Anda di halaman 1dari 4

HIDROSEFALUS

A. Definisi

Hidrosefalus adalah keadaan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnyacairan
cerebrospinalis (CSS) dengan atau pernah dengan tekanan intrakanial yang meninggi sehingga
terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Harus dibedakan dengan pengumpulan
cairan local tanpa tekanan intrakanial yang meninggi seperti pada kista porensefali atau
pelebaran ruangan CSS akibat tertimbunnya CSS yang menempati ruangan sesudah terjadinya
atrofi otak. (Ngastiyah, 2005)
Hidrosefalus merupakan suatu keadaan dimana terdapat timbunan cairan serebrospinalis
yang berlebihan dalam ventrikel-ventrikel, yang disertai dengan kenaikan tekanan intrakanial.
(Sarwono, 1992)

B. Anatomi dan Fisiologi

Ruangan CSS mulai terbentuk pada minggu ke lima masa embrio, terdiri atas system
ventrikel, sisterna magna pada dasar otak dan ruang subaraknoid yang meliputi seluruh susunan
saraf. CSS yang dibentuk dalam system ventrikel oleh pleksus koroidalis kembali ke dalam
peredaran darah melalui kapiler dalam piameter dan araknoid yang meliputi susunan saraf pusat
(CSS). Hubungan antara system ventrikel dan ruang subaraknoid melalui foramen Magendie di
median dan foramen Luschka di sebelah lateral ventrikel IV. Aliran CSS yang normal ialah dari
entrikel lateralis melalui foramen Monroi ke Ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang
sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan melalui foramen Luschka dan Magendie ke dalam
subaraknoid melaui sisterna magna. Penutupan sister basalis menyebabkan gangguan kecepatan
resorpsi CSS oleh system kapiler. (Ngastiyah, 2005)

C. Etiologi

Hidrosefalus terjadi apabila terdapat penyumbatan aliran cairan serebrospinal pada salah
satu tempat antara tempat pembentukan cairan serebrospinal dalam sistem ventrikel dan tempat
absorbsi dalam ruang subaraknoid. Pada bayi penyebab penyumbatan aliran cairan serebrospinal
yang sering terjadi adalah karena:
1. Kelainan kongenital : adanya stenosis akuaduktus sylvii (merupakan penyebab
terbanyak pada hidrosefalus bayi), spina brifida dan kranium brifida, syndrom dandy
walker, kista araknoid dan anomali oembuluh darah.
2. Infeksi : timbul pasca meningitis, TORCH
3. Neoplasma : hidrosefalus terjadi karena obstruksi mekanis yang dapat terjadi pada
setiap aliran cairan serebrospinal, antara lain tumor ventrikel III, tumor fossa posterior,
limfofa dll.
4. Perdarahan : perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak dapat menyebabkan
fibrosis yang akan menimbulkan penyumbatan.

D. Patofisiologis

Berdasarkan riset dari lembaga National Institute of Neurological Disorders and Stroke
(NINDS). Bahwa gangguan aliran cairan serebrospinal terdapat tiga jenis yaitu :
1. Gangguan aliran adanya hambatan sirkulasi, misalnya tumor otak y7ang terdapat di
dalam ventrikel yang menyumbat aliran cairan serebrospinal.
2. Aliran cairan serebrospinal tidak tersumbat, namun cairan tersebut diproduksi secara
berlebihan yang mengakibatkan cairan serebrospinal bertambah banyak, misalnya tumor
ganas yang memproduksi cairan otak.
3. Cairan serebrospinal jumlahnya normal dan tidak ada sumbatan, namun terdapat
gangguan dalam proses penyerapan cairan ke pembuluh darah balik.

E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala klinis adanya hidrosefalus adalah sebagai beikut:
Pembesaran kepala ( merupakan salah satu petunjuk klinis yang penting untuk deteksi
hidrosefalus). Normalnya, perkembangan lingkar kepala bayi cukup bulan adalah 2
cm per bulan untuk 3 bulan pertama, 1 cm untuk 3 bulan kedua dan 0,5 cm per bulan
untuk 6 bulan selanjutnya.
Ubun-ubun besar bayi melebar dan menonjol
Pembuluh darah di kulit kepala makin tampak jelas
Terdapat gangguan sensorik-motorik
Terdapat gangguan penglihatan (buta)
Gerakan bola mata terganggu (juling)
Bayi rewel
Muntah-muntah
Penurunan aktivitas mental yang progresif
Panas yang sulit dikendalikan
Gangguan pada fungsi vital akibat peninggian tekanan dalam ruang tengkorak berupa
pernafasan lambat, denyut nadi turun, tekanan darah sistolik naik.

F. Diagnosis

Prosedur diagnosis hidrosefalus di dasarkan pada anamnesa yang cermat, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang antara lain :
1. Foto polos kepala
2. Pemeriksaan ultrasonografi (sebagai data minimal), untuk menilai pelebaran
ventrikel dan ketebalan jaringan otak (bila ketebalan kurang dari 2 cm, maka tidak
perlu tindakan bedah
3. Pemeriksaan computerized tomography scan (CT scan) atau magneting resonance
imaging (MRI) merupakan pencitraan yang mampu melihat detail ruang tengkorak
dan jaringan otak untuk mendeteksi struktur anatomi otak dan penyebab
hidrosefalus.

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksaan hidrosefalus adalah dengan diagnosis dini yang dilanjutkan dengan tindakan
bedah secepatnya.
2. Keterlambatan tindakan dapat menyebabkan kecacatan dan kematian bayi
3. Tindakan non pembedahan dengan pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi
produksi cairan serebrospinal
4. Tindakan bedah antara lain dengan pembuatan shunting atau pintasan untuk mengalirkan
cairan serebrospinal diruang tengkorak yang tersumbat ke tempat lain dengan
menggunakan alat sejenis kateter berdiameter kecil.















Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai