Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KELOMPOK

RESPIRASI PADA TUMBUHAN


re






Di Susun Oleh :

No Nama Npm Ttd
1 Hendrawan 09321040
2 Khusnul Syaifudin 09321045
3 Mila Susanti 09321049
4 Ratna Prabawati 09321058

KELOMPOK 9
PENDIDIKAN BIOLOGI (A)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2012
KATA PENGANTAR





Alhamdulillah hirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
rahmat dan hidayahnya maka kami dapat menyelesaikan laporan praktik diagnosa
dan remidial pembelajaran.
Dalam penyusunan laporan ini kami menyadari sepenuhnya bahwa tanpa
adanya bantuan, bimbingan dan saran dari berbagai pihak tidak mungkin makalah
ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang masih memberikan nikmat-Nya hingga sampai saat
penyelesaian tugas ini.
2. Mustofa khoiri, M.Si. selaku dosen pengampu yang telah memberikan
bimbingan, motivasi dan saran kepada kami dalam menyelesaikan tugas
ini .
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas.

Namun kami menyadari keterbatasan kemampuan yang ada pada diri
kami. Untuk itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Akhirnya semoga tugas ini berguna bagi kami khususnya dan pembaca
pada umumnya. Amin.
Metro, 09 Maret2012

Penyusun
Kelompok sembilan

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan
sebagai kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus
melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
di bagian daun satu tumbuhan yang memiliki kloropil, dengan menggunakan
cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak
akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang
berada di dalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena kloropil
hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai
molekul yang kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya
seperti sukrosa, monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah
karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat secara bersama-
sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan
antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat
anorganik (CO
2
dan H
2
O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses
ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan NADPH +
H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO
2
menjadi glukosa. Maka
persamaan reaksinya dapat dituliskan :
Kloropil 6CO
2
+ 6H
2
O C6H
12
O
6
+ 6O
2
+ EnergiSinar matahari
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO
2
yang
dilepaskan dan jumlah mol O
2
yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan
reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis
Perbedaan antara jumlah CO
2
yang dilepaskan dan jumlah O
2
yang
digunakan biasa dikenal dengan Respiratory Ratio atau Respiratory Quotient dan
disingkat RQ. Nilai RQ ini tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan
sempurna atau tidaknya proses respirasi tersebut dengan kondisi lainnya
Fotosintesis juga terjadi proses metabolisme lain yang disebut respirasi.
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik
yang terjadi didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik.
Dalam respirasi aerob diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta
energi. Sedangkan dalam respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang
tersedia dan dihasilkan senyawa selain karbondiokasida, seperti alkohol,
asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi
Bahan organik yang dioksidasi adalah glukosa (C
6
H
12
O
6
) maka persamaan
reaksi dapat dituliskan sebagai berikut:
C
6
H
12
O
6
+ 6 O
2
6 CO
2
+ 6H
2
O + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO
2
yang
dilepaskan dan jumlah mol O
2
yang diperlukan tidak selalu sama. Diketahui nilai
RQ untuk karbohidrat = 1, protein < 1 (= 0,8 0,9), lemak 1 (1,33). Nilai RQ ini
tergantung pada bahan atau subtrat untuk respirasi dan sempuran tidaknya proses
respirasi dan kondisi lainnya








BAB II
PEMBAHSAN

1.1 RESPIRASI TUMBUHAN
Respirasi berasal dari kata latin yaitu respirare yang berarti bernafas.
Reaksi respirasi merupakan reaksi katabolisme yang memecah molekul-molekul
gula menjadi molekul anorganik berupa CO
2
dan H
2
O (Salisbury, 1995).
Respirasi adalah suatu proses pengambilan O
2
untuk memecah senyawa-
senyawa organik menjadi CO
2
, H
2
O dan energi. Namun demikian respirasi pada
hakikatnya adalah reaksi redoks, dimana substrat dioksidasi menjadi CO
2

sedangkan O
2
yang diserap sebagai oksidator mengalami reduksi menjadi H
2
O.
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber
energi melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan
dihasilkan energi kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis
(anabolisme), gerak, pertumbuhan.
Secara umum, respirasi karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut:
C
6
H
12
O
6
+ O
2
6CO
2
+ H
2
O + energi
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang
terjadi dalam proses respirasi. Reaksi tersebut terlihat sangat sederhana, terlihat
seakan respirasi merupakan reaksi tunggal, sehingga mungkin dapat agak
menyesatkan karena respirasi yang sebenarnya bukanlah reaksi tunggal. Respirasi
merupakan rangkaian dari banyak reaksi komponen, yang masing-masingnya
dikatalisis oleh enzim yang berbeda.



A. Substrat Respirasi:
Substrat respirasi adalah setiap senyawa organik yang dioksidasikan dalam
respirasi, atau senyawa-senyawa yang terdapat dalam sel tumbuhan yang secara
relatif banyak jumlahnya dan biasanya direspirasikan menjadi CO
2
dan air.
Sedangkan metabolit respirasi adalah intermediat-intermediat yang terbentuk
dalam reaksi-reaksi respirasi.
Substrat respirasi terdiri dari:
Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel
tumbuhan tinggi.
Beberapa jenis gula seperti Glukosa, fruktosa dan sukrosa
Pati
Lipid
Asam-asam Organik
Protein (digunakan dalam keadaan dan spesies tertentu)
B. Bagian tumbuhan yang aktif melakukan respirasi
yaitu bagian yang sedang tumbuh seperti:
Kuncup bunga
Tunas
Biji yang berkecambah
Ujung batang
Ujung akar
C. Penggolongan Respirasi
Respirasi dapat digolongkan menjadi dua jenis berdasarkan ketersediaan O
2
di
udara, yaitu respirasi aerob dan respirasi anaerob.
1. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang membutuhkan O
2
dari
udara.
Prosesnya meliputi :
Absorbsi oksigen,
Memecah senyawa organik, misal glukosa (KH) menjadi senyawa yang
lebih sederhana (CO
2
& H
2
O),
Membebaskan energy. Sebagian energi dipakai untuk proses
kehidupan,sebagian hilang sebagai panas.
Membebaskan CO
2
dan H
2
O
Lebih jelas nya seperti di bawah ini:
Respirasi aerob yaitu respirasi yang menggunakan oksigen oksigen bebas
untuk mendapatkan energi. Persamaan reaksi proses respirasi aerob secara
sederhana dapat dituliskan:
C
6
H
12
O
6
+ 6H
2
O >> 6H
2
O + 6CO
2
+ 675 kal
Dalam kenyataan reaksi yang terjadi tidak sesederhana itu. Banyak tahapan
yang terjadi dari awal hingga terbentuknya energi. Reaksi-reaksi itu dapat
dibedakan menjadi 3 tahapan yaitu glikolosis, siklus krebs dan transport elektron

a. Glikolisis
Kata glikolisis berarti menguraikan gula dan itulah yang tepatnya terjadi
selama jalur ini. Glukosa, gula berkarbon enam, diuraikan menjadi dua gula
berkarbon tiga. Gula yang lebih kecil ini kemudian dioksidasi, dan atom sisanya
disusun ulang untuk membuat dua molekul piruvat (champbell, 2002)
NADH merupakan sumber elektron berenergi tinggi, sedangkan ATP adalah
persenyawaan berenergi tinggi. Selama glikolisis dihasilkan 4 molekul ATP, akan
tetapi 2 molekul ATP diantaranya digunakan kembali untuk berlangsungnya
reaksi-reaksi yang lain sehingga tersisa 2 molekul ATP yang siap digunakan
untuk tubuh. Seluruh proses glikolisis tidak memerlukan oksigen. Reaksi
glikolisis terjadi di sitoplasma (di luar mitokondria). Hasil akhir sebelum
memasuki siklus krebs adalah asam piruvat. Ada yang membedakan tahap ini
menjadi dua yaitu glikolisis dan dekarbosilasi oksidatif. Glikolisis mengubah
senyawa 6C menjadi senyawa 2C pada hasil akhir glikolisis. Yang dimaksud
dekarbosilasi oksidatif adalah reaksi asam piruvat diubah menjadi asetil KoA
(syamsuri, 1980_.
b. Siklus krebs
Glikolisis melepas energi kurang dari seperempat energi kimiawi yang
tersimpan dalam glukosa, sebagian besar energi itu tetap tersimpan dalam dua
molekul piruvet. Jika ada oksigen molekuler, piruvat itu memasuki mitokondria
dimana enzim siklus krebs menyempurnakan oksidasi bahan bakar organiknya
Memasuki siklus krebs, asetil KoA direaksikan dengan asam oksaloasetat (4C)
menjadi asam piruvat (6C). selanjutnya asam oksaloasetat memasuki daur menjadi
berbagai macam zat yang akhirnya menjadi asam oksalosuksinat. Dalam
perjalanannya, 1C (CO
2
) dilepaskan. Pada tiap tahapan, dilepaskan energi dalam
bentuk ATP dan hidrogen. ATP yang dihasilkan langsung dapat digunakan.
Sebaliknya, hidrogen berenergi digabungkan dengan penerima hidrogen yaitu
NAD dan FAD, untuk dibawa ke sistem transport elektron. Dalam tahap ini
dilepaskan energi, dan hidrogen direasikan dengan oksigen membentuk air.
Seluruh reaksi siklus krebs berlangsung dengan memerlukan oksigen bebas
(aerob). Siklus krebs berlangsung didalam mitokondria (Syamsuri, 1980).
c. Sistem Transpor Elektron
Energi yang terbentuk dari peristiwa glikolisis dan siklus krebs ada dua
macam. Pertama dalam bentuk ikatan fosfat berenergi tinggi, yaitu ATP atau GTP
(Guanin Tripospat). Energi ini merupakan energi siap pakai yang langsung dapat
digunakan. Kedua dalam bentuk transport elektron, yaitu NADH (Nikotin Adenin
Dinokleutida) dan FAD (Flafin adenine dinukleotida) dalam bentuk FADH2.
Kedua macam sumber elektron ini dibawa kesistem transfer elektron. Proses
transfer elektron ini sangat komplek, pada dasarnya, elektron dan H+ dan NADH
dan FADH2 dibawa dari satu substrak ke substrak yang lain secara berantai.
Setiap kali dipindahkan, energi yang terlepas digunakan untuk mengikatkan fosfat
anorganik (P) kemolekul ADP sehingga terbentuk ATP. Pada bagian akhir
terdapat oksigen sebagai penerima, sehingga terbentuklah H
2
O. katabolisme 1
glukosa melalui respirasi aerobik menghasilkan 3 ATP. Setiap reaksi pada
glikolisis, siklus krebs dan transport elektron dihasilkan senyawa senyawa
antara. Senyawa itu digunakan bahan dasar anabolisme (Syamsuri, 1980).
Pada sel yang masih hidup respirasi terjadi pada sitoplasma & mitokondria.
1. Respirasi anaerob merupakan proses repirasi yang berlangsung tanpa
membutuhkan O
2
. Respirasi anaerob sering disebut juga dengan nama
fermentasi. Respirasi anaerob biasanya terdapat pada tanaman tinggi
hanya terjadi jika persediaan O
2
bebas di bawah minimum., pada biji-
bijian yang tampak kering (jagung, padi, biji bunga matahari), buah-
buahan yang berdaging seperti buah apel & peer dapat bertahan berbulan-
bulan di dalam penyimpanan, dimana hanya terdapat H & N saja, buah
terus menghasilkan CO
2
. Hasil respirasi anaerob pd tanaman tingkat tinggi
adalah asam sitrat, asam malat, asam oksalat, asam lartarat, asam susu.
Kurangnya O
2
atau kelebihan CO
2
tampak pada kegiatan respirasi biji- bijian,
akar & batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO
2
naik sampai 10 % &
kadar O
2
turun sampai 0 % maka respirasi terhenti.
D. Kuosien Respirasi (KR)
Kuosien Respirasi (KR) : angka perbandingan antara volume CO
2
yang
dibebaskan dengan volume O
2
yang diabsorpsi secara simultan oleh jaringan
dalamperiode waktu tertentu pada suhu & tekanan tertentu.
KR = Vol CO
2
: Vol O
2

KR : Glukosa = 1, Lemak = 0,7, Protein = 0,7 < KR < 1
Titik kompensasi : titik yang menunjukkan kecepatan Fotosintesis yang dilakukan
tumbuhan sama dengan kecepatan respirasinya
Contoh Perhitungan Nilai Kuosien Respirasi(KR):
1. Gula : C
6
H
12
O
6
+ 6O
2
6CO
2
+H
2
O, KR = 6 mol CO
2
= 1.06 mol O
2

2. Asam lemak (asam palmitat): C
16
H
32
O
2
+ 11O
2
C
12
H
22
O
11
+ 4CO
2
+
5H
2
O
KR = 4 mol CO
2
= 0.36, 11 mol O
2

KR memberi petunjuk tentang jenis substrat yang dioksidasikan & jenis
metabolisme yang sedang berlangsung.
KR > 1 : sel kekurangan O
2
, repirasi aerob dibantu respirasi anaerob agar
menambah energy
KR < 1 : sebagian / semua CO
2
yang dihasilkan dalam respirasi digunakan
langsung oleh organisme ybs, misal untuk fotosintesis.
E. Manfaat Respirasi Bagi Tumbuhan
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut
terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik,
dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang
penting sebagai Building Block. Building Block merupakan senyawa-senyawa
yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam
amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk
pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO
2
dan H
2
O, hal
ini terjadi bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa
di atas terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi
CO
2
dan H
2
O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya
menjadi CO
2
dan H
2
O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik,
terutama di dalam sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari
proses oksidasi sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat
digunakan untuk mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.
F. Faktor- faktor yang mempengaruhi laju respirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi respirasi adalah suhu, kelembaban,
ketersediaan jumlah dan jenis subsrat, ketersediaan O
2
(Salisbury, 1995)
Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
1. Ketersediaan substrat
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan
melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian sebliknya bila
substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi akan meningkat.
2. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara
organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara
tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang
dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang
tersedia di udara.
3. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap
kenaikan suhu sebesar 10
0
C, namun hal ini tergantung pada masing-masing
spesies.


4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme,
dengan demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada
masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang lebih
tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ tumbuhan yang
sedang dalam masa pertumbuhan.
G. Proses Respirasi
Proses respirasi diawali dengan adanya penangkapan O
2
dari lingkungan.
Proses transport gas-gas dalam tumbuhan secara keseluruhan berlangsung secara
difusi. Oksigen yang digunakan dalam respirasi masuk ke dalam setiap sel
tumbuhan dengan jalan difusi melalui ruang antar sel, dinding sel, sitoplasma dan
membran sel. Demikian juga halnya dengan CO
2
yang dihasilkan respirasi akan
berdifusi ke luar sel dan masuk ke dalam ruang antar sel. Hal ini karena membran
plasma dan protoplasma sel tumbuhan sangat permeabel bagi kedua gas tersebut.
Setelah mengambil O
2
dari udara, O
2
kemudian digunakan dalam proses
respirasi dengan beberapa tahapan, diantaranya yaitu glikolisis, dekarboksilasi
oksidatif, siklus asam sitrat, dan transpor elektron.
Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H
2
0 + CO
2
+ Energi, melalui tiga
tahap :
1. Glikolisis, yaitu tahapan pengubahan glukosa menjadi dua molekul asam
piruvat (beratom C3), peristiwa ini berlangsung di sitosol. Asam piruvat
yang dihasilkan selanjutnya akan diproses dalam tahap dekarboksilasi
oksidatif. Selain itu glikolisis juga menghasilkan 2 molekul ATP sebagai
energi, dan 2 molekul NADH yang akan digunakan dalam tahap transport
elektron. Dalam keadaan anaerob, asam piruvat hasil glikoisis akan diubah
menjadi karbondioksida dan etil alkohol. Proses pengubahan ini dikatalisis
oleh enzim dalam sitoplasma. Dalam respirasi anaerob jumlah ATP yang
dihasilkan hanya dua molekul untuk setiap satu molekul glukosa, hasil ini
berbeda jauh dengan ATP yang dihasilkan dari hasil keseluruhan respirasi
aerob yaitu 36 ATP.
Peristiwa perubahan :
Glukosa berubah menjadi Glukosa 6 fosfat berubah menjadi Fruktosa 1,6
difosfat berubah menjadi 3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Asam
piravat.
Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piravat, 2 molekul NADH yang
berfungsi sebagai sumber elektron berenergi tinggi dan 2 molekul ATP untuk
setiap molekul glukosa.
Enzim-enzim yang berperan dalam GLikolisis yaitu Heksokinase,
Fosfoheksokinase, Fosfofruktokinase, Aldolase, triosa fosfat isomerase, triosa
fosfat dehidrogenase, fosfogliseril kinase, fosfoglisero mutase, Enolase, dan
piruvat kinase.
Manfaat glikolisis:
1. Mereduksi 2 molekul NAD+ menjadi NADH untuk setiap molekul
heksosa yang dirombak.
2. Setiap molekul heksosa yang dirombak akan dihasilkan 2 molekul ATP,
jika substratnya berupa glukosa- P-, glukosa 6-P, atau fruktosa-6-P maka
akan dihasilkan 3 molekul ATP.
3. Melalui glikolisis akan dihasilkan senyawa- senyawa antara yang dapat
menjadi bahan baku untuk sintesis berbagai senyawa yang terdapat dalam
tumbuhan.
2. Dekarboksilasi oksidatif, yaitu pengubahan asam piruvat (beratom C3)
menjadi Asetil KoA (beratom C2) dengan melepaskan CO
2
, peristiwa ini
berlangsung di sitosol. Asetil KoA yang dihasilkan akan diproses dalam
siklus asam sitrat. Hasil lainnya yaitu NADH yang akan digunakan dalam
transpor elektron.
3. Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan
pembongkaran asam piruvat secara aerob menjadi CO
2
dan H
2
O serta
energi kimia. Siklus asam sitrat (daur krebs) terjadi di dalam matriks dan
membran dalam mitokondria, yaitu tahapan pengolahan asetil KoA dengan
senyawa asam sitrat sebagai senyawa yang pertama kali terbentuk.
Beberapa senyawa dihasilkan dalam tahapan ini, diantaranya adalah satu
molekul ATP sebagai energi, satu molekul FADH dan tiga molekul
NADH yang akan digunakan dalam transfer elektron, serta dua molekul
CO
2
.
Fungsi utama Siklus Krebs adalah:
1. Mereduksi NAD+ dan FAD menjadi NADH dan FADH2 yang kemudian
dioksidasi untuk menghasilkan ATP.
2. Sintesis ATP secara langsung, yakni 1 molekul ATP untuk setiap molekul
piruvat yang dioksidasi
3. Pembentukan kerangka karbon yang dapat digunakan untuk sintesis asam-
asam amino tertentu, yang kemudian dapat dikonversi untuk membentuk
senyawa yang lebih besar.
1. Transfer elektron, yaitu serangkaian reaksi yang melibatkan sistem karier
elektron (pembawa elektron). Proses ini terjadi di dalam membran dalam
mitokondria. Dalam reaksi ini elektron ditransfer dalam serangkaian reaksi
redoks dan dibantu oleh enzim sitokrom, quinon, piridoksin, dan
flavoprotein. Reaksi transfer elektron ini nantinya akan menghasilkan
H
2
O.
Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2
(NADH + H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan
adanya siklus Krebs yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem
pengangkutan elektron) akan terbentuk air, sebagai hasil sampingan respirasi
selain CO
2
.
Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh melalui
stomata pada tumbuhan dan melalui paru-paru pada peristiwa pernafasan hewan
tingkat tinggi.
H. Lintasan Pentosa Fosfat
Lintasan reaksi yang berbeda dengan glikolisis dan Siklus Krebs ini
disebut Lintasan Pentosa fosfat (LPF) karena terbentuk senyawa yang terdiri dari
5 atom karbon. Lintasan ini juga disebut sebagai Lintasan Fosfoglukonat.
Berlangsung di sitosol.
Rangkaian reaksi: reaksi pertama pada LPF melibatkan glukosa-6-P( hasil
penguraian pati oleh enzim fosforilase yang diikuti oleh enzim fosfoglukomutase
pada glikolisis atau hasil penambahan fosfat terminal ATP pada glukosa atau hasil
langsung reaksi fotosintesis). Glukosa-6-P segera dioksidasi(didehidrogenasi)
oleh enzim dehidrogenase untuk membentuk senyawa 6-fosfogluko-nonlakton,
yang kemudian dihidrolisis menjadi 6-fosfoglukonat oleh suatu enzim laktonase.
Senyawa 6-fosfoglukonat kemudian mengalami dekarboksilasi oksidatif untuk
menghasilkan ribulosa-5-P oleh enzim 6-fosfoglukonat dehidrogenase.
Reaksi-reaksi selanjutnya dari LPF akan menghasilkan pentose posfat.
Reaksi- reaksi ini dipacu oleh enzimisomeras, epimerase, transketolase dan
transaldolase
Fungsi LPF:
1. Produksi NADPH, dimana senyawa ini kemudian dapat dioksidasi untuk
menghasilkan ATP
2. Terbentuknya senyawa erithrosa-4-P, dimana senyawa ini merupakan
bahan baku esensial untuk pembentukan senyawa fenolik seperti sianin
dan lignin
3. Menghasilkan ribulosa-5-P yang merupakan bahan baku unit ribosa dan
deoksiribosa pada nukleotida pada RNA dan DNA.

I. Zat penghambat respirasi
Zat yang dapat menghambat proses respirasi yaitu
1. Sianida,
2. Fluoride,
3. Iodo asetat,
4. CO diberikan pd jaringan
5. Eter, kloroform, aseton, formaldehida dapat menambah respirasi dlm
waktu pendek.

Anda mungkin juga menyukai