Anda di halaman 1dari 2

Cara Belgia Membangun Generasi

Emas
Selasa, 17 Juni 2014 19:05 WIB
+02


Proses terciptanya generasi emas Belgia. Bola.net

Bola.net - Oleh: Titis Widyatmoko, penggemar sepakbola.

Bagi penikmat Piala Dunia 1986 di Meksiko, tentu tak hanya hafal nama seperti Diego
Maradona, Zico, Karl-Heinz Rummenigge atau Enzo Francescoli. Selain para bintang besar
itu, generasi emas Belgia mencuri perhatian, dimotori antara lain Jean-Marie Pfaff (kiper), Enzo
Scifo (gelandang), Eric Gerets (bek), dan Jan Ceulemans (gelandang serang).

Generasi kebanggaan Belgia itu mampu menembus semifinal sebelum dihentikan sang juara
Argentina. Pada jalur ke semifinal, anak asuh Guy This menyisihkan Uni Soviet dan Spanyol di
16 besar serta perempat final.

Itulah prestasi terbesar sepak bola Belgia hingga saat ini. Belgia memang lolos terus pada Piala
Dunia 1990, 1994, 1998, dan 2002 tetapi tak pernah menembus lebih tinggi dari 16 besar. Lebih
mengenaskan lagi, Belgia absen pada Piala Dunia 2006 dan 2010.

Setelah absen 12 tahun dari panggung terbesar sepak bola dunia, Belgia kembali hadir 2014 di
Brasil. Kali ini Belgia datang dengan sederet pemain-pemain berkualitas dunia.

Sederet pemain Belgia menyumbang berbagai macam gelar untuk klubnya musim ini. Sebut
saja Thibaut Courtois dan Toby Alderweireld(gelar La Liga bersama Atletico
Madrid), Vincent Kompany (gelar Premier League bersama Manchester City), Thomas
Vermaelen (gelar FA Cup bersama Arsenal), Adnan Januzaj (Community Shield
bersamaManchester United), Daniel van Buyten (gelar Bundesliga bersamaBayern Munich)
dan Dries Mertens (gelar Copa Italia bersamaNapoli).

Dari terpuruk 12 tahun hingga dilabeli kuda hitam, bagaimana sepak bola Belgia berbenah?
Perubahan radikal sepak bola Belgia dimulai pada September 2006. Rancangan perombakan
disusun Michel Sablon, bekas direktur teknik Asosiasi Sepak Bola Belgia.

Langkah pertama yang diambil, mengirim utusan mengamati pusat pelatihan pemain muda di
Prancis, Belanda dan Jerman. Setelah pulang, tim pemantau menggodok aturan agar setiap tim
usia muda di seluruh Belgia menerapkan formasi 4-3-3 yang cocok dan sering digunakan timnas.
Sablon mencetak brosur lantas datang ke klub, sekolah sepak bola di seluruh pelosok Belgia.
"Tak mudah mengubah kebiasaan mereka yang sudah bertahan bertahun-tahun," kata Sablon
dikutip BBC.

Langkah kedua, tim usia muda tidak boleh fokus pada hasil. Studi 1.500 video pertandingan tim
usia muda menunjukkan munculnya semangat menang adalah segalanya. Tradisi ini harus
dihapus demi pengembangan pemain. Kompetisi usia 7-8 tahun tidak menggunakan klasemen
sebagai penanda persaingan. "Tim usia muda tidak untuk memenangkan laga tetapi
mengembangkan kemampuan pemain. Saat itu saya diserang media dan orang-orang di
asosiasi," ujar Sablon.

Ketiga, Sablon membuat aturan jika seorang pemain naik kelompok umur, misalnya dari U-17 ke
U-19, dia tidak boleh turun kelas. "Sekali melangkah naik kelas, mereka harus merasa yakin
berada pada tahapan itu, tak boleh kembali lagi."

Vincent Kompany misalnya, hanya butuh dua laga di kelompok usia U-19, tiga laga di kelompok
usia U-21 dan langsung bergabung dengan timnas senior. Dia tak boleh turun umur sepenting
apapun turnamen yang akan dihadapi. (Coba anda bandingkan dengan yang terjadi
di Indonesia)

Tiga tahun kemudian keajaiban dirasakan Sablon. Anak-anak muda berbakat dikumpulkan
dalam delapan sekolah sepak bola terpusat yang didanai pemerintah. Dari mereka lahir nama-
nama seperti Dries Mertens(Napoli), Axel Witsel (Zenit St Petersburg), Mousa
Dembele(Tottenham), dan Simon Mignolet (Liverpool).

Mereka inilah yang disebut generasi emas baru Belgia. Lawan AljazairSelasa (17/6) malam ini
akan menjadi awal perjalanan generasi emas Belgia di Piala Dunia 2014.

Lalu, seberapa jauh kiprah Belgia di Brasil? Benarkah mereka kuda hitam? Melihat kualitas
teknik, taktik, fisik para pemain jelas Belgia layak dilabeli kuda hitam. Persoalannya hanya
tinggal faktor pengalaman. Dari 23 pemain cuma Daniel van Buyten yang berpengalaman di laga
Piala Dunia. Maka itu banyak pula yang berpandangan, pada 2018, Belgia bukan cuma kuda
hitam tetapi potensial sebagai unggulan. (tis/hsw)
http://www.bola.net/piala_dunia/brasiliera/cara-belgia-membangun-generasi-emas.html

Anda mungkin juga menyukai