Anda di halaman 1dari 18

IDENTIFIKASI SPERMATOPHYTA

Syzygium cumini ( Duwet)

DISUSUN OLEH :

Nama : 1. Gibran Laksmana Putra ( 14 )

2. Salsabila Listyarina ( 32 )

Kelas : X MIPA 2

SMA NEGERI 7 PURWOREJO

TAHUN PELAJARAN 2021/2022


Syzygium cumini ( Duwet)

KLASIFIKASI ILMIAH DUWET :

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Syzygium

Spesies : Syzygium cumini ( duwet)


IDENTIFIKASI STRUKTUR TUBUH

1. AKAR

Duwet berakar tunggang. Akar tunggang adalah akar utama yang tumbuh dari biji, tegak ke
bawah dan dari akar tersebut keluar cabang akar. Sistem perakaran tunggang dimiliki oleh
tanaman dikotil dan tumbuhan berbiji terbuka (gymnospermae). Ciri-ciri akar ini adalah
berbentuk lurus ke bawah dan akan terus tumbuh memanjang serta membesar. Akar lembaga
pada tumbuhan yang berakar tunggang akan berkembang jadi akar pokok. Lalu, akar akan
berkembang lagi jadi bercabang dan berukuran lebih kecil. Akar tunggang hanya dijumpai
jika tumbuhan ditanam dengan biji. Walaupun dari golongan dikotil (dikotiledoneae), suatu
tumbuhan tak akan mempunyai akar tunggang jika tidak ditanam dari biji. Misalnya, pada
berbagai jenis tanaman budidaya yang diperbanyak dengan cangkokan atau turunan (stek).
Fungsi tambahan yang dipunya akar tunggang, yakni sebagai tempat menyimpan makanan.
Akar pada tumbuhan berakar tunggang ini juga cenderung menyirip atau sejajar, tidak
memiliki tudung akar serta berkambium. Akar pada tumbuhan dikotil ini sangat kuat serrta
pada jenis tumbuhan tertentu juga bisa dijumpai terbentuknya akar cabang yang menyebar ke
arah samping.
2. BATANG

Batang tumbuh dari tanah dan cenderung single stem alias berbatang tunggal. Pohon
yang kokoh, berkayu, diameter 10-30 cm, berwarna putih kotor, dan tidak menggugurkan
daun. Kadang-kadang berbatang bengkok, tinggi hingga 20 m dan gemang mencapai 90
cm. Bercabang rendah dan bertajuk bulat atau tidak beraturan. Cabang berbentuk bulat
dan berkayu serta terkenal kuat. Percabangan setelah cabang utama, terlihat menyebar
dan membentuk kanopi dekat. Percabangan terlihat membentuk ranting yang dipenuhi
bunga dan buah. Batang pohon mempunyai ciri khas kokoh dan tumbuh menjulang.
Pohon duwet dapat tumbuh pada kisaran 10 hingga 20 meter. Selain kokoh dan tinggi,
batangnya juga cukup tebal dan pertumbuhannya sering bengkok dengan percabangan
yang cukup banyak.

3. DAUN
Daun pada Syzygium cumini atau Duwet termasuk daun tidak lengkap karena hanya
memiliki tangkai daun alias petiolus dan helaian daun alias lamina. Daun-daunnya
terletak berhadapan, bertangkai 1-3,5 cm. Helaian daun bundar telur terbalik agak jorong
sampai jorong lonjong, 5-25 x 2–10 cm, pangkalnya lebar berbentuk pasak atau
membundar, ujung tumpul atau agak melancip, bertepi rata, menjangat tebal dengan tepi
yang tipis dan agak tembus pandang. Hijau tua berkilat di sebelah atas, daun duwet agak
berbau terpentin apabila diremas. Daun yang muda berwarna merah jambu.
Pertulangannya menyirip. Permukaan daun Syzygium cumini adalah licin alias laevis dan
permukaan daun terlihat mengkilat. Sisi daun atas dan bawah sama sama licin.

4. BUNGA

Tipe pembungaan dari duwet termasuk planta multiflora alias tumbuhan berbunga
banyak. Bunga pada tanaman terletak pada ketiak daun atau flos lateralis dan bunga
majemuk yang bersifat pleiochasial. Karangan bunga dalam malai atau malai rata,
renggang, hingga tiga kali bercabang, umumnya muncul pada cabang-cabang yang tak
berdaun. Bunga kecil, duduk rapat-rapat, 3-8 kuntum di tiap ujung tangkai, berbau
harum. Daun kelopak bentuk lonceng melebar atau corong, tinggi 4-6 mm, kuning
sampai keunguan. Daun mahkota bundar dan lepas-lepas, 3 mm, putih abu-abu sampai
merah jambu, mudah gugur. Benang sari banyak, 4–7 mm; putik 6–7 mm.
Bunga dari Syzygium cumini berbentuk bunga majemuk berbatas inflorescentia cymosa
dengan anak payung menggarpu atau dichasium. Bunga dari Duwet termasuk bunga
lengkap alias flos completus karena memiliki tangkai bunga atau pedicelus, dasar bunga
atau receptalum, kelopak bunga calyx dan mahkota bunga atau petala. Bunga Duwet
juga memiliki alat kelamin yang lengkap, Alat kelamin dan roecium dan alat kelamin
betina. Bunganya termasuk bunga berkelamin dua alias hermaproditus.

5. BUAH dan BIJI

Buah duwet berbentuk lonjong sampai bulat telur, sering agak bengkok, 1–5 cm,
bermahkota cuping kelopak, dengan kulit tipis licin mengkilap, merah tua sampai ungu
kehitaman, kadang-kadang putih. Sering dalam gerombolan besar. Daging buah putih,
kuning kelabu sampai agak merah ungu, hampir tak berbau, dengan banyak sari buah,
sepat masam sampai masam manis. Biji lonjong, sampai 3,5 cm. Buahnya ada yang tak
berbiji, ada juga yang berbiji dengan batas jumlah 5.

Buah jamblang atau sering disebut dengan buah juwet ini mengandung senyawa kimia
antara lain : vitamin c, galic acid, tannin, golongan antosianin, Cyanidin, petunidin, dan
malvidin. Buah duwet mengandung vitamin C terbanyak kedua setelah jambu monyet.
Kandungan vitamin C pada buah duwet dapat menyebabkan rasa asam yang dikonsumsi.
Vitamin C pada buah ini juga dapat berfungsi sebagai antioksidan.
CARA REPRODUKSI DUWET
a. Reproduksi Generatif

Cara reproduksi duwet yaitu dengan cara generatif menggunakan biji. Reproduksi
secara generatif yaitu cara perkembangbiakan tumbuhan yang bisa dilakukan oleh
tumbuhan itu sendiri dan dengan cara yang alami.

Reproduksi generatif diawali oleh peleburan sel gamet jantan dan gamet betina.
Gamet adalah sel yang diproduksi oleh organisme untuk tujuan reproduksi seksual. Pada
tumbuhan tingkat tinggi diawali dengan proses penyerbukan dan persarian. Alat
reproduksi pada tumbuhan tingkat tinggi ada dua, yakni berupa strobilus (pada tumbuhan
biji terbuka) dan berupa bunga (pada tumbuhan biji tertutup).
b. Reproduksi Vegetatif

Cara reproduksi vegetatif Duwet yaitu dengan cangkok, sambung pucuk, dan
okulasi atau penempelan.

 Cangkok

Mencangkok adalah perkembangbiakan vegetatif dengan cara mengupas


ranting pohon yang sudah besar sampai terlihat kambiumnya. Bagian
kambium kemudian ditutup tanah, humus, dan terakhir dilapisi plastik
kemudian diikat. Tujuan dari mencangkok adalah memperoleh tumbuhan
baru yang dapat berbuah dengan cepat, tetapi sifatnya masih sama seperti
induknya.

 Sambung pucuk

Teknik sambung pucuk dilakukan dengan cara menggabungkan batang


atas dan batang bawah. Batang bawah diharapkan menjadi batang yang
tahan terhadap patogen tanah dan kokoh, sedangkan batang atas
merupakan bagian yang memiliki karakter produksi yang diinginkan.
Batang bawah ini biasanya menggunakan tanaman yang berasal dari biji
sehingga memiliki perakaran yang kuat. Perpaduan dari bagian tanaman
yang disatukan tersebut diharapkan akan menghasilkan tanaman jenis
baru dengan sifat genetis yang memiliki keunggulan, yaitu kokoh,
perakaran kuat, cepat berbuah, produktif, tahan penyakit dan mutu buah
baik sesuai dengan sifat genetis induknya .

 Okulasi

Okulasi adalah teknik perkembangbiakan vegetatif buatan yang bertujuan


untuk meningkatkan kualitas tanaman. Teknik perbanyakan vegetatif ini
dilakukan dengan cara menempelkan sepotong kulit pohon beserta mata
tunas dari batang atas, sehingga dapat tumbuh dan bersatu membentuk
individu baru.
HABITAT DUWET

Habitat Duwet dapat ditemui baik dibudidayakan/liar di Asia tropis dan Australia. Pohon
jamblang ( duwet) mempunyai daerah persebaran alaminya di Himalaya bagian subtropis, India,
Sri Lanka, Malaysia dan Australia. Saat ini telah ditanam diseluruh kawasan tropika dan
subtropika. Di Pulau Jawa, tumbuh liar di hutan jati dan dibudidayakan sebagai pohon buah di
pekarangan.

Pohon duwet biasanya tumbuh di kawasan dataran rendah dengan ketinggian kurang lebih
500 meter di atas permukaan laut, tetapi masih dapat tumbuh di daerah yang lebih tinggi dengan
ketinggian mencapai 1800 meter di atas permukaan laut.

Hal yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon duwet adalah kondisi curah
hujan. Pada daerah dengan curah hujan sekitar 1000 mm per tahun, maka pohonduwet akan
tumbuh dengan baik.

Jamblang ( duwet) tumbuh di dataran banjir, jenis ini toleran terhadap kekeringan dan dapat
tumbuh pada berbagai jenis tanah yang tidak subur, lahan basah dan tanah yang berdrainase
bagus (tanah lempung, tanah liat berkapur, tanah berpasir dan tanah-tanah berkapur).
CARA BUDIDAYA DUWET

A. Syarat Tumbuh

Pohon duwet tumbuh subur di wilayah tropis seperti Indonesia serta wilayah Asia
Tenggara lainnya. Duwet atau jamblang berkembang secara optimal pada daerah dataran
setinggi 500 hingga 1800 mdpl dengan curah hujan lebih dari 1000 mm per tahun.
Tanaman ini toleran terhadap kondisi banjir, kekeringan, tanah yang kurang subur, lahan
basah dan tanah berdrainase.

B. Persiapan Lahan dan Pot

Pengolahan tanah untuk media penanaman dilakukan dengan membersihkan lahan


tanam dari gulma dan taman pengganggu. Lokasi penanaman sebaiknya mendapat sinar
matahari secara langsung tanpa naungan. Jarak lubang tanam budidaya duwet berukuran
50 x 50 x 50 cm. Tanah galian lubang dapat dicampur dengan kompos dan sekam untuk
digunakan menutupi lubang tanaman. Selanjutnya, mendiamkan lubang tanam sekitar 2-3
hari agar bakteri pengganggu mati. Penanaman duwet juga dapat menggunakan media
tanam berupa pot. Pot yang digunakan sebaiknya berukuran besar atau menyesuaikan
dengan ukuran bibit yang ditanam. Media untuk mengisi pot sebaiknya berupa campuran
tanah, pupuk kandang atau kompos dan sekam.

C. Persiapan Bibit Buah Duwet

Bibit duwet dapat diperoleh melalui beberapa metode, yaitu okulasi, sambung pucuk,
cangkok dan sistem perbijian sebagai berikut:

1. Okulasi atau penempelan adalah teknik menggabungkan dua bagian tanaman


yang berlainan sehingga menjadi utuh. Cara ini dapat dilakukan pada pagi hari
sekitar pukul 07.00 hingga 11.00, jika lebih dari itu maka daun tanaman akan
layu.
2. Sambung pucuk adalah metode penggabungan batang bawah dan batang atas
tanaman duwet. Batang bawah sebaiknya berasal dari perkembangan biji,
sedangkan bagian atas dipilih yang bersifat sehat dan unggul. Setelah itu
dilakukan penyungkupan dengan menggunakan plastik untuk mengurangi
penguapan sekitar 1 bulan. Setelah 3 atau 6 bulan, bibit dapat dipindah ke lahan
tanam terbuka atau pot.

3. Metode cangkok dilakukan pada jenis tanaman yang sehat, telah berbuah dan
umurnya di atas 7 tahun. Memilih batang yang baik kemudian mengikis dengan
diameter 2 cm menggunakan pisau steril dan mendiamkan selama 1 jam agar
getah mengering. Bungkus batang tersebut dengan kompos halus dan sabut
kelapa, kemudian lakukan penyiraman setiap minggu agar kelembabannya
terjaga. Setelah usia 3-4 bulan akar telah keluar. Membiarkan 2-3 bulan kembali
agar tunas tanaman tumbuh kemudian pindah ke lahan tanam atau pot.

4. Perbanyakan pohon duwet juga dapat diperoleh dari biji. Oleh karena itu
diperlukan penyemaian terlebih dahulu. Akan tetapi cara pembibitan ini jarang
digunakan karena menjadikan fase vegetatif nya lebih panjang sekitar 7 hingga 10
tahun agar tanaman dapat berbuah.

D. Proses Penanaman

Setelah bibit siap, dilanjutkan dengan penanaman bibit. Langkah awalnya adalah
melepas Polybag secara hati-hati agar akar tanaman tidak rusak. Selanjutnya
memasukkan tanaman ke lubang tanam atau media tanam berupa pot. Posisi bibit harus
tegak lurus, kemudian menimbun dengan campuran tanah, pupuk kandang atau kompos,
serta sekam dengan sedikit pemadatan agar tidak mudah roboh.

E. Perawatan Pohon Duwet

Agar tanaman tumbuh dan berkembang dengan baik, lakukan penyiraman ketika pagi
dan sore hari terutama pada usia awal tanaman. Lakukan pemasangan ajir untuk
menopang tanaman menggunakan bambu sepanjang 1,5 meter. Pemupukan juga
diperlukan secara rutin setiap 1 bulan dengan menggunakan campuran pupuk NPK dan
pupuk kandang atau kompos. Jika tanaman telah memasuki usia berbuah, kita dapat
memberikan hormon perangsang buah agar pohon duwet cepat berproduksi.

MANFAAT DUWET

1. Manfaat Duwet Secara Ekonomi

a. Pangan

Buah jamblang ( duwet) biasa dimakan segar. Di India dan Filipina, seperti juga
kebiasaan di beberapa daerah di Indonesia, buah duwet yang masak dicampur dengan
sedikit garam dan kadang-kadang ditambahi gula, lalu dikocok di dalam wadah
tertutup (biasanya dua mangkuk ditangkupkan) sehingga lunak dan berkurang
sepatnya. Buah ini dapat mengurangi noda di gigi. Buah yang kaya vitamin A dan C
ini juga dapat dijadikan sari buah, jeli atau anggur.

Duwet bersifat sejuk, aromatik, dan bersifat astringen kuat. Bijinya bisa juga untuk
mengobati strikhnina (strychnine), yaitu sejenis penawar racun yang spesifik, dan
mengobati pengobatan limpa. Hasil penelitian di India menunjukkan bahwa buah
duwet berpotensi sebagai alat kontrasepsi untuk laki-laki. Kemudian, hasil penelitian
juga menunjukkan biji, daun, dan pepagan duwet dapat menurunkan diabetes, yang
dipertegas lagi dengan percobaan binatang yang menunjukkan tumbuhan ini
mencegah katarak akibat diabetes.

Duwet mengandung minyak atsiri, jambosin, asam organik, triterpenoid, dan resin
yang mengandung asam elagat, dan tanin. Praktisi Ayurweda menunjukkan bahwa
daging buah menurunkan darah selama 30 menit, bijinya menurunkan gula darah
dalam waktu 24 jam, dan hasil maksimum pencapaian efek hipoglikemik dalam
waktu 10 hari.
Beberapa bagian tumbuhan juga dipergunakan sebagai bahan obat, tradisional
maupun modern. Kulit batang, daun, buah dan bijinya acapkali digunakan sebagai
obat kencing manis, murus (diare), dan beberapa penyakit lain. Bahkan simplisia dari
kulit batang (dikenal sebagai Syzygii cortex) dan biji duwet (disebut Syzygii semen)
dahulu dianjurkan sebagai sediaan apotek yang tidak wajib. Di samping tanin, bahan
aktif yang dikandungnya antara lain adalah glukosida yambolin (jamboline). Oleh
pengobat tradisional di Amerika Selatan, duwet bersama ceremai belanda untuk
mengurangi kerusakan jantung dan hati penderita kanker yang mendapat kemoterapi
doxorubicin (doksorubisin). Duwet dan Eugenia caryophyllata mengandung senyawa
yang dapat mengaktifkan enzim S-transferase di hati. Pada percobaan, enzim tersebut
dapat menurunkan kejadian kanker lambung hingga 80%.

Sebagian wilayah di Asia Tenggara menggunakan akar duwet untuk mengobati


epilepsi. Di Dataran Tinggi Gayo, duwet yang sering disebut nunang digunakan untuk
mengobati menceret. Pohon duwet juga sering ditanam sebagai pohon peneduh di
pekarangan dan perkebunan (misalnya untuk meneduhi tanaman kopi), atau sebagai
penahan angin (wind break). Bunga-bunganya baik sebagai pakan lebah madu.

b. Papan

Di Filipina, anggur duwet diusahakan secara komersial. Kayunya dapat digunakan


untuk bahan bangunan, meskipun tidak istimewa dan agak mudah pecah. Kayu ini
cukup kuat, tahan air dan serangan serangga, sekalipun agak sukar dikerjakan. Yang
terlebih sering ialah digunakan sebagai kayu bakar. Kulit kayunya menghasilkan zat
penyamak (tanin) dan dimanfaatkan untuk mewarnai (ubar) jala. Kepingan kecil
pepagan ini juga kadang-kadang dibubuhkan untuk menghambat keasaman tuak.
Daunnya kerap digunakan sebagai pakan ternak.

2. Manfaat Duwet di Bidang Kesehatan


 Mencegah kelebihan kolesterol jahat di dalam tubuh

Kelebihan kolesterol di dalam darah juga bisa dicegah dengan mengkonsumsi buah
(biji dan daging buah) duwet. Buah duwet mengandung alfa phytosterol, sejenis sterol
yang memiliki sifat mencegah kelebihan kolesterol atau anticholesteremik.

 Menyembuhkan luka diabetes.

Selain mencegah kelebihan kolesterol, duwet juga ampuh sebagai obat diabetes. Biji
buah ini mengandung glukosida phytomelin. Zat ini dapat mengurangi kerapuhan
pembuluh darah kapiler penyebab luka diabetes yang lama sembuhnya. Di dalam buah
duwet juga banyak mengandung astringent, suatu zat yang dipercaya dapat membantu
penyembuhan luka diabetes karena sifat astringent yang dapat menciutkan kulit.

 Mengobati diare

Untuk mengobati diare bisa dengan menggunakan kulit dahan kering sekitar 1 jari,
direbus dengan 2 gelas air mendidih sampai menjadi 1 gelas, airnya disaring dan
langsung minum.

 Sariawan

Rebus kulit kayu atau daun duwet secukupnya. Setelah dingin, gunakan untuk
berkumur-kumur. Lakukan 3-4 kali dalam sehari.

 Menjaga Kesehatan Jantung

Buah ini mengandung kalium yang membuat pembuluh darah menjadi rileks. Hal ini
akan mencegah terjadinya hipertensi dan serangan jantung. Tak hanya itu, buah duwet
memiliki kandungan tanin, yang bermanfaat untuk menurunkan kadar kolesterol yang
menjadi faktor risiko lain dari penyakit jantung.

 Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Gigi


Dalam 100 gram buah duwet, terkandung 1,5-2 miligram zat besi, 16 miligram
kalsium, 36 miligram magnesium, dan 16,7 miligram fosfor. Adanya kandungan tersebut
membuat buah jamblang atau duwet bermanfaat untuk kesehatan tulang dan gigi.

 Mengatasi Gangguan Pencernaan

Bagi yang sering mengalami masalah pencernaan, mengonsumsi buah duwet bisa
menjadi salah satu cara mengatasinya. Buah duwet mengandung serat yang tinggi. Jika
dikonsumsi secara rutin, manfaat buah duwet yang bisa dirasakan, yakni mengatasi
sembelit, gangguan usus, mual, diare, dan disentri.

 Efek Antikanker

Manfaat buah duwet yang satu ini didapatkan dari berbagai antioksidan di dalamnya.
Peneliti berpendapat bahwa kandungan fitokimia bioaktif di dalam buah duwet, termasuk
senyawa polifenol dan flavonoid, memiliki sifat antikanker dan kemo-preventif. Tak
hanya itu, senyawa tersebut juga diduga efektif untuk menunjang pengobatan kanker,
jantung, dan hati.

 Menyehatkan Kulit

Makanan kaya antioksidan bisa mengatasi berbagai masalah kulit. Buah duwet kaya
akan vitamin A, C, E dan antioksidan lainnya. Kandungan ini bermanfaat menghidrasi
kulit, menyamarkan noda hitam, dan memperlambat tanda-tanda penuaan.

3. Manfaat Duwet di Bidang Industri

Saat ini, di pasaran mulai dikenal produk minuman dengan buah yang jarang ditemui
di Indonesia, antara lain blackcurrant, pomegranate, barbados cherry, dan cranberry. Dari
hasil kunjungan penulis ke berbagai industri minuman, diperoleh informasi bahwa
konsentrat buah yang digunakan masih impor. Hal ini masih dapat dimengerti.
Sayangnya, konsentrat buah-buahan yang produksinya melimpah di Indonesia seperti,
buah unggulan (mangga, manggis, nanas, pepaya, pisang dan salak); buah konsumsi
masyarakat (belimbing, duku, sawo, rambutan, semangka, dan 18 jenis buah lainnya);
serta buah langka (binjai, cempedak, duwet, kawista, kesemek, dan 26 jenis buah
lainnya).

Penelitian dan pengembangan oleh para ahli, serta penerapan GAP, GHP, dan GMP
yang berkesinambungan oleh para praktisi akan memperbesar peluang keberhasilan
industri konsentrat buah di dalam negeri. Untuk mewujudkannya, tentu diperlukan
manajemen agribisnis yang baik, tidak hanya pada tataran praktisi (industri) namun juga
pada tataran pengambil kebijakan (pemerintah).

4. Manfaat Duwet di Lingkungan

a. Sebagai produsen, tumbuhan berperan sebagai penyedia makanan bagi


tumbuhan sendiri dan bagi makhluk hidup lain karena tumbuhan dapat
melakukan fotosintesis.

b. Sebagai penjaga ketersediaan air karena akar pohon yang menembus di dalam
tanah dapat mengikat air hujan yang jatuh ke tanah dan mampu menahan
derasnya aliran sungai di permukaan.

c. Sebagai penjaga permukaan lahan, dengan akar tumbuhan yang kuat dapat
menjaga dan menahan agar tanah tidak erosi dan longsor.

d. Sebagai penyerap karbon dioksida (CO₂), tumbuhan dapat menyerap karbon


dioksida yang dikeluarkan oleh makhluk hidup lain yang dimanfaatkan
tumbuhan sebagai sumber pem bentukan senyawa organik.

e. Sebagai penghasil oksigen (O₂), tumbuhan menghasilkan oksigen dalam


peristiwa fotosintesis, yang kemudian dimanfaatkan makhluk hidup lain untuk
melakukan respirasi.
DAFTAR PUSTAKA

Lingkungan SMA Negeri 7 Purworejo

https://p2k.unkris.ac.id/id3/1-3065-2962/Jamblang_102575_p2k-unkris.html

https://rimbakita.com/pohon-jamblang/

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Jamblang

https://amp-kompas-com.

https://www.researchgate.net/figure/Gambar-53-Keragaman-Bentuk-Akar-Tunggang-
Keterangan-a-Akar-lobak-b-Akar_fig3_338832817

Anda mungkin juga menyukai