Anda di halaman 1dari 15

Deskripsi botani

Melinjo merupakan tumbuhan tahunan berbiji terbuka, berbentuk pohon yang berumah
dua (dioecious, ada individu jantan dan betina). Bijinya tidak terbungkus daging tetapi
terbungkus kulit luar. Batangnya kokoh dan bisa dimanfaatkan sebagai bahan bangunan.
Daunnya tunggal berbentuk oval dengan ujung tumpul. Melinjo tidak
menghasilkan bunga dan buah sejati karena bukan termasuk tumbuhan berbunga. Yang
dianggap sebagai buah sebenarnya adalah biji yang terbungkus oleh selapis aril yang
berdaging.
Tanaman melinjo dapat tumbuh mencapai 100 tahun lebih dan setiap panen raya mampu
menghasilkan melinjo sebanyak 80 - 100 Kg, Bila tidak dipangkas bisa mencapai
ketinggian 25 m dari permukaan tanah.
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif (biji) atau vegetatif
(cangkokan, okulasi, penyambungan dan stek).
Gnetum gnemon merupakan satu-satunya contoh yang saya ambil untuk membuat peri
kehidupan dari kelas Gnetopsida. Merupakan tumbuhan yang habitusnya pohon dengan
batang yang berkayu serta pola percabangan monopodial. Daunnya jenis tunggal dengan
tepi yang rata, duduk daunnya berhadapan serta sudah memiliki pola pertulangan daun.
Merupakan tumbuhan yang berumah dua dimana strobilus jantan dan betina terpisah,
letak keduanya adalah sama-sama aksilaris. Jumlah mikrosporofi dan makrosporofil
banyak dan berkarang. Keterbukaan bijinya sudah hampir tertutup.













Anatomi Batang Gnetum Morfologi Gnetum gnemon
1, branch with male inflorescences; 2, part of male inflorescence; 3, male flower; 4, branch with female
inflorescence and infructescence; 5, female inflorescence; 6, seed
Redrawn and adapted by W. Wessel-Brands
Keprimitifan suatu spesies jika dilihat dari hasil pengamatan adalah yang jumlah skornya
paling sedikit. Namun pada dasarnya keprimitifan/kemajuan suatu spesies dilihat dari
pola percabangannya, keterbukaan bijinya habitusnya atau lebih tepatnya sifatnya lebih
mendekati tumbuhan berbiji terbuka. Artinya semakin mendekati sifat tumbuhan berbiji
terbuka maka Pinophyta ini sudakh semakin maju. Selain itu juga sifatnya sudah jauh
dari tumbuhan paku. Tumbuhan yang sudah memiliki kemajuan adalah yang sudah
mempunyai pola pertulangan daun seperti pada Gnetum, namun jika dilihat dari
keterbukaan bijinya, Gnemon memiliki biji yang hampir tertutup yang artinya sudah
maju, Jenis kelamin juga berpengaruh dari penilaian maju atau tidaknya tumbuhan ini,
yang berjenis kelamin ganda atau berumah satu dianggap lebih primitive daripada yang
berumah satu. Untuk penentuan skor keprimitifan/kemajuan tersebut tergantung dari
aspek yang diamati, makin besar kemiripannya dengan tumbuhan berbiji tertutup maka
poin yang diberikan besar tapi jika lebih mendekati tumbuhan paku maka skornya kecil.
Dari hasil pengamatan kami yang paling maju perkembangannya adalah spesies dari
familia Gnetaceae yakni Gnetum gnemon karena memiliki skor paling tinggi dan jika
dilihat morfologisnya spesies ini sudah mirip seperti tumbuhan berbiji tertutup.
D. Fisiologi
Pohon berumah dua yang selalu hijau dan berbatang lurus, tinggi dapat mencapai 5-10 m.
Daun berhadapan, berbentuk jorong, urat daun sekunder saling



bersambungan. Perbungaan majemuk soliter dan aksiler, melingkar di tiap nodus,
panjang bunga 3-6 cm. Terdapat 5 - 8 bunga betina di tiap nodus, berbentuk bola. Buah
seperti buah kacang, berbentuk jorong, bagian ujungnya runcing pendek, ketika masak
warna buah berangsur-angsur akan berubah dari kuning, merah hingga keunguan. Satu
biji dalam satu buah, buah besar dan kulit tengahnya keras berkayu.
E. Ekologi
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat / lempung, berpasir dan berkapur,
tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan
dapat tumbuh dari ketinggian 0 - 1.200 m dpl. Lahan yang akan ditanami melinjo harus
terbuka atau terkena sinar matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan
jarak tanam 6 - 8 m.
Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan
berkembang, melinjo tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus.
Melinjo dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan
melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah kecuali daerah pantai karena
tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang memiliki kadar garam yang tinggi.
Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan danperkebunan saja.
Di beberapa daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun
rumah dan dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
Habitat : Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan pada ketinggian hingga 1200 m.
Tempat-tempat beriklim kering umumnya membudidayakan tanaman ini. Tidak ada
syarat tertentu terhadap faktor kualitas dan kedalaman tanah, namun kadar ikat air pada
tanah atau irigasi perlu dilakukan selama musim kering.
Distribusi/Penyebaran : Melinjo ditemukan di seluruh kawasan Asia Tenggara (meskipun
merupakan tumbuhan asli dari Jawa dan Sumatra) dan tersebar hingga mencapai sebelah
utara Assam dan sebelah timur Fiji.
F. Syarat Tumbuh
Pohon melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan, pada ketinggian sampai 1200 m dpl.; umum dijumpai
di pinggiran sungai di Niugini. Lahan yang mengalami musim kering yang nyata tampaknya disenangi
untuk pembudidayaan melinjo, barangkali karena panennya dapat sekaligus pada lingkungan yang
demikian itu. Rupa-rupanya tidak ada persyaratan khusus mengenai kualitas tanah dan kedalamannya,
tetapi diperlukan retensi kelembapan yang memadai, demikian juga air rembesan atau irigasi, untuk
menjembatani musim kemarau. Pohon melinjo dianjurkan untuk program penghijauan wilayah.
Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung, berpasir dan berkapur, tetapi tidak
tahan terhadap tanah yang tergenang air atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari
ketinggian 0 - 1.200 m dpl.
[2]
Lahan yang akan ditanami melinjo harus terbuka atau terkena sinar
matahari, lubang tanam berukuran 60 X 60 X 75 cm, dengan jarak tanam 6 - 8 m.
[2]

Melinjo dapat ditemukan di daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo
tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atauiklim khusus. Melinjo dapat beradaptasi dengan
rentang suhu yang luas. Hal inilah yang menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di
berbagai daerah kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang
memiliki kadar garam yang tinggi.
Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya dapat dijumpai di hutan danperkebunan saja. Di beberapa
daerah tumbuhan melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan dimanfaatkan
oleh penduduk secara langsung.
G. Perkecambahan Biji Melinjo
Perkecambahan yang lama dari biji mlinjo itu sebabnya terletak pada embrionya
(lembaganya).Hasil pengamatan menunjukkan bahwa biji melinjo lepas pohon setelah
masak (berkulit merah) belum memiliki embrio yang sempurna.Embrio baru di
wujudkan oleh sekelompok sel yang belum diferensiasi.Perkembangan embrio trejadi di
luar pohon.Ini banyak terjadi pada tanaman dari Gymnospermae yang tidak di lindungi
oleh daging buah. Buah melinjo sebenarnya adalah biji,dan yang tampak merah setelah
tua itu adalah kulit luarnya.waktu lama yang di perluakn untuk berkecambah itu
sebenarnya adalah waktu yang di perlukan biji untuk menyempurnakan embrionya.Bila
perkecambahn embrio bisa lebih cepat maka perkecambahan akan lebih cepat terjadi dan
lebih serentak sehingga di peroleh bibit yang seragam tumbuhnya.Hasil penelitian di
alboratorim menunjukan sebab musabab lamanya perkecambahan embrio.Pembentukan
embrio sudah dapat di percepat dengan perlakuan tertentu.
Seperti penjelasan di atas perkembangbiakan tunbuhan melinjo secara generatif masih
mendapat hambatan. Hambatan ini disebabkan biji melinjo yang telah tua dan gugur dari
pohon induknya membutuhkan waktu yang lama untuk berkecambah, bila disemai pada
substrat tanah. Lamanya waktu yang dibutuhkan biji melinjo untuk berkecambah, diduga
karena tahap-tahap perkembangan bakal embrio tersebut membutuhkan waktu yang
lama.
Bakal biji setelah dipolinasi memperlihatkan, bahwa polen telah berada dalam rongga
polen, demikian juga set telur telah dibentuk setelah dua minggu dipolinasi. Polen
menempel dan mulai berkecambah pada jaringan nucleus yang berdegenerasi pada
minggu ketiga dan keempat. Pada minggu ketiga juga ditemukan endosperm telah
dibentuk di bagian khalaza kantung embrio dan memenuhi seluruh kantung embrio pada
minggu keenam. Bakal embrio stadium dua inti ditemukan pada minggu keempat dan
kelima setelah dipolinasi. Bakal embrio stadium dua inti ini adalah hasil pembelahan zigot
yang pada tahap awal pembelahan hanya inti zigot yang membelah.Bakal embrio ini akan
membentuk tonjolan yang memanjang berbentuk tabung ke arah horizontal atau ke arah
khalaza kantung embrio. Tonjolan ini dinamakan suspensor primer dan mulai dibentuk
pada tepi endosperm bagian mikropil pada minggu keenam setelah dipolinasi. Selanjutnya
suspensor primer membentuk percabangan dan menyusup ke dalam endosperm pada
minggu ketujuh. Suspensor primer selanjutnya membentuk percabangan yang banyak dan
tersebar di bagian tengah dan tepi endosperm sejak minggu kedelapan hingga minggu ke-
15 setelah dipolinasi.
Embrio Gnetum gnemon membentuk hypocotyl, yang bertindak sebagai suatu tempat
cadangan makanan dan mengambil makanan dari prothallus. daerah sebelah luar dari biji
yang tebal dibentuk dari perianth yang sebelah luar,kulit yang berkayu dibentuk dari
perianth yang bagian dalam itu. Jenis Gnetum yang memanjat ditandai oleh produksi
beberapa silinder pusat dari kulit pohon dan kayu sekunder, yang tambahan tambahan
cambium yang menghasilkan perisikel, seperti pada Cycas dan Makrozamia.
Bakal biji (ovule) dalam tanaman melinjo ini terdapat 3 lapisan pelindung yaitu :
1. Perianth merupakan lapisan luar dan berdaging (fleshy)
2. Integumen luar merupakan lapisan bagian tengah
H. Organ Reproduksi

Sporofit Gnetum gnemon bersifat Dioceous sehingga organ reproduksi jantan dan betina
terdapat pada tanaman yang berbeda. Organ reproduksi terorganisasi dalam strobili.
strobili tersusun atas perbungaan panikula atau fasikula pada ketiak daun. Strobili juga
tumbuh dalam ketiak pasangan daun sisik yang tersuun dekusata. Daun sisik ini
bergabung pada bagian dasarnya membentuk brakte.
Reproduksi Generatif Pada G.gnemon menggunakan organ reproduksi yang disebut konus
atau strobilus. Strobilus pada G.gnemon ada dua yaitu strobilus jantan dan strobilus
betina.

1.Strobilus jantan





Gambar. Flos Masculus Gnetum gnemon
Terdiri dari sumbu memanjang yang jelas buku dan ruasnya. Strobilus muda memiliki ruas yang sangat
pendek. Pada buku ini mendukung brakte yang berbntuk sisik, tersusun menggerombol. Brakte buku
bergabung membentuk struktur yang disebut kupula atau Collar. Jumlah kupula sesuai dengan jumlah
buku pada aksis, biasanya bervariasi antara 10-20. Tiap kupula mendukung 3-6 lingkaran bunga jantan.
Tiap lingkaran mendukung sejumlah bunga jantan. Bunga jantan dalam lingkaran tersusun berseling.
diatas lingkaran bunga jantan terdapat satu lingkaran yang bunga betina yang abortif. Pada Gnetum
gnemon 2 atau 3 kupula pada ujung strobilus, terdiksi dan steril. Di dalam strobilus jantan terdapat
banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-sel tersebut bermeiosis dari setiap
sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap.
2. Strobilus betina

Gambar.Flos Fuminus Gnetum gnemom
Strobilus betina mempunyai organisasi yang sama dengan strobilus jantan dengan tiap lingkaran
terdiri dari 4-10 ovul diatas tiap kupula. Tidak semua ovul akan berkembang menjadi biji, hanya
beberapa ovul yang mengalami kematangan. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada
tiap-tiap arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang
haploid. Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang
arkegonium.
Fertilisasi
Di dalam strobilus jantan terdapat banyak anteridium yang mengandung sel-sel induk butir serbuk. Sel-
sel tersebut bermeiosis dari setiap sel induk terbentuk 4 butir serbuk yang bersayap kemudian serbuk
sari jatuh pada tetes penyerbukan (ujung putik) buluh serbuk membelah menjadi inti tabung dan inti
spermatogen. Inti spermatogen membelah lagi menjadi dua inti sperma yang membuahi sel telur di
dalam ruang arkegonium. Pada strobilus betina terdapat banyak arkegonium. Pada tiap-tiap
arkegonium terdapat satu sel induk lembaga yang bermeiosis sehingga terbentuk 4 sel yang haploid.
Tiga mati, dan satu sel hidup sebagai sel telur. Arkegonium ini bermuara pada satu ruang arkegonium.
waktu penyerbukan kulit/pembungkus yang berbentuk pipa yang panjang mengeluarkan cairan pada
puncak kulminasinya, yang menjaga butir pollen, yang dibawa oleh angin, atau mungkin sampai taraf
tertentu oleh serangga, dan oleh penguapan ini ditarik ke atas puncak nucellus, jika disorganisasi
parsial sel telah menimbulkan suatu tidak beraturan pollen-chamber
Pollen-Tube, berisi dua generatif dan satu inti vegetatif, menembus dinding dari megaspore dan
kemudian menjadi menggembung yang akhirnya dua nucleus generatif keluar dari tabung dan sumbu
dengan dua nucleus di dalam 1/2 dari megaspora yang subur.Sebagai hasil dari fertilisasi , nucleus
yang fertil dari megaspore dikelilingi oleh suatu dinding sel, dan terbentuk zigot, yang mungkin
melekat pada dinding dari megaspore atau berakhir pada suatu tabung pollen mereka kemudian
tumbuh di dalam tabung panjang atau proembryos, cara mereka tumbuh ke arah prothallus dan
secepatnya embrio dibentuk di akhir dari tabung proembryo.
Hanya Satu embrio yang menjadi dewasa. Embrio Gnetum membentuk hypocotyl, yang bertindak
sebagai suatu tempat cadangan makanan dan mengambil makanan dari prothallus. daerah sebelah luar
dari biji yang tebal dibentuk dari perianth yang sebelah luar,kulit yang berkayu dibentuk dari perianth
yang bagian dalam itu. Jenis Gnetum yang memanjat ditandai oleh produksi beberapa silinder pusat
dari kulit pohon dan kayu sekunder, yang tambahan tambahan cambium yang menghasilkan perisikel,
seperti pada Cycas dan Makrozamia
Bakal biji (Ovule)
Pada Gnetum gnemon bakal bijinya terdiri dari 3 lapisan pelindung yaitu (1)Perianth, merupakan
lapisan paling luar dan berdaging(fleshy),(2) Integumen luar, merupakan lapisan bagian
tengah,(3)Integumen dalam, merupakan lapisan bagian dalam yang memanjang membentuk saluran
tangkai putik.
Biji
Kulit biji pada Gnetum gnemon dapat dibedakan menjadi 3 antara lain
o Sarcotesta
Merupakan kulit biji terluar dan biasanya berdaging. Tersusun atas epidermis dengan lapisan kutikula,
parenkim yang homogen, sklereid dengan dinding lignin, dan serat.
o Sklerotesta
Merupakan kulit biji bagian tengah dan keras. Lapisan ini mempunyai berbagai bentuk.
o Endotesta
Merupakan kulit biji bagian dalam. Tersusun atas parenkim, dan bersifat tipis seperti membran
(membranous)











NUTRISI DAN PEMANFAATAN HUKA/MELINJO

1. Kandungan Nutrisi
Penelitian yang sudah dilakukan pada melinjo menujukkan bahwa melinjo menghasilkan
senyawa antioksidan.Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi prorotein tinggi,
9-10 persen dalam tiap biji melinjo. Protein utamanya berukuran 30 kilo Dalton yang amat
efektif untuk menghabisi radikal bebas yang menjadi penyebab berbagai macam penyakit.
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga
bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang
disebabkan oleh bakteri.Peptida yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan punya
potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif.
Di Jepang dilakukan penelitian dan dilaporkan bahwa melinjo termasuk tumbuhan purba
yang secara evolusi dekat dengan tanaman Ginkgo biloba yang ada di Jepang.
Ginkgo adalah spesies pohon hidup tertua, yang telah tumbuh selama 150-200 juta tahun
dan dipercaya sebagai tonik otak karena memperkuat daya ingat. Daun Ginkgo juga
punya khasiat antioksidan kuat dan berperan penting dalam oksidasi radikal bebas
penyebab penuaan dini dan pikun.
Sampai saat ini, doktor biokimia dari Osaka Prefecture University, Jepang telah
mengisolasi dua jenis protein yang menunjukkan aktivitas antioksidan tinggi. Dari seluruh
bagian tumbuhan melinjo yang pernah diekstraknya, mulai dari daun, kulit batang, akar,
sampai biji, ditemukan protein paling potensial adalah dari biji. Riset menunjukkan
aktivitas antioksidan dari kandungan fenolik ini setara dengan antioksidan sintetik BHT
(Butylated Hydroxytolune).
Selain itu melinjo juga merupakan antimikroba alami. Itu artinya protein melinjo juga
bisa dipakai sebagai pengawet alami makanan sekaligus obat baru untuk penyakit yang
disebabkan oleh bakteri. Peptida Gg-AMP yang diisolasi dari biji melinjo diindikasikan
punya potensi aktif menghambat beberapa jenis bakteri gram positif dan negatif..
Biji dan daun Gnetum gnemon mengandung saponin dan flavonoida, disamping itu biji
juga mengandung tanin.


Kandungan Gizi buah Melinjo/Huka 100 gr
sumber : http://manycalories.com/id

Jumlah per Porsi
Kalori 47
dari Lemak
0.90

% Nilai harian*
Total Lemak 0.10 g 0.2 %
Lemak Jenuh 0.000 g 0.0 %
Kolesterol 0 mg 0.0 %
Sodium 0 mg 0.0 %
Total Karbohidrat 11.80 g 3.9 %
Diet Serat 2.4 g 9.6 %
Protein 0.90 g 1.8 %

Vitamin C 88.3 %
Vitamin B1 Thiamin 6.0 %
Vitamin B2 Riboflavin 2.4 %
Vitamin B3 Niasin 1.5 %
Vitamin B5 Asam Pantotenat
acid
2.5 %
Vitamin B6 3.0 %
Kalsium 4.0 %
Besi 0.6 %
Kalium 5.2 %
Fosfor 1.4 %
Magnesium 2.5 %
Seng 0.7 %
Tembaga 2.5 %
Mangan 1.5 %
C Sistein 1.9 %
F Fenilalanin 3.5 %
I Isoleusin 1.8 %
K Lisin 2.2 %
L Leusin 0.8 %
M Metionin 3.8 %
T Treonin 1.4 %
Tirosin 1.8 %
V Valin 2.2 %
W Triptofan 3.2 %
* Nilai Persen harian berdasarkan diet 2.000
kalori. Nilai harian Anda mungkin lebih
tinggi atau lebih rendah tergantung pada
kebutuhan kalori Anda.
2. Pemanfaatan Melinjo
Melinjo jarang dibudidayakan secara intensif. Kayunya dapat dipakai sebagai bahan papan dan alat
rumah tangga sederhana. Daun mudanya (disebut sebagai so dalam bahasa Jawa) digunakan sebagai
bahan sayuran (misalnya pada sayur asem). Bunga (jantan maupun betina) dan bijinya yang masih
kecil-kecil (pentil) maupun yang sudah masak dijadikan juga sebagai sayuran. Biji melinjo juga menjadi
bahan baku emping..Kulitnya bisa dijadikan abon kulit melinjo.
a. Meningkatkan daya tahan tubuh :
Saat menyebut melinjo, sebagian besar orang mungkin lebih mengenalnya sebagai bahan
baku emping dengan rasa khasnya yang pahit. Ada orang yang berpantang melinjo karena
takut terkena asam urat. Padahal kandungan melinjo bisa meningkatkan daya tahan
tubuh
b. Peneliti dari Universitas Jember, Tri Agus Siswoyo, menilai bahwa aktivitas antioksidan biji melinjo
setara dengan vitamin C. Aktivitas antioksidan ini diperoleh dari konsentrasi protein tinggi, 9-10
persen, dalam tiap biji melinjo.Protein utamanya sangat efektif untuk menghabisi radikal bebas
penyebab berbagai macam penyakit, seperti hipertensi, kolesterol tinggi, penyempitan pembuluh
darah, dan penuaan dini.
c. Potensi besar yang terkandung di dalam sebutir biji melinjo atau Gnetum gnemon itu membuat Tri
yakin melinjo adalah sumber protein fungsional yang cocok dijadikan suplemen makanan nutrasetikal
(bahan pangan berkhasiat untuk kesehatan), termasuk untuk mencegah dan mengobati penyakit.
Apalagi biji melinjo mudah diperoleh.
d. Suplemen murah
Diakui hingga saat ini memang belum ada studi resmi tentang penggunaan protein biji melinjo sebagai
sumber antioksidan. Padahal, jika pemanfaatan peptida antioksidan dari hidrolisis biji Gnetum gnemon
ini berhasil, akan tersedia suplemen nutrasetikal yang murah dan bisa jadi alternatif yang aman.
Berbeda dengan di dalam negeri, Jepang sudah melirik potensi antioksidan dari biji famili Gnetaceae
ini. Hasil penelitian Tri tentang isolasi dan karakterisasi peptida antioksidan dari biji melinjo ini
membuatnya menjadi salah satu penerima dana riset dari Indonesia Toray Science Foundation, sebuah
yayasan yang dibentuk perusahaan tekstil dan serat sintetis terbesar di Jepang.
3. KOMODITI EKSPOR INDONESIA
Gnemon adalah tanaman asli Asia Tenggara dan pulau-pulau di Pasifik barat termasuk
Fiji, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, dan Vanuatu. Pohon itu tumbuh di hutan
hujan dataran rendah pada ketinggian di bawah 1700 m. Jenis ini banyak dibudidayakan
di berupa kebun dan kebun.
Indonesia adalah negara yang menjadikan biji melinjo sebagai komoditi ekspordalam
jumlah yang cukup besar.
[5]
Melinjo akan dipanen dan menghasilkan buah setelah 5- 6
tahun setelah penanaman biji.
[5]
Di daerah Sumatera Barat setiap tahunnya dilaporkan
menghasilkan 20.000- 25.000 buah melinjo dan produksi bijinya mencapai 80- 100 kg
per pohon per tahun.



PERBANYAKAN TANAMAN MELINJO/HUKA

A.Pembibitan
Tanaman melinjo dapat diperbanyak dengan cara generatif( dengan biji) dan dengan
cara vegetatif (cangkokan,okulasi,penyambungan,stek).Masing- masing cara tersebut
tentunya mengandung kebaikan dan kelemahan yang secara lengkap akan diuraikan
berikut ini
1. Secara Generatif
Dengan cara generatif,yakni melalui perkecambahan biji,akan diperoleh bibit tananman
melinjo dalam jumlah besar sehingga dapat menunjang pengembangan tanaman melinjo
secara besar- besaran.
Kebaikan dari cara generatif ini adalah :
a. Pertumbuhan tanaman dapat kuat, karena sistem perakarannya dalam (berakar
tunggang ) sehinga lebih tahan terhadap kekeringan.
b. Masa hidup atau umur tanaman lebih panjang dibandingkan dengan tanaman yang
berasal dari pengembambangan vegetatif
Kelemahan dari cara generatif itu sendiri adalah :
a. Tanaman yang diperoleh sering berubah atau tidak sama dengan sifat-sifat tanaman
induknya.
b. Untuk dapat berproduksi membutuhkan waktu yang lama yakni setelah tanaman
berumur 5-7 tahun
c. Jenis Kelamin tanaman tidak bisa diketahui sebelum tanaman itu berunga,sehingga dapat
mengurangi efektifitas pengembangan secara besar- besaran dalam kaitannya dengan
jumlah hasil produksi biji melinjo yang diharapkan sebanyak-banyaknya.

Masalah utama pada pengembangan secara genertif ini adalah banyak keluhan
mengenai lamanya waktu yang diperlukan biji untuk berkecambah.Bahkan ada yang
berpendapat bahwa biji melinjo tidak mau tumbuh,karena kurang sabar menanti setelah
beberapa bulan biji tidak tumbuh ,kemudian biji dibuang.
Biji melinjo pada umumnya mulai berkecambah 6 bulan setelah ditanam(disemai),dan
presentasinya sangat rendah yakni 1% -2%.Makin lama,persentasi yang berkecambah
makin naik,biasanya hampir semua biji berkecambah,hanya beberapa saja yang baru
berkecambah setelah sekian lama berada persemaian,kemungkinan biji itu tidak memiliki
embrio,hanya memiliki endosperm ( Bower,1889).
Perkembangan Biji melinjo selain makan waktu lama juga tidak serentak (maksudnya
bertahap) sehingga diperolelah bibit yang umur dan pertumbuhannya tidak seragam.
Karena lama dipersemaian , biji dapat terserang mikroorganisme,sehingga bibit yang
diperoleh tidak seperti yang diharapkan.
Bahwa perkecambahan biji dimulai 6 bulan setelah disemai,itu tidaklah
mutlah,karena perkembangan embrio dan biji yang telah masak ternyata bervariasi
sewakrtu lepas dari pohon.Dapat terjadi biji berkecambah selama 3-4 bulan di
pesemaian,tetapi hal ini jarang sekali terjadi dan presentasenya sangat rendah yakni
kurang dari 1%.
Banyak orang berpendapat bahwa lamanya waktu yang diperlukan biji melinjo untuk
berkecambah disebabkanoleh suatu dormasi (masa tidur), yakni dormasi kulit keras dari
kulit melinjo.Pendapat ini tidak benar .Kontraksi kulit melinjo memungkinkan airn
dengan mudah masuk kedalam biji dan kecambah tanpa kesukaran dapat keluar dari
biji.Jadi,adanya anjuran utuk merusak kulit biji melinjo sebelum disemai adalah kurang
cepat.
Perkecambahan yang lama dari biji melinjo itu sebabnya terletak pada embrionya
(lembaganya). Hasil pengamatan menunjukan bahwa biji melinjo setelah lepaspohon
karena telah masak (berkulit merah), belum memiliki embrio yang sempurna. Embrio
baru diwujudkan oleh sekelompok sel yang belum mengalami diferensi( pembelahan
fungsi). Perkembangan embrio berlangsung diluar pohon. Ini banyak terjadi pada
tanaman dari Gymnospermae (berbiji terbuka) yang tidak dilindungi oleh daging buah.
Buah melinjo sebenarnya adalah biji, dan, yang tampak merah setelah itu adalah biji,dan
yang tampak merah setelah tua itu adalah luarnya.
Waktu lama yang diperlukan untuk berkecambah itu sebenarnya adalah waktu yang
diperlukan biji untuk menyempurbakan embrionya.Bila perkembangan embrio dapat
dipercepat ,maka perkecambahan akan lebih cepat terjadi dan serentak,sehingga dapat
diperoleh bibit yang lebih seragam tumbuhnya.Hasilpenelitian di laboratorium
menunjukan sebab musabab lamanya.Hasil penelitian dilaboratorium menunjukkan sebab
musabab lamanya perkembangan embrio.Pembentukan embrio sudah dapat dipercaya
dengan perlakuan tertentu.Langkah selanjutnya adalah menemukan cara praktis yang
sederhana sehinnga dapat dilakukan oleh masyarakat.(Titi Sudarti,1990).

a. Pengumpulan dan Pemilihan biji
Mengumpulkan biji melinjo secukupnya menurut kebutuhan, kemudian dipilih yang
kualitasnya baik yaitu:
1) Bila masih ada kulit luarnya,dipilih yang warnanya merah tua.Bila sudah tidak ada
kulitnya,dipilih biji yang warna kulit luarnya hitam kecoklat coklatan dan mengkilat.
2) Ukuran bijinya besar dan tidak cacat serta sehat ( tidak terserang hama dan penyakit)

b. Pembuatan Petak Tanah Persemaian
Dipilih tanah dengan ukuran 2x6 m yang tidak tergenang air, gembur dan cukup
terkena sinar matahari. Tanah ini diolah atau dicangkuli sedalam 10-15 cm, kemudian
ditaburi sedikit abu dapur/ kapur ,atau obat pembasmi hama misalnya dengan
menyiramkan larutan formalir 4% sebanyak 10 liter larutan permeter persegi tanah
persemaian;kemudian ditutup selama 24 jam dengan plastik atau daun pisang.Hal ini
dilakukan untuk mensterilkan tanah persemaian.

c. Penanaman pada Persemaian
Letakkan biji melinjo yang sudah tidak ada kulit luarnya ke dalam tanah
persemaian,dengan posisi yang agak runcing dibenamkan 9ditaruh bagian
bawah) sedalam 2-3 cm.Jarak antar biji yang disemai 10 15 cm.Lantas biji melinjo yang
sudah tertanam dalam persemaian itu ditutup dengan tanah gembur yang dicampuri
kompos dengan ketebalan 3-4 cm,selanjutnya ditutup dengan daun pisang yang sudah tua
tetapi belum kering dan daun kelapa yang belum kering pula.Lakukan penyimpanan
setiap hari dengan air secukupnya (tidak menggenang),dan setelah 9 bulan,biji.- biji
melinjo sudah mulai berkecambah.Setelah berdaun sebanyak 4-5 pasang,bibit dapat
dipindahkan pada keranjang bibit atau kantong plastik yang sebelumnya sudah diisi
dengan tanah gembur ,subur, dan dicampurkan pupuk kandang yang sudah jadi (siap
pakai).Cara memindahkan bibit dari persemaian jangan dengan cara dicabut begitu
saja,supaya akar-akar tidak rusak, maka tanah disekitar bibit digali
secukupnya,kemudian bibit diangkat bersama tanahnya dan dipindahkan pada keranjang
atau plastik tersebut.Bibit bibit dalam keranjang atau plastik tersebut ditaruh pada
tempat yang agak terlindung (tidak terkena sinar matahari tarik sepanjang hari),dan
dipelihari terutama dilakukan penyiraman dan jangan sampai terdapat tanaman
pengganggu.Setelah daun-daun bibit bertambah banyak berarti sudah siap untuk ditanam
di lapangan.

2. Secara Vegetatif
Pengembangan tanaman melinjo juga dapat dilakukan dengan cara
vegetatif,yaitu melalui cangkokan ,okulasi ,sambungan ,dan stek. Cara- cara ini pun
memiliki kebaikan dan kelemahannya.Namun secara umum pengembangan dengan cara
vegetatif ini bertujuan :
Mendapatkan sifat tanaman yang sama dengan induknya
Mendapatkan sifat tanaman yang pendek
Masing masing cara pengembangan vegetatif ini akan diketengahkan :
a. Mencangkok
Tanaman melinjo termasuk tanaman yang mudah dicangkok hingga cara ini merupakan
cara yang praktis, dan beberapa bulan saja sudah tumbuh perakarannya serta cepat bisa
dipisahkan dari pohon induknya. Namun ada kebaikan dan kelemahannya.
Kebaikannya adalah:
Sifat dari tanaman cangkokan itu sama benar dengan tanaman induknya, termasuk sudah
diketahiu jenis kelaminnya.
Tanaman bisa cepat berproduksi yaitu hanya membutuhkan waktu 3-4 tahun asal dirawat
dengan baik.
Kelemahannya adalah:
Perakarannya dangkal karena tidak memiliki akar tunggang, sehingga lebih mudah
tumbang atau kurang tahan terhadap kekeringan.
Pengembangan tanamanmelinjo secara besr-besaran sulit bisa diperbanyak secara besar-
besaran.
Mencangkok tanaman melinjo pada dasarnya sama seperti mencangkok tanaman yang
lainnya. Alat yang diperlukan berupa pisau yang tajam dan bersih, serabut kelapa atau
kantong plastik sebagai pembungkus, dan tali plastik rafia. Media yang digunakan adalah
tanah gembur yang dicampur dengan kompos atau pupuk kandang yang sudah jadi.
Langkah-langkah mencangkok:
1. Pilihlah pohon melinjo yang memiliki sifat baik yaitu sehat, menghasilkan tinggi dan biji
besar-besar.
2. Memilih cabang yang akan dicangkok yaitu cabang yang sehat, pertumbuhan rantingnya
merata dan besarnya kira-kira sebesar jari kiaki orang dewasa.
3. Cabang yang terpilih disayat melingkar, jarak antar sayatan bagian atas dan bawah
sekitar 5-6 cm. Kulit bagian sayatan ini dikupas pada bagian kayunya, dan lapisan
kambiumnya dihilangkan.
4. Bagian luka ditutup dengan tanah gembur yang sudah dicampurkan dengan pupuk
kandangatau kompos secukupnya. Agar media bisa menempel terlebih dahulu dibasahi
dengan air dan dibalut memakai sabut kelapa atau plastik yang diikat dengan tali rafia.
Plastiknya diberi lubang kecil-kecil untuk tempat masuknya air agar media tetap lembab.
Lebih baiknya lagi jika pencangkokan dilakukan saat musim penghujan sehingga tidak
perlu menyirami cangkokan.
Tanaman melinjo termasuk tanaman yang mudah dicangkok dan mudah tumbuh
perakarannya. Dalam waktu 3-4 bulan cabang yang dicangkok dapat dipotong atau
dipisahkan dari induknya dengan cara digergaji. Setelah dipotong jangan langsung
ditanam di lapangan namun dipindahkan ke pot besar atau keranjang terlebih dahulu
agar tidak mengalami stagnasi. Namun sebelumnya daun dari bibit cangkokan perlu
dikurangi banyak terlebih dahulu agar tidak mengalami penguapan sehingga
Bibit cangkokan tidak mengalami kekeringan yang mematikan. Bibit cangkokan
sebaiknya diletakkan dalam tempat yang teduh namun tetap mendapatkan penyinaran
dari pagi sampai agak siang, dan menjaga agar tanah dalam keranjang tidak sampai
kering. Setelah beberapa bulan akan bertambah tunas-tunas dan daun-daun baru sehingga
sudah mungkin untuk ditanam di lapangan.
b. Penyambungan
Cara pengembangan secara vegetatif yang lain adalah dengan menyambung ,yaitu
menempelkan bagian tanaman yang dipilih (berasal dari pohon induk ) sebagai batang
atas (entrys) kepada bagian tanaman yang lain sebagai batang bawah (onder stam),untuk
membentuk satu tanaman bersama (kombinasi).
Ragam penyambungan itu ada banyak sekali, tetapi pada pokoknya dapat dibagi dua yaitu
:
1. Penyambungan Pucuk ( enten, grafting),termasuk disini adalah model penyusuan
(inarching,approach grafting)
2. Penyambungan mata atau biaasa disebut okulasi
Pengembangan tanaman dengan penyambungan ini bertujuan:
1. Mempetahankan atau memperoleh sifat-sifat baik dari pohon induk
2. Memperoleh kebaikan batang bawah yang pada umumnya digunakan bibit yang berasal
dari biji ,sehingga perakarannya dalam dan kuat.
3. Mengubah jenis kelamin tanaman yang diinginkan sehingga nantinya dapat
menghasilakan biji dalam jumlah dan mutu yang baik
4. Memperpendek tanaman sehingga mempermudah dalam pemetikan (pemungutan bijinya)
Cara melakukan okulasi :
1. Terlebih dahulu menyiapkan batang bawah yang berasal dari biji,yaitu bibit yang sudah
berumur 1-2 tahun(kira-kira batangnya sebesar jari tangan sampai sebesar ibu jari kaki)
2. Mata tempel diambil perlahan lahan dengan mengupas kulit sekitar mata dari induk
yang benar-benar bagus (sehat dan produktif),demikian pula tanaman yang akan
ditempeli (batang bawah) dikupas kulitnya 15-30 cm dari permukaan tanah.
3. Setelah mata ditempelkan ,kemudian ditutup dengan tali rafia dengan mata tunas tetap
terbuka .beberapa hari kemudian okulasi dikatakan berhasil bila mata tunas tetap
segar,tetapi bila menjadi kering maka okulasi mengalami kegagalan dan perlu diulang
4. Apabila okulasi berhasil maka tali rafia dibuka kemudian batang disebelah atas okulasi
dirundukkan (jangan cepat-cepat dipotong seluruhnya agar mata tunas dapat cepat
tumbuh)
5. Kalau tunas-tunas tersebut sudah memiliki beberapa daun (sudah mampu
berasimilasi)maka bagian batang atas yang dirundukan dipotong habis.
Melakukan okulasi pada tanaman melinjo termasuk mudah,karena kulit batangnya
mudah dikupas. Dengandemikian pengambilan mata tunas sangat mudah yaitu dengan
mengupas kulit yang mengandung mata tunas secara melingkar.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan okulasi adalah :
1) Menjaga kelembaban udara di tempat perlakuan tetap tinggi
2) Jangan terlalu banyak terkena pancaran teriknya sinar matahari secara langsung
3) Jangan dilakukan pada musim hujan yang lebat karena mata tunas mudah rusak

c. Stek Batang
Cara lain dalam pengembangan vegetatif yaitu dengan stek;maksudnya
mengusahakan perakaran dari batang tanaman melinjo yang mengandung mata tunas
dengan memotong dari induknya untuk ditanam.Tujuan mnggunakan cara ini adalah:
1) Diproleh bibit tanaman meelinjo yang sifatnya sama dengan pohon induknya
2) Diperoleh bibit tanaman yang jumlahnya bsar

Cara melakukan : Mmbuat bedengan untuk pesemaian ditempat yang melindung
dengan ukuran sejukupnya.Mdia persemaian trdiri dari campuran pasir,tanah,pupuk
kandang atau kompos yang sbelumnya disterilkan lebih dahulu dengan larutan formaline
4% sebanyak 10 liter larutan per meter persgi tanah persmaian.
Kemudian disiapkan sungkep ( kerudung) dari plastik bening.Bentuk sungkep
melengkung seperti tudung saji dengan ukuran sama dengan ukuran panjang lebarnya
bedengan prsemaian dan tingginya sekitar 0,75 m
Dipilih cabang tanaman melinjo yang akan disetek yaitu cabang yang sehat dan
berumur sekitar 1 tahun. Panjang stek antara 10-20 cm,dngan pemotongan cabang bagian
bawah tepat dibawah tunas.Kemudian potongan - potongan stek dicelupkan ke
dalam bubuk rooton setelah dibasahi lebih dahulu dngan air untuk mempercepat
pertumbuhan akar.Selanjunya potongan-potongan stek tersebut tanaman pada bedengan
persemaian dengan jarak tanaman 5 x 5 cm,dan kemudian ditutup dengan sungkep
plastik.Penyiraman dilakukan setiap hari.Bila stek sudah mulai tumbuh akarnya ( dalam
waktu sekitar 2 bulan) dan sudah kuat perakarannya,maka sudah dapat dipindahkan ke
dalam kantong palstik yang nantinya bila sudah kuat dapat segera dipindahkan ke
lapangan.Cara pengembangan dengan stek ini lebih praktis untuk menyediakan bibit
tanaman yang banyak.Namun keberhasilannya memang belum memuaskan.Hal ini dapat
diatasi dengan menggunakanbahan stek asal tunas air,yaitu tunas yang keluar dari batang
pohon dekat tanah.Jaringan tunas air itu lebih meristematis karena sifatnya Juvenil.Untuk
memacu keluarnya akar juga dapat digunakan zat pengatur tumbuh misalnya IAA (Indole
Acetic Acid), IBA (Indole Butyric Acid), dan INA (Indole Naphtalene Acid.

























DAFTAR PUSTAKA

1. Anonymous.1986.Budidaya Melinjo.BIP Aceh
2. Anonymous.1986.Cara Budidaya Melinjo dan Pembuatan Emping.Dinas Perkebunan DIY
3. Anonymous.(84-85).Beberapa Cara Perbanyakan Vegetatif.BIP Ungaran.Jawa Tengah
4. Cadiz RT , Florido HB. 2001. Bago : Gnetum gnemon Linn. Research Information system
13
5. Departemen Pertanian.1986.Melinjo dan Empingnya.Proyek Informasi Pertanian DIY
6. Heald,F.D.1943.Introduction to Plant Pathology.McGraw Hill Book Company Inc New
York
7. Maheswari,P., and V.vasil.Gnetum.Council of Scientific and Industrial Research New
Delhi
8. Manner HI, Elevitch. 2006. Gnetum gnemon. [www.traditionaltree.org]. [5 Jun 2010].
9. Sudarti,T.1990.Seputar Tanaman Melinjo 1 & 2.Kedaulatan Rakyat.Yogyakarta.25-26
Januari 1990
10. Tjandra D. 2007. Antioksidan dari Biji Melinjo. [5 Jun 2010].
11. Tjitrosoepomo, Gembong. 2004.Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta). Yogyakarta: GMU
Press

Anda mungkin juga menyukai