Anda di halaman 1dari 17

PROPOSAL PENELITIAN SKRIPSI

Mata kuliah MPP



Judul :PENGARUH PERSEPSI PESERTA DIDIK TENTANG KEPRIBADIAN GURU
TERHADAP MOTIVASI BELAJAR AKIDAH AKHLAK PESERTA DIDIK KELAS VIII
MTs WALISONGO JEPARA TAHUN PELAJARAN 2012/2013
Penulis : Mufatihah
NIM : 093111073
Progam Studi : Pendidikan Agama Islam

A. Latar Belakang Masalah
Semakin maju keaadaan suatu masyarakat, semakin dirasakan pentingnya pendidikan
terutama pendidikan akhlak secara teratur bagi pertumbuhan dan pembinaan moral anak sebagai
generasi penerus bangsa. Namun, dalam masyarakat sederhana, seperti mereka yang hidup di
daerah terpencil atau ditempat yang belum mengenal kemajuan, pendidikan formal untuk anak
dipandang belum begitu penting oleh para orang tua, karena tidak sengaja mereka telah melatih
anak-anaknya sejak kecil untuk mengikuti jalan hidup mereka. Adat istiadat dan sopan santun
yang berlaku dalam lingkungan tersebut dipelajari oleh anak mereka secara alamiah dengan
meniru, mencoba dan melatih diri tanpa tuntunanyang pasti.
Kehidupan dan pertumbuhan anak seperti ini tidak dapat dipertahankan lagi, karena
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang. Sehingga kepandaian dan
keterampilan tidak mungkin hanya diwariskan dari generasi tua kepada kenerasi muda melalui
pengalamn hidup dengan orang tua saja. Akan tetapi, perlu dilakukan suatu proses kesengajaan
yang teratur dan direncanakan oleh tenaga professional yang mempunyai kemampuan dan
keterampilan dibidangnya, tenaga professional yang dimaksud adalah guru.
Setiap guru akan mempunyai pengaruh terhadap anak didiknya, pengaruh tersebut ada
yang terjadi melalui pendidikan dan pengajaran yang dilakukan dengan sengaja da nada yang
terjadi secar tidak sengaja bahkan tidak disadari oleh guru melalui sikap, gaya dan macam-
macam penampilan kepribadian guru.1[1]Karena dalam keseluruhan proses pendidikan di


sekolah kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil
tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar
yang dialami oleh siswa sebagai anak didik.2[2]
Meskipun dalam proses pembelajaran dewasa ini peserta didik mempunyai peran yang
lebih dominan akan tetapi guru tetap saja menjadi penentu utama suksesnya suatu pembelajaran.
Bahkan guru dijadikan sebagai salah satu objek yang bertanggung jawab terhadap pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, guru berhadapan dengan peserta didik yang memiliki berbagai
macam latar belakang, sikap dan potensi yang kesemuanya itu berpengaruh terhadap kebiasaan
peserta didik dalam mengikuti pelajaran.
Masih banyak peserta didik yang kurang berminat untuk belajar dan membolos pada
pelajaran yang tidak disukainya terutama karena sikap guru yang dalam proses pembelajarannya
terlalu kaku. Hal ini menimbulkan persepsi peserta didik bahwa sikap guru yang kurang
menyenangkan, kasar, mudah marah dan kurang menunjukkan perhatian kepada mereka, maka
akan timbul rasa malas dan bosan. Sebaliknya, jika sikap guru ramah, lembut, tenang dan
menyenangkan, maka akan dirasakan oleh peserta didik sebagai semangat tersendiri, keadaan
seperti inilah yang akan memotivasi pesreta didik dalam belajar.
Untuk kepentingan tersebut guru dituntut mempunyai sifat sabar, jujur, adil, berbudi luhur
dan disertai dengan rasa penuh kasih saying terhadap anak didiknya, sehingga dapat
menghantarkan anak didiknya kejenjang yang lebih tinggi dalam meraih cita-cita. Jadi,
disamping guru berperan sebagai pengajar, guru juga berperan sebagi pendidik dan pembimbing
moral anak didiknya. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Winarno surahmat,
sebagai berikut: .guru disamping tugasnya mengajar suatu pengetahuan, guru harus menjadi
pembimbing dan penyuluh yang segar, yang memelihara dan mengarahkan perkembangan
pribadi murid-muridnya dan keseimbangan mental murid-muridnya.3[3]






Disamping mendidik, tugas setiap guru selanjutnya adalah menimbulkan motif yang akan
mendorong anak berbuat untuk mencapai tujuan belajar. Setiap anak memiliki beberapa motif
atau dorongan yang berhubungan dengan kebutuhan biologis dan psikologisnya sebab motif
disini merupakan salah satu factor yang yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran,
motivasi adalah perubahan energy dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.4[4] Peserta didik yang memilki motivasi
belajar yang tinggi akan belajar dengan sungguh-sungguh, untuk itu guru harus dapat
mengembangkan motivasi dalam setiap kegiatan interaksi dengan peserta didiknya. Karena
minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki peserta didik tidak akan berkembang
secara optimal tanpa bantuan guru.5[5]
Dengan sikap mengajar yang baik, guru diharapkan mampu menumbuhkan motivasi
belajar peserta didik. Sebab bila persepsi peserta didik tentang sikap mengajar guru itu baik,
maka akan berpengaruh positif tarhadap motivasi belajar peserta didik. Sebaliknya, jika persepsi
peserta didik terhadap sikap guru kurang baik maka akan menurunkan motivasi belajar peserta
didik khususnya guru yang mengajar terlalu kaku dan serius.
Kepribadian seorang guru yang baik akan memberi tanggapan atau penilaina yang baik
kepada anak didiknya dan anak didik tersebut akan bersikap sesuai yang dicontohkan oleh
gurunya. Zakiyah Daradjat, berpendapat bahwa:tingkah laku atau moral guru pada umumnya
merupakan penampilan lain dari kepribadiannya, bagi anak didik yang masih kecil, guru adalah
orang pertama setelah orang tua yang mempengaruhi pembinaan kepribadian ank didik.6[6]
Dengan latar belakang yang telah digambarkan di atas, maka penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian skripsi dengan judul Pengaruh Persepsi Peserta Didik Tentang







Kepribadian Guru Terhadap Motivasi Belajar Akidah Akhlak Peserta Didik Kelas VIII di
MTs Walisongo Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana persepsi peserta didik kelas VIII tentang kepribadian guru di MTs Walisongo
Jepara Tahun pelajaran 2012/2013?
2. Bagaimana motivasi belajar akidah akhlak peserta didik kelas VIII di MTs Walisongo Jepara
Tahun pelajaran 2012/2013?
3. Apakah ada pengaruh persepsi peserta didik tentang kepribadian guru terhadap motivasi belajar
akidah akhlak peserta didik kelas VIII di MTs Walisongo Jepara Tahun pelajaran 2012/2013 ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui persepsi peserta didik kelas VIII tentang kepribadian guru di MTs
Walisongo Jepara Tahun pelajaran 2012/2013.
2. Untuk mengetahui motivasi belajar akidah akhlak peserta didik kelas VIII di MTs Walisongo
Jepara Tahun pelajaran 2012/2013
3. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh persepsi peserta didik tentang kepribadian guru
terhadap motivasi belajar akidah akhlak peserta didik kelas VIII di MTs Walisongo Jepara Tahun
pelajaran 2012/2013.
Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara Teoritis
Dapat memberikan masukan dan informasi secara teori dan penelitian sesuai dengan tema
dan judul yang sejenis, utamanya masalah persepsi peserta didik tentang kepribadian guru dan
motivasi belajar.
b. Secara Praktis
1) Bagi Kepala Sekolah
Sebagai bahan masukan serta informasi bagi kepala sekolah untuk selalu memonitoring dan
mengevaluasi segala sikap dan tingkah laku guru agar bertutur kata dan bertindak yang baik,
terutama di sekolah.
2) Bagi Guru
Dapat menjaga kepribadiannya di hadapan peserta didik agar dapat menjadi contoh atau suri
tauladan yang baik bagi anak didiknya.
3) Bagi Peserta Didik
Diharapkan dapat mencontoh dan meneladani kepribadian guru dalam mengajar sebagai wujud
dalam kehidupan sehari-hari.
4) Bagi Penulis
Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan.

D. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan penelitian atau kajian terdahulu yang berkaitan dengan
permasalahan yang hendak diteliti. Kajian pustaka berfungsi sebagai perbandingan dan tambahan
informasi terhadap penelitian yang hendak dilakukan. Adapun kajian pustaka dalam penelitian
yang hendak dilakukan oleh penulis adalah sebagai berikut:
Dalam buku kepribadian Zakiyah Daradjat menjelaskan bahwa setiap guru akan
mempunyai pengaruh terhadap anak didik, pengaruh tersebut ada yang terjadi secara tidak
sengaja da nada pula yang terjadi secara tidak sengaja, bahkan tidak disadari oleh guru, melalui
sikap, gaya dan macam-macam penampilan kepribadian guru. Bahkan dapat dikatakan bahwa
kepribadian guru akan lebih besar pengaruhnya dari pada kepandaian dan ilmunya, terutama bagi
anak-anak yang masih dalam usia kanak-kanak dan masa remaja, yaitu tingkat pendidikan dasar
dan menengah, karena anak didik pada tingkat tersebut masih dalam masa pertumbuhan.7[7]
Dalam buku teori motivasi dan pengukurannya analisis di bidang pendidikan, hamzah B.
Uno menjelaskan bahwa setiap individu memiliki kondisi internal, dimana kondisi internal
tersebut turut berperan dalam aktivitas dirinya sehari-hari. Salah satu dari kondisi internal
tersebut adalah motivasi. Motivasi adalah dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku.



Oleh karena itu, perbuatan seseorang didasarkan atas motivasi tertentu mengandung tema sesuai
dengan motivasi yang mendasarinya.8[8]
Dalam buku interaksi dan motivasi belajar mengajar, Sadirman menjelaskan bahwa
seseorang akan berhasil dalam belajar, kalau pada dirinya sendiri ada keinginan untuk belajar.
Inilah prinsip dan hokum dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan
untuk belajar inilah yang disebut dengan motivasi.9[9]
Skripsi karya Fuad Kusworo (073111392) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
yang berjudul: hubungan persepsi siswa pada akhlakul karimah guru PAI terhadap motivasi
belajar pada siswa kelas V MIN Gabugan Kabupaten Sragen tahun pelajaran 2008/2009. Dalam
skripsi tersebut dijelaskan bahwa ada hubungan positif antara persepsi siswa pada akhalakul
karimah guru PAI terhadap motivasi belajar, hal ini ditunjukkan dari nilai koefisien korelasi
diketahui, dan untuk db 25-2=23, yaitu , karena pada taraf signifikan 5%,
berarti signifikan dan hipotesis yang menyatakan ada hubungan positif antara persepsi siwa pada
akhlakul karimah guru PAI terhadap motivasi belajar diterima.10[10]
Skripsi karya Istithoah (073111026) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, yang
berjudul:pengaruh persepsi peserta didik tentang kepribadian guru mata pelajaran akidah akhlak
terhadap motivasi belajar peserta didik kelas X di MA Matholiul Huda Sokopuluhan
Pucakwangi Pati Tahun Pelajaran 2010/2011. Dalam skripsi tersebut dijelaskan bahwa ada
pengaruh positif antara persepsi peserta didik tentang kepribadian guru mata pelajaran akidah
akhlak terhadap motivasi belajar, hal ini ditunjukkan dari persamaan regresi Y=34,90+0,52 X
dan hasil varians garis regresi berarti signifikan, dan
berarti signifikan.







Skripsi karya Choirul Umam (073111075) Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,
yang berjudul pengaruh persepsi peserta didik tentang kompetensi kepribadian guru terhadap
motivasi belajar akidah akhlak bagi peserta didik kelas VIII di Mts Hasan Al-Kafrawi Mayong
Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Kesimpulan dari penelitian ini adalah memilik kategori
sedang.11[11]
Dari penelitian yang hendak dilakukan, penulis ingin mengetahui adakah pengaruh
persepsi peserta didik tentang kepribadian guru terhadap motivasi belajar akidah akhlak peserta
didik kelas VII di MTs Walisongo Jepara.

E. Kerangka Teoritik
1. Persepsi
Dalam kamus besar bahasa Indonesia perpepsi yaitu tanggapan (penerimaan) langsung
dari sesuatu, proses seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya.12[12]
Menurut persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke
dalam otak manusia. Melalui persepsi, manusia terus menerus mengadakan hubungan dengan
lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera penglihat, pendengar,
peraba, perasa dan pencium.13[13]
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah tanggapan
seseorang terhadap suatu rangsangan yang diterima melalui panca inderanya.

2. Kepribadian
Kata kepribadian berasal dari kata personality (bhs. Inggris) yang berasal dari kata persona
(bhs. Latin) yang berarti kedok atau topeng. Yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-







pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarka perilaku, watak atau pribadi
seseorang.14[14]
Menurut Isjoni, kepribadian adalah keseluruhan dari individu yang terdiri dari unsur
psikis dan fisik. Yang dimaksud ialah seluruh sikap dan perbuatan seseorang merupakan suatu
gambaran dari kepribadian orang itu, asal dilakukan secara sadar.15[15]
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian guru yang
dimaksud adalah segala sesuatu yang tampak dalam bentuk tingkah laku, cara berfikir, berbuat
dan bersikap dalam menghadapi suatu objek, filsafat hidupnya serta kepercayaannya.

3. Motivasi belajar
Motivasi adalah dorongan yang timbul pada seseorang untuk melakukan sesuatu.16[16]
Menurut Sardiman, kata motivasi berpangkal pada kata motif. Motif diartikan sebagai daya
upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Berawal dari kata motif, maka
motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.17[17]
Motivasi dapat dipandang sebagai suatu istilah umum yang menunjuk pada peraturan
tingkah laku individu ketika kebutuhan atau dorongan dalam dan dari lingkungan mendorong
individu untuk memuaskan kebutuhan menuju tercapainya tujuan yang diharapkan.18[18]











Dari pengertian-pengertian diatas motivasi merupakan suatu dorongan yang timbul pada
peserta didik untuk melakukan sesuatu, dan dorongan tersebut bisa berasal dari dalam diri
seseorang dan dari luar.
Menurut Slameto belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tinfkah laku yang baru secarakeseluruhan, sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.19[19]
Menurut Harold Spears yang dikutip oleh mustaqim menyebutkan bahwa belajar adalah
mengamati, membaca, meniru, mencoba sendiri tentang sesuatu, mendengarkan dan mengikuti
pentunjuk.20[20]
Maka dapat disimpulkan belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan
melalui serangkaian kegiatan, untuk memperoleh suatu perubahan sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Dari uraian motivasi dan belajar dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah suatu
dorongan yang timbul dari diri peserta didik untuk bertindak melakukan suatu perubahan baru
dalam belajar melalui serangkaian kegiatan sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.

F. Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian
sampai terbukti melalui data yang terkumpul.21[21]
Hipotesis dapat dipandang Sebagai kesimpulan tetapi sifatnya sangat sementara.
Sebagaimana halnya kesimpulan, hipotesis tidak dibuat atau diturunkan semena-mena melainkan
atas dasar pengetahuan tertentu. Penemuan hipotesis itu akan membantu peneliti untuk
menemukan fakta apa yang perlu dicari dan bagaimana mengorganisir hasil serta penemuan







sesuai dengan judul diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut ada pengaruh
persepsi peserta didik tentang kepribadian guru terhadap motivasi belajar akidah akhlak peserta
didik kelas VIII di MTs. Walisongo Pecangaan Jepara

G. Metode Penelitian
1) Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (Field Research) dengan jenis penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
numeral (angka) yang diolah dengan metode statistik.22[22] Pada penelitian ini akan digunakan
rumus statistik korelasi product moment dan dilanjutkan dengan analisis regresi.

2) Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat dari penelitian ini adalah MTs Walisongo Jepara. Adapun waktu penelitian
dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.

3) Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.23[23] Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi yaitu seluruh peserta didik kelas VIII di MTs. Walisongo Jepara pada tahun pelajaran
2012/2013 yang terbagi dalam tiga kelas yaitu VIII A (37 siswa), VIII B (36 siswa) dan VIII C
(36) yang berjumlah 109 anak yang diajar oleh guru yang sama.
b. Sampel





Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.24[24] Penelitian ini merupakan
penelitian sampel karena peneliti hanya meneliti sebagian populasi, sedangkan sampelnya adalah
25% persen dari 109 yaitu 27 peserta.
Adapun teknik pengambilan sampelnya adalah dengan teknik quota sampling. Quota
sampling adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.25[25] Peneliti tidak menghiraukan dari mana
asal/daerah subjek tersebut yang penting terpenuhi jumlah yang telah ditetapkan.26[26]
Pengambilan sampel akan diambil dari 3 kelas, yang terdiri dari kelas VIII A (9 peserta
didik), VIII B (9 peserta didik) dan VIII C (9 peserta didik).
4) Variabel dan Indikator penelitian
Adapun variabel dalam penelitian ini ada 2 yaitu:
1. Variabel bebas (X) sebagai variabel independent adalah persepsi peserta didik tentang
kepribadian guru. Dengan indikator sebagai berikut:
a) Menunjukkan akhlak yang mulia
b) Menampilkan kewibawaan
c) Menunjukkan etos kerja yang tinggi
d) Menunjukkan jiwa kepemimpinan
2. Variabel (Y) sebagai variabel dependent adalah Motivasi belajar akidah akhlak. Dengan
Indikator sebagai berikut:
a) Rajin belajar di rumah
b) Semangat belajar di sekolah
c) Mengerjakan tugas-tugas (PR)
5) Pengumpulan Data Penelitian







Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu;
a) Metode Angket
Angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya.27[27] Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang persepsi peserta
didik tenteng kepribadian guru dan motivasi belajar akidah akhlak peserta didik.
b) Observasi
Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.28[28] Teknik ini digunakan
untuk memperoleh data secara langsung mengenai kepribadian guru dan motivasi belajar akidah
akhlak peserta didik. Dan ini hanya sebagai data pendukung dari data hasil perolehan teknik
angket.
c) Dokumentasi
Metode Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, surat
kabar, buku, majalah, prasasti notulen rapat, agenda dan sebagainya.
29[29]
Metode ini digunakan
untuk mendapatkan daftar peserta didik dan denah MTs. Walisongo Jepara.

6) Teknik Analisis Data
a) Analisis pendahuluan
1) Penskoran
Data yang diperoleh peneliti melalui angket tersebut dianalisa dalam bentuk angka, yaitu
dalam bentuk kuantitatif. Langkah yang diambil untuk mengubah data dari kualitatif menjadi
kuantitatif adalah dengan memberi nilai pada setiap item jawaban pada pertanyaan angket untuk







responden dengan menggunakan skala likert. Jawaban dari setiap item soal diberi skor sebagai
berikut:
1) Untuk alternative jawaban a diberi skor 5
2) Untuk alternative jawaban b diberi skor 4
3) Untuk alternative jawaban c diberi skor 3
4) Untuk alternative jawaban d diberi skor 2
5) Untuk alternative jawaban e diberi skor 1
Penskoran di atas digunakan untuk pertanyaan yang positif, sedangkan untuk pertanyaan
yang negative maka digunakan penskoran sebaliknya.
2) Menentukan kualifikasi dan interval nilai dengan cara:
a. Mencari mean
Mean variable X, =
Mean variable Y, =
Mencari lebar interval I=R/M
b. Membuat table kerja satu predictor, kemudian mencari deviasi dan dimasukkan dalam rumus
korelasi product moment.
r
= -
= -


b) Analisis Uji Hipotesis
Analisis ini sifatnya adalah melanjutkan dari analisis pendahuluan. Adapun analisisnya
adalah melalui pengolahan data yang mencari pengaruh variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y). Dalam hal ini menggunakan rumus regresi satu prediktor, langkah-
langkahnya yaitu:
1. Mencari persamaan garis regresi dengan rumus:
=
b= dan = -b
2. Menentukan analisis varian garis regresi dengan rumus:
JK
reg
=
JK
res
= -
RK
reg
=
RK
res
=
F
reg
= 30[31]

c) Analisis Lanjut
Setelah memperoleh maka langkah selanjutnya adalah membandingkan harga
dengan f baik taraf signifikan 5% maupun 1% dengan kemungkinan:
1) Jika lebih besar dari pada 1% atau 5% maka signifikan (hipotesis diterima)
2) Jika lebih kecil dari pada 1% atau 5% maka non signifikan (hipotesis ditolak).

H. Sistematika Pembahasan
HALAMAN JUDUL



PERNYATAAN KEASLIAN
PENGESAHAN
NOTA PEMBIMBING
ABSTRAK
TRANSLITERASI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

BAB II: LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
B. Kerangka Teoritik
1. Persepsi
a. Pengertian Persepsi
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
c. Proses Terjadinya Persepsi
2. Kepribadian Guru
a. Pengertian Kepribadian Guru
b. Aspek-aspek Kepribadian Guru
c. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian Guru
d. Kompetensi Kepribadian Guru
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
b. Teori-teori Motivasi
c. Teori-teori Belajar
d. Fungsi Motivasi Belajar
e. Factor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
C. Rumusan Hipotesis
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Tempat dan Waktu Penelitian
C. Populasi dan Sampel Penelitian
D. Variabel dan Indikator Penelitian
E. Pengumpulan Data Penelitian
F. Analisis Data Penelitian

BAB VI : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Kondisi umum MTs Walisongo Jepara
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
C. Pengujian Hipotesis
D. Pembahasan Hasil Penelitian
E. Keterbatasan Penelitian

BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
C. Penutup

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP

Anda mungkin juga menyukai