Anda di halaman 1dari 29

1.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Minyak kelapa murni atau virgin coconut oil (VCO) merupakan salah satu produk olahan
tanaman kelapa yang berbentuk cair dengan warna yang bening dan berbau khas kelapa serta
daya simpan yang lama. Pengolahannya tanpa melalui proses pemanasan. Berbeda dengan
minyak kelapa kopra yang pembuatannya melalui proses pamanasan sehingga sifat minyak
yang dihasilkan akan berwarna kuning kecoklatan, berbau tidak harum dan mudah tengik
sehingga daya simpannya tidak lama. Dengan bahan baku yang mudah didapat dan harganya
murah serta pengolahan yang sederhana (tanpa pemanasan) membuat minyak kelapa murni
lebih ekonomis dibandingkan dengan minyak kelapa kopra yang proses pengolahannya
dengan pemanasan. Dari segi ekonomi minyak kelapa murni mempunyai harga jual yang
lebih tinggi dibanding minyak kelapa kopra sehingga minyak kelapa murni lebih
menguntungkan untuk dikembangkan. Manfaat dari minyak kelapa murni (VCO) adalah
berkhasiat bagi kesehatan tubuh, antara lain merupakan antibakteri, antivirus, antijamur, dan
antiprotozoa alamiah; membantu meredakan gejala-gejala dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihubungkan dengan diabetes, membantu melindungi diri terhadap serangan penyakit
osteoporosis, membantu mencegah tekanan darah tinggi, membantu mencegah penyakit liver,
menjaga kesehatan jantung dan pembuluh darah, membantu mencegah penyakit kanker,
membantu menurunkan berat badan, menjaga stamina tubuh, memelihara kesehatan kulit dan
rambut. Pengolahan minyak kelapa murni (VCO) dapat dilakukan dengan berbagai teknik,
salah satunya adalah dengan fermentasi menggunakan ragi tempe. Tiga kg daging kelapa
yang telah diparut ditambahkan air matang 3 liter untuk diambil santannya, kemudian santan
didiamkan selama 1 jam hingga terbentuk 2 lapisan, yaitu lapisan atas berupa kanil,
sedangkan lapisan bawah berupa air. Kanil yang dihasilkan sebanyak 1,75 liter ditambahkan
ragi dan mengaduk campuran tersebut hingga homogen. Setelah dilakukan pendiaman selama
24 jam maka terbentuk tiga lapisan yaitu lapisan atas berupa minyak kelapa murni, lapisan
tengah berupa blondo (ampas kanil) dan lapisan bawah adalah air. Minyak yang dihasilkan
kemudian disaring dengan kertas/kain saring. Pada percobaan VCO dengan fermentasi ini
diperoleh rendemen minyak sebesar 33,2% dengan warna bening; berat jenis 0,9160 gr/cm3;
kekentalan 0,4717 gr/cm.s; bilangan asam 0,472; bilangan penyabunan 214,58; dan bilangan
peroksida 1,287 meq/kg.Sedangkan untuk analisa VCO pasaran diperoleh; berat jenis 0,9160
gr/cm3; kekentalan 0,4106 gr/cm.s; bilangan asam 1,663; bilangan penyabunan 212,89; dan
bilangan peroksida 5,841 meq/kg. Pada analisa asam lemak menggunakan GC.MS (Gas
Chromatography Mass Spectrofotometry). Diperoleh kandungan asam lemak yang paling
besar adalah asam laurat yaitu sebesar 53,12 %.

2. Rumusan masalah
a. Indonesia adalah penghasil kelapa terbesar saat ini tapi pemanfaatan kelapa saat ini
masih kurang .
b. kurangnya lapangan pekerjaan di indonesia .
c. kurangnya pemanfaatan obat dalam tumbuh-tumbuhan .
3. Tujuan
a. membuka lapangan pekerjaan .
b.memanfaatkan kelapa semaksimal mungkin .
c. memanfaatkan tumbuhan sebagai obat .
d.memahami proses industri VCO

4. BAHAN DAN PROSES
Kelapa
Kelapa adalah tanaman asli Indonesia. Kelapa merupakan salah satu tanaman perkebunan
yang mampu tumbuh dan berproduksi dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh iklim di
Indonesia yang sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman kelapa. Tanaman kelapa mampu
tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 m 600 m di atas permukaan laut dengan suhu rata-
rata 25 0C dan kelembaban udara 80 - 95 %. Buah kelapa berbentuk bulat lonjong dengan
ukuran bervariasi, tergantung pada keadaan tanah, iklim dan varietasnya. Warna kelapa juga
bervariasi, mulai dari kuning sampai hijau muda, dan setelah masak berubah menjadi coklat.
Struktur buah kelapa terdiri dari sabut (35 %), daging buah (28 %), air kelapa (15 %),
tempurung (12 %) serta beberapa bagian lainnya2. Hampir semua bagian kelapa dapat
dimanfaatkan. Bagian yang paling banyak dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan bahan
baku industri adalah buahnya. Pada Gambar II.2 dan II.3.a, b dan c ditampilkan bagian-
bagian pohon kelapa, di antaranya pelepah, batang, daun dan buahnya.
Gambar Pohon kelapa dan bagian bagiannya

Gambar II.2 Pohon kelapa dan bagian bagiannya


Gambar II.3.a Bagian batang Gambar II.3.b Bagian daun

Gambar II.3.c Bagian buah

Sementara itu bagian-bagian buah kelapa ditampilkan pada Gambar II.4.

Batok Kelapa
Daging kelapa

Gambar II.4 Bagian-bagian buah kelapa.

Daging buah kelapa berwarna putih dengan ketebalan cukup bervariasi, tergantung pada
umur dan varietas kelapa. Umumnya semakin tua buah kelapa,daging buahnya akan semakin
tebal. Pada pembuatan VCO, semakin baik mutu kelapa yang digunakan, kualitas VCO yang
dihasilkan juga semakin baik dan rendemennya semakin tinggi.2 Ciri ciri kelapa yang baik
untuk digunakan sebagai bahan pembuatan VCO adalah :
a. Berasal dari varietas kelapa hibrida lokal.
b. Berumur 11 - 13 bulan.
Umur kelapa yang akan digunakan tidak boleh terlalu tua atau terlalu muda. Apabila
terlalu muda, kandungan minyaknya masih sangat rendah. Sebaliknya bila kelapa yang
digunakan terlalu tua, makin banyak kandungan minyak yang sudah diubah menjadi
karbohidrat, sehingga randemen yang dihasilkan akan rendah.
c. Berat kelapa berkisar 130 g / butir.
d. Kulit sabut kelapa sudah berwarna coklat, menandakan kelapa sudah cukup tua.
e. Apabila dikocok, bunyinya terdengar nyaring. Hal ini berkaitan dengan jumlah air yang
terkandung di dalamnya. Bila nyaring bunyinya menandakan jumlah air di dalamnya telah
berkurang. Berkurangnya jumlah air ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi
kelapa.
f. Kelapa belum berkecambah.
g. Bila dibelah, daging buah berwarna putih dengan ketebalan sekitar 10 15 mm.
Proses pembuatan VOC secara umum dapat di lihat pada gambar berikut :


1. Pengupasan
Proses pelepasan kulit kelapa dari batok kelapa beserta isinya . Kulit buah kelapa dapat di
gunakan untuk pembuatan kerajinan tas , keset dan lain-lain.
2. pembelahan
Proses pembelahan batok kelapa untuk pengambilan isi daging kelapa .
3. Pemarutan
daging kelapa di pisahkan dari batok kelapa dan dapat di manfaatkan untuk pembuatan
biobriket .
4. Penambahan air hangat 1 : 3
Fungsi penambahan air hangat untuk membentuk santan kental jika dalam bentuk santan
kental akan mempermudah dalampembentukan VCO-nya .
5. pengasaman
pengasaman dilakukan pada santan dengan penambahan asam sebesar 2% dari volume krim
santan, kemudian di rendam selama 1-2 jam untuk memisahkan fraksi lemak dan air.
6. pemanasan
Untuk mengurangi kadar air dalam minyak sehingga yang tersisa hanya minyak saja .

Prinsip Pembuatan VCO
VCO dapat dibuat dengan beberapa cara yaitu dengan cara tradisional, pemanasan bertahap,
enzimatis, pengasaman, sentrifugasi, dan pancingan.2 Masing masing cara tersebut
memiliki kelebihan dan kekurangan. Pembuatan VCO dengan cara enzimatis merupakan
pemisahan minyak dalam santan tanpa pemanasan. Pemisahan hanya dilakukan secara
kimiawi oleh protease. Kandungan kimia paling utama dalam sebutir kelapa adalah air,
protein dan lemak. Ketiga senyawa tersebut membentuk emulsi dengan protein sebagai
emulgatornya. Emulsi adalah cairan yang terbentuk dari campuran dua zat, zat yang satu
dengan lainnya terdapat dalam keadaan terpisah secara halus atau merata di dalam zat lain.
Sementara yang dimaksud dengan emulgator yaitu zat yang berfungsi untuk memperkuat
emulsi tersebut. Melalui ikatan tersebut, protein membungkus butir butir minyak kelapa
dengan suatu lapisan tipis sehingga butir-butir minyak tidak bisa bergabung, baik antar
minyak dalam minyak atau pun antar minyak dengan air (ikatan lipoprotein). Hal tersebut
diilustrasikan dalam Gambar sebagai berikut :


VCO dapat dihasilkan bila ikatan emulsi atau ikatan lipoprotein tersebut dirusak. Untuk dapat
merusak emulsi tersebut banyak cara yang dapat dilakukan seperti pemanasan bertahap,
enzimatis, pengasaman, sentrifugasi, dan pancingan2. Pada penelitian ini minyak yang berada
pada emulsi santan dipecah dengan bantuan enzim. Di sini yang dirusak adalah proteinnya,
bukan lemaknya. Protein dalam ikatan lipoprotein dipecah dengan protease. Beberapa
protease yang bisa digunakan untuk memecah ikatan lipoprotein dalam emulsi lemak antara
lain papain (pepaya), bromelin (nanas) dan enzim protease yang berasal dari kepiting
sungai.2 Pembuatan VCO dengan proses enzimatis ini terdiri atas tiga tahap utama yaitu
pembuatan santan kelapa, penambahan protease dan penyaringan. Dalam proses ini, jenis
enzim lainnya yang membantu proses ekstraksi minyak adalah glukosidase dan karbohidrase
yaitu enzim pendegradasi karbohidrat. Dalam buah kelapa, minyak berada di dalam sel.
Dinding sel ini terdiri atas beberapa komponen polisakarida, antara lain galaktomannan,
mannan dan selulosa.Jadi untuk mengeluarkan minyak dalam sel diperlukan karbohidrase
untuk mendegradasi dinding sel. Oleh karena itu proses pembuatan VCO secara enzimatis
dapat menggunakan beberapa enzim sekaligus untuk dapat mengekstraksi minyaknya yaitu
karbohidrase dan protease. Beberapa jenis karbohidrase yang telah digunakan untuk ekstraksi
minyak kelapa antara lain pektinase, selulase, hemiselulase, poligalakturonase,
galaktomannase dan - amilase.




Metode Pengasaman Santan
Perusakan protein atau denaturasi protein untuk dapat mendapatkan minyak kelapa dapat
dilakukan dengan cara pengasaman. Pada prinsipnya teknik pengasaman ini adalah metode
denaturasi protein dikarenakan terbentuknya ion zwitter pada kondisi iso elektronik. Zwiter
ion terbentuk karena molekul memiliki adanya muatan yang berlawanan dimasing-masing
ujungnya. Di dalam protein sendiri sebenarnya mengandung gugus NH2 yang lebih memiliki
muatan posotif dan gugus karboksilat yang bermuatan negative. Untuk dapat mencapai
kondisi iso elektronik ini, maka santan dibuat dalam kondisi asam. pengasaman ini akan
terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan
tengah protein dan lapisan bawah adalah air. Adapun minyak yang diperoleh dari cara
pengasaman warna akan jernih.

Ekstraksi minyak dilakukan dengan cara menambahkan asam cuka atau asam lainnya
seperti asam sitrat dan asam dari buah-buahan sehingga mencapai titik isoelektirs protein
santan. Campuran kemudian didiamkan selama 24 jam sehingga terjadi pemisahan air,
minyak, dan gumpalan protein. Selanjutnya dilakukan pemanasan untuk menguapkan sisa air
(Setiaji dan Sasmita, 1987).

Metode pengasaman dalam Purwaningsih dan Wijana (1999) dilakukan pada santan
dengan penambahan asam sebesar 2% dari volume krim santan, kemudian diperam selama 1-
2 jam untuk memisahkan fraksi lemak dan air. Lapisan lemak pada bagian atas dipisahkan
kemudian dipanaskan hingga seluruh air yang terdapat dalam minyak teruapkan dan
diperoleh minyak dan blondho. Minyak kemudian dipisahkan dari blondho dengan
penyaringan.

Pembuatan minyak kelapa dengan metode pengasaman yang disebut dengan lava
process dilakukan dengan ekstraksi santan menggunakan alat roller press yang
permukaannya kasar sehingga santan yang diperoleh cukup banyak. Selanjutnya santan
disentrifugasi untuk menghasilkan krim. (Palungkung, 2001).

Prinsip teknologi ini adalah memisahkan air dengan minyak melalui pembentukan
emulsi. Emulsi minyak terjadi karena proses pengasaman. Proses pengasaman secara alami
juga terjadi pada santan yang diolah dengan mendiamkannya semalam. Alur proses
pengolahan kelapa diawali dengan pemarutan daging kelapa segar. Daging kelapa segar
kemudiaan diparut dan ditambahkan air sehingga diperoleh santan. Santan didiamkan diatas
sinar matahari selama tiga jam kemudiaan santan kental yang diperoleh lalu dipindahkan ke
wadah lain. Asam cuka lalu ditambahkan ke dalam santan kental sesuai dengan dosisnya
untuk 50 butir kelapa dan santan tersbut diletakan diatas sinar matahari. Minyak kelapa murni
dapat diperoleh setelah 3-4 jam. Dengan cara pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan
juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan
bawah adalah air. Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan jernih.

Santan kelapa termasuk jenis emulsi minyak di dalam air (M/A) dengan komponen minyak
lebih sedikit dibanding komponen air. Definisi emulsi adalah campuran dua zat cair yang
berbeda polaritasnya yang distabilkan oleh suatu bahan yang disebutsurfaktan.
Dalam emulsi santan yang berperan sebagai surfaktan adalah protein kelapa yang
mengandung enam jenis asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Surfaktan yang berupa
protein kelapa ini dapat menstabilkan campuran minyak dan air yang berbeda polaritas
karena surfaktan mempunyai dua permukaan aktif yaitu sisi polar (untuk mengikat air ) dan
non polar (untuk mengikat minyak). Komposisi yang tepat antara minyak, air dan surfaktan
menjadikan emulsi bersifat stabil, namun perbandingan komposisi masing-masing komponen
tersebut tidak selalu tetap dalam emulsi sejenis yang berbeda.

Untuk memisahkan minyak dari emulsi santan perlu dilakukan pemecahan emulsi dengan
beberapa metode yang prinsip kerja utamanya adalah merubah komposisi minyak dan air atau
merusak protein kelapa sebagai surfaktan. Metode konfensional yang sering dilakukan untuk
menghasilkan minyak kelapa ada dua cara yaitu cara kering (kopra) dan cara basah (dengan
membuat santan kelapa) .


Cara basah yang sering digunakan oleh nenek moyang kita adalah dengan pemanasan pada
suhu di atas 100oC untuk menguapkan air sekaligus merusak protein kelapa. Dengan
berkurangnya komposisi air maka kestabilan emulsi menurun dan emulsi pecah menjadi tiga
komponen yang terpisah yaitu minyak, air dan protein kelapa (yang tidak lagi dapat berperan
sebagai penstabil emulsi).

Pengasaman pada santan dapat berperan cepat memecah emulsi karena pada tingkat
keasaman (pH) tertentu yang disebut titik isoelektrik emulsi mencapai ketidakstabilan yang
tertinggi. Nilai pH untuk titik isoelektrik pada santan kelapa ditentukan oleh komposisi asam
amino penyusun protein kelapa yang nilainya tidak selalu sama. Karakter seperti ini sangat
sulit untuk menentukan jumlah asam yang ditambahkan agar mencapai pH isoelektrik yang
diharapkan dan menyebabkan tingkat kegagalan metode ini cukup tinggi sehingga kurang
menguntungkan jika diterapkan untuk produksi skala industri.

Daging buah kelapa yang akan diparut tidak perlu dikerok kulit arinya karena kandungan
vitamin E alaminya cukup tinggi. Setelah itu dilakukan pemecahan emulsi santan tanpa
menggunakan pemanasan dalam bentuk apapun dan tanpa menambahkan bahan pemecah
emulsi santan. Minyak kelapa yang dihasilkan cukup disaring dengan menggunakan kertas
saring biasa agar yang tersaring hanya kotoran-kotoran padat saja dan vitamin E alaminya
tidak hilang. Penyaringan menggunakan adsorben dapat menyerap vitamin E alami dan
menyebabkan minyak cepat tengik. Extra virgin coconut oildisebut sebagai minyak ajaib
karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit ketuaan, penyakit karena bakteri,
virus dan jamur, menambah kecantikan kulit dan rambut serta menambah daya tahan tubuh.

Kunci suksesnya pembuatan extra virgin coconut oil sangat ditentukan oleh metode
pemecahan emulsi yang digunakan. Sedang kualitas extra virgin coconut oil ditentukan oleh
sifat kimia dan fisika minyak. Sifat kimia yang harus dipenuhi adalah kadar asam lemak
bebas, kadar air, kadar logam dan bakteri E.colii- nya tidak terdeteksi dengan alat yang
sensitifitanya tinggi. Sedang sifat fisika yang dipersyaratkan adalah minyak harus jernih,
encer dan berbau harum. Kandungan vitamin E alamiextra virgin coconut oil sekitar 3000
ppm dengan batas kadaluwarsa selama dua tahun lebih satu bulan.

Iklim di Indonesia sangat cocok untuk memecah emulsi santan dengan cara yang sangat
lembut ( tanpa menggunakan panas dan tanpa menambahkan bahan perusak emulsi santa )
seperti di atas. Dengan pelatihan yang lebih intesif tentang pembuatanextra virgin coconut oil
yang benar dan tepat maka kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan Indonesia
mampu menjadi produsen extra virgin coconut oil terbaik di dunia.
Kandungan yang ada pada VCO
Asam lemak Persentase (%)
Asam laurat 48,5
Asam miristat 16,97
Asam palmitat 9,01
Asam caprilat 9,01
Asam oleat 6,09
Asam stearat 2,78
Asam linoleat 1,12
Standart mutu virgin coconut oil menurut asian dan pasifi ccoconut community
(APCC)




Aspek pemasaran
Daya saing penjualan VCO di riau masih sangat minim dan banyaknya produksi
kelapa sehingga pemanfaatan kelapa masih sangat minim serta penjualan kelapa menjadi
murah Rp 500,00.- sampai Rp 2.500,00.- karena peluang pasar di riau masih sangat terbuka .
Harga jual VCO secara umum yang tinggi yaitu mencapai Rp 40.000,00.- sampai Rp
100.000,00.- per liter tergantung kualitas produksi VCO kita .
ASPEK TEKNIK PRODUKSI/OPERASI

A. Fasilitas Produksi dan Peralatan
Untuk melakukan proses produksi dengan kapasitas 0 - 2 ton, diperlukan tempat yang
terdiri dari tanah dan bangunan yang berukuran 200 m2 300 m2. Bangunan untuk pabrik
dapat dibentuk sedemikian rupa untuk dapat menampung mesin-mesin dan peralatan lain
dalam proses produksi. Ada tiga jenis mesin utama yang digunakan dalam industri
pengolahan minyak kelapa. Ketiga mesin tersebut sesuai dengan fungsinya masing-masing,
yaitu:
a. mesin giling untuk menggiling atau memarut daging kelapa segar;
b. mesin peras yang bertujuan untuk mengepress bungkil kelapa yang masih mengandung
minyak;
c. mesin penggerak untuk menggerakkan mesin pengepress.

Selain ketiga jenis mesin di atas, diperlukan juga tungku dan alat penggorengan
(wajan) yang berukuran kira-kira 1,5 m x 3 m. Tungku ini berguna untuk melakukan
penggorengan dalam rangka memisahkan air dan minyak kelapa dari daging kelapa yang
sudah dicacah halus. Peralatan lainnya adalah skop dan drum yang berguna untuk
memindahkan potongan daging kelapa panas yang digoreng secara manual dari wajan ke
mesin peras. Selain itu, diperlukan juga tangki-tangki untuk menampung dan mengendapkan
minyak kelapa yang dihasilkan dan pemipaan atau selang untuk mengalirkan minyak kelapa
hasil pengolahan dari satu tangki ke tangki yang lainnya.




B. Bahan Baku
Bahan baku industri minyak kelapa adalah daging kelapa baik yang basah atau yang
sudah kering (kopra). Kebutuhan akan bahan baku kelapa di Indonesia sebetulnya tidak perlu
dikhawatirkan karena Indonesia tercatat sebagai produsen buah kelapa terbesar kedua di
dunia setelah Philipina. Pada aspek tertentu, tanaman kelapa dan produknya belum
dapat bersaing dengan sumber minyak nabati lainnya. Penelitian yang terus menerus telah
dilakukan di Indonesia untuk mendapatkan varietas pohon kelapa yang unggul. Hasil-hasil
penelitian tersebut telah banyak membantu para petani untuk memperoleh hasil panen
perkebunan kelapa yang baik.

Oleh sebab itu varietas unggul yang dihasilkan ditujukan selain berdaya hasil tinggi
juga sesuai untuk produk-produk alternatif. Balitka telah merekomendasikan beberapa Kelapa
Dalam dan Hibrida unggul. Kelapa Dalam ini adalah Mapanget, DMT 3283, Tenga, Bali,
Palu, Sawarna, dan Riau, yang menghasilkan 3,0-4,0 ton per ha dan umumnya memiliki
harapan yang sesuai untuk bahan baku alternatif. Selain Khina-1, Khina-2, Khina-3, telah
ditemukan 4 hibrida baru yang bisa diterima petani yaitu GRAxDMT, GKBxDMT,
GKNxDTE, dan GKBxDTE. Data publikasi FAO yang terakhir menyebutkan bahwa luas
areal panen kelapa di Indonesia adalah 2,7 juta ha, sedangkan produktivitasper hektarnya
adalah 58,43 ribu hektogram. Dengan demikian jumlah total produksi kelapa di Indonesia
adalah 15,6 juta metrik ton.

C. Teknologi

Teknologi yang digunakan oleh pengusaha yang menjadi responden dalam
penyusunan buku ini adalah teknologi penggorengan kelapa (hot oil immersion drying
technology/HOID). Sementara dari penggunaan mesin dan peralatan, dapat disimpulkan
bahwa teknologi pengolahan tersebut tergolong pada taraf sedang (madya) dan dari proses
produksinya dapat dikatakan sebagai intensif.






D. Proses Produksi

Secara umum urutan proses produksi minyak kelapa sebetulnya hamper sama,
meskipun dikerjakan secara tradisional ataupun dengan teknik yang lebih modern baik oleh
industri kecil maupun industri skala menengah atau besar. Inti dari proses produksi tersebut
adalah memisahkan minyak kelapa yang merupakan bagian paling berharga dari buah kelapa.
Minyak kelapa dapat dipisahkan (diekstrak) langsung dari daging kelapa segar atau disebut
sebagai cara basah, atau diekstrak dari daging kelapa yang terlebih dulu dikeringkan (kopra)
yang disebut cara kering. Kandungan minyak pada daging buah kelapa tua diperkirakan
mencapai 30%-35%. Penggunaan daging kelapa segar sebagai bahan baku akan
menghasilkan perbedaan pada proses produksi dari perusahaan dengan skala mikro (rumah
tangga) dan perusahaan kecil yang menggunakan peralatan yang lebih modern. Pada usaha
skala mikro proses ekstraksi dilakukan pada santan, sedangkan perusahaan dengan pabrik
skala kecil proses ekstraksi minyak dilakukan pada hasil penggilingan kelapa.

Untuk memperoleh mutu minyak kelapa yang lebih baik, biasanya dilakukan proses
refined, bleached, deodorized (RBD). Proses-proses ini dapat dilakukan dengan (1)
Penambahan senyawa alkali (KOH atau NaOH) untuk netralisasi asam lemak bebas. (2)
Penambahan bahan penyerap warna, biasanya menggunakan arang aktif agar dihasilkan
minyak yang jernih. (3)Pengaliran uap air panas ke dalam minyak untuk menguapkan
dan menghilangkan senyawa-senyawa yang menyebabkan bau yang tidak dikehendaki.

E. Jumlah, Jenis dan Mutu Produksi
Dengan bahan baku dua ton daging kelapa segar, akan dihasilkan sekitar 30-35%
minyak kelapa atau sekitar 600 kg-700 kg minyak kelapa. Pada umumnya, minyak kelapa
hasil olahan industri kecil mempunyai harum yang khas. Selain itu, warnanya lebih keruh
dibandingkan dengan minyak kelapa hasil olahan pabrik besar sehingga perlu diberikan
bahan-bahan pemurni, pemutih, dan penghilang bau. Selain memproduksi minyak kelapa,
proses produksi juga menghasilkan produk sampingan yaitu: bungkil kelapa, sisa
pengepresan. Produk ini dapat dihasilkan sebanyak 20%-25% dari total jumlah input.




Jenis dan Mutu Produk Minyak Kelapa

1. Minyak Kelapa RBD (RBD-Coconut Oil) adalah minyak kelapa yang diproses di pabrik
dengan diberi senyawa untuk memurnikan (Refined=R), menjernihkan (Bleaching=B) dan
menghilangkan aroma yang kurang sedap (Deodorised=D). Produk ini cukup tahan lama dan
biasanya sudah dikemas dengan baik.tapi untuk pembuatan VCO dengan teknik pengasaman
dapat bertahan selama 1 tahun .

2. Minyak Kelapa Tradisional (Traditional Coconut Oil) yakni buah kelapa segar dihancurkan
atau diparut, lalu diperas untuk diambil santannya. Santan inilah kemudian dimasak dengan
api kecil sampai minyaknya keluar. Minyak hasil olahan ini biasanya tidak tahan lama. Oleh
karena itu, setelah produksi biasanya langsung dijual. Meskipun demikian proses RBD juga
bisa dilakukan dengan skala yang lebih kecil.

3. Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil/ VCO), minyak ini dihasilkan dengan cara
memeras buah kelapa segar untuk mendapatkan minyak tanpa dimasak. Jadi diproses tanpa
pemanasan seperti pada pembuatan minyak kelapa tradisional. Oleh karena itu minyak ini
juga disebut minyak kelapa ektrak dingin (Cold Expelled Coconut Oil/ CECNO).

F. Produksi Optimum

Produksi optimum yang dapat dihasilkan oleh kapasitas 2 ton daging kelapa akan
dihasilkan sekitar 30-35% minyak kelapa atau sekitar 600 kg-700 kg minyak kelapa. Oleh
karena itu, dengan menggunakan input sebanyak 2 ton daging kelapa akan diperoleh bungkil
kelapa sebanyak 400 kg sampai 500 kg. Produk ini dapat dijual sebagai bahan baku
pembuatan industri pakan ternak dengan harga Rp 500 sampai Rp 600 per kg. Dengan
demikian, produk hasil olahan minyak kelapa sebetulnya ada dua, yaitu: minyak kelapa dan
kethak/bungkil kelapa.






ASPEK KEUANGAN

A. Pemilihan Pola Usaha
Seperti dijelaskan sebelumnya, pola usaha minyak kelapa dapat dikategorikan
berdasarkan bahan bakunya. Pola usaha tersebut adalah (1) cara kering dan (2) cara basah.
Cara kering umumnya dilakukan oleh perusahaan besar dengan bahan baku kopra sedangkan
cara basah dilakukan oleh perusahaan kecil dengan bahan baku daging kelapa segar. Oleh
karena penelitian ini diperuntukkan untuk usaha kecil maka pola usaha yang dipilih adalah
pola usaha yang kedua atau cara basah. Lebih lanjut, pemilihan ini juga didasarkan pada
penggunaan teknologi yang masih ada (existing technology) pada usaha-usaha pengolahan
minyak kelapa di Provinsi Gorontalo, yaitu teknologi penggorengan kelapa atau hot oil
immersion drying technology/HOID. Berdasarkan penggunaan mesin dan peralatan teknologi
pengolahan tersebut tergolong pada taraf sedang (madya).

B. Asumsi dan Paramete Perhitungan
Beberapa asumsi yang penting dalam mengevaluasi profitabilitas rencana investasi
usaha minyak kelapa dapat dijelaskan pada Tabel berikut. Umur proyek diasumsikan selama
5 tahun dan sisanya umur barang investasi dihitung sebagai pendapatan pada akhir periode
(tahun kelima).






Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Proyek

Untuk menilai kelayakan investasi usaha pengolahan minyak kelapa dapat dilakukan
berdasarkan Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost Ratio (Net B/C), Internal Rate Ratio
(IRR), payback period (PBP) usaha dan payback period (PBP) kredit. Nilai kriteria-kriteria
tersebut dapat dijelaskan pada Tabel. Perhitungan kriteria NPV dan Net B/C ratio
menggunakan Discout Factor (DF) 15,5%. Hal ini didasarkan pada tingkat suku bunga
pinjaman per tahun yang dikenakan bank terpilih dalam laporan penelitian ini.
Tabel Hasil Analisis Kelayakan Finansial

Nilai NPV dengan discount factor (DF) 15,5% menghasilkan NPV sebesar Rp
238.926.925, yang berarti layak untuk dilaksanakan. Kesimpulan yang sama juga dapat
disimpulkan dari kriteria Net B/C ratio 2,19 yang menunjukkan proyeksi benefit yang
diperoleh 1,044 kali lebih tinggi dari biaya yang dibutuhkan. Nilai IRR yang diperoleh
mencapai 57,39% yang berarti layak jika dibandingkan dengan tingkat suku bunga aktual
sekarang ini yang mencapai antara 15,50%. Sementara itu, berdasarkan arus kas kumulatif
maka diperoleh kesimpulan bahwa PBP usaha akan dicapai pada tahun ke-2 atau tepatnya
setelah 2 tahun dan 10 bulan sedangkan PBP kredit adalah sebesar 1 tahun dan 3 bulan.

Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas berguna untuk menganalisis seberapa jauh pengaruh perubahan-
perubahan pada sisi pendapatan dan atau pengeluaran dalam penilaian layak atau tidak
layaknya suatu proyek investasi. Pada kasus usaha pengolahan minyak kelapa ada dua
perubahan variabel yang diidentifikasi akan berpengaruh secara signifikan pada kelayakan
usaha tersebut, yaitu: penurunan pendapatan dan kenaikan biaya operasional. Perlu
diperhatikan bahwa penurunan pada harga minyak kelapa akan berpengaruh bukan hanya
pada pendapatan akan tetapi juga berpengaruh pada biaya operasional karena salah satu
bahan baku pengolahan ini adalah minyak kelapa itu sendiri yang berfungsi untuk
menggoreng/memanaskan. Hasil analisis sensitivitas penurunan pendapatan sebesar 5%
persen ternyata tidak berpengaruh pada kesimpulan kelayakan investasi usaha ini. Nilai NPV
pada DF 15,5% masih menunjukkan hasil yang positif sedangkan Net B/C ratio juga masih
lebih besar dari 1, sedangkan IRR juga masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan tingkat
suku bunga pasar secara aktual. Dengan demikian meskipun terjadi penurunan pendapatan
sebesar 5%, proyek investasi usaha pengolahan minyak kelapa ini masih layak untuk
dilaksanakan.

ASPEK LINGKUNGAN HIDUP

Lingkungan hidup perlu diperhatikan dalam rangka pengembangan industry minyak
kelapa ini. Beberapa limbah yang layak diperhatikan adalah limbah cair berupa minyak yang
tumpah dan gas karbondioksida akibat dari proses pembakaran yang dilakukan selama proses
produksi. Selain itu, polusi suara juga dapat terjadi karena penggunaan mesin-mesin dalam
proses produksi.
Namun demikian, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, limbah cair dan limbah gas
serta polusi sebagai efek negatif terhadap lingkungan sebagai akibat dari proses produksi
yang dilakukan tidak mempunyai efek yang signifikan dan membahayakan lingkungan di
sekitar pabrik.

ASPEK LINGKUNGAN INDUSTRI
Lokasi Usaha
Usaha pengolahan minyak kelapa dengan skala kecil pada umumnya dapat dilakukan
dimana saja. Karena adanya mesin-mesin yang digunakan dalamproses produksi dan adanya
limbah cair dan asap, maka sebaiknya lokasi usaha didirikan di luar wilayah pemukiman
penduduk. Namun demikian apabila perusahaan dapat meredam kebisingan akibat suara
mesin dan ada upaya untuk menampung limbah cair yang tidak berbahaya, maka lokasi usaha
yang terletak di dekat pemukiman penduduk juga bisa dilakukan.

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA

Studi aspek sumber daya manusia bertujuan untuk mengetahui apakah dalam
pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau sebaliknya dilihat dari
ketersediaan sumber daya manusia. Manajemen Sumber Daya Manusia atau MSDM (Human
Resources Management) adalah bagian dari fungsi manajemen. Jikalau manajemen
menitikberatkan bagaimana mencapai tujuan bersama dengan orang lain, maka MSDM
memfokuskan pada orang baik sebagai subyek atau pelaku dan sekaligus sebagai obyek
dari pelaku. Jadi bagaimana mengelola orang-orang dalam organisasi yang direncanakan
(planning), diorganisasikan (organizing), dilaksanakan (directing) dan dikendalikan
(controlling) agar tujuan yang dicapai organisasi dapat diperoleh hasil yang seoptimal
mungkin, efisien dan efektif.
Tenaga kerja yang digunakan dalam industri pengolahan minyak kelapa, pada
umumnya tidak memerlukan keahlian khusus. Dengan tingkat kapasitas produksi 600 kg
minyak kelapa per sekali produksi atau sekitar 2 ton daging kelapa segar, diperlukan sekitar
5-10 orang tenaga kerja. Tenaga kerja yang digunakan dalam usaha ini dapat dibagi dalam
tiga kategori yaitu:
(1) tenaga kerja tetap, yang bertanggungjawab pada proses produksi,
(2) tenaga kerja tidak tetap, yang bertanggungjawab pada proses non produksi (seperti distribusi
dan transportasi input-output), dan
(3) tenaga kerja manajemen, yang bertanggungjawab pada pengelolaan usaha secara keseluruhan.
Fungsi operasional dalam Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan basic ( dasar )
pelaksanaan proses MSDM yang efisien dan efektif dalam pencapaian tujuan
organisasi/perusahaan. Fungsi operasional tersebut terbagi 5 ( lima ), secara singkat sebagai
berikut:
Fungsi Pengadaan adalah proses penarikan ,seleksi,penempatan,orientasi,dan induksi untuk
mendapatkan karyawan yang sesuai kebutuhan perusahaan.( the right man in the right place).
Fungsi Pengembangan adalah proses peningkatan ketrampilan teknis,teoritis,konseptual, dan
moral karyawan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan dan latihan yang diberikan
harus sesuai dengan kebutuhan pekerjaan masa kini maupun masa depan.
Fungsi Kompensasi adalah pemberian balas jasa langsung dan tidak lansung berbentuk uang
atau barang kepada karyawan sebagai imbal jasa (output) yang diberikannya kepada
perusahaan. Prinsip kompensasi adalah adil dan layak sesuai prestasi dan tanggung jawab
karyawan tersebut.
Fungsi Pengintegrasian adalah kegiatan untuk mempersatukan kepentingan perusahaan dan
kebutuhan karyawan, sehingga tercipta kerjasama yang serasi dan saling
menguntungkan.Dimana Pengintegrasian adalah hal yang penting dan sulit dalam MSDM,
karena mempersatukan dua aspirasi/kepentingan yang bertolak belakang antara karyawan dan
perusahaan.
Fungsi Pemeliharaan adalah kegiatan untuk memelihara atau meningkatkan kondisi fisik,
mental dan loyalitas karyawan agar tercipta hubungan jangka panjang. Pemeliharaan yang
baik dilakukan dengan program K3 ( Keselamatan dan Kesehatan Kerja ) .

ASPEK EKONOMI

Sebagaimana industri pengolahan lainnya, industri pengolahan minyak kelapa
sebetulnya mempunyai dampak positif bagi ekonomi dan sosial, sedangkan pada lingkungan,
pada tingkat tertentu mempunyai dampak yang negatif.
Sebagai salah satu bahan makanan, minyak kelapa sebagai minyak goreng
mempunyai peranan signifikan dalam perekonomian nasional. Dari aspek ekonomi,
perkembangan minyak kelapa akan cukup signifikan meningkatkan pendapatan para petani
kelapa. Industri ini juga sangat berperan dalam penyerapan tenaga kerja dan mempunyai
multiplier efek yang positif bagi sektor-sektor ekonomi lainnya.

ASPEK HUKUM
Pembangunan proyek ini telah tercantum secara umum dalam undang-undang No.5
Tahun 1984 tentang perindustrian. Disamping undang-undang tersebut, terdapat pula
ketentuan yang mengatur mengenai masalah lingkungan hidup seperti Peraturan Pemerintah
RI nomor 51 tahun 1993 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan yang merupakan
peraturan baru pengganti Peraturan Pemerintah RI nomor 26 tahun 1986 tentang analisis
mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Peraturan pemerintah ini ditindaklanjuti oleh SK Menteri Negara Lingkungan Hidup
nomor KEP-10/MENLH/3/1994, dimana pengembangan yang berwawasan lingkungan harus
diperhatikan dan dilaksanakan oleh dunia usaha. Peraturan inilah yang menjadi landasan
hokum pengembngan industri penyulingan minyak nilam ini.

ASPEK SOSIAL POLITIK

Aspek Sosial
Tujuan uatama perusahaan adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya.
Namun demikian, perusahaan tidak dapat hidup bersama-sama dengan komponen lain dalam
satu tatanan kehidupan yang pluralistis dan kompleks, walau hendaknya selalu berada dalam
keseimbangan. Salah satu komponen yang dimaksud adalah lembaga social, sehingga dalam
rangka keseimbangan tadi, hendaknya perusahaan memiliki tanggung jawab sosial.
Perusahaan sebagai lembaga sosial memiliki tugas melaksanakan bermacam-macam
kegiatan dalam waktu yang bersamaan. Misalnya perusahaan yang bergerak dibidang
pengolahan VCO, selain membeli bahan baku, mengolahnya menjadi suatu produk yang
sangat berkualitas, kemudian mendistribusikannya ke pasar, juga melaksanakan kegiatan-
kegiatan seperti penelitian, penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat pada
khususnya, dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan semua itu perusahaan pengolahan VCO
tersebut pasti mempunyai mekanismenya. Perusahaan ini juga tentu meningkatkan mutu
hidup para pekerjanya, dimana pekerja yang sudah mempunyai penghasilan mandiri dapat
meningkatkan mutu hidup mereka, tergantung bagaimana pola hidup mereka sendiri.

Aspek Politik
Adanya isu/spekulasi yang timbul akibat kondisi politik yang diciptakan pemerintah
akan mempengaruhi permintaan dan penawaran suatu produk, baik itu produk barang
maupun jasa. Jadi, sangat jelas sekali bahwa aspek politik pemerintah secara langsung
ataupun tidak langsung sangatlah berpengaruh pada dunia bisnis seperti usaha pengolahan
minyak inti kelapa (VCO) di Kabupaten Nias. Semakin kacau kondisi politik suatu
daerah/Negara akan berdampak makin kacau pula dunia bisnis yang ada di daaerah/Negara
tersebut, begitu jugan sebaliknya, dimana semakin baik kondisi politik suatu daerah/Negara
maka semakin baik pula kondisi bisnis didaerah tersebut.

RESIKO ASPEK KEUANGAN

Didalam perusahaan, resiko dalam aspek keuangan cukup tinggi. Pada bagian ini
resiko keuangan yang akan dipaparkan adalah mengenai :
Biaya produksi yang berlebihan, biaya produksi yang tinggi akan mengakibatkan harga jual
produk yang tinggi pula, sehingga produk akan sulit bersaing di pasar. Cara pengurangan
biaya dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya, melalui efisiensi dan otomatisasi.
Efisiensi yang ditingkatkan dapat mengurangi biaya-biaya, tetapi hal ini memerlukan
perencanaan yang baik. Otomatisasi merupakan salah satu jalan keuar untuk mengurangi
biaya produksi, yaitu dengan mengantikan peran manusia dengan mesin.
Biaya overheads yang tinggi, bagi perusahaan berskala besar, biasanya biaya per unit produk
yang dihasilkan lebih rendah dari perusahaan yang lebih kecil, hal ini karena misalnya pangsa
pasar yang dimiliki lebih besar. Bagi industry VCO yang ada di Kabupaten Nias sendiri juga
pasti mengalami hal yang sama. Oleh karena itu, pemotongan biaya perlu dilakukan, tetapi
hendaknya diprioritaskan pada biaya kegiatan-kegiatan yang tidak signifikan untuk
menghasilkan penjualan walaupun tidak mudah melakukannya.
Utang yang berlebih juga menjadi factor utama penyebab suatu perusahaan mengalami
kabangkrutan, hal ini disebabkan karena kurangnya control pada manajemen keuangannya.
Oleh karena itu, kiranya setiap perusahaan khususnya Industri VCO di Kabupaten Nias perlu
mengendalikan uatang-utang agar terhindar dari kebangkrutan usaha.
Pinjaman yang berlebihan, disebabkan oleh ketergesaan manajemen seperti investasi yang
berlebihan, diversivikasi yang lemah dan investasi pada saat yang tidak tepat. Dan factor
ketidakaktifan manajemen seperti kegagalan dalam merespon periode jatuhnya penjualan,
kegagalan mencegah jatuhnya penjualan pada lokasi pasar yang ditentukan, dan harga barang
terlalu tinggi. Serta factor kenaikan nilai bunga seperti nilai utang yang harus dibayarkan
ternyata lebih tinggi, dan kebutuhan akan modal kerja yang juga lebih besar.



RESIKO ASPEK PEMASARAN

Kegagalan pemasaran tidak lepas dari banyak permasalahan yang ada, seperti :
kebijakan pemerintah, perubahan permintaan di pasar, perang harga, pemalsuan, performance
produk yang rendah, promosi yang kurang baik, kesalahan dalam merek, kegagalan dalam
mengembangkan produk baru, dan masalah distribusi.

Masalah kebijakan pemerintah seperti : kenaikan pajak akan mengakibatkan naiknya
pajak kekayaan atau akan terjadi inflasi yang menyebabkan turunnya permintaan, peraturan
pemerintah yang berdampak pada meningkatnya biaya perusahaan. Masalah perubahan
permintaan di pasar, produk yang mempunyai daur hidup produk yang pendek sangat sulit
untuk dapat bertahan lama. Produk yang tidak memenuhi standar yang diubutuhkan oleh
pasar juga merupakan factor penyebab suatu perusahaan mengalami kegagalan dalam
menjalankan usahanya.

Masalah perang harga dapat terjadi antar produsen suatu produk sejenis oleh beberapa
sebab seperti : dampak dari kapasitas produk, dan kegiatan inovasi yang rendah di pasar serta
pasar oligopoly. Pemalsuan atas merek produk merupakan ancaman bagi perusahaan, selain
akan mengurangi pendapatan, juga akan mengurangiu reputasi perusahaan karena biasanya
kualitas dari barang yang menggunakan merek palsu tersebut tidak sebaik yang aslinya.
Performance produk yang rendah akan menghambat proses promosi produk tersebut. Ini
sangat berbahaya karena konsumen hanya akan membeli produk yang dapat memuaskan
kebutuhannya, sehingga hanya produk dengan kinerja terbaik saja yang akan menjadi
pemimpin pasar.

Promosi hendaknya dilakukan secara berencana dan continyu agar efektif sesuai
dengan sasaran yang ingin dicapai. Perlu diingat bahwa konsumen potensial agar mau
melakukan action pembelian peerlu mendapat informasi, sedangkan konsumen yang telah
melakukan pembelian perlu terus dibina agar melakukan pembelian ulang atau mereka dapat
menjadi pemasar tidak langsung oleh karena kepuasan yang mereka terima diinformasikan
kepada orang lain. Setiap produk baru yang akan diluncurkan hendaknya bagian riset dan
pengembanga poerusahaan telah mantap dengan rancangan produk barunya, sehingga kelak
produk baru ini dapat diterima konsumen.

RESIKO ASPEK PRODUKSI

Didalam proses produksi/operasi produk barang dan jasa khususnya produk minyak
inti kelapa atau yang lebih dikenal dengan VCO cukup banyak resiko yang perlu
diantisipasai. Resiko-resiko tersebut yaitu mengenai :

Masalah pemasok, resiko terjadi apabila perusahaan mengunakan pemasok yang ternyata
tidak memenuhi komitmen yang sudah disepakati, misalnya komponen-komponen yang
dibutuhkan ternyata terlambat dikirim atau rusak.

Kerusakan kualitas produk, misalnya kualitas dan kuantitas barang yang tidak sesuai,
misalnya ada barang yang hilang dan mutu produk yang rendah serta karena barang
ditawarkan di pasar adalah produk-produk yang tidak aman dikonsumsi. Produsen harus
sadar bahwa akan muncul resiko yang disebabkan oleh produknya. Jadi harus sanggup
mengidentifikasikan produk yang rusak atau yang tidak aman juga sanggup untuk menarik
kembali produk tersebut dari pasar jika diperlukan.

Berkurangnya daya saing, resiko karena berkurangnya daya saing produk dengan produk
sejenis di pasar, misalnya karena desain yang dibuat dengan teknologi yang sudah tertinggal.

Manfaat VCO
1. Antimikroba
karena kandungan asam laurat yang tinggi , VCO memiliki sifat antimikroba,anti
jamur dan anti virus . tubuh mengubah asam laurat menjadi monolaurin yang
bertanggung jawab sebagai penghancur virus . VCO juga di percaya dapat
memperlambat pertumbuhan virus pada pasien HIV/AIDS.
2. Sistem kekebalan tubuh
Asam laurat yang di temukan dalam ASI membantu bayi melwan infeksi .
Asam laurat dalam VCO juga mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh lebih
terlindung terhadap penyakit .
3. Kolesterol baik
VCO dapat menurunkan kadar kolesterol jahat sambil mempromosikan kolesterol
baik . sebuah penelitian tikus yang makan 10 % VCO menghasilkan lebih sedikit
kolesterol buruk dan lebih banyak kolesterol baik di banding tikus yang yang
makannya 10% munyak bunga matahari .
4. Osteoporosis
Osteoporosis merupakan penyakit degerenatif akibat kekurangan kalsium sehingga
tulang menjadi kropos .asam lemak dalam VCO berfungsi sebagai anti oksidan
sehingga akan melindungi dari radikal bebas .
5. Liver virus hepatitis
Adalah virus yang memiliki selubung lemak di bagian luarnya sehingga sulit di
tembus oleh obat .struktur asam lemak jenuh rantai sedang dalam VCO memiliki
struktur yang mirip selubung lemak virus sehingga VCO dapat masuk dan menembus
virus hepatitis .
6. Dan masih banyak mafaat VCO yang lainnya seperti memelihara kesehatan kulit ,
menambah stamina ,membantu menurunkan berat badan , kanker , diabetes melitus ,
mematikan cacing pita dll .









Neraca bahan
Perhitungan kestimbangan massa di dasarkan pada produksi selama 5 hari ( 1 minggu )
sebanyak 776,8 L





Keterangan :
X : Berat bahan
Y : Kadar air
1. Analisis kebutuhan modal.

Dalam melakukan analisis kelayakan ekonomi dan keuangan antara lain dengan
menganalisa dengan menganalisis kebutuhan modal meliputi proses perputaran uang,
break event point, analisis rugi laba, serta dampak perekonomian terhadap masyarakat
sekitar pada khususnya. Analisis kebutuhan modal meliputi biaya investasi antara lain
pembanguna gedung tanah, mesin, peralatan, biaya pemasangan, dan modal kerja. Modal
kerja yaitu biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usaha meliputi biaya tetap
dan biaya tidak tetap.

Dana yang dibutuhkan dalam mengelola usaha ini adalah sebagai berikut :
1. Kebutuhan investasi sejumlah Rp 89.500.000,00.- yang terdiri dari
No Investasi Harga (Rp)
1 Tanah dan bangunan 20x15 m
2
60.000.000
2 Peralatan :
-Mesin pemarut
-Mesin pemeras
-Mesin penyaring

7.500.000
2.500.000
9.500.000
3 Peralatan kantor 10.000.000
total 89.500.000

Daging Kelapa
Segar
X1 : 3000 kg
Y1 : 48,21 %
Kelapa parut
X2: 2400 kg
Y1 : 40,13 %
Ampas kelapa :
500 kg
( pemisahan )
X4 : 800 kg
Y4: 3 ,4 %
Kelapa Parut
Kering
X3 : 1300 kg
Y3 : 16,5 %
( Pemerasan )
Pemanasan
X5 : 710 kg
Y5 : 2 .1 %
Penyaringan
X6 : 710 kg
Y6 : 0,102 %
FFA : 0,01 %
2. Dana yang dibutuhkan dalam mengelola usaha ini selama 1 tahun adalah sebagai berikut :
modal kerja harga
bahan baku daging kelapa Rp 216.000.000,00-
Kemasan Rp 88.800.000,00-
tenaga kerja Rp 75.000.000,00-
Utilitas Rp 105.600.000,00-
Pemasaran Rp 3.600.000,00-
Transportasi Rp 3.600.000,00-
Cuka makan 10 @ Rp 7.700,00.- Rp 77.000,00-
Air dan listrik Rp 2.400.000,00-
Biaya tak terduga( 10% modal kerja ) Rp 49.507.700,00-


Total biaya = biaya investasi + biaya modal kerja
= Rp 89.500.000,00- + Rp 495.077.000,00-
= Rp 584.577.000,00.-

3. Perhitungan rugi laba
Perhitungan laba rugi bisnis VCO dengan menggunakan asumsi harga jual VCO per
liter = Rp 40.000.00.-
1 Hasi pejualan @ Rp 40.000,00.- @ 37.286 L Rp 1.491.440.000,00-
2 Penjualan serabut @ Rp 600,00 @ 4.800 kg Rp 2.880.000,00.-
3 Penjualan batok kelapa Rp 750,00.- @ 6200 kg Rp 4.650.000,00.-
4 Biaya produksi Rp 584.677.000,00.-
5 Pajak penjualan 10 % xRp 1.491.440.000,00.- Rp 149.144.000,00.-
6 Penghasilan kotor Rp 765.149.000,00.-
7 Pajak penghasilan 15% Rp 765.149.000,00.- Rp 114.772.350,00.-
Penghasilan bersih selama 1 tahun Rp 650,376.650,00.-

4. Jadi penghasilan selama 1 tahun yaitu Rp 650,376,650,00.-

5. Pengembalian modal
waktu pengembalian modal di hitung dengan asumsi penerimaan setiap tahun sama
waktu pengambilan modal =( Jumlah modal tetap / jumlah penerimaan tiap tahun )x1
tahun

PBP = ( Rp 584.577.000,00.-/ Rp 650,376,650,00.-)
= 0,9 tahun = 10,8 bulan


ROI = laba per bulan / total investasi x 100%
=



= 9,27 %

BEP = total biaya / harga jual
= Rp 584.577.000,00.- / Rp 40.000,00.-
= 14.615 unit





















Analisis SWOT

Potensi Usaha Di Masa Depan.
Untuk mengetahui potensi usaha VCO digunakan pendekatan analisis SWOT untuk
mengetahui komponen yang meliputi unsur kekuatan, peluang, kelemahan, dan tantangannya.
Secara konseptual ada empat alternatif strategi pengembangan yaitu (1) Strategi S-O, dibuat
atas dasar kemampuan untuk memanfaatkan kekuatan untuk memperoleh peluang yang ada,
Strategi S-T, dibuat atas dasar kemampuan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman
yang ada, Strategi W-O, dibuat atas dasar memanfaatkan peluang yang ada dengan
meminimalkan kelemahan, serta Strategi W-T, dibuat atas dasar sifat dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Ada tiga strategi penting pada usaha agroindustri VCO yaitu:

Strategi Pengembangan Usaha Agroindustri VCO

Strategi yang perlu dilakukan adalah upaya meraih pangsa pasar yang lebih besar oleh para
perajin VCO, menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan pedagang sejenis
dengan membentuk kelompok usaha sejenis, menjalin kerjasama dengan pihak lain dalam
upaya memasarkan produk, meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dalam upaya meraih
pangsa pasar yang lebih besar, meningkatkan efisiensi dan produktivitas hasil usaha,
meningkatkan usaha dengan melakukan studi banding usaha sejenis, mengembangkan
manajemen usaha yang efektif dengan memanfaatkan hasil studi banding pada usaha sejenis
yang lebih baik.
Strategi Pengembangan Manajemen Pengelolaan Agroindustri VCO

Manajemen pengelolaan meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, dan
pengawasan. Semua fungsi dilakukan dibawah koordinasi manajer sesuai alokasi anggaran
yang berlaku di tingkat manajemen berdasar peraturan yang berlaku di perusahaan. Strategi
yang perlu dilakukan adalah lebih mengintensifkan penggalian dana yang bersumber dari
modal sendiri, menjalin kerjasama untuk mencari mitra usaha yang saling menguntungkan,
mengembangkan program kerjasama yang masih memungkinkan dan menguntungkan,
mengembangkan promosi dan pemasaran produk yang dihasilkan dilakukan dengan
melakukan kerjasama dengan lembaga lain, efisiensi dan skala prioritas dalam penggunaan
dana pinjaman.
Strategi Pengembangan Pengelolaan Agroindustri VCO

Strategi pengelolaan perusahaan dilakukan oleh manajer dibantu oleh asisten
manajer sesuai dengan bidang masing-masing. Evaluasi kinerja usaha dilakukan setiap saat
yang dianggap perlu. Pengembangan usaha agroindustri VCO sebagai industri skala kecil
perlu memperoleh pembinaan dari instansi terkait. Untuk menjamin agar program dapat
berjalan sesuai kebutuhan, maka perlu untuk mengevaluasi pelaksanaan kinerja dengan
monitoring, mengevaluasi, dan pertemuan rutin dengan para stakeholder sehingga diharapkan
dapat terjamin keberadaan dan keberlanjutan usaha agroindustri VCO. Strategi yang perlu
dilakukan adalah pemberdayaan karyawan yang efektif dan kekeluargaan tetapi dengan tetap
mengusahakan mobilitas yang tinggi, menyiapkan rencana rekruitmen karyawan yang siap
bekerja keras dan tetap mendukung etos kerja yang baik, membina kebersamaan antara
pimpinan dan pekerja sesuai posisi dan kedudukan dalam industri.

Anda mungkin juga menyukai