI bergelirya
Serangan Umum 1 Maret
Perjanjian Roem-Royen (14
April 1949)

Mr. Moh. Roem
J.H van Royen
1. Perintah untuk menghentikan Perang
Gerilya
2. Bekerja sama dalam mengambil
perdamaian dan menjaga ketertiban dan
keamanan
3. Berpartisipsi dalam KMB di Den Haag,
Belanda, dengan maksud mempercepat
penyerahan kedaulatan negara
Indonesia Serikat tanpa syarat.
1. Menyetujuai kembalinya
Pemerintahan RI ke Yogyakarta
2. Menjamin penghentian gerakan
militer
3. Tidak mendirikan/mengakui
daeran RI sebelum tgl 19 Des
1949
4. Menyetujui RI bagian dari
Negera Indonesia Serikat
5. Bersunguh-sungguh KMB segera
diselenggarakan.
Konferensi Inter-Indonesia
Pembentukan negara peralihan
sebelum terbentuknya Negera
Indonesia Serikat.
Keputusan:
1. Negara Federasi disetujui bernama Republik
Indonesia Serikat
2. Kepala negara RIS adalah Presiden
3. Dibentuk DPRS
4. RIS menerima penyerahan kedaulatan, baik
dari Republik Indonesia maupun dari Kerajaan
Belanda.
Konferensi Meja Bundar (23
Agustus 1949)
Belanda mengakui Republik Indonesia Serikat (RIS)
sebagai negara merdeka dan berdaulat
Penyelesaian soal Irian Barat ditangguhkan sampai
tahun berikutnya
RIS sebagai negara berdaulat penuh kerjasama
dengan Belanda dalam suatu perserikatan yang
kepalai oleh Ratu Belanda atas dasar sukarela
dengan kedudukan dan hak yang sama.
RIS mengembalikan hak milik Belanda, memberikan
hak konsensi, dan izin baru bagi perusahaan-
perusahaan.
Semua hutang bekas Hindia Belanda harus di bayar
oleh RIS.
TUGAS
Identifikasilah pertempuran Palembang,
Ambarawa, Bandung Lautan Api, dan
Medan Area berdasarkan:
1. Waktu dan Lokasi Pertempuran
2. Pimpinan Pasukan Sekutu dan Indonesia
3. Kronologi terjadinya Pertempuran
4. Hasil pertempuran
Tulis di kertas dan dikumpulkan hari
Jumat tanggal 22 Februari 2013

Anda mungkin juga menyukai