Anda di halaman 1dari 10

A.

BESARAN DAN SATUAN



Teori Singkat :
Di dalam Fisika gejala alam diamati melalui
pengukuran.
Pengukuran adalah membandingkan suatu
besaran dengan besaran sejenis yang
disepakati sebagai patokan (standart).
Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur
dan dinyatakan dengan angka.
Satuan adalah sesuatu yang menyertai
besaran
Contoh : besaran panjang satuannya meter,
besaran waktu, satuannya detik dan lain
sebagainya
Dimensi adalah cara besaran itu disusun
dari besaran pokok
Besaran dibagi 2 macam : Besaran Pokok
dan Besaran Turunan

Besaran Pokok Satuan Dimensi
1. Panjang
2. Massa
3. Waktu
4. Suhu
5. Kuat arus
6. Kuat cahaya
7. Jumlah zat
meter (m)
kilogram (kg)
detik (s)
kelvin (k)
ampere (A)
kandela (cd)
mol (n)
[ L ]
[ M ]
[ T ]
[ ]
[ I ]
[ J ]
[ N ]

Selain besaran pokok diatas adalah besaran
turunan
Contoh : gaya, berat, massa jenis, volume
dan lain sebagainya

Tips Soal Dimensi :
Langkah penyelesaian jika menghadapi soal
yang menanyakan tentang dimensi :
1. Mengetahui rumusnya
2. Menerjemahkan rumus ke dalam
besaran pokok
3. Mengubah satuan ke dimensi


Ketelitian Pengukuran dan Angka
Penting
Di dalam pengukuran kita mengenal
berbagai perangkat ukur dan hasil
pengukuran yang berujud angka-angka.
Diantara alat ukur panjang yang perlu
diketahui adalah :
1. Mistar
2. Jangka sorong
3. Mikrometer sekrup





1. Mistar
Mistar mempunyai skala terkecil dalam
milimeter (mm) dan memiliki ketelitian = 1
mm atau 0,1 cm . Ketelitian mistar adalah
setengah dari skala terkecilnya. Jadi
2
1
x 1
mm = 0,5 mm atau 0,05 cm






2. Jangka Sorong
Jangka sorong mempunyai dua skala yaitu
skala utama dan skala nonius. Skala nonius
terdiri dari 10 bagian yang panjangnya 9
mm. Selisih satu skala utama dengan satu
skala nonius sama dengan 1 mm 0,9 mm
= 0,1 mm. Ketelitian jangka sorong adalah
setengah dari skala terkecilnya. Jadi
2
1
x 0,1
mm = 0,05 mm atau 0,005 cm


Skala nonius










Skala utama

Sebagai contoh pada pengukuran diatas,
kita dapatkan 2,3 cm + 0,2 mm = 2,32 cm


3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer Sekrup mempunyai dua skala
yaitu skala utama dan skala nonius. Skala
nonius terdiri dari 50 skala. Setiap kali skala
nonius diputar 1 kali, maka skala nonius
bergerak maju atau mundur sejauh 0,5 mm.
Sehingga satu skala nonius sama dengan
50
mm 5 , 0
= 0,01 mm. Ketelitian mikrometer
sekrup adalah setengah dari skala
terkecilnya. Jadi
2
1
x 0,01 mm = 0,005 mm
atau 0,0005 cm




Skala Utama Pemutar
Benda yang diukur




Skala nonius






Sebagai contoh pada pengukuran diatas,
kita dapatkan 9,5 mm + 0,40 mm = 9,90
mm


Angka Penting
Penulisan angka penting mengikuti aturan :
1. Semua angka bukan nol merupakan
angka penting
Contoh :
564,9 m empat angka penting
76,824 kg lima angka penting

2. Angka nol yang terletak diantara angka
bukan nol merupakan angka penting
Contoh :
20,7 m tiga angka penting
96, 04 kg empat angka penting

3. Angka nol yang terletak disebelah
kanan angka bukan nol tanpa koma
desimal adalah bukan angka penting,
sedangkan angka nol di sebelah kanan
angka bukan nol dengan koma desimal,
merupakan angka penting
Contoh :
340 m dua angka penting
54,80 kg empat angka penting

4. Angka nol yang terletak disebelah kiri
angka bukan nol, baik yang disebelah
kiri maupun sebelah kanan koma
desimal, bukan merupakan angka
penting
Contoh :
0,67 m dua angka penting
0,007 kg satu angka penting

5. Angka yang diberi garis bawah atau
garis di atasnya merupakan batas angka
penting dihitung paling kiri penulisan
angka
Contoh :
6987 m tiga angka penting
9,047 kg dua angka penting


Aturan operasi angka penting:
1. Penjumlahan dan pengurangan
Hasil penjumlahan dan pengurangan
hanya diperbolehkan mengandung satu
angka taksiran (angka terakhir suatu
angka penting)
Contoh :

45,67 (4 angka penting)
12,4 (3 angka penting)
+
70,17 (ditulis 70,2 memiliki 3 angka
penting)

2. Perkalian, Pembagian dan akar pangkat
dua atau lebih
Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh
memiliki angka penting paling sedikit
dari komponen-komponen operasi
tersebut

Contoh :
4,38 x 1,2 = 5,256 (ditulis 5,3 memiliki
2 angka penting, karena komponen
pengali terkecil adalah 2 angka penting)

Aturan pembulatan angka dibelakang koma
1. Jika angka dibelakang koma yang akan
dibulatkan kurang dari 5, maka angka
dibulatkan ke bawah
Contoh :
36,632 36,63 atau 36,6
78,73 78,7

2. Jika angka dibelakang koma yang akan
dibulatkan 5 atau lebih, maka angka
dibulatkan ke atas
Contoh :
92,676 92,68 atau 92,7
23,45 23,5

Kesalahan dalam Pengukuran
Pengukuran dalam fisika dapat berupa :
1. Pengukuran tunggal
2. Pengukuran berulang

1. Pengukuran Tunggal
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan
sekali percobaan dinyatakan oleh :



Dengan :
X
1
= hasil pengukuran tunggal
X = nilai ketidakpastian



X = X
1
X
X = 1/2 X skala terkecil
Contoh : Hasil satu kali pengukuran sebuah
tongkat dengan mistar adalah 23,56 cm,
maka penulisan hasil yang benar adalah

L = (23,56 0,01) cm

Yakni dengan mengingat
X = 1/2 x 1 mm
= 0,5 mm
X = 0,005 cm = 0,01 cm

2. Pengukuran Berulang
Hasil pengukuran yang dilakukan dengan
beberapa kali percobaan dinyatakan oleh :



X = nilai rata-rata
X = nilai ketidakpastian
Ketidakpastian relatif = % 100 x
X
X







N = Banyaknya pengukuran





Ketidakpastian relatif sekitar 10 %
berhak atas 2 angka penting
Ketidakpastian relatif sekitar 1 %
berhak atas 3 angka penting
Ketidakpastian relatif sekitar 0,1 %
berhak atas 4 angka penting
Banyak desimal hasil pengukuran
harus sama dengan banyak desimal
ketidakpastian

Contoh :
Seorang anak mengukur panjang sebuah
meja dengan hasil berturut-turut 55,6 cm,
55,7 cm, 55,9 cm, 55,1 cm dan 55, 4 cm.
Tentukan hasil pengukuran beserta ketidak
pastiannya !

Pengu
kuran
L (cm) L
2
(cm
2
)
1 55,6 3091,36
2 55,7 3102,49
3 55,9 3124,81
4 55,1 3036,01
5 55,4 3069,16
L = 277,7 L
2
= 15423,83
L=
(
5
55,4 + 55,1 + 55,9 + 55,7 + 55,6
)
cm
= 55,54 cm

( )
1 - N
L - L N
N
1
= L
2
i
2
i


( ) ( )
1 - 5
277,7 - 83 , 15423 5
5
1
2
= L

= 0,136 cm
Ketidakpastian relatif = % 100 x
L
L

= 0,24 %
Karena ketidakpastian sekitar 1%, maka
hasil laporan pengukuran ditulis dalam 3
angka
Jadi L = ( 55,5 0,1) cm


Besaran Vektor dan Besaran
Skalar

Besaran dapat pula dibagi menjadi Besaran
Vektor dan Besaran Skalar

Besaran Vektor adalah besaran yang
memiliki nilai (magnitude) dan arah.
Notasi vektor biasa ditulis dengan huruf
tebal atau dengan memberi tanda panah
kecil diatas huruf atau hanya memberi tanda
garis diatas huruf
Contoh : V (=kecepatan), a
r
(= percepatan),
F (= gaya), dan lain sebagainya

Besaran Skalar adalah besaran yang hanya
memiliki nilai (magnitude)
Contoh : suhu, waktu, laju, perlajuan dan
lain sebagainya

Resultan Vektor adalah operasi-operasi
yang terjadi dari 2 besaran vektor atau lebih
Vektor satuan adalah suatu vektor yang
nilainya 1 satuan dan memiliki arah searah
dengan sumbu koordinat. Pada koordinat
kartesian 2 dimensi dinyatakan oleh i dan j,
sedang pada koordinat 3 dimensi
dinyatakan oleh i, j dan k
2 dimensi

Y

j


i X
X = X X
Nilai rata-rata :

+ + +
=

=
N
X X X X
n
....
N
X
X
3 2 1 i


( )
1 - N
X - X N
N
1
= X
2
i
2
i

i dan j vektor posisi pada sumbu X dan
Y

3 dimensi
Z

k
j
Y
i
X
i , j dan k vektor posisi pada sumbu X,Y
dan Z

Metode Resultan Vektor :
1. Metode poligon
2. Metode jajaran genjang
3. Metode menguraikan vektor

1. Metode poligon

Metode ini dilakukan dengan cara
menyambung kepala vektor dengan ekor
vektor lain dan resultan vektor tersebut
adalah menghubungkan ekor vektor
pertama dengan kepala vektor yang
terakhir.
Contoh :

F
1
F
2
F
3



F
R
= F
1
+ F
2 +
F
3


F
2
F
3

F
1

F
R


Catatan : Tanda (-) negatif menunjukkan
arah vektor berlawanan dengan arah semula
Contoh :

F
1
F
2
F
3



F
R
= F
1
- F
2
+

F
3


F
2

F
3
F
1


F
R


2. Metode jajaran genjang

Metode ini dilakukan dengan cara
menyatukan ekor vektor, sehingga
membentuk sudut dan resultan vektor
tersebut adalah diagonal jajaran genjang
kedua vektor tersebut
Penjumlahan 2 vektor
R = b + a
r r
r


Besar :


Arah :
a
r

R
r


b
r

Contoh :
1. Jika = 0
0
Dua vektor searah

F
1

F
2


F
R




Bukti : F
R
= 0 cos F F 2 + F + F
2 1
2
2
2
1

= ( )
2
2 1
F F +
F
R
= F
1
+ F
2
terbukti

2. Jika = 90
0
Dua vektor tegak
lurus

F
2
F
R



F
1





Bukti : F
R
= 90 cos F F 2 + F + F
2 1
2
2
2
1

F
R
=
2
2
2
1
F + F terbukti

3. Jika = 180
0
Dua vektor
berlawanan arah

180
0

F
2
F
1





Bukti : F
R
=
0
2 1
2
2
2
1
180 cos F F 2 + F + F
= ( )
2
2 1
- F F
F
R
= F
1
- F
2
terbukti



F
R
= F
1
+ F
2

F
R
=
2 1
F F +
F
R
= F
1
- F
2
cos ab 2 + b + a = R
2 2
r

4. Jika 0 < < 90
0
(atau sembarang )
F
R


F
2


F
1






Catatan :
Resultan gaya berada pada Interval :




3. Metode menguraikan vektor

Paduan lebih dua vektor dapat dihitung
besar dan arah resultannya melalui
koordinat kartesius, yaitu masing-masing
vektor diproyeksikan terhadap sumbu-x dan
sumbu-y sehingga resultannya dapat
ditentukan.
Y
F
1y
F
1

F
2

F
2
y

2

1

X
F
2
x F
1
x
F
3


F Sumbu x Sumbu y
F
1
F
1
x = F
1
cos
1
F
1
y = F
1
sin
1

F
2
F
2
x = F
2
cos
2
F
2
y = F
2
sin
2

F
3
-- F
3


Fx = F
1
x - F
2
x Resultan



Fy = F
1y
+F
2y
F
3


Arah Resultan tan =
X
y
F
F

Perkalian Vektor :
1. Perkalian Titik Vektor
2. Perkalian Silang Vektor

1. Perkalian Titik Vektor
Hasil perkalian titik dua besaran vektor
merupakan besaran skalar


B
A



Jika A = Ax i + Ay j + Az k dan
B = Bx i + By j + Bz k
maka



Dengan mengingat :




2. Perkalian Silang Vektor

Hasil perkalian silang dua besaran vektor
merupakan besaran vektor yang arahnya
tegak lurus terhadap kedua vektor dengan
besarnya adalah AB sin

C
B

A
Besar :



Arah :



Catatan :
a. Arah perkalian silang vektor memiliki
kaidah "putaran sekrup".
Z

k
j
Y
i
X





Dengan demikian secara umum :
A x B B x A

b. Penyelesaian persamaan untuk tiga
dimensi dapat digunakan dengan
persamaan matriks sebagai berikut :

A = Ax i + Ay j + Az k
A X B = ?
B = Bx i + By j + Bz k

F
R
=
cos F F 2 + F + F
2 1
2
2
2
1

F
R
=
2
Y
2
X
F + F
A . B = AB cos
A X B = AB sin
A . B = AxBx + AyBy + AzBz
A X B = C
i .i = j.j = k.k = 1
i x j = k ; j x i = - k
j x k = i ; k x j = - i
k x i = j ; i x k = - j

F
1
F
2
F
R
F
1
+ F
2

i j k
A X B = Ax Ay Az
Bx By Bz







=====O0O=====


Interpretasi Grafik

Teori Singkat :
Di dalam fisika, disamping kemampuan
menganalisis soal berbentuk uraian diperlu
kan pula keterampilan menganalisa soal
berbentuk grafik. Langkah penyelesaian
jika menghadapi soal yang menanyakan
bentuk grafik dari suatu perumusan adalah :
1. Mengetahui rumusnya
2. Dapat menginterpretasikan rumus dalam
bentuk grafik
Secara umum perlu diketahui 4 bentuk
interpretasi grafik sebagai berikut :
1. Berbanding lurus linear








tg = c = gradien grafik
contoh :
1. S = V t ===> GLB

S


t
2. P V = n R T ===> Gas ideal
Pada volume tetap (proses isochorik)
T
V
R n
= P ===> P = C T
P

T

2. Berbanding lurus kuadratis











Contoh :
1. S = Vo t + a t
2
===>GLBB
s (m)


t (dt)

2. Ep = k x
2
===> Energi potensial
pegas
Ep (J)



x (m)

3. Berbanding terbalik linear












Contoh :
1. f = v/ ===> frekuensi

f




2. P V = n R T ===> Gas ideal
Pada suhu tetap (proses isothermis)
T
V
R n
= P ===>
V
C
= P
P


V

4. Berbanding terbalik kuadratis




A X B = + i (AyBz AzBy)
j (AxBz AzBx)
+ k (AxBy AyBx)

Bentuk rumus Y = C X
Y
Bentuk Grafik
)
X
Bentuk rumus Y = C X
2

Y
C > 0
Bentuk Grafik X

C < 0

Y

Bentuk Grafik
X

Bentuk Rumus Y =
X
C

Bentuk Rumus Y =
2
X
C







Contoh :
2

2 1
r 4
q q
= F 1. ===> Gaya Coulomb

F



r

2.
2
2 1
r
m m
G = F ===> Gaya Gravitasi

F



r
Disamping ke empat konsep grafik diatas,
masih terdapat interpretasi yang lain
sebagai berikut :

Tipe : 1
Tinjau V = dS/dt ===> V merupakan
gradien grafik S t.
S


t

tg = V = dS/dt

Tipe : 2
Tinjau V = dS/dt, ===> dS = V dt, maka :
S = V dt ===> Artinya S (jarak) dapat
ditentukan dengan menghitung besarnya
luasan di bawah kurva V t.
Misal :.
V
S = luasan segitiga

t

Hal ini berlaku pula untuk semua
perumusan lain yang memiliki tipe
perumusan sebagai mana diatas.
Contoh yang lain :
1. a =
dt
dV
4. I =
dt
dq
dsb
2. F =
dt
dp

3. P =
dV
dW

Masing-masing dapat diuraikan satu
diantara dua kemungkinan, kalau bukan
berbicara gradien, pasti luasan.

Catatan :
Bangun yang sering keluar dalam soal
adalah luasan bangun trapesium :

a b

c

Contoh Soal dan Pembahasan :

1. Besaran-besaran di bawah ini yang TIDAK
merupakan besaran besaran turunan
adalah:
A. momentum D. gaya
B. volume E. massa
C. kecepatan
Jawaban : E
(Lihat teori singkat)

2. Meter
2
kilogram per detik adalah satuan
A. energi D. momen kelembaman
B. daya E. momentum sudut
C. momen gaya
Jawaban : E
A. Energi (w) =
1. m v
2
= m g h
= kg m
2
/dt
2
= Joule
2. q V (energi listrik)
= elektron-volt
3. P t
= watt-detik
= kilowatt-jam (Kwh)
= daya kuda (Hp)
B. Daya (P) =
t
w
= kg m
2
/dt
3

C. Kelembaman (I) = m r
2
= kg m
2

D. Momen gaya ( ) =d x F = kg m
2
/dt
2

E. Momentum sudut (L) = I = kg m
2
/dt

3. Besaran di bawah ini yang memiliki
dimensi [ M ] [ L ]
-1
[ T ]
2
adalah
A. gaya D. momentum
B. tekanan E. percepatan
C. energi

Jawaban : B
Y
Bentuk Grafik

X

L = c ( a + b )
Dari dimensi [ M ] [ L ]
-1
[ T ]
2
di dapat
satuannya kg/ms
2
Analisa :
A. Gaya ===> F = m a
= kg m/s
2

= [ M ] [ L ] [ T ]
2
B. Tekanan ===> P = F/A = mg / A
= kg m/s
2
/ m
2
= [ M ] [ L ]
-1
[ T ]
2
C. Energi ===> W = m g h


= kg m/s
2

= [ M ] [ L ]
2
[ T ]
2
D. Momentum ===> P = m v
= kilogram m/dt
= [ M ] [ L ] [ T ]
1


E. Percepatan ===> a = v/t
= kilogram m/dt
2

= [ M ] [ L ] [ T ]
2

4. Rumus dimensi momentum adalah :
A. [ M ] [ L ] [ T ]
2

B. [ M ] [ L ]
-2
[ T ]
2

C. [ M ] [ L ]
-1
[ T ]
1

D. [ M ] [ L ] [ T ]
1

E. [ M ] [ L ]
-1
[ T ]
Jawaban : D
Rumus : P = mv
(satuan) = kgm/s
(dimensi) = [ M ] [ L ] [ T ]
-1

5. Untuk mengukur diameter lubang botol
bagian dalam, agar teliti harus digunakan
alat yaitu
A. penggaris dengan skala cm
B. jangka sorong
C. respirometer
D. mistar dengan skala mm
E. mikrometer sekrup
Jawaban : B
Untuk mengukur diameter lubang botol
bagian dalam alat ukur yang tepat adalah
jangka sorong

6. Hasil pengukuran tebal sebuah buku adalah
0,02540 m. Banyaknya angka penting pada
hasil pengukuran tersebut adalah
A. dua D. lima
B. tiga E. enam
C. empat
Jawaban : C
Angka nol yang terletak disebelah kiri
angka bukan nol, baik yang disebelah kiri
maupun sebelah kanan koma desimal,
bukan merupakan angka penting


7. Sebuah pita diukur ternyata lebarnya 12,3
mm dan panjangnya 125,5 cm. Luas pita
mempunyai angka penting sebanyak
A. dua D. lima
B. tiga E. enam
C. empat
Jawaban : B
Hasil akhir operasi diatas, hanya boleh
memiliki angka penting paling sedikit dari
komponen-komponen operasi tersebut

8. Dua buah gaya yang besarnya 10 N dan 5 N
bekerja pada satu titik tangkap dan
keduanya membentuk sudut . Agar
dihasilkan gaya resultan sebesar 25 Newton,
maka nilai cos adalah
A. 4 D. 7
B. 5 E. 8
C. 6

Jawaban : B
F
R
= cos 2
2 1
2
2
2
1
F F F F + +
25 = cos ) 5 ( ) 10 ( 2 + 5 + 10
2 2

625 = 125 + 100 cos
cos =
100
500
cos = 5

9. Jika sebuah vektor dari 12 N diuraikan
menjadi dua buah vektor yang saling tegak
lurus dan yang sebuah dari padanya
membentuk sudut 30
0
dengan vektor itu,
maka besar masing-masing vektor adalah
A. 6 N dan 6 3 N
B. 6 N dan 6 2 N
C. 6 N dan 3 2 N
D. 3 N dan 3 2 N
E. 3 N dan 3 3 N
Jawaban : A
Perhatikan grafik berikut !

Fy F = 12 N


30
Fx

Fx = 12 cos 30
0
N Fx = 6 3 N

Fy = 12 sin 30
0
N Fx = 6 N

10. Dua vektor A = -2i + 3j - 4k dan B = 2i +
2j - 3k, maka A x B adalah
A. i + 14j + 10k
B. -i - 14j - 10k
C. i - 14j + 10k
D. -i + 10j - 14k
E. -i + 10j + 14k
Jawaban : B
i j k
A X B = -2 3 -4
2 2 -3

= i(-9 + 8) j(6 + 8) + k (-4 6)
A X B = -i - 14j - 10k


=====O0O=====

Soal-soal :

1. Satuan kuat medan listrik dinyatakan dalam
1. Newton/coulomb 3. Volt/meter
2. Joule/newton 4. Coulomb/volt
Pernyataan diatas yang sesuai adalah :
A. 1, 2 dan 3 D. 4
B. 1 dan 3 E. semua salah
C. 2 dan 4

2. KWh adalah satuan dari
A. kuat arus listrik D. daya listrik
B. hambatan listrik E. energi listrik
C. potensial listrik

3. Satuan tekanan dalam S.I. adalah :
A. Atmosfer D. Newton
B. Pascal E. Mm Hg
C. Cm Hg

4. Pada hukum Boyle PV = k ; k mempunyai
dimensi :
A. daya D. momentum linear
B. usaha E. konstanta pegas
C. suhu

5. Dalam sistem SI, satuan kalor adalah :
A. kalori D. derajat kelvin
B. joule E. derajat celcius
C. watt

6. Yang bukan besaran vektor diantara besaran
berikut ini adalah
A. kecepatan D. gaya
B. laju E. pergeseran
C. percepatan

7. Lintasan sebuah partikel dinyatakan dengan
x = A + Bt + Ct
2
. Dalam rumus itu x
menunjukkan tempat kedudukan dalam cm,
t waktu dalam sekon, A, B, dan C masing-
masing merupakan konstanta. Satuan C
adalah
A. cm/s D. s/cm
B. cm/s
2
E. cm
C. cm.s

8. Permitivitas hampa mempunyai dimensi :
A. [ M ] [ L ] [ T ]
2
[ I ]
1

B. [ M ] [ T ]
2
[ I ]
1

C. [ M ]
2
[ L] [ T ]
2
[ I ]
1

D. [ M ] [ L ]
1
[ T ]
3
[ I ]
2

E. [ M ]
-1
[ L ]
-3
[ T ]
4
[ I ]
2


9. Dimensi konstanta Planck adalah
A. [ M ] [ L ]
2
[ T ]
3

B. [ M ] [ L ]
2
[ T ]
1

C. [ M ] [ L ]
2
[ T ]
2

D. [ M ] [ L ]
2
[ T ]
3

E. [ M ] [ L ]
3
[ T ]
3


10. Meter kubik adalah
A. besaran pokok
B. besaran tambahan
C. besaran turunan
D. satuan besaran turunan
E. satuan besaran pokok

11. Alat ukur jangka sorong mempunyai
ketelitian
A. 0,01 cm D. 0,001 cm
B. 0,01 mm E. 1 mm
C. 0,1 cm

12. Pada pengukuran pelat logam diperoleh
hasil panjang 1,75 m dan lebar 1,30 m. Luas
pelat menurut aturan penulisan angka
penting adalah
A. 2,275 m
2
D. 2 m
2

B. 2,28 m
2
E. 2,2750 m
2

C. 2,3 m
2


13. Tiga buah gaya F
1
, F
2
dan F
3
memiliki arah
dan besar seperti pada gambar. Pernyataan
yang benar adalah


F
3
F
2


F
1

A. F
1
+ F
2
= F
3
D. F
1
F
2
= F
3

B. F
2
+ F
3
= F
1
E. F
3
+ F
1
= F
2


C. F
1
+ F
2
+ F
3
= 0

14. Dua vektor besarnya masing-masing 6
satuan dan 8 satuan. Besarnya vektor
resultan yang tidak mungkin adalah
A. 1 satuan D. 10 satuan
B. 2 satuan E. 14 satuan
C. 9 satuan

15. Dua buah vektor masing-masing
mempunyai nilai atau harga sama dengan
resultannya apabila kedua vektor tersebut
saling mengapit sudut
A. 30
0
D. 90
0

B. 45
0
E. 120
0

C. 60
0


16. Besaran berikut yang berdimensi sama
adalah
A. massa dan berat
B. kecepatan dan percepatan
C. energi potensial dan usaha
D. energi kinetik dan tekanan
E. gaya dan daya

17. Pada gambar berikut ini B x A adalah
vektor
C
B

A

A. A D. C
B. C E. A
C. B

18. Hasil pengukuran massa sebuah kelerang
adalah 54 gram. Jumlah massa sembilan
kelereng yang sejenis dan seukuran dengan
kelereng pertama adalah
A. 486 gram D. 500 gram
B. 490 gram E. 400 gram
C. 480 gram

19. Pada GLBB, grafik yang menyatakan
hubungan antara energi kinetik suatu benda
dengan waktunya adalah :
A. Ek D Ek




t t
B. Ek E. Ek




t t
C. Ek




t

20. Hukum coulomb dapat dinyatakan melalui
persamaan
2
2 1
r
q q
k F = grafik berikut yang
menggambarkan persaman tersebut adalah

A. F D. F




r
2
r
2

B. F E. F




r
2
r
2

C. F




r
2

=====O0O=====

Anda mungkin juga menyukai