Anda di halaman 1dari 47

Tatalaksana Anak Gizi Buruk Terkini

Pembimbing:
Dr Qodri Santosa, SpA.,Msi. Med.

Disusun oleh:
Arini Dewi Setyowati
G1A212048
GIZI BURUK:
1. sangat kurus
2. edema, minimal pada kedua punggung kaki
3. BB/PB atau BB/TB < -3 SD
4. LiLA < 11.5 cm (untuk anak usia 6-59 bulan)
WHO: >50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk.
Banyak terjadi terutama di Afrika dan Asia Tenggara.
Riset Kesehatan Dasar (2010): di Indonesia 13.0% berstatus gizi kurang,
diantaranya 4,9% berstatus gizi buruk
Tatalaksana Gizi Buruk
WHO manual dasar tatalaksana gizi buruk (1999)
Management of Severe Malnutrition: A Manual for Physicians and Other Senior
Health Workers
Guidelines for The Inpatient Treatment of
Severely Malnourished Children (2003)
WHO, WFP, UNSCN, UNICEF: Community-based management
of severe acute malnutrition (2007)
WHO Child Growth Standards and The Identification of
Severe Acute Malnutrition in Infants and Children (2009)
UNICEF Position Statement Therapeutic Food for Children
with Severe Acute Malnutrition (2013)
Guideline: Updates on The Management of Severe Acute
Malnutrition in Infants and Children (2013)
P
E
N
E
N
T
U
A
N

G
I
Z
I

B
U
R
U
K

Kriteria 1999:
BB/TB atau BB/PB < -3SD atau <70% median (severely wasted)
Edema simetris minimal pada kaki (oedematous malnutrition)
Lingkar Lengan Atas (LiLA) <115 mm
(WHO, 2009)
P
E
N
E
N
T
U
A
N

G
I
Z
I

B
U
R
U
K

Gizi Buruk Tanpa Komplikasi Gizi Buruk dengan Komplikasi
1. BB/TB: < -3 SD dan atau;
2. Terlihat sangat kurus dan
atau;
3. Adanya Edema dan atau;
4. LILA < 11,5 cm untuk anak
6-59 bulan
Gizi buruk dengan tanda-tanda
tersebut di atas disertai salah
satu atau lebih dari tanda
komplikasi medis berikut:
1. Anoreksia
2. Pneumonia berat
3. Anemia berat
4. Dehidrasi berat
5. Demam sangat tinggi
6. Penurunan kesadaran
(Kemenkes RI, 2011)
P
E
N
E
N
T
U
A
N

G
I
Z
I

B
U
R
U
K

(WHO, 1999)
P
E
N
E
N
T
U
A
N

G
I
Z
I

B
U
R
U
K

(WHO, 1999)
P
E
N
E
N
T
U
A
N

G
I
Z
I

B
U
R
U
K

IDENTIFIKASI AWAL: pengukuran LiLA dan pemeriksaan pitting edema
bilateral. Anak dengan LiLA <115 mm atau memiliki pitting edema
bilateral RUJUK
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN/RS: nilai LiLA, BB/TB atau BB/PB,
dan edema bilateral. Bila LiLA <115 mm atau BB/TB atau BB/PB < -3 SD
atau memiliki edema bilateral RAWAT TATALAKSANA GIZI BURUK
Identifikasi pemeriksaan nafsu makan (Appetite Test)
nafsu makan dan secara klinis baik dan sadar RAWAT JALAN

ada komplikasi, edema berat (+++), atau nafsu makan sangat
kurang, atau memiliki satu atau lebih tanda bahaya IMCI (Integrated
Management of Childhood Illness)(tidak dapat minum, muntah terus
menerus, kejang lebih dari 1 kali atau >15 menit, letargi atau tidak
sadar, sedang kejang) RAWAT INAP
P
E
N
E
N
T
U
A
N

G
I
Z
I

B
U
R
U
K

Pasien RAWAT INAP dapat menjadi RAWAT JALAN saat:
1. Komplikasi, termasuk edema, telah diterapi dengan baik,
2. Nafsu makan baik,
3. Klinis baik dan sadar

Standar transisi ditentukan melalui klinis, bukan dari pemeriksaan
antropometri seperti LiLA atau BB/TB atau BB/PB
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

(WHO, 1999)
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Hipoglikemia (GDS <54 mg/dl)
Tanda: turunnya suhu tubuh (<36.5C), letargi, lemas,
dan penurunan kesadaran.
Anak sadar dan dapat minum:
50 ml D10% (setara 1 sendok teh gula dilarutkan dalam 3.5 sendok
makan air) atau diet F-75 per oral.
Anak tidak sadar:
5 ml/kgBB D10% IV diikuti dengan 50 ml D10% per NGT. Apabila
glukosa IV tidak dapat segera diberikan maka berikan melalui NGT
terlebih dahulu. Apabila anak sadar, berikan diet F-75 atau glukosa
dalam air (60 g/l).
Berikan diet 2 jam sekali untuk mencegah kekambuhan.
Berikan terapi antibiotik.
Pengawasan pengukuran GDS, suhu rektal, dan kesadaran. Apabila tidak
segera membaik dapat diulangi pemberian D10% 50 ml.
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Hipotermia (<35.5C per rektal
atau <35C per aksila)
Teknik Kanguru yaitu menempatkan anak ke dada dan perut ibu
(skin-to-skin) dan menyelimuti keduanya.
Memberi pakaian hangat kepada anak hingga kepala kemudian
menyelimutinya.
Berikan makan setiap 2 jam sekali
Berikan antibiotik.
Evaluasi suhu setiap 30 menit per rektal
Periksa pula kadar GDS
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Dehidrasi
dan Syok Sepsis (jika ada)
(WHO, 1999)
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Tatalaksana dehidrasi per oral, kecuali ada tanda syok
Berikan Rehydration Solution for Malnutrition (ReSoMal).

Apabila tidak ada 1 bungkus ORS + 2 liter air + 50 g sukrosa + 40
ml larutan mineral mix.
Cara Pemberian:
70-100 ml/kgBB ReSoMal dalam 12 jam
5 ml/kgBB tiap 30 menit pada 2 jam pertama per oral/NGT
5-10 ml/kgBB/jam selama 4-10 jam per oral/NGT
Gantikan ReSoMal pada jam 4, 6, 8, dan 10 dengan rehidrasi F-75
kemudian teruskan pemberian diet F-75.
Stop cairan bila: nadi dan respirasi meningkat, vena jugular melebar, atau
tanda peningkatan edema. Nilai kembali 1 jam berikutnya.

Rehidrasi dianggap berhasil ketika anak sudah tidak haus, produksi urin
normal, dan tanda dehidrasi menghilang.
Update
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Resusitasi cairan per IV
Pilihan cairan yang digunakan antara lain:
1. Half-strength larutan Darrow dengan D5%
2. RL dengan D5%
3. NaCl 0.45% dengan D5%.
Berikan 15 ml/kgBB dalam 1 jam evaluasi tanda overhidrasi.
Berikan ReSoMal 10 ml/kgBB/jam per NGT.

Bila masih dehidrasi ulangi pemberian cairan 15ml/kgBB dalam 1 jam
lanjutkan dengan ReSoMal per oral atau NGT 10 ml/kgBB/jam
hingga 10 jam.

Apabila masih syok terapi sebagai syok sepsis.
Update
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Syok sepsis pemberian antibiotik spektrum luas dan pencegahan
hipotermia.
Tidak boleh dimandikan dan tidak boleh diberikan suplemen besi.
Incipient septic shock beri diet F-75 + mineral mix
Developed septic shock
Rehidrasi 15 ml/kgBB/jam. Amati tiap 5-10 menit untuk
tanda overhidrasi dan gagal jantung. Apabila anak sadar dan
nadi membaik teruskan pemberian cairan per oral atau NGT.
Tanda gagal jantung + atau tidak membaik, tranfusi 10 ml/kgBB
dalam 3 jam. Pada transfusi apabila terdapat tanda gagal
jantung maka berikan diuretik (furosemid 1 mg/kgBB) dan
pelankan kecepatan. Setelah transfusi, berikan diet F-75.
Tanda gagal hepar + beri vitamin K 1 mg IM dosis tunggal.
Bila anak terus muntah atau distensi abdomen meningkat
hentikan pemberian makan dan berikan cairan IV
2-4ml/kgBB/jam dan 2 ml MgSO
4
50% per IM.
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Koreksi Elektrolit
Profil elektrolit anak gizi buruk:
kadar natrium yang tinggi, meski kadar natrium plasma dapat
rendah.
kekurangan kalium dan magnesium
edema akibat ketidakseimbangan elektrolit.
1. Eksta kalium 3-4 mmol/kgBB/hari
2. Ekstra magnesium 0.4-0.6 mmol/kgBB/hari
3. Edema pada anak gizi buruk tidak boleh diberikan diuretik.
4. Saat rehidrasi, gunakan cairan rendah natrium seperti ReSoMal.
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Pemberian Makan
Formula makanan yang diberikan di awal perawatan memiliki kandungan
rendah protein, lemak, dan natrium serta tinggi karbohidrat.
1. F-75 (75 kkal atau 315kJ/100 ml) digunakan selama fase initial treatment
2. F-100 (100 kkal atau 420 kJ/100 ml) digunakan di fase rehabilitation
setelah nafsu makan kembali
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Anak diberi makan per oral atau NGT tiap 2, 3, atau 4 jam sekali. Apabila
terdapat muntah maka jumlah dan interval pemberian harus dikurangi.
Diet F-75 diberikan 100 kkal/hari.
Selama fase initial treatment diet F-75 diberikan 130 ml/kgBB/hari kemudian
dikurangi frekuensi secara bertahap dan ditingkatkan volume tiap pemberian
makan hingga 4 kali dalam sehari (tiap 6 jam sekali).
Pemberian makan tidak boleh menggunakan botol atau dot tetapi
dengan menggunakan gelas atau sendok, atau bila terlalu lemah bisa
menggunakan drop.

Tidak boleh terlalu lama menggunakan NGT. NGT dilepas bila 3/4 makanan
atau dua kali makan berturut turut sudah bisa per oral.

Bila terdapat intoleransi susu, harus diganti dengan yogurt atau susu
bebas laktosa.
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

(WHO, 2007)
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

(WHO, 2007)
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Diet terapeutik siap saji (Ready to Use Terapheutic Food) merupakan
makanan dengan tekstur lembut yang dapat dikonsumsi anak usia 6
bulan tanpa perlu menambahkan air. Komposisi diet terapeutik siap saji
sama dengan F-100 tetapi tidak berbasis air sehinga bakteri tidak dapat
tumbuh di dalamnya. Karena itu, makanan ini dapat disimpan di suhu
biasa bahkan di daerah dimana kondisi higiene tidak optimal.
Tren perawatan anak gizi buruk dari facility-based community based
menunjukkan keberhasilan yang baik

Makin banyak penggunaan diet terapeutik siap saji
Penggunaan
Diet Terapeutik Siap Saji?
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Diet terapeutik siap saji dapat digunakan untuk anak gizi buruk
dalam berbagai kondisi

Bila anak siap untuk fase rehabilitasi, transisi F-75 ke diet terapeutik
siap saji selama 2-3 hari diperbolehkan. Rekomendasi intake energi
selama transisi ini adalah 100-135 kkal/kgBB/hari. Cara:
1. Beri diet terapeutik siap saji sesuai kebutuhan, biarkan anak
minum air sesukanya. Bila tidak sesuai kebutuhan penuhi dengan
F-75. Jumlah dinaikkan selama 2-3 hari.
2. Beri diet terapeutik siap saji sesuai kebutuhan fase transisi,
biarkan anak minum sesukanya. Apabila anak tidak makan
sampai setengah kebutuhan dalam 12 jam pertama, maka beri
diet tersebut dan F-75 lagi. Ulangi 1-2 hari hingga jumlah diet
terpenuhi.
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Cegah dan Atasi Infeksi
Rekomendasi antibiotik lini pertama :
1. Pada anak gizi buruk tanpa komplikasi: Cotrimoxazole (25 mg
sulfamethoxazole+5 mg trimethoprim/kg) 2 x 2.5 ml sehari per oral.

2. Pada anak gizi buruk dengan komplikasi: Ampicillin 50 mg/kgBB IM
atau IV tiap 6 jam selama 2 hari diikuti dengan Amoxicillin 15 mg/kgBB
per 8 jam selama 5 hari (atau bila tidak ada, Ampicillin 25 mg/kgBB per
6 jam)
DAN Gentamicin 7.5 mg/kgBB IM atau IV 1 kali sehari selama 7 hari.

Rekomendasi antibiotik lini kedua:
ditambahkan Chloramphenicol 25 mg/kgBB IM atau IV setiap 8 jam (atau 6 jam
bila curiga terdapat meningitis) selama 5 hari.
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Antibiotik harus diberikan minimal 5 hari. Bila anoreksia tetap ada
setelah 5 hari maka berikan antibiotik selama 5 hari lagi. Bila anoreksia
tetap ada >10 hari nilai ulang infeksi spesifik atau resistensi obat.

Vaksin cacar (varicella) harus diberikan pada anak usia >6 bulan saat anak
masuk perawatan dan sebelum pulang.
Anak gizi buruk tanpa komplikasi sebaiknya dirawat jalan.

Antibiotik, seperti Amoxicilin, tetap harus diberikan per oral.

Anak gizi kurang tidak perlu diberikan antibiotik
kecuali terdapat tanda-tanda infeksi
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Permasalahan Lain
Vitamin A dosis tinggi diberikan pada hari 1 kecuali bila ada bukti
sudah diberikan bulan sebelumnya.
Dosis:
50.000 IU untuk bayi <6 bulan,
100.000 IU untuk bayi 6-12 bulan,
200.000 untuk anak >12 bulan.
Apabila terdapat tanda defisiensi vitamin A, pemberian dosis tinggi
harus diberikan dua hari pertama dan 2 minggu kemudian.
Defisiensi vitamin
Asam folat 5 mg pada hari pertama kemudian 1 mg per hari.
Zink diberikan dengan dosis 2 mg/kgBB/hari.
Defisiensi vitamin B, C, D, E, dan K pemberian vitamin mix.
Pemberian 2 minggu
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Anak gizi buruk harus mendapatkan suplementasi
vitamin A harian 5.000 IU sebagai bagian diet terapeutik.

Apabila anak gizi buruk sudah mengkonsumsi F-75, F-100, atau diet
terapeutik siap saji dengan komposisi rekomendasi WHO pemberian
vitamin A dosis tinggi tidak diperlukan. Vitamin A dosis tinggi hanya
diberikan ketika diet terapeutik tidak dibuat sesuai rekomendasi WHO
dan vitamin A tidak menjadi suplemen harian
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Anemia Hb <4 g/dl berpotensi gagal jantung.
Berikan transfusi darah 10 ml/kgBB whole blood (WB) atau packed red cell
(PRC) selama 3 jam.
Jangan berikan suplemen besi .
Gagal jantung biasanya komplikasi overhidrasi, anemia sangat berat,
transfusi darah atau plasma, atau pemberian diet tinggi natrium.
Anemia
Gagal Jantung
Tanda:
Peningkatan RR (>50x per menit pada usia 2-12 bulan, >40x per menit
pada usia 1-5 tahun) distres respirasi,
Nadi cepat,
Pelebaran vena jugularis,
Akral dingin,
Sianosis
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase INITIAL TREATMENT
Tatalaksana:
1. Hentikan semua intake cairan hingga gagal jantung teratasi.
2. Berikan diuretik per IV dengan furosemid 1mg/kgBB
3. Jangan berikan digitalis kecuali bila gagal jantung telah ditegakkan
dan kadar natrium dalam plasma normal. Pada kondisi tersebut
berikan digoksin 5 g/kgBB dosis tunggal per oral atau IV
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Pemberian Makanan
Diet F-100 diberikan setiap 4 jam.

Jumlah diet yang diberikan setiap makan ditambah 10 ml (contoh:
pemberian pertama 60 ml, kedua 70 ml, dan seterusnya) hingga anak
tidak mau menghabiskan makanan. Apabila makanan tidak habis,
jumlah yang sama diberikan lagi selanjutnya. Apabila jumlah tersebut
akhirnya habis, maka jumlah selanjutnya ditambah 10 ml. Begitu
seterusnya hingga jumlah tertentu dimana anak tidak mau
menghabiskan lagi.
Jumlah energi yang diberikan antara 150-220 kkal/kgBB/hari, bila kurang
dari 130 kkal/kgBB/hari maka dinyatakan gagal respon terapi.
Pemberian F-100 harus terus diberikan hingga anak mencapai BB/TB -1SD
dan dinyatakan siap untuk pulang.
Fase REHABILITATION
Usia <24 bulan
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Sebaiknya mulai mengkonsumsi makanan padat Kandungan
campuran setara F-100

Untuk mencegah penurunan nutrisi diet F-100 harus diberikan di
antara makanan campur tersebut.

Makan tiap 4 jam sekali (6 kali sehari) tidak ada risiko lain, maka
makan 5 kali mengurangi makan malam hari sehingga tidak
mengganggu tidur.
Fase REHABILITATION
Usia >24 bulan
Pada fase ini, suplemen besi dapat diberikan. Anak dengan anemia sedang
atau berat harus mendapat suplemen besi 3 mg/kgBB/hari terbagi 2 dosis,
maksimal 60 mg/hari selama 3 bulan.

Asam folat diberikan 1 mg per hari.
Suplemen Asam Folat dan Besi
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

(WHO, 2007)
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Stimulasi Emosi dan Fisik
Lingkungan disesuaikan untuk stimulasi fisik dan emosi anak.
Anak minimal bermain 15-30 menit tiap hari.
Aktivitas fisik akan membantu perkembangan kemampuan motorik.
Lamanya aktivitas fisik disesuaikan dengan keadaan umum dan nutrisi
anak.
Pada anak yang tidak dapat bergerak, mandi air hangat dapat memberi
stimulasi.
Fase REHABILITATION
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Persiapan Pulang
Fase REHABILITATION
(WHO, 1999)
T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase REHABILITATION
Ketika LiLA digunakan sebagai kriteria gizi buruk, maka kriteria pulang
yang digunakan selain BB/TB atau BB/PB dapat berupa rata-rata
kenaikan berat badan 15-20%.
KRITERIA PULANG:
1. BB/TB atau BB/PB -2 SD dan tidak ada edema minimal 2 minggu.
2. LiLA 125 mm dan tidak ada edema minimal 2 minggu.
Indikator antropometri untuk mendiagnosis digunakan untuk
penentuan pasien bisa pulang.

Persentase rerata kenaikan berat badan
tidak digunakan sebagai kriteria

T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

T
I
M
E

T
A
B
L
E

T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

Fase FOLLOW UP
Kunjungan minimal dilakukan pada 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan,
3 bulan, dan 6 bulan. Setelah 6 bulan, kunjungan harus dilakukan
dua kali setahun hingga usia anak minimal 3 tahun.

Tiap kunjungan, pada ibu harus ditanyakan mengenai masalah
kesehatan saat ini, pemberian makanan, dan aktivitas anak. Anak
harus diukur berat badan dan tinggi badan serta dicatat.
Imunisasi harus diberikan sesuai waktu.
G
A
G
A
L

R
E
S
P
O
N

T
E
R
A
P
I

(WHO, 1999)
G
A
G
A
L

R
E
S
P
O
N

T
E
R
A
P
I

Penyebab Tersering Gagal Respon Terapi
Fasilitas Individu Anak
Kurangnya fasilitas yang memadai Jumlah makan yang tidak cukup
Jumlah staf terlatih kurang Defisiensi vitamin dan mineral
Alat pengukur yang tidak akurat Malabsorpsi
Pemberian makanan yang kurang
tepat
Ruminasi
Infeksi yang tidak tertangani
T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

K
O
N
D
I
S
I

T
E
R
T
E
N
T
U

Anak gizi buruk dengan HIV/AIDS harus diterapi antiretroviral secepat
mungkin setelah komplikasi metabolik dan sepsis teratasi.

Tanda: adanya nafsu makan dan berkurangnya edema.
Dosis antiretroviral yang diberikan sama dengan anak dengan
HIV/AIDS tanpa gizi buruk.
Anak gizi buruk yang menerima pengobatan antiretroviral harus
diamati pada 6-8 minggu pertama untuk melihat adanya komplikasi
metabolik dan infeksi oportunis
ANAK GIZI BURUK DENGAN HIV/AIDS
Pemberian makan anak gizi buruk dengan HIV/AIDS
sama dengan anak gizi buruk tanpa HIV/AIDS.
T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

K
O
N
D
I
S
I

T
E
R
T
E
N
T
U

Strategi Terapi untuk Tatalaksana Diare

Anak gizi buruk dengan HIV/AIDS harus diberikan vitamin A dosis
tinggi dan zink sebagai tatalaksana diare
kecuali bila sudah mengkonsumsi F-75, F-100 atau diet terapeutik siap
saji yang memiliki kandungan vitamin A dan zink yang sesuai.


Anak gizi buruk dengan HIV/AIDS dengan diare persisten harus dicari
tahu penyebabnya tatalaksana dimodifikasi baik intake cairan dan
makanan serta antibiotik
T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

K
O
N
D
I
S
I

T
E
R
T
E
N
T
U

Bayi gizi buruk usia <6 bulan yang harus RAWAT INAP adalah bayi
dengan komplikasi:
1. Kondisi klinis yang serius atau komplikasi medis
2. Berat badan tidak naik atau gagal tambah berat badan
3. Pemberian makan yang tidak efektif (dari kedekatan ibu-anak,
posisi dan kemampuan menyusui) yang diamati langsung selama
15-20 menit.
4. Pitting edema
5. Masalah medis atau sosial yang membutuhkan penilaian atau
dukungan intensif (seperti cacat, depresi pengasuh, atau masalah
sosial lain)
ANAK GIZI BURUK USIA <6 BULAN
Anak yang dirawat inap harus diberikan antibiotik parenteral untuk
mengatasi sepsis yang mungkin terjadi dan terapi untuk komplikasi lain.
T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

K
O
N
D
I
S
I

T
E
R
T
E
N
T
U

Anak yang tidak perlu dirawat inap atau pengasuh menolak untuk
dirawat, maka dilakukan:
1. Konseling dan dukungan untuk pemberian makan bayi
berdasarkan rekomendasi pemberian makan untuk bayi atau BBLR.
2. Penambahan berat badan harus dimonitor tiap minggu.
3. Apabila bayi tidak bertambah berat badannya atau berkurang
berat badannya, maka bayi tersebut harus dirawat.
4. Penilaian fisik dan mental ibu atau pengasuh harus dimotivasi dan
kebutuhan tatalaksan harus disediakan
Pasien rawat jalan harus mendapatkan antibiotik spektrum luas per
oral, seperti Amoxicillin, sesuai berat badannya.
T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

K
O
N
D
I
S
I

T
E
R
T
E
N
T
U

PEMBERIAN MAKAN

Selain ASI, makanan tambahan yang dapat diberikan adalah:
1. Pendekatan menyusui tambahan
2. Untuk bayi gizi buruk tanpa edema, ASI harus diberikan, dan, bila
tidak memungkinkan, susu formula bayi komersial (generik) atau
F-75 atau F-100 yang diencerkan dapat diberikan, baik sendiri atau
sebagai pakan tambahan bersama-sama dengan ASI
3. Untuk bayi gizi buruk dengan edema, susu formula atau F-75
harus diberikan sebagai tambahan ASI
4. Tidak boleh diberikan F-100 yang tidak diencerkan dalam kondisi
apapun karena risiko dehidrasi hipernatrium.
5. Apabila tidak bisa diberikan ASI sama sekali, maka pemberian
susu formula pengganti harus disesuaikan dan dapat dipersiapkan
dengan baik bahkan jika sudah pulang.
6. Sebagai tambahan, penilaian fisik dan mental ibu atau pengasuh
harus dimotivasi dan kebutuhan tatalaksana harus disediakan
T
A
T
A
L
A
K
S
A
N
A

K
O
N
D
I
S
I

T
E
R
T
E
N
T
U

Bayi gizi buruk dapat ditransfer menjadi pasien rawat jalan bila:
1. Semua kondisi klinis atau komplikasi, termasuk edema, sudah
teratasi.
2. Bayi memiliki nafsu makan yang baik, secara klinis baik, dan sadar.
3. Berat badan bertambah karena ASI atau pemberian susu formula
dengan standar WHO atau >5 g/kgBB/hari selama 3 hari berturut
turut.
4. Bayi sudah mendapatkan imunisasi dan intervensi rutin lain.
5. Ibu atau pengasuh memiliki kontak dengan komunitas untuk
follow-up dan dukungan.
KRITERIA PULANG
1. Menyusui secara efektif atau mendapatkan pengganti ASI yang
efektif.
2. Berat badan bertambah
3. Memiliki BB/PB -2 SD
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai