Kalimat sakti: Nilai Dinar tetap sama semenjak masa Rasulullah Saw.
hingga kini, Dinar
tetap mampu membeli seekor kambing. Fungsi uang yakni sebagai Medium of Exchange (alat bayar), Store of Value (penyimpan nilai), dan Unit of Account (satuan harga) semuanya terjawab dan dapat terpenuhi oleh Dinar. Diragukan bahwa uang kertas yang kita gunakan sekarang dapat menjalankan fungsi Store of Value (penyimpan nilai) karena nilainya terus menurun dari tahun ke tahun dikikis inflasi. Jumlah uang yang sama, dalam 10 tahun, hanya dapat membeli barang sepertiga dari mulanya. Berarti uang telah gagal menjalankan fungsi sebagai penyimpan nilai kekayaan. Belum lagi kenyataan mata uang rupiah kita yang selalu jadi korban naik-turunnya mata uang kuat dunia dan reserve currency yakni US Dollar. Referensi tentang investasi emas sedikit sekali kita jumpai, berkebalikan dengan buku panduan investasi tanah/properti, saham, reksadana, maupun investasi aktif seperti bisnis usaha kecil dan lainnya. Allah berfirman bahwa ajaran Islam adalah rahmat sekalian alam, artinya jika ajaran itu diterapkan maka akan tercapai kesejahteraan baik bagi muslim, non muslim, maupun alam semesta. Dalam hal ekonomi, Rasulullah Saw. dan para sahabat menerapkan sistem uang Dinar emas dan Dirham perak, berarti jika itu diterapkan maka tidak hanya muslim tetapi siapapun yang menerapkan akan mendapatkan manfaat. Dinar yang dimaksud adalah koin emas yang memenuhi standar Internasional Dinar. Dinar adalah koin emas 22 karat dengan berat 4,25 gram dan Dirham adalah koin perak murni dengan berat 2,975 gram. Saat ini sitem ekonomi kapitalis dikuasai negara barat dan merekalah yang menentukan masa depan perekonomian dunia. Secara sederhana misalnya bisa kita lihat dari kasus dolar Amerika. Buat Amerika, mempunyai dolar hanya masalah berapa dan kapan mereka bisa mencetak dolar secara aman. Padahal buat negara lain, untuk mempunyai dolar, mereka harus mengeruk kekayaan alam, membangun industri, dan menukarnya dengan dolar. Berbeda dengan sistem Islam yang berbasis Dinar emas. Bahan mentahnya diciptakan Allah, tidak ada yang bisa seenaknya mencetak emas sehingga tidak ada individu atau satu negara yang bisa semena-mena mencetak uang. Penyebaran emas selalu merata, kalaupun suatu negara tidak punya tambang emas, pasti ada kekayaan alam yang bisa ditukar dengan emas, sehingga kebutuhan dunia untuk mata uang emas akan terpenuhi. Apakah benar menabung dengan uang kertas akan menguntungkan? Ternyata tidak. Kenyataannya jika kita menabung dengan uang kertas, maka bunga atau bagi hasil yang kita terima tidak sebanding dengan inflasi, sehingga daya beli uang berkurang sekalipun nilai nominal terlihat bertambah. Setiap tahun terjadi inflasi rata-rata 10% sedangkan bunga bank rata-rata 5% per tahun, artinya kalau kita menabung di bank setiap tahun sebenarnya daya beli kita turun 5% sekalipun nominalnya naik 5%. Berarti kita rugi karena daya beli uang kita merosot setiap tahun ketika ditabung dalam bentuk uang. Bandingkan jika menabung dengan emas. Setiap tahun emas naik rata-rata 25%, jadi kalau misalnya uang Rp 1.500.000 tidak ditabung ke bank melainkan digunakan untuk membeli 1 Dinar emas senilai Rp 1.500.000, maka besar kemungkinan tahun depan harga 1 Dinar emas tersebut akan bernilai minimal Rp 1.800.000 dan mempunyai daya beli yang sama atau bahkan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Saat ini, pada banyak bank, jika saldo di bawah Rp 1 juta, maka bunganya nol. Tahukah Anda? Jika Anda menabung Rp 500.000 di bank dan dibiarkan saja, maka dalam jangka waktu 4 tahun uang itu akan hilang? Karena tiap bulan kita dikenakan biaya administrasi Rp 10.000/bulan dan tidak ada bunga. Jika disimpan dalam deposito, mungkin lebih menjanjikan bunga/bagi hasilnya. Tapi deposito membuat uang kita terikat tidak bisa dipakai setiap saat. Maksimal bunga deposito adalah 8%, sementara tabungan di bawah bunga deposito, harus melawan inflasi hingga 5-10% per tahunnya. Kompetisi yang tak adil. Bandingkan dengan emas yang memberikant ingkat hasil rata-rata 25% per tahun, dengan minimal 20%. Tabungan berbasis Dinar misalnya: 1. Perencanaan ONH 2. Tabungan Pernikahan 3. Tabungan Pendidikan 4. Tabungan Dana Pensiun Banyak yang mengira untuk memulai menabung emas kita harus kaya, harus mapan dan harus berpenghasilan besar dulu. Pendapat ini jelas menyesatkan. Menabung emas justru akan membuat orang yang penghasilannya minim menjadi sejahtera di masa depan. Dinar emas lebih perkasa dari rencana finansial atau investasi lainnya. Ada yang berusaha menyiapkan masa depan pendidikan anak dengan asuransi pendidikan, ternyata ketika anaknya masuk kuliah apa yang ditanamnya selama bertahun-tahun bahkan tidak cukup untuk biaya masuk sekalipun. Ada yang menyiapkan dengan dana pensiun agar bisa menikmati hari tua. Ternyata ketika sudah uzur, dana tersebut bahkan tidak cukup untuk membayar biaya kesehatannya. Ada yang menyiapkan dengan reksadana atau main saham, sekalipun kelihatannya menguntungkan, terutama beberapa tahun pertama, tetapi ketika terjadi krisis global, semua keuntungan runtuh. Tabungan tidak lagi layak disebut investasi. Menabung yang berarti menyisihkan sebagian penghasilan atau menyimpan daya beli uang untuk digunakan di masa mendatang tak lagi valid. Selain karena terjadi inflasi, uang kita juga akan berkurang karena adanya biaya administrasi bulanan. Emas disebut sebagai investasi, sejajar dengan deposito, obligasi, properti, saham, reksadana, dll. Emas disebut sebagai objek investasi yang pasif dan low risk-medium return. Prinsip menyimpan saat ini agar dana berkembang serta dapat digunakan di masa mendatang, dapat dipenuhi oleh simpanan emas. Dinar dengan bahan intrinsik emas, sama saja. Artinya Dinar dapat memberikan tingkat hasil sebagaimana simpanan emas itu sendiri. Dinar tidak harus digunakan sebagai mata uang, yang paling penting adalah pengenalan Dinar terlebih dahulu sebagai medium investasi. Membuat masyarakat menyelamatkan harta dalam bentuk Dinar emas saja sudah sebuah langkah yang positif karena dengan demikian kita telah membantu masyarakat tetap sejahtera dengan menyandarkan ekonomi runah tangganya dalam bentuk harta yang hakiki, yaitu Dinar emas. Anjuran untuk berinvestasi ini perlu digalakkan karena meskipun berinvestasi mengandung resiko, tak berinvestasi pun tak bisa lepas dari resiko, yakni inflasi yang menggerus nilai harta kita. Dinar emas tergolong investasi paling kuat di sisi proteksi nilai karena krisis yang terjadi dan inflasi tinggi mendorong nilai emas lebih tinggi. Ketika krisis finansial AS tahun 2008, emas naik 31%. Ketika situasi mereda pada 2009, laporan akhir menunjukkan emas naik 24,6%. Emas adalah investasi yang kebal inflasi. Kembali bahwa jenis tabungan atau investasi haruslah yang mampu mendahului kencangnya laju inflasi. Prinsip pengelolaan keuangan dengan cara investasi atau menabung sebetulnya adalah menunda kenikmatan untuk hasil yang lebih besar di masa mendatang atau menunda konsumsi untuk tujuan investasi. Investasi atau menabung untuk memperkuat kondisi ekonomi rumah tangga adalah menyimpan nilai atau manfaat uang untuk digunakan suatu saat di masa depan. Jadi, intinya yaitu nilai manfaat di masa yang akan datang haruslah lebih besar dibanding saat ini. Investasi emas hanya bisa dikalahkan oleh investasi aktif yakni berbisnis langsung. Banyak manfaat lain dari investasi aktif ini misalnya, melatih ikhtiar, efek sosial dengan membuka lapangan kerja, efek ekonomis yaitu bergeraknya perekonomian. Tapi yang kita bahas kali ini adalah investasi pasif yang hasilnya bisa melebihi tingkat inflasi, dengan 3 alternatif yang bisa dipilih, yaitu saham, properti, dan emas. Saham mungkin menarik, keuntungan yang didapat lumayan besar, tapi investasi saham memerlukan kemampuan khusus untuk menilai pertumbuhan jangka panjang perusahaan yang sahamnya kita beli. Berinvestasi saham juga perlu perhatian khusus, konsentrasi penuh, hingga tak bisa tidur. Bagaimana dengan properti? Investasi berupa rumah tinggal, apartemen, ruko, kavling tanah juga menggiurkan. Keuntungan bisa mencapai 15% per tahun, tapi untuk investasi jenis kita memerlukan modal yang tidak sedikit untuk membeli sepetak tanah atau bangunan. Pilihan terbaik adalah emas. Dengan modal Rp 500 ribu kita sudah bisa berinvestasi sekaligus melindungi harta kita. Emas adalah investasi sekaligus pelindung nilai harta terbaik. Murah, mudah, serta liquid jika kita membutuhkan dana segar dengan cepat. Emas adalah objek investasi paling murah, lindung harta paling mudah. Untuk memulai investasi, tak perlu modal besar maupun ilmu yang mendalam tentang seluk beluk emas. Kita bisa memiliki emas dengan modal berapapun, dengan cara paling mudah. Hal yang tak bisa kita lakukan dengan jenis investasi lain seperti saham, reksadana, dan properti. Di dalam banyak buku, yang disebut investasi adalah emas batangan dan koin (baik umum maupun Dinar). Perhiasan disebut bukan investasi, meski paling banyak diminati. Mengapa? Karena perhiasan membutuhkan jasa pembuatan khusus dan membebankan biaya pembuatan kepada pembeli/konsumen. Bila kita datang ke toko emas dan membeli perhiasan, kita harus membayar harga emas plus ongkos pembuatannnya. Sebaliknya, ketika menjual, kita juga dikenakan potongan ongkos pembuatan. Nah, ongkos pembuatan inilah yang seringkali subjektif dan tak standar. Toko emas juga biasa menyebut ini sebagai ongkos susut. Besarannya bervariasi mulai 10-20% dari harga emasnya. Praktek yang umum terjadi adalah, misalkan kita membeli emas dengan harga Rp 1.000.000 dan di hari yang sama kita menjualnya kembali, maka emas perhiasan kita bisa dihargai hanya Rp 860.000 atau tinggal 86% saja. Bandingkan dengan emas batangan yang membeli kembali dengan selisih 6-12% dan juga Dinar yang akan dibeli kembali oleh agen dengan selisih maksimal 4% dari harga emas tersebut. Emas dalam bentuk perhiasan tidak akan begitu menguntungkan dalam jangka waktu pendek sekalipun, saat di mana emas dalam bentuk batangan dan Dinar telah sangat mungkin menikmati hasil. Karena nilai emas per tahun menurut statistik naik 25%, maka jika kita membeli emas perhiasan, 6 bulan kemudian ketika kita menjualnya, angka kenaikannya akan tergerus oleh diskon ongkos pembuatan. Jadi, bisa dikatakan kita malah rugi sebesar 12,5% - 14% = (1,5%) Angka 12,5% adalah kenaikan rata-rata emas dalam 6 bulan. Angka 14% adalah diskon ongkos susut rata-rata saat dibeli oleh toko emas. Investasi dalam bentuk emas perhiasan akan membawa keuntungan jika disimpan dalam jangka waktu yang panjang, saat selisih harganya sudah cukup jauh melampaui ongkos susutnya yang besarnya 10-20%. Sesuai fungsinya, yaitu sebagai produk fashion, emas perhiasan memberikan nilai guna terbesarnya adalah dalam bentuk pemakaian. Jadi, yang diutamakan bukan keuntungan nominal seperti emas batangan atau Dinar. Sementara emas batangan, nilai gunanya adalah murni untuk investasi dan pelindung nilai harta kita. Beda lagi dengan Dinar. Selain untuk investasi, pelindung nilai harta, juga sebagai syiar. Dinar merupakan medium transaksi orisinal yang dikenal dalam Islam selain Dirham. Allah menciptakan dua logam mulia itu untuk menjadi alat pengukur harga atau nilai bagi segala sesuatu.