Zat adiktif dan psikotropika harus dipergunakan sesuai dengan aturan. Jika tidak, akan memberikan dampak buruk, baik bagi diri sendiri maupun lingkungan sosial sekitarnya.
1. Zat Adiktif
Zat adiktif adalah istilah untuk zat-zat yang pemakaiannya dapat menimbulkan ketergantungan fisik yang kuat dan ketergantungan psikologis yang panjang (drug dependence). Kelompok zat adiktif adalah narkotika (zat atau obat yang berasal dari tanaman) atau bukan tanaman, baik sintetik maupun semisintetik, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, mengurangi sampai menghilangkan rasa sakit, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
a. Ganja
Ganja atau mariyuana merupakan zat adiktif narkoba dari golongan kanabionoid. Ganja terbuat dari daun, bunga, biji, dan ranting muda tanaman mariyuana (Cannabis sativa) yang sudah kering. Tanda-tanda penyalahgunaan ganja, yaitu gembira dan tertawa tanpa sebab, santai dan lemah, banyak bicara sendiri, pengendalian diri menurun, menguap atau mengantuk, tetapi susah tidur, dan mata merah, serta tidak tahan terhadap cahaya dan badan kurus karena susah makan. Tanda-tanda gejala putus obat (ganja), yaitu sukar tidur, hiperaktif, dan hilangnya nafsu makan. Tanda-tanda gejala overdosis, yaitu ketakutan, daya pikir menurun, denyut nadi tidak teratur, napas tidak teratur, dan mendapat gangguan jiwa.
b. Opium
Opium merupakan narkotika dari golongan opioida, dikenal juga dengan sebutan candu, morfin, heroin, dan putau. Opium diambil dari getah buah mentah Pavaper sommiverum. Opium digunakan untuk menghilangkan rasa sakit karena luka atau menghilangkan rasa nyeri pada penderita kanker. Namun dalam dosis berlebih dapat mengakibatkan kecanduan yang akhirnya menyebabkan kematian. Penggunaannya yang menyalahi aturan dapat menimbulkan rasa sering mengantuk, perasaan gembira berlebihan, banyak berbicara sendiri, kecenderungan untuk melakukan kerusuhan, merasakan nafas berat dan lemah, ukuran pupil mata mengecil, mual, susah buang air besar, dan sulit berpikir. Jika pemakaian obat ini diputus, akan timbul hal-hal berikut: sering menguap, kepala terasa berat, mata basah, hidung berair, hilang nafsu makan, lekas lelah, badan menggigil, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya melebihi dosis atau overdosis, akan menimbulkan hal-hal berikut: tertawa tidak wajar, kulit lembap, napas pendek tersenggal- senggal, dan dapat mengakibatkan kematian.
c. Kokain
Kokain termasuk ke dalam salah satu jenis dari narkotika. Kokain diperoleh dari hasil ekstraksi daun tanaman koka (Erythroxylum coca). Zat ini dapat dipakai sebagai anaestetik (pembius) dan memiliki efek merangsang jaringan otak bagian sentral. Pemakaian zat ini menjadikan pemakainya suka bicara, gembira yang meningkat menjadi gaduh dan gelisah, detak jantung bertambah, demam, perut nyeri, mual, dan muntah. Seperti halnya narkotika jenis lain, pemakaian kokain dengan dosis tertentu dapat mengakibatkan kematian.
d. Sedativa dan Hipnotika (Penenang)
Beberapa macam obat dalam dunia kedokteran, seperti pil BK dan magadon digunakan sebagai zat penenang(sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, sedangkan dalam dosis besar dapat membuat orang yang memakannya tertidur. Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalu mengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat. Jika sudah kecanduan, kemudian diputus pemakaiannya maka akan menimbulkan gejala gelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanan darah naik, dan kejang-kejang. Jika pemakaiannya overdosis maka akan timbul gejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyongan, suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakaiannya melebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian. e. Nikotin
Nikotin dapat diisolasi atau dipisahkan dari tanaman tembakau. Namun, orang biasanya mengonsumsi nikotin tidak dalam bentuk zat murninya, melainkan secara tidak langsung ketika mereka merokok. Nikotin yang diisap pada saat merokok dapat menyebabkan meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, bersifat karsinogenik sehingga dapat meningkatkan risiko terserang kanker paru-paru, kaki rapuh, katarak, gelembung paru-paru melebar (emphysema), risiko terkena penyakit jantung koroner, kemandulan, dan gangguan kehamilan.
f. Alkohol
Alkohol diperoleh melalui proses peragian (fermentasi) sejumlah bahan, seperti beras ketan, singkong, dan perasan anggur. Alkohol ini sudah dikenal manusia cukup lama. Salah satu penggunaan alkohol adalah untuk mensterilkan berbagai peralatan dalam bidang kedokteran. Tanda-tanda gejala pemakaian alkohol, yaitu gembira, pengendalian diri turun, dan muka kemerahan. Jika sudah kecanduan meminum minuman keras, kemudian dihentikan maka akan timbul gejala gemetar, muntah, kejang-kejang, sukar tidur, dan gangguan jiwa. Jika overdosis akan timbul gejala perasaan gelisah, tingkah laku menjadi kacau, kendali turun, dan banyak bicara sendiri.
2. Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetik, bukan narkotika dan berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat adiktif hampir semuanya termasuk ke dalam psikotropika, tetapi tidak semua psikotropika menimbulkan ketergantungan. Berikut ini termasuk ke dalam golongan psikotropika yang tidak membuat kecanduan, yaitu LSD (Lysergic Acid Diethylamide) dan amfetamin. Penyalahgunaan kedua golongan psikotropika ini sudah meluas di dunia.
a. LSD (Lysergic Acid Diethylamide)
LSD merupakan zat psikotropika yang dapat menimbulkan halusinasi (persepsi semu mengenai sesuatu benda yang sebenarnya tidak ada). Zat ini dipakai untuk membantu pengobatan bagi orang-orang yang mengalami gangguan jiwa atau sakit ingatan. Zat ini bekerja dengan cara membuat otot-otot yang semula tegang menjadi rileks. Penyalahgunaan zat ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang menderita frustasi dan ketegangan jiwa.
b. Amfetamin
Kita seringkali mendengar pemberitaan di media massa mengenai penjualan barang-barang terlarang, seperti ekstasi dan shabu. Ekstasi dan shabu adalah hasil sintesis dari zat kimia yang disebut amfetamin. Jadi, zat psikotropika, seperti ekstasi dan shabu tidak diperoleh dari tanaman melainkan hasil sintesis. Pemakaian zat-zat tersebut akan menimbulkan gejalagejala berikut: siaga, percaya diri, euphoria (perasaan gembira berlebihan), banyak bicara, tidak mudah lelah, tidak nafsu makan, berdebar-debar, tekanan darah menurun, dan napas cepat. Jika overdosis akan menimbulkan gejala-gejala: jantung berdebar-debar, panik, mengamuk, paranoid (curiga berlebihan), tekanan darah naik, pendarahan otak, suhu tubuh tinggi, kejang, kerusakan pada ujung-ujung saraf, dan dapat mengakibatkan kematian. Jika sudah kecanduan, kemudian dihentikan akan menimbulkan gejala putus obat sebagai berikut: lesu, apatis, tidur berlebihan, depresi, dan mudah tersinggung.
FUNGSI ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA
Zat adiktif dan psikotropika sebenarnya juga digunakan oleh dokter untuk keperluan medis. Obat-obatan tersebut biasanya digunakan untuk membius pasien (anestesi) dan mengurangi rasa sakit. Untuk jelasnya, marl kita simak beberapa pemanfaatan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan.
- Dietil eter Pada jaman dulu. dietil eter digunakan untuk membius pasien. Penggunaan dietil eter pertama kali diperkenalkan oleh seorang dokter gigi Amerika bernama William Morton. Uap eter yang dihirup oleh pasien menyebabkan ia tidak sadar akibat penurunan kerja sistem saraf pusat. Namun, penggunaan dietil eter bisa merugikan karena sifatnya yang mudah terbakar dan menyebabkan rasa mual. Pada jaman sekarang penggunaan dietil eter untuk anestesi sudah ditinggalkan dan diganti dengan zat lain yang lebih aman.
- Kloroform Kloroform telah digunakan sejak tahun 1847 untuk keperluan anestesi (pembiusan). Obat ini sempat digunakan selama bertahun-tahun sampai kemudian diketahui ada efek sampingnya, yaitu dapat menyebabkan kerusakan hati. Oleh karena itu, penggunaan kloroform untuk anestesi juga sudah ditinggalkan.
- Halothane, enflurane. dan metoksiflurane Senyawa-senyawa ini digunakan untuk anestesi modern. Senyawa tersebut tidak mudah terbakar dan relatif aman untuk pasien.
- Senyawa barbiturat Barbiturat dapat digunakan sebagai obat resmi melalui resep dokter. Senyawa golongan barbiturat, seperti fenobarbital (luminal), digunakan sebagai obat anti kejang pada penderita epilepsi (penyakit ayan) dan penderita kerusakan otak. Senyawa barbiturat yang lain, yaitu thiopental, digunakan untuk anestesi.
- Morfin Morfin pertama kali diisolasi pada tahun 1805 oleh Friederich Sertiirner, seorang ahli farmasi Jerman. Morfin digunakan untuk meringankan rasa sakit, tetapi penggunaannya harus dengan resep dokter.
- Metadon Metadon merupakan senyawa sintetis (buatan). Obat ini digunakan untuk merawat penderita kecanduan heroin.
- Mariyuana Mariyuana digunakan sebagai obat untuk mengurangi tekanan pada mata yang terkena penyakit glaukoma. Selain itu, mariyuana digunakan untuk mengurangi rasa mual pada pasien kanker yang menjalani pengobatan radiasi dan kemoterapi.
Penyalahgunaan Zat Adiktif dan Psikotropika Kita telah mempelajari dampak negatif zat adiktif dan psikotropika. Zat-zat ini sering disalahgunakan untuk tujuan non-medis. Penggunaan non-medis biasanya untuk kesenangan penggunanya. Namun, harus diingat bahwa zat-zat tersebut dapat menimbulkan kecanduan. Lagi pula, pemakaiannya yang melebihi batas (overdosis) dapat mengakibatkan kematian. Penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. seperti minuman keras dan obat-obatan terlarang, dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari diri sendiri maupun dari keluarga dan lingkungan. Berikut beberapa contohnya: Faktor yang berasal dari diri sendiri: Kurangnya keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini menyebabkan seseorang cenderung melarikan diri ke hal-hal negatif bila menghadapi masalah. Kurangnya pengetahuan mengenai bahaya zat adiktif dan psikotropika. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam jangka waktu lama dapat merusak kesehatan. bahkan mengancam jiwa penggunanya. Rasa ingin tahu yang sangat tinggi. Hal ini dapat menyebabkan seseorang selalu mencoba hal-hal yang barn. termasuk mengkonsumsi zat adiktif dan psikotropika. Faktor yang berasal dari keluarga dan lingkungan: Ketidakharmonisan dalam keluarga. Hubungan yang tidak harmonis dalam keluarga dapat mendorong seseorang untuk berpaling ke hal-hal negatif, termasuk mengkonsumsi zat adiktif dan psikotropika. Kurang komunikasi dan kasih sayang dalam keluarga. Hal ini dapat disebabkan kesibukan masing-masing anggota keluarga sehingga kurang memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anggota keluarga yang lain. Lingkungan pergaulan yang kurang baik. Bujukan dari teman yang menyalahgunakan zat adiktif dan psikotropika dapat menjerumuskan seseorang untuk ikut menyalahgunakan zat tersebut. Kondisi lingkungan sekolah yang tidak mendukung. Sekolah yang tidak menerapkan aturan tegas, tidak disiplin, dan tidak mendorong siswanya melakukan kegiatan positif berpotensi menjadi sasaran peredaran zat adiktif dan psikotropika. Seseorang yang sudah terlanjur menjadi pecandu zat adiktif dan psikotropika akan melakukan apa saja agar dapat mengkonsumsi obat yang mereka butuhkan. Hal ini tenth menimbulkan masalah bagi dirinya dan orang lain. Beberapa masalah tersebut digambarkan sebagai berikut: Pecandu akan kekurangan gizi karena obat tersebut mengurangi nafsu makan. Tubuh pecandu biasanya kurus kering, tidak segar, mata terlihat cekung. dan tatapan matanya kosong. Masafah keuangan. Obat-obatan yang dikonsumsi biasanya mahal. Namun, bila sudah kecanduan maka pengguna akan melakukan apa saja untuk mendapatkannya. Mereka bisa menjual barang pribadi atau mengambil milik orang lain. Hal ini tentu mendorong penggunanya untuk melakukan tindakan kriminal. Infeksi penyakit. Penggunaan jarum suntik yang dilakukan oleh para pecandu secara bergantian dapat menimbulkan infeksi, misalnya infeksi virus HIV (penyebab AIDS) dan hepatitis (penyakit kerusakan hati). Mengingat besarnya bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika, maka sebaiknya kita tidak mengkonsumsinya. Penggunaan zat adiktif dan psikotropika dapat dilakukan untuk tujuan medis. Itu pun hams di bawah pengawasan ketat dari dokter yang berwenang.
Penanggulangan
Untuk mencegah penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika, di bawah ini ada beberapa tips: Tingkatkan keimanan dan ketagwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Iman yang kuat menjadikan mental kita sehat sehingga tidak mudah tergoda untuk mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Jangan pemah mencoba. Pengguna obat terlarang biasanya memulai dari keinginan untuk sekedar mencoba. Kemudian, ia mencoba lagi sehingga menjadi ketagihan. Dalam hal ini. pengaruh lingkungan khususnya teman sangat menentukan. Teman sejati tidak akan menjerumuskan kita untuk melakukan halhal yang tidak baik, seperti memakai obat terlarang. Untuk itu, jika kita ditawari obat-obatan terlarang, maka katakan dengan tegas: tidak dan jangan pernah tergoda untuk mencobanya. Meningkatkan komunikasi dan menjaga hubungan yang harmonis dalam keluarga Jika kita sedang menghadapi suatu masalah. maka ungkapkan kepada keluarga, seperti ayah, ibu. paman, bibi. atau kakak. Masalah yang kita anggap berat sekali pun. niscaya akan dapat terpecahkan. Jika ada suatu masalah jangan sampai kita tergiur untuk mengkonsumsi obat terlarang. Pemakaian obat tersebut memang dapat membuat kita berhalusinasi sehingga kita bisa melupakan masalah tersebut. Tetapi ingat, itu hanya untuk sementara waktu. Penggunaan obat terlarang tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Namun, itu hanya akan menambah masalah baru dan merusak diri kita. Ikut mengawasi peredaran obat-obatan terlarang. Bila kamu mengetahui ada teman atau orang lain yang menggunakan obat terlarang. maka sampaikan hal itu kepada gurumu. Selanjutnya, gurumu yang akan melaporkannya kepada pihak yang berwajib.
PSIKOTROPIKA YANG BERBAHAYA BAGI KESEHATAN 1 Oleh: M. Pranjoto Utomo 2
PENDAHULUAN Zat adiktif dan psikotropika dalam kehidupan sehari-hari dikenal dengannama narkoba (narkotika dan obat berbahaya) atau NAPZA (narkotika, psikotropika,dan zat adiktif). Sebenarnya NAPZA adalah obat kedokteran yang dilmu pengetahuanerlukan untuk pengobatan. Berbeda dengan obat jenis lainnya, penggunaan NAPZA harus dilakukan dengan hati-hati dan harus di bawah pengawasan dokter. NAPZA merupakan obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman(sintetik atau semisintetik) yang jika dimakan ,diminum diisap/dihirup, dimasukkan(disuntikkan) ke dalam tubuh dapat menurunkan kesadaran atau perubahankesadaran, hilangnya rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Walaupundemikian pengolongan zat narkotika , zat adiktif , dan psikotropi belum jelas.Akhir-akhir ini telah terjadi penyalahgunaan obat jenis NAPZA. Banyak obat jenis NAPZA beredar di pasaran, misalnya ganja, sabu-sabu, ekstasi, dan pil koplo.Penyalahgunaan obat jenis NAPZA sangat berbahaya karena dapat mempengaruhisusunan syaraf, mengakibatkan ketagihan, dan ketergantungan, karena mempengaruhisusunan syaraf. NAPZA menimbulkan perubahan perilaku, perasaan, persepsi,dankesadaran. PSIKOTROPIKA Berdasar pasal 2 ayat 2 Undang-Undang republik Indonesia No 5 Tahun 1997tentang psikotropika, psikotropika digolongkan menjadi 4 golongan, yaitu:1.
Psikotropika Golongan I adalah jenis psikotropika yang mempunyai dayamenimbulkan ketergantungan tertinggi, hanya digunakan untuk kepentinganilmu pengetahuan, tidak untuk pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain : a.
MDMA (Ecstacy) b.
Psilobisin dan Psilosin, zat yang didapat dari sejenis jamur yang tumbuh diMexico.c.
LSD (Lysergic Diethylamide).d.
Mescaline, dilmu pengetahuaneroleh dari sejenis kaktus yang tumbuh didaerah Amerika Barat.2.
Psikotropika Golongan II adalah kelompok psikotropika yang mempunyai dayamenimbulkan ketergantungan menengah, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 14 jenis), antara lain :a.
Amphetamine (Shabu - shabu) b.
Metaqualon3.
Psikotropika Golongan III adalah jenis psikotropika yang mempunyai dayamenimbulkan ketergantungan sedang, mempunyai khasiat, digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 9 jenis), antaralain:a.
Amobarbital b.
Flunitrazepamc.
Pentobarbital4.
Psikotropika Golongan IV adalah jenis psikotropika yang mempunyai dayamenimbulkan ketergantungan rendah, berkhasiat dan digunakan luas untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan pengobatan (seluruhnya ada 60 jenis), antaralain:a.
Diazepam b.
Barbitalc.
Klobazamd.
Nitrazepam EFEK PEMAKAIAN NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA Pemakaian narkoba secara umum dan juga psikotropika yang tidak sesuaidengan aturan dapat menimbulkan efek yang membahayakan tubuh. Berdasar efek yang ditimbulkan, narkoba dibedakan menjadi 3, yaitu:1.
Depresan, yaitu menekan sistem sistem syaraf pusat dan mengurangi aktifitasfungsional tubuh sehingga pemakai merasa tenang, bahkan bisa membuat pemakai tidur dan tak sadarkan diri. Bila kelebihan dosis bisa mengakibatkankematian. Jenis narkoba depresan antara lain opioda, dan berbagai turunannyaseperti morphin dan heroin. Contoh yang populer sekarang adalah Putaw.2.
Stimulan, merangsang fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan sertakesadaran. Jenis stimulan: Kafein, Kokain, Amphetamin. Contoh yang sekarangsering dipakai adalah Shabu- shabu dan Ekstasi.3.
Halusinogen, efek utamanya adalah mengubah daya persepsi atau mengakibatkanhalusinasi. Halusinogen kebanyakan berasal dari tanaman seperti mescaline darikaktus dan psilocybin dari jamur-jamuran. Selain itu ada jugayang diramu dilaboratorium seperti LSD. Yang paling banyak dipakai adalah marijuana atauganja. PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA Kebanyakan zat dalam narkoba sebenarnya digunakan untuk pengobatan dan penefitian. Tetapi karena berbagai alasan - mulai dari keinginan untuk coba-coba, ikuttrend/gaya, lambang status sosial, ingin melupakan persoalan, dan lain-lain, makanarkoba kemudian disalahgunakan. Penggunaan terus menerus dan berlanjut akanmenyebabkan ketergantungan atau dependensi yang disebut dengan istilahkecanduan.a.
Tingkatan penyalahgunaan narkoba dan psikotropika biasanya sebagai berikut:
coba-coba
senang-senang
menggunakan pada saat atau keadaan tertentu
penyalahgunaan
ketergantungan b.
Dampak penyalahgunaan NarkobaBila narkoba digunakan secara terus menerus atau melebihi takaran yangtelah ditentukan akan mengakibatkan ketergantungan. Kecanduan inilah yangakan mengakibatkan gangguan fisik dan psikologis, karena terjadinya kerusakan pada sistem syaraf pusat (SSP) dan organ-organ tubuh seperti jantung, paru- paru,hati dan ginjal.Dampak penyalahgunaan narkoba pada seseorang sangat tergantung pada jenis narkoba yang dipakai, kepribadian pemakai dan situasi atau kondisi pemakai. Secara umum, dampak kecanduan narkoba dapat terlihat pada fisik, psikis maupun sosial seseorang.1)
Dampak Fisik
Gangguan pada system syaraf (neurologis) seperti: kejang-kejang,halusinasi, gangguan kesadaran, kerusakan syaraf tepi
Gangguan pada jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) seperti:infeksi akut otot jantung, gangguan peredaran darah
Gangguan pada kulit (dermatologis) seperti: penanahan (abses), alergi,eksim
Gangguan pada paru-paru (pulmoner) seperti: penekanan fungsi pernapasan, kesukaran bernafas, pengerasan jaringan paru-paru
Sering sakit kepala, mual-mual dan muntah, murus-murus, suhu tubuhmeningkat, pengecilan hati dan sulit tidur
Dampak terhadap kesehatan reproduksi adalah gangguan padaendokrin,seperti: penurunan fungsi hormon reproduksi (estrogen, progesteron,testosteron), serta gangguan fungsi seksual
Dampak terhadap kesehatan reproduksi pada remaja perempuan antaralain perubahan periode menstruasi, ketidakteraturan menstruasi, danamenorhoe (tidak haid)
Bagi pengguna narkoba melalui jarum suntik, khususnya pemakaian jarumsuntik secara bergantian, risikonya adalah tertular penyakit sepertihepatitis B, C, dan HIV yang hingga saat ini belum ada obatnya
Penyalahgunaan narkoba bisa berakibat fatal ketika terjadi over dosis yaitukonsumsi narkoba melebihi kemampuan tubuh untuk menerimanya. Over dosis bisa menyebabkan kematian2)
Dampak Psikis
Lamban kerja, ceroboh kerja, sering tegang dan gelisah
Hilang kepercayaan diri, apatis, pengkhayal, penuh curiga
Agitatif, menjadi ganas dan tingkah laku yang brutal
Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan
Cenderung menyakiti diri, perasaan tidak aman, bahkan bunuh diri3)
Dampak Sosial
Gangguan mental, anti-sosial dan asusila, dikucilkan oleh lingkungan
Merepotkan dan menjadi beban keluarga
Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suramDampak fisik, psikis dan sosial berhubungan erat. Ketergantunganfisik akan mengakibatkan rasa sakit yang luar biasa (sakaw) bila terjadi putusobat (tidak mengkonsumsi obat pada waktunya) dan dorongan psikologis berupa keinginan sangat kuat untuk mengkonsumsi (bahasa gaulnya sugest).Gejata fisik dan psikologis ini juga berkaitan dengan gejala sosial sepertidorongan untuk membohongi orang tua, mencuri, pemarah, manipulatif, dll.c.
Bahaya bagi RemajaMasa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa anak- anak dan masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remajaakan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Karenaitulah bila masa anak- anak dan remaja rusak karena narkoba, maka suram atau bahkan hancurlah masa depannya.Pada masa remaja, justru keinginan untuk mencoba-coba, mengikuti trend dan gaya hidup, serta bersenang-senang besar sekali. Walaupun semua kecenderungan itu wajar-wajar saja, tetapi hal itu bisa juga memudahkan remajauntuk terdorong menyalahgunakan narkoba. Data menunjukkan bahwa jumlah pengguna narkoba yang paling banyak adalah kelompok usia remaja.Masalah menjadi lebih gawat lagi bila karena penggunaan narkoba, pararemaja tertular dan menularkan HIV/AIDS di kalangan remaja. Hal ini telahterbukti dari pemakaian narkoba melalui jarum suntik secara bergantian. Bangsaini akan kehilangan remaja yang sangat banyak akibat penyalahgunaan narkobadan merebaknya HIV/AIDS. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN PSIOTROPIKA Kita semua harus berupaya untuk terhindar dari penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika. Pencegahan penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika memerlukan peran bersama antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah.a.
Peran Anggota KeluargaSetiap anggota keluarga harus saling menjaga agar jangan sampai ada anggotakeluarga yang terlibat dalam penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika.Kalangan remaja ternyata merupakan kelompok terbesar yang menyalahgunakanzat-zat tersebut. Oleh karena itu, setiap orang tua memiliki tanggung jawabmembimbing anakanaknya agar menjadi manusia yang bertaqwa kepada Tuhan.Karena ketaqwaan inilah yang akan menjadi perisai ampuh untuk membentengianak dari menyalahgunakan obat-obat terlarang dan pengaruh buruk yangmungkin datang dari lingkungan di luar rumah. b.
Peran Anggota MasyarakatKita sebagai anggota masyarakat perlu mendorong peningkatan pengetahuansetiap anggota masyarakat tentang bahaya penyalahgunaan obat-obat terlarang.Selain itu, kita sebagai anggota masyarakat perlu memberi informasi kepada pihak yang berwajib jika ada pemakai dan pengedar narkoba di lingkungantempat tinggal.c.
Peran Sekolah Sekolah perlu memberikan wawasan yang cukup kepada para siswa tentang bahaya penyalahgunaan zat adiktif dan psikotropika bagi diri pribadi, keluarga,dan orang lain. Selain itu, sekolah perlu mendorong setiap siswa untuk melaporkan pada pihak sekolah jika ada pemakai atau pengedar zat adiktif dan psikotropika di lingkungan sekolah. Sekolah perlu memberikan sanksi yangmendidik untuk setiap siswa yang terbukti menjadi pemakai atau pengedar narkoba.d.
Peran PemerintahPemerintah berperan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dengan cara mengeluarkan aturan hukum yang jelas dan tegas. Disamping itu, setiap penyalahguna, pengedar, pemasok, pengimpor, pembuat, dan penyimpan narkoba perlu diberikan sanksi atau hukuman yang membuat efek jera bagi si pelaku dan mencegah yang lain dari kesalahan yang sama.