Anda di halaman 1dari 30

MANAJEMEN KANTOR 1

PROBLEM BASED LEARNING


Case 11-1: Curbing Employee Effort to Unionize



Dosen : Ermina Tiorida, SE., M. Si

Oleh :
Kelompok 3 Kelas 2 AB-B











Program Studi D3- Administrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Niaga
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
25 Maret 2014

NIM Nama
Keterangan
Step 1-5 Step 7
1252110 Alvina Silvi Rahma Leader Scriber
1252110 Farid Rafsanjani
1252110 Maryam Parhatun
1252110 Puti Surya Andini
1252110 Supriyati
125211072 Yunny Triwahyuni Scriber Leader
ii

Kata Pengantar

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan waktu yang
ditentukan.
Laporan dari Case 11-1 : Curbing Employee Effort to Unionize yang kami beri judul
Upaya untuk Membatasi Serikat Buruh bertujuan untuk menganalisis dan memecahkan
masalah mengenai kasus .
Terima kasih saya ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas ini, antara lain :
1. Ibu Ermina Tiorida, SE., M. Si selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Manajemen
Kantor,
2. Mahasiswa dan Mahasiswi Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Bandung,
3. Kepada keluarga, rekan dan semua pihak yang telah membantu yang tidak mungkin
penulis sebutkan.
Harapan saya semoga makalah ini dapat diterima dengan baik dan dapat bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan
dapat tercapai dengan baik.
Saya menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari ketidaksempurnaan, maka dari itu
saya mengharapkan ide, masukan, saran maupun kritik agar lebih sempurna dalam penulisan
selanjutnya.

Bandung, April 2014

Penulis

iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................................ ii
Daftar Isi ................................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN KASUS .......................................................................................................... 3
2.1 STEP 1: Clarify Unclear Terms and Concepts ....................................................................... 3
2.2 STEP 2: Defining Problem ..................................................................................................... 7
2.3 STEP 3: Analyse The Problem ............................................................................................... 7
2.4 STEP 4: Mind Mapping dengan judul Upaya untuk Membatasi Serikat Buruh ................. 9
2.5 STEP 5: Formulating learning objective ............................................................................... 10
2.6 STEP 6: Penjelasan Mind Mapping ...................................................................................... 10
STEP 7 Synthesize and test the new information ............................................................................. 23
BAB III ................................................................................................................................................. 26
KESIMPULAN ..................................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 27



1


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan ekonomi, ada beberapa hal yang menjadi faktor penentu
keberhasilan suatu perusahaan, diantaranya adalah baiknya sumber daya manusia yang
dimiliki oleh perusahaan. Para manajer sangat sadar akan nilai investasi mereka dalam
hal sumber daya manusia. Mulai dari menemukan, mempekerjakan, memotivasi, melatih,
mendisiplinkan, dan mengembangkan karyawan menjadi prioritas nomor satu bagi
mayoritas bisnis.
Adanya hubungan ketenagakerjaan (labour relations) yang merupakan hubungan
berkesinambungan di antara sekolompok karyawan dengan manajemen perusahaan,
memungkinkan para karyawan membentuk suatu perkumpulan atau organisasi yang
dinamakan serikat karyawan. Terbentuknya serikat karyawan ini dikarenakan rasa
ketidakpuasan karyawan terhadap berbagai kondisi perusahaan. Hubungan ini meliputi
negosiasi kontrak tertulis menyangkut gaji, jam kerja, ketentuan kerja dan intepretasi
serta pelaksanaan kontrak selama jangka waktu berlakunya. Pengetahuan tentang
hubungan ketenagakerjaan dan perundingan bersama adalah penting. Pada kenyataannya,
sulit memisahkan hubungan ketenagakerjaan sebagai fungsi sumber daya manuusia dari
banyak aktivitas sumber daya manusia lainnya.
Penggunaan kegiatan kolektif seperti serikat karyawan ini, menciptakan berbagai
kendala atau batasan baru bagi manajemen personalia. Batasan-batasan baru ini dalam
praktek pelaksanaanya sulit diterima para manajer. Ini tidak berarti akhir kesuksesan dari
suatu organisasi, karena masih banyak perusahaan yang sukses dalam menjalankan
usahanya dengan mempunyai satu atau lebih serikat karyawan.
Dari sejak dulu hingga sekarang ini, peran dari seorang buruh seringkali
dikesampingkan dan dianggap tidak penting. Padahal, jika dilihat dari nilai historisnya
buruh memiliki peranan yang sangat penting dalam proses pembangunan perekonomian
negara khususnya di sektorindustri. Tanpa buruh, tidak mungkin proses produksi bisa
berjalan dan menghasilkan devisa atau keuntungan bagi negara.
2

Hal itu yang sangat disayangkan, pengabdian mereka selama ini tidak sebanding
dengan apa yang mereka dapatkan. Karena pemerintah lebih mementingkan
kepentingan kaum pemilik modal daripada kepentingan buruh itu sendiri. Hal tersebut
semakin diperparah dengan sistem kapitalis yang diterapkan di Indonesia saat ini hanya
menempatkan buruh sebagai salah satu unsur dari proses produksi, bukan sebagai faktor
utama dalam proses ekonomi. Kondisi seperti inilah yang membuat para buruh tidak
mendapatkan jalan lain melainkan dengan jalan mogok kerja dan aksi protes.
Oleh karena itu, kami akan mengangkat issu ini sebagai suatu bentuk gerakan
yang bisa dikatakan gerakan sosial arus bawah yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Sebagai sebuah gerakan sosial, gerakan buruh sangatlah disayangkan apabila tidak
diangkat dan diulas secara lebih dalam. Berangkat dari pemikiran tersebut kami berusaha
menyusun makalah ini dengan harapan kita dapat tersadar dan lebih peduli terhadap
kaum buruh.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Serikat buruh?
2. Apa dampak positif maupun negative dari adanya Serikat buruh?
3. Upaya apa yang dilakukan untuk membatasi atau mengatasi Serikat buruh?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa pengertian dari Serikat Buruh
2. Untuk mengetahui apa pengaruh Serikat Buruh bagi perusahaan
3. Untuk mengetahui bagaimana dampak dengan adanya Serikat Buruh
4. Untuk mengetahui upaya apa yang dapat dilakukuan dalam membatasi Serikat Buruh

3

BAB II
PEMBAHASAN KASUS

2.1 STEP 1: Clarify Unclear Terms and Concepts
- Case 11-1
Curbing Employee Efforts to Unionize

The office staff of the Trudeau Gun Company consists od 49 women and 6
men, who are supervised by Claude Benet. For the past 12 years, the office workers
have had a 15-minutes coffee break both in the mornings and in the afternoons.
Recently Benet has become concerned about rumors he has heard regarfing the
unionizing of his office workers.
This morning Benets secretary, Jeanne Vallete, rushes into his office and
breathlessly reports, Ive just heard from Marie Musset in the repro department that
were getting a union in our office.
Benet coolly replies, Forget about that, Jeanne. If any of my workers including
you think they are going to join a union, Ill just have to cut back on some of the
benefits they have. In fact, to silence these union rumors once and for all, I am going
to let the workers know that as of tomorrow morning, the coffee break will be
discontinued.
Noticeably irritated, Vallete asks, Are you sure you can do that legally?
Benet, puffing more rapidly on his cigar, retorts, What do you mean
legally? As the supervisor in this office, I have every right to shut down the coffee
breaks. Besides, I dont see why you people want a union. Most of you women are
working here just for extra money to help out at home. The bulk of you will only be
here until you get married or start raising a family.
Vallete, coldly, asks, Are you including me in all of your comments?
As Vallete heads out of Benets office, he mutters, If the shoe fits
4


- Terjemahan kasus

Upaya untuk Membatasi Serikat Buruh

Staf kantor di perusahaan Trudeau Gun terdiri dari 49 wanita dan 6 pria yang
diawasi oleh Claude Benet. Untuk 12 tahun terakhir pegawai mempunyai 15 menit
waktu untuk beristirahat, yaitu di pagi dan sore hari. Akhir-akhir ini Benet prihatin
tentang rumor yang berhubungan dengan..tempat dia bekerja.
Pagi ini sekretaris Benet, Jeanne Vallete bergegas masuk ke kantor dan
terengah melaporkan, Saya baru saja mendengar dari Marie Musset di Departemen
Produksi, kita akan.
Benet dengan tenang menjawab, Lupakan tentang itu Jeanne. Jika ada
pegawaiku, termasuk kamu yang berpikir mereka akan bergabung dengan
perserikatan itu, aku akan mengurangi sebagian dari gaji yang mereka dapat. Pada
kenyataannya, untuk menyembunyikan rumor perserikatan ini sekali dan selamanya,
saya akan memberi tahu kepada pegawai saya, bahwa besok pagi istirahat ditiadakan.
Tampak terlihat kesal Vallete bertanya, Kamu yakin bisa melakukan itu secara
legal ?
Menjawab secara tegas Apa yang kamu maksud secara legal, sebagai
supervisor di kantor ini saya berhak untuk meniadakan istirahat. Selain itu saya tidak
mengerti mengapa kalian ingin serikat buruh.
Sebagian besar dari kalian wanita yang bekerja disini hanya untuk mendapat
tambahan untuk rumah tangga kalian. Sebagian besar dari kalian yang akan berada
disini sampai kalian menikah atau membangun sebuah keluarga.
Vallete, dengan tenang bertanya, Apakah semua yang kamu katakan itu
termasuk aku?. Vallet keluar dari ruangan Benet, dia bergumam.

5


- Diskusi mengenai keadaan kasus dan istilah-istilah :

No. Nama Pendapat
1. Alvina Silvi Perserikatan itu dibentuk mulai dari istirahat (coffee
break). Jika pegawai itu mengikuti perserikatan buruh,
maka gajinya akan dipotong.
2. Farid Rafsanjani Adanya serikat berawal dari istirahat (coffee break) dan
menurut Bened adanya serikat buruh akan menimbulkan
sisi negative untuk perusahaan dan Benet ingin istirahat
ditiadakan agar rumor-rumor tentang serikat buruh
menghilang.
3. Maryam Parhatun Menurut saya, serikat buruh disini adalah kumpulan dari
pekerja yang beristirahat sejenak (coffee break), namun
karena adanya coffee break tersebut membuat pekerja
atau karyawan menjadi berkubu-kubu seperti halnya ada
perserikatan. Benet sebagai supervisor merasa tidak
nyaman dan tidak suka dengan adanya pekerja yang
berkubu-kubu tersebut, sehingga ia bisa saja meniadakan
coffee break itu.

4. Puti Surya Andini Benet tidak menyetujui apabila di perusahaannya ada
serikat buruh, wlaupun itu baru rumor, namun untuk
mengantisipasi didirikannya serikat buruh maka dia
meniadakan coffee break. Namun Vallete tidak setuju
dengan pernyataan Benet dan dia merasa kesal dan
tersinggung saat Benet memberikan komentar.

5. Supriyati Menurut saya, Benet mengira perserikatan buruh itu
dimulai sejak coffee break, sedangkan Bened selaku
supervisor tidak menyukai adanya perserikatan diantara
pekerja sehingga Bened berniat meniadakan coffee break
6

tersebut.

6. Yunny Triwahyuni Menurut saya, adanya perserikatan buruh di perusahaan
tersebut bermula karena adanya coffee break, tetapi
Benet tidak menyukai adanya perserikatan tersebut
karena menimbulkan munculnya rumor-rumor dan dia
mengancam akan memotong gaji karyawannya yang ikut
dalam perserikatan tersebut.

KESIMPULAN
KEADAAN KASUS



7

2.2 STEP 2: Defining Problem

No. Nama Pengajuan Pertanyaan Terhadap Kasus
1. Alvina Silvi
2. Farid Rafsanjani
3. Maryam Parhatun Mengapa Benet menyalahkan coffee break untuk
kekesalannya terhadap serikat buruh ?
4. Puti Surya Andini Mengapa Benet bersikukuh ingin meniadakan coffee break
di perusahaannya ?
5. Supriyati Mengapa Benet ingin menghapus coffee break tanpa
musyawarah terlebih dahulu ?
6. Yunny Triwahyuni Mengapa Benet mengeluarkan keputusan pemotongan gaji
para karyawannya, jika mereka ikut dalam perserikatan
itu?

2.3 STEP 3: Analyse The Problem

No. Nama Jawaban atas Pertanyaan
1. Alvina Silvi
2. Farid Rafsanjani
3. Maryam Parhatun Karena Benet merasa dengan adanya coffee break, serikat buruh
menjadi-jadi dan berkembang pesat. Padahal, mungkin saja
bukan karena hal tersebut rumor serikat buruh di perusahaan itu
berkembang pesat, tetapi banyak faktor lain seperti tim
manajemen yang tidak terbuka dengan serikat buruh atau
ketidakpuasan serikat pekerja dengan manajemen perusahaan.
4. Puti Surya Andini Karena dia khawatir para karyawannya tetap membentuk serikat
buruh, dan dia tidak menginginkan hal itu terjadi karena
menurutnya serikat buruh akan menimbulkan dampak negative
bagi perusahaan.
5. Supriyati Mungkin dia menganggap karena dia memiliki jabatan
8

seorang supervisor maka dia berhak. Padahal seharusnya
dimusyawarahkan terlebih dahulu dan didiskusikan dengan
pemimpin yang lebih berhak misalnya manajer.
6. YunnyTriwahyuni Karena Benet takut jika para karyawannya mengikuti
perserikatan itu sebab Benet berpikir jika mereka mengikuti
perserikatan itu, para karyawannya lebih berani dalam
mengeluarkan pendapat mereka, yaitu seperti melakukan
demonstrasi.
Hasil Analisis
Dari pengajuan pertanyaan terhadap masalah pada kasus tersebut
kelompok kami berpendapat bahwa masalah ini terjadi karena

9

2.4 STEP 4: Mind Mapping dengan judul Upaya untuk Membatasi Serikat Buruh




Coffee Break


Serikat Buruh
Dampak
Negatif
Dampak
Positif
10

2.5 STEP 5: Formulating learning objective
2.6 STEP 6: Penjelasan Mind Mapping

I. Alvina Silvi Rahma
Pengertian Coffee Break
Coffee break adalah istilah untuk istirahat singkat
selama 10 hingga 20 menit di hari kerja, yang merupakan
waktu umum untuk menikmati secangkir kopi, atau teh,
atau makanan kecil. Tradisi ini juga dapat disebut sebagai
istirahat minum teh, atau afternoon tea. Coffee break juga
berfungsi sebagai waktu untuk bersosialisasi dan istirahat,
dan sering diwajibkan bagi karyawan di sejumlah bisnis
atau industri.
Diyakini, coffee break dimulai di kota Stoughton, Washington, pada akhir tahun
1800. Kota ini masih terus merayakan festival tahunan Stoughton Coffee Break Festival.
Istilah dan praktek coffee break terus meningkat dalam hal popularitas di tahun 1950-an,
sebagian besar akibat dari iklan kampanye Pan-American Coffee Bureau yang
mendorong orang-orang untuk mengambil rehat kerja untuk minum kopi. Coffee break
sekarang menjadi bagian umum di tempat kerja sehari-hari. Coffee break umumnya
berlangsung beberapa jam setelah bekerja, sebelum istirahat makan siang. Mereka juga
mungkin diadakan lagi di sore hari. Karyawan biasanya diharapkan meninggalkan kantor
atau stasiun kerja dan pergi ke ruang istirahat atau kantin yang ditunjuk, bahkan jika
mereka tidak ingin makan atau minum apapun. Di sana, mereka mungkin mendapatkan
secangkir kopi, teh, soda, atau kadang-kadang cokelat panas, bersama dengan makanan
ringan dari mesin vending otomatis atau kue-kue, sebagai pilihan lain. Mereka yang ingin
merokok harus melakukannya di daerah yang ditunjuk. Kadang-kadang, beberapa
perusahaan akan menyewa gerobak kopi untuk datang ke kantor, menjual minuman dan
makanan ringan untuk karyawan pada waktu yang ditentukan.
11

Istirahat singkat ini dirancang untuk membantu karyawan menyegarkan diri, dan
memberi mereka beberapa menit untuk beristirahat dan bersantai sebelum kembali
bekerja. Hal ini dapat membantu untuk membuat karyawan lebih produktif dan
mengurangi stres. Dan kesempatan juga memberi mereka waktu beberapa menit untuk
bercakap-cakap dengan karyawan lain, atau untuk membuat panggilan telepon singkat,
yang mungkin tidak diperbolehkan saat mereka bekerja. Di banyak perusahaan, karyawan
dianjurkan untuk tidak membahas masalah kerja saat mereka beristirahat, mereka
seharusnya berhenti bekerja sepenuhnya dalam rangka untuk menikmati istirahat mereka.
Tipe lain dari coffee break disebut sebagai coffee run. Ini dapat dilakukan segera setelah
karyawan tiba di tempat kerja, ketika salah satu karyawan mungkin ditunjuk untuk pergi
ke warung kopi terdekat dan membeli minuman panas untuk semua orang. Ini mungkin
atau tidak disetujui oleh beberapa perusahaan.


II. Puti Surya Andini
(1) Sejarah Adanya Coffee Break di Perusahaan
Penelitian di MIT pernah menghasilkan suatu penemuan yang sangat
menyarankan untuk diberlakukannya coffee break atau setidaknya istirahat dari aktifitas
, yang merupakan bagian penting dari proses belajar.
Riset dilakukan dengan memindai tikus percobaan sehingga pihak MIT
(Massachusett Institut of Technology) dapat melihat pola elektrik yang menghidupkan
otak mereka ketika berlari melalui lorong labirin. Yang mereka temukan adalah ketika
tikus berlari dalam track terdapat bagian otak tertentu yang selalu menyala. Lebih
mengejutkan, ketika tikus beristirahat setelah menyusuri track, serta merta bagian tertentu
tadi secara tepat kembali menyala di dalam otak, dengan terbalik dan berulang-ulang,
sekitar dua puluh kali dari kecepatan semula. MIT berpendapat bahwareplay itu
membantu tikus untuk mengenali pengalaman yang baru didapatnya. Tentu saja, kita
tidak sungguh membutuhkan MIT untuk memberitahukan kita bahwa coffee breakpenting
untuk bisnis. Pekerja yang baik akan mengetahui bahwa istirahat dalam kerja dapat
12

meningkatkan produktifitas. Tak seorang pun dapat memastikan kapan istirahat
diasosiasikan dengan kopi, tetapi sejarah penemuan mesin espresso, memberikan kita
petunjuk.
Hal itu terjadi di tahun 1901, ketika seorang Italia pemilik pabrik bernama Luigi
Bazzera mencari cara untuk mempercepat para pekerjanya menghabiskan waktu Coffee
Break. Menyadari bahwa bila dia dapat menyajikan kopi lebih cepat, para pekerjanya
dapat minum dengan segera dan kembali bekerja lebih cepat lagi. Idenya tidak hanya
sebatas itu, akhirnya berlanjut pada ide bentuk mesinnya.
Idenya untuk mem-pressure air panas melewati kopi bubuk menggunakan tekanan
merupakan cara yang sama sekali baru untuk meyajikan kopi.
Dalam waktu hampir bersamaan, Buffalo, sebuah perusahaan di New York membuat
sejarah coffee break. Pada tahun1902, Barcelo Manufacturing Company kemudian
berganti nama menjadi Barcolounger- secara resmi menyatakan coffee break merupakan
bagian penting untuk para pekerjanya. Berdasarkan cerita surat kabar di saat itu, para
pekerja bernegosiasi untuk dapat beristirahat singkat di pagi dan sore hari dan salah satu
pekerja dengan sukarela memanaskan kopi di atas plat besi pada waktu istirahat ini. Dan
nama dari coffee break resmi pertama kali dicetuskan. Perusahaan Buffalo yang lain
menyatakan bahwa di tahun 1901 mereka menyediakan kopi gratis untuk karyawan-
karyawannya.
Sampai tahun 1964, coffee break menjadi isu nasional Amerika. Pada Juni tahun
itu, majalah Time melaporkan adanya negosiasi antara United Auto Workers dan The Big
Three. Sebagai isu adalah lima belas menit mematikan mesin sehingga para pekerja dapat
menikmati coffee break. Menurut wakil presiden UAW Leonard Woodcock, Kami
mendapatkan coffee break disepanjang lini kerja di seluruh dunia. Hanya USA yang tidak
memiliki coffee break di lini produksinya. Isu lain dari negosiasi historik ini adalah
melibatkan mengenai asuransi kesehatan, tunjangan pasca kerja, dan 5% kenaikan gaji;
tapi isu coffee break yang hampir membuat mogok kerja. Time melaporkan, pada bulan
September 74.000 pekerja Chrysler meminta untuk istirahat kurang dari satu jam
sedangkan perusahaan memberikan jalan tengah dan setuju untuk 12 menit sehari coffee
break.
13


Saat ini, sebagian besar pekerja kontrak secara khusus mendapatkan setidaknya
sekali coffee breaksetiap sift 8 jam, dan banyak perusahaan mendapati bahwa
menyediakan kopi gratis untuk karyawan selama coffee break sangat bermanfaat,
keuntungan dengan bermodal sedikit. Pada tahun 2001 seorang Psikolog Organisasi,
Proffesor Cary Cooper dari Lancester University menilai bahwa menawarkan gratis kopi
atau teh pada pekerja selama coffee break berarti, Perusahaan yang peduli pada
penyediaan kopi atau teh gratis adalah simbol dari perilaku manajemen. Pekerja yang
meminta refresing gratis sesungguhnya berkata hargai saya.

III. Maryam Parhatun

(1) Pengertian Serikat Buruh/Serikat Pekerja
Pekerja merupakan seseorang yang melakukan suatu pekerjaan pada suatu
instansi dengan tujuan untuk mendapatkan imbalan. Dengan bekerja, sesorang bisa
mendapatkan upah yang dengan maksud untuk mencukupi kebutuhan pekerja tersebut.
Berdasarkan Undang- Undang 1945 pasal 1 menyebutkan bahwa pekerja/buruh adalah
setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk yang lain.
Seiring dengan adanya ditemukannya ketidakadilan dan penyelewengan terhadap
pekerja, maka didirikanlah sebuah serikat untuk melindungi pekerja/ buruh yang bernama
Serikat Pekerja. Serikat pekerja merupakan sebuah wadah untuk melindungi pekerja dari
segala macam ketidakadilan dan penindasan. Menurut Wikipedia, yang dimaksut dengan
serikat pekerja ialah sebuah organisasi pekerja yang bergabung bersama untuk mencapai
tujuan umum dari segi upah, jam, dan kondisi kerja.
Menurut undang- undang 1945 pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksut
dengan serikat pekerja ialah organisasi yang dibentuk dari, oleh, dan untuk pekerja/buruh
baik di perusahaan maupun diluar perusahaan, yang bersifat bebas, terbuka, mandiri,
demokratis dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela serta melindungi hak
dan kepentingan pekerja dan buruh serta meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan
keluarganya.
14

Di dalam pengertian serikat buruh menurut pasal 1 Undang- Undang 1945
terdapat beberapa kata yang bisa diartikan lebih rinci lagi, seperti serikat pekerja/ buruh
diperusahaan dan serikat pekerja/ buruh diluar perusahaan.
Adapun pengertian dari kedua kalimat yaitu Serikat pekerja/serikat buruh di
perusahaan adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh para pekerja/buruh
yang didirikan oleh para pekerja/buruh di satu perusahaan atau di beberapa perusahaan.
Selain itu, yang dimaksutkan dengan Serikat pekerja/serikat buruh diluar perusahaan
adalah serikat pekerja/serikat buruh yang didirikan oleh pekerja/buruh yang bekerja
diluar perusahaan.

(2) Upaya Untuk Mengatasi Serikat Buruh

A. Upaya yang Dilakukan oleh Tim Manajerial
Adapun upaya untuk mengatasi permasalahan serikat pekerja oleh tim manajerial dapat
dilakukan dengan berbagai hal, yaitu sebagai berikut :
Memperbaiki kondisi kondisi dan syarat syarat kerja melalui perjanjian kerja bersama
dengan manajemen/pengusaha
Seperti disebut diatas bahwa pekerja harus mengetahui dan memahami bahwa sebagai
perseorangan dan pekerja tidak akan banyak yang bisa dicapai. Hanya melalui usaha
mengorganisir dirinya dan kegiatan kolektif mereka dapat secara efektif menjunjung
tinggi martabatnya sebagai individu dan pekerja, menghormati perintah dari pengusaha -
berusaha keras untuk memperbaiki dan memelihara mata pencaharian, meningkatan
pengupahan, status sosial ekonomi, kesejahteraan yang lebih baik dan upah-upah
lainnya. Perjanjian kerja bersama hanya bisa dilakukan hanya oleh
pengusaha/organisasi pengusaha/kelompok pengusaha disatu pihak dan pihak lainnya
oleh perwakilan organisasi pekerja atau perwakilan dari pekerja dalam rangka
perundingan kondisi dan syarat-syarat kerja (ILO Recommendation No. 91 Paragraf
2,Konvensi ILO No. 98 Pasal 4).
15

Melindungi dan membela pekerja beserta keluarganya akan keadaan sosial dimana
mereka mengalami kondisi sakit, kehilangan dan tanpa kerja (PHK)
Berpikir tentang pekerja kita tidak hanya berpikir tentang diri mereka sendiri tetapi juga
keluarga yang dimilikinya. Kondisi sulit yang dialami pekerja; sakit, kehilangan promosi
atau jabatan, skorsing ataupun PHK akan juga dirasakan oleh keluarganya. Disamping
sebagai lembaga perundingan (bargaining institution) serikat pekerja adalah juga lembaga
sosial (Social Institution).
Mengupayakan agar manajemen/pengusaha mendengarkan dan mempertimbangkan suara
atau pendapat serikat pekerja sebelum membuat keputusan
Setiap keputusan yang diambil oleh manajemen/pengusaha akan selalu berdampak
kepada pekerja. Serikat pekerja mempunyai hak untuk mengetahui rancangan
keputusan yang akan diambil dengan memberikan masukan ataupun menekan dan
mempengaruhi kebijakan yang akan diambil bila itu berdampak buruk bagi pekerja.
B. Upaya yang Dilakukan oleh Pemerintah
Selain itu, pendidikan serta pelatihan Pendidikan menjadikan serikat pekerja kuat.
Kekuatan keanggotaan merujuk pada kuantitas atau jumlah anggota yang dimiliki.
Pendidikan kepada anggota memberikan tambahan pada kwalitas yaitu kualitas anggota
dan serikat pekerja. Kedua hal tersebut, kantitas dan kualitas anggota, adalah sangat
penting. Pendidikan kepada anggota dan pelatihan-pelatihan serikat pekerja harus
difokuskan kepada kebutuhan dari para pekerja, para aktifis serikat pekerja dan serikat
pekerja itu sendiri yang berarti bahwa pendidikan dan pelatihan tersebut diharapkan dapat
melengkapi peran dan ketrampilan mereka dalam rangka menghadapi dan mengatasi
permasalahan-permasalahan mereka selaku pekerja/serikat pekerja dan mempertinggi
pendidikan para anggota serikat pekerja. Melalui pendidikan pekerja dan pelatihan serikat
pekerja ada beberapa manfaat yang bisa dipetik, antara lain :
Meningkatkan kemampuan serikat pekerja dalam level pendidikan anggota dan
pemimpin serikat pekerja. Melalui pendidikan anggota menjadi lebih peduli terhadap
kondisi dan kehidupan pekerjaan mereka, dan mampu untuk memperbaikinya.
16

Pendidikan bagi anggota serikat pekerja meningkatkan demokrasi dalam serikat pekerja
melalui motivasi anggota untuk lebih berpartisipasi dalam setiap hal yang berhubungan
dengan serikat pekerja/pekerja. Memperbaiki kwantitas informasi yang tersedia dalam
serikat pekerja: informasi mengalir secara dua arah yaitu dari pemimpin serikat pekerja
kepada anggota dan dari anggota ke pemimpin serikat pekerja.
Pendidikan anggota serikat pekerja menjadikan pekerjaan serikat pekerja menjadi jauh
lebih efisien oleh karena meningkatnya ketrampilan/pengetahuan dan sangat
meningkatnya jumlah orang yang dapat bertanggung jawab pada setiap fungsi serikat
pekerja yang berbeda.
Pendidikan serikat pekerja melatih untuk bekerjasama, yaitu menanamkan rasa
bertanggung jawab pada setiap permasalahan yang dihadapi dan kepada organisasi
pekerja, demikian rasa kebersamaan dengan sesama anggota serikat pekerja dan dengan
semua pekerja dimanapun.

IV. Farid Rafsanjani Yusuf

(1) Awal Terbentuk Serikat Buruh

Salah satu tujuan penegakan hukum adalah terjaminnya hak-hak asasi manusia
(HAM). Manusia mempunyai kedudukan sentral dalam penegakan hukum. Manusia
adalah obyek dan subyek dalam rangka penegakan hukum tersebut. Hak asasi manusia
memang menyangkut masalah di dalam kehidupan manusia, baik yang menyangkut hak
asasi manusia individu maupun hak asasi manusia kolektif. Hak asasi manusia individu
merupakan hak yang menyangkut kepentingan perorangan dan hak asasi manusia kolektif
menyangkut kepentingan bangsa dan negara.
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia secara
kodrati, universal dan langgeng sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa, meliputi hak
untuk hidup, hak berkeluarga untuk melanjutkan keturunan, hak mengembangkan diri,
hak keadilan, hak kemerdekaan, hak keamanan, dan hak kesejahteraan yang berfungsi
untuk menjaga integritas keberadaannya, sehingga tidak boleh diabaikan dan dirampas
17

oleh siapapun. Rumusan tersebut jelas mengakui bahwa hak asasi adalah pemberian
Tuhan Yang Maha Esa dan negara Indonesia mengakui bahwa sumber hak asasi manusia
adalah karunia Tuhan. Tegasnya hak asasi manusia termasuk hak atas kebebasan
berserikat bukan pemberian negara akan tetapi pemberian Tuhan Yang Maha Esa.
Konsep tentang hak asasi manusia bukan merupakan hal baru bagi bangsa
Indonesia. Salah satu komitmen Indonesia terhadap penghormatan dan jaminan
perlindungan hak asasi manusia terkandung dalam sila kedua Pancasila, dasar negara dan
falsafah hidup bangsa Indonesia, yaitu "Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab".
Selanjutnya, sejumlah pasal dalam Undang-Undang Dasar 1945 beserta
amandemennya secara tegas mengatur jaminan perlindungan hak-hak asasi manusia yang
paling utama, yaitu di bidang politik, ekonomi, sosial, dan kebudayaan. Bahkan ketentuan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 ini dirumuskan tiga tahun sebelum Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (Universal of Human Rights)
1948 dicetuskan.
Salah satu perlindungan hak asasi manusia yaitu asas principle of liberty (prinsip
kebebasan) dalam bidang hubungan kerja di Indonesia terdapat dalam Pasal 28 D Ayat
(2) Amandemen Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Pasal tersebut disebutkan bahwa
setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan
layak dalam hubungan kerja. Ketentuan ini mengandung pengertian bahwa setiap warga
negara tanpa memandang segala perbedaan yang ada pada diri seseorang berhak
mendapatkan dan melakukan pekerjaan serta menerima imbalan secara adil.
Demikian juga di dalam Pasal 28 E Ayat (3) Amandemen Undang-Undang Dasar
1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan perndapat. Pengertian dari ketentuan tersebut adalah bahwa setiap warga
negara tanpa memandang segala perbedaan baik ras, jenis kelamin, agama dan lain-lain,
berhak untuk menjadi bagian dari suatu organisasi dan memanfaatkan organisasi tersebut
guna kepentingannya secara adil dengan memperoleh perlindungan akan kebebasan
berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.
18

Kebebasan berserikat sebagai hak dasar tidak bisa dilepaskan dari pendekatan
realitas kehidupan sosial dan politik dengan berbagai aspeknya seperti aspek ekonomi,
pendidikan, agama dan sebagainya. Alasannya karena aspek-aspek tersebutlah yang
sangat berperan membuat manusia kehilangan banyak kesempatan memperoleh
kebebasan dirinya.
Konsep hak dasar mulai diperjuangkan setelah manusia merasakan adanya
kelemahan dari teori perjanjian yang diperkenalkan oleh Thomas Hobbes. Dengan teori
Thomas Hobbes seluruh hak-hak masyarakat diserahkan pada pengusaha, sehingga tidak
ada kekuasaan lain yang tersisa. Hal ini merupakan awal timbulnya kesadaran akan
adanya hak yang hilang karena terdesak dengan hadirnya seorang pengusaha.
Akibat adanya kelemahan teori ini, kemudian timbul teori baru yang
diperkenalkan oleh John Locke dan J.J.Rosseau, teori mereka ini pada prinsipnya
mengandung pengertian bahwa dalam perjanjian antara rakyat dengan pengusaha harus
terdapat sebagian kekuasaan yang tersisa. Disamping itu, kekuasaan yang tersisa tersebut
juga harus mendapat jaminan secara konstitusional dan penegakannya dilakukan melalui
badan- badan peradilan. Hak-hak yang eksistensinya dijamin konstitusi inilah yang
dinamakan hak dasar. Semenjak itu penegakan hak asasi manusia identik dengan
penegakan konstitusi dibidang hak asasi manusia, sebagai jaminan terhadap kepentingan
masyarakat dari tindakan sewenang-wenang penguasa.
Kebebasan berserikat yang diinginkan oleh para pekerja dalam organisasi buruh
tidak diberikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan begitu saja, namun timbul
karena adanya perkembangan gerakan buruh di Indonesia sejak zaman penjajahan hingga
keluarnya Undang-Undang No.21 Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Efektif tidaknya undang-undang tersebut dalam praktek berpulang kembali kepada
bargaining position organisasi buruh itu sendiri. Sejak beberapa dekade, kebebasan
berorganisasi bagi para buruh telah dipasung. Terpasungnya organisasi buruh di
Indonesia ini berdampak luas termasuk tumpulnya suara buruh dalam usahanya
meningkatkan kesejahteraan.
19

Pada jaman penjajahan Jepang gerakan buruh sempat terhenti dan tidak
berkembang. Situasi ini terjadi karena adanya tindakan represif dan ditambah
dimatikannya banyak industri yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda. Baru
kemudian setelah kemerdekaan Indonesia mulai bangkit gerakan buruh. Organisasi buruh
yang kuat pada masa itu salah satunya adalah SBII (Serikat Buruh Islam Indonesia)
menyatakan siap untuk bekerja sama dengan serikat buruh manapun asal tidak merusak
dasar-dasar Islam. Pada masa Orde Baru, terdapat peristiwa penting di dalam pergerakan
buruh di Indonesia, yaitu dibentuknya Kesatuan Aksi Buruh Indonesia (KABI) tahun
1966 dan Majelis Permusyawaratan Buruh Indonesia (MPBI) pada tanggal 1 November
1969. Dalam perkembangan selanjutnya, lahir pula Federasi Buruh Seluruh Indonesia
(FBSI) dan Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI).
Sejak lahir Orde Baru tersebut, gerakan buruh dimobilisir dari dibentuknya KABI
(Kesatuan Aksi Buruh Indonesia) pada tahun 1966. Tujuannya ialah untuk bersama-sama
kekuatan Orde Baru lainnya berjuang menumbangkan sisa-sisa G 30 S PKI, Perjuangan
KABI bersifat politis sedangkan soal-soal yang bersifat sosial ekonomi di selesaikan oleh
sekretariat bersama buruh beserta anggota-anggotanya.
Di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1973, berdiri FBSI (Federasi Serikat Buruh
Seluruh Indonesia) dimana dalam tubuh FBSI masih dimungkinkan hidupnya serikat-
serikat buruh. Berdirinya FBSI pada tanggal 20 Februari 1973 yang kemudian berubah
menjadi SPSI (Serikat Pekerja Seluruh Indonesia) pada tahun 1985 telah membuka
sejarah baru bagi kaum buruh di Indonesia. Kaum buruh di Indonesia telah mampu
mempersatukan dirinya dalam satu wadah perjuangan dan satu tujuan bersama, yaitu
suatu organisasi dibidang perburuhan yang bersifat sosial-ekonomi. Dengan demikian
orientasi utama dari wadah organisasi SPSI adalah berupaya meningkatkan kesejahteraan
para anggota dan keluarganya.
Dalam bagian umum penjelasan atas Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000,
tentang Serikat Pekerja/Organisasi Buruh, menyatakan bahwa pekerja/buruh merupakan
mitra kerja pengusaha yang sangat penting dalam proses produksi dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan pekerja/buruh dan keluarganya, menjamin kelangsungan
perusahaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia pada umumnya,
20

sehubungan dengan hal itu, serikat pekerja/Organisasi buruh merupakan sarana untuk
memperjuangkan kepentingan pekerja/buruh dalam menciptakan hubungan industrial
yang harmonis, dinamis dan berkeadilan.Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000, tentang
Serikat Pekerja/Organisasi Buruh didasarkan pada Pasal 28 E perubahan Kedua Undang-
Undang Dasar 1945 dan Konvensi ILO (Internasional Labour Organization) Nomor 98
Tahun 1949, tentang Hak Berorganisasi dan Kemerdekaan berserikat di ratifikasi oleh
Pemerintah Republik Indonesia dengan Undang-Undang No.18 Tahun 1956, tentang
Persetujuan Konvensi Organisasi Perburuhan Internasional No 98 Tahun 1949 mengenai
Berlakunya Dasar- Dasar daripada Hak untuk berorganisasi dan untuk Berunding
Bersama. Dengan telah diratifikasinya Konvensi ILO No 98 Tahun 1949, tentang Hak
Berorganisasi dan Kemerdekaan Berserikat serta diundangkannya Undang-Undang
Nomor No 21 Tahun 2000, tentang Serikat Pekerja/Organisasi Buruh, maka bidang
perburuhan sesungguhnya telah berubah secara radikal. Kebebasan untuk mendirikan
organisasi buruh telah dimanfaatkan oleh para aktivis perburuhan untuk mendirikan
organisasi dengan bermacam nama dan bermacam orientasi kepentingan. Namun secara
prinsip, organisasi buruh dibentuk dengan tujuan untuk memperjuangkan kepentingan
buruh, khususnya untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup dan melindungi hak-
hak buruh.
Dalam konteks perjuangan hak-hak pekerja/buruh ada beberapa pilar yang sangat
berperan dalam penegakan serta melindungi hak-hak pekerja/buruh dalam mewujudkan
kesejahteraannya. Salah satu pilar itu adalah organisasi serikat pekerja/Organisasi buruh.
Eksistensi serikat pekerja/serikat buruh bertujuan untuk memberikan perlindungan,
pembelaan hak dan kepentingan, serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi
pekerja/buruh dan keluarganya. Sejarah telah membuktikan bahwa peranan serikat
pekerja/organisasi buruh dalam memperjuangkan hak anggotanya sangat besar, sehingga
pekerja/buruh telah banyak merasakan manfaat organisasi serikat pekerja/organisasi
buruh yang betul-betul mandiri (independence) dan konsisten dalam memperjuangkan
hak-hak buruh.
Umumnya pekerja secara individual berada dalam posisi lemah dalam
memperjuangkan hak-haknya, dengan menjadi anggota serikat pekerja/organisasi buruh
21

akan meningkatkan bargaining baik secara individu maupun keseluruhan. Serikat
pekerja/organisasi buruh dapat mengawasi (control) pelaksanaan hak-hak pekerja di
perusahaan. Oleh karena itu, serikat pekerja/serikat buruh sangat berperan penting bagi
pekerja
V. Supriyati

(1) Dampak Positif Serikat Buruh
Ditinjau dari segi pegawai, dampak positif dari adanya perserikatan adalah:
a. Sebagai sarana penyalur aspirasi
b. Menciptakan tingkat solidaritas yang tinggi dalam satu kesatuan diantara pekerja
dengan pekerja, pekerja dengan Serikat Pekerjanya, pekerja/Serikat Pekerja dengan
manajemen
c. Sebagai sarana menciptakan hubungan industrial yang harmonis, dinamis dan
berkeadilan
d. Meyakinkan anggotanya untuk melaksanakan kewajibannya disamping haknya
diorganisasi dan diperusahaan
e. Sumber Daya Manusia yang baik akan mampu berinteraksi dengan pihak manajemen
secara rasional dan obyektif
Ditinjau dari segi pengusaha, dengan adanya suatu perserikatan mungkin hanya ada
sedikit dampak positif, karena suatu perserikatan bisa saja menjadikan boomerang pada
perusahaan tersebut, tetapi dari adanya perserikatan ada dampak yang sangat baik
ditimbulkan yaitu menjadikan karyawan kompak dalam melakukan pekerjaan. Selain itu,
pengusaha dapat dengan mudah mengetahui keinginan karyawan, mengetahui kebutuhan
karyawan karena suatu perserikatan merupakan wadah suatu aspirasi.

22


VI. Yunny Triwahyuni

(1) Dampak Negatif Serikat Buruh
Terlepas dari aturan aturan dan dasar dasar pembentukan Serikat Pekerja yang
secara umum bersifat positif. Dikalangan masyarakat atau bahkan dalam lingkungan satu
perusahaan masih ditemukan adanya pro dan kontra mengenai pembentukan Serikat
Pekerja. Berikut ini adalah beberapa contoh dampak nrgatif yang dapat terjadi:
1. Banyak kontaminasi pihak luar.
Meski tidak terlalu terlihat namun Serikat Pekerja juga rawan terhadap penyusup
yang menginginkan ada masalah di perusahaan tertentu. Oleh karena itu anggota
Serikat Pekerja harus hati hati dan tetap berjalan sesuai misi yang sudah
ditentukan.
2. Dipicu oleh masalah di perusahaan.
Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu yang wajar jika manusia akan cenderung
untuk bertahan jika sudah dalam posisi yang baik. Namun akan lebih baik lagi
jika terus berusaha untuk mendapat yang lebih baik. Banyak terjadi di perusahaan
bahwa Serikat Pekerja dibentuk setelah ada masalah di internal perusahaan. Hal
tersebut tidak salah bahkan harus dilakukan jika memang belum ada. Namun ada
kekuatiran jika kondisi perusahaan sudah membaik dan tidak ada lagi masalah,
maka Serikat Pekerja yang sudah terbentuk dapat saja terbengkalai.
3. Misi tidak jelas.
Meski misi sudah ditentukan dari awal pembentukan namun ada kalanya karena
semua kebutuhan pekerja sudah terpenuhi dengan baik maka Serikat Pekerja
cenderung nganggur. Mungkin juga karena kesibukan pekerjaan yang
menyebabkan pekerja tidak memiliki waktu lagi untuk berserikat. Akan tetapi
jangan sampai terjadi justru Serikat Pekerja yang terkesan cari gara gara
meski kondisi perusahaan sedang baik dengan iklim kerja yang cukup kondusif.
4. Kurang maksimal berserikat sehubungan dengan produktifitas.
Sebagaimana umumnya bahwa pekerja adalah orang yang bekerja dan kemudian
diberi upah atas pekerjaan yang dikerjakannya. Adalah sangat wajar jika pekerja
23

akan lebih memprioritaskan pekerjaan utamanya daripada organisasi sosial yang
diikutinya. Namun hal ini tidak akan menjadi hambatan jika pekerja dapat
membagi waktunya dengan baik dan selalu meningkatkan produktifitasnya.
5. Pandangan umum yang negatif.
Tidak dapat dipungkiri bahwa kata Serikat Pekerja kadang dihubungkan dengan
demonstrasi, kekerasan, anarkis, PHK, pengadilan. Untuk beberapa orang hal
tersebut terkesan menyeramkan. Tapi Serikat Pekerja memang bisa saja
berhubungan dengan hal tersebut jika memang diperlukan dan pada beberapa
kondisi yang tidak terkontrol memang memungkinkan terjadinya aktifitas yang
extrim. Jika diperlukan akan lebih baik dengan menggunakan demonstrasi yang
tertib dibandingkan dengan kekerasan. Namun jika memang terjadi kekerasan
maka akan lebih baik jika pihak Serikat Pekerja dapat mengantisipasinya agar
tidak jatuh korban.
STEP 7 Synthesize and test the new information

No. Pembahasaan Diskusi
1. Alvina Silvi Rahma


2. Farid Rafsanjani Yusuf

3. Maryam Parhatun
Serikat pekerja merupakan seseorang yang bekerja untuk menafkahi kehidupannya.
Serikat pekerja memiliki hak dan kewajibannya, salah satu haknya adalah dapat
mengeluarkan pendapat-pendapatnya. Di dalam kasus tersebut, serikat pekerja menjadi
rumor tidak mengenakan. Untuk meminimalisir kasus tersebut seharusnya dilakukan
usaha usaha/ upaya-upaya, baik dari pemerintah maupun tim manajerialnya. Upaya
yang dilakukan oleh pemerintah, seperti melakukan pelatihan kerja terhadap serikat
pekerja untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pekerja. Kemudian upaya
24

yang dilakukan olej tim manajerial, seperti memperbaiki kondisi kondisi dan syarat
syarat kerja melalui perjanjian kerja bersama dan manajemen/pengusaha.
4. Puti Surya Andini
Awalnya pihak MIT (Mussachusett Instutut of Technology) melakukan riset percobaan
dengan menggunakan tikus lalu menghidupkan otak mereka ketika berlari melalui
lorong labirin. Yang mereka temukan adalah ketika tikus berlari dalam track terdapat
bagian otak tertentu yang selalu menyala. Lebih mengejutkan, ketika tikus beristirahat
setelah menyusuri track, serta merta bagian tertentu tadi secara tepat kembali menyala di
dalam otak, dengan terbalik dan berulang-ulang, sekitar dua puluh kali dari kecepatan
semula. Sehingga tentu saja coffee break itu penting untuk bisnis. Pekerja mengetahui
bahwa istirahat dalam kerja dapat meningkatkan produktivitas. Saat ini, sebagian besar
pekerja kontrak secara khusus mendapatkan setidaknya sekali coffee breaksetiap sift 8
jam.
5. Supriyati
Ditinjau dari segi pegawai adalah sebagai sarana penyalur aspirasi, meningkatkan
solidaritas, menciptakan hubungan industrial yang harmonis, meyakinkan anggota untuk
melaksanakan kewajiban di organisasi dan perusahaan, dan agar mampu berinteraksi
dengan pihak manajemen secara rasional dan objektif. Dan jika ditinjau dari segi
pengusaha, dapat menjadikan karyawan kompak dan pengusaha dapat dengan mudah
mengetahui keinginan karyawan, mengingat perserikatan merupakan wadah aspirasi
karyawan/pegawai.
6. Yunny Triwahyuni
Serikat buruh memiliki dampak positif maupun dampak negative, salah satu contoh
dampak negatifnya yaitu, banyak kontaminasi dari pihak luar. Meski tidak terlalu
terlihat namun Serikat Pekerja juga rawan terhadap penyusup yang menginginkan ada
masalah di perusahaan tertentu. Oleh karena itu anggota serikat pekerja harus hati hati
dan tetap berjalan sesuai misi yang sudah ditentukan. Namun terlepas dari itu semua
serikat buruh juga diharapkan akan dapat lebih leluasa menjangkau seluruh aspirasi
yang berkembang dalam suatu lingkungan perusahaan.
25






26

BAB III
KESIMPULAN








3.2 Saran


27

DAFTAR PUSTAKA


Wartawarga. 2011. Cara Mengatasi Permasalahan Serikat Pekerja.
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/11/cara-mengatasi-permasalahan-serikat-pekerja-pada-
saat-ini/ (30 November)
Murwanti. 2011. Perhatian Pemerintah dalam Mengatasi Serikat Buruh.
http://ikemurwanti.blogspot.com/2011/01/perhatian-pemerintah-dalam-mengatasi/ (19 Januari)
Morimanjusri. 2012. Pengertian Serikat Pekerja.
http://morimanjusri.wordpress.com/2012/10/05/pengertian-serikat-pekerja/ (5 Oktober)
Decarita. 2008. Asal Mula Coffee Break. http://www.koffiecaritasinjai.com/2014/01/asal-mula-kata-
coffee-break.html
Utomo. 2010. Serikat Pekerja. http://sigidwu.blogspot.com/2010/03/serikat-pekerja.html.( 3 Januari )

Anda mungkin juga menyukai