Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 1 , Juni 2010, 1-9 1

ALAT UKUR KECEPATAN FLUIDA DENGAN EFEK DOPPLER


MENGGUNAKAN MIKROKONTROLLER AT89S51

Muhammad Andang Novianta
Jurusan Teknik Elektro Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
Kampus IST AKPRIND Jl. Kalisahak No. 28 Kompleks Balapan Yogyakarta
Telp 0274-563029, Fax 0274-563847, Email : m_andang@akprind.ac.id


ABSTRACT
Electronics technology has been applied in a lot of measurement system, the mentioned
very assistive work in research or seeking a data which is being perceived. Actually the equipments
still semi automatically so that still needed the energy and time in its performance.
This research design a prototype exploiting ultrasonic wave as a measure instrument of
fluids velocity with the method of effect doppler base on the microcontroller AT89S51.
The result of this research indicate that the appliance scheme doing well, based on
ultrasonic censor sensitivity to fluids velocity flowing in a pipe.

Keywords: fluids velocity, measure instrument, effect doppler, microcontroller


INTISARI
Teknologi elektronika telah banyak diterapkan dalam sistem pengukuran, hal tersebut
sangat membantu pekerjaan dalam penelitian atau pencarian suatu data yang sedang diamati.
Hanya saja peralatan tersebut banyak yang masih bersifat semi otomatis sehingga masih
memerlukan tenaga dan waktu dalam pengerjaannya.
Penelitian ini merancang suatu prototipe yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
sebagai alat ukur kecepatan fluida dengan metode efek doppler berbasis mikrokontroller AT89S51.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perancangan alat berfungsi dengan baik, dengan
berdasarkan sensitivitas sensor ultrasonik terhadap kecepatan fluida yang mengalir di dalam suatu
pipa.

Kata kunci: kecepatan fluida, alat ukur, efek doppler, mikrokontroller


PENDAHULUAN
Alat ukur yang ada di Indonesia pada
umumnya merupakan produk dari luar negeri
dan lebih difungsikan untuk industri maupun
instalasi pengukuran yang lain. Desain alat
dibuat permanen dan kurang fleksibel untuk
dibawa kemana-mana, jika alat ukur tersebut
mengalami masalah atau kerusakan maka
ditemui kesulitan dalam perbaikan maupun
pengadaan komponen pengganti.
Salah satu dari sekian banyak alat ukur
yang ada adalah pengukur kecepatan fluida.
Alat ukur fluida ini sendiri memiliki ragam
yang bermacam-macam, hal ini tergantung
pada prinsip pengukuran yang dipergunakan.
Salah satu prinsip pengukuran yang dipakai
adalah efek doppler dari suatu gelombang
ultrasonik. Sistem pengukurannya yaitu pada
perubahan frekuensi gelombang ultrasonik
yang dipancarkan ke aliran fluida dengan
yang diterima transduser. Perubahan dari
frekuensi inilah yang besarnya sebanding
dengan kecepatan fluida. Untuk mewujudkan
pembuatan alat ukur kecepatan fluida
tentunya harus mengerti terlebih dahulu
tentang teknik pengukuran dan perancangan
peralatan alat ukur itu sendiri.
Perumusan masalah pada penelitian ini
adalah bagaimana merancang dan membuat
suatu alat ukur untuk memantau tingkat aliran
(rotameter) dengan variasi daerah untuk cairan
pada suatu unit satuan tetap tertentu, setelah
itu pengukuran aliran piston dan spring serta
unjuk kerja gelombang ultrasonik (non-intrusif
atau doppler) untuk cairan.
Tujuan penelitian ini adalah merancang
alat ukur laju aliran fluida dengan sistem efek
doppler dari gelombang ultrasonik berbasis
mikrokontroler AT89S51, yang akan digunakan
sebagai penentuan tingkat kecepatan aliran
permukaan fluida pada suatu tempat aliran
fluida seperti saluran pembuangan limbah cair,
sungai dan lain-lain.
Terdapat beberapa kajian-kajian terkait
yang sudah dilaksanakan oleh para peneliti
sebelumnya dengan hipotesis yang berbeda
pada tiap penelitian yang pernah dilakukan.
Pada dasarnya ada suatu diversifikasi
penelitian yang masih memiliki satu kaitan
masalah yang merupakan mata rantai untuk

2 Andang, Alat Ukur Kecepatan Fluida Dengan Efek Doppler Menggunakan Mikrokontroller
AT89S51

dapat menentukan dari kesempurnaan hasil
sehingga terdapat wujud berupa sistem yang
nyata dan dapat langsung diterapkan pada
masyarakat.
Menurut Lathief C (2007), pemakaian
dari efek doppler untuk mengukur kecepatan
aliran fluida pada cahaya terhambur oleh
suatu partikel yang bergerak dengan fluida
tersebut, maka untuk analisis sinyal yang
keluar dari detektor cahaya ialah memakai
suatu analisis spektrum atau disebut juga
diskriminator. Dari hasil penelitiannya didapat
bahwa nilai frekuensi diperoleh mempunyai
kesalahan sebesar 3% dari harga dihitung.
Menurut Mustain A (2002), aliran fluida
yang melintasi sebuah elemen penghalang
akan terbentuk medan aliran. Medan aliran
ini dapat berupa distribusi kecepatan dan
tekanan. Dari hasil penelitian ini didapatkan
kesimpulan dengan bertambahnya distribusi
kecepatan aliran fluida maka tinggi tekanan
di depan penghalang semakin besar.
Gelombang Bunyi
Berdasarkan medium, gelombang akan
dibagi menjadi dua bagian, yaitu gelombang
mekanik dan elektromagnetik. Berdasarkan
arah getar gelombang dibagi jadi dua bagian,
yaitu gelombang tranversal dan gelombang
longitudinal.
Gelombang bunyi timbul dari terjadinya
perubahan mekanik terhadap gas, zat cair
atau padat yang merambat dengan nilai
kecepatan yang tertentu. Gelombang bunyi
merupakan vibrasi atau getaran dari molekul-
molekul zat yang saling beradu satu sama
lain, namun zat tersebut terkoordinasi yang
menghasilkan suatu gelombang serta dapat
mentransmisikan energi.
Bunyi memiliki hubungan antara suatu
kecepatan perambatan (C) dalam m/det, dan
frekuensi (f) dalam Hertz, serta dari panjang
gelombang () dalam m. Secara matematis
hubungan tersebut dinyatakan sebagai:
C = f . (1)
Kecepatan perambatan radiasi gelombang
elektromagnetik berupa konstanta C = 3x10
8

m/det, akan tetapi kecepatan perambatan
gelombang ultrasonik bervariasi tergantung
dari dua faktor media yang dilaluinya yaitu
kerapatan media dan tekanan media.
Efek Doppler
Efek doppler yaitu perubahan frekuensi
gelombang elektromagnetik atau gelombang
akustik sebagai akibat dari pergerakan
emitter ataupun receptor. Jika sebuah
transduser akan memancarkan gelombang
dengan frekuensi (fe) dan kecepatan bunyi
(c) di dalam medium dan suatu target
(receptor) bergerak dengan kecepatan (v),
maka target akan memantulkan gelombang
parsial jika impedansi akustiknya berbeda dari
impedansi akustik mediumnya.
Prinsip Doppler
Doppler diambil dari nama seorang ahli
fisika dan matematika Austria, yakni Christian
Johann Doppler (1803-1853). Tahun 1842 dia
memprediksikan bahwa frekuensi gelombang
bunyi yang diterima tergantung pada gerakan
sumber bunyi atau pengamat relatif terhadap
media perambatan. Untuk menggunakan efek
doppler dalam pengukuran kecepatan aliran
fluida, transduser ultrasonik mentransmisikan
gelombang ultrasonik ke dalam aliran fluida.
Gelombang ultrasonik yang ditransmisikan ke
fluida akan diterima oleh receiver ultrasonik.
Pergeseran frekuensi akibat dari aliran fluida
sebanding dengan kecepatan aliran fluida.
Dasar dari efek doppler merupakan fakta
bahwa pantulan dari permukaan gelombang
ultrasonik yang bergerak dapat mengalami
pergeseran frekuensi (Frequency shift). Pada
umumnya, magnitudo serta arah pergeseran
mengandung informasi yang dapat dinyatakan
gerakan dari pemukaan. Untuk memahami hal
ini harus diketahui hubungan antara frekuensi
dari sumber bergerak (f
S
) dan frekuensi yang
diterima penerima (f
R
).
Frekuensi terukur oleh penerima yang
bergerak menjauh dari sumber akan lebih kecil
dari frekuensi terukur di sumber, sedangkan
frekuensi terukur oleh penerima yang bergerak
mendekati sumber akan lebih besar dari nilai
frekuensi terukur di sumber.
Pada sistem pengukuran kecepatan dari
fluida, persamaan (2) dipergunakan sebagai
rumus untuk menghitung kecepatan alir:
S
F
D
f
c
v
f = (2)
atau
c
f
f
v
S
D
F
= (3)
v
F
= K f
D
(4)
dimana:
v
F
= kecepatan alir fluida
K = faktor kalibrasi
f
D
= pergeseran frekuensi doppler
c = kecepatan suara di udara
f
S
= frekuensi transmiter
Persamaan (4) menunjukkan kecepatan
aliran merupakan fungsi linier dari pergeseran
frekuensi doppler.
Transduser Ultrasonik
Transduser merupakan alat yang dapat
mengubah suatu bentuk besaran energi ke

Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 1 , Juni 2010, 1-9 3

bentuk besaran energi yang lain. Umumnya
transduser bekerja mengubah energi listrik
menjadi mekanik atau mengubah besaran
bukan listrik (seperti temperatur, bunyi dan
cahaya) akan menjadi suatu sinyal listrik.
Transduser ultrasonik terdiri dari dua buah
kristal piezoelectric yang digunakan sebagai
pemancar serta penerima dari gelombang
ultrasonik.
Kristal piezoelectric ditemukan C.Piere
dan Jacques pada tahun 1880. Bila Kristal
piezoelectric diberi tegangan listrik, maka
lempengan kristal akan mengalami vibrasi
sehingga timbul frekuensi ultra, dan vibrasi
kristal menimbulkan arus listrik. Berdasarkan
prinsip tersebut maka kristal piezoelectric
dapat dijadikan transduser ultrasonik.
Bahan-bahan yang mempunyai efek
piezoelectric dibagi menjadi tiga kelompok,
bahan alamiah (misalnya quartz dan rochelle
salt), kristal buatan (misalnya litrium sulfate
dan amonium dihydrogen phosphate) serta
keramik feroelectric yang memiliki polarisasi
(misalnya barium titanate). Bentuk alami dari
quartz yaitu suatu prisma heksagonal yang
bentuknya seperti piramid dikedua ujungnya.
Untuk kebutuhan pemakaiannya kristal diiris
menjadi bentuk lempengan seperti pada
Gambar 1.












Gambar 1. Kristal Piezoelectric
Pengolah Data Berbasis Pengendali Mikro
(mikrokontroller)
Mikrokontroller merupakan komponen
semikonduktor yang didalamnya sudah ada
sistem mikroprosesor seperti: ALU, ROM,
RAM, dan Port I/O. Untuk membentuk suatu
sistem komputer yang utuh maka sebuah
mikroprosesor harus ditambah dengan piranti
yang mendukungnya seperti pada Gambar 2.




















Gambar 2. Perangkat Pendukung Sistem
Berbasis Mikrokontroller

METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, alat ukur kecepatan
fluida dengan efek doppler dirancang dengan
memanfaatkan sebuah keping mikrokontroler
ATMEL AT89S51 yang nampak pada diagram
blok Gambar 3:
















Gambar 3. Blok Diagram Rangkaian
Pengukur Kecepatan Aliran Fluida

Gelombang ultrasonik dibangkitkan oleh
pembangkit gelombang (oscillator) sebesar 40
KHz. Gelombang ini kemudian dikuatkan oleh
pre-Amp untuk menggetarkan kristal rangkaian
transmitter piezoelektrik. Gelombang ultrasonik
yang dipancarkan transmitter ke permukaan
fluida yang mengalir dipantulkan dan diterima
kembali oleh receiver. Karena adanya efek
doppler, gelombang ultrasonik diterima oleh
receiver yang mengalami perubahan frekuensi
(frequency shift). Suatu Gelombang ultrasonik
yang diterima receiver akan menggetarkan
kristal piezoelektrik sehingga menghasilkan
suatu sinyal listrik. Sinyal yang dihasilkan dari
penerima ini masih lemah sehingga diperlukan
penguatan dahulu oleh rangkaian amplifier.




Kristal piezoelectric
Elektroda
ALU
Register
Array
Control
I/O
Memory
RAM/ROM
System Bus
Pembangkit Pulsa
(Oscillator)
Amplifier Ultrasonic
Transmitter
Pembentuk
gelombang
(Schmittt Trigger)
Amplifier Ultrasonic
Receiver
Mikrokontroler
AT89S51
Penampil
LCD 16x2

4 Andang, Alat Ukur Kecepatan Fluida Dengan Efek Doppler Menggunakan Mikrokontroller
AT89S51


Sinyal yang telah menjadi penguatan
oleh amplifier masih berupa besaran analog.
Agar sinyal dapat diolah oleh mikrokontroller
maka sinyal analog dari amplifier dibentuk
terlebih dahulu menjadi sinyal digital oleh
rangkaian schmitt trigger. Sinyal yang dari
rangkaian schmitt trigger kemudian dicacah
dalam mikrokontroller dalam waktu satuan
detik. Mikrokontroller sebagai penghitungan
hasil cacahan dari schmitt trigger menjadi
kecepatan fluida dalam satuan cm/detik dan
hasil perhitungan ditampilkan pada sebuah
display seven segment.
Pada sistem perangkat kerasnya ditinjau
perbagian atau perblok secara terpisah yang
selanjutnya digabungkan menjadi satuan alat
yang utuh. Bagian-bagian alat dari beberapa
bagian, yaitu: pemancar gelombang ultrasonik,
penerima gelombang ultrasonik, pembentuk
gelombang atau schmitt trigger, dan rangkaian
sistem minimum mikrokontroller dan rangkaian
penampil LCD 16x2.
Dalam perancangan dan pembuatan alat
ukur kecepatan aliran fluida ini perlu dilakukan
langkah-langkah, dari tahap awal hingga akhir
seperti nampak pada diagram alir Gambar 4.













































Gambar 4. Blok Diagram Perancangan Alat
Perumusan Masalah
Studi Pustaka
Perancangan Alat
Integrasi Sistem
Perancangan Hardware Perancangan Software
Implementasi Hardware Implementasi Software
Pengujian Hardware Pengujian Software
Mulai
Pengujian alat
Proses
pengujian
Akhir

Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 1 , Juni 2010, 1-9 5

Pemancar Ultrasonik
Rangkaian dari pemancar gelombang
ultrasonik digunakan IC LM555 sebagai IC
timer sebagai sumber sinyal kotak dengan
frekuensi 40 KHz. LM555 dipilih karena IC ini
mudah diperoleh dipasaran, harganya murah
dan stabil jika dioperasikan pada frekuensi
yang tidak terlalu tinggi. Sinyal pulsa kotak
yang mempunyai frekuensi 40 KHz dikontrol
oleh IC LM555 untuk menentukan panjang
pulsanya. Rangkaian pemancar gelombang
ultrasonik nampak pada Gambar 5.

Penerima Ultrasonik
Sinyal ultrasonik yang dipancarkan oleh
transmitter diterima oleh receiver, kemudian
dikuatkan penguat tegangan sebesar 1000 kali
(60 dB). Penguat penerima adalah penguat
Op-Amp inverting yang di-cascade sehingga
menghasilkan penguatan sebesar 1000 kali.
Penguatan pertama didesain sehingga
menghasilkan penguatan dengan nilai sebesar
100 kali (40 dB) dan oleh penguat tegangan
kedua sinyal yang telah dikuatkan diperkuat
kembali sebesar 10 kali (20 dB).
3 2
U1A
MC14049UB
9 10
U1D
MC14049UB
12 11
U1E
MC14049UB
14 15
U1F
MC14049UB
6 7
U1C
MC14049UB
4 5
U1B
MC14049UB
tranceiver
transduser 1
TRIG
2
OUT
3
RST
4
CVOLT
5
THR
6
DISC
7
VCC
8
GND
1
U2
LM555
TRIG
2
OUT
3
RST
4
CVOLT
5
THR
6
DISC
7
VCC
8
GND
1
U3
LM555
0.1uF
C1
1K5
R2
10K
RPot
R1
0.01uF
C2 0.1uF
C3
0.1uF
C5
0.01uF
C4 9M1
R3
150K
R4
TP2 TP1
+5 +5


Gambar 5. Rangkaian Pemancar Ultrasonik

4
1
8
3
2
1
U4A
LM358
4
8
7
5
6
2
U4B
LM358
receiver
transduser 2
10K
R5
10K
R6
1M
R7
10K
R8
100K
R9
10K
R10
1nF
C6
100nF
C7
1nF
C8
10K
R11
60dB
1 2
U5A
74LS14
3 4
U5B
74LS14
TP3
TP4
+5
+5


Gambar 6. Rangkaian Penerima dan Penguat Awal Sinyal Ultrasonik


6 Andang, Alat Ukur Kecepatan Fluida Dengan Efek Doppler Menggunakan Mikrokontroller
AT89S51

Pembentuk Gelombang (Schmitt Trigger)
Rangkaian schmitt trigger mempunyai
fungsi untuk mempersegikan sinyal masukan
sehingga mempunyai waktu naik dan turun
yang cepat. Bentuk gelombang keluaran dari
Op-Amp masih berupa gelombang sinus
dengan waktu naik dan turun lambat. Jika
langsung dimasukkan ke pancacah maka
akan dapat menimbulkan simpangan dalam
pencacahan karena cacahan secara digital
akan lebih baik pada bentuk gelombang yang
memiliki waktu naik dan turun yang cepat.
Rangkaian schmitt trigger memiliki dua
buah gerbang inverter yang dirangkai secara
seri seperti pada Gambar 7. Digunakannya
dua buah gerbang ini agar gelombang output
yang dihasilkan tidak mengalami pembalikan
fasa.

Sistem Mikrokontroller AT89S51
Rangkaian sistem dari mikrokontroller
AT89S51 digunakan sebagai penghitung dari
pergeseran frekuensi yang diterima gelombang
ultrasonik. Rangkaian ini terdiri dari rangkaian
osilator serta power on reset seperti nampak
pada Gambar 8.
Sistem mikrokontroller AT89S51 memiliki
frekuensi kerja 1/12 dari frekuensi kristal yang
dihubungkan. Dengan kristal 12 MHz, maka
frekuensi kerja dari mikrokontroller AT89S51
adalah 1 MHz atau disebut dengan periode 1
mikrodetik sehingga dapat untuk mengukur
frekuensi rendah dengan ketelitian yang tinggi.

Rangkaian Penampil LCD 16x2
Untuk menampilkan datanya dari sistem
mikrokontroller AT89S51 digunakan LCD 16x2
karakter. Pada kaki Rs dan Enable (E) LCD
dihubungkan ke P2.1 dan P2.0 mikrokontroller.
Data dari LCD (DB0-DB1) akan dihubungkan
ke port 1 (P1.0P1.7). Untuk mengatur kontras
LCD, pin V
EE
LCD dihubung ke potensiometer.
Rangkaian penampil LCD 16x2 nampak pada
Gambar 9.

1 2
U5A
74LS14
3 4
U5B
74LS14
P3.4/T0 LM358
ke mikrokontroller dari pre-Amp

Gambar 7. Rangkaian Pembentuk Gelombang (Schmitt Trigger)

P1.0/T2
1
P1.1/T2EX
2
P1.2
3
P1.3
4
P1.4
5
P1.5
6
P1.6
7
P1.7
8
RST
9
P3.0/RxD
10
P3.1/TxD
11
P3.2/INT0
12
P3.3/INT1
13
P3.4/T0
14
P3.5/T1
15
P3.6/WR
16
P3.7/RD
17
XTAL2
18
XTAL1
19
VSS
20
P2.0/A8
21
P2.1/A9
22
P2.2/A10
23
P2.3/A11
24
P2.4/A12
25
P2.5/A13
26
P2.6/A14
27
P2.7/A15
28
PSEN
29
ALE
30
EA/VPP
31
P0.7/AD7
32
P0.6/AD6
33
P0.5/AD5
34
P0.4/AD4
35
P0.3/AD3
36
P0.2/AD2
37
P0.1/AD1
38
P0.0/AD0
39
VCC
40
U2
AT89S51
10uF
C11
30pF
C10
30pF
C9
1
2
12 MHZ
XTAL1
10K
R12 reset
DB7
dari IC 74LS14
DB6
DB5
DB4
DB3
DB2
DB1
DB0
E
RS
74LS14
ke LCD
+5
+5

Gambar 8. Rangkaian Sistem Minimum Mikrokontroller AT89S51

Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 1 , Juni 2010, 1-9 7

L
E
D
-
L
E
D
+
D
B
7
D
B
5
D
B
4
D
B
3
D
B
2
D
B
1
D
B
0
E
N
R
/
W
R
S
V
E
E
V
C
C
V
S
S
D
B
6
1
6
1
5
1
3
1
2
1
1
1
0
987654321 1
4
50K
R13 RPot
2x16 DOT MATRIK
P
2
.
1
P
2
.
0
P
1
.
7
P
1
.
5
P
1
.
4
P
1
.
3
P
1
.
2
P
1
.
1
P
1
.
0
P
1
.
6
dari mikrokontroller
50K R14
RPot
+5
+5

Gambar 9. Rangkaian Penampil LCD 16x2


PEMBAHASAN
Untuk mengetahui unjuk kerja dari alat
ukur ini dilakukan beberapa pengujian yang
nantinya dapat diambil suatu kesimpulan dari
hasil penelitian ini.

Pengujian dengan Function Generator
Pengujian ini dilakukan yaitu dengan
membandingkan hasil perhitungan dan hasil
pada tampilan alat. Pada pengujian diambil
sinyal input dari function generator. Diagram
blok pengujian nampak pada Gambar 10.
Untuk mengetahui hasil pengujian dari
alat dengan function generator, yaitu dengan
rasio simpangan yang terjadi seperti Tabel 1.
Data kecepatan aliran dalam hitungan
didapat menggunakan persamaan (5).
[ ]
165
100
f 39965 f . K v
RX D F
= = (5)
dengan frekuensi sumber sebesar 39,965.
Dari Tabel 1, dapat dilihat bahwa rasio
simpangan terbesar adalah 0,84% yang terjadi
pada saat pemberian input frekuensi sebesar
39,57 KHz.





Gambar 10. Diagram Blok Pengujian Menggunakan Function Generator
Tabel 1. Data Pengujian dengan Function Generator
No
Function Generator
(Hz)
Perhitungan
(cm/s)
Pengujian alat
(cm/s)
Rasio Peyimpangan
(%)
1. 38990 591 590 0.16
2. 39110 518 516 0.39
3. 39370 361 362 0.28
4. 39570 239 237 0.84
5. 39650 191 191 0.00
6. 40370 245 246 0.41
7. 40590 379 378 0.29
8. 40810 512 512 0.00
9. 40980 615 612 0.49
10. 41630 1009 1008 0.10


Mikrokontroler
AT89S51
Schmitt
trigger
Penerima
Ultrasonik
Function
generator
Penampil
LCD

8 Andang, Alat Ukur Kecepatan Fluida Dengan Efek Doppler Menggunakan Mikrokontroller
AT89S51

0
200
400
600
800
1000
1200
38000 39000 40000 41000 42000
frekuensi (Hz)
kecepatan
(cm/s)
pengujian
perhitungan

Gambar 11. Grafik Kecepatan Melalui Perhitungan dan Pengujian Alat
Pengujian Alat Keseluruhan
Pengujian ini dilakukan yaitu dengan
mengalirkan gabus pada pipa sepanjang 100
cm dan dicatat waktu yang ditempuh oleh
gabus tersebut kemudian dihitung kecepatan
gerak pindah gabus dengan menggunakan
persamaan
t
s
v = .
Diumpamakan aliran yang diukur adalah
aliran laminer. Data pengujian nampak pada
Tabel 2.
Pada Tabel 2 nampak perbandingan dari
kecepatan aliran air yang ditampilkan pada alat
dengan kecepatan aliran air yang sebenarnya
masih ada perbedaan pengukuran yang cukup
besar.


Tabel 2. Perbandingan Kecepatan Aliran Alat dengan Kecepatan Aliran Gabus
No
Waktu yang
ditempuh
(detik)
Kecepatan
aliran gabus
(cm/s)
Kecepatan aliran
tampilan alat (cm/s)
Rasio
penyimpangan
(%)
1. 0,84 119 109 8,40
2. 0,88 113 106 6,19
3. 0,96 105 95 9,52
4. 0,98 103 94 8,74
5. 0,98 103 94 8,74
6. 1,01 99 91 8,08
7. 1,03 95 89 6,32
8. 1,03 95 87 8,42
9. 1,05 91 85 6,59
10. 1,06 91 84 7,69

0
20
40
60
80
100
120
140
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
waktu tempuh (s)
kecepatan (cm/s)
alat
gabus

Gambar 12. Grafik Kecepatan Aliran Gabus dan Tampilan Alat

Jurnal Teknologi, Volume 3 Nomor 1 , Juni 2010, 1-9 9


KESIMPULAN
Dari analisa yang telah dilaksanakan,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
Secara teori alat yang dirancang ini
mendekati kebenaran karena memiliki rasio
penyimpangan antara kecepatan aliran yang
berdasarkan frekuensi yang diterima dengan
kecepatan aliran alat maksimal yaitu sebesar
0,84%.
Pengukuran dari alat kecepatan aliran
fluida yang terukur didapatkan nilai rasio
penyimpangan yang besar hal ini disebabkan
aliran fluida yang diukur merupakan aliran
laminer atau aliran terbuka sehingga sangat
sensitif terhadap pengaruh adannya derau
seperti angin yang menyebabkan aliran air
ini tidak stabil serta frekuensi penerimaan
ultrasonik juga tidak stabil.

DAFTAR PUSTAKA
Agfianto, P. E., 2002, Belajar
Mikrokontroler AT89C51/52/55 (teori
dan aplikasi), Edisi Pertama, Penerbit
Gava Media, Yogyakarta, Hal 1-8.

Lathief, C., 2007. Pengukuran Kecepatan
Fluida Dengan Efek Doppler Pada
Laser, Tesis S-2, Program Studi Teknik
Fisika Institut Teknologi Bandung,
Bandung.

Munson, B. R., and Young, D. F., 2003,
Mekanika Fluida, Jilid 2, Penerbit
Erlangga, Jakarta, Hal 214-219.

Mustain, A., 2002, Distribusi Tekanan Aliran
Udara Terhadap Penghalang Silinder,
Tesis S-2, Dept. of Mechanical
Engineering, Universitas Muhammadiyah
Malang, Malang.

Smallman, R.E. dan Bishop, R.J., 2000
Metalurgi Fisik Modern & Rekayasa
Material, Edisi Keenam, Penerbit
Erlangga, Jakarta, Hal 210.

Anda mungkin juga menyukai