Anda di halaman 1dari 92

1

DAFTAR ISI

BAB I
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL
1
A.
KONSEP DASAR PRAKTEK KEPERAWATAN
PROFESIONAL
2
B.
MODEL-MODEL ASUHAN KEPERAWATAN
PROFESIONAL
5
BAB II
ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN
37
A.
Pengertian
37
B.
Profesi
37
C.
Ciri-Ciri Profesi
38






BAB I
MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL

Kompetensi Dasar : Memahami model-model dan bentuk-bentuk praktik keperawatan
profesional
Tujuan instruksional : setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menjelaskan model praktik keperawatan
2. Menjelaskan model kasus
3. Menjelaskan model fungsional
4. Menjelaskan model tim keperawatan
5. Menjelaskan model primer
6. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing model

Pendahuluan
Proses profesionalisme keperawatan di Indonesia dimulai sejak adanya lokakarya
nasional tahun 1983. Proses ini semakin dipicu oleh berbagai perubahan yang cepat sebagai
akibat dari globalisasi. Lahirnya UU Kesehatan nomor 23 tahun 1992 dan UU Perlindungan
Konsumen (1999) semakin memantapkan upaya profesionalisme perawat. Profesionalisme
pada hakekatnya adalah perlindungan konsumen melalui peningkatan mutu pelayanan sebagai
kewajiban moral profesi.
2

Di Indonesia MPKP mulai dikembangkan oleh Sitorus (1996) di RSUPCM dan
sampai saat ini telah diimplementasikan di beberapa rumah sakit lainnya. MPKP yang
dikembagkan adalah penataan struktur dan proses (sistem) pemberian asuhan keperawatan
pada tinkat ruang rawat. Pada MPKP ini ditetapkan jumlah dan jenis tenaga keperawatan
sesuai kebutuhan klien, digunakan metode modifikasi primer dan ditetapkan standar asuhan
keperawatan sejak awal klien dirawat. Hasil-hasil riset quasi eksprimen membuktikan
ilmpelementasi MPKP mampu meningkatkan mutu asuhan yang dinilai berdasarkan
peningkatan kepuasan klien dan keluarga, peningkatan kepatuhan perawat terhadap standar
dan penurunan angka infeksi nosokomial. (Sitorus,2000).

A. Konsep Dasar Praktik Keperawatan Profesional
1. Pengertian
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan,
berbentuk pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ,ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh
proses kehidupan manusia. (KDIK;1992)
Layanan keperawatan merupakan bantuan yang diberikan karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, serta berkurangnya kemauan menuju pada
kemampuan melaksanakan kegiatan hidup sehari-hari secara mandiri.
Praktik Keperawatan adalah kombinasi ilmu kesehatan dan seni tentang asuhan
(care) dan merupakan perpaduan secara humanistis pengetahuan ilmiah, falsafah
keperawatan, praktik klinik, komunikasi dan ilmu sosial (WHO-Expert Commite on
Nursing;1982)
Praktik keperawatan profesional adalah tindakan keperawatan profesional
menggunakan pengetahuan teoritis yang mantap dan kukuh dari berbagai disiplin
ilmu, terutama ilmu keperawatan selain berbagai ilmu dasar,ilmu sosial sebagai
landasan untuk melakukan asuhan keperawatan (KDIK;1992).
2. Model Profesionalisme Keperawatan (Miller, 1994)
a) Pendidikan keperawatan ditumbuhkan pada universitas/ institusi pendidikan tinggi
b) Pendidikan berdasarkan kompetensi, pendidikan berkelanjutan
c) Penggunaan hasil riset untuk pengembangan pelayanan keperawatan
d) Memiliki fungsi otonom dan mengatur dirinya
3

e) Berpartisipasi pada organisasi profesi
f) Publikasi dan komunikasi
g) Kepatuhan pada Kode etik keperawatan
h) Pengembangan Teori keperawatan: pengembangan, penggunaan dan evaluasi dari
teori yang ditemukan
3. Prinsip-prinsip moral dalam praktek keperawatan
a. Menghargai otonomi klien
Kemampuan untuk menentukan sendiri/mengatur diri sendiri menghargai
manusia mempunyai harga diri dan martabat
Tidak menghargai otonomi bila:
1) Melakukan sesuatu bagi pasien tanpa mereka beritahu sebelumnya
2) Melakukan sesuatu tanpa memberi informasi yang relevan
3) Memberitahukan pasien bahwa keadaanya baik, padahal terdapat gangguan
4) Tidak memberikan informasi yang lengkap
b. Beneficence
1) Melakukan yang baik
2) Tidak merugikan orang lain
3) Mencegah bahaya bagi pasien
4) Membatasi otonomi tidak turun dari tempat tidur
c. J ustice (Keadilan)
1) Berlaku adil, setiap individu mendapat tindakan yang sama
2) Tindakan yang sama tidak selalu identik
3) Pra bedah: kesempatan yang sama mendapat persiapan keperawatan
d. Veracity
1) Mengatakan yang sebenarnya, tidak membohongi klien
2) Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya
3) Pasien yang mengalami penyakit kanker ingin diberitahu . (Veatch & Baird,
1991)
e. Avoiding Killing
1) Menghargai kehidupan manusia, tidak membunuh
2) Bagaimana kalau pasien menderita terus
3) Sumber etik: agama/kepercayaan
f. Fidelity
4

1) Perawat setia pada komitmennya
2) Menepati janji, menyimpan rahasia
3) Caring terhadap pasien/keluarga :
- Hubungan saling percaya
- Penghargaan terhadap pasien
- Peningkatan kemampuan pasien
- Pasien bebas melakukan ibadah
- Pasien sejahtera .(Dikutip dari Materi Ratna S, 2004)

4. Karakteristik
Beberapa karakteristik utama praktik profesional (Shortrigde;1990) :
a. Praktik keperawatan berorientasi pada melayani. Artinya perawat memiliki
komitmen untuk membantu klien dan memberikan asuhan keperawatan
berdasarkan keahlian yang tinggi serta menempatkan layanan diatas kepentingan
pribadi. Layanan diberikan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia.
b. Berdasarkan ilmu keperawatan yang kokoh.Layanan keperawatan diberikan
berdasarkan landasan ilmu yang kukuh dan bukan layanan yang menekankan pada
prosedur tindakan. Tenaga keperawatan bertanggungjawab untuk terus belajar dan
mengembangkan ilmu keperawatan melalui kegiatan riset.
c. Praktek keperawatan mempunyai kode etik. Layanan keperawatan, adalah
layanan profesional harus dilandasi oleh etika keperawatan sebagai jaminan bahwa
masyarakat mendapat layanan yang bertanggung jawab dan etis.
d. Praktek keperawatan mempunyai otonomi. Keperawatan harus mampu
mengataur dan mengendalikan praktik keperawatan termasuk menetapkan rencana
asuhan keperawatan.

5. Nilai-nilai profesional dalam praktek keperawatan
a. Komitmen yang tinggi untuk melayani (sense of caring)
b. Penghargaan atas harkat dan martabat klien sebagai manusia
c. Komitmen pada pendidikan belajar secara berkelanjutan
d. Otonomi : berfungsi secara independen
Nilai-nilai profesional digariskan dalam kode etik keperawatan
5

Hubungan perawat - klien
Hubungan perawat dan praktek
Hubungan perawat dan masyarakat
Hubungan perawat dan teman sejawat
Hubungan perawat dan profesi .(Dikutip dari Materi Ratna S, 2004)



B. Konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional
1. Pengertian
Model Asuhan Keperawatan Profesional adalah sebagai suatu sistem (struktur,
proses dan nilai- nilai) yang memungkinkan perawat profesional mengatur pemberian
asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk menopang pemberian asuhan tersebut
(Hoffart & Woods, 1996).
2. Dasar pertimbangan pemilihan Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP).
Mc. Laughin, Thomas dean Barterm (1995) mengidentifikasikan 8 model
pemberian asuhan keperawatan, tetapi model yang umum dilakukan di rumah sakit
adalah Keperawatan Tim dan Keperawatan Primer. Karena setiap perubahan akan
berdampak terhadap suatu stress, maka perlu mempertimbangkan 6 unsur utama dalam
penentuan pemilihan metode pemberian asuhan keperawatan (Marquis & Huston, 1998;
143) yaitu:
a. Sesuai dengan visi dan misi institusi
b.Dapat diterapkan proses keperawatan dalam asuhan keperawatan.
c. Efisien dan efektif penggunaan biaya.
d.Terpenuhinya kepuasan klien, keluarga dan masyarakat.
e. Kepuasan kinerja perawat.
3. Jenis Model Asuhan Keperawatan Profesional ( MAKP)
Menurut Grant & Massey (1997) dan Marquis & Huston (1998) ada 4 metode
pemberian asuhan keperawatan profesional yang sudah ada dan akan terus dikembangkan
di masa depan dalam menghadapi tren pelayanan keperawatan, yaitu:
a. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Fungsional
6

Model fungsional dilaksanakan oleh perawat dalam pengelolaan asuhan
keperawatan sebagai pilihan utama pada saat perang dunia kedua. Pada saat itu
karena masih terbatasnya jumlah dan kemampuan perawat maka setiap perawat
hanya melakukan 1 2 jenis intervensi keperawatan kepada semua pasien di bangsal.
Model ini berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan, perawat
melaksanakan tugas ( tindakan) tertentu berdasarkan jadwal kegiatan yang ada
(Nursalam, 2002). Model pelayanan keperawatan dilaksanakan berdasarkan tugas yg
ditentukan oleh kepala unit keperawatan ( head nurse ). Model ini cocok untuk
keadaan darurat,tetapi kurang untuk meningkatkan mutu askep
(gillies,1989;tomey,1992 ).
Model MAKP Fungsional :









1) Keuntungan:
- Perawat trampil untuk tugas tertentu
- Efisien, memudahkan kepala ruangan untuk mengawasi
staf atau peserta didik yang praktek untuk keterampilan tertentu
2) Kerugian:
- Pelayanan Keperawatan terpilah-pilah
- Sulit membangun hubungan perawatpasien, karena
tidak adanya saling percaya
- Kemungkinan pasien merasa tidak puas
b. Metode keperawatan Medular.
Metode keperawatan medular adalah suatu variasi dari metode keperawatan
primer dan metode Tim. Metode ini memiliki kesamaan dengan metode primer dan
metode tim (Gillies, 1994). Metode ini sama dengan metode keperawatan tim karena
Perawat :
pengobatan

Kepala ruangan
Perawat :
Merawat luka
Perawat :
pengobatan
7

baik perawat professional maupun non professional bekerja bersama dalam
memberikan askep di bawah kepemimpinan seorang perawat profesinal disamping
itu dikatakan memiliki kesamaaan dengan metode keperawatan primer karena dua
atau tiga orang perawat bertanggung jawab atas sekelompok kecil pasien sejak
masuk dalam perawatan hingga pulang, bahkan sampai dengan waktu Follow up
care.Dalam memberikan askep dengan menggunakan metode keperawatan moduler,
satu tim yang terdiri dua hingga tiga perawat memiliki tanggung jawab penuh pada
sekelompok pasien sekitar 8-12 orang ( Magargau, 1987. Hal ini tentu saja dengan
suatu persyaratan peralatan yang dibutuh perawatan cukup memadai.
Sekalipun dalam memberikan askep dengan menggunakan metode ini di lakukan
oleh dua hingga tiga perawat, tanggungjawab yang paling besar tetap ada pada
perawat professional.Perawat professional juga memiliki kewajiban untuk
membimbing dan melatih non professional. Apabila perawat professional sebagai
ketua tim tidak masuk tugas dan tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat
professional lainnya. Peran perawat kepala ruang diarahkan dalam hal membuat
jadual dinas dengan mempertimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama, dan
berperan sebagai fasilitator, pembimbing serta mivator
Struktur Organisasi Ruang Perawatan MPKP















Pasien/klien
Perawat
:









Kepala
Ruang
Rawat
PP3
PP2
CCM
PAGI
SORE
MALA
M
LIBUR/C
UTI
PA

PA
8








c. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Kasus
Metoda manajemen kasus sering digunakan dalam perangkat pelayanan
kesehatan masyarakat, psikiatri dan diadopsi dalam asuhan pasien rawat inap, berfokus
pada populasi semua pasien penyakit dalam dan beresiko tinggi (Cardiac arrest).
Manajemen kasus adalah model yang digunakan untuk mengidentifikasi, koordinasi, dan
monitoring implementasi kebutuhan pelayanan untuk mencapai asuhan yang diinginkan
dalam periode waktu tertentu.
Elemen penting dalam manajemen kasus meliputi :
1) Kerjasama dan dukungan dari semua anggota pelayanan dan anggota kunci dalam
organisasi ( Administrator, dokter dan perawat).
2) Kualifikasi perawat manajer kasus.
3) Praktek kerjasama Tim.
4) Kualitas sistem manajemen yang diterapkan.
5) Menggunakan prinsip perbaikan mutu yang terus menerus.
6) Menggunakan Critical pathway (hasil) atau asuhan MAPS (Multidisciplinary
Action Plans) yaitu kombinasi Clinical Path dengan Care Plans.
7) Promosi praktek keperawatan profesional
Dalam 1 unit diperlukan 2 manajer kasus yang bekerja mengkoordinasikan,
mengkomunikasikan, bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dan memfasilitasi
asuhan sekelompok pasien. Idealnya 1 orang manajer kasus mempunyai 10 15 kasus
pasien dimana perkembangan pasien akan diikuti terus oleh manajer kasus dari masuk
sampai pulang. Bila diperlukan mengikuti perkembangan pasien di rawat jalan.
Keuntungan dari manajemen kasus meningkatnya mutu asuhan karena perkembangan
kesehatan pasien dimonitoring terus menerus sehingga selalu ada perbaikan bila asuhan
yang diberikan tidak memberikan perbaikan, dan adanya kerjasama yang harmonis antara
9

manajer kasus dengan tim kesehatan lain merupakan elemen penting yang mempengaruhi
meningkatnya mutu asuhan, menurunnya komplikasi dan biaya menjadi lebih efektif.
Manajer kasus melakukan monitoring terhadap asuhan keperawatan yang
dilaksanakan oleh tenaga perawat dan non keperawatan.




Struktur Manajemen Kasus I






Struktur Manajemen Kasus II







Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat ia dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shift dan tidak ada
jaminan bahwa pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari berikutnya.
Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat, dan hal ini
umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau untuk keperawatan khusus seperti
isolasi, intensive care.Metode ini berdasarkan pendekatan holistik dari filosofi
keperawatan. Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan dan observasi pada pasien
tertentu (Nursalam, 2002).
PA

PA

PA
PA

PA
9-10 klien
PA


PA


PA


PA

10

Metoda ini adalah suatu penugasan yang diberikan kepada perawat untuk
memberikan asuhan secara total terhadap seorang atau sekelompok klien.
1) Keuntungan:
Asuhan yang diberikan komprehensif,berkesinambungan dan holistik.
2) Kerugian:
Kurang efisien karena memerlukan perawat profesional dengan keterampilan
tinggi dan imbalan yang tinggi, sedangkan masih ada pekerjaan yang dapat
dikerjakan oleh asisten perawat.

d. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Primer
Adalah suatu metode pemberian askep dimana perawat professional
bertanggungjawab dan bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien
selama 24 jam. Tanggungjawab meliputi pengkajian pasien,perencanaan,
implementasi, dan evaluasi askep dari sejak pasien masuk rumah sakit hingga pasien
dinyatakan pulang ini merupakan tugas utama perawat primer yang di bantu oleh
perawat asosiet. Menurut Gillies (1986) perawat yang menggunakan metode
keperawatan primer dalam pemberian asuhan keperawatan disebut perawat primer
(primary nurse). Pada metode keperawatan primer terdapat kontinutas keperawatan
dan bersifat komprehensif serta dapat dipertanggung jawabkan, setiap perawat
primer biasanya mempunyai 4 6 klien dan bertanggung jawab selama 24 jam
selama klien dirawat dirumah sakit. Perawat primer bertanggung jawab untuk
mengadakan komunikasi dan koordinasi dalam merencanakan asuhan keperawatan
dan juga akan membuat rencana pulang klien jika diperlukan. Jika perawat primer
sedang tidak bertugas , kelanjutan asuhan akan didelegasikan kepada perawat lain
(associate nurse)
Metode penugasan dimana satu orang perawat bertanggung jawab penuh selama
24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien mulai dari pasien masuk sampai keluar
rumah sakit. Mendorong praktik kemandirian perawat, ada kejelasan antara si
pembuat rencana asuhan dan pelaksana. Metode primer ini ditandai dengan adanya
keterkaitan kuat dan terus menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk
merencanakan, melakukan dan koordinasi keperawatan selama pasien dirawat.
Struktur Keperawatan primer

PA

PA

PA
9-10 klien
9-10 klien
Administrator
11










1) Keuntungan
a) Otonomi, motivasi, tanggung jawab & tanggung gugat perawat meningkat.
b) Menjamin kontinuitas asuhan keperawatan
c) Meningkatnya hubungan antara perawat dan pasien.
d) Terciptanya kolaborasi yang baik.
e) Penugasan pasien oleh seorang perawat primer.
2) Kerugian:
a) Ruangan tidak memerlukan perawat pelaksana, harus perawat profesional.
b) Biaya yang diperlukan banyak
e. Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Metode tim merupakan suatu metode pemberian asuhan keperawatan dimana
seorang perawat profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatankelompok klien melalui upaya kooperatif dan
kolaburatif ( Douglas, 1984). Model tim didasarkan pada keyakinan bahwa setiap
anggota kelompok mempunyai kontribusi dalam merencanakan dan memberikan
asuhan keperawatan sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang
tinggi sehingga diharapkan mutu asuhan keperawatan meningkat. Menurut Kron &
Gray (1987) pelaksanaan model tim harus berdasarkan konsep berikut:
a. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan tehnik
kepemimpinan.
b. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan terjamin.
c. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
d. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik bila
didukung oleh kepala ruang.
12

Metode ini di gunakan bila perawat pelaksana terdiri dari berbagai latar belakang
pendidikan dan kemampuannya .
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkordinasikan seluruh kegiatan
asuhan keperawatan dalam tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh
kegiatan asuhan keperawatan dalam tanggung jawab kegiatan anggota tim. Tujuan
metode penugasan keperawatan tim untuk memberikan keperawatan yang berpusat
pada pasien. Ketua tim melakukan pengkajian dan menyusun rencana keperawatan
pada setiap pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah di buat.Oleh
karena kegiatan dilakukan bersama-sama dalam kelompok, maka ketua tim
seringkali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim)
guna membahas kejadian-kejadian yang di hadapi dalam pemberian askep.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda- beda dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok pasien. Perawat ruangan
dibagi menjadi 2 3 tim/ group yang terdiri dari tenaga professional, tehnikal dan
pembantu dalam satu grup kecil yang saling membantu.
Peran kepala ruangan:
1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf
2. Membantu staf menetapkan sasaran dari unit/ruangan
3. Memberi kesempatan kepada ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan
4. Mengorientasikan tenaga yang baru tentang fungsi metode tim keperawatan
5. Menjadi Narasumber bagi ketua tim
6. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan
7. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka
Tugas dan tanggung jawab ketua tim :
1. Bertanggung jawab terhadap pengelolaan asuhan keperawatan klien sejak masuk
sampai pulang
2. Mengorientasikan klien yang baru dan keluarganya
3. Mengkaji kondisi kesehatan klien dan keluarganya
4. Membuat diagnose keperawatan dan rencana keperawatan
5. Mengkomunikasikan rencana keperawatan kepada anggota tim
6. Mengarahkan dan membimbing anggota tim dalam melakukan tindakan
keperawatan
13

7. Mengevaluasi tindakan dan rencana keperawatan
8. Melaksanakan tindakan keperawatan terntu
9. Mengembangkan perencanaan pulang
10. Memonitor pendokumentasian tindakan keperawatan yang dilakukan oleh
anggota tim
11. Melakukan/mengikuti pertemuan dengan anggota tim/tim kesehatan lainnya
untuk membahas perkembangan kondisi pasien
12. Membagi tugas yang harus dilaksanakan oleh setiap anggota kelompok dan
memberikan bimbingan melalui konfrensi
13. Mengevaluasi pemberian Askep dan hasil yang di capai serta
pendokumentasiannya
Tugas dan tanggung jawab anggota tim
1. Melaksanakan tindakan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim
2. Mendokumentasikan tindakan keperawatan yang dilakukan
3. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose keperawatan
dan membuat rencana keperawatan
4. Membantu ketua tim mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
5. Membantu/bersama dengan ketua tim mengorientasikan pasien baru
6. Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu
Tugas dan tanggung jawab pembantu keperawatan
1. Membersihkan ruangan dan meja pasien
2. Menyediakan alat-alat yang diperlukan untuk tindakan keperawatan
3. Membantu perawat dalam melakukan asuhan keperawatan
4. Membersihkan alat-alat yang telah digunakan
5. Mengurus pemberangkatan dan pemulangan pasien konsul
6. Mengatur urinal dan pispot ked an dari pasien.
Dalam keperawatan tim, perawat profesional dapat mempraktekan kemampuan
kepemimpinannya secara maksimal. Kepemimpinan perawat ini menjadi kunci
keberhasilan praktek keperawatan dan menjamin asuhan keperawatan bermutu bagi
pasien.
Struktur model Tim


Administrator
Keperawatan
Manajer kasus Resiko
tinggi
Manajer kasus Resiko
tinggi
Manajer kasus Resiko tinggi
Pasien / client
14










Strategi Kerja Dari Tim
Saat pasien baru masuk di ruang rawat, pasien dan keluarga akan diterima oleh
Ketua Tim dan diperkenalkan kepada anggota tim yang ada. Kemudian ketua tim akan
memberikan orientasi tentang ruang, peraturan-peraturan ruangan, perawat
bertanggung jawab (ketua tim) dan anggota tim.
Ketua tim (dapat dibantu oleh anggota tim) melakukan pengkajian, kemudian
membuat rencana keperawatan berdasarkan rencana keperawatan yang sudah ada
setelah terlebih dahulu melakukan analisa dan modifikasi terhadap rencana
keperawatan tersebut sesuai dengan kondisi pasien.
Setelah menganalisa dan memodifikasi rencana keperawatan, ketua tim
menjelaskan rencana keperawatan tersebut kepada anggota tim, selanjutnya anggota
tim akan melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana keperawatan
tersebut dan rencana tindakan medis yang dituliskan pada format tersendiri. Tindakan
yang telah dilakukan oleh anggota tim lalu didokumentasikan pada format yang
tersedia.
Bila anggota tim yang menerima pasien baru pada sore dan malam hari atau
pada saat hari libur, pengkajian awal dilakukan oleh anggota tim terutama yang terkait
dengan masalah kesehatan utama pasien, anggota tim membuat masalah keperawatan
yang utama dan melakukan tindakan keperawatan dengan terlebih dahulu
mendiskusikannya dengan penanggung jawab sore/malam/hari libur. Saat ketua tim
ada, pengkajian dilengkapi oleh ketua tim, kemudian membuat rencana yang lengkap
dan selanjutnya akan menjadi panduanbagi anggota tim dalam memberikan asuhan
keperawatan pada pasien.
15

Pada dinas pagi, ketua tim bersama anggota tim melakukan operan dari dinas
malam (hanya pasien yang dirawat oleh tim yang bersangkutan), selanjutnya dengan
anggota tim pagi melakukan konferens tentang permasalahan pasien, pembagian
pengelolaan pasien untuk tiap anggota tim, dan mengkoordinasikan tugas yang harus
dilakukan oleh anggota tim.
Selain dengan anggota tim, ketua tim juga melakukan komunikasi langsung
dengan dokter, ahli gizi dan tim keehatan lain untuk membahas perkembangan pasien
dan perencanaan baru yang perlu dibuat. Selain itu mengidentifikasi pemeriksaan
penunjang yang telah ada dan yang perlu dilakukan selanjutnya. Bila terdapat rencana
baru atau ada tindakan tertentu yang harus dilakukan, maka ketua tim akan
mengkomunikasikan kepada anggota tim untuk melaksanakannya. Jika terdapat
tindakan spesifik yang mungkin tidak dapat dilakukan oleh anggota tim maka ketua
tim yang akan melakukan langsung tindakan tersebut. Terutama dalam melakukan
intervensi pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarga akan dilakukan oleh ketua
tim yang didasarkan atas hasil pengkajian pada kebutuhan peningkatan pengetahuan.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan mandiri oleh ketua tim atau kolaborasi,
misalnya dengan ahli gizi untuk penjelasan mengenai diet pasien yang benar.
Selama anggota tim melakukan asuhan keperawatan pada pasien, ketua tim
akan memonitor tindakan yang dilakukan dan member bimbingan pada anggota tim.
Anggota tim selama melakukan asuhan keperawatan harus mendokumentasikan semua
tindakan yang telah dilakukan pada format-format yang terdapat dipapan dokumentasi.
Kemudian ketua tim akan memonitor dan mengevaluasi dokumentasi yang dibuat oleh
anggota tim.
Setiap hari ketua tim mengevaluasi perkembangan pasien dengan
mendokumentasikan pada format catatan perkembangan dengan metoda SOAP (data
subjektif, data objektif, analisa dan perencanaan) catatan perkembangan pasien ini
bagi anggota tim juga menjadi penuntun dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pasien.
Bila ada pasien yang akan pulang atau pindah keunit perawatan lain, ketua tim
akan membuat resume keperawatan sebagai informasi tentang asuhan keperawatan
yang telah diberikan pada pasien selama dirawat, yang berisi masalah-masalah pasien
yang timbul dan masalah yang sudah teratasi, tindakan keperawatan yang telah
dilakukan dan pendidikan kesehatan yang telah diberikan.
16

Pada penggantian dinas pagi-sore dilakukan peran anggota tim sore yang
didampingi oleh ketua tim. Komponem utama yang diinformasikan dalam operan
antara lain keadaan umum pasien, tindakan/intervensi yang telah dilakukan dan atau
tindakan yang belum dilakukan, hal-hal penting yang harus diperhatikan oleh perawat
dinas sore dan malam yang berkaitan dengan perencanaan keperawatan pasien yang
akan dibuat oleh ketua tim. Selanjutnya bila perlu, ketua tim melengkapi informasi-
informasi penting yang belum disampaikan kepada dinas sore. Anggota tim juga
menulis laporan pagi/sore/malam pada format yang tersedia.
Pendistribusian tim dalam kegiatan shift:
Dibawah ini sebagai contoh system pendistribusian tim :
Kegiatan shift TimI/Kt.Tim TimII/Kt.Tim TimIII/Kt.Tim
Pagi
Sore
Malam
2 anggota tim
2 anggota tim
2 anggota tim
3 anggota tim
2 anggota tim
2 anggota tim
3 anggota tim
2 anggota tim
2 anggota tim
8 pasien 9 pasien 8 pasien

Dalam penerapannya ada kelebihan dan kelemahannya yaitu (Nursalam, 2002):
1) Kelebihan :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh.
b. Mendukung pelaksanakaan proses keperawatan.
c. Memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim.
2) Kelemahan :
- Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk konferensi
tim, yang biasanya membutuhkan waktu dimana sulit untuk melaksanakan
pada waktu-waktu sibuk.
- Akuntabilitas dalam tim kabur
- Perawat tidak trampil berlindung pada perawat lain yang trampil

4. Tanggung Jawab Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional
(MAKP) Tim (Nursalam, 2002) :
a. Tanggung jawab anggota tim:
1) Memberikan asuhan keperawatan pada pasien di bawah tanggung jawabnya.
17

2) Kerjasama dengan anggota tim dan antar tim.
3) Memberikan laporan.
b. Tanggung jawab ketua tim:
1) Membuat perencanaan.
2) Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi.
3) Mengenal/ mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan
pasien.
4) Mengembangkan kemampuan anggota.
5) Menyelenggarakan konferensi.
c. Tanggung jawab kepala ruang:
1) Perencanaan
a) Menunjukkan ketua tim akan bertugas di ruangan masing- masing.
b) Mengikuti serah terima pasien di shift sebelumnya.
c) Mengidentifikasi tingkat ketergantungan klien: gawat, transisi dan persiapan
pulang bersama ketua tim.
d) Mengidentifikasi jumlah perawat yang dibutuhkan berdasarkan aktifitas dan
kebutuhan klien bersama ketua tim, mengatur penugasan/ penjadwalan.
e) Merencanakan strategi pelaksanaan keperawatan.
f) Mengikuti visite dokter untuk mengetahui kondisi, patofisiologis, tindakan
medis yang dilakukan, program pengobatan dan mendiskusikan dengan
dokter tentang tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien.
g) Mengatur dan mengendalikan asuhan keparawatan:
- Membimbing pelaksanaan asuhan keperawatan.
- Membimbing penerapan proses keperawatan dan menilai asuhan
keparawatan.
- Mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah.
- Memberikan informasi kepada pasien atau keluarga yang baru masuk
RS.
h) Membantu mengembangkan niat pendidikan dan latihan diri.
i) Membantu membimbing terhadap peserta didik keprawatan.
j) Menjaga terwujudnya visi dan misi keperawatan di rumah sakit.
2) Pengorganisasian
a) Merumuskan metode penugasan yang digunakan.
18

b) Merumuskan tujuan metode penugasan.
c) Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
d) Membuat rentang kendali kepala ruangan membawahi 2 ketua tim dan ketua
tim membawahi 2 3 perawat.
e) Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses dinas,
mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
f) Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g) Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h) Mendelegasikan tugas kepala ruang tidak berada di tempat, kepada ketua
tim.
i) Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi pasien.
j) Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3) Pengarahan
a) Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b) Membrikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas dengan
baik.
c) Memberikan motivasi dlam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
d) Menginformasikan hal hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan askep pasien.
e) Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f) Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam melaksanakan
tugasnya.
g) Meningkatkan kolaburasi dengan anggota tim lain.
4) Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan ketua
tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien.
b. Melalui supervisi:
- Pengawasan langsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau melalui
laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/ mengawasi
kelemahannya yang ada saat itu juga.
19

- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang pelaksanaan
tugas.
- Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
- Audit keperawatan.



Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim







Team Nursing (Marquis & Huston, 1998,p. 149)

5. Kegiatan Perawat Dalam Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) Tim
Terdapat 4 metode pemberian asuhan keperawatan yaitu metode fungisonal,
metode kasus, metode tim dan metode keperawatan primer (Gillies, 1989).Dari
keempat metode ini, metode yang paling memungkinkan pemberian pelayanan
profesional adalah metode tim dan primer. Dalam hal ini adanya sentralisasi obat,
timbang terima, ronde keperawatan dan supervisi (Nursalam, 2002).
a. Sentralisasi Obat
Kontroling terhadap penggunaan dan konsumsi obat, sebagai salah satu peran
perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/ alur yang sistematis sehingga
penggunaan obat benar benar dapat dikontrol oleh perawat sehingga resiko
kerugian baik secara materiil maupun secara non material dapat dieliminir.
1) Tujuan
Konsultasi dg
Dokter or
Komunikasi dg
pengawas
Perawat asosiet
bila PP tdk ada
Perawat asosiet
bila PP tdk ada
Ketua Tim -
Ners
Perawat asosiat
bila PP tidak
Kepala
ruangan
Ketua Tim -
Ners
Angg.Tim :
Ners, Pr Dipl,
Angg.Tim :
Ners, Pr Dipl,
20

a) Tujuan Umum
- Meningkatkan mutu pelayanan kepada klien, terutama dalam pemberian
obat.
- Sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat secara hukum maupun
secara moral.
- Mempermudah pengelolaan obat secara efektif dan efesien.
b) Tujuan Khusus
- Menyeragamkan pengelolaan obat.
- Mengamankan obat obat yang dikelola.
- Mengupayakan ketepatan pemberian obat dengan tepat klien, dosis,
waktu, dan cara.
2) Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi)
Tehnik pengelolaan obat kontrol penuh ( sentralisasi) adalah pengelolaan obat
dimana seluruh obat yang akan diberikan pada pasien diserahkan sepenuhnya
pada perawat. Pengeluaran dan pembagian obat sepenuhnya dilakukan oleh
perawat.
a) Penanggung jawab pengelolaan obat adalah kepala ruangan yang secara
operasional dapat didelegasikan pada staf yang ditunjuk.
b) Keluarga wajib mengetahui dan ikut serta mengontrol penggunaan obat.
c) Penerimaan obat :
- Obat yang telah diresepkan dan telah diambil oleh keluarga diserahkan
kepada perawat dengan menerima lembar serah terima obat.
- Perawat menuliskan nama pasien, register, jenis obat, jumlah dan
sediaan dalam kartu kontrol dan diketahui oelh keluarga / klien dalam
buku masuk obat. Keluarga atau klien selanjutnya mendapatkan
penjelasan kapan/ bilamana obat tersebut akanhabis.
- Klien/ keluarga untuk selanjutnya mendapatkan salinan obat yang
harus diminum beserta sediaan obat.
- Obat yang telah diserahkan selanjutnya disimpan oleh perawat dalam
kotak obat.
d) Pembagian obat
- Obat yang diterima untuk selanjutnya disalin dalam buku daftar
pemberian obat.
21

- Obat obat yang telah disiapkan untuk selanjutnya diberikan oleh
perawat dengan memperhatikan alur yang etrcantum dalam buku daftar
pemberian obat, dengan terlebih dahulu dicocokkan dengan terapi di
instruksi dokter dan kartu obat yang ada pada klien.
- Pada saat pemberian obat, perawat menjelaskan macam obat, kegunaan
obat, jumlah obat dan efek samping.
- Sediaan obat yang ada selanjutnya dicek tiap pagi oleh kepala ruangan/
petugas yang ditunjuk dan didokumentasikan dalam buku masuk obat.
Obat yang hampir habis diinformasikan pada keluarga dan kemudian
dimintakan kepada dokter penanggung jawab pasien.

e) Penambahan obat baru
- Informasi ini akan dimasukkan dalam buku masuk obat dan sekaligus
dilakukan perubahan dalam kartu sediaan obat.
- Obat yang bersifat tidak rutin maka dokumentasi hanya dilakukan pada
buku masuk obat dan selanjutnya diinformasikan pada keluarga dengan
kartu khusus obat.
f) Obat Khusus
- Sediaan memiliki harga yang cukup mahal, menggunakan rute
pemberian obat yang cukup sulit, memiliki efek samping yang cukup
besar.
- Pemberian obat khusus menggunakan kartu khusus.
- Informasi yang diberikan kepada keluarga/ klien : nama obat, kegunaan,
waktu pemberian, efek samping, penanggung jawab obat, dan wadah
obat. Usahakan terdapat saksi dari keluarga saat pemberian obat.
3) Pengelolaan obat tidak penuh ( desentralisasi)
a) Penerimaan dan pencatatan obat
- Obat yang telah diambil oelh keluarga diserahkan pada perawat.
- Obat yang diserahkan dicatat dalam buku masuk obat.
- Perawat menyerahkan kartu pemberian obat kepada keluarga / pasien.
- Penyluhan tentang : rute pemberian obat, waktu pemberian, tujuan, efek
samping.
22

- Perawat menyerahkan kembali obat pada keluarga / pasien dan
menandatangani lembar penyuluhan.
b) Pemberian obat
- Perawat melakukan kontroling terhadap pemberian obat.
- Dicek apakah ada efek samping, pengecekan setiap pagi hari untuk
menentukan obat benar benar diminum sesuai dosis.
- Obat yang tidak sesuai/ berkurang dengan perhitungan diklarifikasi
dengan keluarga.
c) Penambahan obat
- Penambahan obat dicatat dalam buku masuk obat.
- Melakukan penyuluhan oabt baru sebelum diserahkan pada pasien.
d) Obat khusus
- Penyuluhan obat khusus diberikan oleh perawat primer.
- Pemberian obat khusus sebaiknya oleh perawat.
b. Timbang Terima
Adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu ( laporan )
yang berkaitan dengan keadaan klien.
1) Tujuan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah langkah
a) Kedua shif dalam keadaan siap.
b) Shif yang akan menyerahkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan
disampaikan.
c) Perawat primer menaympaikan kepada penanggung jawab shif yang
selanjutnya meliputi ; kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu buru.
e) Secara langsung melihat keadaan klien.
3) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
Kedua kelompok sudah siap.
23

Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b) Pelaksanaan
Timbang terima diloaksanakan setiap pergantian shif.
Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang
terima dengan mengkaji secara komperhensif yang berkaitan tentang
masalah keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan belum dilakukan
serta hal penting lannya.
Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap dicatat
secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat jaga
berikutnya.
Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima: identitas dan
diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan belum
dilakukan, intervensi
4) Alur timbang terima

















Gambar Alur Timbang Terima

Pasien
Pasien
Kepala Ruang
Ketua Tim
Ketua Tim
Ketua Tim
Staf Perawat
Staf Perawat
24




c. Ronde Keperawatan
Suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien
yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan
oleh perawat primer atau konselor, kepala ruangan, perawat assosciate yang perlu
juga melibatkan seluruh anggota tim.
1) Tujuan
a) Menumbuhkan cara berpikir secara kritis.
b) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal dari
masalah klien.
c) Meningkatkan validitas data klien.
d) Menilai kemampuan justifikasi.
e) Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f) Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana perawatan.
2) Peran
a) Ketua Tim dan Anggota Tim
Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
Menjelaskan masalah keperawata utama.
Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan.
Menjelaskan tindakan selanjutnya.
Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil.
b) Peran Ketua Tim lain dan atau konselor
Memberikan justifikasi
Memberikan reinforcement.
Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
Mengarahkan dan koreksi.
Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
3) Persiapan
a) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde.
25

b) Pemberian inform consent kepada klien/ keluarga.
4) Pelaksanaan
a) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yang akan
atau telah dilaksanakan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b) Diskusikan antar anggota tim tentang kasus tersebut.
c) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau perawat konselor/ kepala
ruangan tentang masalah klien serta tindakan yang akan dilakukan.
d) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.











5) Langkah langkah











Staf
Pera
Pasien/Klien Pasien/Klien
Pasien/Klien
Pasien
Diagnosa
medis masalah
Yang telah
dilakukan
Perkembangan
keadaan klien
Yang akan
dilakukan
Rencana tindakan
Diagnosa Keperawatan
Masalah:
Teratasi
PP
26





Gambar Langkah langkah ronde keperawatan
6) Pasca ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta menetapkan
tindakan yang perlu dilakukan.
7) Supervisi













Gambar Alur supervisi
d. Sistem kategori asuhan keperawatan
Katagori asuhan keperawatan pasien :
1) Askep minimal, kriteria :
Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri
Makan dan minum dilakukan sendiri
Ambulasi dg pengawasan
Observasi ttv dilakukan setiap shift
Pengobatan minimal, status psikologis stabil
2) Askep sedang, kriteria :
Kebersihan diri dibantu. Makan minum dibantu
Observasi TTV setiap 4 jam
Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali
MASAL
AH
Aplikasi hasil analisa
dan diskusi
Penyajian data
- Apa yang menjadikan
masalah
- Cross cek data yang ada
- Apa yang menyebabkan
Proposal
Tahap praronde
Penetapan pasien
Validasi data
27

3) Askep agak berat, kriteria :
Sebagian besar aktifitas dibantu
Observasi ttv setiap 2-4 jam sekali
Terpasang folley catheter. Intake output dicatat
Terpasang infus
Pengobatan lebih dari sekali
Persiapan pengobatan memerlukan prosedur
4) Askep maksimal, kriteria :
Segala akifitas diberikan oleh perawat
Posisi diatur, Observasi TTV setiap 2 jam
Makan memerlukan NGT. Terapi intravena
Penggunaan suction
Gelisah/disorientasi
Clasification Categories in Medical-Surgical Units(K.Johnson,1984)
a) Kategori I-Self Care
1) ADL :
- Makan.sendiri atau butuh sedikit bantuan
- Berpakaiansendiri
- Eliminasi Ketoilet sendiri
- Comfort terpenuhi sendiri
2) Keadaan umumbaik. Masuk RS untuk pem.diagnostik, tindakan
sederhana,atau bedah kecil.
3) Kebutuhan pendidikan dan dukungan emosi penjelasan yg bersifat tindakan
rutin. Pasien tdk mengalami disorientasi.
4) Tindakan/pengobatan tindakan sederhana/pengobatan sederhana.
b) Kategori II minimal care
1) ADL :
- Makan dibantu dlm persiapan makan, pengaturan posisi, atau butuh
dorongan untuk makan. Dapat makan sendiri.
- Berpakaian bantuan minimal.
- Eliminasi Dibantu ke toilet
- Kenyamanan bergerak dg perlu bantuan
2) Keadaan umum Gejala ringan/peny.ringan
28

3) Pendidikan dan dukungan emosibutuh 5-10 menit/shift.Pasien nampak agak
bingung,gelisah tetapi sadar akan pengobatannya.
4) Tindakan/pengobatan 20-30 menit/shift. Observasi status mental setiap 2
jam
c) Kategori IIIModerate care
1) ADL
- Makanperlu bantuan, tetapi dapat mengunyah/menelan
- Berpakaian Tidak mampu melakukan sendiri
- Eliminasi butuh bedpan dan urinal, inkontinen 2 kali/shift
- Kenyamanan sangat tergantung dan butuh bantuan, perubahan posisi dg
satu orang
2) Keadaan.umum Gejala akut. Butuh monitoring dan evaluasi fisik dan
emosi 2-4 kali/jam
3) Pendidikan dan dukungan emosi 10-30 menit/jam. Pasien mengalami
kebingungan. Dipasang WSD/ infus dan perlu dimonitor 1 kali/jam. Pasien
mengalami confusio, gelisah.
4) Tindakan/pengobatan 30-60 menit/shift.Memerlukan observasi yg sering
terhadap side effect/reaksi alergi. Observasi status mental setiap jam.


d) Kategori IV Extensive Care
1) ADL
- Makan tidak dapat melakukan sendiri. Kesulitan menguyah dan
menelan. Dipasang NGT.
- Berpakaian Dimandikan/pwt rambut dan mulut, tidak seluruhnya
dibantu.
- Eliminasi Inkontinen lebih dari 2 kali/shift
- Kenyamanan tidak bisa merubah posisi sendiri, dibantu oleh dua orang
2) Keadaan umum peny.serius.menunjukkan adanya gelaja akut perdarahan
dan atau kehilangan cairan
3) Pendidikan dan dukungan emosi--. Butuh lebih 30 menit/shift.Pasien
confusion, gelisah tidak mampu mengontrol pengobatannya/tindakan
29

4) Tindakan/pengobatan lebih dari 60 menit/shift. Observasi status mental
sesering mungkin, minimal setiap jam.
e) Kategori V Intensive care
Monitoring secara terus menerus setiap shift.




















PENILAIAN KLASIFIKASI PASIEN
Ruang Rawat : Tgl.Observasi :
Kamar : Jam :
Nama pasien : Diagnosa medik :

No. Katagori tindakan keperawatan Standar skor Skor
I
1
2
3
4
Makan dan minum :
Dilakukan sendiri
Dilakukan dengan bantuan
Menggunakan NGT
Makan dan minum dg bantuan

1
2
3
4

30

II
1
2
3
III
1
2
3
4
Kebersihan diri :
Dilakukan sendiri
Dilakukan dg bantuan
Msl keperawatan kompleks/kep.total
Eliminasi :
Dilakukan sendiri
Dilakukan dg bantuan
Bantuan total
Inkontinen urin/bab

1
2
3

1
2
3
4

IV
1
2
3
4
Aktifitas :
Mobilisasi sendiri
Mobilisasi dengan bantuan
Monbilisasi bantuan dg 2 orang
Tiap mobilisasi dg bantuan
1
2
3
4

Jumlah skor (A)

No Katagori tindakan Keperawatan Standar Skor Skor
V
1
2
3
4

VI
1
2
3
4
Perilaku :
Kesadaran komposmentis
Kesadaran somnolen/gelisah
Kesadaran koma
Psychotic

Perawatan :
Perlengkapan rutin
Pengkajian pasien baru
Observasi : kateter, infus, O2, dan Vs
Traksi,ganti balutan, dekubitus

1
2
3
4

1
2
3

4

VII
1
2
3
4
VIII
1
2

Terapi :
Rutin dilakukan sendiri
Topikal oitment/suntikan 1-2 kali/hari
Infus
Transfusi
Pendidikan Kesehatan :
Penkes pada pasien dan keluarga
Latihan Mobilisasi

1
2
3
4

1
2

Jumlah Skor (B)
Total skor klasifikasi (A + B) : ..
Katagori :
Skor 1 10 = perawatan mandiri (2 jam)
Skor 11 25 = perawatan sedang (3-5 jam)
Skor 26 70 = perawatan total (6-8 jam)

WAKTU
KLASIFIKASI
PAGI SORE MALAM
Minimal
Partial
Total
0.17
0.27
0.36
0.14
0.15
0.30
0.07
0.10
0.20
31

Sumber : Douglas,1984

Contoh :
Ruang rawat bedah RSUD Andi Djemma Masamba : 30 pasien 10 minimal, 15
partial, 5 total.
Jumlah. Perawat diperlukan untuk jaga pagi :
0 x 0.17 = 1.7
15 x 0.27 = 4.05
5 x 0.36 = 1.8
---------------------
.558 perawat u/ pagi.
Rata2 kebut.perawat di ruang bedah :
- Perawat shift = .orang (sesuai perhit.)
- Libur cuti = orang
- Ketua Tim = orang
- Kep.Ruangan= orang
---------------------------------------
orang
Arndt & Huckabay, 1975 (Gillies,1994)Formula Gillies :
A X B X C F
-------------- = ---- = H
( C D )E G
A = rata2 jam rawat diperlukan pasien/hari
B = rata2 sensus harian pasien
C = jumlah hari/tahun = 365 hari
D = rata2 hari libur perawat/thn.
E = jlm jam kerja perawat/hari(7/8 jam)
F = jam perawatan yg dibutuhkan/thn
G = jam perawatan yg diberikan masing2 perawat/thn
H = jlm.perawat yg dibutuhkan di ruang rawat.
Penentuan jumlah rata-rata jam perawatan pasien dengan mempertimbangkan :
1. minimal care = 1-2 jam/24 jam
2. partial care = 3-4 jam/24 jam
3. total care = > 5-6 jam/24 jam
Contoh : Apabila di ruang rawat bedah 30 pasien (MC=10, PC = 15, TC = 5)/maka
jlm rata2 jam perawatan adalah :
MC = 10 x 2 = 20 jam/24 jam
PC = 15 x 4 = 60 jam/24 jam
TC = 5 x 6 = 30 jam/24 jam
= 110 : 30 3.66 4 jam (A)
Model pendekatan dalam perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan di rumah sakit
1. Rawat Inap
1.1. Berdasarkan klasifikasi pasien
Cara perhitungan berdasarkan :
Tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus
Rata-rata pasien perhari
32

Jam perawatan yg diperlukan/hari/pasien
Jam perawatan yg diperlukan/ruangan/hari
Jam kerja efektif setiap perawat7/8 jam/hari
Contoh : Cara perhitungan dalam satu ruangan :
No. Jenis/
Kategori
Rata-rata
pasien/hari
Rata-rata jam
pwt/pasien/hari
Jlm jam
pwt/hari
1.
2.
3.
4.
5.
Pasien peny. Dalam
Pasien bedah
Pasien gawat
Pasien anak
Pasien kebid.
Jumlah
10
8
1
3
1
23
3.5
4
10
4.5
2.5
35
32
10
13.5
2.5
93.0
JUMLAH 23 93,0

Ket. :
Jadi jlm tenaga kep. yang diperlukan adalah :
Jlm jam perawatan
------------------------- = 93/7 13 perawat
Jam kerja efektif per shift

Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (faktor koreksi) dengan :
- Hari libur/cuti/hari besar (loss day) :
Jlm hari minggu dlm 1 thn + cuti + hari besar x jlm perawat tersedia
Jumlah hari kerja efektif


52 + 12 + 14 = 78 hari x 13 = 3.5
286
- Jlm tenaga kep. Yg mengerjakan tugas2 non kep. (non-nursing jobs) seperti contoh :
membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan
pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan kep.
Jlm tenaga kep. + loss day x 25
100
13 + 3.5 x 25 = 4.1
33

100
Jumlah tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 16.5 + 4.1 = 20.6 (dibulatkan 21
perawat)
Jadi tenaga keperawatan yang dibutuhkan untuk contoh di atas adalah 21 orang.

1.2. Tingkat ketergantungan pasien Pasien diklasifikasikan dalam beberapa katagori yg
didasarkan pada kebuth. Thd askep, meliputi :
Askep minimal (minimal care)
Askep sedang
Askep agak berat
Askep maksimal
Contoh kasus :
No. Katagori Rata-rata jlm
pasien /hari (riset
LN)
Jlm jam
pwt/hari
Jlm jam
pwt/hari
(c x d)
1.
2.
3.
4.
Askep minimal
Askep sedang
Askep agak berat
Askep maksimal
7
7
11
1
2
3.08
4.15
6.16
14
21.56
45.65
6.16
Jumlah 26 6,16 87,37
Jumlah perawat yg dibutukan adalah :
Jlm jam pwt diruangan /hari
Jam efektif perawat
87.37 = 12.5
7
Untuk perhitungan jlm tenaga tsb perlu ditambah (faktor koreksi) dgn :
+ Hari libur/cuti/hari besar (loss day) :
Jlm hari Minggu 1 thn 1xcuti + hari besar x jlm pwt yg diperlukan
Jumlah hari kerja efektif
2 + 12 + 14 = 78 hari x 12.5 = 3.4 orang
286
+ Tenaga kep. Yg mengerjakan pekerjaan non kep. (non-nursing jobs) seperti contohnya
: membuat perincian pasien pulang, kebersihan ruangan, kebersihan alat2 makan
pasien, dll diperkirakan 25% dari jam pelayanan kep.
34

12.5 + 3.4 x 25 = 3.9
100
Jlm tenaga : tenaga yg tersedia + faktor koreksi 15.9 + 3.9 = 19.8 (dibulatkan 20 perawat)
Jadi tenaga kep. Yg dibutuhkan dalam contoh kasus di atas adalah sebanyak 20 orang.

e. Perencanaan pulang
1) Definisi
Perencanaan pulang adalah masalah multidisiplin atau interaksi. Ini
adalah proses dimana profesional perawatan kesehatan, pasien dan keluarga
mereka berkolaborasi untuk memberikan dan mengatur kontunuitas perawatan
yang diperlukan pasien. Perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, terapeutik, rehabilitatif dan perawatan biasanya. Ini juga harus
termasuk kebutuhan non medis.
Perencanaan pulang juga dapat diartikan sebagai mekanisme untuk
memberikan perawatan kontinu, informasi tentang kebutuhan kesehatan
berkelanjutan setelah pulang, perjanjian evaluasi dan instruksi perawatan diri.
2) Proses rencana pemulangan
Proses rencana pemulangan meliputi :
Mengkaji dan mendiagnosis kebutuhan rencana pemulangan
Mengidentifikasi masalah utama
Menyusun rencana dan menyusun tujuan untuk pasien
Membagi dan menguji rencana sesuai kebutuhan
Mengukur hasil
Mengevaluasi program dan membuat perubahan sesuai kebutuhan
Mendokumentasikan tindakan
Evaluasi rencana.
3) Manfaat Membuat Perencanaan Pulang
Rencana pemulangan diperlukan oleh Badan Regulasi dan Akreditasi seperti
Joint Commission on Acreditation of Healthcare Organization (JCAHO)
Ini di perlukan oleh bimbingan kerja sosial nasional dan Negara bagian
Rencana antisipasi dan dokumentasikan menurunkan jumlah berulangnya dan
penyangkalan retroaktif dari asuransi, medicare dan medicaid
35

Menurunkan jumlah kekambuhan, penerimaan kembali di Rumah Sakit, dan
kunjungan ke ruangan kedaruratan yang tidak perlu kecuali untuk beberapa
diagnosis
Menjamin penggunaan yang tepat tenaga perawatan kesehatan, penggunaan
optimal simber- sumber dan pelayanan, dan memotong duplikasi pelayanan
Membantu pasien memahami kebutuhan untuk setelah perawatan dan biaya
pengobatan
Menjamin sumber- sumber komunitas dimobilisasi untuk memenuhi kebutuhan
pasien dan keluarga

4) Hal- hal yang mempengaruhi perencanaan pulang
Keberhasilan program rencana pemulangan tergantung pada enam variabel
yaitu :
Derajat penyakit/ kesehatan pada kontinum
Hasil yang diharapkan dari perawatan
Durasi perawatan yang dibutuhkan
Jenis- jenis pelayanan yang diperlukan
Komplikasi tambahan (mis perluasan pelayanan)
Ketersediaan sumber- sumber
6. Dokumentasi Asuhan keperawatan (Ratna Sitorus, 2001)
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem pelayanan
kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik informasi mengenai keadaan
kesehatan pasien dapat diketahui secara berkesinambungan. Disamping itu
dokumentasi merupakan dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan.
Secara lebih spesifik dokumentasi berfungsi sebagi sarana komunikasi antar profesi
kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber data untuk
penelitian, sebagai bukti pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan asuhan
keperawatan, dan sarana untuk pemantauan asuhan keperawatan. Dokumentasi dibuat
berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi berdasarkan pemecahan
masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan, catatan tindakan
keperawatan dan catatan perkembangan pasien.
Pada model PKP juga terdapat format dokumentasi seperti disebutkan diatas,
namun pada model ini dikembangkan standar rencana keperawatan berdasarkan
36

literatur. Penetapan standar rencana keperawatan ini diharapkan dapat membuat
efisiensi waktu bagi perawat.
Catatan tindakan keperawatan juga dibuat lebih spesifik untuk memungkinkan
pendokumentasian semua tindakan keperawatan. Catatan perkembangan pasien juga
dilakukan setiap hari yang bertujuan menilai tingkat perkembangan pasien. Rencana
keperawatan dan catatan perkembangan pasien dilakukan oleh PP dan catatan tindakan
dilakukan oleh PP dan PA atau sesuai perannya masing- masing.



















Task 1.
1. Pada ruang bedah RSUD Andi Djemma pada bulan Desember 2009 ditemukan data :
Tingkat ketergantungan Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tkt Ketergantungan Jml Pasien Pagi Sore Malam
Minimal 3 ........... ............ ........
Parsial 6 ........... ............ ........
Total 3 ........... ............ ........
37

Jumlah 12 ........... ............ ........

Berapakah jumlah perawat yang dibutuhan untuk dinas pagi, sore dan malam ?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................

2. Berdaskan model-model MAKP yang telah anda pelajari, jika anda menjadi KARU di
RSD dengan keterbatasan alat dan fasilitas, variasi tingkat pendidikan, model apakah
yang akan anda terapkan, dan tuliskan alasannya !
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................



Nama : Nim : Paraf :

BAB II
ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : Memahami organisasi profesi keperawatan
Tujuan instruksional :Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Pengertian organisasi
2. Ciri-ciri organisasi profesi keperawatan
3. Peran organisasi profesi
38

4. Fungsi organisasi profesi
5. Manfaat organisasi profesi
6. Organisasi perawat Indonesia, Berdirinya PPNI
7. Tujuan PPNI
8. Fungsi PPNI
9. Struktur organisasi PPNI
10. Program kerja utama PPNI
11. Kewajiban anggota PPNI
12. Hak anggota PPNI
13. Tugas pokok PPNI
14. Keanggotaan PPNI
15. Organisasi Keperawatan internasional

A. Pengertian Organisasi
Organisasi didefinisikan sebagai setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang
bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat secara formal yang tercermin pada
hubungan sekelompok orang yang disebut pimpinan dan sekelompok orang yang disebut
bawahan (Siagian, 1996). Menurut Muhammad (1995) berpendapat bahwa organisasi adalah
suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum
melalui pembagian pekerjaan dan fungsi melalui hirarki otoritas dan tanggung jawab. Jadi
organisasi mempunyai karakteristik yaitu mempunyai struktur, mempunyai tujuan, saling
berhubungan satu bagian dengan bagian yang lain dan tergantung kepada komunikasi manusia
untuk mengkoordinasikan dalam organisasi tersebut. Organisasi profesi merupakan organisasi
yang anggotanya adalah para praktisi yang menetapkan diri mereka sebagai profesi dan
bergabung bersama untuk melaksanakan fungsi-fungsi sosial yang tidak dapat mereka
laksanakan dalam kapasitas mereka seagai individu.
B. Profesi
Menurut Schein, E.H, 1962, dikutip Kusnanto, 2003 profesi adalah suatu kumpulan
atau sekumpulan pekerjaan yang membangun suatu sekumpulan norma yang sangat khusus,
yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat. Menurut Hall, 1968 (dikutip
Kusnanto, 2003) menyatakan bahwa peralihan suatu pekerjaan menjadi profesi terjadi
melalui empat tahapan, sebagai berikut :
39

1) Memperoleh badan pengetahuan (body of knowledge) dari institusi pendidikan tinggi
(institution of hingher learning).
2) Menjadi pekerjaan utama (Full-time occupation).
3) Membentuk organisasi profesi.
4) Menyusun kode etik.
Jadi yang dimaksud profesi adalah organisasi yang terdiri dari praktisi yang
menetapkan diri sebagai ahli yang mampu bergabung bersama melaksanakan fungsi sosial
yang tidak dapat dilakukan sendiri-sendiri serta merupakan asosiasi yang bersifat sukarela
(Gaffar, 1997). Dalam International Council of Nursing, dinyatakan bahwa organisasi profesi
bertujuan mencapai persatuan dan kesatuan yang kokoh diantara anggotanya, peningkatan
mutu dan kesejahteraan anggotanya disertai peningkatan mutu pelayanan serta terjalnnya
hubungan kerjasama dengan organisasi profesi yang lain (Gaffar, 1997).
Menurut Achir Yani (2001), fungsi organisasi profesi keperawatan adalah :
1) Menetapkan standar pendidikan dan praktek keperawatan.
2) Mengatur regulasi (registrasi, lisensi dan akreditasi).
3) Collective bergaining.
4) Mengembangkan ilmu keperawatan.
5) Membina kehidupan profesi dimasa yang akan datang melalui sosialisasi formal dan
informal.
6) Komunikasi dan perlindungan nilai-nilai- dan kontribusi terhadap masyarakat.
7) Memperhatikan kesejahteraan sosial para anggotanya.
8) Proaktif dalam menetapkan kebijaksanaan nasional.


C. Ciri-ciri organisasi profesi
Menurut Prof. DR. Azrul Azwar, MPH (1998), ada 3 ciri organisasi sebagai berikut :
1. Umumnya untuk satu profesi hanya terdapat satu organisasi profesi yang para
anggotanya berasal dari satu profesi, dalam arti telah menyelesaikan pendidikan
dengan dasar ilmu yang sama
2. Misi utama organisasi profesi adalah untuk merumuskan kode etik dan kompetensi
profesi serta memperjuangkan otonomi profesi
40

3. Kegiatan pokok organisasi profesi adalah menetapkan serta meurmuskan standar
pelayanan profesi, standar pendidikan dan pelatihan profesi serta menetapkan
kebijakan profesi
D. Motivasi Berorganisasi
Seseorang partisipan ketika memasuki organisasi atau kelompok merasa yakin
bahwa kebutuhannya akan bisa terpenuhi jika dilakukan secara berkelompok dibanding
dilakukan secara sendiri. Menurut Duncan (1996), kebutuhan yang mendorong (motivasi)
seseorang bergabung dalam suatu organisasi dibagi kedalam tiga kelompok kebutuhan yaitu :
1) Kebutuhan keamanan
Kesendirian mendorong rasa ketidaknyamanan, sehingga dengan berkelompok bisa
menghadapi masalah-masalah secara bersama.
2) Kebutuahan sosial
Orang yang suka berteman mempunyai kebutuhan untuk berafiliasi, kebutuhan untuk
menjadi bagian dari suatu kelompok atau organisasi menunjukkan intensitas kebutuhan
sosial.
3) Harga diri dan aktualisasi diri
Seseorang yang kebutuhan mendasarnya sudah terpenuhi, maka keinginan untuk bisa
dihargai dan mengaktualisasikan kemampuannya dengan bergabung dalam ssuatu
kelompok atau organisasi.
E. Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah perhimpunan perawat seluruh
Indonesia, didirikan pada tanggal 17 Maret 1974. PPNI merupakan hasil penggabungan dari
beberapa organisasi keperawatan yang ada sebelumnya yaitu Persatuan Djuru Kesehatan
Indonesia (PDKI). Pada kurun waktu 1951 1958 PDKI diubah menjaddi Persatuan Pegawai
Dalam Kesehatan (PDKI). Pada tahun 1974, PDKI dan organisasi kelompok perawat seperti
Ikatan Perawat Wanita Indonesia (IPW), Ikatan Guru Perawat Indonesia (IGPI) dan Ikatan
Perawat Indonesia (IPI) melebur menjadi satu dengan nama PPNI. (Gaffar, 1997).
Visi dan misi PPNI
Setiap organisasi pasti mempunyai visi dan misi. Visi PPNI adalah :
1) Terwujudnya manajemen organisasi yang mantap dalam setiap hirarki orrrganisasi (pusat,
provinsi, kabupaten/ kota dan komisariat).
41

2) Terlindungnya anggota dengan posisi tawar yang kuat dan kemitraan dengan pemerintah,
masyarakat dan stakeholder yang lain.
3) Terbentuknya konsil keperawatan Indonesia yang mengendalikan mutu pendidikan dan
pelayanan keperawatan berdasarkan undang-undang keperawatan.
4) Mayoritas perawat berkemampuan profesional diakui melalui sistem penghargaan
berdasarkan jenjang karir dan kesejahteraan terjamin.
5) Proaktif dalam pengembangan kebijaksanaan kesehatan nasionnal dan pencapaian sasaran
pembangunan kesehatan dan mempunyai jaringan kerja nasional dan internasional.
Adapun misi yang diemban PPNI adalah :
1) Meningkatkan kemampuan profesional anggota secara berjenjang dan berkelanjutan
terutama bagi mayoritas SPK dan setara.
2) Menetapkan sistem manajemen organisasi PPNI, meliputi tiap hirarki organisasi.
3) Menggali sumber daya melalui sistem registrasi keanggotaan dan struktur potensial lain.
4) Memastikan terbentuknya konsil keperawatan Indonesia melalui tertibnya Undang-undang
praktik keperawatan.
5) Melindungi kesejahteraan anggota.
6) Menjalin kerjasama dengan berbagai fihak dalam lingkup nasional maupun internasional.
1. Tujuan, Tugas Pokok dan Fungsi PPNI
a. Tujuan PPNI
Setiap didirikannya suatu organisasi pasti mempunyai tujuan. Tujuan dari PPNI
adalah:
1) Mantapnya persatuan dan kesatuan yang kokoh antara tenaga keperawatan.
2) Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dalam upaya kesehatan.
3) Berkembangnya karier dan prestasi kerja tenaga keperawatan sejalan dengan
peningkatan kesejahteraan tenaga keperawatan.
4) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan orang lain, dan beberapa lembaga lain
baik didalam maupun di luar negeri.
b. Tugas pokok PPNI
Di dalan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI, yang menjadi tugas
pokok PPNI adalah :
1) Dibidang pembinaan organisasi, PPNI bertugas membina kelembagaan, anggota
kader kepemimpinan, hukum dan humas.
42

2) Dibidang pembinaan pendidikan dan pelatihan keperawatan, PPNI bertugas
meningkatkan jangkauan dan mutu pendidikan dan pelatihan keperawatan.
3) Dibidang pembinaan pelayanan keperawatan, PPNI bertujuan meningkatkan
jangkauan dan mutu pelayanan keperawatan.
4) Dibidang pembinaan IPTEK, PPNI bertugas mengembangkan penelitian-
penelitian keperawatan dan pengembangan keperawatan.
5) Dibidang pembinaan kesejahteraan, PPNI bertugas membina kesejahteraan
anggota dan pembinaan badan-badan usaha antara lain, pembinaan yayasan dan
koperasi.
c. Peran dan Fungsi PPNI
PPNI mempunyai fungsi sebagai wadah tenaga keperawatan yang memiliki persamaan
kehendak sesuai dengan jenis kerja/profesi dan lingkungan untuk mencapai tujuan
organisasi, mengemban, mengamalkan dan membela Pancasila serta berorientasi pada
program-program pembangunan manusia seutuhnya tanpa membedakan golongan,
suku, keturunan, agama/kepercayan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, serta
memadukan, menampung, menyalurkan dan memperjuangkan aspirasi tenaga
keperawatan serta mengembangkan keprofesionalan dan kesejahteraan tenaga
keperawatan.
Peran Organisasi profesi :
1) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan keperawatan
2) Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan
3) Pembina serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan
4) Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi


Fungsi-fungsi tersebut diimplementasikan melalui berbagai kegiatan yaitu
1) Menyusun standar kompetensi perawat dan standar perawat dn kependidikan
keperawatan.
2) Menyusun kode etik yang mengatur tindakan dan perilaku keperawatan.
3) Menginisiasi, mempengaruhi regulasi, kebijakan kesehatan nasional dan
internasional.
4) Mendukung penelitian dan evaluasi keperawatan.
43

5) Berperan sebagai pusat informasi keperawatan dan mendisiminasikannya.
6) Meningkatkan dan memperoleh kesejahteraan perawat.
7) Menunjukkan kepemimpinan dalam keperawatan nasional dan internasional.
8) Memberikan kesempatan bagi perawat untuk mengembangkan kemampuan
profesional melalui pendidikan keperawatan berlanjut.
9) Memastikan collecting bergaining bagi perawat.
10) Memelihara komunikasi dengan anggota melalui publiksi resmi.
11) Berperan aktif sebagai perwalian (advokat) konsumen.
12) Mewakili dan berbicara atas nama profesi keperawatan dengan tenaga kesehatan
lain, organisasi nasional dan internasional, lembaga pemerintah dan badan
pemerintah.
d. Manfaat organisasi profesi
Menurut Breckon (1989) manfat organisasi profesi mencakup 4 hal yaitu :
1) Mengembangkan dan memajukan profesi
2) Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi
3) Menghimpun dan menyatukan pendapat warga profesi
4) Memberikan kesempatan pada semua anggota untuk berkarya dan berperan aktif
dalam mengembangkan dan memajukan profesi
Organisasi keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi perawat di
Indonesia adalah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) yang didirikan pada
tanggal 17 Maret 1974 dan merupakan gabungan dari berbagai organisasi
keperawatan saat itu.
e. Program kerja utama PPNI :
1. Pembinaan organisasi dan keanggotaan
2. Pengembangan dan pembinaan pendidikan
3. Pengembangan dan pembinaan serta pendidikan dan latihan keperawatan
4. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di rumah sakit
5. Pengembangan dan pembinaan pelayanan keperawatan di puskesmas
6. Pembinaan dan Pengembangan IPTEK
7. Pembinaan dan Pengembangan kerja sama dengan profesi lain dan organisasi
keperawatan internasional
8. Pembinaan dan Pengembangan sumber daya/yayasan
44

9. Pembinaan dan Pengembangan kesejahteraan anggota
Antisipasi yang harus dilakukan PPNI dalam rangka memenuhi tuntutan masyarakat
akan pelayanan keperawatan yang berkualitas dan dalam rangka profesionalisasi
keperawatan adalah dengan melakukan upaya antara lain :
1. Membenahi sistem pendidikan keperawatan yang berorientasi pada kebutuhan
masyarakat serta pelayanan kesehatan utama (PHC) dengan landasan yang kokoh
yang meliputi wawasan keilmuan, orientasi pendidikan dan kerangka konsep
pendidikan keperawatan profesional yang berfokus pada penguasaan iptek
keperawatan
2. Membenahi sistem pelayanan keperawatan. Upaya ini dapat dilakukan dengan
selalu berusaha memberikan asuhan keperawatan yang profesional dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan. Dalam rangka menopang
keterlaksanaan asuhan keperawatan profesional diperlukan sumber daya manusia
yang berkualitas. Untuk itu diperlukan pengembangan kemauan tenaga
keperawatan secara kualitatif dan kuantitatif dan juga advokasi terhadap perawat.
3. Membenahi kinerja PPNI. Dalam hal ini sangat mendesak untuk mengoptimalkan
peran dan fungsinya,sehingga mampu mengangkat citra keperawatan,menyusun
standar pelayanan/praktik keperawatan dan memelihara kesejahteraan anggota.
4. Mendesiminasikan pengertian keperawatan profesional serta lingkup
peran,fungsi,tanggung jawab, dan kewenangan profesi keperawatan kepada
masyarakat luas dan para penyusun/pengambil kebijakan.
f. Kewajiban Anggota PPNI
1. Menjunjung tinggi, mentaati dan mengamalkan AD dan ART organisasi.
2. Membayar uang pangkal dan uang iuran kecuali anggota penghormatan
3. Mentaati dan menjalankan segala keputusan
4. Menghadiri rapat yang diadakan organisasi
5. Menyampaikan usul untuk mencapai tujuan yang digariskan dalam program kerja
6. Memelihara kerukunan dalam organisasi secara konsekwen
7. Setiap anggota baru yang diterima menjadi anggota membayar uang pangkal dan
uang iuran
g. Hak Anggota PPNI
45

1. Semua anggota berhak mendapat pembelaan dan perlindungan dari organisasi
dalam hal yang benar dan adil dalam rangka tujuan organisasi
2. Semua anggota berhak mendapat kesempatan dalam menambah dan
mengambangkan ilmu serta kecakapannya yang diadakan oleh organisasi
3. Semua anggota berhak menghadiri rapat, memberi usul baik lisan maupun tulisan
4. Semua anggota kecuali anggota kehormatan yang mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih sebagai pengurus dan dipilih sebagai pengurus atau perawatan atau
perwakilan organisasi
Keanggotaan PPNI ada 2 yaitu:
1. Anggota biasa
a. WNI, tidak terlibat organisasi terlarang.
b. Lulus bidang pendidikan keperawatan formal dan disahkan oleh pemerintah
c. Sanggup aktif mengikuti kegiatan yang ditentukan organisasi
d. Penyatakan diri untuk menjadi anggota
2. Anggota kehormatan
Syaratnya sama dengan anggota biasa yaitu pada butir a, c, d, dan bukan berasal dari
pendidikan perawatan tetapi elah berjasa terhadap organisasi PPNI yang ditetapkan oleh DPP
(dewan pimpinan pusat)
ORGANISASI KEPERAWATAN INTERNASIONAL
1. I nternational Council of Nurses (I CN)
Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli
1899 yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan
perawat nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi
para perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia
untuk membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan
dalam ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan
berdasarkan dan kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan, martabat dan hak asasi mnausia.
Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis
kelamin, aliran politik, agama, dan status sosial.
ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali. Pusatnya di Geneva, switzerland.
46

2.American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun
1800 yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA
berperan dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan
profesional dengan pemberlakukan legislasi keperawatan.
3. Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan
ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar
praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan
meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.
4.National League for Nursing (NLN)
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan
keperawatan meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan
agencies. Didirikan pada tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan
peningkatan mutu pelayanan keperawatan dan pendidikan keperawatan.
5. British Nurses Association (BNA)
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs.
Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di inggris
dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.





Task 2 :

1. Tuliskan ciri-ciri organisasi profesi :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

47


2. Tuliskan apa saja manfaat organisasi profesi yang telah anda rasakan !

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. Menurut saudara apa yang seharusnya dilakukan oleh PPNI dalam memperjuangkan
kemandirian dan otonomi profesi keperawatan sehingga dapat sejajar dengan organisasi
profesi kesehatan lain ?

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : Paraf :

BAB III
REGULASI KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : Memahami regulasi keperawatan (registrasi dan praktik
keperawatan)
Tujuan instruksional :Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Mengetahui hukum kesehatan dan keperawatan
48

2. Mengetahui pentingnya UU Kesehatan
3. Mengetahui sistem regulasi kerawatan
4. Mengetahui sistem alur perizinan

PENDAHULUAN
Profesi Kep.sebagai profesi caring mengabdi kpd kepentingan kemanusiaan
mempunyai kewajiban mempertimbangkan aspek etik dan hukum dalam praktik keperawatan.
Pertimbangan aspek etik dan hukum, kurang diperhatikan oleh perawat dalam mengelola
asuhan keperawatan. Banyak keputusan perawat tidak mempertimbangkan aspek legal dan
melakukan tindakan yang bertentangan.
UU.23/1992 dan Kepmen.Kes No.1239/2001 merupakan produk hukum yang
mengatur praktik keperawatan. Implikasi aturan di atas memberikan implikasi pada profesi
keperawatan :
1. Keperawatan diakui dapat menyembuhkan penyakit dan memulihkan kes.pasien.
2. Keperawatan diakui sebagai ilmu
3. Diperlukan landasan hukum untuk melaksanakan Praktik keperawatan
4. Perawat dituntut bertanggung jawab.
A. Hukum kesehatan dan keperawatan
Kesadaran hukum masy.semakin meningkat (sadar akan haknya) kewajiban perawat
berhati-hati dan penuh tanggung jawab.
Produk hukum menuntut perawat bekerja secara profesional. Bila berdampak negatif
tuntutan/gugatan (UU :8/99,UU : 23/92.
PPNI Majelis Kode Etik Keperawatan (AD Bab VIII) dilantik 25 Januari 2002.
Wewenang : Menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pelangaran
etik profesi keperawatan (Ps.27)
Undang-Undang yang ada di Indonesia yang berkaitan dengan praktik keperawatan :
UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan
Bab II (Tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur
kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.
UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.
UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini membedakan tenaga
kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi dokter, dokter gigi dan
apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan sarjana atau tenaga kesehatan
49

dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam
menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan
tertentu kepada tenaga pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan terbatas untuk
menjalankan pekerjaannya tanpa pengawasan langsung. UU ini boleh dikatakan sudah
usang karena hanya mengkalasifikasikan tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga
sarjana dan bukan sarjana). UU ini juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga
kesehatan dalam menjalankan pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum
berbagai jenis tenaga sarjana keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan
pada posisi yang secara hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus
tergantung pada tenaga kesehatan lainnya.
UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan
rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
Dalam pasal 3 dijelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga kesehatan yang
dimaksud pada pasaal 2 memiliki kedudukan sebagai pegawai negeri sehingga peraturan-
peraturan pegawai negeri juga diberlakukan terhadapnya.
UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan pemerintah dalam
mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga tidak jelas dalam UU
tersebut sebagai contoh bagaimana sistem rekruitmen calon peserta wajib kerja, apa
sangsinya bila seseorang tidak menjalankan wajib kerja dan lain-lain. Yang perlu
diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai tenaga kerja
pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter, sehingga dari aspek
profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab terhadap
pelayanannya sendiri.


SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979
Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk
bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat
disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga
keperawatan.
Permenkes. No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980
50

Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawaan
dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta, sedangkan
tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Dokter dapat membuka praktik swasta
untuk mengobati orang sakit dan bidang dapat menolong persalinan dan pelayanan KB.
Peraturan ini boleh dikatakan kurang relevan atau adil bagi profesi keperawatan. Kita
ketahui negara lain perawat diijinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif
banyak perawat harus menggatikan atau mengisi kekurangan tenaga dokter untuk
menegakkan penyakit dan mengobati terutama dipuskesmas-puskesma tetapi secara
hukum hal tersebut tidak dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang
pelayanan di rumah. Bila memang secara resmi tidak diakui, maka seyogyanya perawat
harus dibebaskan dari pelayanan kuratif atau pengobatan utnuk benar-benar melakukan
nursing care.
SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/1986, tanggal
4 November 1986, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem kredit
point.
Dalam sistem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau naik
pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka kredit tertentu.
Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : Penyenang Kesehatan, yang
sudah mencapai golongan II/a, Pengatur Rawat/Perawat Kesehatan/Bidan, Sarjana
Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S1 Keperawatan.
Sistem ini menguntungkan perawat, karena dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung
kepada pangkat/golongan atasannya
UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, merupakan UU yang banyak memberi kesempatan
bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan profesional karena dalam UU ini
dinyatakan tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan,maupun perlindungan
hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan.
Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan
pembuatan UU Praktik Keperawatan adalah :
Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak
pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau
melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian dan kewenangannya
51

Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum bagi
tenaga kesehatan.
B. Sistem regulasi keperawatan
1. Pengertian
Sistem regulasi suatu sistem untuk mengendalikan, mengontrol dan memperbaiki
praktik keperawatan agar sesuai standar yang diharapkan
2. J enis-jenis Regulasi meliputi :
a. Legislasi praktik keperawatan
Proses pemberlakuan/penyempurnaan perangkat hukum dalam praktik
keperawatan yang disesuaikan dengan perkembangan IPTEK keperawatan
Tujuan :
1) Memberikan perlindungan kepada masyarakat terhadap pelayanan
keperawatan.
2) Memberikan informasi kepada masayarakat tentang pelayanan yang diberikan
dan tanggung jawab praktisi profesional.
3) Memelihara kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan
4) Memberi kejelasan batas wewenang setiap katagori tenaga keperawatan.
5) Menjamin adanya perlindungan hukum bagi perawat.
6) Memotivasi pengembangan profesi.
7) Meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan.
b. Sertifikasi :
Proses pemberian ijasah atau sertifikat sebagai pengakuan terhadap kualifikasi
seseorang yang telah menyelesaikan suatu proses pendidikan. Karenanya perlu
penataan sistem pendidikan keperawatan, pendidikan keperawatan berkelanjutan
dan pelatihan yang terprogram.


Tujuan :
1) Memberikan pengakuan terhadap kemampuan penguasaan tentang
pengetahuan, sikap dan skill sesuai pendidikan yang diakui.
2) Menetapkan klasifikasi tingkat dan lingkup keperawatan sesuai
pendidikannya.
3) Memenuhi persyaratan registrasi.
52

4) Menjelaskan praktik keperawatan dan kekhususan yang dimiliki.
c. Registrasi :
Proses seorang perawat profesional mendaftarkan dirinya pada badan tertentu
untuk memperoleh pengakuan terhadap kompetensi yang dimiliki dan tanggung
jawab yang diemban.
Tujuan :
1) Memberi perlindungan pada masyarakat penerima jasa keperawatan.
2) Menjamin kemampuan perawat melakukan praktik keperawatan sesuai
wewenang, kode etik dan tanggungjawab.
3) Memperoleh data yang akurat tentang jumlah dan jenis tenaga kep.
4) Menyeleksi perawat asing yang akan bekerja di Indonesia.
d. Lisensi :
Proses administrasi yang dilakukan oleh suatu badan yang diberi kewenangan
untuk menerbitkan Surat Ijin Praktik bagi perawat yang akan melakukan
pelayanan keperawatan profesional yang dilakukan setiap 5 tahun.(Kepmen
1239/2001).
Tujuan :
1) Memberikan kejelasan batas kewenangan setiap katagori tenaga keperawatan
untuk melakukan praktik keperawatan
2) Memberi ijin untuk melakukan praktik keperawatan profesional.







3. Mekanisme regulasi
Sertifikasi Lulusan pend.formal
Sertifikasi pendendidikan lanjutan
Board Exam
Registrasi Administrasi
Kompetensi profesional
53

Resiprositas.
Lisensi Surat ijin praktik (SIP) Pemth.
Perawat terregistrasi: General,spesialis,konsultan.

+ Resiprositas Penerimaan lulusan antar negara yang ujiannya dilakukan oleh konsil.
+ Konsil keperawatan adalah suatu badan independen yang
bertanggungjawabkepada msyarakat melalui wakil rakyat.
Fungsinya :
1) Melakukan registrasi
2) Melakukan peradilan profesi
3) Menetapkan standar pelayanan dan pendidikan keperawatan.
+ Anggota konsil terdiri dari :
1) komite peradilan
2) Komite examination
3) Komite standar.
Kredensial :
Adalah proses menetapkan dan memelihara kompetensi dalam praktik keperawatan.
Kredensial merupakan salah satu cara bagi profesi keperawatan
menjaga/mempertahankan standar praktik dan bertanggungjawab terhadap kejelasan
pengeth.praktik kepada anggotanya.
Kredensialisasisertifikasi,registrasi,lisensi






Task 3 :

1. Identifikasi apa saja peluang dan ancaman lahirnya berbagai hukum kesehatan dan
keperawatan bagi perawat :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
54

..........................................................................................................................................


2. Tuliskan apa saja manfaat yang dapat diperoleh perawat dengan adanya regulasi
keperawatan!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. Menurut saudara apa saja masalah yang dapat timbul dengan bervariasinya kategori
perawat bila regulasi keperawatan diberlakukan secara efektif ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : Paraf :


BAB IV
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : menerapkan standar praktek keperawatan
Tujuan instruksional : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian standar praktik keperawatan
55

2. Mengetahui sumber-sumber standar perawatan
3. Kegunaan standar perawatan
4. Mengembangkan standar keperawatan

PENDAHULUAN
Keperawatan mempunyai sejarah pelayanan yang membanggakan bagi publik dan
publik percaya akan keahlian perawat untuk memberikan asuhan keperawatan profisional.
Tapi jika praktek tersebut tidak diproteksi, kepercayaan tersebut akan luntur. Bagaimana
perawat sebagai suatu profesi dapat mempertahankan dan meningkatkan mutu asuhan
keperawatan? Salah satu jawaban atas pertanyaan ini adalah adanya standar. Standar
mencerminkan visi untuk paraktek profesional. Ia tidak hanya merupakanidentifikasi tugas-
tugas atau langkah-langkah atau saran. Ia tidak dapat di salin dari buku dan dapat diterapkan
oleh semua organisasi, kelompok perawat atau populasi pasien. Standar adalah kata-kata yang
kita gunakan untuk menggambarkan focus keperawatan profesional dalam setting tertentu. Ia
mencerminkan kebutuhan yang unik dari sekelompok pasien dan percerminan kemampuan
dan sumber daya staf profesional.
Standar menyajikan keiteria di nama praktak semua perawat (registered nurse) akan
di ukur oleh,publik, klien, employer, kolega, anda perawat itu sendiri.Selain itu tujuan utama
dari sebuah profesi adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan praktak para
anggotanya dan pada saat yang sama memperluas basis pengetahuanya yang terpisah dan
berbeda dari profesi lain. Profesi keperawatan juga mempunyai sasaran yaitu berjalannya
praktik keperawatan yang tepat dan aman yang di atur sendiri oleh perawat untuk kepentingan
publik dan dicapai dengan mempertahankan praktik yang baik, mencengah pabrik yang buruk,
dan melakukan intervensi bila paktik tidak direrima.



A. Standar Praktek Keperawatan
1. Defenisi
Standar adalah level kinerja (performance) yang diinginkan dan dapat dicapai
dimana kenerja aktual dapat dibandingkan. Ia memberikan petunjuk kinerja mana yang
tidak cocok atau tidak dapat diterima. Standar praktek keperawatan adalah pernyataan
tentang apa yang dibutuhkan oleh (RN) untuk dijalankan sebagai profesional
56

keperawatan. Secara umum, standar ini mencerminkan nilai profesi keperawatan dan
memperjelas apa yang diharapkan profesi keperawatan dari para anggotanya.
Standar adalah nilai atau acuan yang menentukan level praktek terhadap staf atau
suatu kondisi pada pasien atau sistem yang telah ditetapkan untuk dapat diterima sampai
Pada wewenang tertentu (schroeder, 1991). Ada beberapa komponen dari definisi ini.
Sebuah standar harus tertulis dan harus mencerminkan sistem nilai yang konsisten dan
digambarkan secara jelas. Sebuah standar secara komprensif menguraikan sema aspek
profesionalisme, termasuk sistem, praktisi, dan pasien. Standar harus jelas, ringkas, non
ambigu dalam penfsirannya, dan tepat dalam mengarahkan. Sebuah standar harus
dilegiminasi melalui proses autorisasi yang tepat oleh staf, hierarki keperawatan, staf
medis, dan kepala departemen, dan stuktur komite.
2. Mengapa harus ada standar?
Standar diperlukan untuk meningkatkan, menuntun, dan mengarahkan praktek
keperawatan profesional. Praktek keperawatan didefinisikan sebagai kinerja dari
pelayanan kesehatan yang memerlukan penerapan pengetahuan dan ketrampilan
keperawatan profesional yang meliputi:
a. meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan kesehatan publik
b. mengajarkan tiori atau praktek keperawatan
c. melakukan konseling terhadap pasien dalam rangka perawatan kesehatan
d. mengkoordinasikan pelayanan kesehatan
e. terbitan dalam administrasi,edukasi,konsultasi, pengajaran atau penelitian
Tujuan penting lainnya mencakup proteksi terhadap publik, pengaturan praktek
perawat, pemberian ijin institusi pendidikan keperawatan, pembuatan pedoman
administratif,menafsirkan harapan publik dan profesional pelayanan kesehatan lainnya
terhadap praktek perawat dan acuan ledal untuk praktek yang layak.


3. Filosofi dan prinsip yang mendasari standar
Kita sebagai perawat percaya bahwa;
a. pengetahuan (knowedge) yang digunakan untuk menuntun praktek keperawatan
adalah berasal dari penelitian kualitatif dan kuantitatif dan dan pengalaman dari
perawat.
57

b. kesehatan adalah sejauh mana individu atau kelompok dapat menyadari aspirasi,
memenuhi kebutuhan, dan mengubah atau menyesuaikan dari terhadap
lingkungan.Kesehatan merupakan dari kehidupan keseharian manusia, bukan hanya
sebagai objek kehidupan.
c. Pelayanan kesehatan mempunyai arti lebih dari sekedar melakukan intervensi bila
seorang sakit, tetapi mencengah terjadinya sakit dan meningkatkan derajad kesehatan,
mencapai kesehatan untuk semua.
d. Promosi kesehatan adalah proses memberdayakan individu untuk meningkatkan
kendali atas dirinya dan meningkatkan derajat kesehatan mereka sendiri.
e. Hubungan terapeutik yang terjalin antara perawat dan klien yang menerima pelayan
keperawatan didasarkan pada kesadaran bahwa individu mampu mengambil keputusan
atas hidup mereka sendiri oleh karena itu merupakan mitra dalam proses pengambilan
keputusan.
f. Caling,melekat dalam hubungan terapeutik perawat klien, dibangun atas dasar saling
percaya (trust), respek, intimasi dan kebutuhan untuk memahami dan bertindak sesuai
masalah yang dirasakan oleh pasien.
4. Standar dapat dibedakan berdasarkan :
a. Standar struktur : rekomendasi mengenai hubungan organisasi antara bagian kep.
Dg bagian lain (lebih berorientasi pada yang sifatnya pengadaan ):Mis. Jlm tenaga,
fasilitas di ruangan, penerimaan pegawai, skema organisasi kep.
b. Standar hasil : berhub. Dg hasil kep.yang diharapkan. Berorientasi pada pasienapa
yg diharapkan pada status kes pasien dan lingkungan.
c. Standar proses : berorientasi pada tenaga keperawatan yang sifatnya menentukan
mutu askep intyervensi keperawatan, mis. Rencana askep.
d. Standar isi : berorientasi pada isi askep menggambarkan lingkup dan isi askep yg
baik/apa yg harus dilakukan ;
1. Melakukan pengakajian
2. Menyusun rencana keperawatan
3. Implementasi askep.
4. Evaluasi askep.
5. Manfaat
a. Membantu perawat mengevaluasi dan meningkatkan praktik keperawatan
b. Memberikan kepuasan perawat bila ia dapat memberikan askep dengan baik.
58

c. Memberikan kriteria yang objektif untuk mengkaji hasil kerja perawat.
d. Menentukan kebutuhan tenaga di ruangan
e. Mengidentifikasi isi program orientasi dan pengembangan staf.
6. Dasar Pembuatan Standar
Standar praktek keperawatan dilandasi oleh sifat suatuperfesi yaitu:
a. Profesional bertanggung jawab dan bertanggung gugat kepada publik terhadap kerja
mereka
a. Praktek profesional di dasarkan atas bodi of knowlidge yang spesifik
b. Profesional yang konpeten menerapkan pengetahuannya
c. Profesional terikat oleh kode etik
d. Sebuah profesi menyediakan pelayanan kepada publik
e. Sebuah profesi mengatur dirinya sendiri
7. Tipe Standar Keperawatan
Dua katagori standar keperawatan yang diterima secara luas adalah standar asuhan
(standar of care) atau pertanyaan yang menguraikan level asuhan yang akan diterima oleh
pasien,dan standar praktek. (standar of praktice) atau harapan terhadap kinerja perawat
dalam memberikan standar asuhan . Aktifitas pemantaan dan evaluasi memastikan bahwa
level perawatan pasiena dan kinerja perawat telah dicapai dengan baik. Dua macam
kinerja ini di rancang untuk mendukung perawat dalam praktek sehari-hari dengan
menyediakan suatu sruktur untuk praktek tersebut dan untuk membantu perawat dalam
mengidentifikasi kontribusi keperawatan dalam perawatan pasien.
a. Standar praktek
Standar praktek meliputi kebijakan(police), uraian tugas(job deskription), dan
standar kinerja (performance standar). Ia menuntun perawat dalam melaksanakan
perawatan pasien. Ia juga menetapkan level kinerja yang perlu diperlihatkan oleh
perawat untuk memastikan bahwa standar asuhan akan dicapai dan dan
menggambarkan definisi institusi tantang apa yang dapat dilakukan oleh perawat.
Kebijakan menetapkan sumber-sumber atau kondisi yang harus tersedia untuk
menfasilitasi pemberian asuhan. Uraian tugas mencerminkan konpetensi, pendidikan,
dan pengalaman yang di perlukan bagi semua staf yang memiliki peran atau posisi
sebagai perawat. Sedangkan standar kinerja diturunkan dari uraian tugas dan
menyediakan ukuran untuk mengevaluasi level perilaku perawat yang didasarkan
atas pengetahuan,ketrampilan, dan pencapaan aktifitas kemajuan profesional.
59

b. Standar Asuhan
Standar asuhan meliputi prosedur, standar asuahan genetik, dan rencana asuhan (care
plans). Mereka merupakan alat untuk memastikan perawatan fasien yang aman dan
memastikan hasil yang berasal dari fasien ini. Prosedur adalah urain tahap pertahap
tentang bagaimana melakukan keterampilan spikomotor dan bersifat orientasi tugas.
Protokol meliputi lima kategori utama: manajemen pasien dengan peralatan invasi,
manajemen pasien dengan peralan non invatif; manajemen status psiologis dan
psikologis; dan diagnose keparawatan tertentu. Standar asuhan generik menguraikan
harapan asuhan minimal yang disediakan bagi semua pasien diamanapun pasien
dirawat. Rencana asuhan dibuat dan biasanya mempunyai hubungan dengan
diagnose medis pasien dan diagnosa keparawatan pasien.
Standar Struktur Proses Hasil
Standar dapat dibuat untuk meniali asuhan menurut banyak pendekatan. Pendekatan
yang paling umumm didasarkan pada struktur, hasil dan proses.Organisasi atau
struktur keperawatan biasanya dievaluasi menurut standar struktur, aktifitas atau
pemberian asuhan dievaluasi dengan standar proses, dan status pasien dievaluasi
dengan standar hasil. Tetapi ketika tipe standar ini saling terkaitan dan dapat
digunakan untuk mengevaluasi berbagai aspek dalam pelayanan keperawatan.
Standar meliputi Set-up dari sebuah instansi. Filosopi, tujuan dan sasaran, struktur
organisasi, fasilitas dan perawatan, dan kualifikasi pegawai adalah beberapa
komponene dari struktur organisasi. Standar proses mncakup aktivitas yang terakit
dengan pemberian perawatan pada pasein. Standar ini mengukur tindakan perawatan.
Standar hasil mengukur perubahan status kesehatan pasien.
Pernyataan standar sifatnya luas, mencakup berbagai setting praktek.
Pernyataan ini diantaranya adalah :
Tanggung jawab dan tanggung gugat : mempertahankan standar praktek
keperawatan dan prilaku profesional yang ditentukan oleh organisasai propesi dan
instansi kerja.
Specialized body of know ledge : praktek didaskan atas ilmu keperawatan
(Nursing scince) dan ilmu lainnya.
Aplikasi pengetahuan yang kompeten : menetukan staus klien yang berespon
terhadapa masalah kesehatan yang aktual atau fotensial,merencanakan intervensi,
60

melaksanakan intervensi yang telah direncanakan dan mengevaluasi hasil
(outcomes) yang dicapai klien.
Kode etik : memenuhi standar etik dari profesi keperawatan.
Memberikan pelayanan kepada publik : memberikan pelayan keperawatan dan
berkolaborasi dengan anggota tim pelayanan kesehatan lainnya dalam
memeberikan pelayanan kesehatan.
Self-regulation : memegang tanggung jawab primer untuk mempertahankan
kompetensi, kesesuain praktek, dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan
untuk praktek keeperawatan profesional.

B. Praktik Keperawatan
Perkembangan keperawatan di Indonesia mencapai kemajuan pesat ditandai dengan
diterimanya keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional. Dan pendidikan
keperawatan sebagai pendidikan profesi. Keperawatan sebagai suatu profesi harus
mampu mandiri.
Saat ini dan akan datang, tuntutan kebutuhan pelayanan keperawatan akan terus
meningkat baik dalam :
1. Mutu
2. Keterjangkauan
3. Cakupan pelayanan.
Akibat :
1. Meningkatnya kesadaran masyarakat
2. Peningkatan daya emban ekonomi
3. Kompleksitas masalah kesehatan
Pengaruhnya :
1. Keperawatan perlu terus mengalami perubahan.
2. Perkembangan keparawatan bukan saja adanya pergeseran masalah kesehatan, juga
tekanan IPTEK dan perkembangan dalam menghadapi era kesejagatan.

Langkah konkrit menghadapi tuntutan kebut masa datang :
1. Penataan standar praktik keperawatan dan standar pelayanan/asuhan keperawatan
2. Penataan sistem pendayagunaan tenaga keperawatan
3. Pengelolaan sistem pendidikan keperawatan
61

4. Penataan sisitem legislasi keperawatan
Tujuan dan sasaran dan metodologi :
1. Tujuan :
Pemberian askep bertujuan mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan
optimal dengan memodifikasi lingkungan sehingga klien dapat meningkatkan
tanggung jawab secara mandiri secepat mungkin dan mencapai kemampuan hidup
sehat dan produktif sesuai tingkat kesehatan.
2. Sasaran :
Askep diberikan kepada :
Individu
Keluarga
Kelompok
Kumunitas/msy.
3. Metodologi Keperawatan:
Dalam menyelesaikan masalah kesehatan perawat menggunakan proses keperawatan.
Sebagai metodologi pemecahan masalah secara ilmiah .
Peran Perawat :
1. Sebagai pelaku/pemberi askep langsung kepada kien dengan menggunakan proses
keperawatan
2. Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien dengan tim
kes dalam upaya memenuhi kebut.klien, membela kepentingan klien dan membantu
memahami semua informasi.
3. Sebagai pendidik : perawat membantu klien meningkatkan kesehatan dengan
pemberian pengetahuan yang terkait.
4. Sebagai pengelola : perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan.
5. Sebagai peneliti : perawat berusaha mengembangkan teori-teori baru dan
memanfaatkan hassil riset dalam meningkan mutu askep.
Tanggung jawab perawat :
Tanggung jawab dalam memberi askep mencakup aspek bio-psiko-sosio-kultural-
spiritual, meliputi :
1. Membantu klien memperoleh kembali kesehatannya.
2. Membantu klien yang sehat untuk memelihara kesehatan.
3. Membantu klien yang tidak bisa sembuh untuk menerima kondisinya
62

4. Membantu klien menghadapi ajal untuk diperlakukan secara manusiawi.
Kewenangan perawat :
1. Melaksanakan pengkajian
2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan utama
yaitu tidak terpenuhinya kebutuhan dasar klien
3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.
4. Melaksanakan tindakan keperawatan.
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan
6. Mendokumentasikan hasil keperawatan
Keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan :
Merupakan gabungan asuhan yang terencana yang dilakukan oleh berbagai profesi yang
saling ketergantungan, dimana anggotanya berkolaborasi satu sama lain maupun dengan
klien yang dilayani.
Lingkup praktik keperawatan
Menggambarkan isi segmen keperawatan dalam pelayanan kesehatan mencakup batasan
persentuhan, inti dan dimensi praktik keperawatan
Segmen keperawatan :
1. Mempunyai batasan eskternal, sebagai respon terhadap pemenuhan kebutuhan dasar,
tuntutan dan potensi klien yang selalu berubah.
2. Bersentuhan dengan profesi lain yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, persentuhan
antar profesi merupakan area kelabu yang perlu dipersempit, namun tidak perlu
dipertentangkan, karena merupakan hal wajar dan tidak bermasalah dalam situasi
dimana praktik bersama dilakukan.
Inti/esensi keperawatan.
Adalah kajian mendasar tentang penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia dan hal-hal yang melatarbelakanginya, yang menyebabkan manusia tidak dapat
berfungsi secara sempurna dalam kaitan dengan kondisi kesehatan. Dan proses
penyembuhan serta melakukan upaya dengan memanfaatkan berbagai sumer dalam
rangka mempertahankan, menopang, memelihara dan meningkatkan integritas seluruh
kebutuhan dasar manusia.
Askep yang dilakukan bersifat ;
1. Independen atau mandiri artinya askep dilakukan secara mandiri oleh perawat
63

2. Interdependensi kolaboratif, artinya asuhan yang dilakukan dengan berkolaborasi atau
bekerjasama dengan profesi lain.
Tindakan Invasif :
Adalah tindakan yang langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh.
Persetujuan secara tertulis mutlak diperlukan pada tindakan yang mengadung risiko tinggi
Bagi tenaga dokter perhatian lebih ditujukan pada kondisi patofisiologi dan
pengobatan, sedangkan keperawatan terfokus pada respon klien terhadap kondisi
fatofisiologis yang terjadi. Pengamatan perawat ditujukan sejauhmana respon tersebut
berdampak pada pemenuhan kebutuhan dasar klien.
Beberapa tindakan invasif yang dikerjakan perawat :
a. Memenuhi kebutuhan oksigen : melaksanakan pengisapan lendir
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi : memasang NGT
c. Memenuhi kebutuhan integritas jaringan :menjahit luka (pada keadaan emergensi)
d. Memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit :melaksanakan pemasangan infus
sesuai program,melaksanakan transfusi darah ,irigasi lambung
e. Memenuhi kebutuhan eliminasi defekasi : memberikan enema
f. Memenuhi kebutuhan eliminasi urin :memasang kateter , Irigasi kandung kemih
g. Memenuhi kebutuhan obat-obatan :menyiapkan dan memberikan obat sesuai
program menyuntik
h. Memenuhi kebutuhan sirkulasi :melakukan pengambilan darah untuk pemeriksaan
laboratorium
i. Memenuhi kebutuhan manajemen nyeri :pemberian obat parenteral jenis narkotik
sesuai program
3. Mempunyai inti sebagai dasar untuk melakukan askep yng merupakan fenomena
keperawatan yang dapat dijabarkan sebagai objek materi dan objek formal
keperawatan :
a. Objek materi adalah manusia yang tidak dapat berfungsi dengan sempurna dalam
kaitan dengan kondisi kesehatan dan proses penyembuhan.
b. Objek formal keperawatan adalah kegiatan dalam membantu individu yang
bersifat mendukung terwujudnya kesehatan dan penyembuhan.



64

KESIMPULAN
Praktek keperawatan profesional harus terwujud dalam tatanan praktek yang nyata yaitu
pemberian asuhan secara langsung kepada pasien, keluarga,kelompok ataupun komonitas.
Untuk menjamin mutu asuhan yang di berikan diperlukan suatu ukuran untuk
mengevaluasikannya. Uraian ini adalah suatu standar. Standar keperawatan dapat dibedakan
atas dua jenis yaitu standar asuhan dan standar praktek.
Profesi keperawatan harus mulai menata diri dengan membuat standar untuk berbagai
keperluan seperti pelayanan, pendidikan, dan penelitian. Pelayanan keperawatan akan
diterima dan dipercaya oleh komsumen bila mutu pelayananya terjamin melalui standar yang
baku dan selalu ditinggkatkan dari waktu-ke waktu.


















Task 4 :

1. Identifikasi apa saja manfaat penerapan standar keperawatan bagi perawat dan konsumen
pengguna layanan keperawatan dan unit pelayanan kesehatan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
65

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

2. Tuliskan saja hambatan penerapan standar praktek keperawatan di lingkungan kerja
saudara!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

3. Identifikasi apa tindakan yang bersinggungan dengan tindakan profesi lain yang sering
anda lakukan dan bagaimana cara mengatasinya?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : Paraf :


BAB V
ISU LEGAL DALAM KEPERAWATAN

Kompetensi Dasar : memahami issue lagal dalam praktik keperawatan profesional
Tujuan instruksional : Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan dapat :
66

1. Menjelaskan trend perubahan keperawatan
2. Menjelaskan konsep tanggung jawab dan akuntabilitas
3. Memahami malpraktek dalam keperawatan

PENDAHULUAN

Perubahan terjadi sangat cepat dan penuh ketidakpastian, terutama karena masalah
ekonomi, sosial, politik yg sngat mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat.
Perkembangan IPTEK yang sangat cepat, Proses transisi dari msy agrikultur industri, msy
tradisional ke masyarakat maju pengaruh globalisasi ditandai dg arus barang, dan jasa akan
melintas batas negara tanpa hambatan.
Keberhasilan usaha dalam pasar terbuka ditentukan oleh produktiftas dan efisiensi
dalam berproduksi. Modal penggerak adalah dana, penguasaan tehnologi, dan sumber daya
manusia yg andal. Uraian singkat ini menunjukkan betapa pentingnya peran pendidikan tinggi
menghasilkan tenaga keperawatan profesional.
A. Trend Perubahan Keperawatan
1. Kecenderungan global bidang kesehatan :
a. Masalah kesehatan utama di Indonesia telah mengalami perubahan
b. Meningkatnya umur harapan hidup, jumlah populasi anjut usia akan memberikan
permasalahan baru.
c. Sejalan dg perkembangan penuntut perhatisan dari kalangan tenaga keperawatan.
d. Mengharuskan perawat untuk meningkatkan diri agar memberikan askep profesional.
e. Sifat pelayanan kesehatan lebih menekankan pada uaya peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif).
f. Menuntut keterlibatan profesi kep l;ebih aktif butuh perawat profesional dan
berkemampuan spesifik.
g. Dampak globalisasi ekonomi diperkirakan menimbulkan perubahan tingkat ekonomi
masyarakat meningkat kemampuan masyarakat.
h. Kemampuan masyarakat untuk mendapat askes pelayanan kesehatan semakin mudah
i. Perubahan yg terjadi dalam pelayanan kesehatan di era globalisasi berdampak pada
berbagai profesi kesehatan terutama profesi keperawatan.
j. Kecenderungan global keperawatan implikasi dari kecenderungan global bidang
kesehatan
67

k. Perubahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan akan mempengaruhi pelayanan
.keperawatan.
l. Pelayanan Keperawatan klien mengalami perubahan semula berfokus pada yan.RS
saat ini beralih pelayanan keperawatandi rumah dan institusi diluar RS.
m. Pelayanan keperawatan Di RS berfokus pada pelayanan.keperawatan kritikal.
n. Upaya pengendalian kualitas pelayanan.keperawatan akan mendapat tempat yang
paling utama di RS/diluar RS
Pelayanan keperawatan berkualitas hanya dapat diberikan oleh perawat yang memiliki
kompetensi yang sesuai dan bekerja sesuai standar praktik dan etika profesi keperawatan :
a. Pada masa datang pelayanan.keperawatan primer dianggap sebagai mekanisme
utama pelayanan
b. Pelayanan primer dipandang sebagai titik awal mendapat pelayanan komprehensif,
intensif, spesifik dan berjangka panjang.
c. Pelayanan primer dimasa datang akan banyak dilakukan diluar RS.
d. Pelayanan primer merupakan pelayanan kesehatan Paripurna kerjasama antar
disiplin guna memperoleh pelayanan yang lebih kompleks.
e. Masa mendatang masalah etik kesehatan akan makin berkembang menjadi masalah
etik yang kompleks.
f. Masalah etik akan melibatkan kehidupan klien yang dilayani dan kebijkan2 yang
mempengaruhi sistem pelayanan.
g. Masalah etik terjadi akibat tenaga kes./mekanisme pemberian yan.kes. Tidak
memadai.
h. Faktor yang diduga terlibat adalah mekanisme pembiayaan dan alokasi sumber yg
tidak memadai.
2. Perkembangan IPTEK dan keperawatan :
a. Perkembangan IPTEK kesehatan akan terjadi secara berkesimnambungan.
b. Perkembangan IPTEK akan menawarkan banyak pilihanbiaya lebih mahal tetapi
lama hari rawat menjadi singkat.
c. Tantangan keperawatan memanfaatkan IPTEK maju kedalam pelayanan keperawatan
d. Perkembangan IPTEK memerlukan perlindungan thd hak klien memilih tindakan yg
semuai dan aman.
e. Perubahan yg terjadi dalam sistem pelayanan kes. tantangan bagi profesi
keperawatan.
68

f. Berbagai upaya pengembangan profesi dilakukan secara terus menerus untuk
mengimbangi perubahan yg terjadi.
g. Peran riset keperawatan untuk mengevaluasi sistem yan. Kep yang ada dan sekaligus
menyajikan temuan-temuan baru .
h. Kualitas yan.kep akan mendapat penekanan secara tegas dimasa datang.
i. Dimasa datang kegiatan sirkulasi kualitas mendapat tempat yg sangat penting dimana
perawat secara proaktif mengidentifikasi masalah perawatan yg dapat mempengaruhi
kualitas pelayanan yang diberikan.
3. Masalah Keperawatan :
a. Mutu masih belum memuaskan.
b. Kurang adekuatnya keterlibatan perawat dalam penyusunan kebijakan.
c. Kemampuan perawat terbatas untuk terlibat dalam perencanaan.
d. Pedoman pendayaguaan perawat tidak efektif dan terjadi mismatches dan tidak
adanya standar baku.
e. Katagori tenaga perawat bervariasi dan didayagunakan secara sama rata.
f. Perawat mempersepsikan dirinya tidak adekuat dan melakukan lebih banyak
keterampilan klinik.
g. Sebagaian besar perawat tidak mengikuti pelatihan secara kontinu untuk meningkat-
kan pengetahuannya.
h. Beban tugas perawat berlebihan dan sebagain besar bukan pelayanan kep.
i. Institusi pelayanan enggan mendayagunakan perawat yang lulus dari PT.
4. Upaya mengatasi masalah :
a. Penataan sistem pelayanan keperawatan khususnya pelayanan diinstitusi pelayanan
kesehatan RS, Puskesmas, dll.
b. Penataan sistem pendidikan tinggi keperawatan menghasilkan keperawatan
profesional.
c. Keterlibatan profesi keperawatan dalam perumusan kebijakan yang menyangkut
kebijakan pelayanan kes.
d. Memperdayakan organisasi profesi keperawatan untuk terlibat dalam berbagai upaya
peningkatan kualitas tenaga keperawatan.
e. Penataan sistem pengembangan karier dan kesejahteraan perawat.
f. Penataan sistem informasi untuk pendokumentasian, pemantauan dan evaluasi
pengembangan sistem ketenagaan perawat.
69

B. Tanggung Jawab Dan Akuntabilitas
Tanggung jawab dan akontabilitas sangat penting dalam menentukan mutu kinerja
perawat . Hal ini membutuhkan proses mental untuk menjadikan Perawat bekerja secara
profesional. Perawat harus waspada serta meningkatkan kinerjanya mengingat tanggung
jawab dan akontabilitas berhubungan dengan kegiatan atau tindakan mereka. Mereka perlu
memonitor dan mengevaluasi semua hasil pekerjaan yang telah dilakukannya, dan selalu
berupaya meningkatkan serta menjaga mutu pelayanannya.
1. Pengertian
Tanggung jawab: mengarah pada kinerja tindakan dari tugas, mencakup tindakan para
staf dalam memberikan pelayanan kesehatan untuk kesejahteraan pasen.
Akontabilitas: mengarah pada hasil dari tindakan yang dilakukan. Ini berarti menerima
hasil kerja atau tindakan serta tanggung jawab terhadap keputusan yang diambil, serta
tindakan, dan catatan yang dilakukan dalam batas kewenangannya.
2. Konsep Tanggung Jawab dan AKONTABILITAS
a. Tanggung J awab
Menempatkan kebutuhan pasien di atas kepentingan sendiri.
Melindungi hak pasen untuk memperoleh keamanan dan pelayanan yang berkualitas
dari perawat.
Selalu meningkatkan pengetahuan, keahlian serta menjaga perilaku dalam
melaksanakan tugasnya.
b. Akontabilitas
Dapat mempertahankan kinerja professional berdasarkan standar yang berlaku.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan secara professional. Manajer dan para staf
harus memahami dengan jelas tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab
masing-masing perawat dan bidan serta hasil yang ingin dicapai dan bagaimana
mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat yang professional akan bertanggung jawab
atas semua bentuk tindakan klinis keperawatan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.
Tanggung jawab diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dan kinerja yang ditampilkan
guna memperoleh hasil pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi. Yang perlu
diperhatikan dari pelaksanaan tanggung jawab adalah memahami secara jelas tentang
uraian tugas dan spesifikasinya serta dapat dicapai berdasarkan standar yang berlaku
70

atau yang disepakati. Hal ini berarti perawat mempunyai tanggung jawab yang dilandasi
oleh komitmen, dimana mereka harus bekerja sesuai fungsi tugas yang dibebankan
kepadanya.
Untuk mempertahankannya, perawat hendaknya mampu dan selalu melakukan
introspeksi serta arahan pada dirinya sendiri (self-directed), merencanakan
pengembangan diri secara kreatif dan senantiasa berusaha meningkatkan kualitas
kinerjanya. Hal ini diperlukan agar mereka dapat mengidentifikasi elemen-elemen kritis
untuk meningkatkan dan mengembangkan kinerja klinis mereka, guna memenuhi
kepuasan pasen dan dirinya sendiri dalam pekerjaannya. Mencatat respon dan
perkembangan pasen dengan lengkap dan benar merupakan salah satu tanggung jawab
perawat dalam melaksanakan tugasnya.
AKONTABILITAS
Akontabilitas adalah mempertanggungjawabkan hasil pekerjaan, dimana tindakan
yang dilakukan merupakan satu aturan profesional. Oleh karena itu pertanggungjawaban
atas hasil asuhan keperawatan mengarah langsung kepada praktisi itu sendiri. Pada
tingkat pelaksana sebagai perawat atau bidan harus memiliki kewenangan dan otonomi
(kemandirian) dalam pengambilan keputusan untuk tindakan yang akan mereka lakukan.
Manajer ruangan (KARU) bertanggung jawab atas keputusannya terhadap pelaksanaan
tugas-tugasnya, termasuk menyeleksi staf, terutama mengarah pada kemampuan kinerja
mereka masing-masing. Selanjutnya, setiap perawat sebagai anggota tim bertanggung
jawab terhadap penugasan yang dilimpahkan kepadanya. Oleh karena itu, setiap perawat
harus faham terhadap pertanggungjawaban atas tugas yang dibebankan kepadanya.
Kepala ruangan wajib melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dari srafnya.
Perawat professional harus dapat mempertanggungjawabkan tindakan yang dilakukan
dalam pencapaian tujuan asuhan keperawatan kepada pasen. Kepekaan diperlukan
terhadap hasil setiap tindakan yang dilakukannya, karena berhubungan dengan
tanggung jawab, pendelegasian, kewajiban dan kredibilitas profesinya.
Akontabilitas profesional mempunyai beberapa tujuan, antara lain: (1) Perawat harus
mempertanggungjawabkan tindakannya kepada pasien, manajer dan organisasi tempat
mereka bekerja. (2) Mereka bertanggungjawab terhadap tindakan yang diambil untuk
pasen dan keluarganya, masyarakat dan juga terhadap profesinya. (3) Mengevaluasi
praktek profesional dan para stafnya. (4) Menerapkan dan mempertahankan standar
71

yang telah ditetapkan dan yang dikembangkan oleh organisasi. (5) Membina
ketrampilan personal staf masing-masing. (6) Memastikan ruang lingkup dalam proses
pengambilan keputusan secara jelas.

3. MEKANISME AKONTABILITAS
Keperawatan Klinis
Kelompok perawat bertanggung jawab selama 24 jam, 7 hari dalam seminggu untuk
merencanakan, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan untuk
sekelompok pasennya. Mereka mempunyai wewenang penting untuk memenuhi
tanggung jawabnya. Untuk itu mereka harus memiliki wewenang dalam memenuhi
tanggung jawabnya dan harus mampu menerima akontabilitas untuk pencapaian hasil
praktek keperawatan . Kewenangan yang dimiliki perawat bidan untuk memberikan
asuhan keperawatan diarahkan langsung kepada pasen pada setiap saat dalam
pelaksanaan tugas. Praktek klinik keperawatan merupakan instrument yang sudah biasa
dilakukan dan dapat dipergunakan dalam mempromosikan praktek profesionalnya.
Seorang manajer dapat mengembangkannya melalui dorongan dan kepercayaan
terhadap staf perawat, agar mereka semakin memiliki kesadaran, dan kemampuan klinis
dalam memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi.
Etika Perawat
Kerangka konsep dan dimensi moral dari suatu tanggung jawab dan akontabilitas dalam
praktek klinis keperawatan didasarkan atas prinsip-prinsip etika yang jelas serta
diintegrasikan ke dalam pendidikan dan praktek klinis. Hubungan perawat dengan pasen
dipandang sebagai suatu tanggung jawab dan akuntabilitas terhadap pasien yang pada
hakekatnya adalah hubungan memelihara (caring). Elemen dari hubungan ini dan nilai-
nilai etiknya merupakan tantangan yang dikembangkan pada setiap sistem pelayanan
kesehatan dengan berfokus pada sumber-sumber yang dimiliki. Perawat harus selalu
mempertahankan filosofi keperawatan yang mengandung prinsip-prinsip etik dan
moral yang tinggi sebagaimana perilaku memelihara dalam menjalin hubungan dengan
pasen dan lingkungannya. Sebagai contoh, ketika seorang perawat melakukan kesalahan
dalam memberikan obat kepada pasen, dia harus secara sportif (gentle) dan rendah hati
(humble) berani mengakui kesalahannya. Pada kasus ini dia harus
mempertanggungjawabkan kepada: (1) pasen sebagai konsumen, (2) dokter yang
mendelegasikan tugas kepadanya, (3) Manajer Ruangan yang menyusun standar atau
72

pedoman praktek yang berhubungan dengan pemberian obat (4) Direktur Rumah Sakit
atau Puskesmas yang bertanggung jawab atas semua bentuk pelayanan di lingkungan
organisasi tersebut.
4. Mempertahankan Akontabilitas Profesional dalam Asuhan Keperawatan
a. Terhadap Diri Sendiri; (a) Tidak dibenarkan setiap personal melakukan tindakan
yang membahayakan keselamatan status kesehatan pasen. (b) Mengikuti praktek
keperawatan berdasarkan standar baru dan perkembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi canggih. (c) Mengembangkan opini berdasarkan data dan fakta.
b. Terhadap Klien atau Pasen; (a) Memberikan informasi yang akurat berhubungan
dengan asuhan keperawatan. (b) Memberikan asuhan keperawatan berdasarkan
standar yang menjamin keselamatan, dan kesehatan pasen.
3. Terhadap Profesinya; (a). Berusaha mempertahankan, dan memelihara kualitas
asuhan keperawatan berdasarkan standar, dan etika profesi. (b) Mampu dan mau
mengingatkan sejawat perawat untuk bertindak profesional, dan sesuai etik moral
profesi.
4. Terhadap I nstitusi/Organisasi; Mematuhi kebijakan dan peraturan yang berlaku,
termasuk pedoman yang disiapkan oleh institusi atau organisasi.
5. Terhadap Masyarakat; Menjaga etika dan hubungan interpersonal dalam memberikan
pelayanan keperawatan yang berkualitas tinggi.

C. Malpraktek dalam keperawatan
Keperawatan mengalami perkembangan pesat :
1. Pelayanan/asuhan keperawatan
2. Lembaga pendidikan keperawatan
3. Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK
4. Kehidupan profesi
Perkembangan, dipengaruhi ; Tekanan globalIPTEK keperawatan,UU : 23/1992,UU
: 8/1999, Kepmen : 1239/2002,Tuntutan/kebutuhan masyarakat. Sosek dan
pendidikan
Perawat profesional pelayanan bermutu :
- Pengetahuan mendalam dan sistematik
- Keterampilan tehnis dan kiat melalui latihan lama dan teliti
- Pelayanan asuhan berpedoman pada filsafat moral etika profesi
73

Kesadaran hukum masyarakat semakin meningkat (sadar akan haknya) kewajiban
perawat berhati-hati dan penuh tanggung jawab.
Produk hukum menuntut perawat bekerja secara profesional. Bila berdampak bnegatif
tuntutan/gugatan (UU :8/99,UU : 23/92. PPNI Majelis Kode Etik Keperawatan (AD
Bab VIII). Wewenang : Menyelidiki dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
pelangaran etik profesi keperawatan (Ps.27)
1. Pengertian
Malpraktik :
a. Bentuk pelangaran terhadap kaidah-kaidah profesi.
b. Kelalaian dari seorang dokter atau perawat untuk menerapkan tingkat keterampilan
dan pengetahuan didalam memberikan pelayanan pengobatan dan perawatan
terhadap seorang pasien yang lazim diterapkan dalam mengobati dan merawat orang
sakit atau terluka dilingkungan wilayah yang sama (Guwandi,1994)
c. Batasan yang spesifik dari kelalaian (neglgence) yang ditujukan kpd seseorang yang
telah terlatih atau berpendidikan yang menunjukkan kinerjanya sesuai bidang
tugas/pekerjaannya (Ellies & Hartley)
Kelalaian (Negligence) :
a. Melakukan sesuatu dibawah standar yang ditetapkan oleh aturan/hukum guna
melindungi orang lain yang bertentangan dg.tindakan-tindakan yang tidak beralasan
dan berisiko melakukan kesalahan (Keeton, 1984 dalam Leahy & Kizilay, 1998).
b. Sikap kurang hati-hati, yaitu tidak melakukan apa yang seseorang dengan sikap hati-
hati melakukannya dengan wajar, atau sebaliknya melakukan apa yang seseorang
dengan sikap-hati-hati akan melakukannya dalam situasi tersebut (Hanafiah dan
Amir, 1999)


Kelalaian :
Ketidaksengajaan
Kurang teliti
Kurang hati-hati
Acuh tak acuh
Sembrono
74

Tidak peduli terhadap kepentingan orang lain, namun akibatnya bukan menjadi
tujuannya
Kelalaian bukan merupakan pelanggaran hukum atau kejahatan jika tdk sampai
menimbulkan kerugian atau cedera dan orang itu dapat menerimanya
Jika kelalaian mengakibatkan kerugian materi, mencelakakan bahkan merengut nyawa
Kelalaian berat (culpa Lata).
Malpraktik tidak sama dengan kelalaian.
a. Malpraktik sangat terkait dengang status profesional dan standar pelayanan
profesional
b. Malpraktik kegagalan seorang profesonal melakukan sesuai dg.standar profesi
yang berlaku karena memiliki keterampilan dan pendidikan.
c. Mapraktik lebih luas dari kelalaian karena selain mencakup arti kelalaian, juga
mencakup tindakan-tindakan yang disengaja (Criminal malpractice) dan melanggar
undang-undang.
d. Sengaja tersirat motif (guilty mind) sehingga tuntutannya dapat bersifat perdata
atau pidana.
Malpraktik :
` Melakukan yang seharusnya tidak boleh
` Tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan atau melalaikan kewajibannya
(negligence)
` Melanggar suatu ketentuan menurut atau berdasarkan peraturan per-UU.
Vestal (1995), malpraktik bila penggugat menunjukkan :
1) Duty terkait dengan kewajiban
2) Breach of the duty kewajiban/menyimpang dari yang seharusnya
3) Injury Pasien mengalami cedera akibat pelangaran yang dapat dituntut secara
hukum
4) Proximate caused pelangaran terkait dengan injury.
Sebagai penggugat mampu menunjukkan bukti pada setiap elemen (4 elemen).
Jika semua elemen dapat dibuktikan hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi malpraktik
perawat berada pada tuntutan malpraktik.
2. Tuntutan Malpraktek
Terhadap tuntutan malpraktik, pelanggaran dapat bersifat :
1) Pelangaran etika profesi Penanganan organisasi profesi.
75

2) Sanksi administratif Keppres 56/1995 MDTK :meneliti/menentukan ada/tidak
ada kesalahan/kelalaan dalam menerapkan standart profesi tindakan disiplin.
3) Pelanggaran hukum perdata atau pidana
- Perdata ganti rugi (UU 23/92,Ps.55)
- Pidana UU 23/92 Bab X (ketentuan pidana, UU 8/99 Ps.61 dan 62.
Bidang Pekerjaan perawat yang berisiko :
1. Assessment errors : mengumpulkan data/info berdampak pada ketidaktepatan
menentukan diagnosa keperawatan kesalahan dalam bertindak.
2. Planning errors : pendokomentasian rencana, mengkomunikasikan secara efektif,
memberikan askep karena kurangnya info dari renpra, memberi instruksi yg dapat
dimengerti oleh pasien
3. Intervention errors :Interpretasi dan kolaborasi, askep secara hati-hati, mencatat
order
Beberap contoh kesalahan perawat :
1. Usia lanjut disorientasi.Perawat tidak memasang penghalang tempat tidur.
Akibat disorientasipasien jatuh pada malam hari fraktur tungkai.
2. Pasien pasca bedah ambulasi. Perawat melakukan mobilisasi sesuai rencana
tanpa memonitor tanda-tanda vital. Pasien bangun dan berjalan, mengeluh pusing
dan jatuh trauma kepala.
3. Pencegahan dari tuntutan malpraktik :
Pertahankan standar pelayanan asuhan berkualitas tinggi :
- Tingkat kemampuan dalam praktik keperawatan
- Ciptakan iklim yang mendorong peningkatan praktik keperawatan :
a. Self awarenessidentifikasi kekuatan dan kelemahan profesional diri
b. Beradaptasi terahadap tugas
c. Ikuti kebijakan dan prosedur yang.berlaku
d. Evaluasi kebijakan/prosedurmasihkah relevan
e. Pendokumentasian yg berkesinambungan. Pencatatan harus jelas, benar dan
mudah dipahami.
Vestal (1995), pedoman mencegah terjadinya malpraktik :
1) Kasih sayang layani dengan jujur dan rasa hormat
2) Gunakan pengetahuan keperawatan .menyusun pengkajian dan melaksanakan
dengan.benar.
76

3) Tanyakan saran/orderterima perintah dengan.jelas dan tertulis
4) Utamakan kepentingan pasien, bila ragu diskusikan bersama
5) Tingkatkan kemampuan secara terus menerus dan bekerja berdasarkan pedoman
yang berlaku
6) Jangan melakukan sesuatu yang tidak dikuasai
7) Laksanakan askep berdasarkan model proses kep. Hindari kekuranghatian
memberikan askep
8) Catat renpra dan respon pasien. Nyatakan secara jelas dan lengkap. Catat sesegera
mungkin fakta yang diobservasi
9) Lakukan konsultasi. Biasakan bekerja berdasarkan kebijakan/prosedur
10) Pelimpahan tugas secara bijaksana, dan ketahui lingkup tugas masing-masing.
Jangan menerima tanggung jawab diluar kemampuan.
Masalah yang dihadapi :
Objek keperawatan adalah manusia berisiko.
Katagori tenaga kep. bervariasi.Sebg besar lulusan SPK
Perawat bekerja tanpa standar baku.
Banyak kasus yang keburu diajukan ke Pengadilan tanpa diketahui oleh organisasi
profesi kadang2 bukan pelanggaran hukum
Belum semua perawat mengetahui kode etik keperawatan.
Sanksi administasi MDTK Prov ?.
Peran PPNI di daerah
Diperlukan saksi ahli pakar keperawatan terbatas
Keterbatasan sumber daya pendukung
Sebagian besar kegiatan perawat bersifat non keperawatan tidak terkait. Algoritma
klinik ?


Task 5 :

1. Identifikasi apa saja ancaman dan peluang dari terjadinya berbagai perubahan dan
perkembangan keperawatan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
77

..........................................................................................................................................

2. Indentifikasi apa saja masalah tanggung jawab dan akontabilitas bagi perawat
dilingkungan kerja saudara!
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Indentifikasi resiko terjadinya malpraktik dilingkungan kerja saudara dan bagaimana
mencegahnya ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

4. Jika saudara diminta oleh tim kesehatan lain untuk melakukan tindakan yang secara
hukum saudara tidak dibenarkan, apa yang saudara harus lakukan dan alasannya ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tangggung jawab dalam meningkatkan
kinerja diri sendiri ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................






Nama : Nim : Paraf :

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan
Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), Fundamental of Nursing Collaborating for Optimal
Health, Legal Consideration, Appleton, Lank
78

Creighton, H, (1996), Fundamental Law Every Nurse Should Know, Saunders Co,
Philadelphia
Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Kozier, B (1997), Fundamental Of Nursing : Concept, Process & Practice, Legal Aspect of
Nursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, California
Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
Nothrop, CE (1991), Legal Issues In Nursing, Mosby Co. St. Louis.
Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC
Jakarta
Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a Common Nursing Practice Model.
Nursing Management. 2 (5): 26-27
Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance
Evaluations for Nursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.
Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens Functions in
Nursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.
Meisenheimer, C.G. (1992). Inproving Quality: a Guide to Effective Program: Maryland:
Aspen Publication.
Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standars. Maryland: Aspen publisher.










KESIMPULAN

Tanggung jawab dan akontabilitas memerlukan dasar komitmen yang kuat dalam praktek
keperawatan atau kebidanan untuk dapat mengembangkan kemampuannya secara mandiri.
79

Disamping itu diperlukan kemampuan untuk dapat mengarahkan dirinya sendiri, sehingga
dapat mengidentifikasikan elemen-elemen kritikal untuk pengembangan atau peningkatan
kinerjanya dalam pelaksanaan tugasnya, dalam rangka mempertahankan tercapainya status
profesionalnya. Melalui pembelajaran diri secara terus menerus, perawat atau bidan harus
senantiasa meningkatkan pengetahuan, kemampuan, serta memelihara perilaku yang etis dan
professional untuk menghasilkan kinerja klinis yang berkualitas tinggi.

Hal tersebut akan tercapai apabila semua fungsi tugas dan kegiatan dilandasi etika dan standar
dengan memanfaatkan dan menerapkan mekanisme akontabilitas untuk memenuhi kepuasan
pasen dan kepuasan bekerja.
EVALUASI

1. Sebutkan pengertian Tanggung Jawab dan Akontabilitas ?
2. Berikan perbedaan dan hubungan dari kedua hal tersebut di atas ?
3. Jelaskan dengan singkat dua hal tentang mekanisme Akontabilitas ?
4. Bagaimana mempertahankan Akontabilitas professional bagi diri sendiri ?
5. Apa yang perlu dilakukan untuk mempertahankan tangggung jawab dalam
meningkatkan kinerja diri sendiri ?










DAFTAR PUSTAKA
Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan
Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), Fundamental of Nursing Collaborating for Optimal
Health, Legal Consideration, Appleton, Lank
80

Creighton, H, (1996), Fundamental Law Every Nurse Should Know, Saunders Co,
Philadelphia
Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
Kozier, B (1997), Fundamental Of Nursing : Concept, Process & Practice, Legal Aspect of
Nursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, California
Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta
Nothrop, CE (1991), Legal Issues In Nursing, Mosby Co. St. Louis.
Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC
Jakarta
Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a Common Nursing Practice Model.
Nursing Management. 2 (5): 26-27
Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance
Evaluations for Nursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.
Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens Functions in
Nursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.
Meisenheimer, C.G. (1992). Inproving Quality: a Guide to Effective Program: Maryland:
Aspen Publication.
Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standars. Maryland: Aspen publisher.











PENGANTAR KEPERAWATAN PROFESIONAL

Program study : D3 Keperawatan
81

Kode Mata Kuliah : Kep. 30532
Nama Mata Kuliah : Keperawatan Profesional
Jumlah SKS : 2
Semester : III
Mata Kuliah Prasarat : Konsep dasar keperawatan (KDK)
Deskripsi Mata Kuliah :
Mata Kuliah ini menguraikan tentang komponen keperawatan profesional hukum dan
regulasi keperawatan, system pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar
profesi keperawatan, praktik keperawatan profesional, hubungan perawat sebagai tenaga
profesional dengan organisasi profesi keperawatan. Kegiatan belajar dilakukan melalui
ceramah, diskusi, penugasan dan praktika. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
dengan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan keperawatan profesional.

Standar Kompetensi :
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan
teori, konsep dan prinsip keperawatan profesional dalam aktivitas pendidikan / pembelajaran
guna mencapai tujuan pendidikan / pembelajaran secara efektif, efisien dan ekonomis.











PENGANTAR KEPERAWATAN
PROFESIONAL
82

Edisi I

POKOK BAHASAN :
MODEL-MODEL MAKP
ORGANISASI PROFESI KEPERAWATAN
REGULASI KEPERAWATAN
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
ISU LEGAL DALAM KEPERAWATAN









Oleh :
Hairuddin Safaat,S.Kep.Ns
Hanya Digunakan Dalam Lingkungan Akper Sawerigading


PALOPO, 2009

Kata Pengantar

Alhamdulillah. Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan Rohimnya
sehingga catatan kuliah Pengantar Keperawatan Profesional ini dapat terselesaikan. Materi
83

ini menguraikan tentang model-model pelayanan asuhan keperawatan, organisasi profesi
keperawatan, regulasi dan berbagai isu perkembangan keperawatan.
PROFESI keperawatan menggeliat. Hampir dua dekade perawat Indonesia
mengkampanyekan perubahan paradigma. Pekerjaan perawat yang semula vokasional hendak
digeser menjadi pekerjaan profesional. Perawat yang dulunya berfungsi sebagai perpanjangan
tangan dokter, kini berupaya menjadi mitra sejajar dokter sebagaimana para perawat di negara
maju. Siapkah pihak lain menerima perubahan paradigma itu? Siapkah para perawat
menerima konsekuensi dari perubahan paradigma itu? Wacana tentang perubahan paradigma
keperawatan bermula dari Lokakarya Nasional Keperawatan I tahun 1983. Dalam pertemuan
itu disepakati bahwa keperawatan adalah pelayanan profesional. Mengikuti perkembangan
keperawatan dunia, para perawat menginginkan perubahan mendasar dalam kegiatan
profesinya. Kalau tadinya hanya membantu pelaksanaan tugas dokter, menjadi bagian dari
upaya mencapai tujuan asuhan medis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan
mandiri sebagai upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan.
Jika dulu hanya menjalankan perintah dokter, sekarang ingin diberi wewenang
memutuskan berdasarkan ilmu keperawatan dan bekerja sama dengan dokter untuk
menetapkan apa yang terbaik bagi pasien. Keluarnya Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun
1992 tentang Kesehatan, UU No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional serta Surat
Keputusan Menteri Kesehatan No 647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan lebih
mengukuhkannya sebagai profesi di Indonesia.
Kiranya materi ini dapat meningkatkan pengetahuan mahasiswa dalam memahami
praktik keperawatan profesional yang pada akhirnya mendudukkan profesi sejajar dengan
profesi kesehatan lainnya.

Palopo, 22 Januari 2009
Penulis






Tahap ronde pada bed pasien
84



























SILABUS MATA KULIAH

Program study : D3 Keperawatan
Kode Mata Kuliah : Kep. 30532
Nama Mata Kuliah : Keperawatan Profesional
Jumlah SKS : 2
Semester : III
85

Mata Kuliah Prasarat : Konsep dasar keperawatan (KDK)

Deskripsi Mata Kuliah :
Mata Kuliah ini menguraikan tentang komponen keperawatan profesional hukum dan
regulasi keperawatan, system pendidikan keperawatan, tanggungjawab perawat sebagai
pemberi asuhan keperawatan dan sebagai anggota tim pelayanan keperawatan, standar
profesi keperawatan, praktik keperawatan profesional, hubungan perawat sebagai tenaga
profesional dengan organisasi profesi keperawatan. Kegiatan belajar dilakukan melalui
ceramah, diskusi, penugasan dan praktika. Mahasiswa melakukan studi kepustakaan
dengan menelaah berbagai sumber yang berkaitan dengan keperawatan profesional.

Standar Kompetensi :
Mahasiswa dapat mengetahui, memahami, menguasai dan mampu mengimplementasikan
teori, konsep dan prinsip keperawatan profesional dalam aktivitas pendidikan / pembelajaran
guna mencapai tujuan pendidikan / pembelajaran secara efektif, efisien dan ekonomis.











Kompetensi dasar Indikator Pengalaman
pembelajaran
Materi Ajar waktu Alat/ bahan/sumber
belajar
Penilaian
Memahami model-
model dan bentuk-
bentuk praktik
keperawatan
profesional

Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1 menjelaskan model
praktik keperawatan
MPKP
1. mendiskusikan
model praktik
keperawatan MTKP
2. mendiskusikan
model tugas
3. mendiskusikan
1. pengertian model
praktek keperawatan
2. macam-macam
model praktek
keperawatan
3. kelebihan dan
300 LCD, Laptop, Class
room

DP. NO. 8, 9.
Portofolio,
tes obyektif
86

2. model Tugas
3. Model Tim
keperawatan
4. Kelebihan dan
kekurangan dari
masing-masing model

model Tim
4. mendiskusikan
kelebihan dan
kekurangan dari
masing-masing
model praktik
keperawatan

kekurangan dari
model praktek
keperawatan.

Memahami organisasi
profesi keperawatan
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Pengertian
organisasi
2. Ciri-ciri
organisasi
profesi
keperawatan
3. Peran
organisasi
profesi
4. Fungsi
organisasi
profesi
5. manfaat
organisasi
profesi
6. Organisasi
perawat
Indonesia,
Berdirinya
PPNI
7. Tujuan PPNI
8. Fungsi PPNI
9. Struktur
organisasi
PPNI
10. Program kerja
utama PPNI
11. Kwajiban
1. mendiskusikan
pengertian
organisasi
2. mendiskusikan
ciri organisasi
3. mengkaji peran
dan fungsi
organisasi
profesi
4. mengkaji
manfaat
organisasi
5. mengkaji tujuan
PPNI
6. mengkaji
struktur
organisasi PPNI
7. Mengkaji
program kerja
utama PPNI
8. mendiskusikan
kwajiban
anggota , hak,
tugas pokok dan
keanggotaan
PPNI
9. Mendiskusikan
organisasi
perawat
internasional.
1. pengertian
organisasi
2. ciri organisasi
3. peran dan
fungsi
organisasi
profesi
4. manfaat
organisasi
5. tujuan PPNI
6. struktur
organisasi PPNI
7. program kerja
utama PPNI
8. kwajiban
anggota , hak,
tugas pokok dan
keanggotaan
PPNI
9. organisasi
perawat
internasional.
LCD, Laptop, Class
room

DP. No. 6, 7, 9.

87

anggota PPNI
12. Hak anggota
PPNI
13. Tugas pokok
PPNI
14. Keanggotaan
PPNI
15. Organisasi
Keperawatan
internasional

Memahami regulasi
keperawatan (registrasi
& praktik
keperawatan)


Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. mengetahui
hukum
kesehatan dan
keperawatan
2. Mengetahui
pentingnya
UU Kesehatan
3. Mengetahui
keputusan
MUNAS
PPNI VII
4. Mengetahui
hasil MUNAS
VII
5. Mengetahui
legislasi
keperawatan
6. Mengetahui
kegunaan
legislasi
7. Mengetahui
UU legislasi
praktik
keperawatan
8. Mengetahui
1. mendiskusikan
hukum
kesehatan dan
keperawatan
2. mendiskusikan
UU Kes.
3. Mendiskusikan
hasil MUNAS
VII
4. mendiskusikan
legislasi,
registrasi
praktik
keperawatan
5. mendiskusikan
cara registrasi
praktik
keperawatan
6. mendiskusikan
alur registrasi
dan alur
perizinan
praktek
keperawatan.
1. hukum
kesehatan dan
keperawatan
2. UU Kes.
3. hasil MUNAS
VII
4. legislasi,
registrasi
praktik
keperawatan
5. cara registrasi
praktik
keperawatan
6. alur registrasi
dan alur
perizinan
praktek
keperawatan.
100 LCD, Laptop, Class
room

http://
elearning.unej.ac.id.

Portofolio,
tes obyektif
88

cara registrasi
praktik
keperawatan
9. Mengetahui
pemberian
lisensi praktik
keperawatan
10. Mengetahui
prinsip dasar
dan alur
registrasi
11. Mengetahui
sistem alur
perizinan

Menerapkan standar
praktik keperawatan
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. menjelaskan
pengertian
standar praktik
keperawatan
2. mengetahui
sumber-
sumber
standar
perawatan
3. kegunaan
standar
perawatan
4. mengembangk
an standar
keperawatan



1. mendiskusikan
pengertian
standar praktik
keperawatan
2. mendiskusikan
sumber praktik
keperawatan
3. mendiskusikan
pengembangan
standart praktek
keperawatan

1. pengertian
standar praktik
keperawatan
2. sumber praktik
keperawatan
2. pengembangan
standart praktek
keperawatan

200

http LCD, Laptop,
Class room

//www.inna-
ppni.or.id

Portofolio,
tes obyektif
Memamahami
berbagai tantangan
dalam profesi
Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. mendiskusikan
pembangunan
berwawasan
1. pembangunan
berwawasan
kesehatan
100 LCD, Laptop, Class
room

Portofolio,
tes obyektif
89

keperawatan

1. mengetahui
pembangunan
berwawasan
kesehatan
2. Mengetahui
misi Indonesia
sehat th 2010.
3. menjelaskan
transisi pola
masyarakat
Indonesia
4. Menjelaskan
tantangan
dengan
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan teknplogi.
5. Mengetahui
perkembangan
globalisasi
dalam
pelayanan
kesehatan
6. Mengetahui
tuntutan
profesi
keperawatan

kesehatan
2. mendiskusikan
misi indonesia
sehat 2010
3. mengkaji
transisi pola
masyarakat
indonesia
4. mendiskusikan
tantangan
dengan
perkembangan
ilmu
pengatahuan
dan tehnologi
5. mendiskusikan
perkembangan
globalisasi
dalam
pelayanan
kesehatan
6. mengkaji
tuntutan profesi
keperawatan

2. misi indonesia
sehat 2010
3. transisi pola
masyarakat
indonesia
4. tantangan
dengan
perkembangan
ilmu
pengatahuan
dan tehnologi
5. perkembangan
globalisasi
dalam
pelayanan
kesehatan
6. tuntutan profesi
keperawatan

http://nsipung.multipl
y.com

DP. No. 1, 4, 9..
Memahami issue legal
dalam praktik
keperawatan
profesional

Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. Menjelaskan
apa itu
telenursing
2. bagaimana
aplikasi dan
keuntungan
telenursing
1. mendiskusikan
telenursing
2. mendiskusikan
bagaimana
aplikasi dalam
keperawatan

1. telenursing
2. bagaimana
aplikasi dalam
keperawatan

100 LCD, Laptop, Class
room.

DP. No. 1, 4, 8, 9.
Portofolio,
tes essay.
90


Memahami politik dan
pembuatan kebijakan
dalam kesehatan dan
keperawatan.

Setelah mengikuti
perkuliahan mahasiswa
diharapkan dapat :
1. menjelaskan
sistem
pelayanan
kesehatan
2. Menjelaskan
struktur dalam
pemberian
pelayanan
keperawatan
3. kepemimpinan
melalui orang
lain
4. perilaku
kepemimpinan

1. mendiskusikan
sistem
pelayanan
kesehatan
2. mengkaji
struktur dalam
pemberian
pelayanan
keperawatan
3. mengkaji
kepemimpinan
melalui orang
lain
4. mengkaji
perilaku
kepemimpinan
100
LCD, Laptop, Class
room

http//bondanmanajem
en.blogspot.com.

DP. No. 1, 3, 4.
Portofolio,
tes obyektif












DAFTAR PUSTAKA


1. Amir, Amri (1977), Hukum Kesehatan, FK USU, Wydia Medika Medan

91

2. Berger, Kj. Brinkman, MA (1992), Fundamental of Nursing Collaborating for Optimal
Health, Legal Consideration, Appleton, Lank

3. Creighton, H, (1996), Fundamental Law Every Nurse Should Know, Saunders Co,
Philadelphia

4. Dep Kes R.I. (1993), Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

5. Kozier, B (1997), Fundamental Of Nursing : Concept, Process & Practice, Legal Aspect
of Nursing Practice, Addison Wesley Publishing Co, California

6. Kusnanto (2004), Pengantar Profesi dan Praktik Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

7. La Ode Junaidi (1999), Pengantar Keperawatan Profesional, EGC Jakarta

8. Nothrop, CE (1991), Legal Issues In Nursing, Mosby Co. St. Louis.

Robert Priharjo (1995), Praktik Keperawatan Profesional Konsep Dasar dan Hukum, EGC
Jakarta
Bachman, J.P.dan Malloch, L.M. (1998). Developing a Common Nursing Practice Model.
Nursing Management. 2 (5): 26-27
Jernigan, D.K dan Young, A.P. (1983). Standars Job Descriptions, and Performance
Evaluations for Nursing Practice. Connecticut: Prentice Hall.
Marquis, B.L. dan Huston, C. J. 1996. Leadership Role and Managemens Functions in
Nursing. Philadelphia: J.B. Lippicott Comp.
Meisenheimer, C.G. (1992). Inproving Quality: a Guide to Effective Program: Maryland:
Aspen Publication.
Schroeder, P. (1991). Approacher to Nursing Standars. Maryland: Aspen publisher.





92

Anda mungkin juga menyukai