LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BINAAN PADA TN. B DENGAN DIAGNOSA KLINIS HERNIA
DUSUN MEKARSARI RT.02 TUNGGULSARAI TULUNGAGUNG
A. Konsep Keluarga 1. Definisi Keluarga Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 2003). Sedangkan menurut Departemen Kesehatan RI (2003), Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah: 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik. 4. Mempunyai tujuan : menciptakan dan mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Struktur Keluarga
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah. 2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu. 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. 3. Ciri-ciri Struktur Keluarga 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing- masing. 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing. 4. Ciri-ciri Keluarga di Indonesia 1. Suami sebagai pengambil keputusan. 2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh. 3. Berbentuk monogram.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 4. Bertanggung jawab. 5. Pengambil keputusan. 6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa. 7. Ikatan kekeluargaan sangat erat. 8. Mempunyai semangat gotong-royong. 5. Macam-macam Struktur / Tipe / Bentuk Keluarga 1. Tradisional : a. The nuclear family (keluarga inti) Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad famil Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah. c. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri. d. The childless family Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita. e. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak- nenek), keponakan, dll).
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2
f. The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan). g. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week- end). h. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah. i. Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll) j. Blended family Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone / single-adult family
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati. 2. Non-Tradisional : a. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri. c. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama. d. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan. e. Gay and lesbian families Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners). f. Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu. g. Group-marriage family
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya. h. Group network family Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya. i. Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya. j. Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental. k. Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya. 6. Peranan Keluarga Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat. Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan ayah : Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak- anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual. 7. Fungsi Keluarga 1. Fungsi biologis : a. Meneruskan keturunan b. Memelihara dan membesarkan anak c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga d. Memelihara dan merawat anggota keluarga
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 2. Fungsi Psikologis : a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga d. Memberikan identitas keluarga 3. Fungsi sosialisasi : a. Membina sosialisasi pada anak. b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. 4. Fungsi ekonomi : a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua). 5. Fungsi pendidikan : a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 8. Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama (Rodgers cit Friedman, 2003): 1. Pasangan baru (keluarga baru) Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing : a. Membina hubungan intim yang memuaskan b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social c. Mendiskusikan rencana memiliki anak 2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama) Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30 bulan : a. Persiapan menjadi orang tua b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi, hubungan sexual dan kegiatan keluarga c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan 3. Keluarga dengan anak pra-sekolah Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5 tahun : a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa aman
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 b. Membantu anak untuk bersosialisasi c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar) e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling repot) f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak 4. Keluarga dengan anak sekolah Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk : a. Membantu sosialisasi anak, tetangga, sekolah dan lingkungan b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab, mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua. Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga 6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan) Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua : a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar b. Mempertahankan keintiman pasangan c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga 7. Keluarga usia pertengahan Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal : a. Mempertahankan kesehatan
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan anak-anak c. Meningkatkan keakraban pasangan 8. Keluarga usia lanjut Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi keduanya meninggal : a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan pendapatan c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya). 9. Perawatan Kesehatan Keluarga Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Alasan Keluarga sebagai Unit Pelayanan : 1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat 2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, dan apabila salah satu angota keluarga mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lainnya 4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu (pasien), keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya 5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat. 10. Tujuan Perawatan Kesehatan Keluarga 1. Tujuan umum : Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan keluarga mereka, sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya 2. Tujuan khusus : a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya 11. Tugas-tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan Untuk dapat mencapai tujuan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) : 1. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga 2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat 3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit, dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usaianya yang terlalu muda 4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga 5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga- lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada. 12. Peran Perawat Keluarga : 1. Pendidik Perawat perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar : a. Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan keluarga secara mandiri b. Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 2. Koordinator Diperlukan pada perawatan berkelanjutan agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Koordinasi juga sangat diperlukan untuk mengatur program kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi tumpang tindih dan pengulangan 3. Pelaksana Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik di rumah, klinik maupun di rumah sakit bertanggung jawab dalam memberikan perawatan langsung. Kontak pertama perawat kepada keluarga melalui anggota keluarga yang sakit. Perawat dapat mendemonstrasikan kepada keluarga asuhan keperawatan yang diberikan dengan harapan keluarga nanti dapat melakukan asuhan langsung kepada anggota keluarga yang sakit 4. Pengawas kesehatan Sebagai pengawas kesehatan, perawat harus melakukan home visite atau kunjungan rumah yang teratur untuk mengidentifikasi atau melakukan pengkajian tentang kesehatan keluarga 5. Konsultan Perawat sebagai narasumber bagi keluarga di dalam mengatasi masalah kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat, maka hubungan perawat-keluarga harus dibina dengan baik, perawat harus bersikap terbuka dan dapat dipercaya
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 6. Kolaborasi Perawat komunitas juga harus bekerja dama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimal 7. Fasilitator Membantu keluarga dalam menghadapi kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya. Agar dapat melaksanakan peran fasilitator dengan baik, maka perawat komunitas harus mengetahui sistem pelayanan kesehatan (sistem rujukan, dana sehat, dll) 8. Penemu kasus Mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini, sehingga tidak terjadi ledakan atau wabah 9. Modifikasi lingkungan Perawat komunitas juga harus dapat mamodifikasi lingkungan, baik lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat, agar dapat tercipta lingkungan yang sehat. 13. Prinsip-prinsip Perawatan Keluarga : 1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan 2. Dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga, sehat sebagai tujuan utama 3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan keluarga
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 4. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga, perawat melibatkan peran serta keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya 5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif 6. Dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk kepentingan kesehatan keluarga 7. Sasaran asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah keluarga secara keseluruhan 8. Pendekatan yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan masalah dengan menggunakan proses keperawatan 9. Kegiatan utama dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan dasar/perawatan di rumah 10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 B. KONSEP HERNIA 1. Pengertian Hernia Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003). Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000). Hernia inguinalis adalah prolaps sebagian usus ke dalam anulus inginalis di atas kantong skrotum, disebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup yang bersifat kongenital. ( Cecily L. Betz, 2004). Hernia Inguinalis adalah suatu penonjolan kandungan ruangan tubuh melalui dinding yang dalam keadaan normal tertutup (Ignatavicus,dkk 2004).
2. Anatomi dan Fisiologi Otot-otot dinding perut dibagi empat yakni musculus rectus abdominis, musculus, obliqus abdominis internus, musculus transversus abdominis. Kanalis inguinalis timbul akibat descensus testiculorum, dimana testis tidak menembus dinding perut melainkan mendorong dinding ventral perut ke depan. Saluran ini berjalan dari kranio-lateral ke medio-kaudal, sejajar ligamentum inguinalis, panjangnya : + 4 cm. (Brunner & Suddarth, 2000). Kanalis inguinalis dibatasi di kraniolateral oleh anulus inguinalis internus yag merupakan bagian terbuka dari fasia transversalis dan aponeurosis muskulus transversus abdominis di medial bawah, di atas
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 tuberkulum pubikum. Kanal ini dibatasi oleh anulus eksternus. Atap ialah aponeurosis muskulus ablikus eksternus dan didasarnya terdapat ligamentum inguinal. Kanal berisi tali sperma serta sensitibilitas kulit regio inguinalis, skrotum dan sebagian kecil kulit, tungkai atas bagian proksimedial (Martini, H 2001). Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi anulus internus turut kendur. Pada keadaan itu tekanan intra abdomen tidak tinggi dan kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Sebaiknya bila otot dinding perut berkontraksi kanalis inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang yang sehat ada tiga mekanisme yang dapat mencegah terjadinya hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominis yang menutup anulus inguinalis internus ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi triganum hasselbaeh yang umumnya hampir tidak berotot sehingga adanya gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia inguinalis (Martini, H 2001). 3. Klasifikasi Hernia inguinalis, terdiri dari 2 macam yaitu : 1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003). 2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004). 4. Etiologi Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah : a. Kelemahan otot dinding abdomen. 1. Kelemahan jaringan 2. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal 3. Trauma b. Peningkatan tekanan intra abdominal. 1. Obesitas 2. Mengangkat benda berat 3. Mengejan saat Konstipasi 4. Kehamilan 5. Batuk kronik 6. Hipertropi prostate 7. Faktor resiko: kelainan congenital
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 5. Patofisiologi
6. Manifestasi Klinik 1. Penonjolan di daerah inguinal 2. Nyeri pada benjolan/bila terjadi strangulasi. 3. Obstruksi usus yang ditandai dengan muntah, nyeri abdomen seperti kram dan distensi abdomen.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 4. Terdengar bising usus pada benjolan 5. Kembung 6. Perubahan pola eliminasi BAB 7. Gelisah 8. Dehidrasi 9. Hernia biasanya terjadi/tampak di atas area yang terkena pada saat pasien berdiri atau mendorong. 7. Pemeriksaan Penunjang 1. Sinar X abdomen menunjukkan abnormalnya kadar gas dalam usus/obstruksi usus. 2. Hitung darah lengkap dan serum elektrolit dapat menunjukkan hemokonsentrasi (peningkatan hemotokrit), peningkatan sel darah putih (Leukosit : >10.000 18.000/mm3) dan ketidak seimbangan elektrolit.
8. Penatalaksanaan 1. Konservatif a. Istirahat di tempat tidur dan menaikkan bagian kaki, hernia ditekan secara perlahan menuju abdomen (reposisi), selanjutnya gunakan alat penyokong. b. Jika suatu operasi daya putih isi hernia diragukan, diberikan kompres hangat dan setelah 5 menit di evaluasi kembali. c. Celana penyangga
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 d. Istirahat baring e. Pengobatan dengan pemberian obat penawar nyeri, misalnya Asetaminofen, antibiotic untuk membasmi infeksi, dan obat pelunak tinja untuk mencegah sembelit. f. Diet cairan sampai saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi seimbang dan tinggi protein untuk mempercepat sembelit dan mengedan selama BAB, hindari kopi kopi, teh, coklat, cola, minuman beralkohol yang dapat memperburuk gejala-gejala. 2. Pembedahan (Operatif) : a. Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang. b. Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu dipotong. c. Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus abdominus ke ligamen inguinal. 9. Komplikasi 1. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan kantong hernia, sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembali (hernia
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 inguinalis lateralis ireponibilis). Pada keadaan ini belum ada gangguan penyaluran isi usus. 2. Terjadi penekanan pada cincin hernia, akibatnya makin banyak usus yang masuk. Cincin hernia menjadi relatif sempit dan dapat menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis incarcerata. 3. Bila incarcerata dibiarkan, maka timbul edema sehingga terjadi penekanan pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulata. 4. Timbul edema bila terjadi obstruksi usus yang kemudian menekan pembuluh darah dan kemudian timbul nekrosis. 5. Bila terjadi penyumbatan dan perdarahan akan timbul perut kembung, muntah dan obstipasi. 6. Kerusakan pada pasokan darah, testis atau saraf jika pasien laki- laki, 7. Pendarahan yang berlebihan/infeksi luka bedah, 8. Komplikasi lama merupakan atropi testis karena lesi. 9. Bila isi perut terjepit dapat terjadi: shock, demam, asidosis metabolik, abses. 10. Manajemen bedah a. Perawatan pre operasi Persiapan fisik dan mental pasien dan pasien puasa dan dilavamen pada malam sebelum hari pembedahan. b. Perawatan post operasi
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 1. Hindari batuk, untuk peningkatan ekspansi paru, perawat mengajarkan nafas dalam. 2. Support scrotal dengan menggunakan kantong es untuk mencegah pembengkakan dan nyeri. 3. Ambulasi dini jika tidak ada kontraindikasi untuk meningkatkan kenyamanan dan menurunkan resiko komplikasi post operasi. 4. Gunakan tehnik untuk merangsang pengosongan kandung kemih. 5. Monitoring intake dan output. 6. Palpasi abdomen dengan hati-hati. 7. Intake cairan > 2500 ml/hari (jika tidak ada kontraindikasi) untuk mencegah dehidrasi dan mempertahankan fungsi perkemihan. 8. Bila pasien belum mampu BAK, dapat dipasang kateter karena kandung kemih yang distensi dapat menekan insisi dan menyebabkan tidak nyaman. 9. Pemakaian celana suppensoar. c. Discharge Planning : a. Hindari mengejan, mendorong atau mengangkat benda berat. b. Jaga balutan luka operasi tetap kering dan bersih, mengganti balut steril setiap hari dan kalau perlu. c. Hindari faktor pendukung seperti konstipasi dengan mengkonsumsi diet tinggi serat dan masukan cairan adekuat.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 11. Diagnosa yang mungkin muncul : 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik. 2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional, rencana operasi. 3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien. 4. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, lika post pembedahan. 5. Defisit / syndrom defisit self care berhubungan dengan kelamahan 12. RENPRA HERNIA 1. Nyeri Akut b/d agen injuri fisik Setelah dilakukan askep . jam nyeri terkontrol, peningkatan kenyamanan dengan KH: - Klien melaporkan nyeri berkurang, skala nyeri 2-3 - Ekspresi wajah tenang & dapat istirahat, tidur. - V/S dbn (TD 120/80 mmHg, N: 60-100 x/mnt, RR: 16- 20x/mnt). Intervensi Manajemen Nyeri : - Kaji nyeri secara komprehensif (Lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi). - Observasi reaksi nonverbal dari ketidak nyamanan. - Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri klien sebelumnya. - Berikan lingkungan yang tenang
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 - Ajarkan teknik non farmakologis (relaksasi, distraksi dll) untuk mengetasi nyeri. - Kolaborasi pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri. - Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol nyeri. - Monitor penerimaan klien tentang manajemen nyeri. - Monitor V/S - Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala efek samping. 2. Cemas berhubungan dengan krisis situasional, rencana operasi Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, cemas klien terkontrol dengan KH: - Ekspresi wajah tampak tenang, rileks dan kooperatif. - Mengenali, mengungkapkan dan menunjukkan teknik untuk mengontrol kecemasan. - Menemukan sikap tubuh, ekspresi wajah, isyarat dan tingkat kegiatan yang menggambarkan berkurangnya penderitaan. - Menunjukkan beberapa kemampuan untuk menenangkan diri Intervensi Penurunan Kecemasan - Bina hubungan saling percaya dengan pasien. - Kaji tingkat kecemasan dan reaksi fisik pada tingkat kecemasan (tachicardia, tachypnea, ekspresi cemas non verbal)
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 - Jelaskan seluruh prosedur tindakan kepada klien dan perasaan yang mungkin muncul pada saat melakukan tindakan. - Berusaha memahami keadaan klien - Berikan informasi tentang diagnosa, prognosis dan tindakan. - Sediakan aktivitas untuk menurunkan ketegangan - Bantu pasien untuk mengidentifikasi situasi yang menciptakan cemas. - Tentukan kemampuan pasien untuk mengambil keputusan - Instruksikan pasien untuk menggunakan teknik relaksasi. - Kolaborasi untuk pemberian obata penurun cemas , jika memungkinkan Intervensi Peningkatan Koping - Hargai pemahaman pasien tentang proses penyakit - Hargai dan diskusikan alternatif respon terhadap situasi. - Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan jaminan. - Sediakan informasi aktual tentang diagnosa, penanganan dan prognosis. - Sediakan pilihan yang realistis tentang aspek perawatan saat ini. - Libatkan keluarga atau orang terdekat dengan klien.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 - Bantu klien untuk mengidentifikasi penggunaan koping yang efektif. - Beri penyuluhan tentang prosedur pre operasi dan post operasi. - Berikan pujian untuk menggunakan sumber koping yang efektif. 3. Kurang pengetahuan tentang penyakit, perawatan dan pengobatannya berhubungan dengan kurangnya informasi, tidak mengetahui sumber-sumber informasi, terbatasnya kognitif pasien. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama .... x 24 jam, pengetahuan klien meningkat dengan KH: - Pasin mengungkapkan pengertian tentang proses penyakit dan pengobatan. - Berpartisipasi dalam pengobatan Intervensi Peningkatan Pengetahuan - Kaji tingkat pengetahuan tentang proses penyakit. - Jelaskan proses penyakit - Tentukan kemampuan pasien untuk mempelajari informasi khusus. - Berikan pengajaran sesuai dengan tingkat pemahaman pasien, ulangi informasi bila dipelrukan. - Ikutsertakan keluarga atau anggota keluarga lain. - Jelaskan tentang program pengobatan dan alternatif pengobatan.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 - Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin digunakan untuk mencegah komplikasi. - Diskusikan tentang terapi dan pilihannya. - Eksplorasi kemungkinan sumber yang bisa digunakan/mendukung. - Instruksikan kapan harus kepelayanan. - Tanyakan kembali pengetahuan klien tentang penyakit, prosedur perawatan dan pengobatan. 4. Risiko infeksi b/d adanya luka operasi, imunitas tubuh menurun, prosedur invasive Setelah dilakukan askep . jam risiko infeksi Terkontrol, terdedekti dengan KH: - Bebas dari tanda & gejala infeksi - Angka lekosit normal (4-11.000) - Suhu normal ( 36 37 c Intervensi Kontrol Infeksi : - Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain. - Batasi pengunjung bila perlu dan anjurkan u/ istirahat yang cukup. - Anjurkan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan setelah kontak dengan klien. - Gunakan sabun anti microba untuk mencuci tangan. - Lakukan cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan keperawatan.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 - Gunakan baju, masker dan sarung tangan sebagai alat pelindung. - Pertahankan lingkungan yang aseptik selama pemasangan alat. - Lakukan perawatan luka sesuai indikasi - Lakukan dresing infus,dan dresing kateter sesuai indikasi. - Tingkatkan intake nutrisi. & cairan yang adekuat. - Kolaborasi untuk pemberian antibiotik sesuai program. Intervensi Proteksi Terhadap Infeksi - Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal. - Monitor hitung granulosit dan WBC. - Monitor kerentanan terhadap infeksi. - Pertahankan teknik aseptik untuk setiap tindakan. - Inspeksi kulit dan mebran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase. - Inspeksi keadaan luka dan sekitarnya - Monitor perubahan tingkat energi. - Dorong klien untuk meningkatkan mobilitas dan latihan. - Instruksikan klien untuk minum antibiotik sesuai program. - Ajarkan keluarga/klien tentang tanda dan gejala infeksi.dan melaporkan kecurigaan infeksi. 5. Sindrom defisit self care b/d kelemahan, penyakitnya Setelah dilakukan askep jam klien dan keluarga dapat merawat diri : activity daily living (adl) dengan KH :
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 - kebutuhan klien sehari-hari terpenuhi (makan, berpakaian, toileting, berhias, hygiene, oral higiene) - klien bersih dan tidak bau. Intervensi Bantuan Perawatan Diri - Monitor kemampuan pasien terhadap perawatan diri yang mandiri - Monitor kebutuhan akan personal hygiene, berpakaian, toileting dan makan, berhias - Beri bantuan sampai klien mempunyai kemapuan untuk merawat diri - Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. - Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kemampuannya - Pertahankan aktivitas perawatan diri secara rutin - dorong untuk melakukan secara mandiri tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2
FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Nama Mahahasiswa : Pengkajian diambil tanggal : Jam :
A. IDENTITAS UMUM 1. Identitas Kepala Keluarga Nama : Tn. P Pendidikan : SMA Umur : 43 tahun Pekerjaan : Wiraswasta Agama : Islam Alamat : Ds.Tunggulsari Suku : Jawa Nomor Telp. : - 2. Komposisi Keluarga
No. Nama L/P Hub. Kel Umur Pend. Imunisasi KB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Tn. P Ny. A Tn. B An. A L P L P Suami Istri Anak Anak 43 40 23 12 SMA SMA SMA SMP Lengkap Lengkap Lengkap Lengkap Tidak Pil Tidak Tidak
Genogram minimal 3 Generasi :
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Keterangan: Perempuan Tinggal serumah
Laki-laki
pasien
1. Tipe Keluarga : a. Jenis Tipe Keluaraga : Keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak b. Masalah Yang Terjadi Dengan Tipe Tersebut : Tidak ditemukannya masalah dalam anggota keluarga, karena setiap masalah yang terjadi selalu di musyawarahkan bersama.
2. Suku Bangsa : Jawa
3. Agama : Islam
4. Status Social Ekonomi Keluarga : Penghasilan keluarga perminggu Rp. 400.000.
5. Aktifitas Rekreasi Keluarga : Apabila keluarga tidak ada kegiatan, biasanya kumpul dirumah anggota keluarga yang lain, kadang kumpul di rumah neneknya. II. Riwayat Tumbuh Kembang Keluarga 1. Tahap Perkembangan Keluarga Inti Tn.P menikah dengan Ny.A sejak 24 tahun yang lalu dan di karuniai 2 anak.
2. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi Tidak ditemukannya tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.anak pertama berusia 23 th dan yang kedua berusia 12 th masih bersekolah SMP. Tn. A dan Ny. S mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya bersifat terbuka dan masing-masing anak
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 tahu akan tugas dan kewajibannya sebagai anak.
3. Riwayat Keluarga Inti Keluarga tidak ada yang menderita penyakit sama seperti Tn.B
4. Riwayat keluarga sebelumnya Tidak ada riwayat keluarga yang menderita hernia. Tn.B sakit karena terlalu banyak aktivitas.
III. Lingkungan a. Karakteristik Rumah Luas rumah 55 m 2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk sholat,dua kamar mandi,satu dapur, merupakan rumah permanent dan milik sendiri. Setiap ruangan memiliki cendela kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi terpisah dengan WC lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
Denah Rumah
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 5
4
Keterangan: 1. Kamar 2. Kamar mandi 3. Ruang tamu 4. Ruang keluarga 5. Dapur
b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas Keluarga Ny.P bertetangga dengan beberapa keluarga. Semua tetangga beragama islam dan bersuku jawa meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
c. Mobilitas Geografis Keluarga Sejak Tn. P dan Ny.A menikah, keluarga tidak pernah bepindah- pindah tempat
d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat Keluarga Tn. P tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.A aktif dengan kegiatan keagamaan di lingkungan rumahnya. Ny.A aktif dengan Pengajian rutin yang dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali. Sedangkan kedua anknya setiap sore mengaji di mushola dekat rumah.
1 3 2
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 e. Sistem Pendukung Keluarga Karena Tn.B sudah bekerja maka Tn.B menggunakan biaya sendiri untuk memeriksakan kesehatannya
IV. Struktur Keluarga a. Pola Komunikasi Keluarga Keluaga Ny.A dan Tn.P melakukan komunikasi secara terbuka, sehingga anak-anaknya dapat memberi masukan tentang suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang tua, Ny.A adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya tapi Tn.A sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi anak-anaknya ketika mereka salah.
b. Struktur Kekuatan Keluarga Ny.A dan Tn.B adalah ibu sekaligus pembantu pencari nafkah bagi keluarga, dan Tn.P menjadi seorang ayah dan pencari penghasilan utama bagi keluarga.
c. Struktur Peran (Formal & Informal) Tn. P sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga Ny. A sebagai istri yang bekerja sebagai ibu rumah tangga Tn. B sebagai anak pertama sekolah bekerja membantu memenuhi kebutuhan keluarga. An. A masih melanjutkan pendidikan di sekolahnya
d. Nilai Dan Norma Keluarga Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi penyakit menurut mereka. Tn.B sakit memang karena disebabkan oleh suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu.sehingga mereka lebih memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-obat tradisional.
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 V. Fungsi Keluarga a. Fungsi Afeksi Ny.A dan Tn.P menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi. b. Fungsi Sosialisasi Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
c. Fungsi Perawatan Keluarga 1. Mengenal Masalah Keluarga Keluarga dapat mengedintifikasikan penyakit Tn.B meskipun secara awam sehingga keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Tn.B mengeluhkan penyakitnya.
2. Mengambil Keputusan Mengenai Tindakan Kesehatan yang Tepat: Pergi ke Rs ketika Tn.B mengeluhkan sakitnya
3. Merawat Anggota Keluarga yang Sakit: Keluarga kurang mengetahui cara merawat anggota keluarga yang sakit
4. Memelihara/Memodifikasi Lingkungan Rumah yang Sehat: Apabila tidak ada kegiatan Tn.B membantu Ny.A membersihkan rumahnya dibantu oleh adiknya
5. Menggunakan Fasilitas atau Pelayanan Kesehatan dimasyarakat: Tn.B memeriksakan kesehatannya di Rs.Dr.Iskak Tulungagung
d. Fungsi Reproduksi Tidak terkaji
e. Fungsi Ekonomi Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Tn.B sakit dan keluarga mempunyai tabungan yang dapat
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 digunakan kapan saja.
VI. Stress dan Koping Keluarga a. Stressor Jangka Pendek Tn. B mengurangi aktifitas seperti biasa
b. Stressor Jangka Panjang Keluarga mengatakan mersa khawatir saat Tn. B mengeluhkan penyakitnya
c. Kemampuan Keluarga Berespons Terhadap Masalah Keluarga berharap anak-anaknya dapat menjalani sekolahnya dengan baik dan kelak menjadi anak yang berguna.
d. Strategi Koping yang Digunakan Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-harapan mereka terhadap anaknya.
e. Strategi Adaptasi Disfungsional Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam mengambil suatu keputusan.
VII. Harapan Keluarga a. Terhadap Masalah Kesehatannya: Keluarga berharap Tn. B dapat
b. Terhadap Petugas Kesehatan yang Ada: petugas kesehatan dapat memberi pelayanan kesehatan dengan baik.
HASIL PEMERIKSAAN FISIK Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga 1 2 3 4 5 a. Tanda Vital
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Suhu Nadi RR TD 36,5 c 36,6c 36,4c 36,5c 60x/mnt 60x/mnt 65x/mnt 60x/mnt 20 20 18 20 120/80 120/80 120/80 120/70 b. Fisik 1. Kepala Bentuk simetris, rambut hitam dan bersih Bentuk simetris,r ambut hitam dan bersih Bentuk simetris,r ambut hitam dan bersih Bentuk simetris,r ambut hitam dan bersih
2. Mata Konjungti va merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret Konjungtiv a merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret Konjungtiv a merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret Konjungtiv a merah muda, pupil isokor, sklera putih, tidak ada sekret
3. Telinga Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendenga ran baik Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendengar an baik Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendengar an baik Bentuk simetris, terdapat sedikit serumen, pendengar an baik
4. Hidung 5. Mulut dan Gigi Bentuk simetris, gigi tampak Bentuk simetris, gigi tampak Bentuk simetris, gigi tampak Bentuk simetris, gigi tampak
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 kuning, tidak ada sariawan kuning, tidak ada sariawan kuning, tidak ada sariawan kuning, tidak ada sariawan 6. Leher Tidak ada benda asing dalam hidung, bentuk normal Tidak ada benda asing dalam hidung, bentuk normal Tidak ada benda asing dalam hidung, bentuk normal Tidak ada benda asing dalam hidung, bentuk normal
7. Dada/ Thorax Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan Bentuk dada simetris, tidak ada benjolan
8. Abdomen Bentuk simetris, tidak ascites, ada benjolan di inguinal kiri, tidak ada lesi Bentuk simetris, tidak ascites, ada benjolan di inguinal kiri, tidak ada lesi Bentuk simetris, tidak ascites, ada benjolan di inguinal kiri, tidak ada lesi Bentuk simetris, tidak ascites, ada benjolan di inguinal kiri, tidak ada lesi
9. Ekstermitas Normal, tidak Normal, tidak ada Normal, tidak ada Normal, tidak ada
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 ada kelainan kelainan kelainan kelainan
ANALISA DATA No . Data Penyebab Masalah 1.
2. 2 DS: Px mengatakan apakah bisa sembuh dan penyakit yang di deritanya DO: ekspresi wajah tampak cemas rasa ingin tahu pasien besar cemas klien cema ringan TD: 120/ 80 N: 65x/menit
DS: nyeri bertambah bila bergerak nyut-nyutan nyeri sedang nyeri hilang timbul
DO: kurang pengetahuan terhadap penyakit dan procedure pengobatan
penjepitan saraf diskus interfertebrali s yang di tandai dengan Cemas
Nyeri
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Klien tampak meringis Skala nyeri 3
PRIORITAS MASALAH Diagnosa :..................................................................................... No. Kriteria S k a l a
B o b o t
Skoring Pembenaran 1. Sifat Masalah Tidak/ kurang sehat Ancaman Kesehatan Keadaan Sejahtera
3
3
3/3x3 =1
Tn.B masih bisa mengontrol sakitnya 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah Sebagian Tidak dapat
2
2
2/2x2 =1
Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga selalu memotivasi Tn.B 3. Potensi masalah untuk dicegah Tinggi Cukup Rendah
3
2
2/3x3 =3 2/3
Masalah dapat diubah karena keluarga yang lain memahami tentang penyakitnya
4. Meninjolnya masalah Masalah berat harus segera diatasi Ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
2
1
1/2x2 =2 1/2
Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan Total = 7 5/6
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas: 1. 2. 3. 4. Dan seterusnya
Skoring : 1. Tentukan skore untuk setiap criteria 2. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skore X bobot Angka tertinggi 3. Jumlah skore untuk semua kriteri
PRIORITAS MASALAH Diagnosa :.....................................................................................
No. Kriteria S k a l a
B o b o t
Skoring Pembenaran 1. Sifat Masalah Tidak/ kurang sehat Ancaman Kesehatan Keadaan Sejahtera
3
2
2/3x2 =2 2/3
Tn.B memerlukan penanganan cepat 2. Kemungkinan masalah dapat diubah Mudah
2
2
2/2x2 =1
Masalah dapat diatasi sebagian karena keluarga kurang memiliki pengetahuan tentang cara
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 Sebagian Tidak dapat merawat anggota keluarga yang sakit
3. Potensi masalah untuk dicegah Tinggi Cukup Rendah
3
2
2/3x3 =3 2/3
Masalah dapat diubah karena Tn.B merupakan p;enyakit yang bias disembuhkan
4. Meninjolnya masalah Masalah berat harus segera diatasi Ada masalah tetapi tidak perlu segera ditangani Masalah tidak dirasakan
2
2
2/2x2 =1
Keluarga tidak menyadari betapa pentingnya menjaga kesehatan Total = 7 4/6 Diagnosa Keperawatan berdasarkan prioritas: 5. 6. 7. 8. Dan seterusnya Skoring : 4. Tentukan skore untuk setiap criteria 5. Skore dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skore X bobot Angka tertinggi 6. Jumlah skore untuk semua kriteria
RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Intervensi Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan terhadap penyakit dan procedure pengobatan yang d tandai dengan *Klien bertanya tentang penyakit yang di deritanya dengan cara pengobatannya *Ekspresi wajah klien tampak cemas *Rasa ingin tahu klien besar *Cemas pasien ringan *TTV Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 menit, keluhan cemas berkurang dengan KH: - Klien mengatakan sudah tau apa penyakitnya dan prosedur pengobatan - Wajah klien tenang /tidakcemas
1. Obs respon fisik, gelisah, Ttv 2. Dorong pernyataan takut dan ansietas/ cemas berikan umpan balik 3. Berikan informasi akurat, nyata tentang apa yang di lakukan Verbal
Membuat hubungan terapeutik, membuat px menerima perasaan dan memberikan kesempatan untuk memperjelas kesalahan konsep Melibatkan pasien dalam rencana keperawatan dan menurunkan ansietas Belajar cara
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 TD: 120/ 80 mmHg ND: 65x/ menit
nyeri akut berhubungan dengan penjepitan saraf diskus interfertebralis yang di tandai dengan nyeri bertambah
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 di harapkan nyeri berkurang sampai 4. Ajarkan tehnik relaksasi visualisasi, latihan nafas dalam 5. Ciptakan lingkungan yang tenang
verbal untuk rileks dan dapat menurunkan takut dan cemas Lingkungan yang tenang memberikan kenyamanan klien Tingkatkan istirahat
Memberikan informasi untuk melanjutkan intervensi Mengetahui tingkat kenyamanan
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 bila bergerak nyut-nyutan nyeri sedang nyeri hilang timbul
dengan hilagng dengan KH: - Klien mengatakan nyeri berkurang sampai dengan hilang -Ekspresi wajah rileks -Skala nyeri 0-1 - TTV dalam batas normal reaksi non verbal dan ketidak nyamanan 3. Beri posisi nyaman 4. Anjurkan untuk mengurangi aktifitas 5. Ajarkan tehnik relaksai nafas dalam 6. Jelaskan jika nyeri timbul laporkan kpd staf perawat 7. Ciptakan lingkungan yang tenang klien Posisi nyaman membantu mengurangi nyeri aktivitas Membantu bernafas secara efektif mengalihkan fokus perhataian terhadapnyeri, mengurangi spasme otot lingkungan yang tenang memberikan kenyamanan klien
Program Profesi Keperawatan Komunitas Kelompok 2 TINDAKAN DAN EVALUASI
Tanggal Jam Tindakan TT Perawat Tgl. Jam Catatan Perkembangan TT Perawat
15 April 2014
15.00
Subjektif: Nyeri bertambah jika bergerak Nyut nyutan inguinalis kiri Nyeri sedang Nyeri hilang timbul.