Anda di halaman 1dari 16

EKOnomi wilayah dan kota

Identifikasi Pengembangan Kawasan Berbasis


Teknologi (Studi Kasus: Solo Technopark, Indonesia
dan Hsinchu Sciencepark, Taiwan)


Disusun oleh:
Selfa Septiani Aulia (10610009)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
2012
Ekonomi Wilayah dan Kota 1

I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI) yang didalamnya terdapat koridor-koridor ekonomi
berdasarkan pusat-pusat produksi yang ada di berbagai daerah, maka
diperlukanlah penguasaan akan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) agar
terciptanya iklim investasi yang kondusif yang pada akhirnya memungkinkan
suatu daerah untuk memacu daya tumbuh perekonomiannya, menuju tercapainya
peningkatan daya saing. Peningkatan daya saing tersebut berupa percepatan
perkembangan inovasi baru yang dapat menumbuhkan perekonomian suatu
wilayah. Maka dari itu, diperlukanlah sebuah kawasan berbasis teknologi yang
merupakan kawasan berdimensi pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mendukung percepatan perkembangan inovasi.
Pengembangan kawasan berbasis teknologi ini diandalkan sebagai motor
penggerak pengembangan wilayah serta diharapkan mampu menjadi pusat dan
pendorong pertumbuhan ekonomi bagi kawasan di sekitarnya serta mampu
bersaing di dalam dan luar negeri. Kemampuan bersaing ini lahir melalui
pengembangan produk unggulan yang kompetitif di pasar domestik maupun
global, yang didukung sumber daya manusia (SDM) unggul, riset dan teknologi,
informasi, serta keunggulan pemasaran. Pemerintah perlu mendorong dan
mendukung penciptaan dan penguatan kawasan berbasis teknologi di daerah-
daerah yang berbasis kepada produk unggulan daerah masing-masing.
Pengembangan kawasan berbasis teknologi ini sudah diterapkan di negara-
negara maju, salah satunya adalah di Taiwan, yaitu Hsinschu Sciencepark.
Sedangkan di Indonesia, salah satu kawasan berbasis teknologi yang memiliki
karakter yang sama dengan Hsinchu Sciencepark di Taiwan adalah Solo
Technopark.

1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan paper ini adalah mengidentifikasi apa yang
dimaksud dengan kawasan berbasis teknologi dan bagaimana cara
pengembangannya agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di
Ekonomi Wilayah dan Kota 2

kawasan tersebut serta membandingkan Solo Technopark yang ada di Indonesia
dengan Hsinchu Sciencepark di Taiwan sehingga bisa diketahui sejauh mana
perkembangan Solo Technopark bila dibandingkan dengan Hsinchu Sciencepark.

II. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian Kawasan Berbasis Teknologi
Konsep pengembangan kawasan berbasis teknologi adalah kawasan
berdimensi pembangunan ekonomi dengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi
yang mendukung percepatan perkembangan inovasi. Dewasa ini telah
berkembang kawasan berbasis teknologi sesuai dengan karakteristiknya masing-
masing. Untuk menyamakan persepsi, maka berikut ini disajikan beberapa tipe
pengembangan kawasan berbasis teknologi, yaitu Technopark/Sciencepark,
Technopolis dan Innovation Cluster.
2.1.1 Pengertian Technopark
Technopark merupakan salah satu bentuk wadah untuk menghubungkan
institusi perguruan tinggi dengan dunia industri. Definisi dari Technopark atau
Sciencepark adalah sebuah kawasan terpadu yang menggabungkan dunia industri,
perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan, kewirausahaan, perbankan, pemerintah
pusat dan daerah dalam satu lokasi yang memungkinkan aliran informasi dan
teknologi secara lebih efisien dan cepat.
Masih ada beberapa definisi lain dari Technopark yaitu :
Lahan yang menarik dan berisi bangunan arsitektur yang indah yang
memiliki fungsi sebagai pusat ilmu pengetahuan dan R & D (Research and
Development) perusahaan untuk menghasilkan penemuan baru atau
aplikasi teknologi.
Kerjasama dalam R & D (Research and Development) antara perusahaan
terkenal dengan pihak universitas untuk memperoleh keuntungan dari
teknologi yang mereka hasilkan.
Tempat terjadinya transfer teknologi yang kuat antara universitas,
laboratorium penelitian dan industri.
Selain definisi diatas, ada lagi definisi lain, yaitu "Technology Park"
adalah istilah digunakan untuk menggambarkan berbagai upaya untuk
Ekonomi Wilayah dan Kota 3

merangsang perkembangan "kewirausahaan, pengetahuan berbasis usaha kecil dan
menengah" (atau UKM) dalam suatu negara.
2.1.2 Pengertian Kawasan Teknopolitan
Teknopolitan adalah konsepsi kawasan berdimensi pembangunan
ekonomi, sosial dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan
produktif dan gerakan masyarakat yang mendukung percepatan perkembangan
inovasi, difusi dan pembelajaran. Sementara itu, Kawasan teknopolitan adalah
kawasan yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan iptek, kegiatan produktif dan
gerakan masyarakat pada wilayah tertentu sebagai sistem pembangunan yang
ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan sistem
inovasi.
2.1.3 Pengertian Innovation Cluster
Klaster Inovasi atau Innovation Cluster merupakan salah satu cara untuk
menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomian. Klaster Inovasi
adalah konsentrasi geografis dari perusahaan dan industri yang melakukan bisnis
dengan satu sama lain dan memiliki kebutuhan umum untuk bakat, teknologi, dan
infrastruktur. Klaster merangsang dan memungkinkan inovasi. Para stakeholders
dalam suatu klaster industri biasanya akan memiliki kemampuan yang lebih baik
untuk melihat peluang inovasi. Kehadiran pemasok dan lembaga yang beragam
umumnya sangat membantu dalam penciptaan pengetahuan yang diperlukan oleh
klaster. Sifat kolektivitas dalam klaster juga dapat mempermudah eksperimentasi
dengan ketersediaan sumber daya lokal. Banyak kasus empiris juga menunjukkan
bahwa berklaster akan memfasilitasi proses komersialisasi. Dalam hal ini peluang
bagi perusahaan-perusahaan baru dan lini bisnis baru bisa lebih nampak. Klaster
sering menjadi tempat untuk komersialisasi gagasan lebih mudah dilakukan.
Gagasan-gagasan baru dapat diperkenalkan oleh perusahaan kepada pasar tanpa
harus menanggung risiko melakukan semuanya sendiri. Selain itu, dalam klaster
industri, persaingan pada dasarnya juga akan meningkat akibat eksternalitas,
keterkaitan dan hubungan antara perusahaan, industri, dan lembaga-lembaga
terkait.


Ekonomi Wilayah dan Kota 4

2.2 Teori-Teori Yang Berkaitan Dengan Kawasan Berbasis Teknlogi
Ada beberapa teori yang berkaitan dengan kawasan berbasis teknologi.
Berikut ini merupakan teori-teori yang berkaitan dengan kawasan berbasis
teknologi tersebut.
a. Teori Pertumbuhan Ekonomi
Menurut Tarigan (2005), pertumbuhan ekonomi wilayah adalah
pertambahan pendapatan masyarakat yang tejadi di suatu wilayah,
yaitu adanya kenaikan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah
tersebut. Pertambahan pendapatan menggambarkan pertambahan balas
jasa bagi faktor-faktor produksi yang beroperasi di wilayah tersebut
(tanah, modal, tenaga kerja, dan teknologi) dimana pendapatan
tersebut diukur dalam nilai riil (dinyatakan dalam harga konstan). Hal
ini juga dapat menggambarkan kemakmuran daerah tersebut.
Kemakmuran suatu wilayah selain ditentukan oleh besarnya nilai
tambah yang tercipta di wilayah tersebut juga oleh besaran transfer-
payment, yaitu bagian pendapatan yang mengalir ke luar wilayah atau
mendapat aliran dana dari luar wilayah.
b. Teori Keunggulan Kompetitif
Teori keunggulan kompetitif adalah menganalisis kemampuan suatu
wilayah untuk memasarkan produknya (produk yang memiliki
keunggulan kompetitif, yaitu produk yang laku di pasar global) di luar
wilayah/luar negeri.
c. LED Concept (Local Economic Development Concept)/Konsep
Pengembangan Ekonomi Lokal
Adapun untuk definisi Pembangunan Ekonomi Lokal (Local Economic
Development) lain dari para pakar/ahli sebagai berikut:
Menurut World Bank :
Pembangunan Ekonomi Lokal adalah proses dimana pemerintah
lokal dan organsisasi masyarakat terlibat untuk mendorong,
merangsang, memelihara, aktivitas usaha untuk menciptakan
lapangan pekerjaan.

Ekonomi Wilayah dan Kota 5

Menurut International Labour Organization (ILO):
Pembangunan Ekonomi Lokal adalah proses partisipatif yang
mendorong kemitraan antara dunia usaha dan pemerintah dan
masyarakat pada wilayah tertentu, yang memungkinkan kerjasama
dalam perancangan dan pelaksanaan strategi pembangunan secara
umum, dengan menggunakan sumber daya lokal dan keuntungan
kompetitif dalam konteks global, dengan tujuan akhir menciptakan
lapangan pekerjaan yang layak dan merangsang kegiatan ekonomi.
Menurut A. H. J. Helming :
Pembangunan Ekonomi Lokal adalah suatu proses dimana
kemitraan yang mapan antara pemerintah daerah, kelompok
berbasis masyarakat, dan dunia usaha mengelola sumber daya yang
ada untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan merangsang
(pertumbuhan) ekonomi pada suatu wilayah tertentu. Menekankan
pada kontrol lokal, dan penggunaan potensi sumber daya manusia,
kelembagaan dan sumber daya fisik.
Menurut Bank Dunia, ILO, Blakely & Bradshaw
Pembangunan Ekonomi Lokal adalah usaha mengoptimalkan
sumber daya lokal yang melibatkan pemerintah, dunia usaha,
masyarakat lokal dan organisasi masyarakat untuk
mengembangkan ekonomi pada suatu wilayah.

III. Gambaran Umum
3.1 Profil Solo Technopark
Solo Technopark (STP) dibangun berfungsi sebagai pusat pendidikan dan
teknologi, regional dalam karakter dan internasional dalam lingkup. STP dari
Kota Surakarta akan mempromosikan pembangunan daerah melalui hubungan
sinergis antara Industri, Pemerintah dan Akademisi, yang disebut Triple Helix.
Bentuk Pelayanan lain dari Solo Technopark adalah meningkatkan
kewirausahaan dan inovasi dengan menggunakan inkubator canggih dan
penyebaran layanan konseling yang ekstensif, baik dalam konteks teknis dan
operasional untuk ekonomi lokal. Semua layanan Solo Technopark yang sudah
Ekonomi Wilayah dan Kota 6

eksis maupun yang direncanakan di masa depan bertujuan untuk meningkatkan
daya saing dan kinerja perusahaan lokal, untuk menjamin peningkatan
kesempatan kerja dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pada saat ini Solo Technopark telah mampu memproduksi mobil nasional
yang diberi nama Kiat Esemka sesuai dengan pembuatnya yaitu siswa-siswa SMK
Negeri 2 Solo.

3.2 Profil Hsinchu Sciencepark
Kota Hsinchu adalah kota yang terletak di bagian utara Taiwan. Batas
admnistrasi Kota Hsinchu adalah :
Sebelah utara dan timur berbatasan dengan Kabupaten Hsinchu
Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Miaoli
Sebelah barat berbatasan dengan Selat Taiwan
Kota Hsinchu terdiri dari tiga daerah, yaitu Daerah Utara, Daerah Timur,
dan Daerah Xiangshan. HSP (Hsinchu Sciencepark) berusaha untuk menciptakan
suatu kondisi yang ramah lingkungan dan manusiawi yang terdiri dari unsur R &
D (Research and Development), produksi, pekerjaan, gaya hidup, dan hiburan.
Hsinchu Science/Technopark juga bertujuan untuk menarik Sumber Daya
Manusia (SDM) dengan kompetensi teknologi tinggi, memperkenalkan teknologi
tinggi, membangun dasar untuk pengembangan industri teknologi tinggi, dan
upgrade industri dalam negeri. Pada saat ini Hsinchu Science Park mengatur lima
sciencepark yaitu Jhunan Park, Tonglou Park, Longtan Park, Hsinchu Biomedis
Science Park, dan Yilan Science Park, dengan total lahan seluas 1.373 hektar.
Sampai dengan akhir tahun 2008, HSP memiliki 430 perusahaan berteknologi
tinggi dengan 130.577 karyawan. Serta penerimaan penjualan tahunan mencapai
NT $ 1,008 triliun dan modal disetor sebesar NT $ 1,14 triliun.

IV. Pembahasan
4.1 Pengenalan Kawasan Berbasis Teknologi (Technopark/Sciencepark)
Technopark atau Sciencepark adalah sebuah kawasan terpadu yang
menggabungkan dunia industri, perguruan tinggi, pusat riset dan pelatihan,
kewirausahaan, perbankan, pemerintah pusat dan daerah dalam satu lokasi yang
Ekonomi Wilayah dan Kota 7

memungkinkan aliran informasi dan teknologi secara lebih efisien dan cepat.
Technopark sendiri mulai dikembangkan sejak tahun 1950, dimana staf perguruan
tinggi yang memiliki jiwa entrepreneur ingin mengkonversikan ilmu pengetahuan
dan hasil penelitian yang dia kembangkan menjadi nilai ekonomi. Technopark
pertama dibuat oleh Stanford University di Amerika Serikat.
Ada beberapa tujuan dari adanya technopark. Berikut ini beberapa tujuan
technopark yang dikumpulkan dari berbagai sumber :
Meningkatkan daya saing bisnis perusahaan lokal dengan
menggunakan fasilitas kampus untuk melakukan R & D (Research and
Development). Banyak perusahaan lokal yang tidak mampu melakukan
R & D sendiri karena keterbatasan dana, SDM, dan peralatan.
Perguruan tinggi biasanya memiliki SDM dan peralatan. Masalah dana
bisa ditanggung bersama-sama oleh beberapa perusahaan dan/atau oleh
pemerintah.
Sebagai sarana untuk mengembangkan dan mengkomersialisasikan
ide-ide kreatif atau temuan-temuan yang diperoleh dari penelitian.
Perguruan tinggi tertarik untuk mendapatkan keuntungan finansial dari
riset yang telah dikembangkannya.
Sebagai sarana untuk mengembangkan perusahaan bermuatan
teknologi, atau dengan kata lain sebagai tempat inkubator bisnis, yaitu
suatu fasilitas yang menyediakan berbagai kegiatan dimana para calon
pengusaha dapat menerima informasi dan berbagai bantuan yang
penting, jasa layanan bernilai tambah dan peralatan, yang tidak
mungkin dimiliki, dapat diakses atau dapat diketahui oleh para calon
pengusaha tersebut (Barbara Harley, Internasional Business Incubator
Silicon Valley). Perguruan tinggi umumnya memiliki laboratorium
untuk mempraktekkan teori yang diberikan di kelas. Namun, untuk
teori entrepreneurship atau bisnis tidak ada laboratoriumnya.
Technopark (dalam fungsinya sebagai inkubator) dapat digunakan
sebagai laboratorium oleh mahasiswa dan staf pengajar/peneliti
perguruan tinggi.
Ekonomi Wilayah dan Kota 8

Dilihat dari tujuannya, technopark (dan termasuk inkubator di dalamnya)
dapat memiliki nilai ekonomi yaitu dengan memberikan kontribusi kepada
pertumbuhan ekonomi di daerah yang bersangkutan dengan adanya perusahaan
baru yang menyediakan lapangan kerja.
Fasilitas yang diberikan oleh technopark tidak sekedar fasilitas fisik saja,
namun lebih dari itu. Beberapa contoh fasilitas dari technopark adalah:
Akses kepada pakar (intellectual) yang ada di kampus. Ini termasuk
akses kepada staf pengajar, staf peneliti, dan mahasiswa. Kultur ini
tercipta dari pertemuan informal antara dosen, mahasiswa, peneliti,
dan pelaku bisnis inkubator.
Akses kepada fasilitas di kampus, seperti peralatan di laboraorium,
buku-buku di perpustakaan, jaringan internet, data center, business
center, dan fasilitas fisik lainnya yang dimiliki oleh perguruan tinggi
untuk perusahaan kecil yang umumnya tidak mampu memiliki alat
tersebut sehingga data center dapat digunakan bersama-sama oleh unit
inkubasi yang membutuhkan fasilitas computing dan data storage.
Akses kepada hasil penelitian, kuliah, dan kegiatan-kegiatan lain yang
ada di dalam kampus. Seringkali perguruan tinggi memiliki hasil
penelitian yang dapat dimanfaatkan oleh industri. Namun, perguruan
tinggi ini tidak mengetahui akan hal tersebut. Technopark memiliki
sebuah business center yang menyediakan interface dan showcase dari
perguruan tinggi sehingga industri dapat mengetahui kemampuan
perguruan tinggi.
Technopark memiliki link dengan venture capital (modal finansial
yang diberikan kepada tahap awal) untuk pemodalan.
Adapun stakeholder dari sebuah technopark biasanya adalah pemerintah
(biasanya pemerintah daerah), komunitas peneliti (akademis), komunitas bisnis
dan finansial. Stakeholder bekerjasama untuk mengintegrasikan penggunaan dan
pemanfaatan bangunan komersial, fasilitas riset, conference center, sampai ke
hotel. Bagi pemerintah daerah, technopark menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan pendapatan daerah. Bagi para pekerja yang berpendapatan cukup
tinggi, technopark memiliki daya tarik karena situasi, lokasi, dan lifestyle.
Ekonomi Wilayah dan Kota 9

Salah satu manfaat dari technopark dilihat dari kacamata industri adalah
adanya akses ke sumber daya manusia (SDM) di kampus. Industri dapat
mengakses ide, inovasi, dan teknologi yang dikembangkan oleh para peneliti di
kampus. Mahasiswa merupakan peneliti yang sangat penting karena jumlahnya
yang banyak dan tidak terlalu mahal honornya. Industri lebih suka dengan
pendekatan ini karena tidak perlu merekrut pegawai tetap yang membawa banyak
pertimbangan dan masalah. Di sisi lain, dosen, peneliti, dan mahasiswa senang
dengan adanya technopark di kampus karena mereka dapat langsung berhadapan
dengan masalah nyata yang dihadapi oleh industri. Mahasiswa dapat
menggunakan pengalamannya ini sebagai referensi ketika dia mencari pekerjaan
lain, jika dia tertarik untuk menjadi bagian dari perusahaan yang bersangkutan.
Sebuah technopark juga memiliki efek pengganda/multiplier effect untuk
pertumbuhan ekonomi wilayah. Efek pengganda terbesar dari inovasi teknologi
untuk ekonomi wilayah adalah titik kunci dari inovasi teknologi yang mendorong
pertumbuhan ekonomi. Lebih khususnya, inovasi teknologi membuat industri
terkemuka atau pengelompokkan industri menjadi sebuah kutub peningkat dari
perdagangan yang berhubungan. Hal tersebut seperti sebuah ladang magnet,
menarik wilayah tetangga secara terus-menerus untuk mengembangkan sosial
ekonomi di wilayah tetangga sehingga menginduksi munculnya industri baru,
teknik baru, bahan baku baru, energi baru, dan lain-lain.

4.2 Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi
Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi terdapat beberapa
faktor kunci yang masing-masing memiliki fungsi dan komponen yang berbeda,
antara lain Research and Development (R&D), Business and Networked
Entrepreneurship, Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi, serta
Penyediaan Infrastruktur.
4.2.1 Research and Development (R & D)
Research and Development (R&D) yaitu kegiatan untuk menciptakan
produk baru dan teknologi yang didasarkan pada hasil penelitian dan
pengembangan dari universitas, penelitian laboratorium dan R & D perusahaan.
Eksistensi dari Universitas dan Lembaga Penelitian adalah sebagai inti (core)
Ekonomi Wilayah dan Kota 10

penemuan dalam ilmu pengetahuan dan mempromosikan komersialisasi teknologi
melalui penelitian kolaboratif antara universitas, industri dan lembaga penelitian .
Industri yang sarat dengan teknologi akan selalu membutuhkan penelitian dan
pengembangan (research & development/R&D), sehingga peran perguruan tinggi
dan lembaga penelitian pasti sangat diperlukan.
4.2.2 Business and Networked Entreprenuership
Jaringan bisnis dan kewirausahaan yang merupakan komponen penting
dalam "rantai nilai" yang menghubungkan pasar dengan penemuan. Dari Jaringan
bisnis dan kewirausahaan ini akan diperoleh manfaat antara lain :
(a) Menemukan pengusaha potensial.
(b) Mendukung perusahaan teknologi tinggi ventura/ perusahaan yang
memiliki usaha teknologi tinggi.
(c) Komersialisasi teknologi.
(d) Membentuk kelompok organisasi yang inovatif.
Faktor kunci dalam membangun kawasan berbasis teknologi tinggi adalah
membangun sistem untuk mendukung industri-industri yang berteknologi tinggi
(spinoff) dan untuk membantu industri-industri tersebut untuk menetap di satu
kawasan .
4.2.3 Manajemen Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi
Keberhasilan dan keberlangsungan suatu kawasan berbasis teknologi tidak
terlepas dari metode pengelolaan yang dilakukan oleh perusahaan kawasan yang
bersangkutan. Untuk itu bentuk dan fungsi organisasi kelembagaan yang
dirancang harus menggunakan prinsip bisnis modern dan profesional dalam
rangka meningkatkan daya saing produk dalam era globalisasi. Beberapa langkah
yang dapat dilakukan dalam manajemen pengembangan kawasan berbasis
teknologi sebagai berikut :
(a) Program Pelatihan untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
yang profesional untuk inovasi teknologi dan komersialisasi teknologi.
(b) Memiliki link dengan venture capital untuk permodalan sehingga dapat
memberikan bantuan terutama pada UKM yang berteknologi tinggi.
(c) Pengadaan properti (sewa) untuk keperluan kegiatan R & D dan layanan
bisnis.
Ekonomi Wilayah dan Kota 11

(d) Pengelolaan pemasaran sebagai bentuk dukungan yang secara tidak
langsung untuk pemasaran perusahaan secara individu maupun untuk
semua perusahaan dalam Sciencepark.
(e) Globalisasi membuka kesempatan yang luas untuk membangun jaringan
kerjasama dengan sciencepark lain baik di wilayah domestik maupun
internasional.
4.2.4 Penyediaan Infrastruktur
Dalam pengembangan kawasan berbasis teknologi diperlukan beberapa
prasarana dan sarana antara lain :
(a) Infrastruktur sains dan teknologi yang terdiri dari sumber daya
pengetahuan (knowledge resources) suatu wilayah yang dibentuk oleh
universitas, laboratorium riset pemerintah dan swasta, perpustakaan,
inkubaror teknologi, pusat inovasi dan ilmu pengetahuan untuk keperluan
R & D yang ramah lingkungan.
(b) Infrastruktur bisnis yang terdiri dari asosiasi industri, kamar dagang,
bidang pengembangan, peluang pembiayaan khusus.
(c) Infrastruktur fisik seperti transportasi yang memadai (jalan raya, kereta
api, bandara), telekomunikasi, air bersih, dan listrik.
(d) Sumber Daya Manusia, termasuk pasokan yang memadai untuk tenaga
kerja yang terlatih, ilmuwan, insinyur, teknisi, inkubasi teknologi dari
universitas dan lembaga riset pemerintah di kawasan teknopolitan.
(e) Kualitas pelayanan seperti kawasan tempat tinggal, taman, fasilitas olah
raga yang berkualitas
(f) Basis ekonomi yang beragam termasuk jaringan penyuplai dan distribusi
yang ekstensif
(g) Daya tarik bagi investor seperti biaya rendah untuk melakukan bisnis
(misalnya mudahnya perizinan, insentif pajak), biaya makan, transportasi
dan perumahan.
Ekonomi Wilayah dan Kota 12


4.3 Perbandingan Fasilitas Untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Dua Kawasan Tersebut dan Hasilnya Terhadap
Perekonomian
Fasilitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di dua kawasan berbasis teknologi ini dilihat dari fasilitas yang diberikan
oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengembangkan dua kawasan tersebut karena kedua kawasan ini atas inisiatif
pemerintah dan pengelolaannya pun dilaksanakan oleh pemerintah juga. Akan tetapi, terdapat beberapa perbedaan antara Solo
Technopark dengan Hsinchu Sciencepark. Perbedaan tersebut dapat dilihat pada kontribusi yang diberikan kedua kawasan tersebut
terhadap perekonomian pada tahun 2000 di Hsinchu Sciencepark dan pada tahun sekarang di Solo Technopark (karena Solo
Technopark dibangun pada tahun 2008). Berikut ini merupakan tabel kontribusi terhadap perekonomian yang diberikan oleh kedua
kawasan tersebut.

Tabel IV-1
Perbandingan Kontribusi Terhadap Perekonomian
di Solo Technopark dan Hsinchu Sciencepark
No
Kawasan Berbasis
Teknologi
Hasil Tehadap Perekonomian
Jumlah
Perusahaan
Nilai Tambah Jumlah Tenaga
Kerja
Penjualan
Perusahaan
Ekspor Paten
1 Solo Technopark - - - - - 1
2 Hsinchu Sciencepark 312 $25256M 96293 $19616M $16000M 2991

Dari tabel kontribusi terhadap perekonomian tersebut, maka bisa dibuatkan matriks perbandingan fasilitas untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi dan hasilnya terhadap perekonomian di dua kawasan tersebut. Berikut ini merupakan tabel perbandingan
fasilitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan hasilnya terhadap perekonomian di dua kawasan tersebut.

Ekonomi Wilayah dan Kota 13

Tabel IV-2
Perbandingan Kawasan Berbasis Teknologi
Solo Technopark dan Hsinschu Sciencepark
No
Kawasan Berbasis
Teknologi
Fasilitas Yang Diberikan Hasil Terhadap Perekonomian
1 Solo Technopark
o Pengembangan pendidikan dan pelatihan dalam bidang aplikasi
praktek (mekanik, manufaktur, pengelasan dan mekanik
garmen) serta teaching factory (bidang otomotif, IT/elektronik
dan teknik mesin)
o Perencanaan pembangunan penyediaan infrastruktur, seperti
pembangunan pusat perdagangan dan pameran di dalam
kawasan STP
o Memberikan fasilitas pengembangan bisnis kepada peserta
pelatihan STP sehingga tercipta UMKM yang berkualitas dan
memiliki produk-produk industri kreatif yang memiliki daya
saing baik di Indnesia maupun di luar negeri
o Menciptakan SDM yang unggul dalam bidang
inovasi teknologi sehingga menciptakan tenaga
kerja terampil yang siap bekerja di dunia industri
o Menciptakan produk industri kreatif, seperti mobil
ESEMKA Rajawali yang memiliki daya saing dan
akan menambah PAD
o Memiliki 50 mitra perusahaan yang akan
menerima lulusan STP sehingga menambah tenaga
kerja dan mengurangi pengangguran
2 Hsinchu Sciencepark
o Melakukan serangkaian insentif industrial nasional untuk
memastikan keberhasilan pengembangan HSP, seperti lima-
tahun tax holiday, modal ventura dari pemerintah, pinjaman
bunga rendah, mengurangi sewa tanah, keadilan dengan tidak
ada batasan untuk orang asing dan fasilitas R & D ultra modern.
Selain itu juga, HSP harus secara fungsional tergabung dengan
National Ching-Hwa University, Giao-Tong University dan
Industrial Technology Research institute yang termasuk ke
dalam sebuah kutub pertumbuhan teknologi tinggi
o Peningkatan dalam segala aspek perekonomian,
seperti peningkatan jumlah perusahaan,
peningkatan nilai tambah dengan banyaknya
investasi modal yang disetor, peningkatan jumlah
tenaga kerja, peningkatan penjualan perusahaan
yang sebagian besar diperoleh dari penjualan
produk yang berasal dari perusahaan R & D,
peningkatan ekspor dan peningkatan paten
domestik
Ekonomi Wilayah dan Kota 14

o Menciptakan multiplier effect terhadap wilayah
tetangga sekitar Hsinchu Sciencepark, sehingga
terbentuk kawasan-kawasan yang mendukung
Hsinchu Sciencepark, seperti Tonglou Sciencepark
di Miaoli

V. Kesimpulan
Konsep pengembangan kawasan berbasis teknologi ini merupakan konsep pengembangan industri teknologi tinggi yang
berbasis pada Research and Development yang harus ada keterkaitan yang kuat antar stakeholder, seperti pemerintah, perguruan
tinggi dan industri untuk menjadikan kawasan tersebut menjadi kawasan yang memiliki daya saing dengan menjual produk-produk
lokal kreatif unggulan yang memiliki kontribusi yang tinggi terhadap perekonomian wilayah serta tujuan lainnya adalah untuk
menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya. Walaupun Solo Technopark belum lama dibangun dan kontribusi yang diberikan
terhadap perekomian di Kota Solo belum seoptimal kontribusi terhadap perekonomian yang diberikan seperti Hsinchu Sciencepark di
Taiwan, tetapi, Solo Technopark merupakan sebuah pengembangan kawasan berbasis teknologi yang prospektif. Maka,
pengembangan kawasan berbasis teknologi di Solo Technopark harus dikembangkan dengan sebaik-baiknya agar dapat membantu
perekonomian wilayah di kota tersebut dan menciptakan multiplier effect bagi wilayah-wilayah di sekitarnya sehingga terjadi
peningkatan PAD/Pendapatan Asli Daerah.
Ekonomi Wilayah dan Kota 15

Daftar Pustaka
Regional Investment. 2011. Pengembangan Kawasan Berbasis Teknologi.
http://regionalinvestment.com/newsipid/id/userfiles/ppi/IDENTIFIKA
SI%20PENGEMBANGAN%20KAWASAN%20BERBASIS%20TEK
NOLOGI%20TAHUN%202011.pdf. (tanggal akses 28 Oktober 2012)
Wikimedia Fondation. 2012. Hsinchu Sciencepark.
http://en.wikipedia.org/wiki/Hsinchu (tanggal akses 11 November
2012).
Chou, Tsu-Lung. Unknown. Science park and its governance challenge of
high-tech urban region toward polycentricity: The Hsinchu science-
based industrial park.
http://web.ntpu.edu.tw/~choutl/Referred%20paper-
english/Referred%20paperScience%20park%20and%20its%20governa
nce%20challenge%20of%20high-
tech%20urban%20region%20towards.pdf (tanggal akses 28 November
2012)
Liwen Su, Li Guoqing Sun Yumei. Unknown. Technological Innovation
Stimulating Regional and Economy Grow.
http://www.seiofbluemountain.com/upload/product/201001/12632635
75sm3e6929.pdf (tanggal akses 29 November 2012)
Solo Technopark. 2011. Solo Technopark Menuju Kawasan Inovatif Masa
Depan. http://solotechnopark.com/in/berita-a-kegiatan/berita/179-solo-
technopark-menuju-kawasan-inovatif-masa-depan.html. (tanggal akses
2 Desember 2012)
Said, E. Gumbira. 2009. Pengantar Inkubator Bisnis dan UKM.
http://courses.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/06/Pengantar-Inkubator-
Bisnis.pdf. (tanggal akses 19 Desember 2012)
Wikimedia Fondation. 2012. Venture Capital.
http://en.wikipedia.org/wiki/Venture_capital (tanggal akses 19
Desember 2012).

Anda mungkin juga menyukai