NIM : 20/459130/KT/09295
Matkul : Dendrologi
Dosen : Dr. Winastuti Dwi Atmanto, M.P.
POHON MELINJO
KLASIFIKASI
Taksonomi
• Kingdom : Plantae
• Sub Kingdom : Viridiplantae
• Super Divisi : Embryophyta
• Divisi : Tracheophyta
• Kelas : Gnetopsida
• Sub Kelas : Gnetidae
• Ordo : Gnetales
• Famili : Gnetaceae
• Genus : Gnetum
• Spesies : Gnetum Gnemon
IDENTIFIKASI
1. Akar
5. Buah
Bukan merupakan buah sejati (semu (Fructus spurius)), berupa
biji melinjo yang mana terbungkus oleh kulit luar (selapis aril)
yang berdaging.
Buah tunggal : berasal dari 1 bakal buah
Buahnya keras berbentuk jorong
Warna buah berubah berangsur-angsur dari hijau lalu kunung,
kemudian menjadi merah.
Ukuran biji melinjo pada umumnya
Buah berasal dari dasar bunga bersama
6. Biji
Tanaman biji terbuka (gymnospermae).
Biji melinjo memiliki Panjang 2-2,5 cm dengan bentuk
lonjong.
Biji melinjo diselimuti oleh selaput luar yang keras,
selaput dalam dan diselubungi juga oleh tenda bunga
yang berdaging.
Pada bakal biji terdapat 3 lapisan pelindung yaitu :
perianth, integument luar, dan integument dalam.
Hasil tumbuhan yang berasal dari biji lebih tahan
terhadap kekeringan dan umur lebih Panjang.
EKOLOGI
Melinjo (Gnetum gnemon L.), adalah tanaman asli Asia Tenggara, khususnya
Indonesia. Habitat tumbuhan ini tersebar dari Assam (India) sampai ke Fiji
(Pasifik). Tanaman melinjo dapat tumbuh pada tanah-tanah liat/lempung,
berpasir dan berkapur, tetapi tidak tahan terhadap tanah yang tergenang air
atau yang berkadar asam tinggi dan dapat tumbuh dari ketinggian 0 – 1.200
m. Melinjo tumbuh liar di hutan-hutan hujan. Melinjo dapat ditemukan di
daerah yang kering sampai tropis. Untuk tumbuh dan berkembang, melinjo
tidak memerlukan tanah yang bernutrisi tinggi atau iklim khusus. Melinjo
dapat beradaptasi dengan rentang suhu yang luas. Hal inilah yang
menyebabkan melinjo sangat mudah untuk ditemukan di berbagai daerah
kecuali daerah pantai karena tumbuhan ini tidak dapat tumbuh di daerah yang
memiliki kadar garam yang tinggi. Di Indonesia tumbuhan melinjo tidak hanya
dapat dijumpai di hutan dan perkebunan saja. Di beberapa daerah tumbuhan
melinjo ditumbuhkan di pekarangan rumah atau kebun rumah dan
dimanfaatkan oleh penduduk secara langsung.
HABITUS pohon
Tanaman Melinjo termasuk kedalam Gnetum yang berhabitus pohon dengan
ciri batang silindris tidak rata dengan diameter mencapai 10 – 20 cm, tinggi
mencapai 15 – 25 m, bentuk tajuk silinder, kerapatan tajuk sedang, kulit luar
halus, mempunyai akar tunggang, tipe daun tunggal menyirip, berbiji terbuka
dengan pohon berumah dua yang selalu hijau.
Hal ini membantu setiap tanaman melinjo berfungsi sebagaimana mestinya,
dengan menyesuaikan bentuk morfologinya dengan lingkungan tempat
tinggalnya.
CIRI KHUSUS
Warna
Kayu berwarna putih kekuning-kuningan waktu baru di tebang, tetapi menjadi
kecoklatan saat sudah kering.
Tekstur
Tekstur kayu halus dan merata
Arah serat
Arah serat lurus (tidak memuntir)
Panjang serat
0,5 – 2 mm
Serabut
Serabut merupakan komponen utama penyusun kayunya.
Kesan raba
Permukaan kayu halus
Kilap
Permukaan kayu tidak mengkilap
Bau
Kayu melinjo memiliki bau khas segar seperti buah melinjonya.
MANFAAT
Daun-daun muda, bunga dan kulit buah (muda dan tua) biasa diolah
menjadi sayur.
Biji Melinjo dapat dimakan kering, dimasak, atau diawetkan menjadi
kerupuk (Emping). Emping merupakan panganan hasil industri rumah
tangga dan berperan penting bagi perekonomian masyarakat di Jawa.
Selain itu, pohon Melinjo yang memiliki perakaran kuat ini juga baik
ditanam untuk pemulihan kembali areal kritis.
Di Jawa Tengah, Melinjo ditanam untuk merehabilitasi lahan dan
konservasi tanah di sepanjang Daerah Aliran Sungai Gobeh.
Spesies ini telah direkomendasikan sebagai tanaman penghijauan.
Kayunya dapat dipakai sebagai bahan kontruksi, kualitas II
Dapat digunakan sebagai bahan baku industry pulp-kertas, karena
mengandung sedikit lignin dan panjang serabut yang memadai.
DAFTAR PUSTAKA
Gudiwidayanto dan Sri Nugroho. (2004). Variasi Sifat Dasar Pada Kedudukan