Anda di halaman 1dari 8

Nama : Wahyunita Gani Wintarti

NIM : 1110101000092
Tugas : Telaah Artikel Promkes
Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif Berdasarkan
Teori Model Biopsikososial

Latar Belakang
Pemberian ASI eksklusif di beberapa negara di Asia Tenggara masih berada dibawah
50 persen, seperti Philipina yang baru 34 persen, di Vietnam 27 persen, dan di Myanmar baru
24 persen. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 menunjukkan,
bayi yang mendapatkan ASI ekslusif di Indonesia hanya 15,3 persen. Artinya masih 84,7
persen bayi yang tidak diberikan ASI eksklusif. Cakupan ASI eksklusif yang sudah berhasil
diberikan masih sangat jauh dari standar nasional yang sudah ditetapkan di Indonesia, yaitu
80 persen. Budiharja, Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Kementerian
Kesehatan mengatakan, masalah utama rendahnya pemberian ASI di Indonesia adalah faktor
sosial budaya dan kurangnya pengetahuan ibu hamil, keluarga dan masyarakat (Anna dan
Candra, 2011).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 didapatkan bahwa bayi yang mendapat ASI
eksklusif pada usia 0-5 bulan secara berturut-turut adalah 39,8 persen, 32,5 persen, 30,7
persen, 25,2 persen, 26,3 persen, dan 15,3 persen. Di DKI Jakarta sebanyak 87,0 persen bayi
yang baru lahir diberikan susu formula bukannya ASI dengan presentase bayi yang baru lahir
sebanyak 38,0 persen dari total keseluruhan bayi yang baru lahir di DKI Jakarta.
Depkes RI (2007) mendefenisikan ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja,
segera setelah bayi lahir sampai umur 6 bulan tanpa makanan atau cairan lain termasuk air
putih, kecuali obat dan vitamin. Pemberian ASI Eksklusif berlandaskan keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia No.450/MenKes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang
mendukung pencapaian pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan optimal bayi (Sinaga,
2011). Pemberian ASI selama 6 bulan tanpa dicampur dengan tambahan cairan lain seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi tim disebut sebagai ASI Eksklusif
(Maryunani, 2009).
Bayi usia 0-6 bulan dapat tumbuh dan berkembang secara optimal hanya dengan
mengandalkan asupan gizi dari Air Susu Ibu (ASI). ASI adalah nutrisi alamiah terbaik bagi
bayi dengan kandungan gizi paling sesuai untuk pertumbuhan optimal, sebab ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan untuk bertahan hidup pada 6 bulan pertama, yang
meliputi hormon, antibodi, faktor kekebalan, dan antioksidan (Prasetyono, 2009).
Keunggulan kandungan ASI yang berperan dalam pertumbuhan bayi yaitu protein, lemak,
elektrolit, enzim dan hormon (Evawany, 2005).
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan
terbaik dan utama bagi bayi, karena didalam ASI terkandung antibodi yang diperlukan bayi
untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Pada dasarnya ASI adalah imunisasi
pertama karena ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain imunoglobin. Bayi yang
tidak mendapat ASI beresiko terhadap infeksi saluran pernafasan (seperti batuk, pilek) diare
dan alergi (Soekirman, 2006: 48-51). Namun saat ini pemberian ASI eksklusif semakin
menurun, penyebab menurunnya pemberian ASI eksklusif adalah kurangnya pengetahuan ibu
tentang pentingnya pemberian ASI eksklusif, pemasaran susu formula, faktor sosial,
ekonomi. Selain itu juga masih banyak masyarakat yang suka memberi MP-ASI terlalu dini
(Agnes dalam Bejo, 2010).
Berdasarkan data-data diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di wilayah
Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Kabupaten Jakarta
Selatan, DKI Jakarta untuk menggambarkan faktor-faktor apa yang melatarbelakangi
pemberikan ASI non-eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan dengan berlandaskan teori model
biopsikososial. Alasan peneliti memilih teori model biopsikososial karena teori model inilah
yang dianggap paling mampu menjelaskan kecenderungan-kecenderungan faktor yang
melatarbelakangi alasan ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif.
Teori model biopsikososial adalah perspektif terpadu menuju kesadaran pemahaman,
perilaku, dan interaksi sosial. Ini mengasumsikan bahwa setiap proses perilaku atau mental
diberikan mempengaruhi dan dipengaruhi oleh faktor biologis, psikologis, dan sosial saling
terkait secara dinamis. Aspek psikologis merujuk pada peran yang kognisi dan emosi bermain
dalam setiap fenomena psikologis tertentu-misalnya, efek dari mood atau keyakinan dan
harapan pada reaksi individu terhadap suatu peristiwa. Aspek biologi mengacu pada peran
faktor biologis dalam fenomena psikologis-misalnya, pengaruh lingkungan pranatal terhadap
perkembangan otak dan kemampuan kognitif, atau pengaruh gen pada disposisi individu.
Aspek sosial-budaya mengacu pada peran yang lingkungan sosial dan budaya bermain di
diberikan psikologis fenomena-misalnya, peran pengaruh orang tua atau rekan dalam perilaku
atau karakteristik individu (Jonathan, 2011).
Model biopsikososial adalah model umum atau pendekatan yang berpendapat bahwa
biologis, psikologis (yang mencakup pikiran, emosi, dan perilaku), dan faktor sosial, semua
memainkan peran penting dalam fungsi manusia dalam konteks penyakit atau penyakit
(Fahlivie, 2011). Model teori ini menjelaskan faktor secara lebih lengkap melalui perspektif
biologi, psikologis dan sosial. Perspektif biologi disini adalah faktor kecenderungan yang
mengarahkan kepada kelainan-kelainan yang berkaitan dengan kondisi fisik yang dimiliki ibu
sehingga memilih untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Kemudian dari perspektif
psikologis yaitu berdasarkan pada pengalaman, perasaan, memori, pengetahuan, pemahaman,
emosi, dan lain sebagainya. Sedangkan dari perspektif sosial yang termasuk didalamnya
adalah lingkungan sekitar, dukungan keluarga, keadaan sosial di masyarakat, kondisi
ekonomi, dan juga budaya yang berkembang di masyarakat serta mitos-mitos yang terkait.

Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang yang menjelaskan tentang pemberian ASI
eksklusif kepada bayi usia 0-6 bulan yang memiliki manfaat yang sangat baik bagi bayi
tersebut, belum diimbangi dengan kenyataan yang terjadi di Indonesia, terutama di DKI
Jakarta, dan masih jauh dari keinginan pemerintah untuk melaksanakan pemberian ASI
eksklusif kepada bayi < 6 bulan. Berdasarkan hal tersebutlah peneliti tertarik untuk
menggambarkan faktor apa saja yang mempengaruhi para ibu dalam memberikan ASI non-
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan
Kebayoran Lama, Kabupaten Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Pertanyaan Penelitian
Adapun pertanyaan penelitian yang diajukan adalah sebagi berikut:
1. Bagaimana gambaran pemberian ASI tidak eksklusif di wilayah Kebon Mangga I,
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif di
wilayah Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta?
3. Apa saja alasan ibu yang yang tidak memberikan ASI eksklusif di wilayah Kebon
Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI
Jakarta?

Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang
mempengaruhi pemberian ASI tidak eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kebon
Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Kabupaten Jakarta
Selatan, DKI Jakarta.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Untuk melihat gambaran pemberian ASI tidak eksklusif pada bayi usia 0-6
bulan di Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
2. Untuk menggambarkan faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan di Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir,
Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
3. Untuk menjabarkan ibu yang yang tidak memberikan ASI eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan di Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran
Lama, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

Ruang Lingkup dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan faktor-faktor pemberian ASI eksklusif
pada bayi usia 0-6 bulan di Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran
Lama, Kabupaten Jakarta Selatan, DKI Jakarta. Penelitian ini berlangsung pada tahun 2013
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memdapatkan informasi yang jauh
lebih akurat. Untuk memudahkan metode penelitian, peneliti akan menggunakan struktur
wawancara terbuka dalam metode wawancara mendalam.

Kerangka Teori
Teori biopsikososial yang digunakan dalam mencari faktor-faktor yang terkait dengan
pemberian ASI eksklusif mencangkup segala aspek yang dilihat dari perspektif biologis,
psikologis, dan sosial. Berdasarkan cangkupan aspek dari teori biopsikososial maka dibuatlah
kerangka teori penelitian yang akan dijabarkan dalam bagan dibawah.
Bagan 1. Kerangka teori penelitian

Pemberian ASI eksklusif
Keadaan lingkungan
sekitar
Pelayanan
kesehatan
Budaya setempat Status ekonomi
Dukungan
keluarga
Pengetahuan ibu
Status sosial
Pekerjaan ibu
Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif seperti yang dijelaskan pada
bagan 1 yaitu pengetahuan ibu, status sosial, pekerjaan ibu, status ekonomi, budaya setempat,
keadaan lingkungan sekitar, dukungan keluarga, dan pelayanan kesehatan. Kemungkinan
masih banyak lagi faktor yang mempengaruhinya yang nantinya akan ditemukan di lapangan,
namun peneliti baru menemukan faktor-faktor yang disebutkan di atas berdasarkan
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lainnya.

Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka pemikiran penelitian akan dilakukan berdasarkan penjelasan pada latar
belakang, peneliti akan menggunakan teori model biopsikososial untuk mencari fakta terkait
masalah yang akan diteliti. Dengan teori model biopsikososial, peneliti mengharapkan dapat
dengan jelas menjabarkan faktor-faktor dan alasan-alasan yang mempengaruhi ibu tidak
memberikan ASI eksklusif dengan lebih akurat.

Definisi Istilah
Berikut ini akan dijabarkan beberapa definisi istilah-istilah yang akan digunakan pada
saat indepth interview dilakukan di lapangan.
1. ASI eksklusif: Pemberian ASI kepada bayi mulai dari sejak dilahirkan sampai
dengan usia 6 bulan tanpa diberikan makanan dan minuman apapun yang lain,
kecuali oralir dan obat dalam bentuk sirup (berdasarkan ketentuan Depkes).
2. IMD: Inisiasi Menyusui Dini dilakukan ketika bayi yang baru dilahirkan dan akan
diberikan ASI pertamanya dengan cara meletakan bayi di dada ibu dan bayi
dibiarkan mencari puting susu ibu dengan usahanya sendiri.
3. Menyusui atau memberikan ASI: ibu yang memberikan ASI baik secara langsung
(bayi langsung menyedot dari payudara) maupun secara tidak langsung (ASI
diperah kemudian disimpan baru diberikan kepada bayi).
4. Kolostrum: ASI yang pertama kali keluar dari payudara ibu, berwarna keruh tidak
seperti air susu pada umumnya.
5. ASI perah: ASI yang dikeluarkan dari payudara ibu yang kemudian disimpan di
dalam botol yang diletakan di mesin pendingin dan kemudian diberikan pada bayi
setelah dihangatkan serta penggunaannya hanya untuk satu kali pemakaian, jika
ASI yang disimpan di botol tidak habis maka ASI harus dibuang, tidak boleh
diberikan kembali pada bayi.
6. Mitos: semua pemahaman yang salah tentang pemberian ASI eksklusif yang
berkembang di masyarakat.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena ingin melihat
gambaran atau penjabaran faktor yang mempengaruhi ibu tidak memberikan ASI eksklusif
pada bayi usia 0-6 bulan di daerah Kebon Mangga I, yang mayoritas warga di dalamnya
adalah orang perantauan, yang datang dari berbagai wilayah di Pulau Jawa. Metode penelitian
kualitatif dianggap sebagai metode penelitian yang cocok untuk membahas penelitian karena
peneliti harus terjun langsung ke lokasi dan bertanya (wawancara) tatap muka dengan ibu-ibu
yang tidak memberikan ASI eksklusif bagi bayi usia 0-6 bulan. Pendekatan yang akan
digunakan adalah pendekatan wawancara mendalam (in-depth interview), dengan pendekatan
ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan data terkait penelitian ini.

Informan Penelitian
Informan yang akan dijadikan sumber data dari penelitian ini adalah para ibu yang
memiliki bayi usia 0 bulan sampai usia maksimal 2 tahun. Hal ini dikarenakan tidak semua
RT terdapat ibu yang memiliki bayi usia 0-6 bulan. Pembatasan usia bayi tersebut
dimaksudkan untuk mempermudah peneliti memdapatkan informasi dari informan. Informan
diharapkan masih mengingat bagaimana pemberian ASI mereka kepada bayi-bayi mereka
tersebut.
Para ibu yang menjadi informan berasal dari tiap RT, yang sebelumnya dihitung
terlebih dulu berapa jumalah ibu yang memiliki bayi usia 0 bulan sampai usia 2 tahun. Jika
didalam satu RT terdapat kurang dari 10 ibu yang memiliki bayi usia maksimal 2 tahun, maka
yang akan menjadi informan dari RT tersebut berjumlah dua orang. Sedangkan jika dalam
satu RT terdapat lebih dari 10 ibu, maka yang akan menjadi informan dari RT tersebut
berjumlah tiga sampai empat orang.

Unit Analisis
Unit analisis yang akan dijadikan acuan sebagai daftar contoh model pertanyaan yang
akan diajukan pada saat wawancara adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Unit Analisis
Daftar Domain
Hubungan
Semantik
Bentuk
Hubungan
Contoh Model Pertanyaan
Pemberian ASI
tidak eksklusif
Bentuk X bagian dari Y
- Apakah Anda memberikan
ASI yang eksklusif bagi
bayi Anda?
- Jika tidak, apa yang Anda
berikan selain ASI?
Faktor yang
mempengaruhi
Keterkaitan X pengaruh Y
- Apa saja yang
mempengaruhi Anda tidak
memberikan ASI eksklusif?
- Apa alasan Anda tidak
memberikan ASI eksklusif?
- Adakah unsur biologis,
psikologis, dan sosial
(budaya dan ekonomi
masuk dalam sosial) yang
melatarbelakangi Anda
tidak memberikan ASI
eksklusif?

Sumber Data
Data yang akan diolah dalam penelitian ini bersumber dari berbagai media, yaitu dari
data-data statistik kesehatan di Indonesia, data-data yang ditemukan di internet, berbagai
informasi dari para informan, dan lain-lain.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara wawancara secara
langsung dengan model pertanyaan terbuka. Peneliti akan datang langsung ke rumah
informan dengan membawa lembar pertanyaan semiterstruktur dan terbuka, kemudian
bertanya langsung pada informan. Informan akan diberikan inform concern untuk meyakini
peneliti bahwa responden bersedia menjadi informan dalam penelitian ini. Informan
diberikan kebebasan dalam menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.
Informan diharapkan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh peneliti secara jujur dan
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Peneliti juga membawa alat perekam, untuk
mempermudah wawancara. Wawancara berlangsung sekitar 30 menit sampai batas waktu
yang tidak ditentukan. Jika informan merasa sudah cukup, maka wawancara akan dihentikan.
Wawancara yang akan dilakukan oleh peneliti adalah jenis wawancara deep-interview untuk
memperoleh berbagai informasi dari informan.

Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini akan bertempat di seluruh RT yang ada di kawasan
Kebon Mangga I, Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Madya
Jakarta Selatan, DKI Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan berlangsung pada pertengahan sampai akhir tahun 2013.

Manajemen dan Analisis Data
Manajemen dan analisis data yang akan dilakukan berupa:
1. Penulisan kembali semua jawaban dari setiap informan yang sudah direkam
sebelumnya didalam kertas (secara tertulis).
2. Pembagian kriteria jawaban informan. Pembagian kelompok-kelompok jawaban ke
dalam beberapa kriteria, seperti pengetahuan terkait dengan ASI eksklusif, pemberian
ASI eksklusif, alasan pemberian ASI tidak eksklusif, faktor yang mempengaruhi, dan
lain sebagainya.
3. Memasukkan data tertulis kedalam komputer untuk memudahkan penyimpanan data.
4. Setelah data (jawaban responden yang telah dikelompokan) disimpan, kemudian di
analisis dengan cara membandingkan faktor-faktor apa saja yang dominan (yang
paling sering muncul dari jawaban-jawaban yang diberikan oleh responden)
berdasarkan pengelompokan teori biopsikososial. Kemudian memilih-milih kalimat
yang dapat menguatkan dalam menggambarkan faktor-faktor dominan yang telah
dipilih. Selain faktor-faktor yang dominan, faktor-faktor lain yang juga disebutkan
oleh responden juga akan dimasukan ke dalam laporan sebagai faktor-faktor lain yang
juga mempengaruhi.
5. Terakhir memasukkan data yang telah dipilah ke dalam laporan untuk disajikan
sebagai hasil dari penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai