Anda di halaman 1dari 30

1

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kangkung merupakan komoditas tanaman hortikultura jenis sayuran yang
sangat populer dan memiliki peminat yang sangat banyak.
Bagian tanaman kangkung yang paling penting adalah batang muda dan
pucuk-pucuknya sebagai bahan sayur-mayur. Rasanya yang renyah serta segudang
manfaat dari tanaman ini menjadikan kangkung sangat dinikmati oleh masyarakat
secara luas, bukan hanya enak dijadikan lauk, kandungan mineral, dan gizinya
cukup tinggi, mengandung vitamin A, B dan vitamin C serta bahan-bahan mineral
terutama zat besi yang berguna bagi pertumbuhan badan dan kesehatan.
Kangkung juga kaya serat, sehingga baik untuk mengatasi sembelit.Kangkung
juga mempunyai khasiat sebagai obat penenang, pendarahan, dan insomnia.
Kangkung terbagi menjadi dua varietas berdasarkan tempat tumbuhnya,
yakni kangkung darat (Ipomea reptans) atau sering disebut kangkung cina, dan
kangkung air (Ipomea aquatica) yang tumbuh secara alami di sawah, rawa, atau
parit. Namun dari kedua varietas kangkung ini, varietas yang lazim diolah dalam
masakan umumnya kangkung darat karena cita rasanya yang renyah dan lebih
nikmat.
Daya tarik budidaya tanaman kangkung terletak pada teknik budidayanya
beserta cara pengelolaannya, dan cara perawatannya yang sangat simpel dan
mudah. Selain dari itu salah satu faktor budidaya yang perlu diperhatikan adalah
pemberian unsur hara atau pemupukan untuk menyuburkan tanaman, misalnya
dengan penggunaan pupuk anorganik (kimia) seperti KCl, NPK, ZA, dan lain-lain
maupun pupuk organik, seperti pupuk kandang ayam, sapi maupun pupuk kompos
yang saat ini banyak dijual dipasaran.
Karena itu, diperlukan kajian mengenai jenis pupuk apa saja yang
memberikan pengaruh yang optimal bagi pertumbuhan dan hasil tanaman
kangkung darat.




2

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
pemberian berbagai jenis pupuk terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman
kangkung darat (Ipomea reptans).


1.3. Kegunaan Praktikum
Dengan dilaksanakannya praktikum ini, diharapkan dapat memberikan
informasi dan pengetahuan kepada para praktikan (mahasiswa) mengenai
pengaruh pengunaaan berbagai jenis pupuk dalam pertumbuhan dan hasil tanaman
budidaya, dalam hal ini tanaman kangkung darat.


1.4. Hipotesis
H
0
= Pemberian berbagai jenis pupuk tidak memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat.
H1 = Pemberian suatu jenis pupuk tertentu memberikan pengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung darat.














3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman Kangkung
2.1.1. Sejarah singkat
Tanaman kangkung berasal dari India yang kemudian menyebar ke
Malaysia, Burma, Indonesia, China Selatan Australia danbagian negara
Afrika.
Sentra Penanaman Kangkung di Indonesia yaitu di Pulau Jawa,
khususnya di Jawa Barat dan juga di Irian Jaya, Aceh Besar dsb.
Kangkung darat merupakan kangkung yang banyak di budidayakan
sebagai tanaman rumahan, karena dalam proses penanamanya kangkung
darat lebih efisien dan dapat di tanam di daerah sekitar rumah, atau bisa juga
di daerah yang kering, atau bahkan bisa juga di tanam di media yang sempit
sekalipun, tentunya dengan memanfaatkan media tambahan. Seperti pot
bambu, kayu dan sejenisnya yang tentunya sudah di buat semikian rupa.
Tanaman kangkung darat banyak ditanam penduduk untuk konsumsi
keluarga maupun untuk dijual kepasar.
Herminia de Guzman Ladion, pakar kesehatan dari Filipina,
memasukkan kangkung dalam kelompok tanaman penyembuh ajaib. Di
antaranya dianggap sebagai pengusir racun dari tubuh. Di negara itu,
tanaman ini dipakai untuk menyembuhkan sembelit dan obat bagi mereka
yang sedang melakukan diet. Akar kangkung juga berguna untuk mengobati
penyakit wasir. Kangkung ternyata juga memiliki manfaat sangat tinggi. Itu
karena mengandung vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein,
kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol.
Kedudukan tanaman kangkung dalam sistematika tumbuh-tumbuhan
diklasifikasikan ke dalam:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
4

Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptana Poir.

2.1.2. Syarat tumbuh
Tanaman kangkung tidak memerlukan persyaratan tempat tumbuh
yang sulit. Syarat yang penting adalah air yang cukup. Bagi kangkung darat
apabila kekurangan air pertumbuhannya akan mengalami hambatan.
Kangkung dapat ditanam di dataran tinggi maupun dataran rendah. Waktu
tanam yang baik untuk kangkung darat yaitu pada musim hujan. Berikut ini
syarat tumbuh yang diperlukan oleh tanaman kangkung darat :
Iklim
Tanaman kangkung dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.
Kangkung darat dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan
beriklim dingin.
Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau yang
panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka
kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen.
Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m
tinggi tempat, maka temperatur udara turun 1
0
C.
Apabila kangkung ditanam di tempat yang terlalu panas, maka batang
dan daunnya menjadi agak keras, sehingga tidak disukai konsumen.
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini
berkisar antara 500-5000 mm/tahun.
Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau mendapat
sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung (ternaungi)
tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi kurus-
kurus.
Media Tanam
5

Tanaman kangkung membutuhkan tanah datar bagi pertumbuhannya,
sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik.
Kangkung darat menghendaki tanah yang subur, gembur banyak
mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi keasaman tanah.
Tanaman kangkung darat tidak menghendaki tanah yang tergenang,
karena akar akan mudah membusuk. Sedangkan kangkung air
membutuhkan tanah yang selalu tergenang air.
Ketinggian Tempat
Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran
rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) 2000 meter dpl.

2.2. Peranan unsur hara N, P dan K untuk tanaman
Pertumbuhan, perkembangan dan produksi suatu tanaman ditentukan oleh
dua faktor utama yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Salah satu faktor
lingkungan yang sangat menentukan lajunya pertumbuhan, perkembangan dan
produksi suatu tanaman adalah tersedianya unsur-unsur hara yang cukup di dalam
tanah.
Suatu ciri khas dari mahluk hidup adalah kemampuan atau kapabilitas sel
sel untuk mengambil zat-zat makanan dari komponen sel itu sendiri sebagai
sumber energi. Suplai dan absorpsi dari senyawa-senyawa kimia yang diperlukan
untuk proses pertumbuhan dan metabolisme disebut nutrisi. Dan senyawa kimia
yang diperlukan oleh organisme disebut nutrien (unsur hara).
Tanah dan nutrisi adalah dua hal yang sangat essensial diperlukan tumbuhan
selain faktor-faktor lain. Tanah dan nutrisi adalah dua hal yang saling berkaitan
satu sama lain. Tanah diperlukan tumbuhan sebagai tempat hidup (habitat) dimana
tumbuhan tersebut ditanam. Namun yang tak kalah penting adalah unsur hara
yang terkandung dalam tanah yang diperlukan tumbuhan sebagai nutrisi untuk
pertumbuhannya.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, tumbuhan menyerap tanah yang
mengandung unsur hara dengan berbagai proses. Unsur hara yang diserap juga
dengan berbagai bentuk baik ion maupun molekul.
6

Pemupukan merupakan suatu kegiatan yang biasanya dilakukan untuk
menambahkan unsure hara kedalam tanah. Jenis-jenis pupuk beragam, dapat
dalam bentuk anorganik maupun organic. Kedua bentuk pupuk ini memiliki
perbedaan dalam hal ketersediaannya didalam tanah dan pengaruhnya terhadap
tanaman.
Tanaman kangkung membutuhkan unsur hara sebagai sumber nutrisi bagi
pertumbuhan dan perkembangannya baik unsur hara makro maupun mikro. Tanpa
unsur hara, tanaman kangkung tidak akan mencapai pertumbuhan optimum.
Layaknya makanan, unsur hara dalam tanah begitu penting perannya bagi
pertumbuhan tanaman. Berdasar kebutuhannya, unsur hara terbagi atas unsur hara
makro dan mikro. Unsur makro, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K),
kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S), dibutuhkan tanaman dalam
jumlah banyak.
Nitrogen ( N )
Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu sendiri
Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
Merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil,
daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat
menguning dan mati.
Fosfor ( P )
Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
Merangsang pembungaan dan pembuahan
Merangsang pertumbuhan akar
Merangsang pembentukan biji
Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
Tanaman yang kekurangan unsur P gejaalanya : pembentukan buah/dan biji
berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan ( kurang sehat )
Kalium ( K )
Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim
dan mineral termasuk air.
7

Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit
Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya : batang dan daun menjadi
lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan
sehat, ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk
daun.
Berikut manfaat dan gejala defisiensi tanaman terhadap unsur hara N, P dan
K :
No
Jenis
Unsur
Hara
Manfaat
Gejala Tanaman yang
kekurangan Unsur Ini
1.

Nitrogen
(N)

Memacu pertumbuhan
tanaman secara umum,
terutama pada fase
vegetative.
Berperan dalam
pembentukan klorofil,
asam amino, lemak,
enzim dan persenyawaan
lain.
Pertumbuhan tanaman lambat.
Mula-mula daun menguning
dan mongering, lalu rontok.
Daun menguning diawali dari
daun bagian bawah, lalu disusul
daun bagian atas.
2. Fosfor (P)
Membantu pembentukan
protein dan mineral yang
sangat bagi tanaman.
Bertugas mengedarkan
energy keseluruh bagian
tanaman.
Merangsang
pertumbuhan dan
perkembangan akar.
Mempercepat
pembungaan dan
pembuahan tanaman,
Mempercepat
Daun bawah berubah warna
menjadi tua atau tampak
mengkilap merah keunguan.
Kemudian menjadi kuning
keabuan, dan rontok.
Tepi daun, cabang dan batang
berwarnah merah ungu,
kemudian menjadi kuning.
Batang kerdil dan tidak
menghasilkan bunga dan
buah.
Jika sudah terlanjur berbuah,
ukurannya kecil, jelek, dan
8

pemasakan biji dan
buah.

lekas matang.
3.
Kalium
(K)
Membantu pembentukan
protein, karbohidrat, dan
gula.
Membantu
pengangkutan gula dari
daun ke buah.
Memperkuat jaringan
tanaman
Meningkatkan daya
tahan terhadap penyakit.

Daun mengerut atau
menguning, timbul bercak-
bercak merah coklat, lalu
kering dan mati.
Perkembangan akar lambat.
Buah tumbuh tidak
sempurna, kecil, kualitas
jelek dan tidak tahan lama.



2.3. Peranan pupuk organik terhadap ketersediaan hara dalam tanah dan
pengaruhnya terhadap tanaman
Bahan organik yang dapat berupa pupuk organik atau kompos dalam sistem
pertanaman dapat berfungsi sebagai bufer (penyangga) dan penahan lengas, di
samping pengaruhnya terhadap perbaikan sifat fisik dan kimia tanah. Kualitas
pupuk organik ditentukan oleh komposisi bahan dasar pupuk organik tersebut dan
tingkat perombakannya. Pupuk organik (kompos) berbahan dasar beraneka
(sampah kota) sehingga mempunyai kandungan total hara yang tidak seragam.
Kematangan kompos ditandai dengan telah hancurnya bahan dasar, suhu kembali
mendekati suhu udara dan berwarna hitam, keadaan tersebut biasanya mempunyai
nisbah C/N 10-15 (Donahue et al., 1977).
Pengunaan pupuk kandang sudah cukup lama diidentifikasikan engan
keberhasilan program pemupukan dari pertanian berkelanjutan. Hal ini isebabkan
karena pupuk kandang memang dapat menambah tersedianya unsure hara bagi
9

tanaman. Selain itu, pupuk kandang juga mempunyai pengaruh yang positif
terhadap sifat fisis dan kimiawi tanah, mendorong perkembangan jasad renik
(sutedjo, 2002).
A. Pupuk kompos sampah kota
Kompos sampah kota merupakan pupuk yang berasal dari pelapukan
sampah pasar, rumah tangga dan tambahan lainnya. Sebagai salah satu
pemecahan alternatif penanganan limbah, produk ini diyakini dapat meningkatkan
produktivitas tanah.
Kekurangan dari kompos sampah yaitu mengandung bahan-bahan
kontaminasi seperti gelas, keramik, plastik dan lain-lain, namun hal ini tergantung
dari sistem pengomposan dan bahan baku yang digunakan. Keberadaan bahan
gelas menyebabkan kompos pada umumnya mengandung hara N dan P setara
dengan kompos sisa tanaman, kadar Ca dan Mg lebih tinggi, tetapi kandungan K
umumnya lebih rendah. Dengan berlanjutnya proses pematangan pada kompos
makan kandungan hara akan makin bertambah tinggi kecuali nitrogen yang hilang
karena penguapan sebagai amoniak. Kompos sampah kota dianggap baik bila
nisbah C/N < 20, Kadar N total > 2% dan nisbah gula-reduksi-C < 35%.
B. Pupuk Kandang Sapi
Diantara jenis pupuk kandang, pupuk kandang sapi yang mempunyai kadar
serat yang tingi seperti selulosa, hal ini terbukti dari hasil pengukuran parameter
C/N rasio yang cukup tinggi >40. Tingginya kadar C dalam pupuk kandang sapi
menghambat penggunaan langsung ke lahan pertanian karena akan menekan
pertumbuhan tanaman utama. Penekanan pertumbuhan terjadi karena mikroba
dekomposer akan menggunakan N yang tersedia ntuk mendekomposi bahan
organik tersebut sehingga tanaman utama akan kekurangan N. Untuk
memaksimalkan penggunaan pupuk kandang sapi harus dilakukan pengomposan
agar menjadi kompos pupuk kandang sapi rasio C/N dibawah 20.
Selain masalah rasio C/N, pemanfaatan pupuk kandang sapi secara langsung
juga berkaitan dengan kadar air yang tinggi. Petani umumnya menyebutnya
sebagai pupuk dingin. Bila pupuk kandang dengan kadar air yang tinggi
diaplikasikan secara langsung akan memerlukan tenaga yang lebih banyak serta
proses pelepasan amoniak masih berlangsung.
10

Pupuk kandang sapi mempunyai kandungan hara yaitu 0,40% N, 0,20% P2O2,
0,10% K2O, dan 85% H2O (Kartasapoetra dan Sutejo, 1987).
C. Pupuk Kandang Ayam
Pemanfaatan pupuk kandang ayam termasuk luas. Umumnya dipergunakan
oleh petani sayuran dengan cara mengadakan dari wilayah tersebut, misalnya
petani kentang di Dieng mendatangkan pupuk kandang ayam yang disebut chiken
manure (CM) atau Kristal dari Malang, Jawa Timur.
Pupuk kandang ayam broiler mempunyai kadar hara P yang relative lebih
tinggi dari pupuk kandang lainnya. Kadar ini sangat dipengaruhi oleh jenis
konsentrat yang diberikan. Selain itu pula dalam kotoran ayam tersebut tercampur
sisa-sisa makanan ayam seperti sekam sebagai alas kandang yang dapat
menyumbangkan tambahan hara ke dalam pupuk kandang terhadap sayuran.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kandang ayam selalu
memberikan respon tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi
karena pupuk kandang ayam relative lebih cepat tedekomposisi serat mempunyai
kadar hara yang cukup jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan
pupuk kandang lainnya. Pemanfaatan pupuk kandang ayam ini bagi pertanian
organic menemui kendala karena pupuk kandang ayam mengandung beberapa
hormon yang dapat mempercepat pertumbuhan ayam.
Komposisi kandungan unsur hara pupuk kandang sangat dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti jenis ternak, umur dan kondisi ternak, macam pakan, serta
perlakuan dan penyimpanan pupuk sebelum diaplikasikan ke lahan (Musnamar,
2004).
Pupuk kandang ayam tergolong pupuk dingin yang penguraiannya oleh
jasad renik berjalan lambat sehingga tidak terbentuk panas. Pupuk kandang ayam
ini dapat berbentuk padat-cair yaitu pupuk dari kotoran padat yang sudah
tercampur dengan kotoran cair atau urine. Pupuk ini mempunyai kandungan
nitrogen 1%, fosfor 0,8%, kalium 0,4% dan air 55% (Lingga dan Marsono, 2002).




11

III. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Waktu dan Tempat Percobaan
Praktikum mata kuliah hara tanaman dan pemupukan dilaksanakan dikebun
percobaan Fakultas Pertanian Universitas Jambi mulai dari tanggal 31 Maret
hingga 5 April 2014.

3.2. Alat dan Bahan
Alat :
a. Cangkul
b. Parang
c. Tugal
d. Polybag ukuran 25 x 30 cm (10 kg)
e. Pengayak tanah
f. Meteran
Bahan :
a. Benih kangkung darat
b. Tanah top soil
c. Pupuk : urea, NPK, Pukan. Ayam, Pupuk kompos sampah kota, Pukan sapi

3.3. Rancangan Percobaan
Percobaan dilakukan dengan rancangan percobaan acak lengkap (RAL)
dengan 5 (lima) perlakuan dan 3 (tiga) ulangan, sehingga terdapat 15 satuan
percobaan. Perlakuan yang akan diteliti adalah :
P1 = Pupuk tunggal (Urea)
P2 = Pupuk majemuk (NPK)
P3 = Pupuk kandang ayam
P4 = Pupuk kompos sampah kota
P5 = Pupuk kandang sapi



12

3.4. Pelaksanaan Percobaan
3.4.1. Persiapan media tanam
Kegiatan persiapan media tanam meliputi :
Pengambilan media tanaman, media yang digunakan untuk penanaman
tanaman kangkung darat yaitu tanah top soil (kedalaman 0-20 cm).
Pengayakan media tanam (top soil) dengan menggunakan ayakan tanah.
Pemindahan tanah yang telah diayak kedalam polybag, masing-masing
polybag diisi top soil sebanyak 10 kg.
Polybag disusun kelahan percobaan dengan jarak 20 x 20 cm.
Untuk perlakuannya, perlakuan yang menggunakan pupuk organik,
pemberian pupuk dilakukan 1 minggu sebelum penanaman benih.
Sedangkan pada perlakuan pupuk anorganik dilakukan pada saat 1
minggu setelah penanaman benih kangkung.
3.4.2. Penanaman benih
Media tanam ditugal sedalam 3 cm, selanjutnya benih ditanam
sebanyak 3 butir.
3.4.3. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan meliputi :
Penyiraman tanaman yang dilakukan sebanyak 1 kali dalam sehari.
Penjarangan dan penyulaman. Penjarangan dilakukan 1 MST disisakan
sebanyak 3 tanaman / polybag dan penyulaman dilakukan sampai 10
HST, dengan mengganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan
tanaman yang telah disiapkan sebelumnya (tanaman sulaman)
Penyiangan dan pembersihan areal dari gulma, dilakukan setiap 1 kali
seminggu.
Pengendalian hama dan penyakit tanaman ; Basudin dosis 2 cc / L,
Diazinon 60 EC, Dithane M-45.
3.4.4. Panen
Yaitu kegiatan pengambilan tanaman sawi hijau hasil budidaya dari
lahan percobaan. Pemanenan tanaman kangkung dilakukan 25-27 hari
setelah tanam.

13

3.5. Variabel yang diamati
3.5.1. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman kangkung darat dilakukan setiap 1 minggu
sekali, pengukuran mulai dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu.
3.5.2. Jumlah daun
Pengukuran jumlah daun kangkung darat dilakukan setiap 1 minggu
sekali, pengukuran mulai dilakukan setelah tanaman berumur 1 minggu.
3.5.3. Bobot basah per tanaman
Hasil tanaman ditimbang beratnya pada saat tanaman sawi hijau
dipanen.






















14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Tabel 1. Pertumbuhan tanaman kangkung darat (I pomea reptans) umur 4
MST.
Perlakuan
Tinggi tanaman (cm)
Ulangan ke-
Rata-Rata
Perlakuan
I II III
P
1

17.63 17.27
9.62
14.84
P
2
27.60
19.70 27.34 24.88
P
3
25.13 21.83
29.33 25.43
P
4
12.36 18
17.10 15.82
P
5

18.83
18.85 24.17
20.62
Keterangan :
P1 = Pupuk tunggal (Urea)
P2 = Pupuk majemuk (NPK)
P3 = Pupuk kandang ayam
P4 = Pupuk kompos sampah kota
P5 = Pupuk kandang sapi

Tabel 2. Jumlah daun tanaman kangkung darat (I pomea reptans) umur 4
MST.
Perlakuan
Jumlah daun
Ulangan ke-
Rata-Rata
Perlakuan
I II III
P
1
11 11 7
10
P
2

21
20 10
17
P
3
18 13 13
15
P
4
9 9 13
10
P
5
19 15
23 19
15


Keterangan :
P1 = Pupuk tunggal (Urea)
P2 = Pupuk majemuk (NPK)
P3 = Pupuk kandang ayam
P4 = Pupuk kompos sampah kota
P5 = Pupuk kandang sapi

Tabel 3. Bobot basah tanaman kangkung darat










Keterangan :
P1 = Pupuk tunggal (Urea)
P2 = Pupuk majemuk (NPK)
P3 = Pupuk kandang ayam
P4 = Pupuk kompos sampah kota
P5 = Pupuk kandang sapi







Perlaku
an
Bobot basah tanaman (gram)
Ulangan ke-
Rata-Rata
Perlakuan
I II III
P
1

26.66 16.08
7.27
16.67
P
2

72.70 40.30 36.75 49.92
P
3

57.45 29.50
64
50.32
P
4

8.07 16.58 22.70 15.78
P
5

28.60 22.27 18.90 23.26
16

Grafik 1. Grafik pertumbuhan tanaman kangkung darat dengan berbagai
perlakuan.


Grafik 2. Grafik pertumbuhan jumlah daun dengan berbagai perlakuan.

0
5
10
15
20
25
30
1 2 3 4
T
i
n
g
g
i

T
a
n
a
m
a
n

(
c
m
)

Pengamatan Minggu Ke-
Grafik Pertumbuhan Tanaman Kangkung dengan
Berbagai Perlakuan
p1 p2 p3 p4 p5
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
1 2 3 4
J
u
m
l
a
h

d
a
u
n

Minggu ke-
Grafik Perkembangan Jumlah Daun
Berbagai Perlakuan
P1
P2
P3
P4
P5
17

Grafik 3. Grafik berat basah tanaman kangkung darat.

Keterangan :
P1 = Pupuk tunggal (Urea)
P2 = Pupuk majemuk (NPK)
P3 = Pupuk kandang ayam
P4 = Pupuk kompos sampah kota
P5 = Pupuk kandang sapi


4.2. Pembahasan
Dari data hasil pengamatan yang telah diolah kedalam bentuk grafik, pada
grafik 1 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kandang ayam (P3) memberikan
hasil terbaik pada tinggi tanaman kangkung darat dengan rata-rata tinggi tanaman
pada umur 4 MST sebesar 25,43 cm. Juga terlihat bahwa tanaman tertinggi
umumnya diperoleh pada perlakuan pupuk kandang ayam (P3) , diikuti oleh
pupuk NPK (P2) dan pupuk kandang sapi (P5), dan antara perlakuan pupuk urea
(P1) dan kompos sampah kota (P3) hanya terlihat sedikit perbedaannya.
Data grafik 2 menggambarkan data perkembangan jumlah daun tanaman
kangkung darat berbagai perlakuan pemupukan yang diberikan dari 1 MST hingga
0.00
5.00
10.00
15.00
20.00
25.00
30.00
35.00
40.00
45.00
50.00
B
e
r
a
t

b
a
s
a
h

t
a
n
a
m
a
n

(
g
r
a
m
)

Grafik Berat Basah Tanaman
Kangkung Berbagai Perlakuan
P1
P2
P3
P4
P5
18

4 MST. Dari grafik perkembangan jumlah daun, perlakuan yang memberikan
hasil yang terbaik terhadap banyaknya jumlah daun yaitu perlakuan pupuk
majemuk (NPK) / perlakuan P2 dengan rata-rata jumlah daun pada umur 4 MST
sebanyak 17 helai daun, diikuti oleh perlakuan pupuk kandang sapi (P5) dan
pupuk kandang ayam (P3), dan diantara perlakuan P1 dan P4 hanya memiliki
sedikit perbedaan jumlah daunnya.
Selain memberikan hasil yang paling baik pada tinggi tanaman kangkung
darat, pemberian perlakuan pupuk kandang ayam ini juga menghasilkan berat
basah hasil tanaman kangkung darat bila dibandingkan dengan perlakuan lainnya.
Hal ini dapat dilihat dari data yang telah disajikan dalam grafik 3 mengenai
berat basah tanaman kangkung berbagai perlakuan. Hasil olahan data dari berat
kangkung darat pada saat panen, berat basah tanaman kangkung darat yang paling
besar yaitu perlakuan pupuk kandang ayam (P3) dengan rata-rata sebesar 50,32
gram dan diikuti oleh perlakuan NPK (P2), sedangkan pemberian pupuk kandang
sapi terhadap hasil bobot basah tanaman kangkung darat, memberikan hasil yang
jauh dibawah tanaman dengan perlakuan pupuk kandang ayam ataupun NPK.
Antara pupuk kompos sampah kota (P4) dan urea (P1) memilik hasil yang tidak
berbeda jauh.
Dari analisis data seluruh perlakuan, perlakuan yang tampak terlihat jelas
memberikan pengaruh yang paling nyata bagi pertumbuhan tanaman kangkung
darat yaitu perlakuan pupuk kandang ayam (P3) , kemudian diikuti oleh perlakuan
NPK (P2) dan pupuk kandang sapi (P5). Sedangkan perlakuan pupuk kompos
sampah kota (P4) dan urea (P1) kurang memberikan pengaruh bagi pertumbuhan
tanaman kangkung darat.
Perbedaan hasil parameter yang diukur dari berbagai perlakuan ini, terkait
dengan perbedaan kandungan/jumlah hara yang dimiliki masing-masing jenis
pupuk yang diberikan.
Seperti yang telah dijelaskan dalam tinjauan pustaka bahwa pupuk kandang
ayam relatif lebih cepat tedekomposisi serat mempunyai kadar hara yang cukup
jika dibandingkan dengan jumlah unit yang sama dengan pupuk kandang lainnya.
Jadi, pada takaran dosis pemberian yang sama pupuk kandang ayam menyediakan
kadar hara yang lebih dari pupuk lainnya.
19

Pupuk NPK memberikan hasil yang terbaik pada jumlah daun tanaman
kangkung darat. Sebagaimana diketahui bahwa Pupuk NPK merupakan pupuk
majemuk yang mengandung unsur hara utama lebih dari dua jenis. Dengan
kandungan unsur hara Nitrogen 15 % dalam bentuk NH
3
, fosfor 15 % dalam
bentuk P
2
O
5
, dan kalium 15 % dalam bentuk K
2
O. Dimana nitrogen sangat
berperan dalam merangsang pertumbuhan vegetatif ( warna hijau ) seperti daun
termasuk merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Dengan
kandungan N yang cukup tanah, keterseiaan hara mencukupi, maka
perkembangan vegetative tanaman (pembentukan helai daun) jauh lebih baik bila
dibandingkan perlakuan pupuk lainnya.






















20

V. PENUTUP

KESIMPULAN
Pemberian berbagai jenis pupuk memberikan pengaruh terhadap hasil
tanaman kangkung darat (Ipomoea retans).
Pemberian pupuk kandang ayam (P3) memberikan hasil terbaik pada tinggi
tanaman kangkung darat dengan rata-rata tinggi tanaman pada umur 4 MST
sebesar 25,43 cm.
Perlakuan pupuk kandang ayam (P3) memberikan hasil yang terbaik
terhadap hasil tanaman kangkung hijau (berat basah tanaman) dengan rata-
rata sebesar 50,32 gram dan diikuti oleh perlakuan NPK (P2).
Perlakuan pupuk majemuk (NPK) memberikan hasil yang terbaik terhadap
banyaknya jumlah daun rata-rata jumlah daun pada umur 4 MST sebanyak
17 helai daun, diikuti oleh perlakuan pupuk kandang sapi (P5) dan pupuk
kandang ayam (P3).

















21

DAFTAR PUSTAKA

Akbar Joni. 2011. Morfologi dan Klasifikasi Tanaman Kangkung. Diunduh dari
http://mukegile08.wordpress.com/2011/06/06/morfologi-dan-klasifikasi-
tanaman-kangkung/ (diakses 22 April 2014)
Askari Wahyu. 2012. Pupuk N-P-K. Diunduh dari
http://wahyuaskari.wordpress.com/umum/pupuk-n-p-k/ (diakses 1 Juli 2014)
BPPC Panca rijang. 2011. Manfaat Unsur Hara Bagi Tanaman. Diunduh dari
http://bpp-rappang.blogspot.com/2011/11/manfaat-unsur-hara-bagi-
tanaman.html (diakses tanggal 14 Juni 2014)
Denidi. 2007. Fungsi Unsur Hara Makro. Diunduh dari
http://old.denidi.com/2007/11/fungsi-unsur-hara-makro-n-p-k.html (diakses
tanggal 14 Juni 2014)
Marsusi Revi. 2010. Budidaya Kangkung. Diunduh dari
http://kalbar.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/leaflet/budidaya_kangk
ung.pdf (diakses 22 April 2014)
Mukaram Minhaju. 2013. Perbandingan efektivitas pupuk kandang dan pupuk
NPK terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) .
Diunduh dari http://minhajalmadani.blogspot.com/2013/10/perbandingan-
efektivitas-pupuk-kandang.html (diakses tanggal 15 Juni 2014)
Nuryani Sri dan Rachman Sutanto. 2002. Pengaruh Sampah Kota Terhadap Hasil
Dan Tahana Hara Lombok. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol 3 (1)
(2002) pp 24-28
Sanjaya Yasin. 2012. Macam-Macam Pupuk Organik dan Anorganik. Diunduh
dari http://www.sarjanaku.com/2012/06/macam-macam-pupuk-organik-dan-
anorganik.html (diakses 9 Juni 2013)






22

LAMPIRAN
DENAH PERCOBAAN

P
1
I

P
3
I

P
4
III


P
3
III

P
2
I

P
5
III


P
5
II

P
2
II

P
1
II


P
3
II

P
1
III

P
4
I


P
5
I

P
4
II

P
2
III
















23

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data pengamatan kelompok 1 (P
1
I)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman (cm) 5.26 5.66 5.73 3.46 5.26 4.70
Jumlah Daun 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 4.00
2
T.Tanaman (cm) 6.56 6.60 7.83 5.16 6.43 5.36
Jumlah Daun 4.00 5.00 7.00 5.00 5.00 6.00
3
T.Tanaman (cm) 10.33 9.83 12.83 10.33 9.83 9.50
Jumlah Daun 7.00 6.00 7.00 7.00 6.00 7.00
4
T.Tanaman (cm) 17.60 16.66 22.33 18.00 13.50 17.66
Jumlah Daun 10.00 10.00 11.00 13.00 10.00 11.00
Berat Hasil Kangkung (gram) 19.60 31.59 46.69 17.90 23.70 20.50

Tabel 2. Data pengamatan kelompok 2 (P
3
III)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm) 6.50 7.00 7.50 10.00 9.50 10.50
Jumlah Daun 4.00 4.00 2.00 3.00 3.00 5.00
2
T.Tanaman(cm) 13.00 14.80 15.50 18.00 18.50 16.70
Jumlah Daun 6.00 6.00 5.00 5.00 6.00 7.00
3
T.Tanaman(cm) 19.50 20.00 19.00 23.00 24.00 22.50
Jumlah Daun 10.00 9.00 10.00 8.00 10.00 11.00
4
T.Tanaman(cm) 26.83 27.33 26.17 29.50 30.33 29.33
Jumlah Daun 12.00 12.00 13.00 12.00 13.00 13.00
Berat Hasil Kangkung (gram) 46.40 48.20 47.50 45.00 59.80 64.00

Tabel 3. Data pengamatan kelompok 3 (P
5
II)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
5.03 6.83 7.4 7.47 6.43 6.17
Jumlah Daun
4 5 5 5 6 5
2
T.Tanaman(cm)
7.27 11.83 14 14.6 12.27 11
Jumlah Daun
6 8 9 10 9 9
24

3
T.Tanaman(cm)
10.77 17.07 18.33 19.53 17.17 16.6
Jumlah Daun
8 11 12 13 12 14
4
T.Tanaman(cm)
12.93 18.83 20 23.17 19.83 18.33
Jumlah Daun
10 15 14 18 16 17
Berat Hasil Kangkung (gram)
12.2 20.5 21 26.6 29.5 23.8

Tabel 4. Data pengamatan kelompok 4 (P
3
II)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
5.03 6.83 7.40 7.47 6.43 6.17
Jumlah Daun
4.00 5.00 5.00 5.00 6.00 5.00
2
T.Tanaman(cm)
7.27 11.83 14.00 14.60 12.27 11.00
Jumlah Daun
6.00 8.00 9.00 10.00 9.00 9.00
3
T.Tanaman(cm)
10.77 17.07 18.33 19.53 17.17 16.60
Jumlah Daun
8.00 11.00 12.00 13.00 12.00 14.00
4
T.Tanaman(cm)
12.93 18.83 20.00 23.17 19.83 18.33
Jumlah Daun
10.00 15.00 14.00 18.00 16.00 17.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
12.20 20.50 21.00 26.60 29.50 23.80

Tabel 5. Data pengamatan kelompok 5 (P
5
I)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
3.97 4.53 5.50 4.37 4.93 3.90
Jumlah Daun
4.00 4.00 5.00 4.00 5.00 4.00
2
T.Tanaman(cm)
7.67 7.50 7.07 5.17 8.27 6.30
Jumlah Daun
7.00 7.00 8.00 6.00 7.00 6.00
3
T.Tanaman(cm)
11.26 11.30 11.80 11.83 10.00 11.03
Jumlah Daun
10.00 11.00 10.00 9.00 9.00 8.00
25

4
T.Tanaman(cm)
20.30 21.83 20.30 21.00 17.17 18.83
Jumlah Daun
18.00 22.00 17.00 16.00 13.00 19.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
29.70 33.80 30.40 28.10 18.40 28.60

Tabel 6. Data pengamatan kelompok 6 (P
3
I)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
8.33 7.33 7.43 5.00 6.03 7.20
Jumlah Daun
4.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00
2
T.Tanaman(cm)
15.73 13.26 12.70 13.73 14.26 12.86
Jumlah Daun
7.00 6.00 6.00 7.00 6.00 7.00
3
T.Tanaman(cm)
19.56 18.00 18.80 16.80 17.20 19.50
Jumlah Daun
10.00 10.00 10.00 9.00 9.00 10.00
4
T.Tanaman(cm)
27.10 24.50 26.10 24.70 24.40 24.00
Jumlah Daun
22.00 17.00 19.00 14.00 19.00 15.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
53.80 51.60 70.30 61.10 47.30 60.60

Tabel 7. Data pengamatan kelompok 7 (P
2
I)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
3.70 6.30 3.60 5.00 6.00 5.20
Jumlah Daun
4.00 5.00 4.00 5.00 5.00 4.00
2
T.Tanaman(cm)
8.80 9.50 8.30 6.50 6.60 10.80
Jumlah Daun
7.00 7.00 7.00 5.00 6.00 8.00
3
T.Tanaman(cm)
16.30 14.70 16.20 12.16 12.60 19.00
Jumlah Daun
11.00 10.00 15.00 9.00 10.00 15.00
4
T.Tanaman(cm)
23.50 23.50 22.20 24.10 20.60 27.60
Jumlah Daun
20.00 24.00 24.00 14.00 13.00 21.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
43.50 45.80 60.70 40.30 33.50 72.70
26


Tabel 8. Data pengamatan kelompok 8 (P
2
II)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
3.23 4.30 4.20 4.50 3.30 3.20
Jumlah Daun
4.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
2
T.Tanaman(cm)
8.50 6.20 9.07 8.70 5.60 5.90
Jumlah Daun
9.00 7.00 8.00 8.00 6.00 7.00
3
T.Tanaman(cm)
10.60 16.50 15.90 14.90 9.80 10.70
Jumlah Daun
10.00 19.00 15.00 17.00 9.00 10.00
4
T.Tanaman(cm)
16.97 23.90 25.80 21.20 16.30 19.70
Jumlah Daun
16.00 30.00 27.00 28.00 13.00 20.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
21.90 44.30 69.60 63.70 23.40 40.30

Tabel 9. Data pengamatan kelompok 9 (P
1
III)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
3.20 3.80 2.60 2.50 4.00 4.50
Jumlah Daun
3.00 3.00 2.00 3.00 3.00 3.00
2
T.Tanaman(cm)
5.60 6.10 4.80 4.30 5.70 6.00
Jumlah Daun
5.00 5.00 4.00 4.00 5.00 5.00
3
T.Tanaman(cm)
7.30 7.80 6.20 6.30 7.20 8.10
Jumlah Daun
7.00 6.00 7.00 6.00 6.00 6.00
4
T.Tanaman(cm)
9.80 9.60 8.30 9.10 10.30 10.60
Jumlah Daun
9.00 9.00 8.00 8.00 9.00 9.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
10.00 5.70 6.00 8.30 5.60 8.00

Tabel 10. Data pengamatan kelompok 10 (P
4
1I)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
27

1
T.Tanaman(cm)
3.80 4.40 4.30 4.30 5.40 5.50
Jumlah Daun
4.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
2
T.Tanaman(cm)
7.20 6.40 7.30 6.40 9.00 8.40
Jumlah Daun
5.00 4.00 4.00 4.00 5.00 5.00
3
T.Tanaman(cm)
10.60 13.00 10.60 8.30 13.30 10.80
Jumlah Daun
8.00 7.00 7.00 5.00 8.00 7.00
4
T.Tanaman(cm)
20.00 18.00 10.00 21.00 21.00 18.00
Jumlah Daun
9.00 10.00 7.00 6.00 12.00 10.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
20.00 15.50 20.40 4.60 19.70 19.30

Tabel 11. Data pengamatan kelompok 11 (P
4
III)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
4.30 4.20 3.90 3.80 3.70 3.60
Jumlah Daun
3.00 4.00 4.00 3.00 4.00 3.00
2
T.Tanaman(cm)
6.90 7.70 8.40 7.30 6.60 8.00
Jumlah Daun
7.00 7.00 7.00 5.00 7.00 7.00
3
T.Tanaman(cm)
12.40 14.30 15.80 14.50 13.00 14.50
Jumlah Daun
10.00 11.00 14.00 12.00 13.00 10.00
4
T.Tanaman(cm)
10.70 20.60 19.70 19.70 19.2 17.10
Jumlah Daun
12.00 14.00 19.00 16.00 19.00 13.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
34.10 31.20 29.30 26.00 23.00 22.70

Tabel 12. Data pengamatan kelompok 12 (P
5
III)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
5.20 4.60 5.70 3.80 5.80 5.50
Jumlah Daun
5.00 4.30 5.30 5.00 5.30 5.60
2 T.Tanaman(cm)
7.46 6.40 6.80 10.90 9.00 7.80
28

Jumlah Daun
7.30 6.00 5.30 9.00 6.70 8.00
3
T.Tanaman(cm)
11.30 9.30 8.30 18.00 17.00 15.50
Jumlah Daun
9.00 9.00 6.00 12.70 10.00 12.60
4
T.Tanaman(cm)
19.00 18.70 16.70 24.70 27.27 24.17
Jumlah Daun
16.00 17.30 9.60 12.70 17.30 23.30
Berat Hasil Kangkung (gram)
10.00 10.60 4.07 17.20 15.03 18.90

Tabel 13. Data pengamatan kelompok 13 (P
1
II)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
5.30 6.00 6.90 6.60 6.13 6.90
Jumlah Daun
4.60 5.00 5.00 5.00 4.60 5.00
2
T.Tanaman(cm)
7.80 8.80 7.80 7.50 0.30 6.80
Jumlah Daun
6.00 0.60 5.30 5.60 5.60 4.60
3
T.Tanaman(cm)
10.80 11.80 10.00 12.00 10.50 10.50
Jumlah Daun
7.00 9.30 8.00 7.00 7.60 7.60
4
T.Tanaman(cm)
15.50 19.30 15.80 19.00 16.50 17.50
Jumlah Daun
11.60 15.00 10.60 7.00 10.00 10.30
Berat Hasil Kangkung (gram)
24.60 14.80 15.10 10.20 17.20 14.60

Tabel 14. Data pengamatan kelompok 14 (P
4
I)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
4.77 5.50 5.57 4.50 7.07 5.87
Jumlah Daun
3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00
2
T.Tanaman(cm)
6.23 7.73 7.07 5.17 8.27 6.30
Jumlah Daun
5.00 5.00 5.00 4.00 4.00 4.00
3
T.Tanaman(cm)
9.57 10.73 9.33 7.70 7.27 7.73
Jumlah Daun
8.00 8.00 6.00 6.00 4.00 6.00
29

4
T.Tanaman(cm)
15.50 14.80 13.83 10.43 9.47 10.13
Jumlah Daun
12.00 9.00 10.00 9.00 5.00 8.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
10.20 9.10 8.80 8.90 5.50 5.90

Tabel 15. Data pengamatan kelompok 15 (P
2
III)
Pengamatan
Ke-
Pertumbuhan
Tanaman
Polybag (cm)
1 2 3 4 5 6
1
T.Tanaman(cm)
7.03 8.30 9.07 1.80 6.10 6.73
Jumlah Daun
3.00 3.00 2.00 - 2.00 2.00
2
T.Tanaman(cm)
17.00 16.17 18.83 7.50 12.43 12.83
Jumlah Daun
5.00 5.00 5.00 4.00 3.00 2.00
3
T.Tanaman(cm)
27.33 23.33 25.67 15.15 13.00 14.76
Jumlah Daun
9.00 10.00 9.00 6.00 4.00 6.00
4
T.Tanaman(cm)
34.50 31.83 32.83 27.80 13.33 23.73
Jumlah Daun
12.00 12.00 16.00 10.00 4.00 8.00
Berat Hasil Kangkung (gram)
53.60 61.10 54.90 32.40 2.30 16.20















30

DAFTAR GAMBAR

Anda mungkin juga menyukai