Anda di halaman 1dari 25

PRESENTASI KASUS

WANITA, P2A0, 30 TAHUN


POST PARTUM SUNGSANG PERVAGINAM

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti
Ujian Kepaniteraan Ilmu Kebidanan dan Kandungan
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta




Pembimbing
dr. Eddy Gunawan Achmad, Sp. OG (K)

Disusun oleh
WINDA INTAN PERMATAHATI
NIM : 2007 031 00149


BAGIAN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN
RSB BUDI RAHAYU MAGELANG
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Telah dipresentasikan dan disetujui presentasi kasus dengan judul

WANITA, P2A0, 30 TAHUN
POST PARTUM SUNGSANG PERVAGINAM


Oleh :
Winda Intan Permatahati
20070310149

Disahkan tanggal :
April 2013


Mengetahui,
Pembimbing Klinik


dr. Eddy Gunawan Achmad, Sp. OG (K)
STATUS PASIEN


A. STATUS PASIEN
1. Identitas
Nama : Ny. Andri Yulianti
Usia : 30 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Nama Suami : Tn. Budi Harsoyo
Usia : 33 tahun
Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : Supir
Alamat : Patenjurang RT02/RW17 Rejowinangun Utara
Magelang Tengah
Bangsa : Indonesia
Status perkawinan : Menikah
Tanggal Masuk : 24 Maret 2013 pukul 03.00 WIB

2. Anamnesis
Tanggal Anamnesis : 24 Maret 2013 pukul 03.00 WIB
Macam anamnesis : Autoanamnesis
Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan letak janin sungsang.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien baru rujukan bidan dengan letak janin sungsang. Pasien
mengeluh kenceng-kenceng jarang sejak 22 Maret 2013 pukul 21.00
WIB, dan kenceng-kenceng sering sejak 23 Maret 2013 pukul 23.00
WIB. Pasien merasa keluar ketuban dari jalan lahir, pada 24 Maret
2013 pukul 02.00 WIB, dan gerak anak masih dirasakan baik.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, asma, hepatitis,
TBC disangkal.
Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit hipertensi, asma, gemelli, diabetes mellitus
disangkal.
Riwayat Haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : Teratur setiap 28 hari
Lama : 7 hari
HPHT : 17/06/2012
Taksiran persalinan : 24/03/2013
Umur Kehamilan : 40 minggu
Riwayat perkawinan
Menikah satu kali dengan suami sekarang sudah 8 tahun.
Umur saat menikah 22 tahun.
Riwayat obstetri
No Keadaan kehamilan, persalinan,
keguguran dan nifas
Umur sekarang /
tanggal lahir
Keadaan
anak
Tempat
perawatan
1 H.aterm. Partus spontan. Nifas
baik. Perempuan. 3000 gr.
6 tahun/
16 November 2006
Sehat Bidan
2 Hamil ini

Riwayat Operasi
Tidak ada riwayat operasi.
Riwayat Keluarga Berencana
Penggunaan KB suntik selama 5 tahun di bidan
Riwayat Antenatal
Antenatal care di bidan secara teratur

PEMERIKSAAN FISIK Tanggal 24 Maret 2013 pukul 03.15 WIB
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : cukup
Kesadaran : compos mentis
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 50 kg
Gizi : cukup
Vital Sign
Tekanan darah : 100/80 mmHg
Suhu : 36,4C
Nadi : 84x/menit
RR : 20x/menit
Kepala : Mesocephal
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), Sclera ikterik (-/-)
Hidung : Epistaksis (-) Discharge (-)
Mulut : Mukosa pucat (-)
Leher : JVP tidak meningkat, limfonodi tidak teraba.
Thorax :
Pulmo : Inspeksi : Simetris(+) Retraksi (-) Ketinggalan Gerak (-)
Palpasi : Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+)
Jantung : Inpeksi : Ictus cordis tak tampak
Palpasi : Icus cordis tak teraba
Perkusi : Batas jantung tidak melebar
Auskultasi : S
1
& S
2
tunggal, regular, bising (-)
Abdomen : Inpeksi : Perut membuncit, stria gravidarum (+)
Palpasi : Hepar/lien tak teraba
Perkusi : redup, pekak alih (+)
Auskultasi : Peristaltik baik, bunyi usus (+) normal
Ekstremitas : Edema - -
- -
Akral hangat, nadi kuat, palmar pucat (-)

Pemeriksaan Obstetric
Palpasi :
L1 : Teraba 1 bagian besar bulat keras
L2 : Kanan : Teraba bagian memanjang, seperti papan
Kiri : Terasa bagian kecil-kecil
L3 : Teraba 1 bagian besar, bulat, lunak, tidak bisa digerakkan
L4 : divergen
TFU : 31 cm
DJJ : (+) 11.12.12
Letak janin : letak sungsang
HIS : (+) sering

Pemeriksaan Dalam :
VT : Lengkap, efficement 100%, KK (-), bagian bawah bokong H III

DIAGNOSA
G2P1A0, 30 tahun, Hamil 40 minggu
Janin tunggal hidup intrauterine
Presentasi bokong
Inpartu kala I
SIKAP
a. Pimpin mengejan
b. Inj. Piton 1amp
c. Inj. Metil Ergometrin 1 amp
d. Pengawasan keadaan ibu pasca persalinan : Keadaan umum, tanda vital, TFU,
kontraksi uterus, perdarahan pervaginam dan VU

FOLLOW UP HARIAN





Tanggal Sebjek Objek Assesment Planing dan
terapi
25 Maret
2013
Keluhan: (-)
PPV (+) normal,
BAB (+), BAK
(+) normal, flatus
(+), ASI (+)
Keadaan Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Vital Sign : T : 110/70 mmHg
N : 86 x/menit
S : 36,4
0
C

R : 20 x/menit
Kulit : Turgor dan elastisitas cukup
Kepala : CA -/-, SI -/-
Leher : JVP ,lnn tak teraba
Dada :
Jantung : S1 dan S2 tunggal, reguler,
bising (-)
Paru : Suara dasar vesikuler, sonor,
ronkhi dan wheezing (-)
Abdomen : TFU 2 jari pusat, supel,
peristaltik (+)
Anggota gerak : Tidak ada oedema, tidak
terdapat varises
P2A0, 30
tahun, post
partum
sungsang
pervaginam
a
Amoxicillin
3x500 mg
Metil
Ergometrin
3x1 tab
Villiron 1x1
tab
Boleh
pulang
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Letak sungsang merupakan keadaan di mana janin terletak memanjang dengan
kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri.


B. Jenis letak sungsang yaitu :
1. Presentasi bokong Murni atau Frank Breech (65%)
Pinggul janin dalam keadaan fleksi, lutut ekstensi, sehingga kedua kaki
terangkat ke atas dan berada di dekat kepala.
Pemeriksaan vaginal hanya teraba bokong.
2. Presentasi bokong Sempurna atau Complete Breech (10%)
Pinggul dan kedua lutut janin dalam keadaan fleksi.
Pemeriksaan vaginal teraba bokong dan kedua kaki disampingnya.
3. Presentasi bokong tak lengkap atau Incomplete Breech(25%)
Salah satu/kedua ekstremitas bawah janin dalam keadaan ekstensi pada
pinggul dan lutut sehingga kaki atau lutut berada di bawah bokong.
Dibagi menjadi :
Letak kaki :
- Kedua kaki terletak di bawah (presentasi kaki sempurna/Double
Footling)
- Hanya satu kaki terletak di bawah (presentasi kaki tidak
sempurna/Single Footling)
Letak lutut :
- Kedua lutut terletak paling rendah (presentasi lutut sempurna)
- Hanya satu lutut terletak paling rendah (presentasi lutut tak
sempurna)
Pemeriksaan vaginal teraba kaki sebagai presenting part
Posisi bokong ditentukan oleh sakrum, ada 4 posisi :
- Left sacrum anterior (sakrum kiri depan)
- Right sacrum anterior (sakrum kanan depan)
- Left sacrum posterior (sakrum kiri belakang)
- Right sacrum posterior (sakrum kanan belakang)


C. Etiologi
Letak janin dalam uterus bergantung pada proses adaptasi janin
terhadap ruangan di dalam uterus. Pada kehamilan sampai kurang lebih 32
minggu, jumlah air ketuban relatif lebih banyak, sehingga memungkinkan janin
bergerak dengan leluasa. Dengan demikian janin dapat menempatkan diri dalam
presentasi kepala, presentasi bokong/letak lintang.
Karena berbagai sebab yang belum diketahui begitu jelas, menjelang
kehamilan aterm, kavum uteri telah mempersiapkan janin pada posisi
longitudinal dengan presentasi belakang kepala. Presentasi bokong umunya
terjadi pada trimester kedua kehamilan atau mendekati aterm. Faktor
predisposisi untuk presentasi bokong selain usia kehamilan adalah relaksasi
uterus yang disebabkan oleh multiparitas, bayi multipel, hidramnion,
oligohidramnion, hidrosefalus, presentasi bokong sebelumya, anomali uterus
dan berbagai tumor dalam panggul juga pada plasenta yang terletak di daerah
kornu fundus uteri. Ada berbagai faktor pendukung :
1. Prematuritas
2. Hydramnion
3. Plasenta previa
4. Panggul sempit
5. Kelainan bentuk kepala janin (hidrocepalus dan anencephalus)
6. Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus, bikornis, mioma uteri
7. Gemelli (kehamilan ganda)
8. Sebab lain yang tidak diketahui

D. Tanda dan Gejala
1. Pergerakan anak terasa oleh ibu dibagian perut bawah dibawah pusat dan
ibu sering merasa benda keras (kepala) mendesak tulang iga.
2. Pada palpasi teraba bagian keras, bundar dan melenting pada fundus uteri.
3. Punggung anak dapat teraba pada salah satu sisi, perut dan bagian-bagian
kecil pada pihak yang berlawanan. Diatas sympisis teraba bagian yang
kurang budar dan lunak.
4. Bunyi jantung janin terdengar pada punggung anak setinggi pusat.



E. Diagnosis
Anamnesis
Pada multigravida biasanya sering menyatakan bahwa kehamilannya lain
daripada yang sebelumnya, merasa kurang nyaman pada bagian iga dan
merasa ada benda yang bergerak-gerak di epigastrium.

A. Pemeriksaan Luar
1. Palpasi
Digunakan prasat Leopold untuk palpasi abdomen :
Leopold I : teraba kepala janin yang bulat dan keras dengan
ballotement menempati bagian fundus uteri.
Leopold II : teraba punggung berada di satu sisi abdomen sedangkan
bagian-bagian kecil berada pada sisi yg lain.
Leopold III : bokong janin masih dapat digerakkan jika belum ada
engagment dan sebaliknya jika bokong sudah engagment
maka bokong sukar digerakkan.
Leopold IV : seberapa masuk bokong ke dalam panggul.
2. Auskultasi
Denyut jantung janin pada umumnya ditemukan setinggi atau sedikit
lebih tinggi di atas umbilikus.

B. Pemeriksaan Dalam
Pada pemeriksaan VT (Vaginal Toucher) teraba bagian-bagian khusus
yaitu tuberositas ischiadika, sakrum, dan anus. Presentasi bokong harus
dibedakan dengan presentasi muka karena anus dapat dikira mulut dan
tuberositas ischiadika dapat dikira penonjolan pipi. Untuk
membedakannya, pemeriksa akan merasakan adanya tahanan otot
m.spinchter ani jika jari masuk ke dalam anus. Rahang akan teraba lebih
keras jika dilakukan perabaan melalui mulut, selain itu saat tangan ditarik
keluar dari dalam anus akan ditemukan mekonium.

C. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menegakkan diagnosis maupun
memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu. Apabila masih ada
keraguan harus dipertimbangkan untuk melakukan pemeriksaan
ultrasonografi atau MRI (Magnetic Resonance Imagine).

F. Penanganan
1. Dalam kehamilan
a.Versi Spontan (Knee Chest Position)
Presentasi bokong yang dijumpai pada 29-32 minggu, 75%
mengalami versi spontan pada umur kehamilan 38 minggu. Pada
umur kehamilan 37 minggu, versi spontan sebesar 18%. Posisi knee-
chest ibu selama 15 menit tiap 2 jam selama 5 hari berturut-turut
diharapkan dapat memperbesar kemungkinan terjadinya versi
spontan pada trimester 3 akhir.
b. Versi Luar (External Cephalic Version)
Sebaiknya dilakukan pada usia kehamilan antara 34 minggu sampai
38 minggu. Cara :
- Baringkan ibu dalam
posisi terlentang
- Kaki dibengkokan pada
lutut dan pangkal paha
supaya dinding perut
kendor
- Lakukan pemeriksaan
DJJ sebelum tindakan. Jika abnormal (DJJ <100 atau
>180/menit) jangan lakukan versi luar
- Palpasi abdomen kembali untuk memastikan letak, presentasi,
posisi kepala, punggung dan bokong janin
- Bebaskan/angkat bagian terendah janin dari pintu atas panggul
pelan-pelan
- Pegang dan dekatkan kepala dan bokong janin kemudian
lakukan rotasi atau pemutaran janin agar menjadi presentasi
kepala.
2. Dalam Persalinan
Persalinan sungsang pervaginam
Syarat :
a. Pembukaan lengkap
b. Kulit ketuban sudah dipecah
c. His adekuat
d. Tipe frank breech (bokong murni) atau complete breech
(bokong sempurna)
e. Perkiraan berat badan janin 2500 - 4000 gr

Kontra indikasi :
a. Terdapat disproporsi kepala janin
b. Kepala janin defleksi (star gazing fetus)
c. Bayi pertama pada persalinan ganda

1). Persalinan Pervaginam
a. Persalinan Spontan
Persalinan spontan pervaginam (spontan Bracht) terdiri dari 3
tahapan :
1. Fase lambat pertama:
o Mulai dari lahirnya bokong sampai umbilikus (scapula).
o Disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak perlu
ditangani secara tergesa-gesa mengingat tidak ada bahaya
pada ibu dan anak yang mungkin terjadi.
2. Fase cepat:
o Mulai lahirnya umbilikus sampai mulut.
o Pada fase ini, kepala janin masuk panggul sehingga
terjadi oklusi pembuluh darah talipusat antara kepala
dengan tulang panggul sehingga sirkulasi uteroplasenta
terganggu.
o Disebut fase cepat oleh karena tahapan ini harus
terselesaikan dalam 1 2 kali kontraksi uterus (sekitar 8
menit).
3. Fase lambat kedua:
o Mulai lahirnya mulut sampai seluruh kepala.
o Fase ini disebut fase lambat oleh karena tahapan ini tidak
boleh dilakukan secara tergesa-gesa untuk menghidari
dekompresi kepala yang terlampau cepat yang dapat
menyebabkan perdarahan intrakranial.

PERSALINAN SUNGSANG CARA BRACHT
1. Ibu dalam posisi litotomi, penolong berdiri di depan vulva.
Saat ada his ibu dipimpin mengejan
2. Saat bokong membuka vulva, lakukan episiotomi ( dengan
anestesi lokal sebelumnya) .
3. Segera setelah bokong lahir, bokong dicengkeram dengan
cara kedua ibu jari penolong sejajar sumbu panggul, sedang
jari-jari lain memegang belakang panggul.
4. Pada waktu tali pusat lahir dan teregang, segera kendorkan
tali pusat tersebut.
5. Kaki, bokong, dan badan janin diangkat dengan kedua tangan
penolong dan disesuaikan dengan sumbu panggul ibu
(melengkung ventro-kranial kearah perut ibu) sehingga
berturut-turut lahir pusat, dada, bahu dan lengan, dagu, mulut
dan akhirnya seluruh kepala.
Prosedur bantuan pada persalinan sungsang cara Bracht ini
adalah episiotomi dan kalau perlu boleh dilakukan dorongan
Kristeller.

b. Manual Aid atau ekstraksi parsial
Terdiri dari 3 tahapan :
1. Bokong sampai umbilikus lahir secara spontan (pada frank
breech).
2. Persalinan bahu dan lengan dibantu oleh penolong.
Cara / teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
a) Persalinan bahu dengan cara LOVSET.
Prinsip :
Memutar badan janin setengah lingkaran
(180
0
) searah dan berlawanan arah jarum
jam sambil melakukan traksi curam
kebawah sehingga bahu yang semula
dibelakang akan lahir didepan (dibawah
simfsis).
b) Persalinan bahu dengan cara KLASIK
Disebut pula sebagai tehnik
DEVENTER.
Melahirkan lengan belakang dahulu dan kemudian
melahirkan lengan depan dibawah simfisis.
Dipilih bila bahu tersangkut di pintu atas panggul.
Prinsip :
Melahirkan lengan belakang lebih dulu (oleh karena ruangan
panggul sebelah belakang/sacrum relatif lebih luas didepan ruang
panggul sebelah depan) dan kemudian melahirkan lengan depan
dibawah arcus pubis.
Prinsip mengeluarkan lengan secara klasik adalah bahwa lengan
janin diletakkan pada panggul baguan belakang karean daerah ini
lebih luas dibandingkan dengan panggul bagian depan. Angkat
kedua kaki janin sesuai dengan posisi bahu depan. Dengan dua
jari telusuri lengan atas yang berlawanan (belakang) dan usap
lengan atas tersebut dengan tujuan mengeluarkan lengan
belakang. Setelah keluar, pegang kedua kaki dengan tangan yang
lain dan ayun (kebawah kemudian keatas lagi) sehingga bahu
depan menjadi bahu belakang, dengan demikian kedua kaki
berada pada daerah yang berlawanan dengan bahu. Cara ini
dilakukan bila lengan janin dalam keadaan menjungkit . Pada
keadaan lengan tengkuk, dupayakan agar lengan janin menjadi
lengan menjungkit (keluar dari daerah tengkuk) dengan cara
memutar badan janin menjauhi lengan tengkuk.

c) Persalinan bahu dengan cara MULLER
Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah
simfisis melalui ekstraksi ; disusul melahirkan lengan belakang
di belakang (depan sacrum)
Dipilih bila bahu tersangkut di Pintu Bawah Panggul

Cara :
Apabila kedua lengan berada di depan badan janin maka
persalinan cara Muller dapat dilakukan. Prinsip cara Muller
adalah mengeluarkan lengan depan terlebih dahulu dengan
badan janin ditarik kearah yang berlawanan. Jika lengan belum
keluar, keluarkan lengan dengan cara mengusap lengan atas
janin dengan dua jari tangan penolong berfungsi sebagai spalk.
Setelah lengan keluar, angkat kedua kaki bayi ke depan
berlawanan dengan letak bahu belakang sehingga lengan
belakang keluar.

c. Persalinan kepala dibantu oleh penolong.
Pertolongan untuk melahirkan kepala pada presentasi sungsang
dapat dilakukan dengan berbagai cara :
Cara MAURICEAU
Pada cara Mauriceau ini kepala janin diupayakan agar tetap
dalam keadaan fleksi serta pemuataran kapala janin tersebut
sesuai dengan putaran paksi dalam.


Teknik pelaksanaan :
1. Tangan operator yang berhadapan dengan muka janin
ditempatkan dibawah janin (untuk menopang badan janin)
dengan kedua kaki janin berada di kiri dan kanan lengan
operator tersebut. Jari tengah operator dimasukkan ke dalam
mulut atau ditempatkan diatas maksila janin, sedang jari
telunjuk dan jari manis mencekam fossa kanina. Posisi
tangan operator ini berfungsi untuk memastikan agar kepala
janin tetap dalam keadaan fleksi (kalau perlu operator
jongkok). Selain itu tangan operator ini juga dapat
mrngadaakan putaran paksi dalam kepala janin sesuai
penurunan janin dalam panggul.
2. Tangan operator yang lain mencekam bahu janin dari arah
punggung dan digunakan terutama untuk mengadakan traksi.
3. Setelah putaran paksi selesai, dilakukan traksi sampai oksiput
lahir di bawah simpisis. Badan janin sedikit demi sedikit
dielevasi keatas dengan suboksiput sebagai hiponukleon.
4. Seringkali diperlukan tekanan diatas simfisis langsung pada
kepala janin (deSnoo) untuk membantu pengeluaran kepala
janin tersebut.

Cara PRAGUE TERBALIK
Dilakukan bila occiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan
muka janin menghadap simfisis (dagu janin berada di depan dan
sukar untuk diputar ke belakang).
Teknik pelaksanaan :
- Satu tangan operator berada
di bawah punggung janin
dengan jari tangan mencekam
bahu dari belakang. Tangan
operator yang lain memegang
kedua kaki janin dan
mengangkatnya ke atas.
- Dilakukan traksi ke bawah
sehingga submentum berada di bawah simfisis. Kedua kaki
janin kemudian diangkat ke atas dan kedepan perut ibu
sehingga kepala janin lahir dengan submentum sebagai
hiponukleon.
Cara Pengeluaran kepala dengan forseps
Forseps yang dilakukan sebaiknya forseps Piper yang
mempunyai tangkai melengkung namun bila tidak ada, dapat
digunakan forseps Naegele atau Kjelland
Teknik Pelaksanaan
Sebelumnya, lakukan periksa dalam vagina untuk
mengetahui posisi dagu sebagai titik petunjuk.
Setelah itu masukkan forseps diantara janin dan jalan lahir.
Yang pertama adalah yang berada di depan kepala terlebih
dahulu kemudian masukkan forseps untuk yang berada di
ruang panggul belakang.
Kunci tangkai forseps di depan badan janin.
Ulangi lagi periksa dalam vagina untuk mengetahui apakah
ada jaringan yang terjepit.
Adakan tarikan percobaan. Bila berhasil, forseps diputar
sesuai dengan sumbu panggul dimana daun forseps berada
sesuai dengan tujuan agar dagu berada di belakang,
kemudian tangkai forseps ditarik sesuai dengan sumbu
panggul. Pada waktu suboksiput berada di bawah simfisis,
dilakukan tarikan dengan suboksiput sebagai hiponukleon
sambil menahan perineum.

Cara Naujoks
Teknik ini dilakukan bila kepala masih tinggi (diatas pintu atas
panggul) Cara Naujoks sedapat mungkin dihindari oleh karena
sering menyebabkan komplikasi pada janin.

Teknik pelaksanaan
- Kepala janin dimasukkan ke dalam panggul dengan posisi
dagu di samping, yaitu dengan kedua tangan operator
mencekam bahu kearah depan dan belakang, kemudian badan
janin ditarik ke bawah (operator jongkok).
- Dilakukan bantuan tekanan pada kepala janin di atas simfisis
agar kepala janin dapat masuk panggul. Selanjutnya proses
pengeluaran kepala adalah seperti cara Mauriceau di atas.


d. Ekstraksi total
Persalinan sungsang pervaginam dimana keseluruhan proses
persalinan anak dikerjakan sepenuhnya oleh penolong persalinan.
Jenis ekstraksi total :
1. Ekstraksi bokong
2. Ekstraksi kaki
Indikasi ekstraksi sungsang
a. Ibu : (sama dengan forseps)
b. Janin : Gawat Janin
Tali Pusat Menumbung
c. Obstetri : Kala II lebih dari 5 jam
Persalinan Macet.

EKSTRAKSI BOKONG
Tindakan ini dikerjakan pada letak bokong murni dengan bokong
yang sudah berada didasar panggul.
Tehnik :
1. Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak
dimasukkan jalan lahir dan diletakkan pada lipat paha depan
anak. Dengan jari tersebut, lipat paha dikait. Untuk
memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap
pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut
melakukan traksi kebawah
2. Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat
dibawah arcus pubis, jari telunjuk tangan lain segera mengait
lipat paha belakang dan secara serentak melakukan traksi lebih
lanjut untuk melahirkan bokong
3. Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan
femuropelvik dan janin dilahirkan dengan cara yang sudah
dijelaskan pada ekstraksi bokong parsialis.

EKSTRAKSI KAKI
1. Setelah persiapan selesai, tangan
penolong yang sesuai dengan bagian
kecil anak dimasukkan secara obstetris
kedalam jalan lahir, sedangkan tangan
lain membuka labia.
2. Tangan yang didalam mencari kaki
dengan menyelusuri bokong pangkal
paha sampai belakang lutut (fosa
poplitea) dan kemudian melakukan
fleksi dan abduksi paha janin sehingga
sendi lutut menjadi fleksiTangan yang
diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin
untuk mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut
diatas
3. Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara
jari ke II dan III dan dituntun keluar dari vagina

2). Persalinan per abdominal (sektio cesarea)
Sectio caesarea pada presentasi bokong relatif lebih aman
dibanding persalinan pervaginam. Resiko terjadinya trauma lahir lebih
rendah dibanding persalinan pervaginam. Sedangkan resiko fetal
afiksia relatif tetap.
Sebelum melakukan pertolongan persalinan sebaiknya
dilakukan penilaian keberhasilan persalinan sungsang dengan metode
penilaian dari Zazchi dan Andros.
SKOR
0 1 2
Paritas Primigravida Multipara -
Umur Kehamilan 39 mg 38 mg 37 mg
Taksiran Berat
Janin
>3690 gr 3692-3769 gr < 3175
Riwayat
persalinan
sungsang (>2500
gr)
0 1 2
Pembukaan 2 cm 3 cm 4 cm / lebih
Penurunan -3/lebih tinggi -2 Rendah
Bila skor :
3 = persalinan dianjurkan dengan bedah caesar
4 = dilakukan reevaluasi. Pengawasan persalinan yang ketat. Dapat
lahir pervaginam tapi masih ada kemungkinan untuk dilakukan
tindakan operatif.
5 = persalinan diharapkan dapat pervaginam

G. Prognosis
Angka kematian bayi pada persalinan letak sungsang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan letak kepala.
1. Terhadap bayi
Prematuritas
Penyebab sungsang sendiri (CPD, panggul sempit, plasenta previa)
Asfiksia (terjadi bila tali pusat terjepit pada fase cepat dan kepala
lebih dari 8 menit)
Perdarahan otak karen kompresi kepala terlalu cepat
Akibat tindakan penolong misalnya : fraktur humerus, kerusakan
saraf, plexus brachialis.

2. Terhadap ibu
Lacerasi cervix karena pembukaaan tidak bias sempurna (terutama
letak kaki, lutut)
Infeksi karena manipulasi tangan penolong yang masuk ke dalam
vagina
Perdarahan post partum (lacerasi jalan lahir)

DAFTAR PUSTAKA

1. Cunningham, F.G et al.2005. Breech Presentation and Delivery in : Williams
Obstetrics. 22
st
edition. New York : Mc Graw Hill medical Publising Division,
509-536

2. Manuaba, I.B. 1995. Persalinan sungsang dalam : Operasi Kebidanan
Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Dokter Umum. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC, 174-201

3. Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

4. Wiknjosastro, H., dkk(eds). Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga. Jakarta. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2007.

Anda mungkin juga menyukai