Anda di halaman 1dari 6

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman konseptual merupakan merupakan bagian dari
pembelajaran matematika. Dalam National Council Of Teachers Of
Mathematics (NCTM, 2000) mengatakan bahwa pemahaman konseptual
merupakan aspek yang sangat penting dalam pembelajaran
matematika.Sebagai mana pendapat Kilpatrick dan Findel (2011:118) yang
menyatakan bahwa pemahaman konseptual merupakan kemampuan siswa
dalam menterjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep
matematika berdasarkan pembentukan pengetahuan dirinya. Dengan
demikian, pemahaman konseptual merupakan kompetensi yang tidak bisa
diabaikan dalam pembelajaran matematika dan wajib dikuasai siswa.
Dalam sebuah pemahaman tidak hanya sekedar memahami sebuah
informasi tetapi termasuk juga keobjektifannya. Dengan kata lain seorang
siswa dapat mengubah suatu informasi yang ada dalam pikirannya kedalam
bentuk lain yang lebih berarti sehingga siswa dapat menerapkan konsep yang
telah dipelajarinya untuk menyelesaikan permasalahan sederhana sampai
dengan yang kompleks.
Pemahaman konsep adalah pemahaman yang sifatnya hanya bagian per
bagian konsep, artinya seseorang dikatakan memahami satu konsep,
sedangkan pemahaman konseptual lebih cenderung diartikan sebagai
2

pemahaman akan konsep-konsep, sehingga ketika konsep satu dibutuhkan
untuk konsep lain, seseorang yang memiliki pemahaman konseptual bisa
menggunakannya untuk menghubungkan antara konsep yang satu dengan
konsep baru atau yang lainnya, sehingga pemahaman konseptual dapat
membantu siswa untuk mengingat, hal ini dikarenakan konsep-konsep
matematika yang siswa peroleh dengan memahami, saling berkaitan,
sehingga siswa lebih mudah untuk mengingat dan menggunakan, serta
menyusun kembali saat lupa. Sedangkan kongruensi merupakan materi yang
diajarkan pada kelas IX di semester ganjil, namun kenyataannya masih
banyak siswa yang belum bisa mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan
materi kongruensi. Hal ini dapat dilihat dari hasil jawaban beberapa siswa
tentang pemahaman konseptual pada materi kongruensi yang masih di bawah
rata-rata. Karena ketika diberikan materi tersebut guru lebih cenderung
memberikan pemahaman prosedural lebih dahulu dari pada pemahaman
konseptual, sehingga penguasaan materi tersebut kurang.
Padahal pengetahuan yang dipelajari dengan pemahaman konseptual
menyediakan dasar untuk menghasilkan pengetahuan baru dan untuk
memecahkan masalah yang baru dan asing (National Research Council,
2001). Ketika siswa memperoleh pemahaman konseptual dalam pelajaran
matematika, mereka dapat melihat hubungan antar konsep dan dapat
mempresentasikan argumennya untuk menjelaskan mengapa fakta merupakan
akibat dari fakta lain.
Berdasarkan hasil pra observasi yang dilakukan peneliti ketika
3

melakukan wawancara dengan guru matematika (Bapak Alif Joko) pada
tanggal 22 April 2013 bahwa sebagian siswa kesulitan mengingat kembali
materi yang sudah diajarkan, ketika mereka sudah naik kelas, kebanyakan
mereka lupa pada materi yang telah diajarkan, Peneliti juga telah melakukan
uji coba soal pada beberapa siswa kelas IX SMP Negeri 2 Sungai Tebelian
mengenai materi kongruensi, diperoleh hasil dari jawaban siswa masih
rendah. Hal in dikarenakan penguasaan pemahaman konseptual yang mereka
miliki sangat kurang, sehingga mereka mudah lupa pada materi yang
diberikan ketika diajarkan kembali materi tersebut.
Pemahaman konseptual seharusnya menjadi bahan refleksi bagiguru
untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar berikutnya, sehingga
dimasa yang akan datang kebutuhan siswa lebih dapat diantisipasi, maka
didalamnya harus termuatpotensi yang dimiliki siswa. Beberapa hasil
penelitian yang menggunakan pemahaman konseptual menunjukkan hasil
yang positif antara lain, yaitu pada hasil penelitian Iswandy (2012)
menyimpulkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa tinggi dengan
pemahaman konseptual. Selain itu Maroka (2012) menyimpulkan bahwa hasil
belajar siswa yang diberikan lebih dahulu pemahaman konseptual lebih tinggi
daripada hasil belajar siswa yang diberikan pemahaman procedural lebih
dahulu.
Kongruensi merupakan salah satu materi yang masih kurang dikuasai
siswa di daerah Kabupaten Sintang, hal ini berdasarkan laporan ujian nasional
dari Badan Standar Nasional Pendidikan tentang persentase penguasaan
4

materi (daya serap) soal matematika ujian nasional SMP/MTs tahun pelajaran
2011/2012, menyatakan bahwa persenta sepenguasaan materi tentang
kongruensi daerah kabupaten sintang sebesar 19,5 % (PPMP, 2012). Hal ini
menunjukan bahwa tingkat penguasaan siswa pada materi tersebut masih
tergolong rendah.
Dari uraian yang telah dikemukakan, maka penelusuran lebih jauh
mengenai pemahaman konseptual sisiwa mengenai materi kongruensi perlu
dilakukan, oleh karena itu dilakukan penelitian yang memilih judul
Pemahaman Konseptual Siswa dalam Materi Kongruensi di Kelas IX SMP
Negeri 2 Sungai Tebelian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian
ini adalah Bagaimanakah pemahaman konseptual siswa dalam materi
kongruensi di SMP ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
pemahaman konseptual siswa dalam materi kongruensi di SMP.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bacaan dan referensi bagi
rekan mahasiswa/i program studi untuk melakukan kegiatan
5

penelitian.
b. Kelemahan dan kelebihan dari hasil penelitian ini dapat menjadi
informasi bagi lembaga sebagai bahan kajian ilmu dalam rangka
meningkatkan ilmu matematika dan persiapan di lapangan
2. Praktis
a. Bagi siswa
Dengan menggunakan pemahaman konseptual diharapkan dapat
memberi motivasi siswa dalam belajar serta dapat memahami soal-
soal matematika.
b. Bagi guru
Dengan menggunakan pemahaman konseptual diharapkan dapat
menjadi salah satu alternatif pembelajaran yang biasa diterapkan oleh
guru bidang studi matematika khususnya pada materi kongruensi.
c. Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan
matematika di sekolah dan memotivasi guru lain untuk
mengembangkan pembelajaran yang mampu mengakomodasi cara
berfikir siswa.
d. Bagi Peneliti
Penelitian ini sebagai referensi dalam merancang pembelajaran
matematika sehingga dapat mengantisipasi kebutuhan siswa di
sekolah.

6

E. Definisi Operasional
Agar dalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda
terhadap istilah yang digunakan, perlu dijelaskan istilah atau definisi-definisi
yang digunakan oleh peneliti.
1. Pemahaman
Pemahaman dalam penelitian ini adalah kemampuan untuk menangkap
arti suatu materi pelajaran.
2. Pemahaman konseptual
Pemahaman konseptual yang dimaksudkan adalah kemampuan siswa
untuk membuat konsep kongruensi. Pembuatan konsep ini menggunakan
gambar.
3. Kongruensi
Kongruensi merupakan salah satu pokok bahasan dalam materi
kesebangunan yang diajarkan di kelas IX semester ganjil.

Anda mungkin juga menyukai