Anda di halaman 1dari 50

Di Pekanbaru Ada Cinta

OLEH : M.NOER OJE

OPENING
POTONGAN-POTONGAN ADEGAN MENARIK DAN LUCU/ANIMASI

SC. 1 EXT. ALAM PEDESAAN - SIANG

FADE IN – ST

Suasana kehidupan masyarakat desa yang sudah cukup berada pada tahapan
kesejahteraan yang baik. Begitu juga banyaknya teknologi-teknologi yang sudah
di pergunakan masyarakat desa. Serta keindahan penghijauan pohon-pohon, aliran
sungai yang masih bersih dan pemandangan sawah/ladang yang sangat indah.

FADE AUT

SC. 2 INT. RUMAH PAK SALAM – RUANG TAMU – PAGI

Pak Salam duduk minum secangkir kopi sambil merokok dan bersandar.
Bu Nur sibuk menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga.

BU NUR
(Sambil menyiapkan sarapan dimeja makan)
Pak ! Bangunkan si Rahmat sekarang. Dia kan mau sekolah.
Jangan sampai dia telambat berangkatnya.

PAK SALAM
Oh iya, bapak hampir lupa.

Pak Salam bangkit dari duduknya dan pergi kekamar Rahmat.


Tok ! Tok ! Tok ! Pak Salam di depan pintu kamar Rahmat.
Pak Salam membuka pintu kamar Rahmat.
Terlihat Rahmat masih tidur pulas dikasurnya.

1
PAK SALAM
(Sambil menggoyang badan rahmat)
Mat ! Mat ! Bangun ! Sudah siang. Apa kamu tidak sekolah.

Rahmat menggeliat malas sambil melihat jam beker disampingnya.


Pak Salam meninggalkan Rahmat.

INSERT :
Di meja makan terlihat Pak Salam lagi sarapan.
Bu Nur lagi menuangkan minuman dan duduk disamping Pak Salam.
Sementara Rahmat datang ke meja makan.

PAK SALAM
(Sambil mengambil kain lap yang ada disampingnya)
Bu ! Sudah lama ya si Aril tidak main kesini lagi.

Bu Nur menoleh ke Pak Salam

BU NUR
(Sambil minum)
Iya ya Pak. Mungkin lagi sibuk dengan sawitnya Pak.

PAK SALAM
Bu ! Bapak mungkin ke Pekanbaru untuk menambah
penghasilan kita.

Bu Nur kaget menoleh kearah Pak Salam.


Rahmat sibuk dengan makannya dan menoleh ke arah Bu Nur
Pak Salam mengambil rokoknya dan membakarnya.

BU NUR
(Sambil membereskan meja makan)
Memangnya bapak mau kerja apa disana.

PAK SALAM
(Sambil merokok)
Bapak disuruh sama teman bapak untuk bantu-bantu ngobat
orang disana. Bapak juga tinggal dirumah dia.

BU NUR
(Muka sedih)
Ya sudah, kalau memang itu yang terbaik buat keluarga kita.
Ibu nurut saja Pak.

2
RAHMAT
(Sambil minum)
Kalo ayah jadi berangkat, bawa oleh-oleh ya Yah…

PAK SALAM
Iya ! Do’a kan saja ayah disana berhasil.

Pak Salam pergi meninggalkan meja makan.


Rahmat menyandang tasnya yang ada di meja makan dan pergi dari meja makan.

Cut to

SC. 3 EXT. DI JALAN RAYA – PAGI

Di jalan raya terlihat kesibukan orang-orang pergi beraktifitas. Ada yang memakai
mobil, sepeda motor dan ada juga yang hanya berjalan kaki.
Ada yang pergi kesawah dan ada yang pergi kesekolah.
Terlihat Rahmat berjalan menuju sekolahnya. Di belakangnya terlihat anak-anak
SD pergi sekolah.

Cut to

SC. 4 EXT. SEKOLAH – GERBANG SEKOLAH – PAGI

Suasana sekolah yang mulai sudah ramai.


Rahmat masuk dari gerbang sekolah menuju ruang kelas.
Terlihat juga teman-teman Rahmat lagi ngumpul-ngumpul di depan kelas Rahmat.
Beberapa guru-guru Rahmat juga ada yang baru datang.

Cut to

SC. 5 INT. RUMAH PAK SALAM – SIANG

Bu nur lagi menyiapkan makan siang di dapur.


Pak Salam lagi duduk santai di ruang tamu sambil merokok.

INSERT :
Rahmat datang dan membuka sepatunya didepan rumah.

RAHMAT
(Berdiri dan langsung masuk kerumah)
Assalamualaikum….

3
4
PAK SALAM – BU NUR
(Serentak)
Wa’alaikum salam…

Bu Nur lagi dimeja makan mempersiapkan makan siang


Rahmat datang dan langsung duduk di meja makan.
Kemudian Pak Salam datang dan duduk.

RAHMAT
(Sambil mengambil nasi)
Kapan ayah berangkat ke Pekanbaru.

Pak Salam memandang anaknya.

BU NUR
(Sambil mengambil nasi untuk Pak Salam)
Ayah kamu bilang, katanya minggu depan.

RAHMAT
(Memandang Ayahnya)
Yah, kalo aku udah lulus, aku lanjutin sekolah di Pekanbaru ya
Yah.

PAK SALAM
(Mengangguk)
Iya. Do’a kan bapak biar dapat uang disana ya ?

RAHMAT
(Tersenyum senang)
Iya yah.

Tok ! Tok ! Tok ! Khairul datang dan berdiri didepan rumah Rahmat.

KHAIRUL
Assalamu’alaikum…

BU NUR
Wa’alaikum salam…

Bu Nur pergi membuka pintu.

BU NUR
Eh Khairul. Masuk-masuk ! Duduk saja dulu.
Rahmat lagi makan.

5
Khairul duduk dikusi tamu.
Bu Nur pegi kemeja makan.
Rahmat datang ke ruang tamu.

RAHMAT
(Sambil duduk di kursi)
Ada apa Rul, tumben siang-siang kesini.

KHAIRUL
Kita mancing yuk ! Udah lama kita gak pernah mancing lagi.

RAHMAT
Boleh ! sekarang ya ?

KHAIRUL
Ya iyalah…emangnya mau tahun depan.

Rahmat tersenyum kecil.

Cut to

SC. 6 INT. RUMAH SYAHRIL – RUANG TAMU – SIANG

Di ruang tamu terlihat Syahril sibuk dengan HP nya.


Desy lagi asyik membaca majalah.
Sementara Miza asyik main mobil-mobilan.

SYAHRIL
(Sambil mengambil rokok)
Des ! Sore ini kita ketempat ayah ya…

DESY
Iya bang ! Kita tidur disana atau pulang malam.

SYAHRIL
Kita tidur disana saja, soalnya kita sudah lama tidak tidur
disana.

Cut to

6
SC. 7 EXT. DI SUNGAI – TEPI SUNGAI – SORE

Suasana ditepi sungai sudah mulai sepi.


Terlihat Rahmat dan Khairul lagi mancing.
Mereka belum mendapatkan satu ikanpun.

KHAIRUL
(Kesal)
Mat ! kita pulang yuk. Udah hampir 2 jam kita disini,
Tapi belum…juga dapat ikan.

RAHMAT
Ya udah yuk, aku juga udah malas mancing.

Rahmat dan Khairul pergi meninggalkan sungai dan pulang.

Cut to

SC. 8 INT. RUMAH PAK SALAM – MEJA MAKAN – MALAM

Di meja makan telah tersedia makanan dan minuman yang dimasak oleh Bu Nur.
Terlihat kesibukan masing-masing mengambil makanan yang mereka suka.
Miza juga sibuk dengan ayam bakarnya yang ada dipiringnya.

SYAHRIL
(Sambil makan nasi)
Yah ! amak bilang ayah mau berangkat ke Pekanbaru.
Kapan ayah berangkatnya.

Semua orang menoleh kearah Pak Salam.


Kecuali Miza, dia sibuk makan.

PAK SALAM
(Sambil minum)
Kalo tidak ada halangan, besok pagi ayah berangkat.

PAK SALAM ( Cont’d )


Ril…sering-sering main kesini ya ? lihat-lihat amakmu dan
adikmu.

SYAHRIL
Ya yah !

Cut to
7
8
SC. 9 EXT. RUMAH PAK SALAM – DEPAN RUMAH – PAGI

Bu Nur dan Desy sibuk mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa ke


Pekanbaru.

Pak Salam duduk di ruang tamu sambil merokok.


Syahril membawa barang tersebut kearah depan pintu rumah.
Rahmat berdiri dipinggir jalan sambil memperhatikan mobil yang akan
ditumpangi ayahnya.
Dari kejuhan terlihat mobil.

RAHMAT
(Teriak)
Yah ! Yah ! itu mobilnya udah mau dekat.

PAK SALAM
Iya…suruh tunggu sebentar ya Mat.

Pak Salam berdiri dan menghampiri Bu Nur.


Bu Nur mencium tangan Pak Salam

PAK SALAM
Bu ! Bapak pergi dulu ya ?

BU NUR
(Muka sedih)
Iya Pak, hati-hati ya Pak

PAK SALAM
Iya, ibuk juga hati-hati dirumah ya ?
Ril ! jaga amak dan adikmu ya ?

SYAHRIL
Iya Yah !

Pak Salam pergi ke arah mobil.


Terlihat didalam dimobil sudah ada penumpang.
Syahril membawa barang ke mobil dan memasukan ke bagasi mobil.

PAK SALAM
Jangan nakal ya Mat, ayah pergi dulu ya ?

9
RAHMAT
Iya yah, hati-hati ya Yah.

Pak Salam masuk kedalam mobil dan memandang Istrinya.


Bu Nur terlihat sedih dan tersenyum kepada Pak Salam.

Cut to

SC. 10 EXT. RUMAH PAK SALAM – RUANG TAMU – MALAM

Bu Nur lagi duduk-duduk santai di lantai.


Syahril dan Desy lagi nonton.

BU NUR
Ril…kemaren ayah kasih kabar, katanya amak dan Rahmat di
ajak pindah ke Pekanbaru. Kebetulan Rahmat juga sudah
selesai sekolahnya. Kalau tidak ada halangan besok pagi kami
berangkat.

SYAHRIL
(Kaget dan mata melotot)
Apa mak, amak mau pindah ke Pekanbaru. Trus rumah ini
gimana.

BU NUR
Rumah ini dibiarkan kosong saja. Kalau pulang kita masih bisa
tinggal disini lagi.

SYAHRIL
Ya udah kalau gitu mak, kapan-kapan kami butuh uang kirim
ya Mak.

Desy mencubit paha Syahril.


Bu Nur hanya tersenyum.

Cut to

SC. 11 EXT. RUMAH PAK SALAM – DEPAN RUMAH – PAGI

Bu Nur dan Rahmat sedang menunggu mobil tumpangan untuk ke Pekanbaru.


Terlihat juga tetangga Bu Nur dan teman Rahmat ada disana.

10
BU NUR
Ril !lihat-lihat rumah ya ?

11
SYHARIL
Iya Mak !

Dari kejuhan terlihat mobil datang menghampiri depan rumah Pak Salam.
Rahmat masuk langsung ke mobil.
Bu Nur membawa tas menuju mobil.

BU NUR
Des ! Ibu pergi dulu ya ?

DESY
Hati-hati ya buk.

Bu Nur tersenyum kearah Desy dan semua yang ada disana.


Mobil melaju ke arah Pekanbaru.

Cut to

SC. 12 EXT. SUASANA KOTA PEKANBARU – PAGI

Suasana kota Pekanbaru yang sangat ramai. Terlihat kesibukan masyarakat pergi
beraktifitas. Terlihat juga polisi lalu lintas sibuk mengatur lalu lintas disetiap
persimpangan jalan. Terlihat juga bus kota dan oplet-oplet yang lagi menaiki
penumpang di halte.

Cut to

SC. 13 INT. MUSHOLLA – KAMAR MUSHOLLA – PAGI

Rahmat sambil bernyanyi memasukkan buku kedalam tasnya dan berkaca.


Rahmat keluar kamar dan menutup pintu depan musholla dan pergi meninggalkan
musholla.

Cut to

SC. 14 EXT. SEKOLAH – GERBANG SEKOLAH – PAGI

Terlihat beberapa siswa masuk dari gerbang sekolah.

12
Rahmat datang dari gerbang sekolah dan menuju kelasnya. Di belangkangnya
terlihat juga beberapa siswa masuk dari gerbang sekolah sambil berlari-lari kecil.
Terlihat juga siswa-siswa yang lain, yang lagi duduk-duduk santai dilapangan bola
volly.

Cut to

13
SC. 15 INT. SEKOLAH – KELAS RAHMAT – PAGI

Terlihat suasana kelas yang sepi dengan adannya pelajaran ekonomi.


Rahmat sibuk dengan menulis cacatan yang ada dipapan tulis.
Edi dan Reza lagi mengganggu teman yang ada disebelahnya masing-masing.
Villa yang melihat mereka cuma geleng-geleng kepala.

Dari luar kelas terdengar suara lonceng berbunyi.


Siswa-siswa terlihat senang.

PAK KAMARZAMAN
(Berdiri didepan kelas)
Semua perhatikan !
Karna waktu kita sudah habis. Hari senin kita ulangan.
Jadi bapak harap kalian bisa belajar dengan giat dirumah.

Semua siswa memperhatikan Pak Kamarzaman.


Rahmat tersenyum dan Edi terlihat kaget.

SISWA-SISWA
Iya pak…

Pak Kamarzaman keluar kelas dengan membawa buku.


Di susul dengan siswa-siswa keluar kelas.

Cut to

SC. 16 EXT. SEKOLAH – KANTIN – SIANG

Suasana kantin sekolah yang sudah ramai pengunjungnya, terlihat Rahmat dan
Edi pesan makanan dan minuman kepada pemilik kantin dan membawanya ke
meja mereka. Terlihat juga beberapa siswa disana lagi sibuk makan siang.

EDI
Mat ! aku pinjam cacatan ekonomi ya ? tadi aku gak mencatat.

RAHMAT
(Sambil makan)
Iya !

Cut to

14
SC. 17 EXT. SEKOLAH – LAPANGAN BOLA VOLLY – SIANG

Terlihat darI kejauhan Dwi dan Villa menuju kantin sekolah sambil berbicara dan
ketawa kecil dan di belakang mereka terlihat juga Ari sambil membaca sebuah
buku menuju kantin sekolah.

Dan sesampainya dikantin sekolah Dwi dan Villa langsung memesan makanan
dan minuman. Ari menyusul dari belakang.

Cut to

SC. 18 INT. DI RUANG KANTIN – SIANG

Suasana kantin yang masih ramai di siang itu, terlihat Rahmat sudah siap
makannya, begitu juga Edi.

Dan tiba-tiba mereka menoleh ke arah Dwi dan Villa.


Mereka hanya tersenyum kepada Dwi dan Villa.

EDI
(Melihat Dwi dari jauh)
Mat…lihat ! Ada si Dwi. Dia cantik ya.

RAHMAT
(Rahmat memandang Dwi)
Iya, dia memang cantik. Kamu suka dia ya. Dia khan udah
punya pacar.

EDI
Kalau dia mau sama aku, ya…aku pasti mau dong.

Rahmat tertawa melihat Edi.


Edi bangkit dari duduknya dan pergi keluar kantin.
Rahmat mengikuti Edi dari belakang, sebelum keluar Rahmat memandang Dwi
sekilas sambil berjalan.

Cut to

15
SC. 19 EXT. DI SEKOLAH – AREAL PARKIR – SIANG

Rahmat dan Edi mengeluarkan honda mereka dari areal parkir untuk pulang.
Terlihat juga siswa-siswa yang lain sibuk mengeluarkan kendaraan mereka.
Setelah keluar hondanya Edi menghidupkan hondanya dan Rahmat langsung naik
dibelakangnya dan meninggalakan sekolah mereka.

Cut to

SC. 20 RUMAH PAK SALAM – RUANG TAMU – MALAM

Pak Salam sedang membaca koran sambil minum kopi yang ada di atas meja.
Bu Nur lagi melipat-lipat kain.

BU NUR
(Sambil melipat-lipat kain)
Pak ! kita ketempat Rahmat yok. Sudah lama dia tidak kesini.
Ibu rindu sama dia Pak. Apa dia sehat-sehat saja ya. Apa
uangnya cukup.

PAK SALAM
(Memandang Bu Nur sambil minum kopi)
Kapan-kapan saja ya Buk, Rahmat pasti baik-baik saja.
Lagi pula dia khan sudah besar.

Cut to

SC. 21 INT. MUSHOLLA – DI DALAM MUSHOLLA – MALAM

Rahmat terlihat lagi konsentrasi mengajar ngaji anak-anak.


Umi asyik mengajar anak-anak yang ada pada kelompok lain.
Lima menit kemudian anak-anak keluar dari musholla di ikuti Umi dari belakang.
Rahmat makan diruang dapur musholla.
Rahmat keluar dari ruang dapur dan pergi duduk di depan pintu masuk musholla.

Didepan musholla terlihat Pak Herman duduk-duduk sambil merokok di teras


rumahnya.

PAK HERMAN
(Memandang Rahmat sambil merokok)
Sudah makan Mat !

16
17
RAHMAT
(Tersenyum)
Sudah Pak !

Cut to

SC. 22 INT. MUSHOLLA – KAMAR RAHMAT – PAGI

Suasana pagi yang begitu cerah membuat Rahmat bersemangat untuk pergi
kesekolah.

Rahmat sibuk mempersiapkan alat-alat sekolahnya dan memasukan ke tas sambil


bernyanyi.

Cut to

SC. 23 EXT. RUMAH PAK HERMAN – TERAS RUMAH – PAGI

Lili memasang sepatu di kursi teras rumahnya.


Kiki mengikat tali sepatunya di depan pintu rumahnya.
Lili melihat kearah musholla.
Kiki pergi berangkat.
Lili menyusul kiki dari belakang.

Cut to

SC. 24 EXT. DI JALAN – PAGI

Rahmat berjalan santai menuju sekolahnya.


Siswa-siswa lainnya terlihat dari belakang mau pergi sekolah.

Cut to

SC. 25 EXT. SEKOLAH – AREAL PARKIR – PAGI

Suasana sekolah yang sudah cukup ramai datang.


Terlihat Dwi dan Villa sedang memarkirkan mobilnya.

Rahmat datang dari arah gerbang sekolah dan melihat Dwi dan Villa keluar dari
dalam mobil.

RAHMAT (VO)

18
(Memandang Dwi dari jauh)
Emang benar kata Edi. Si Dwi emang cantik banget.

Edi datang dari arah belakang Rahmat dan menuju ke Rahmat.

EDI
(Memukul pundak Rahmat)
Woi ! Mat !

RAHMAT
(Menoleh kebelakang)
Eh ! Kamu Di.
Tumben telat. Biasanya kamu yang paling cepat datang.

Rahmat dan Edi berjalan menuju kelasnya.

EDI
Iya nich. Tadi malam aku begadang Mat. Aku sama Putra
minum-minum di tempat kos sambil main-main gitar. Jadinya
telat dech pagi ini.

Cut to

SC. 26 INT. RUMAH KIFLI – RUANG MAKAN – SIANG

Di rumah Kifli, di meja makan terlihat makanan dan minuman yang lengkap.
Kifli makan dengan lahapnya.
Istrinya juga lagi makan disebelah Kifli.

SALMA
(Sambil makan)
Bang ! sudah lama ya kita tidak ketemu Rahmat. Dia sudah
jarang main kesini ya Bang !
Biasanya sekali seminggu dia main kesini melihat anak kita ya
Bang.

KIFLI
(Sambil minum)
Iya ya. Sudah lama juga ya dia tidak main kesini ya. Mungkin
dia lagi sibuk dengan sekolahnya dan juga mengurus musholla.

SALMA
(Sambil minum)

19
Oh…ya Bang ! malam ini kita jadikan pergi ketempat pasar
malam yang ada di RT. 2 sana.

KIFLI
Iya…jadi ! Izen pergi kemana kok abang dari tadi tidak
melihat dia.

SALMA
(Sambil membereskan meja makan)
Dia pergi kerumah tetangga bang.
Cut to

SC. 27 EXT. RUMAH JOKO – TERAS RUMAH – MALAM

RAHMAT
(Berdiri di depan rumah)
Kak…

Ikas datang dari arah dapur rumahnya.

IKAS
Apa Mat !

Rahmat mengeluarkan selembar uang.

RAHMAT
(Sambil memberikan uang)
Mau beli rokok Kak.

Ikas mengambil sebungkus rokok dan memberikan pada Rahmat.

IKAS
Sudah makan malam Mat. Kalau belum, makan sana di dapur.

RAHMAT
Udak Kak !
Aku mau nonton aja ya Kak.

IKAS
Ya sudah. Hidup khan saja. Remotenya ada di atas TV.

Ikas pergi kedapur.


Rahmat masuk kerumah Ikas dan mengambil remoteTV.
Rahmat duduk di sofa dan menghidupkan TV nya.

20
RAHMAT
(Sambil nonton)
Kak ! Desi dan Yani kemana kak, kok gak ada kelihatan dari
tadi.

21
IKAS
(Dari arah dapur)
Mereka pergi ke Toserba sama Bang.

Rahmat menonton TV.

Cut to

SC. 28 EXT. DI LAPANGAN BOLA VOLLY – MALAM

Suasana malam dengan cahaya bulan purnama terlihat sekumpulan anak-anak


kampung lagi duduk-duduk sambil menyanyi dan di temani beberapa botol
minuman.
Edi menyanyi dengan asyiknya sambil menepuk-nepukan tangannya.
Putra lagi main gitar.

PUTRA
(Menghentikan main gitarnya)
Di ! Rahmat kok sekarang gak pernah kumpul lagi sama kita.
Kenapa ya.

Semua mata tertuju ke Putra dan Edi.


Edi mengambil secangkir gelas dan meminum airnya. Terlihat raut mukanya
berubah waktu minum minuman itu.

EDI
(Sambil membakar rokok)
Gak tau. Udah tobat kali.

PUTRA
(Heran)
Tobat beneran maksud kamu Di. Gak mungkinlah secepat itu
dia tobat.

EDI
Mungkin !
Aduh…ngapain juga kita ngomongin dia.
Ayo ! Ayo minum semuanya.

Cut to

22
SC. 29 EXT. MUSHOLLA – TERAS MUSHOLLA – PAGI

Seperti biasa setiap pagi Rahmat pergi sekolah. Dan waktu itu terlihat Rahmat lagi
memasang sepatunya duduk di pintu masuk musholla. Sesekali Rahmat melihat
Lili dan Kiki yang kebetulan pagi itu juga sedang memasang sepatu di teras
rumah mereka yang ada di depan musholla tempat Rahmat tinggal.
Setelah Rahmat selesai memasang sepatunya, Rahmat menutup pintu musholla
dan pergi meninggalkan musholla menuju sekolahnya.

Cut to

SC. 30 SEKOLAH – KELAS RAHMAT – PAGI

Suasana ruang kelas yang begitu sunyi karna sedang melakukan ulangan umum
ekonomi pagi itu. Terlihat Rahmat dengan konsentrasinya membaca dan mengisi
soal ulangan tersebut. Sedangkan Edi terlihat kalang kabut, dia melihat kekiri-
kanan berharap ada yang mau ngajarkan dia menyelesaikan soal tersebut. Terlihat
juga Dwi, Villla dan Ari sibuk menulis jawaban ulangan yang ada di kertasnya.
Pak Kamarzaman sibuk memperhatikan murid-muridnya, dia berjalan maju depan
diantara kursi-kursi muridnya.

PAK KAMARZAMAN
(Sambil berjalan kedepan kebelakang)
Barang siapa yang sudah siap, boleh diantar kedepan dan
langsung keluar.

Dwi mengantarkan lembar jawabannya ke meja guru dan keluar.


Disusul dengan Rahmat.

Cut to

SC. 31 EXT. MUSHOLLA – DEPAN MUSHOLLA – SORE

Terlihat Rahmat sedang menyapu teras musholla tempat dia tinggal. Terlihat juga
Lili sibuk menyiram bunganya yang ada di depan rumahnya. Rahmat sesekali
melihat Lili sambil tersenyum sendiri dan melanjutkan pekerjaannya.

RAHMAT
(Memegang sapu dan memandang Lili)

23
Hai Li…rajin banget nyiram bunganya, hampir tiap hari aku
lihat.

LILI
(Sambil memegang gayung)
Hai juga. Gak kok Mat, malahan rajin si Kiki dari pada aku.

Rahmat duduk di pintu musholla.

RAHMAT
(Sambil memegang sapu)
Oh ya Li. Di rumah kayaknya sepi banget. Pada kemana
semuanya.

LILI
(Sambil menyiram bunga)
Iya. Papa dan mama belum pulang kerja. Kiki lagi pergi keluar
sama pacarnya.

RAHMAT
Ooo…
Li ! aku kedalam dulu ya. Mau masak untuk makan malam
nanti.

LILI
Oh ya ya ya.

Rahmat melangkah masuk ke dalam musholla.


Lili sibuk menyiram bunga.

Cut to
24
SC. 32 INT. MUSHOLLA – KAMAR RAHMAT – MALAM

Kamar yang sederhana itu, terlihat Rahmat lagi berbaring telentang ditempat
tidurnya sambil memandang langit-langit kamarnya.
Rahmat bingung memikirkan kehidupannya kapan bisa berubah lebih baik lagi.
Dan memikrkan kapan dia punya pacar.

RAHMAT (VO)
Ya Allah…kapan hidupku ini berubah ya Allah

Rahmat membalikan badannya kesamping dan memejamkan matanya.

Cut to

SC. 33 INT. SEKOLAH – KELAS RAHMAT – PAGI

Didalam ruangan kelas III S1 itu terlihat Dwi dan Villa asyik ngobrol.
Rahmat masuk kelas dan meletakkan tasnya pada mejanya, kemudian Rahmat
mendekati Dwi dan Villa.

RAHMAT
Pagi ! Wi. Pagi La.
Cantik banget pagi ini, gak seperti biasanya.
Oh ya La, aku boleh pinkam cacatan akuntansi kamu gak.

VILLA
Boleh. Boleh, bentar ya. Aku ambil dulu bukunya.

Villa pergi mengambil buku yang ada di belakang.


Dwi tersenyum memandang Rahmat.
25
Rahmat membalas senyum Dwi.

VILLA
(Sambil memberikan buku)
Ini.

RAHMAT
Makasih ya La. Besok aku kembalikan ya ?
Ya udah aku keluar dulu ya.

Rahmat tersenyum kepada Dwi dan Villa.


Rahmat keluar dari ruang kelas.

Cut to

SC. 34 INT. DI DALAM SUPER MARKET – SIANG

Rahmat sibuk mencari-cari sebuah boneka. Terlihat dia keliling-keliling mencari


boneka-boneka yang bagus. Rahmat sampai di tempat banyaknya boneka-boneka.
Rahmat sibuk memilih-milh boneka. Rahmat tersenyum karna sudah
mendapatkan boneka yang di inginkan.
Rahmat berjalan menuju meja kasir.

RAHMAT
(Sambil meletakkan bonekanya)
Ini bang. Boneka satu.

Rahmat memberikan selembar uang kepada kasir.


Kasir membungkus barang Rahmat.

26
KASIR
Ini bang bonekanya dan kembaliannya.

RAHMAT
Makasih ya bang.

Rahmat pergi keluar dari super market.

Cut to

SC. 35 EXT. DI JALAN – SIANG

Rahmat berjalan santai sambil menendang batu-batu kecil yang ada di jalan.
Dalam perjalanan itu Rahmat melihat Edi dan Putra yang ada dilapangan bola
volly. Putra yang matanya sudah merah seperti mata orang cina dan Edi ketawa
seakan ada yang lucu dengan keadaan Rahmat.

EDI
Mat ! sini. Aku ada sesuatu buat kamu.

RAHMAT
Aku mau pulang Di. Kapan-kapan aja ya ?

Edi menghampiri Rahmat dan menarik tangannya ke lapangan tersebut.

EDI
Alah…ayo. Di jamin dech pokonya kamu gak bakalan nyesal.
Malahan kamu bisa enjoy.

Putra ketawa-ketawa sambil memegang rokok.


27
Edi memberikan sebatang rokok kepada Rahmat.

EDI
Ini buat kamu, udah aku sediain dari tadi. Jangan takut. Gratis
kok. ayo ambil. Ini. Hisap aja, gak ada yang tau kok. santai aja
lagi.

Rahmat berusaha menolak.

RAHMAT
Sorry Di. Aku gak bisa. Aku pulang aja ya. Lagian udah mau
ashar, aku harus azan di musholla.

EDI
Udahlah Mat, hisap aja. Masalah azan khan bisa aja di
tinggalkan sesekali.

PUTRA
Ayo Mat. Hisap aja ! kalau gak minum aja. Nyantai ajalah Mat.

Terlihat beberapa botol minuman yang ada di depan Putra.

28
RAHMAT
Ya udahlah, tapi ini untuk pertama dan terakhir kalinya.
Okey !

EDI
Iya. Iya.

Rahmat menghisap rokok yang diberikan Edi. Tak lama kemudian Rahmat
memegang kepalanya.

RAHMAT
Di….kepala aku pusing. Mataku terasa berat banget. Kok
kalian pada ketawa sich.

EDI
Ya udah kalo gitu. Kamu tidur aja di sini dulu. Di atas kursi
ini.

Rahmat berbaring di atas kursi dan matanya terpejam.


Putra dan Edi cuma ketawa-ketawa sambil geleng-geleng kepala.

Cut to

SC. 36 EXT. DI JALAN – MALAM

Dalam perjalanan Rahmat menuju musholla, Rahmat terlihat berjalan sambil


memegang kepalanya yang masih terasa pusing. Jalannya sudah tidak seperti
biasanya. Dan waktu mau masuk mushola tiba-tiba terdengar suara dari
belakangnya.

Terlihat Pak Herman berdiri di teras rumahnya.


29
Sedangkan Bu Herman, Lili, dan Kiki asik membaca majalah.

PAK HERMAN
(Sambil berdiri)
Mat ! Rahmat. Sini.

Rahmat menoleh kebelakang dan melihat Pak Herman. Rahmat berjalan menuju
rumah Pak Herman.

RAHMAT
(Tersenyum)
Iya Pak. Ada apa ya.

30
PAK HERMAN
Dari siang sampai mahgrib tadi kamu kemana aja. Kok gak ada
azan. Jamaah-jamaah nanya sama bapak.
Kok mata kamu merah, kamu mabuk ya Mat.

RAHMAT
(Gugup)
Gak pak. Tadi siang aku ke rumah teman trus sore nya aku
ketiduran di rumahnya.

Bu Herman, Lili dan Kiki memandang Rahmat tanpa ada kata-kata sedikutpun.

Pak Herman duduk di teras rumahnya.


Rahmatpun ikut duduk di teras rumah Pak Herman.

PAK HERMAN
(Sambil merokok)
Gini Mat ! Maafkan bapak dan semua warga disini ya ?
Sepertinya bapak tidak bisa menggaji kamu di musholla ini.
Sekali lagi bapak minta maaf, mungkin untuk seterusnya
Rahmat tidak bisa lagi tinggal di musholla ini lagi.

Rahmat kaget dan setelah itu dia menunduk sedih.

RAHMAT
Baiklah pak. Mulai besok pagi aku keluar dari musholla pak.
Aku juga minta maaf kalau ada salah selama ini kepada bapak,
ibu, lili dan kiki, aku minta maaf yang sebesar-besarnya.

BU HERMAN
31
Ibu juga minta maaf ya Mat. Kapan ada waktu main-main saja
kerumah, ya khan Pak !

Bu Herman menoleh ke arah Pak Herman.

PAK HERMAN
Iya ! kapan ada waktu kesini saja.

RAHMAT
Iya. Ya udah kalau gitu. Aku ke musholla dulu ya Pak. Buk.

PAK HERMAN
Ya ya ya

Rahmat bangkit dari duduknya dan meninggalkan keluarga Pak Herman.


Bu Herman melihat Rahmat pergi pulang.

BU HERMAN
Kasihan Rahmat ya pak. Dia mau tinggal dimana ya ? apa dia
tinggal di rumah ortunya.

PAK HERMAN
Iya. Tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa. Li ! ambilkan kopi
papa di atas meja ya ?

32
LILI
(Berhenti membaca majalah)
Iya pa…

Lili pergi ke dalam rumah.

Cut to

SC. 37 INT. MUSHOLLA – KAMAR RAHMAT – PAGI

Suasana pagi yang sangat dingin itu, terlihat Rahmat sibuk memberekan pakaian
dan barang-barang lainnya untuk meninggalkan musholla.
Rahmat memasukkan pakaiannya kedalam tas. Terlihat kesedihan di wajahnya.
Setelah selesai membereskan pakaiannya, Rahmat kemudian pergi keluar kamar
dan menutup pintu kamar. Rahmat berjalan menuju pintu masuk masholla,
ditangannya terlihat tas yang berwarna hitam. Rahmat menutup dan mengunci
pintu musholla. Dengan perasaan sedih Rahmat melihat musholla untuk terakhir
kalinya dan pergi meninggalkan musholla.

Cut to

SC. 38 EXT. RUMAH PAK HERMAN – TERAS RUMAH – PAGI

Rahmat yang terlihat menuju rumah pak Herman dengan membawa tas yang
berisi pakaianya. Setelah sampai di teras rumah pak Herman, Rahmat mengetok
pintu rumah pak Herman.

RAHMAT
Tok ! Tok ! Tok !
Assalamu’laikum…

33
Dari meja makan bu Herman mendengar suara dari arah pintu depan. Bu Herman
jalan menuju pintu masuk.

BU HERMAN
(Sambil membukakan pintu)
Wa’alaikum salam

RAHMAT
Bapak ada Buk.

BU HERMAN
Ada Mat. Sebentar ya…ibuk panggilkan. Masuk Mat. Duduk
dulu Mat

Bu Herman pergi kebelakang.


Rahmat duduk di ruang tamu

Pak Herman datang dari arah belakang dan langsung duduk di sofa tamu.

PAK HERMAN
Ada apa Mat…

RAHMAT
Gini. Pak ! Aku khan udah gak tinggal di musholla lagi, jadi
maksud aku kesini mau memberikan kunci musholla kepada
bapak.

Rahmat mengeluarkan kunci tersebut dari dalam saku bajunya. Dan memberikan
kepada pak Herman.
Pak Herman mengambil kunci tersebut.
34
PAK HERMAN
Makasih ya Mat.

Bu Herman datang dengan membawa dua gelas air dan memberikan kepada pak
Herman dan Rahmat.

BU HERMAN
Minum Mat.

RAHMAT
Makasih ya Buk.

Bu Herman menganggukkan kepala dan duduk di samping pak Herman.


Pak Herman minum dan di susul dengan Rahmat.

PAK HERMAN
Jadi kamu tinggal di mana Mat. Apa kamu pulang ke rumah
orang tua kamu.

RAHMAT
Iya pak. Aku mungkin pulang kerumah orang tua ajalah.

Rahmat minum air yang ada di depannya.

RAHMAT
Ya udah kalau gitu, aku permisi dulu ya pak. Buk !

PAK HERMAN
Oh ya ya ya
Rahmat bangkit dari duduknya dan di susul pak Herman.
35
Rahmat melangkah ke pintu. Dan susul Pak Herman dan Bu Herman dari
belakang.

RAHMAT
Assalamu’alaikum

PAK HERMAN – BU HERMAN


Wa’alaikum salam

Rahmat pergi meninggalkan rumah pak Herman.

Cut to

SC. 39 INT. RUMAH PAK SALAM – RUANG TAMU – SIANG

Di ruang tamu rumah Pak Salam yang sederhana itu terlihat Pak Salam sedang
merokok dengan segelas kopi yang ada di depannya. Dan terlihat juga Bu Nur
sedang menjahit pakaian dengan tangannya.

BU NUR
Pak. Akhir-akhir ini perasaan saya kurang enak Pak. Saya
kepikiran Rahmat terus.

PAK SALAM
(Sambil merokok)
Udahlah Bu…Rahmat pasti baik-baik saja kok di sana. Ibu
jangan terlalu banyak pikiran, nanti ibu sakit lagi.

INSERT :
Rahmat datang dari depan rumah Pak Salam.
36
RAHMAT
Assalamua’alaikum.

Di ruang tamu Bu Nur menoleh ke arah pintu masuk rumah mereka.


Pak Salam minum kopi.

BU NUR
Wa’alaikum salam.
Seperti suara Rahmat ya Pak.

Bu Nur cepat-cepat membukakan pintu rumahnya.

37
BU NUR
(Sambil memeluk Rahmat)
Rahmat….kamu baik-baik saja kan. Amak sudah rindu sama
kamu.

Rahmat melepaskan pelukan Bu Nur.

RAHMAT
Aku baik-baik saja kok mak, mak jangan sedih lagi ya.

Rahmat dan Bu Nur berjalan menuju runag tamu.


Bu Nur membawa tas Rahmat

RAHMAT
(Sambil jalan)
Mak. Ayah mana mak. Kok gak ada lihat.

BU NUR
Ayah ada di ruang tamu.

Rahmat datang di ruang tamu dan langsung mencium tangan Pak Salam.

RAHMAT
Ayah…ayah sehat-sehat aja khan.

PAK SALAM
Iya, ayah sehat-sehat saja kok.

BU NUR
Mat, kamu sudah makan.

38
RAHMAT
Udah mak. Tadi di kantin sekolah.

PAK SALAM
(Sambil minum kopi)
Mat. Bagaimana dengan sekolah kamu, trus dengan
mushollanya.

BU NUR
Duuhhh bapak. Anak baru pulang kok sudah di tanya ini itu.
Rahmat kan capek pak.

39
RAHMAT
Aku…udah di keluarkan dari musholla Yah, gara-gara aku gak
ada azan dua kali. Kalau masalah sekolah , lancar-lancar aja
kok yah.

Pak Salam cuma mengaggukkan kepalanya.

BU NUR
Ya sudah kalau gitu, mulai sekarang kamu tinggal di rumah
saja ya.

PAK SALAM
Iya. Mat. Kamu tinggal disini saja. Mamak kamu tidak bisa
jauh dari kamu.

Rahmat tersenyum.

RAHMAT
Iya Yah ya udah kalau gitu, aku mau mandi dulu ya Yah.

Pak Salam menganggukkan kepala.


Rahmat pergi ke belakang.
Bu Nur menyusul Rahmat sambil membawa tas Rahmat.

Cut to

SC. 40 EXT. SEKOLAH – LAPANGAN BOLA BASKET - PAGI

Dilapangan basket terlihat dua orang siswa , Reza dan Dwi. Mereka asyik
berbicara sambil berpegangan tangan. Dari kejuhan terlihat kemesraan mereka.

40
Rahmat datang dari gerbang sekolah dengan membawa boneka yang berwarna
pink. Rahmat melihat Dwi lagi bersama Reza. Rahmat dengan muka sedih
memasukkan bonekanya kedalam tasnya.

Rahmat memperhatikan Dwi dan Reza dari jauh.

Cut to

SC. 41 SEKOLAH – KELAS RAHMAT – PAGI

Suasana kelas SE 1 itu terlihat sangat tenang. Pak Syafril sibuk menulis cacatan di
papan tulis. Dan terlihat siswa-siswa sibuk menulis apa yang ada di papa tulis.
Tapi lain dengan Edi, dia sibuk dengan HP nya baru di belinya.

41
PAK SYAFRIL
(Sambil berdiri)
Perhatikan semuanya ya. Bapak mau kasih pengumuman bahwa
hari senin besok kita akan mengikuti ujian Ebtanas, jadi bapak
sangat berharap kalian semua bisa belajar dengan giat. Kalau
perlu kalian mengadakan belajar kelompok di rumah.
Rahmat ! tolong hapus papan tulis.

RAHMAT
Iya Pak.

Rahmat berjalan menuju papan tulis dan menghapus tulisan yang ada disana.
Setelah selesai Rahmat kembali ke tempatnya.

PAK SYAFRIL
Karna waktu kita sudah mau habis. Jadi cukup sampia disini
pelajaran kita. Selamat pagi

Pak Syafril keluar dari ruang kelas.


Disusul dengan siswa-siswa lainnya.

Cut to

SC. 42 INT. RUMAH SAKIT – KAMAR 201 – MALAM

Suasana malam di rumah sakit terlihat sepi, cuma yang ada beberapa dokter dan
suster-suster. Terlihat di kamar 201 Kifli terbaring lemah dengan ditemani Salma
dan Izen yang ada di sampingnya. Dan tiba-tiba Kifli membuka matanya
perlahan-lahan dan membuka mulutnya yang masih ditutupi dengan alat
pernapasan. Kifli memandang Istrinya dan anaknya.

42
KIFLI
Mama tolong jaga anak kita ya. Papa sudah gak kuat lagi. Rawat
dia dengan baik ya Ma.

Salma membelai-belai rambut Kifli. Terlihat kesedihan dimatanya.

SALMA
Papa gak boleh bicara seperti itu. Papa pasti sembuh kok.

KIFLI
(Dengan nafas terisak-isak)
Ma. Ma.

43
SALMA
(Cemas dan sedih)
Pa. Pa. Papa kenapa ?

KIFLI
(Dengan nafas terisak-isak/ satu-satu)
As…ha…du…allahi…ilah…hailallah…
Wa’as…hadu…a…na…muham…madur…rosulu…luallah.

Kifli meninggal dunia.

SALMA
(Histeris)
Papa…papa….pa. bangun. Bangun Pa.

Salma belari ke pintu kamar rumah sakit.

SALMA
(Teriak)
Dokter….Dokter..

Dokter datang dan menghampiri Salma.

SALMA
Dokter ! suami saya kenapa.

Dokter memeriksa denyut nadi Kifli. Dan…

DOKTER
Ibu yang tabah dan sabar ya. Kami sudah berusaha sekuat tenaga
kami. Maafkan kami, suami Ibu sudah meninggal.
44
SALMA
(Sedih)
Dokter pasti bohong. Iya khan.

DOKTER
Yang tabah ya Buk.

45
SALMA
(Memeluk Kifli)
Papa……

Salma memeluk anaknya yag sedari tadi berada disampingnya.

Cut to

SC. 43 INT. SEKOLAH – KELAS RAHMAT – PAGI

Pagi yang cukup cerah itu dan suasana kelas yang tenang terlihat Pak
Kamarzaman duduk dikursi yang ada di depan kelas memperhatikan murid-
muridnya menulis yang ada di papan tulis. Dalam waktu itu terdengar suara
ketukan pintu dari luar kelas.

Pak Syafril membuka pintu kelas Rahmat.

PAK SYAFRIL
Permisi pak.
Rahmatnya ada pak.

PAK KAMARZAMAN
(Sambil berdiri)
iya pak. Oh…ya ada. Rahmat di panggil.

Rahmat datang kepada Pak Syafril. Siswa-siswa yang lain memperhatikannya.

RAHMAT
(Heran)
Iya pak. Ada apa.

46
PAK SYAFRIL
Begini Rahmat. Kamu disuruh pulang sama orang tua kamu
sekarang juga.

RAHMAT
Memangnya ada apa pak.

PAK SYAFRIL
Kamu yang tabah ya dan sabar.

RAHMAT
(Cemas)
Iya…memang ada apa pak.

47
PAK SYFRIL
Abang kamu meninggal dunia tadi malam di rumah sakit Mat.
Kamu di suruh pulang sekarang juga. Bapak turut berduka cita
ya.

Rahmat kaget dan sedih. Air matanya berlinang.


Siswa-siswa memperhatikan Rahmat.
Pak Kamarzaman datang menghampiri Rahmat.

PAK KAMARZAMAN
Yang sabar ya Mat. Semua musibah pasti ada hikmahnya.

Air mata Rahmat berlinang.

Cut to

Bersambung episode 2 Ya Cooooooyyyyyy…

48
49
50

Anda mungkin juga menyukai