2. Anggita hardiastuti (010) 3. Serkyan Adyaksa K. (012) 4. Chitia Danita Sani (015) 5. Hilda Indah Nur C. (016) 6. Khoironi Syifa (021) 7. Hendro Adi (024) PENERANGAN POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA TAHUN AJARAN 2013/2014 INDRA PENGLIHATAN Bola mata terdapat di dalam rongga mata dan dilindungi oleh tulang-tulang tengkorak Bola mata sendiri dilindungi oleh selaput tipis, kelopak mata, rambut mata, dan kelenjar air mata.
Bagian-bagian bola mata itu adalah : a) Selaput tanduk (kornea) yaitu selaput bening di bagian depan bola mata yang berguna untuk melewatkan cahaya yang masuk dari luar. b) Selaput pelangi (iris) adalah bagian mata yang mengandung zat warna (hitam, cokelat, hijau, atau biru). c) Anak mata (pupil) yaitu lubang pada bagian tengah iris yang berguna dalam mengatur besar kecilnya cahaya yang masuk. d) Lensa mata, dapat menjadi cembung atau pipih berguna dalam mengatur pembentukan bayangan. e) Selaput keras (sklera) yaitu bagian terluar dari bola mata yang berguna untuk melindungi bagian dalam bola mata. f) Selaput koroid yaitu bagian tengah bola mata yang berupa selaput tipis, di dalamnya terdapat banyak saluran darah. Berwarna cokelat karena banyak mengandung zat warna (pigmen). g) Selaput jala (retina) yaitu bagian terdalam dari bola mata, berguna untuk menangkap bayangan. h) Bintik kuning yaitu daerah yang sangat mudah menerima cahaya yang masuk.
Cara Kerja Mata Cara kerja mata: Cahaya dipantulkan oleh benda menuju mata Pemantulan cahaya diterima oleh kornea Oleh lensa mata, cahaya dibiaskan sehingga terbentuk bayangan terbalik pada retina. Saraf-saraf pada retina akan menyampaiakn informasi bayangan menuju otak Otak akan mengolah sehingga benda dapat terlihat. Bayangan yang terbentuk pada retina adalah nyata, diperkecil, dan terbalik
Gangguan penglihatan Gangguan pada mata di antaranya adalah rabun jauh atau miopi (tidak dapat melihat benda dari jarak jauh), rabun dekat atau hipermetropi (tidak dapat melihat benda dari jarak dekat) dan mata tua atau presbiopi (tidak dapat melihat benda dari jarak jauh maupun dekat). Cara menanggulanginya harus dengan menggunakan kaca mata. penerangan Intensitas penerangan adalah banyaknya cahaya yang tiba pada satu luas permukaan. Intensitas penerangan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting untuk keselamatan kerja. Pencahayaan pada tempat kerja yang memadai baik yang alami maupun buatan memegang peranan yang cukup penting dalam upaya peningkatan kesehatan, keselamatan dan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan baik tidaknya pencahayaan disuatu tempat kerja selain ditentukan oleh kuantitas atau tingkat iluminasi yang menyebabkan obyek dan sekitarnya terlihat jelas, tetapi juga oleh kualitas dari pencahayaan tersebut diantaranya menyangkut arah dan penyebaran atau distribusi cahaya tipe dan tingkat kesilauan. Sumber penerangan Sumber penerangan alami adalah sumber dari penerangan yamg didapat dari sinar alami pada waktu siang hari untuk keadaan selama 12 jam dalam sehari, untuk mendapatkan cahaya matahari harus memperhatikan letak jendela dan lebar jendela.
Sumber penerangan buatan adalah sumber penerangan yang berasal dari lampu buatan seperti listrik, gas, atau minyak. Pencahayaan buatan dari suatu tempat kerja bertujuan menunjang dan melengkapi pencahayaan alami, juga dimaksudkan agar suatu ruangan kerja tercipta suasana yang menyenangkan dan terasa nyaman untuk mata kita. Pengukuran penerangan Alat yang digunakan untuk mengetahui intensitas penerangan adalah lux meter. Alat bekerja berdasarkan pengubahan energi cahaya menjadi tenaga listrik oleh photo electric cell. Intensitas inyatakan dalam penerangan dalam Lux. Intensitas penerangan diukur dengan 2 cara yaitu : 1) Penerangan umum adalah pengukuran dilakukan pada setiap meter persegi luas lantai, dengan tinggi pengukuran kurang lebih 85 cm dari lantai (setinggi pinggang). Penentuan titik pengukuran umum : titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan pada setiap jarak tertentu setinggi satu meter dari lantai. 2) Penerangan lokal adalah pengukuran ditempat kerja atau meja kerja pada objek yang dilihat oleh tenaga kerja (contoh : lampu belajar). Pengukuran titik pengukuran lokal : objek kerja, berupa meja kerja maupun peralatan. Bila merupakan meja kerja pengukuran dapat dilakukan di atas meja yang ada.
menurut sni 16-7062-2004 jarak tertentu dapat dibedakan berdasarkan luas ruangan sebagai berikut : Luas ruangan kurang dari 10 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 1(satu) meter. Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan kurang dari 10 meter persegi seperti gambar berikut ini.
Luas ruangan antara 10 meter persegi sampai 100 meter persegi: titik potong garis horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak setiap 3 (tiga) meter. Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk luas ruangan antara 10 meter sampai 100 meter persegi seperti gambar berikut ini.
Luas ruangan lebih dari 100 meter persegi: titik potong horizontal panjang dan lebar ruangan adalah pada jarak 6 meter. Contoh denah pengukuran intensitas penerangan umum untuk ruangan dengan luas lebih dari 100 meter persegi seperti gambar berikut ini.
Standart penerangan pada ruangan Menurut Sumamur (2009) Menyebutkan bahwa kebutuhan intensitas penerangan tergantung dari jenis pekerjaan yang dilakukan. Pekerjaan yang membutuhkan ketelitian sulit dilakukan bila keadaan cahaya di tempat kerja tidak memadai. Untuk lebih jelas, lihat Tabel 2.2 dibawah ini. Tabel. Tingkat Penerangan Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaam Contoh pekerjaan Tingkat Penerangan yang dibutuhkan (Lux) Tidak teliti Penimbunan barang 80 170 Agak teliti Pemasangan (tak teliti) 170-350 Teliti Membaca, menggambar 350-700 Sangat teliti Pemasangan 700-1000 Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/MENKES/SK/XI/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri, tercantum dalam Tabel 2.3 berikut ini :
Jenis Pekerjaan Tingkat Pencahayaan Minimal ( Lux ) Keterangan Pekerjaan kasar dan tidak terus-menerus
100 Ruang penyimpanan dan ruang peralatan/instalasi yang memerlukan pekerjaan yang kontinyu Pekerjaan kasar dan terus-menerus 200 Pekerjaan dengan mesin dan perakitan kasar Pekerjaan rutin 300 Ruang administrasi, ruang kontrol, pekerjaan mesin & perakitan/ penyusun Pekerjaan agak Halus 500 Pembuatan gambar atau bekerja dengan mesin kantor, pemeriksaan atau pekerjaan dengan mesin Pekerjaan halus 1000 Pemilihan warna, pemrosesan tekstil, pekerjaan mesin halus & perakitan halus. Pekerjaan amat halus 1500 Tidak menimbulkan Bayangan Mengukir dengan tangan, pemeriksaan pekerjaan mesin dan perakitan yang sangat halus. Pekerjaan terinci 3000 Tidak menimbulkan Bayangan Pemeriksaan pekerjaan, perakitan sangat halus. Sumber : Kepmenkes No. 1405,2002. Menurut standart ies (Illumination engineering society) Tempat Jenis pekerjaan Nilai level iluminasi Sangat baik Baik Kantor biasa Pembukuan, mengetik, membaca, menulis, melayani mesin-mesin kantor 1000 500 Ruang arsip, tangga, gang, ruang tunggu 250 150 Sekolah Ruang kelas 500 250 Ruang gambar 1000 500 Ruang jahit-menjahit 1000 500 Industri Pembuatan jam tangan, instrument kecil dan halus, mengukir 500 2500 Pekerjaan pemasangan halus, menyetel mesin bubut otomatis, bubut halus, poles 2000 1000 Pekerjaan bor, bubut kasar, pekerjaan biasa 1000 500 Menempa dan menggiling 500 250 Toko Etalase took besar 2000 1000 Toko lain 1000 500 Rumah ibadah
250 125 Rumah tinggal Kamar tidur, kamar mandi, kamar rias, dapur 500 250 Penerangan umum 250 125 Cara Menghitung Penerangan Rumus menghitung jumlah lampu pada ruangan Pada dasarnya dalam perhitungan jumlah titik lampu pada suatu ruangan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain : dimensi ruang, kegunaan/fungsi ruang, warna dinding type armatuture yang akan digunakan dan masih banyak lagi. Rumus menghitung jumlah lampu pada ruangan
Keterangan : N = Jumlah titik lampu E = Kuat penerangan (Lux) yang diperlukan sesuai tabel 1 L = Panjang ruangan W = Lebar ruangan Q = Total lumen lampu (w x L/w: daya lampu x luminous efficacy lamp dapat dilihat pada box lampu yang dibeli) LLF = (Light Loss Factor) = Faktor cahaya CU = (Coeffesien of utilization) = Faktor pemanfaatan n = Jumlah lampu dalam 1 titik lampu (jumlahnya 1) n CU LLF Q W L E N . . . . .
Jenis Ruangan Rekomendasi Pencahayaan
Teras 60 Lux Ruang Tamu 120-250 Lux Ruang Makan 120-250 Lux Ruang Kerja 120-250 Lux Ruang Tidur 120-250 Lux Perkantoran 200-500 Lux Apartemen 100-250 Lux Hotel 200-400 Lux Rumah sakit / Sekolah 200-300 Lux Basement / Toilet / Coridor / Lobby / Hall 100-200 Lux Restaurant / Store / Toko 200-500 Lux Gudang 100 Lux Dapur 250 Lux Garasi 60 Lux Mushola 200 Lux Contoh Perhitungan :
Untuk ruang keluarga sebesar 4m x 8m dan jenis lampu yang digunakan adalah tipe TL 40 watt, berapa titik lampu yang harus dipasang? Diketahui : E : Karena ruang keluarga butuh lebih terang nilainya 250 lux. L : 8m; W:4m; LLF:0,8; CU:65%; n:1 Q : Untuk lampu TL 40 watt mempunyai Luminous Efficacy Lamp sebesar 75 Lm/w (ada di box lampu) Q = w x Lm/w : 40 x 75 = 3.000 lumen Jawab :
N = . E x L x W . Q x LLF x CU x n N = . 250 x 8 x 4 . 3.000 x 0,8 x 65% x 1 N = 8.000 1.560 N = 5,13
Jadi, Jumlah titik lampu di ruang keluarga tersebut, idealnya harus sejumlah 5 buah. Bahaya di ruang tertutup Contoh, pekerja dalam terowongan Antisipasi Membuat tata ruang dan pencahayaan yang baik. Melengkapi alat-alat pengaman dalam terowongan Menyediakan ruangan yang lega dan berventilasi baik bagi pekerja apabila terjadi kecelakaan kerja Rekognisi Penerangan dalam terowongan yang kurang memadai dapat menyebabkan, kelelahan mata, menurunkan daya penglihatan dan mengurangi produktivitas kerja Mengganggu tingkat konsentrasi pekerja Gas muncul disaluran air kotor dan lubang masuk dan parit berhubungan dengannya Gas-gas bocor kesaluran-saluran dan parit-parit pada tanah yang tercemar seperti pekerjaan gas yang lama Karat didalam tangki dan bejana yang memakan oksigen cairan dan endapan yang secara tiba-tiba mengisi ruangan atau melepaskan gas-gas saat diganggu Reaksi kimia antara beberapa campuran dan udara menyebabkan oksigen menipis atau akibat air tanah pada kapur dan batu gamping yang memproduksi karbon dioksida
Pengenalan bahaya : Evaluasi Mengecek kondisi setiap alat penerangan di dalam terowongan (Checklist) Menghitung jumlah kebutuhan lampu di dalam terowongan Mengecek kondisi setiap alat pengaman di dalam terowongan
Kontrol Menerapkan aturan yang telah dibuat Menyediakan APD bagi pekerja Menyediakan perlengkapan bagi pekerja (misal : Head lamp) Membuat pengaturan jam kerja yang sesuai dengan peraturan sehingga pekerja tidak mengalami PAK