Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memiliki wajah yang normal adalah dambaan bagi setiap manusia.
Kecantikan dan ketampanan merupakan salah satu bentuk dari wajah yang
normal. Akhir-akhir ini banyak sekali kasus yang muncul yang berkaitan
dengan sistem syaraf, baik sistem saraf pusat maupun sistem syaraf tepi.
Salah satu penyakit yang cukup banyak dialami oleh masyarakat adalah
penyakit Bells palsy dikarenakan Di era globalisasi atau era modern
sekarang ini terjadi peningkatan suhu secara drastis dipermukaan bumi
dikarenakan banyak hal diantaranya antaralain banyaknya pepohonan yang
di tebang untuk di jadikan bangunan bertingkat, banyaknya alat transportasi
dan barang-barang elektronik misalnya A, kulkas, kipas angin yang dapat
menjadi pencetus timbulnya kasus Bells palsy.
Bells palsy sendiri merupakan suatu gangguan pada sistem syaraf tepi
lebih tepatnya pada nervus facialis yang menyebabkan kelemahan atau
kelumpuhan yang timbul secara mendadak pada otot di sisi wajah. Sampai
saat ini penyakit tersebut belum diketahui secara pasti penyebabnya
!idiopatik", namun sangat mungkin terjadi diakibatkan pembengkakan
nervus facialis di sisi foramen stylomastoideus. Selain itu ada juga yang
menyebutkan bahwa penyakit Bells palsy bisa dikarenakan udara dingin
maupun infeksi #irus !Herpes Simplex Virus".
$
%
Bells palsy adalah kelumpuhan akut nervus facialis perifer yang tidak
diketahui sebabnya. Sir harles &ell !$'%$" dalam !Sukardi, %(('" adalah
orang yang pertama kali meneliti beberapa penderita dengan wajah
asimetrik, maka sejak itu semua kelumpuhan nervus facialis perifer yang
tidak diketahui sebabnya disebut Bells palsy.
Bells palsy adalah suatu kelumpuhan saraf tepi yang bersifat unilateral,
penyebabnya tidak diketahui !idiopatik", akut dan tidak disertai oleh
gangguan pendengaran, kelainan neurologi lainnya atau kelainan lokal
!Munilson, %($$".
)enyakit Bells palsy bisa terjadi dikarenakan kerusakan pada sistem
saraf pusat * upper motor neuron !+M," dan sistem saraf tepi * lower motor
neuron !-M,". Kelemahan otot ekspresi wajah dapat terjadi unilateral atau
bilateral. .ika unilateral, harus dicari perbedaan untuk menilai apakah
kelemahan tipe +M, atau -M, !/insberg, %((0".
1nsiden Bells palsy dilaporkan sekitar 2(-0(3 dari semua kelumpuhan
nervus facialis perifer akut. )re#alensi rata-rata berkisar antara $(-4( persen
per $((.((( populasi per tahun dan meningkat sesuai pertambahan umur.
1nsiden meningkat pada penderita diabetes dan wanita hamil. Sekitar '-$(3
kasus berhubungan dengan riwayat keluarga pernah menderita penyakit ini
!Munilson, %($$".
Bells palsy dapat terjadi pada segala usia, tetapi sedikit lebih sering pada
kelompok umur di antara %( sampai 5( tahun. Ketika penderita berusaha
4
menutup matanya, bola mata pada sisi yang terkena akan terlihat membelok
ke atas disebut fenomena bell !husid, $6'4".
Dalam kasus ini fisioterapi berperan dalam proses mengembalikan
fungsional dari pasien tersebut. Dimana 7isioterapi adalah bentuk pelayanan
kesehatan yang ditujukan kepada indi#idu dan atau kelompok untuk
mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh
sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan !fisik, elektroterapeutis dan mekanis",
pelatihan fungsi, komunikasi !K8)M8,K8S, $494".
Dalam penatalaksanaannya Bells palsy sendiri masih sering mengundang
kontro#ersi bukan hanya dalam bidang medis tapi juga dalam bidang
fisioterapi, beberapa ahli merekomendasikan penggunaan kortikosteroid dan
obat-obatan anti #irus pada 2' jam pertama setelah onset !/insberg,%(('".
:etapi tanpa pengobatan inipun '5-6(3 pasien akan mengalami
perbaikan total dalam hitungan minggu atau bulan. Sisanya mungkin
mengalami perbaikan parsial yang memuaskan, pendapat ini sejalan dengan
yang dikemukakan bahwa Bells palsy dapat sembuh sendiri dalam 5 hari
sampai % bulan !Sidharta dikutip oleh Sintawati, %(('".
Bells palsy hampir selalu di jumpai unilateral. Selain dijumpai
kelumpuhan pada otot wajah, fisioterapis juga menemukan gejala lain
seperti air mata keluar secara berlebihan pada sisi yang mengalami
kelumpuhan, berkurangnya pengecapan pada dua pertiga lidah yang
mengalami kelumpuhan.
2
Paralisis atau paresis nervus facialis adalah gangguan yang paling
umum. Dan yang paling sering dijumpai ialah paresis facialis perifer *
sistem saraf tepinya. !Sidharta, %($(". ;leh sebab itu penulis mencoba
mengambil kasus mengenai Bells palsy yang di karenakan adanya
kerusakan pada sistem saraf tepinya. Dimana dalam penatalaksanaanya
penulis mencoba memberikan modalitas fisioterapi seperti infra red yang
berbentuk sinar dimana pemanasannya superficial atau kedalaman
penetrasinya hanya permukaan kulit yang mempunyai efek untuk
menghilangkan rasa sakit, merileksasikan otot, serta meningkatan suplai
darah. Selain itu penulis mencoba menggunakan Electrical Stimulation / 8S
dengan arus Interrupted irect !urrent * 1D dimana arusnya merupakan
arus searah yang terputus-putus yang fungsinya untuk menstimulasi atau
merangsang agar timbul kontraksi pada otot wajah serta mendidik kembali
kerja otot. Sedangkan massa"e yang berarti suatu pijatan yang dilakukan
untuk mempercepat proses pemulihan dengan menggunakan sentuhan
tangan dan tanpa memasukan obat ke dalam tubuh yang bertujuan untuk
relaksasi otot, perbaikan sirkulasi darah dan perbaikan fleksibilitas dan
pengurangan nyeri. )enulis mencoba menggunakan modalitas tersebut
dengan tujuan untuk mengembalikan anatomi dan fungsional dari wajah
agar dapat kembali seperti semula. +ntuk mengatasi hal itu peran fisioterapi
dibutuhkan dalam mempercepat penyembuhan pada penyakit Bells palsy.
Dan oleh sebab itu penulis ingin mengangkat judul karya tulis ilmiah
<)8,A:A-AKSA,AA, 71S1;:8=A)1 )ADA )8,D8=1:A BE##S
5
P$#S% SI&IS'($ D8,/A, M8,//+,AKA, M;DA-1:AS I&)($
(E* E#E!'(I!$# S'I+,#$'I-& DA, +$SS$.E>.
B. Rumusan Masalah
&agaimana penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bells palsy sinistra
dengan menggunakan modalitas infra red* electrical stimulation dan
massa"e?
C. Tujuan
$. :ujuan +mum
Mengetahui penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Bells palsy
sinistra dengan menggunakan modalitas infra red dan electrical
stimulation serta massa"e dalam mempercepat penyembuhan pasien
Bells palsy.
%. :ujuan Khusus
a. +ntuk mengetahui peranan infra red dan massa"e dalam mengurangi
rasa tebal pada wajah yang lesi akibat Bells palsy.
/. +ntuk mengetahui peranan infra red dan massa"e dalam mengurangi
nyeri dan spasme akibat Bells palsy.
c. +ntuk mengetahui peranan Electrical stimulation dalam
meningkatkan kekuatan otot.
D. Manfaat
$. &agi )enulis
Manfaat hasil karya tulis ilmiah ini bagi penulis diharapkan dapat
menambah dan memperluas wawasan, serta pengetahuan tentang
penatalaksanaan fisioterapi khususnya pada penderita Bells palsy dalam
mempercepat penyembuhan.
%. &agi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang
penyakit Bells palsy dan permasalahannya serta mengetahui program
9
fisioterapinya selain itu sebagai pertimbangan bagi masyarakat mengenai
peran fisioterapi pada kasus Bells palsy sehingga tidak terjadi
malpraktek akibat ketidaktauan masyarakat akibat kesalahan penanganan
pada kondisi ini
4. &agi )endidikan
@asil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat di manfaatkan untuk
pendidikan sebagai sarana pendidikan dan informasi mengenai
penanganan fisioterapi pada kasus Bells palsy.
2. &agi 1nstitusi
Sebagai referensi tambahan yang diharapkan dapat di manfaatkan
untuk institusi sebagai sarana dalam mempersiapkan peserta didik untuk
memahami dan melaksanakan proses fisioterapi dalam kasus Bells palsy.
5. &agi 7isioterapi
+ntuk mendapatkan metode terapi yang tepat dan bermanfaat dalam
melakukan penanganan pada kasus kasus Bells palsy Serta diharapkan
dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai penanganan
fisioterapinya dengan menggunakan modalitas infra red* electrical
stimulation dan juga massa"e dalam mempercepat penyembuhan.
E. Batasan Masalah
Dalam kasus Bells palsy ini, penulis membatasi permasalahan yang ada
karena penyakit ini bisa terjadi pada sistem pusat maupun sistem saraf tepi
0
dan penyebab penyakitnya pun idiopatik. ;leh karena itu penulis mencoba
menggambil kasus Bells palsy yang dikarenakan sistem saraf tepi yang
disebabkan oleh udara dingin dengan menggunakan modalitas infra red*
electrical stimulation dengan arus 1D !Interrupted irect !urrent" dan
massa"e dalam mempercepat penyembuhan.

Anda mungkin juga menyukai