Anda di halaman 1dari 20

25

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


A. Kerangka Konsep Penelitian
Personal hygine adalah suatu tindakan memelihara kebersihan dan kesehatan
seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.kurang perawatan diri adalah kondisi dimana
seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan dirinya. Melihat hal itu personal
hygiene perseorangan yang mencakup semua aktivitas yang bertujuan untuk mencapai
kebersihan tubuh, meliputi membasuh ,mandi, merawat rambut, kuku, gigi, gusi dan
membersihkan daerah genital.jika seseorang sakit, biasanya masalah kesehatan kurang
diperhatikan. Hal ini terjadi karena mengganggap masalah kebersihan adalah masalah kecil,
padahal jika hal tersebut kurang diperhatikan dapat mempengaruhi kesehatan secara umum
tereutama pada usia subur (Agus, 2009)
Keputihan atau sering juga disebut Flour albus atau leucorrhea merupakan cairan
yang keluar dari vagina. Cairan itu biasanya berwarna putih kekuningan atau hijau
kekuningan bila keputihannya sudah parah. Selain menimbulkan rasa gatal keputihan juga
menimbulkan bau tak sedap pada vagina. Keputihan tak boleh dianggap remeh, karena bisa
mengakibatkan kemandulan, bisa juga merupakan gejala kanker serviks, bahkan bisa
mengakibatkan kematian, dan hampir setiap wanita pernah mengalami keputihan (Dita
andira, 2010 :74). Pada umumnya keputihan dibagi menjadi dua macam, yaitu keputihan
yang bersifat fisiologis atau dalam keadaan normal dan keputihan bersifat patologis atau
26

karena penyakit. Keadaan keputihan pun bermacam-macam sesuai dengan parah atau
tidaknya keputihan tersebut.
Bagan 3.1. Kerangka Konsep
Variable Independen Variabel Dependen




B. Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang dapat digunakan sebagai ciri, sifat, atau
aturan yang memiliki atau didapatkan oleh satuan tentang suatu konsep
pengertian tertentu ( Notoatmodjo, 2003 :70). Variabel independent dalam
penelitian ini adalah perilaku ibu dalam pemberian gizi seimbang, sedangkan
variable dependent adalah status gizi pada balita.

C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.
Hipotesis berfungsi untuk menentukan arah pembuktian, artinya hipotesis ini
merupakan pertanyaan yang harus dibuktikan ( Notoatmodjo, 2002 :45).
Perilaku Ibu Dalam
Pemberian Gizi
Seimbang

Status Gizi Pada
Balita
27

Ho: tidak ada hubungan antara perilaku ibu dalam pemberian gizi seimbang
dengan status gizi pada balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP
kelurahan Batukarut RW 02 Tahun 2012.
Ha: ada hubungan antara perilaku ibu dalam pemberian gizi seimbang dengan
status gizi pada balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran DTP kelurahan
Batukarut RW 02 Tahun 2012.

D. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Variable Definisi operasional Cara
ukur
Kategori skala
28

Personal
hygiene
Segala kegiatan atau
aktifitas remaja, untuk
mempertahankan atau
memperbaiki
kesehatan organ
reproduksi
Kuesioner <75% : kurang
(jika jawaban
benar)
75% : baik
(jika jawbanya
benar)




(Arikunto, dalam
Hilman 2010)
ordinal
Keputihan Cairan yang keluar
dan berlebihan dari
vagina
Kuesioner Ya (jika pernah
mengalami
keputihan)
Tidak (jika tidak
pernah mengalami
keputihan)
Nominal


E. Rancangan Penelitian
29

1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif
kolerasi yang merupakan penelitian atau penelaahan hubungan antara dua
veriabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek ( Notoatmodjo, 2002). Hal ini
dilakukan untuk melihat hubungan antara perilaku ibu dalam pemberian gizi
seimbang dengan status gizi pada balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjaran
DTP kelurahan Batukarut RW 02 Tahun 2012.

2. Pendekatan Waktu Pengumpulan Data
Pendekatan waktu yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional. Dalam penelitian seksional silang, variable sebab atau resiko dan
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian yang diukur atau
dikumpulkan secara simultan ( dalam waktu yang bersamaan ). Pengumpulan
data untuk jenis penelitian ini, baik untuk variable sebab maupun variable akibat
dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus ( Notoatmodjo, 2002)
3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti
(Notoatmodjo, 2002). Populasi penelitian ini adalah ibu yang mempunyai balita
di Wilayah kerja puskesmas Banjaran DTP kelurahan Batukarut RW 02 Tahun
2012.
30

b. Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2002). Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah sampling acak random (simple
random sempling) yaitu pengambilan sampel dimana penelliti mencampur
subjek-subjek didalam populasi sehingga jurusan atau kelas dianggap sama.

n =

)

keterangan : N = Besar Populasi
n = Besar Sampel
d = Tingkat Kepercayaan yang dipakai ( 0,1 % ).
( Notoatmodjo, 2002 : 92 )

Jadi jumlah sampel yang diambil dari penelitian ini adalah:
n =


n = 99,15 100
31

jadi peneliti akan menggenapkan jumlah sampel sebanyak 100 orang. Karena
masing-masing program studi memiliki jumlah yang berbeda, pengambilan sampel
menggunakan rumus:



Keterangan : ni : Jumlah sampel untuk kelas
Ni : Jumlah populasi untuk kelas
N : Jumlah populasi keseluruhan
n : Jumlah sampel keseluruhan
maka jumlah sampel untuk tiap prodi adalah:



Tabel 3.2. Jumlah Sampel Tiap Prodi
Kelas Populasi Sampel
X1 21 3
X2 27 4
32

X3 27 4
X4 27 4
X5 26 3
X6 26 3
X7 26 3
X8 27 4
X9 28 4
X10 20 3
XI IPA 1 30 4
XI IPA 2 27 4
XI IPA 3 27 4
XI IPA 4 27 4
XI IPS 1 23 3
XI IPS 2 21 3
XI IPS 3 16 3
XI IPS 4 17 3
XI IPS 5 18 3
XII BAHASA 29 4
XII IPA 1 32 4
XII IPA 2 32 4
XII IPA 3 33 4
33

XII IPS 1 19 3
XII IPS 2 19 3
XII IPS 3 19 3
XII IPS 4 18 3
XII IPS 5 19 3
XII IPS 6 18 3
Jumlah 695 100

Pengambilan sampel dari tabel sampel yang ada di setiap program studi,
kemudian diambil secara acak seperti arisan sesuai dengan jumlah sampel dari tiap
kelas.

4. Instrument penelitian
a. Instrument Personal hygiene
Instrument yang digunakan peneliti untuk mengukur personal hygiene
siswi adalah dengan kuesioner, yang dilakukan untuk mengetahui sejauh
mana tingkat personal hygiene siswi.
Jenis kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan
tertutup (closed ended) sehingga mempermudah responden dalam mengisi
atau menandainya jawaban dengan mudah dan cepat. Bentuk pertanyaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan bentuk pilihan
34

tunggal yaitu dimana responden tinggal memilih 1 (satu) jawaban yang
dianggap paling benar dengan membubuhkan tanda (x). Dimana jawaban
yang dianggap benar dikasi nilai 1, sedangkan jawaban yang salah di beri
nilai 0.

b. Instrument kejadian keputihan
Instrument yang digunakan peneliti untuk menganalisis kejadian
keputihan pada siwi adalah kuesioner. Kuesioner merupakan daftar
pertanyaan yang sudah tersusun baik dimana responden dan interviewer
tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (
Notoatmodjo, 2002 : 116).
Jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dengan
menggunakan suatu skala. Jenis skala sikap dalam penelitian ini adalah skala
likert yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal
membubuhkan tanda check list (\) pada kolom yang dianggap paling sesuai.
Rating scale adalah suatu bentuk pengumpulan data untuk mengetahui
angka kejadian keputihan dengan menggunakan suatu skala. dimana masing-
masing pernyataan memiliki 4 (empat) pernyataan positif kemungkinan
jawaban yaitu sangat setuju (SS) diberi nilai 4, setuju (S) diberi nilai 3, tidak
setuju (TS) diberi nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi nilai 1.
Sedangkan untuk pernyataan negatifnya yaitu sangat setuju (SS) diberi nilai
35

0, setuju (S) diberi nilai 1, tidak setuju (TS) diberi nilai 2, dan sangat tidak
setuju (STS) diberi nilai 4.

c. Uji instrument
Pada penelitian ini digunakan kuesioner sebagai alat ukur yang
digunakan untuk mengukur tingkat personal hygiene dan kejadian keputihan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah instrument yang
digunakan benar-benar dapt mengukur apa yang hendak diukur (validitas).
Dan juga mengetahui hasil pengukuran sehingga dapat dipercaya atau tidak.
Pengolahan datanya dilakukan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma
Hudasa Bandung.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang hendak diukur. Untuk mengetahui apakah
kuesioner yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita
ukur, maka perlu diuji dengan uji kolerasi antara skore (nilai) tiap-tiap
pertanyaan dengan total kuesioner tersebut ( Notoatmodjo, 2002 : 130 ).
Untuk mengetahui apakan kuesioner yang kita susun tersebut mampu
mengukur apa yang hendak kta ukur, makan perlu diuji kolerasi antara skor
(nilai) dengan tiap-tiap pertanyaan dengan skor total kuesioner.
Teknik kolerasi yang dipakai adalah teknik kolerasi product moment
yang rumusnya:
36


r xy =

{

}{ }

keterangan :
r xy: indeks dua veriabel yang kolerasikan
X : skor rata-rata dari X
Y : skor rata-rata dari Y
( Notoatmodjo, 2002 : 131 )
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat
pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap objek yang
sama, dengan alat ukur yang sama ( Notoatmodjo, 2002 :133).
Untuk mengukur reliabilitas secara statistik digunakan koefisien
reliabilitas alpha cornbach yang dirumuskan sebagai berikut:



(
(

(
(
(

=

2
2
1
1
x
i
S
S
k
k
o
37


Dimana
= Koefisien reliabilitas Alpha
K = Banyaknya belahan
2
i
S = Varians Skor Belahan
2
x
S = Varians Skor total
Menurut Azwar (2002) suatu instrumen dikatakan reliabel dan
berhasil mengukur variabel yang kita ukur, jika koefisien reliabilitasnya
lebih dari atau sama dengan 0,700.

d. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh
responden. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun baik,
sudah matang, dimana responden (angket) dan interviewer (wawancara) tinggal
memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.
Pada saat pengumpulan data dilapangan, peneliti memberi informed concent
kepada responden agar mendapat izin dari responden untuk mengisi lembar
kuesioner, lalu peneliti membagikan lembar kuesioner kepada responden dan
mendampingi responden secara langsung dalam pengisian kuesioner, lalu
responden mengisi kuesioner yang disediakan. Apabila responden kurang jelas
dengan maksud dari pertanyaan, bisa langsung bertanya pada peneliti.
38


e. Teknik pengolahan dan analisa data
a. Pengolahan data
Setelah data terkumpul dari responden maka dilakukan pengolahan data.
Pengolahan data yang dimaksud untuk mengubah data menjadi lebih baik dengan
menggunakan uji kuantitatif. Adapun hal yang dapat dilakukan dalam proses
pengolahan data adalah ( Notoatmodjo, 2009 : 30 ) :
a. Memeriksa data (editing)
Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan data yang telah dikumpulkan baik
berupa daftar pertanyaan, karu atau buku register. Pada tahap ini
kegiatan memeriksa data adalah menjumlahkan dan melakukan koreksi.



1) Penjumlahan
Pada kegiatan ini dilakukan penghitungan banyaknya lembaran
daftar pertanyaan yang teleh diisi untuk mengetahui apakah sesuai
dengan jumlah yang telah ditentukan.
2) Koreksi
Koreksi merupakan proses membenarkan atau menyelesaikan hal-
hal yang salah atau kurang jelas. Untuk menyelesaikannya dapat
ditanyakan kembali kepada responden, tetapi apabila cara tersebut
39

tidak dapat dilakukan karena responden tidak dapat dihubungi
maka penyelesaiannya dilakukan oleh peneliti sendiri, apakah
harus dibuang atau diganti dengan yang lain.
b. Memberi kode (coding)
Untuk mempermudah pengolahan data, sebaiknya semua variable diberi
kode terutama data klarifikasi misalnya kelas. Pemebrian kode dapat
dilakukan sebelum atau sesudah pengumpulan data dilaksanakan.
c. Menyusun data (tabulating)
Penyusunan data merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar
dengan mudah dapat dijumlah, dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
Ketiga kegiatan ini disebut proses edisi.
b. Analisa data
Pada tahap analisa data, data yang diperoleh di analisis dengan
teknik-teknik tertentu. Data kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis
kuantitatif (notoatmodjo, 2002 : 188). Setelah data yang dikumpulkan diolah,
disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik maka timbullah
beberapa pertanyaan yang harus dijawab (budiarto, 2002 : 68).

1) Analisa Univariat
Dilakukan terhadap tiap variable dari hasil penelitian. Pada
umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan
persentase dari tiap veriabel.
40

a) Personal hygiene
Untuk mengukur tingkat personal hygiene siswi dengan cara
menjumlahkan setiap alternatif jawaban pada item soal kemudian
dibagi jumlah responden dan dikalikan 100% hasilnya berupa
persentase dengan menggunakan rumus yang bersumber dari
Arikunto (2006):

P = X x 100%
n


Keterangan:
P = Presentase
X = Jumlah responden yang menjawab benar
n = Jumlah seluruh responden
Untuk jawaban yang benar diberi skor 1 (satu) dan yang salah
diberi skor 0 (nol). Hasil perhitungan dimasukkan kedalam standar
dengan kriteria objektif menurut Arikunto, tetapi untuk memudahkan
dalam analisa data maka kriteria objektif tersebut lebih
disederhanakan oleh peneliti menjadi 2 kategori dengan
menghilangkan kategori cukup, yaitu:
Baik : Jika didapatkan hasil 75%
Kurang : Jika didapatkan hasil < 75%
41

Selanjutnya untuk mengetahui presentase responden untuk tiap
kategori di dalam suatu variabel atau dimensi maka digunakan rumus
perhitungan distribusi frekuensi sebagai berikut :
P = F x 100 %
n
Keterangan:
P : Presentase responden
F : Jumlah responden yang termasuk kriteria
n : Jumlah keseluruhan responden
Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria
sebagai berikut :
0 % : Tak seorang pun responden
1-25 % : Sebagian kecil dari responden
26-49% : Hampir setengahnya responden
49-50% : Setengahnya responden
51-75% : Sebagian besar Responden
76-99% : Hampir seluruhnya responden
100% : Seluruhnya Responden.
b) Kejadian keputihan
Teknik yang digunakan dalam analisa aspek kejadian keputihan
adalah dengan skala likert. Skoring untuk jawaban respon pada aspek
sikap, jika pernyataan positif (favorabel) yaitu : SS (4), S (3), TS (2),
42

STS (1). Sedangkan pernyataan negatif (unfavorabel) yaitu : SS (1), S
(2), TS (3), STS (4).
Setelah setiap item diberi nilai, kemudian dilakukan tabulasi dan
dimasukan dalam rumus sebagai berikut :


(Azwar, 2009 :156)
Dimana :
T = Skor standar yang digunakan dalam Skala Likert.
X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah
menjadi skor T.
X = Mean skor dalam kelompok.
S = Standar deviasi skor kelompok

Untuk menentukan kategori kejadianan keputih, maka dicari
nilai median: Jika skor dari pertanyaan keputihan median maka
kejadian keputihan siswi pernah mengalami keputihan. Jika skor dari
pertanyaan sikap median maka siswi tidak pernah mengalami
keputihan.

(
(


+ =
S
X X
T
__
10 50
43

2) Analisa Bivariat
Analisa bivariat yang di lakukan bertujuan melihat ada tidaknya
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat seperti yang tampak
pada kerangka konsep. Dalam penelitian ini dilakukan dengan memakai uji
Chi Square karena syarat uji tersebut yaitu data yang didistribusikan tidak
nominal dan jenis data yang di hubungkan adalah kategorik/kuantitatif.
Sedangkan penyajian data dalam bentuk tabel silang. Rumus Uji Chi-
Square sebagai berikut :
a) Mencari frekuensi harapan (fe) pada tiap sel dengan rumus

Keterangan:
fe = frekuensi yang diharapkan
f
k
= jumlah frekuensi pada kolom
f
b
= jumlah frekuensi pada baris
T = jumlah keseluruhan baris dan kolom
b) Mencari nilai Chi Kuadrat hitung dengan rumus :


c) Mencari nilai X
2
tabel dengan rumus :
dk = ( k 1 )( b - 1)
Keterangan:
fe ( f
k
- f
b
)
T

2
= ( f o - fe )
2
fe


44

k = banyaknya kolom
b = banyaknya baris
d) Membandingkan X
2
hitung dengan X
2
tabel :
Hasil akhir uji statistik adalah untuk mengetahui apakah
keputusan uji Ho ditolak atau Ho diterima. Digunakan tingkat
kepercayaan 95%. Jika X
2
hitung < X
2
tabel maka Ho

ditolak, dan
jika x
2
hitung > x
2
tabel maka Ho

diterima. Ketentuan pengujian
dengan Chi Square adalah jika p value alpha (0,05) maka ada
hubungan yang signifikan, tetapi bila p value alpha (0,05) maka
tidak ada hubungan yang signifikan (Sumartiningsih, 2007).



F. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menegah Atas Negri Satu Banjaran pada
bulan November- Desember 2012.

G. Etika Penelitian
Sebelum penelitian dilakukan, peneliti meminta ijin kepada pihak SMAN 1
Banjaran dan juga pada responden mengenai penelitian yang akan dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai