Anda di halaman 1dari 49

TATATERTilB

PRAKTilKU
M ilLjT
il
M l l l l l r l
I I r t l l l l r t l l l r l l t l l l l
! r t ! l I
1. ABSEN
Absendi ambi | j am0B. 30di LSP- KampUSLi mauMani s
Keterl ambatan
:
g
Ket er l ambat an
<
15' , di scount 50 % cl ar i ni l ai l apangan har i i t u'
I Keterl ambatan
t
15" prakti kum di ti adakan
(gagal ).
2. RESPONSI
UMUM
Ket er l ambat an
>
15 meni t di anggap t i dak hadi r
Ti dak hadi r responsi umum waj i b
presentasi sebel um
prakti kum
di l aksanakan
dengan
j adual cl i konf i r masi kan
dengan asi st en
yang
bersangkutan.
3. PENILAIA:|
r Ni l ai l apangan 50 %
O Lapor an 15 %
O Responsi 25%
O Aktivitas 30 %
O Team Work 30 %
r Ni l ai l aporan 25
o/o
- Nilai ujian 25 %
, ' Apabi l a ni l ai akhi r pr akt i kum <
50
,
pr akt i kum di anggap gagal
,
Apabi l a pengumpul an l apor an akhi r pr akt i kum
di l uar wakt u yang t el ah
di t et apkan, pr akt i kum di anggap gagal .
PERLENGKAPAN
.dr
Angkatan
o Pat ok sebanvak 1SObuah
<ttr
Kelompok
o Payung
o
Gol ok/ par ang ( l ayak pakai )
o
Meteran (mi ni nral 50 meter).
o Kamer a, unt uk dokument asi
<tr
Pri badi
o
Baj u l engan panj ang ( Ber pakai an sopan) , t opi
o
Sepat u ( bukan sepat u sandal , sepat u gunung de- el - el )
o
Snack, makan si ang, ai r mi num
4.
lr
I
q
6
F
z x
d r
. : i
E r {
J(
'n
:l
a)
a
o
a)
-(
0
L
o H
o x
i n x
_9 I
O c
. E ;
X E
r . h
x 6
= Y
q o
x v
;
G
d
Q
KATA
PENGANTAR
t t l t l l r l r ! : l l l l l l l l l l ! l t
Alliamduiillah, puji dan syukur kami paniatkan kepada.ALLA-FI SWT'
karena berkat rairmat dan karunia-Nya telah dapat diselesaikan penyLlsunan
Buku PetunjLrk Pelaksanaan Praktikum llmu Ukur Tanah l ini.
Petunjuk Pelaksanaa praktiktrm ini ini dimaksudkan sebagai pegangan
clan peCcnran bagi Assiterr dan Praktikan clalam melaksanakan kegiatan
;x' aktikr-rnr
Ilnru [Jkur l' anah l. Diharapkan dengan adarrya buktr Juklak ini
kegiatan praktikuni yang dilaksanakan dgRat berjalan dengart lancar dan
rlc,ncapai hasil sesuai clcngan apa yang diharapkan.
Akhirnya kami rnengharapkari senlog,a .Tuklak Praktikum Ilmu Ukur
' I"anah
I ini dapat dibaca c' lan cligunakan dengan sebaik-baiknya. Semoga kita
sellrua rlenciapat berkali dari Allah SWT, Amin.
Padang. Februari 2006
' fim
Asisten
DAFTAR
ISI
Keluarga
Besar Lab SurveY
I
Tata Tertib
Kata Pengantar
Daftar isr
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Ruang LingkuP
BAB II PENGENALAN
ALI.T
2.I Umum
2.2 Alat Ukur SiPat Datar
2.3 Alat Ukur SiPat Ruang
2.3.1 Konstruksi Theodol i te
2.3.2 Macam-macarn
Theodolite
2.3.3 Cara Pemasangan
Dan Pengaturan
Theodolite
2.3.4 Pengukuran
Sudut Dengan Theodolite
2.4 Alat Ukur Jarak
2.4.1 SecaraKonvensi onal
2.4.2 SecaraEl ektroni s
2.4.3 MetodaTachYmetri
2.5 Aiat Bantu Pengukuran
BAB iII KESALAHAN
PENGUKURAN
3.1 Jenis-ienis
Kesalahan
Yang Terjadi
3. 1. 1 Kesal ahan( Gal at )
3.1.2 Kesalahan
Pada Pengukuran
Beda Tinggi
3. 1. 2. 1 Kesal ahanSi Pengukur
3.1 .2.2 Kesal ahan
Al at Ukur
3.1.2.3
Kesalahan
Karena Pengaruh Refraksi Dan
Kelengkungan
Bumi
BAB IV PENENTUAN
AZI\4IJTH
GEOGRAFIS
DENGAN METODA
PENGAMATAN
TTNGGI MATAHARI
4.1 Umum
4.2 Dasar Teori
4.2.1 Pengamatan
Tinggi Matahari
4.2.1.1 Koreksi Il2 d Sudut Vertikal
4.2.1.2 Koreksi i/2 d Sudut Horizontal
4.2.2 Koreksi Paralaks Dan Refraksi
4.2.3 Segitiga
Astronomi
4.2.4 Azimuth Geografi
Ketitik Sasaran
4-3 Peralatan
4.4 PelaksanaanPengukuran
4.5 Pengolahan
Data
BAB V POLIGON
5.1 Maksud dan Tujuan
5.2 Pengertian Poligon
5.3 Pengolahan Data Poligon
5.4 TahaPanPelaksanaan
5.5 Contoh Perhitungan Poligon Dengan Excel
5.6 Pengolahan Data
BAB VI PENGIKATAN KEMUKA
6.1 Umum
6.2 Dasar Teori
6.: TahaPanPelaksanaan
6.4 TahaPan Hitungan
6.5 contoh Perhitungan Pengikatan Kemuka Dengan Excel
6.7 Pengolahan Data
6.8 Gambar
BAB VII DETAIL SITUASI
7.1 Umum
7 2 Dasar Teori
7.3 TahaPan Pelaksanaan
7.4 Pensolahan Data
7.4.1 Metoda Tachyrnetri
7.4.2 Metoda trigonometri
7.5 contoh Perhitungan Detail dan Situasi Dengan Excel
7.6 Perhitungan
7.7 Skets Lokasi
l)aftar Kepustakaan
Lampiran
Sketsa
Tahe
I -tabe
I y ang di gunakan
Peta detail situasi
BAB I
PENDAI_IULUAN
1.1 I.ATAR BEI,AKANG
Ilmu Geodesi merupakan suatu ilmu yang mempelajari
ukuran dan bentuk
bumi dan menyajikannya
dalam bentuk tertentu. Ilmu Geodesi ini berguna bagi
pekerjaan perencanazm
yang membutuhkan
d,ata-data koordinat dan ketinggian
t i t i l . l ; l apangan.
Be r c l a s a r k a n k e t e l i t i a n p e n g u k u r a n n y a , i l mu Ge o d e s i d a p a t
diklasifikasikan
atas dua macam,
yaitu:
1. Geodetic
Surteying,
yaitu suatu survey
yang memperhitungkan
kelengkungan
bumi atau kondisi sebenarnya.
Geodetic surveying
ini
digunakan dalam
pengukuran daerah yang luas dengan menggunakan bidang
hitung
yaitu bidang lengkung
(bola/ellipsoid)'
2. Plane surveying,
yaitu suatu survey
yang mengabaikan
kelengkungan
bumi
dan mengasumsikan
bumi adalah bidang datar. Plane surveying
ini
<ligunakan
untuk pengukuran daerah yang tidak luas dengan mengunakan
bidang hitung
Yaitu
bidang datar.
Dalam praktikum ini kita memakai Plane Surveying
(Ilmu Ukur Tanah)'
Ilmu ukur tanah dianggap sebagai disiplin ilmu, teknik dan seni yang meliputi
Semua metoda untuk pengumpulan dan pemerosesan informasi tentang permukaan
bumi dan lingkungan
fisik bumi
yang mengangap bumi sebagai bidang datar,
sehingga
dapat ditentukan
posisi titik-titik di permukaan bumi' Dari titik yang
telah didapatkan
tersebut
dapat disajikan dalam bentuk peta.
Drktat Praktrkum
IUT
l.-abor Suwey, ?emetaan 4 Gl1
?endahul van
Dalam
praktikum Ilmu Ukur Tanah
ini mahasiswa akan berlatih
melakukan
pekerjaan-perkerjaan
SUivo}, dengan tujuan agar.Ilmu Ukur Tanah
yang didapat di bangku kuliah dapat diterapkan
di lapangan, dengan demikian
diharapkan
mahasiswa
dapat memahami
dengan baik ketiga aspek tersebut diatas'
Dengan
praktikum ini diharapkan
dapat melatih mahasiswa melakukan
pemetaan situasi teritris. Hal ini ditempuh
mengingat bahwa
peta situasi
pada
umumnya
diperlukan
untuk berbagai keperluan
perencanaan teknis atau
keperluan-keperluan
lainnya
yang menggunakan
peta sebagai acuan'
t . 2 Maksud
dan Tuj uan
.
praktikum
Ilmu Ukur Tanah I dimaksudkan
sebagai aplikasi lapangan dari
teori-teori
dasar Ilmu Ukur Tanah
yang didapatkan oleh praktikan di bangku
P
kuliah seperti
poligon, azimuth matahari,
profil, detail situasi dan ploses
penggambaran
Peta.
Tujuan
yang ingin dicapai dari Praktikum
Ilmu ukur Tanah I adalah agar
Praktikan dapat mengetahui
dan memahami
dengan baik bagaimana
tahapan :
a. Pengukuran
poligon dan pengolahan data
b. Pengukuran
azimuth matahari dan pengolahan data
c. Pengukuran
profil dan pengolahan data
d. Pengukuran
detail situasi dan pengclahan data
e. Penggambaran Peta
1. 3 Ruang
Li ngkuP
Pemetaan situasi dilakukan dalam beberapa tahap pekerjaan' yaitu sebagai
beri kut :
a. Orientasi
lapangan dan persiapan pengukuran'
b. Proses
pengumpulan
data, mencakup :
'/
Pengukuran Poligon'
'/
Pengukuran
detail situasi'
'/
Pengukuran
azimuth matahari'
c. Proses
pengolahan
data, mencakup :
' /
Hitungan
Poligon'
./
Hitungan
beda tinggi
Drktat Praktrkum
IUT I
l abor Suwey,?emetaan
I Gl 1
?endahvl van
,/
Hitungan detail situasi..
,/
Hitungan azimuth matahari.
d. Proses
penYajian data, mencakuP :
/
Penggambaran
( kartografi
)
'/
LaPoran
Drktat Praktrkum
IUT I
l-abor )urvq, ?emetaan & GlS
Tendahvl van
Orientasi
laPangan dan
PerslaPan
I
I
I
Pengukuran
I
Poligon
Azimuth Matahari
Pengikatan
Kemuka
Perhitungan
I
Azimuth Matahari
I
Pol i gon
Informasi
PelengkaP
Penggambaran
I
Laporan
Detail Situasi
Pengikatan
Kemuka
Drktat Praktrkum
IUT I
Labor )vwey, ?emetaan 4 Gl1
BAB
II
r l l l r
PTNC=NALAN
ALAT
2. L UMUM
Pada pengukuran terdapat dua
jenis unsur pengukuran, yaitu
jarak dan
sudut. Selanjutnya unsur
jarak
dapat dibagi dua pula, yaitu unsttr
jarak mendatar
(d) dan beda tinggi (Ah). Sedangkan unsur sudut dibagi rr^enjadi sudut horizontal,
vertikal dan
jurusan. Sudut ini berperan
penting dalam kerangka dasar pemetaan
yang datanya diperoleh dari lapangan dengan alat yang dirancang sedernikian rupa
konitrukrinya sesuai dengan tingkat ketelitian. Alat ini dikenal sebagai alat ukur
mang (Theodol i t e).
Sedangkan untuk mengukur beda tinggi antara dua titik atau lebih di
permukaan burni digunakan alat ukur sipat datar (Waterpass). Untuk
pengukuran
j arak
dari suat u t i t i k ke t i t i k l ai n dapat di gunakan pi t a ukur, EDM (El ect roni c
Distance Meter) dan dapat
juga
dengan Metoda Tachyrnetri.
2.2 AIAT UKUR SIPAT DATAR
Alat ukur sipat datar (waterpass) ini dirancang konstruksinya sedernikian
rupa sesuai dengan fungsinya, yaitu untuk mengukur beda tinggi antara dua titik
atau lebih di permukaan bumi.
Pada alat ukur sipat datar tingkat ketelitiannya tergantung pada kepekaan
nivo tabung dan pembesaran teropongnya. Kepekaatf nivo tabung ditentukan oleh
jari-jari busur nivo tabung tersebut. Makin besar
jari-jari busur nivo tabung
i.rr.but, maka kepekaanya
juga
semakin tinggi. Ini berarti alat ukur sipat datar
tersebut rnerniliki ketelitian yang makin tinggi.
pada
dasarnya alat ukur sipat datar terdiri dari 4 (empat) bagian utama,
yaitu:
l. Teropong, untttk rnernbidik rambu dan memperbesar bayangan rambu'
2. Nivo tatrung, diletakkan pada teropong untuk mengatur teropong agar
garis bidik mendatar.
3. kiap (t,avelling Head/Base Plate), pada bagian ini terdapat tiga buah
sekrup'dan
nivo tabung yang fungsinya digunakan untuk mensejajarkan
sumbu satu
(sumbu tegak) waterpass dengan garis gaya berat.
Dkbab ?raktrkum IUT
Labor Svrvey ?emetaan & Gl1
Penqenal an Al at
Pengukuran sipat datar mempunyai
gambar diatas. Beda tinggi dapat dari selisih
tensah.
i
Jarak optis
i
i Qam\ar
2.2
cPinsip
sipat [atar
Benang atas
Benang tengah
Benang bawah
prinsip seperti yang terlihat pada
nilai tinggi alat dengan nilai benang
Di rnana: Ah
:
beda t i nggi .
Bt
:
benang tengah.
i
:
tinggi alat.
2.3 AI.AT UKUR STPAT RUANG
Dengan alat ukur sipat ruang (theodolite) kita dapat mengukur sudut-
sudut dua titik atau lebih dan sudut curaman tehadap bidang yanghorizontal pada
titik pembacaan. Dengan alat ini kita akan mendapatkan suatu sudut horizontal
dan sudut vertikal.
Ketelitian pembacaan sudut tergantung antaru lain dari garis tenga',F
lingkaran horizontal berskala dan garis tengah lingkaran vertikal berskala
rnenjadi pelengkap theodolite.
2. 3. 1 Konst r uksi Theodol i t e
Secara umum konstruksi theodolite terdiri dari
yaitu:
1. Bagian bawah yang tidak dapat bergerak ditambah
(statip)
2. Bagian atas yang dapat digerak secara horizontal.
3. Bagian teropong yaitu alat bidik yang dapat digerakkan secara vertikal dan
bersamaan dengan bagian atasnya dapat digerakkan secara horizontal.
Pada theodolite dikenal tiga lnacam sistem sumbu, yaitu:
Sumbu I, sejajar dengan garis gaya berat ( menuju pusat bumi).
Sumbu Ii, sejajar dengan bidang nivo dan tegak lurus dengan sumbu I.
3 (tiga) bagian utama,
landasan berkaki tiea
Dktat ?raktrkum IUT I Labor Survev ?emetaan & Gl5
sidensi) sejajar dengan garis bidik'
Suata theodolite clapat dikatakan dalam keadaan baik atau sempurna dan
layak digunakan untuk pengukuran apabila:
./
Sumbu nivo aldehide
(nivo tabung) tegak lurus sumbu I.
'/
Garis bidik tegak lurus sumbu li.
' /
Sumbu II tegak lurus sumbu II.
,/
Sumbu nivo indek
(nivo
tabung koinsidensi) sejajar dengan
garis bidik
atau koinsidensi, bila garis bidik distel horizontal'
(:atatan:
E Niuo kotak, adalah nivo yang berguna mengatur centring alat ke target.
$l Nivo aldehide, nivo yang mengatur agar sumbu I benar-benar tegak.
S Nivo indeks, adalah nivo yang mengatur sumbu II benar-benar datar'
Di ool Pi . | Jj Jsl , l l er i l i i i r c
Vgtl cai tangenl Screrv
Sumbu nivo indek
Sumbu II
sum6upa[a tfieofofite
Pl ai e l evsl
Ooetal i on kcys & drcPl a:/
# d
fr't
-ffi
\ *_
Q
an 6 a r 2. 4'Tfie o [o frt NiF-o n ^/lE- 2 0S
Sumbu I
Dktat?rakLrkum
IUT I
Labor Svrvey ?emetaan & GlS
2. 3. 2 Macam- macam
Theodol i t e
Ada berbagai
jenis
theodolite menurut bagian dan lietelitannya'
fr Menurut bagiannYa.
1. Thoedolite
WILD T-0
Tingkat ketelitian alat ini rendah, dengan pembagian skala terkecil.dari
i' -10' . Ternpat pembacaan skala horizontal dan skala vertikal.terpisah,
bayangan
yang nampak
pada teropong adalah terbalik. Alat ini
mempunyai t o-pur iendiri
(built in compass) sehingga
pembacaaan
horizontal langsung menunjukkan arah utara-kompas'-Sedangkan
pembacaan vertikal menunjukkan
zenith'
2. Theodolite SOKKISHA
TS-20A
Theodolite ini mempunyai tingkat ketelitian
yang rendah dengan
pembagian skala terkecil adalah 1' . Theodolite ini memepunyai sistern
bua tingkat, yang bertujuan apabila hendak rnelakukan
pengukuran
horizontal, ioutu
-bacaan-sakala
vertikal harus 900 agar kedudukan alat
benar-benar horizontal.
3. Theodolite TM20E
Tingkat ketelian dari theodolite ini dapat dibaca sarnpai ketelitian 20"
r-pelalui satu teropong. Apabila alat ini diutarakan terlebih dahulu rnaka
bacaaan horizontalnya
adalah bacaaan azimuth
geografis' Bayangan
yang terlihat pada alat ini adalah tegak'
4.
' l ' l reodol i t e
NI KON NI 120S
Theodolite ini rnerupakan theodolite
yang rnenggunakan sistem digital,
dengan tingkat keieliitan 20", cara penggunaannya sama dengan
theodolite TM20E.
iE Berclasarkan kebutr,rhan tingkat ketelitian pengukuran sudutnya, theodolite
di bedakan at as empat macam,
Yai t u:
1. Teodolite dengan ketelian rendah
(low prect{ron), dengan pembagian
skala terendatr t' -10' . contoh: wild T-0, sokkisha 60, dan Zeiss
theo-O80A
2. Theodolite dengan keteliiian sedang
(nteditutt precision\, dengan
pernbagian skala terendah 10' -1". Contoh: Fennel FT-lA, Kern DKM-
l , wi t a Tl . wi l d Tl 6 dan Kern Kl -A, Zei ss t heo-O10A'
3. Theodolite Teliti (high precisioi), dengan pembagian skala terkecil
anatara 1--10' . Contoh: Kern DKM-2A, Nikon NT-3'
4. Theodolite sangat teliti (higltest precisiorz), dengan skala terkecil lebih
cl ar i l ' ' . Cont oh. wi l dT- 3, Ker nDKM- 3, Zei sst heo- 002.
2. 3. 3 Cara Pemasangan
dan Pengat uran
Theodol i t e
iri,
pasang
statip diatas titik tetap pada tanah, kencangkan sekrup statip.
Usahakan
daiar statip sedatar rnungkin untuk rnernudahkan
pengaturan
nivo kotak dan nivo tabung (nivo aldehide)'
t*
Anrbil theodolite dari kotak alat dengan hati-hati
(perhatikan kedudukan
alat dalarn kotak agar tidak terjadi kesalahan dalam meletakkan
alat ke
kot aknYa kembal i ) '
DktaL TrakLrkum IUT I
labor Survey TemeLaan & GlS
Tenqenal an Al at
t>*
Pasang alat pada tatakan statip dan kunci. Selanjutnya. pasang unting-
unting pada alat. Longgar kunci sekrup penghubung antara statip dan
unting-unting dan atur kedudukan alat hingga unting-unting tepat berada
-
di tengah titik patok. Kemudian kencangkan sekrup pengunci atau dapat
juga
dilakukan dengan mengatur kedudukan kaki statip sedemikian rupa
sehingga diperoleh kedudukan unting-unting tepat berada ditengah titik
patok.
v',4
Jika alat dapat dilakukan sentring optis, pengaturannya dapat dilakukan
dengan cara:
==
Pasang alarpada dasar statip dan kuncilal: Cengan kuat.
e. Lepaskan kedudukan dua kaki dari tanah dan pegang kedua kaki
tersebut, sedang kaki yang lain terlancap di tanah.
q=
Atur kedudukan kedua statip yang dipegang tersebut sedemikian
rupa sehingga terlihat bayangan titik pengamatan masuk ke dalarn
l i ngL"' ^1 keci l l ensa opt i s, l epaskan kedua kaki t ersebut perl ahan
sampai tertancap ke tanah.
. . '
Usahakan gel embung ni vo mast t k ke dal arn l i ngkaran dengan
t t t ct t gl t l t t r sck r t t 1l .
,.=
Lihat rnelalui teropong sentring optis kedudurkan titik pengamatan
patok. Bila kedudukan bergeser, longgarkan sekrup penghubLlng
theodolite dengan statip. Lalu geser kedudukan theodolite sarnpai
titik patok di tengah lensa optis.
.' ,
Atur gelernbung nivo aldehide tepat berada di tengah lingkaran
dan putar kesegala arah. Jika gelernbung tetap di tengah berarti
penyetelan selesai.
--. , Pei t gukuran sudah dapat di mul ai ,
2. 3. 4 Pengukur an Sudut dengan Theodol i t e
Sudut adalah selisih harga pembacaan antara dua arah pengukuran.
Pengumran sudut merupakan komponen penting dari pemetaan suatrt daerah.
tJntr-rk sr.rdut harizontal, nraka harganya adalah selisjh antara pengukuran kanan
dan pengukuran ki ri .
Berdasarkan kedudukan al rt bi di k at au vi zi er, t heodol i t e rnempunyai 2
rni l carn pet t t t racaan.
i rai t u
:
. : .
Pembacaan bi asa, bi l a posi si vi zi er berada di barvah t eropong (TM20E),
bi l a
l t osi si
vi z, i er berada di at as t cropong (Ni kon NI l 20S)
.l
Pembacaan luar biasa, bila posisi vizier berada diatas teropong (TM20E
),
l ri l a posi si vi zi er berada di bawah t eropong
Q' ' l i kon
NE20S)
2 .4 AI,AT TTKUR JARAK
2 - 4. 1 Secar a Konvensi onal
Cara ini mengunakan pita ukur atau rantai ukur. Ada beberapa ca.rayang
harus diperhatikan bila mengunakan cara ini, yaitu:
f;fi Jarak yang diukur adalah
jarak
mendatar, pita atar-r rantai ttkur harus dalam
keadaan tegang dan datar.
g
Jika
jarak melebihi panjang pita, maka pengukuran dilakukan secara
bertahap.
Dktat TrakLrkum IUT I
Labor Survey TemeLaan & Gl S
Penaenalan Nab
@ukan
pulang pergi untuk satu slag pengukuran'
A Gunakan
pita ukur dengan baik-
2. 4. 2 Secar a
El ekt r oni s
pengukuran
eiektronis dilakukan dengan alat EDM (Electronic.Distance
Meter). Denlan alat ini diperlukan alat tambahan berupa reflektor yang berfungsi
rrrengembalifan
gelombang elektromagnetik
yang dipancarkan oleh EDM kembali
ke alat tersebut igar dupuidilakukan
pemrosesan perhitungan
jarak. Jadi alat ini
memberikan
hasil secara digital dan hasilnya lebih teliti.
2 . 4. 3 Met oda TachYmet ri
Dalam metoda ini,
jarak ditentukan dengan mengunakan
prinsip
trigonometri.
Prinsip ini didukung oleh data yang didapat dari bacaan benang
diafragma
pada theodolite. Jarak ini didapat dengan rumus:
Dimana: 8,t,,*
Bbnrtuh
V
2 . 5
:
bacaan benang atas (mm)
:
bacaan benang bawah
(mm)
:
sudut vertikal
(
"
)
BANTU PENGUKTIRAN
beberapa alat bantu dalam pengukuran yaittt:
landasan theoootite----?S (
1 r
Sekmp pengunci theodol i te
i \
dengan stati p
/ \
I
I
I
L . .
Bagian kaki yang dapat
diturun naikkan
\ f
\'
s*(li
\
Sekrup pengunci
Y H
g . w
!!l
II
{
Qam|dr
2,5 Statrp
DrkLri Praktrkunr IUT I Labor Suryev ?emetaan 4 Gl5
?enqenalan Alat
+ Rarnbu Ukur
Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar dengan satuan panjang terkecil
adalah sentimeter, namun ada skala 0,5 cm. Satu bagian besarnya l0 cm dan
ditandai oleh dua bagian yang terpisah dengan panjang 5 crn dengan dernikian
panjang terkecil yang terdapat di rambu ukur adalah I cm.
$
an lirt r 2. 6,\a m 6 u uftur
I Unt i r r g- unt i ng
I Jnt i ngr - t r nt i ng i ni ber quna buat pcnr l ent r i ngan al at ukt r r yang
t i dak
memi l i ki al at peyent ri ngan opt i s. Unt i ng-unt i ng t erdi ri dari benang
)' ang
di beri
oernberat .
benang
pemberat
$$
u p
Qam
6a r 2. 7'I-)nting- un t ing
.t"
Kompas
Berguna untuk menentukan arah utara
rnenyelesaikan pekerjaan terutama alat ukur yang
agar memudahkan kita dalam
tidak rnerniliki kornpas.
Dktat Trakh kum IUT I Labor Survev ?emetaan & Gl S
BAB I I I
3 . 1 JENIS-JENIS KESAT,AFAN YANG TER,JADI
3 . 1 . 1 Ke s a l a h a n ( Ga l a t )
Beberapa kesal ahan si st emat i s yang bersumber dari kesal ahan
rnunskrn terdapat pada suatu alat theodollt, diantaran,a adalah..
l . Kesal ahan mi ri ngnya sumbu I (surnbu t egak)
Yai t u brl a kedudukan suni t ' ru I rni ri ng t erhacl ap unt i ng-unt rng al at . at au
clcngan kata lain bah' u' a surnbu I tidak sejajar dengan arah garis ga1,a berat.
2. Kesal ahan rni ri ngnya sLunbLr I I
{sunt bLr
nt endat ar)
,
Yai t u bi l a kedudukan sunrbu I I t i dak t cgak i ums t erhadap surnbu T
i . Kesal ahan kol i masi
Yr r i t r r hi l a l nr i s l l i r l i k t i r Lr k l r ' 1' r r l i l ur r r : l t ' r ' l l r r l l r p: ; r nnhr r I l
. l
l . - csl r l ul i an cksci l t nsl t as
Yai t u bi l a kedLrdukan pusat sumbu 1 (pLrsat noni us) t i dak t epat berhi nrpi t
de ngan
nusat
l i ngknran Sl ' "r^ hori zont al .
5. Kesal ahandi ar net r al
Ynrt Lr bi l a l et ak noni us I t i dak t epat berl i adapan dengan noni us I i
6. Kes, . , , . , , ; an i ndeks
t
Yzri i u t i , Jak t epat nyi t l et al < i ndeks bacaan l i ngkaran skal a vert i kal , brl a t nana
t cropong ci rarahkan secara hori zont al (nrendat ar)
cl i perol eh harga bacaan
pada lingka;.-n skala vertikal ticlak dapat rnenunjukkan arah 0" (pada sistem
sucl Lrt mi ri ng) at au t i dak t epat menunj uk angka 90" (pacl a syst c: m sudut
zcnr t h
)
7 Kesal ahan penrbagi an skal a. vans urnumnva kesal ahan l anssung dari pabri k
Kcsai ahan-kesal ahan si st enrat i s t ersebut di rt as dapat di el i rnrni r (dapat
t i i l i i l angkan) secrara l angsr, rng di l apangan dengan menggunakan nret oda
l ' r ct t l l t r l i
r r r n n t cr l cnl i r ,
yl t
i t r r :
l . Ll i l a suzl t u sudut di ukur dcngan cara pengukuran sat u seri rangkap
(pengukuran
sudut pada posisi B dan LB) maka harga sudut rata-rata yang
di perol eh dari bacaan bi asa dan l uar bi asa ((B +
L, R)/ 2), bebas dari kesal ahan
KESALAI-]A|..J
pE
\JGt
I k1r,J
RAN
Yang
Dktat ?rakLtkum IUT Labor Survev Temebaan & Gl j
Kesalahan ?enqvkuran
. Miringnya sumbu I
6 Kolimasi
6 Diametral
6 Kesalahan indeks (bila yang diukur sudut vertikal)
2. Biia dilakukan pembacaan sudut pada nonius I dan pada nonius ll, maka
harga sudut rata- ratanya bebas dari kesalahan eksentrik (eksentrisitas)
3. 7. 2 Kesal ahan pada pengukuran beda t i nggi
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada pengukuran beda tinggi dengan
menggr"rnakan.alat. ukur. sifat.datar. (waterpass), dapat dikelompnkkan .kedalam
:
6 Kesalahan sipengukur
S Kesalahan alat ukur
gE
Kesalahan karena pengaruh refraksi dan kelengkungan bumi
3. 1. 2. 1 Kesal ahan si pengukur
Kesalahan-kesalahan yang dilakukan sipengukur dalam rnelakukan
pengukuran, antara lain'.
6 Pengukur mempunyai panca indera (mata) yang tidak sempurna
tl Pengukur kurang cermat, kurang hati-hati dan lalai serta tidak paharn
dalam menggunakan alat ukur dan dalam melakukan pembacaan rambu
3. 1. 2. 2 Kesal ahan al at ukur
KI ' AI -AHAN GARI ' BI DI K
Kesalahan garis bidik adalah kesalahan yang terjadi akibat tidak
sejajarnya garis bidik dengan garis nivo. Pada alat ukur rvaterpass
rvaiaupun telah dirancang sedemikian rupa dan tidak dapat digerak-
gerakkari dalarn arah vertikal sehingga diharapkan pengukuran beda tinggi
lebih teliti, namun kesalahan garis bidik yang mungkin terjadi sebaiknya
tetap diperhitungkan, karena hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil
pengukuran beda tinggi yang dilakukan.
Kesalahan garis bidik merupakan k:salahan sisternatis yang
bersumber dari alat . Oleh karena itu, harganya dapat diketahui dengan
j al an pengecekan khusus nyang harus di l akukan dua kal i , yai t u sebel um
dan sesudah melakukan pengukuran sipat datar dalam satu hari
pengukuran.
KE AI.AHAN NOT RAMBU
Pada umumnya dalam melakukan pengukuran sipat datar,
digunakan dua rambu ukur . salah satu atau kedua rambu ukur tersebut
karena sering dipakai menyebabkan bagian bawah rambu (disekitar skala
nol) ada yang telah aus dan akibatnya panjang rambu lebih pendek dari
yang sebenarnya. r
Kesalahan nol rambu dapat secara langsung dieliminir
dilapangan
,
dengan
jalan
membagi seksi dalarn
jumlah genap dan
meletakkan rambu secara selang-seling. Dengan cara demikian
,
rambu
Dktat ?raktrkum IUT I Labor 1urvey ?emetaan & GlS
Kesalahan ?enaukuran
yang diletakkan pada titik awal (belakang) akan berfungsi sebagai rambu
muka pada seksi terakhir atau ditempatkan pada titik akhir ukuran.
KE AI -AHAN MI RI NGNYA RAMBU
Bila ranbu tidak berdiri betul-betul tegak, akan mengakibatkan
hasil pengukuran sipat datar tidak lagi benar karena dipengaruhi oleh
kesalahan miringnya rambu. Oleh karena itu pada waktu pengukuran harus
diusahakan agar rambu benar-benar tegak, sebab kesalahan akibat
kemiringan rambu tidak dapat dieliminir langsung dilapangan.
KE AI-AHAN PEMBAGIAN ' KAI-A RAMBU
Pembagian skala pada rambu seharusnya adalah sama untuk
setiap intervalnya, apabila ida int.*al yang tid' ak sama maka rambu
tersebut mernilikj kesahahan pembagian skala. Kesalahan tersebut tidak
dapat dihilangkan. Oleh karena itu gunakanlah rarnbu yang baik dalam
pengukuran.
3. 1. 2. 3 Kesal ahan karena pengaruh ref rakksi dan kerengkungan bumi
Apabila dilakukan pengukuran
sipat datar dari titik P ke
Q
(lihat gambar),
maka rnenurut del ' eni si beda t i nggi t i t i k
p
dan
e
adal ah :
h PQ
=
t - r n "
Tetapi dari data hasil pengukuran
bila tidak dipengarr-rhi refraksi udara,
maka garis bidik akan rnenunjukkan skala m' , harga (m'
-m")
ini disebut
"kc:;uIuhun
pcngitrttlt kelcnukungun bumi", dimana :
( m' - m"
)
:
D2l 2R
karcna lapisan udara di P atau
Q
mempunyai kerapatan yang tidak sama,
maka garis bidik ke rn' akan dibiaskan ke ni, harga (m' -m' ,) ini disebut
"kawlultun
penguruh re/iak.ti utlero". dimana ;
( m- m" )
=
k x D 2 l 2 R
Jadi harga kesalahan pengaruh rel' raksi dan kelcngkungan bumi(rn
-
m")
adalah :
( m
- m "
)
:
( m ,
- m ' ,
) - (
m '
- m )
:
( 1 - k ) x D 2 l 2 R
Apabila dilakukan pengukuran sipat datar antaru titik O dan
Q,
maka akan
diperoleh harga kesalahan pengaruh refraksi dan kelengkungan bumi .
Ah
=
( ( 1
-
k
) / (
2R
) )
x ( Dot
-
D_2
)
Di mana:
Afu
=
Kesalahan pengaruh refraksi dan kelengkungan
bumi
Koefisien retiaksi udara ( 0,14
)
.Iari
-jari
bumi ( 6370m)
.iarak alat kerambu belakang
Jarak ai at kerambu muka
l - -
t\.
R
Db
Dm
Dktat ?raktrkum IUT I Labor Survey Pemetaan & GlS
Kesalahan
?enqvkuran
;,.u";! ",.",\
. : - - . ' e
. , . . ' - i .
l l i cl r ng ni l o
Q
Pusat bul ni
$an6ar
.1.1
(Pcrrgarufi
rtgfcngf,ygat
6unti te.rftarttp
iten.gufrgron
DktaL ?raktrkum IUT I
Labor Svruev ?emetaan & Gl S
ts/3tB EV
r l l r t f
PE I'.]E I',]TUA[..J AZ I M UTI! GEOGT]AtrI S
DE I.] GAI',] METO DA PF N G,AI'1 ATAI..]
I lf''l(-,(;l PlAl Al-iAftl
4 . 1 , ul4tlM
Pengukuran Cengan Azrmut h mat ahari adai ah penuukuran vang
dilakukan untuk rnendapatkan Aziniuth Astrononris, dimana sudr-rt
jurusan
ke satn
t i t i k di t ent ukan berdasarkan ref -erensi l i nt anq ast i onorni s.
Jadi dapat dikatakan di sini bahrva ntaksud dan tuiuan dari
pengamat an rnat ahari adal ah :
t Ji rt uk mendef i ni si kan Azi nrut h di t l t i k arval
i reker. j aan
dan
pekerj aan.
Unt uk kont r ol l t asi l ukur an
pol i qon.
pengukuran
t i t i k akhi r
4. 2 DASAR TEORI
Postsi bintang atau matahan terhadap burni dinyatakan dengan bantuan
bol a l angi t dan beberapa si st enr koordi nat
vang di t ent ukan pada bol a l angi t
tersebut. Penentuan azimuth geogrfis dari suatu garis di permukaan burni dengan
tnetodai pengamatan tin-egi matahari dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
. Pengal l at an t i nggi mat ahari .
. Penentuan azirnuth matahari.
/ Penent uan azi mut h geograt i s.
4 . 2 . L Pengramat an Ti nggi mat ahari
'
Pengukuran azimuth geogarfi dengan pengamatan tinggi matahari dapat
dilakukan dengan cara ditadah, filter dan prisrna roelofs. Dalam praktikum IUT I
ini metoda yang digunakan adalah dengan cara ditadah.
Pengamatan dilakukan dengan menernpatkan penadah atau tabir, di
belakang lensa okuler, penadah tersebut bisa sebuah kertas putih, sebagai layar
yang menangkap bayangan matahari dan bayangan benang diafragma. Bayangan
yang jelas
dapat diatur sedemikian r-rpa dengan menekan tromol pengatur
bayangan atau fbkus.
DrktaL Praktrkum IUT l-abor Svrvey, ?emetaan & Gl1
I ' r : r. l r: r I f . r r. . t 11 Azrr rrr rl . h Cu >r1raf r,
4. 2. 1. L Kor eksi
l r
d sudut ver t i kal
Pembidikan dikakukan terhadap tepi-tepi matahari, untuk mendapatkan
tinggi ke pusat matahari, maka sudut vertikal harus diberi koreksi
t/z
diamercr
bayangan matahari.
('d"
adalah sudut yang dibentuk oleh garis yang
menghubungkan stasiun pengamatan ke tepi-tepi matahari. Makanya d dinyatakan
dalarn satuan sudut. Namun karena
jarak
rnatahari ke burni berubah-ubah, maka
harga d
juga
berubah-ubah sesuai dengan
jarak
bumi.
Pada bulan Desember nilai d adalah 32' 34" sedangkan pada bulan Juli
nilainya 3l' 35" . Untuk keperluan hitungan, diambil pembulatan rata-rata sebesar
32'. Koreksi % d yang diberikan pada sudut vertikal tergantung pada kuadran
berapa bayangan matahari ditenrpatkan (Garnbar 4.,1).
kuadr an I I I kLradran I I
(jo,t6ar 4.1 Sistam frg,trl'ran rfahn Ifnru
'L)frur
' l t l l l r l l l
sebagai contoh pcnggunaan kuadran ter5sbul ilapat dilihat
Gambar
-{. 2,
sedangkan at uran pernakai an t ancl a (+) / (-) I l 2 d, apat di ri hat
gambar 4. 3
hu' -
' / r d
{
- L
pada
pada
kuadran kuadran I
DkbaL ?rakLrkurn IUT I Labor Sucvey, ?emetaan & Gl S
? enenLvan Azrrnubh Geoqraf 6
l , u' +
' l r a{
( b )
I
I t a A
I I L U
Note : padu posi;'t [uur biusct,
clikonversikan ke posi,ri hiuta.
ter.rebut dikonversikan /aci ke
Qambar
4.2 (a) 1ayngan matafnri [i fiitafran III
(6) \ayngan mataftari [i i*adran I
nn 6 a r 4, 3' I(o re fi; i I
/2
t{ un t u
Q.s
u cfu t'u e rtifut I
ltttc'uttn lingkuran teguk :enilh
"L'"
Iturus
Kemutliun hucurtn /ingkut'un tegak :enilh
bucaan lingkaran mugneti.s, Itu'-' 90
-
b'.
4. 2. 1. 2 Koreksi % d suci ut hori zont ol
Koreksi
t/z
d ini tidak hanya diberikan kesudut horizontal saja, akan
tetapi
jtrga diberikan ke sr-rdut horrzontal yang tr-rir.ran akhirnya adalah untuk
mendapatkan sudut ke pusat matahari (perhatikan Gambar 4.+1. Penrakaian tanda
(+) / (-t jurga
dipengarulii posisi bayangan ,natahari dalanr sistem kuadran
(perhat i kan Ganrbar 4. 5
).
I
I
l "
+
Qarn1ar
4.4
cBayangan matafiari fi
furafran
III
tr
r i
I
zd
scch'
Qan6ar
4.3' l (orefi ;i
DrkbaL PrakLrkum IUT I
Labor Survev. ?emel aan
b
Gl 5
?enenLuan Azrmuth Geoarafs
Qam\ar
4,5
'l(ore[Si
1/2 [ untudsufut fiorizon.taf
Kenyataan or lapangan Danwa tintasan matanan melengKung sehingga
koreksi sudut horizontal untuk sudut pusat matahari berbanding terbalik dengan
kosi nus kemi ri ri ngannya at au ket i nggi an mat ahari (l i hat Gambar 4. 6), yai t Lr:
A\ r
:
' / 2d/
cosh at au,
A\ r
' / : d
scc i t
, ' i :
'd
^
r:J-;*=,i
i . \ r
"i
r,
-/
--*
i
\ - J { t s . { - q
rS
Qamftar
4.6 l{orcfr;i 1/2 {iamctcr matafiari
Dengan demikian koreksi terhadap azimuth adalah.
{- Tepi kiri bayangangan
, V
:
t1r'
-
Ay
+- Tepi kananbayangangan, V
V'
+
A\ r
dengan
V'
:
I l s- i i m
Drktat Praktrkum IUT I
Labor 5uwey, ?emeLaan 4 GlS
?enentuan furmubh Geoqrafs
Qambar
4,7 Azinmtft
matafiori firn)
4. 2. 2 Kor eksi Par al aks dan Ref r aksi
1. Koreksi Paral aks hori z-ont al
Di mana:
$am6ar
4.8
D
:
jarak
dari burni ke matahari
(C-M)
Z'
:
suC' -lt zenith pengamat
Z
:
sudut zeni t h geosent ri s
p :
Z' -Z
:
paralaks horizontar
R
:
jari-jari bumi
(C-O)
Si n P
:
i VDx si n
( 180- 2' )
:
R/ D xsi n'
Secara pendekatarr :
P
:
R/ Dxsi nZ'
Drktat Praktrkum IUT I
Labor 9uwey, ?emetaan
& Gl1
f' enenbuan Azimutl't Geoqr af s
Jika Z'
:
90", rnaka diperoleh paralaks horizontal :
Harga paralaks ini dapat diperoleh dari tabel yang terdapat pada Ahnanak
Matahari dan bintans.
2 Ko; eksi Rcf raksi
Faktor alam, seperti temperatur, tekanan dan kelembaban udara adalah hal
yang sangat berpengaruh terhadap pengukuran yang dilakukan. Hal ini
jelas
diketahui karena dapat memberikan efek pemuaian ataupun melengkungnya
sinar yang masuk ke dalam teropong (refiaksi). Semua gejala ini dialarni oleh
hasil pengukuran sejak rnulai da' i target yang dibidik sampai didalarn
teropng itur sendiri. Oleh karenanya
jr-rga
diperlukan koreksi.
Harga koreksi refraksi tersebut dapat diperoleh dari tabel pada Alrnanak
Tahunan Matahari dan Bintang, dengan rurn,' c sebagai berikr-rt :
I r,,, Cn C,
Di mana:
r ' , , ,
- - -
kor cksi r cf i aksi mcncngah
( pada p' =760 r r r ml - { g' t : l 0" C:
kel ernbaban ni sbi
:
600/ o) det t gan argumen adal ah t i nggi
ukuran dari Matahari.
Cp
:
factor koreksi barometric, dengan argumen adalah tekanan
udara stasion pengamat atau keting-uian pendekatan dari
stasion pengamat.
Cl
:
factor koreksi temperature, dengan argument adalah
temperatur udara stasion pengamat.
4. 2. 3 Segi t r ga Ast r onomi
Segitiga astronomi adalah segitiga bola langit
yang
dibatasi oleh
lingkaran besar yang dibentuk oleh titik zenith, titik matahari atau
bi nt ang yang di amat i dan sebuah t i t i k kut ub (l ndonesi a mengambi l kut ub
utara sebagai acuan).
Pcncnt uan azi rnut h gcogral i dcngan rt t et oda pel l gamat an t i nggi
matahari diperoleh dari hasii perhitunqan dengan menggunakan data :
.-
Tinggi matahari (h) diperoleh dari hasil pengamatan dari
st asi on pengamat .
+ Deklinasi matahari (6) yang diperoleh dari tabel pada
almanak matahari dan bintang dengan argument adalah
waktu, tanggal dan tahun pengamatan.
i- Lintang (g) stasion pengamat yang diperoleh dari hasil
interpolasi peta, yaitu dari peta topografi daerah
pengamatan.
DrkLab Praktrkum l Ul ' I Labor Svrvey, Pemetaan & Gl5
? enenLuan
fu rmuth Geoqral e
Lingkaran equator
Linskaran horizon
N
$am6ar4.9rBofafangitfengattposisi|intangterfnfap6umidinlatafgn
fcngan '4
fan Z
Pada gambar trnsur-unsur
yang tertera adalah '
' /
a
:
90' - 5
' /
b
:
90" - q
' /
c
:
90' - h
' /
A
:
Azimutmatahari
Apabila
yang diukur adalah sudut zenit(z:90o-
h)' maka :
1. 2 . 4 Azi mut h
Geograf i
ke Ti t i k
Sasaran
Penguk ur anaz i mut hgeogr af . i denganmet odapengamat ant l nggl
matihari
dapat dilakukan
pada waktu :
l . Pagi
:
j am 07' 00
-
09' 00
Bi l adi l akukanpadapagi har i maka' zeni t hyangsesungguhnya
.u.u a"nlan azimuth
malhari
yang diperoleh
dari
perhitungan'
Dengan
rnenggunakan
rulnus cosinus
pada segitiga
bola diperoleh
:
Drktat Praktrkum
IUT I
Gbor SvrveY,
?emetaan
& Gl1
? enenLuan fu rmul h Geoqraf s
1 5 .
l o .
Selanjutnya dicatat sudut horisontal dan sudut vertikal.
Pembacaan dilakukan secara berurutan; biasa ke matahari, biasa ke patok;
luar biasa ke matahari, luar biasa ke patok untuk masing-masing
kuadran'
17. Untuk kuadran lain langkah pelaksanaan sama dengan prosedur diatas,
disesuaikan dengan rvaktu
pengamatan (pagi atau sore) dan kuadran
pengamatan (l,II, III dan IV).
t
g.
bata-data lain yang perlu diarnbil: temperatur, tekanan -udara pada 'saat
pengamatan.
4 .5 PERHITUNGAITT
DATA
Dari lapangan diperoleh data-data sebagai berikut :
'r
Waktu pengamatan matahari (T)
/ Tinggi matahari (h)
/ Temperatur udara
(t)
r
'l'ekanan
udara (P)
/ Surdut orientasi horizontal
(t1r)
Dari interpolasi peta, diPeroleh :
* Li nt ang pendekat an t i t i k pcngamat (t p)
.l
l-intang pendekatan titik pengamat (7' )
* Ketinggian pendekatan titik pengarnat (l{)
yar r g
akar r cl i t cr r t ukar r l cl l l al r azi nt ut l t g, cogr al i s gar i s gcodct i k Yang
rnenghubungkan titik pengamat ke titik sasaran.
SOI , USI :
l. Berikan koreksi diarneter terhadap tinggi matahari dan sudut orientast
(jika menggunakan rnetoda pengamatan dengan cara ditadah atau
d.ng.n .uiu]ku.u hitam). Dirnana harga
1/2d
dapat diperoleh dari tabel
alminak matahari dan bintang yang disesuaikan dengan tanggal, bulan
pcngamatan
Pcngamatan.
* Koreksi diameter terhadap tinggi rnatahari : l-r'
:
h +
r/,d
-
i
* Koreksi diameter terhadap sudut orientasi :
\/
:
ry' t
'/2d
sec h'
2. Koreksi refraksi clan paralak terhadap tinggi matahari, Harga rn',, Cp, C,,
diperoleh dari tabel almanac matahari dan bintang '
h " : h ' - ( r mx C p x C t ; + P
3. Menghitung azimuth matahari
:
A
'
S i n 6 - s i n < P . s i n h " :
N
' I
Co s < P. Co s h " :
D
Maka A: arc cos NID
4. Menghitung azimuth matahari sesungguhnya
:
Am
'
Pagi hari : Am A
'
Sore hari : Am 360
-
A
5. Menghitung azimuth
geograf,r ketitik sasaran
CI,
:
Am
+
\t
(tergantung pada posisi titik sasaran
dipermukaan burni
)
Drktat Praktrkum IUT I
labor 1vwey, Pemetaan 4 Gl5
Tenentuan AzrmuLh Oeoarafs
2. Sor e .
j am
15. 00
-
17. 00
Bila pengamatan dilakukan pada sore hari, maka Azirnut matahari
sesungguhnya adalah :
j60" -
A,''
4 .3 PERAT,ATAI{
Peralatan yang dipergunakan untuk pengamatan tinggi matahari adalah .
1. Alat Ukur Theodolit lengkap dengan statipnya.
2. Kertas tadah.
3. Jam atau pengukur waktu lainnya, yang sebelumnya telah disesuaikan dengan
waktu radio atau televisi.
4 .4 PEI,AKSANAAI.T PENGUKURAN
Tahap Pel aksanaan Pengukuran :
l. Posisi pengamat (lintang, bujur dan ketingg:en) dapat dit:ntukan pada peta
Topografi.
2. AI at t heodol i t di t empat kan di at as st at i p dan kemudi an di l et akkan di at as t i t i k
patok. L,akukan centering dan petrgaturan nivo.
3. At ur l okus t e ropong ke t i t i k
j auh
t ak hi ngga, perj el as benang di af i ' agnra.
4. Persiapkan
jam
digital yang telah distandarkan.
-5 Dcngan nrcnut up l cnsa t cropong t erl et ri h dahul u, arahkan t ert l pong dengan
bantuan visier ke matahari.
6. Siapkan kertas putih yang akan digunakan untuk rnenadah bayangan dan
ditempatkan dimuka lensa okuler.
7. Posisi pengamat membelakangi matahari dan menghadap pada kertas tadi.
8. Longgarkan sekrup pengunci ge,ai..i.' an horisontal dan vertikal, sehingga
mudah untuk mengatur gerakkan teropong yang mengarah ke matahari
sedemikian rupa sehingga bayangan matahari terlihat yang merupakan
lingkaran penuh pada kertas tadah.
9. Kunci sekrup pengunci gerakan horisontal dan vertikal kemudian bayangan
q
matahari dipertajam dengan menggunakan pengatur fokus dan benang
diafragma diperjelas dengan pengatur benang diafrgma..
10. Dengan menggurrdi(an sekrup halus horisontal dan vertikal tempatkan
bayangan matahari ke dalarn kwadran (sesuai dengan waktu pengarnatan).
I l. Dengan sekrup gerak halus horisontal temparkan tepi bayangan matahari pada
benang vertikal.
12. Pada pagi hari dengan sekrup gerak vertikal tepi bawah/atas bayangan
matahari digeserkan ke atas/bawah benang horisontal diagfragma sedikit, bila
pada sore hari tepi bawaVatas bayangan matahari digeser ke bawah.
Penggeseran tepi bayangan tersebut tergantung pada kuadran berapa
bayangan tersebut ditempatkannya.
13. Mernberi aba-aba
"AWAS",
di sini pencatat waktu siap dan selalu mengawasi
jalannya detik. Pada saat bayangan matahari tepat menyinggung benang
diafragma beri aba-aba
"YA".
14. Pada saat mendengar aba-aba
"YA"
pencatat waktu mencatat detiknya,
kemudian menit dan
jamnya
DrkbaL PrakLrkum IUT I
Labor Svrvey, ?emetaan 4 Gl5
PenenLuan furmubh Geoqrafs
lahan azirnuth
matahri'
lakukan sesuai
pedorran berikut
ini :
1) Tentukan kedudukan
matahari
2) Catat waktu pengzrmatan
(dctik, menit dan
jam)
3) Tentukan baiaan
lingkaran tegak terhadap tepi matahari
(hu')
4) Cari koreksi
* ll2 d (tabel I
)
5i Tentukan tinggi pusat matahari (hu)
:
hu'
+ Il2d
6) Cata"""ii:iflfihrffilf"l"n
"**'
Tentukan .
.
Sudut horizontal terhadap tepi rnatahari
V'
:
Hs
-
.
Kor eksi
Ar l r
:
' l zdl
cos hu
Sudut horizontal terhadap pusat matahari
V
: ' ' 7'
*
-finggi
matahari
(hu)
tentukan nI
,
Cp dan Ct dengan irrterpolasi dari tabel VI,
l-{itung refraksi r'
-
rrn x CP x Ct
Tentukan Paralaks (P) dengan interpolasi tabel IX
Hitung koreksi refraksi dan paralaks terhadap tinggi matahari
(h)
h : h u - r ' +
p
Tentukan lintang posisi pengamat- biasanva diketahui
(tp)
Hm
Arll
VIIb dan VIII
8
9
l 0
t t
t 7
1 a
I J
1 6
1 7
1 8
t 9
20
2 1
22
23
. \ ^
L A
25
26
28
Tent ukan di kl i nasi
(6) . . . . .
Hi t ung ni l ai si n D: L
Hitung nilai sin <P
Hitung nilai sin h
Hitung : sin <p x sin h
:
H i t u n g L - M:
N
Hi t ung cos q
Hitung cos h
Hi t ung : cos<P x cosh
:
D
Hitung nilai : arc cos N/D A
Am
:
Azimuth pusat matahari
-
Pagi hari A
-
Siang hari
:
360
-
A
Hitung azimuth ketitik acuan . cl
:
Am
tabel I
t \ t
DrktaL Pra' rLrkum IUT I
Labor 5urueY, Pemetaan
& Gl 1
BAB V
r r l r t t
POLIGON
5 . ]- . h4AKSi]D DAN TUJI.'A}T
Pengukuran poligon dirnaksudkan untuk nrendapatkan dan merapatkan
titik ikat pengul:uran di lapangan dengan tujuan sebagai dasar untuk keperluan
pemetaan atar"r keperluan teknis lainnya.
5 . 2 . PENGERTIAI.T POLIGON
Poligon berasal dari kata pol.v yang berarti banyak dan
gorut yang berarti
sudut. Jadi poligon merupakan suatu rangkaian sudut banyak atau deretan titik
yang menghubungkan dua t i t i k t et ap (t i t i k t ri angul asi ).
Berdasarkan kepada titik-titik tetap (koordinatnya diketahui) dan bentuk
geometriknya, secara ulnuln poligon dibedakan atas 3 lnacam, yakni :
1. Pol i gon Sempurna.
Merupakan poligon yang deretan titik-titknya terikat pada titik-titik
tetap pada awal dan akhir poligon tersebut serta diketahui azimuth
awal dan azimuth akhirnya. Hasil ukuran dapat dikontrol dan diketahui
kesalahannya, melalui proses hitungan perataan.
Qam\ar
5.1 ?ofigon ter|ufr,g fan sempunta
2. Poligon lepas atau Poligon Tidak Sempuma
Adalah Poligon yang deretan titik-titiknya hanya terikat pada satu titik
tetap. Dalam hal ini, hasil ukurannya tidak dapat dikontrol atau
diketahui kesalahannYa.
Jukl ak Praktrkum IUT I
labor Svrvey, ?emetaan & Gl1
Tol t qon
Qam\ar
5.2
cPofigon
ter|u?g [an. tifadsempurna
3. Poiigon Tertutup.
Adalah poligon yang deretan titik-titiknya terikat kepada satu titik
tetap yang berfungsi sebagai titik awal sekaligus titik akhirnya (artinya
titik awal dan t:tik akhirnya sama). Hasil pengukuran
dapat
dikontrol
da
n dikoreksi kesalahannya.
Qam1ar
5.3
cPo[igon
tertutup rfan sernpurna
5.3. PENGOI,AHAN DATA PC-TGCN
Pengolahan data dilakukan sesuai dengan tahapan proses sebagai berikut .
l . Tentukan koordi nat awal , azi muth awal , koordi nat akhi r dan azi muth akhi r,
j
i ka harga-har gany a ti dak I an gsun g di ketahui.
2. Hitung salah penutup sudut.
,
!)oligon terhuka
fB
:
Ip'
-
(cornr
-
c,u,",I)
-
(n + 1) l80o
.
Poligon tertutup
+
Apabila yang diukur sudut dalarn :
Jukl ak Praktrkum IUT I
fB
:
IB"
-
(n
-
2) 1800
Labor Survey, Pemetaan & Gl1
?ohqon
+ Apabila yang diukur sudut luar :
fB
:
I0"
-
(n +
2) 1800
3. Hitung harga koreksi setiap sudut.
VF
: -
fB/n
dengan;
n
:
jumlah
titik pengukuran.
Pembagian haru: merupakan bilangan bulat. Apabila pembagiannya
bersisa, uraka sisa tersebut dibagi-bagikan ke sudut-sudut yang mempunyai
sisi-sisi terpendek.
4. Hi tung harga defi ni ti f seti ap sudut.
F i
: F , * V [ ] ,
-s. Hitung azimut sisi-sisi poligcn.
Biasanya tergantung bentuk poligon. Persamaan umum :
oit
:
Go' .,rl
+ p;
-
1800
oir
:
0,.;
+
Bi
-
1800
6 Hi t ung sel i si h absi s (AX) dan sel i si h ordi nat
(AY) ant ara t i t i k-t i t i k pol i gon.
OX;j d;1 sin a;'
OYii d;i cos 0.;1
7. I {i t ung sal ah l i ni er
j arak (sal ah penut up absi s ci an ordi nat
).
i x: t AX
-
( XnI . r ' ; , - X, *ot )
f v: I AY
-
( Y" khi . - Y. * ut )
8. Hi t ungj unl ah panj ang si si -si si pol i gon.
'
D : I d u
9. Hitung koreksi absis (Vx) dan ordinat (Vv).
Vx1
: -
d,: f" / D, misal
-
fx lD
:
L
Vv , j :
- d u f " / D,
mi s a l
- f v l D:
l v {
Jukl ak Praktrkum IUT I
labor Survey, Temetaan & Gl1
Tohqon
10. Hitung koordinat definitif titik-titik poligon.
6 Untuk absis
Xi
:
Xo.uo1 + (AXt1 +
Ldi;
)
4 ' : X ;
+ ( A 4 r + L d * )
fl Untuk ordinat
Yi
:
Yu'*'ur + (AY;; + Mdit
)
Y; : Yi
+ ( AY; * +
Md: r . )
5 .4 . TAHAPA}T PFT-AKSANAAI{
Tahap-tahap pengukuran poligon/kerangka dasar :
l . Tcr r l ukan t i t i k t ar gct yang r r r cni adi kcr anska pol i gon.
2. Dirikan alat pada titik r.'.'.':l pengukuran dalam kedudukan benar dan
senl prl rna, pada t i t i k arval sebai knya al at di ut arakan t erl ebi h dahul u.
3. Putar alat searah
jarurn jam.
Untuk setiap titik, pembidikan dilakukan dua kali,
tehadap iriik sebelum dan titik berikutnya.
4. Ternpatkan alat pada kedtrdukan biasa, bidik target pertama yang
ditemui dari
arah utara searah
jarum jam.
Lakukan pembacaan benang difragma pada
bagian atas, tengah dan bau'ahnya. Kemudian catat pembacaan skala vertikal
dan skala horizontal. Untuk pembacaan skala horizontal ini sebaiknya vizier
atau teropong diarahkan langsung ke patok atau titik ( rambu
)
terendah yang
dapat di bi di k.
5. Arahkan vizier / teropong ke titik target berikutnya. Catat bacaan benang
diafragma dan bacaan skala horizontal serta skala horizontalnya.
6. Masih pada titik yang sama, ubah posisi alat dari kondisi biasa ke posisi luar
biasa. Catat"bacaan benang diafragna, skala vertikal dan skala horizontalnya.
7. Arahkan kembali teropong ke target pertama tadi. Lakukan pembacaan benang
diafragma ser ta skala vertikal dan horizontalnya.
8. Untuk keperluan beda tinggi ukur tinggi alat dari permukaan tanah.
9. Kemudian pindahkan alat ketitik selanjutnya. Lakukan hal yang sarna dari titik
tersebut terhadap dua titik yang mengapitnya.
Jukl ak Praktrkum IUT I Labor 1urva1, PemeAan I Gl5
?ohqon
5 . 5 . CONTOH PERHITUNGA}T POLTGON DENGAI{ EXCEL
DATA PENGUKURAN POLIGOI\
' l ' i ti k
/
T.Al at Target
Bacaan Benans Bacaaan Sudut Jarak Jarak
Opti s
Keterangan
Atas Tengah Bas' ah Bacaan Vertikal Bacaan Horizontal
(mm) (mm) (mm) (mm) o
I
o Meter N,[eter
1440
t {
1 500
,|
000 500
on
1 3 40
't
4 ZU 100. 89 100. 00 b
LB
ct
LE
i
qnn
1 000 500 269 46 ZU 183 4 20 100. 00
B
2240 2000 | / ou oo CU 0 1 1 1 z 0 47.8 47. 98
2240 2000 1 760 271 1 0 0 291 I
n
47. 98
47.8 47. 98
B
1 480
A
940 700 460 9 1 1 9 20 0 0 0 47. 8 47. 97 B
LB
B
LB
940 700 460 268 40 40 1 8 0 0 47. 97
580 400
n o
20 344 1 0 36.65 JO. UU
580 400 220 270 Z 40
' 164
1 0 40 36.00
36. 65 36. 00
f
1 535
B
f , r / U 390 210 89 58 40 zcJ 1 9 20 36.65 36. 00 B
LB
B
LEl
570
10n
210 270 z v
t o
40 36. 00
D
1320
1 320
1 000 680 90 J O 40 85 1 9 40 66. 21 OJ - UY
1 000 bdu 269 23 zu zoc 1 9 ZU oJ . v v
66.21 65.00
o
1 410
1 330 1 000 670 90 J 40 35 42 40 66. 21 66.00 B
LB
6
LB
1 3 1 0 980
A4n
269
4A
zv 215 42
?o
66.00
E
1 160
1 1 6 0
1 000 840
o 1
1 5 0 211 0 32.09 31. 98
1 000 840 269 45 0 3t I z v 32.00
1 560 1 400 1244
p o
22 zu JCZ 45 40
32.09
32.09
31.77
32.00 B
B
LB
E 1 560 1 400 1240 279 J / 40 l t z 45 40 J I . I U
1 340 1 520 1 000 480 90 1 1 20 254 45 0 103. 97 104. 00
1520 1 000 480 269 49 20 74 45 0 104. 00
103.97 104.00
F
1 535
E
1520 1 000 480
on 1 a
20 JJY 20 40 103. 97 104. 00
FI
LB
B
LB
1520 1 000 480 269 42 40 179 20 0 104. 00
1220 1 000 780 90 35 40 259 1 7 0 44 44.00
1220 1000 780 263 34 20 79 1 7 40 44.00
u 44.00
Jukl ak Praktrkum IUT I Labor Suwey. ?emetaan & Gl 1
Tol tqon
G
1 4 1 5
r
1 620 1 400 1 1 8 0
0 0 I 40 44 44.00
B
LB
B
LB
1620 1 400 1 1 8 0 zov 50 0 1 8 0 z 40 44.00
H
1240 1 000 / ou 90 24 20 210 z 40 47. 87 48.00
1240 1 000 / ou zov
1 4
40 30 a 40 48.00
47. 87 48. 00
t-{
1 380
1 840 1 600 1 360
nq
49 40 0 0 47. 87 48.00 B
LB
B
LB
1 840 1 600 1 360 z I v 1 5 zv 180
n
0 48. 00
A
151 0 1 0 1 0 510 YU 1 4 0 250 5Z
n
100. 89 100. 00
1 480 980 480 269 46
n
70 JZ 100. 00
100. 89 100.00
Toleransi :'trf rtf
I
f n"t"
Hasil
0.0' 70710678
s I
-0. 0638888B9 OK
Jukl ak Praktrkum IUT I
Labor )uweY, ?emetaan
4 GlS
0
v
{+
E
$
t\
q)
E
\)
0_
;
q,
f)
-o
I
t-
l
E
r-)
(\!
),L
$ r
=
--)
i l | | | | | t - t t - - t | | | | r , ^ r r * t I I
i l l I I U I l @ l l ^ t t l r ^ l l v l l ! l l - l
T]
;
ra
\ o o \ E
( . - t t - :
c . r O X
t r' \ O y
co !- )a
,-}
. x F.
o ( t
a . = , x
v ; -
^ V
: J = ! 6
= : ' l J
= = 9
c - n - ! l
a 3
c-
vt
OO
CA
:r
o.
F-
<.
v
(J
ln
v
a o
^ o -
J . Y E
q, ) '
\ )
*
a
a - l l
E 9 )
u ) v
N
. g
o
e
:<
L
o
q)
c
v
{--
o)
c.l
a--
c.l
9
c\
lif
c.l
\o
ao
(a
(\
=j-
c]
a\
t
=l
-i
X
o
o
E
L
o)
E -i
(\
oo
c-
c-l
-i
v
o\
vl
r-
c.t
w
ca
m
o
@
ca
s
rv
<r
o\
I
I
I
I
^ t
Y I
C I
c l
-i
r!.
-i
aq s
A
tr-
. E
- b
'rc
0)
6 ' E
00
A.
r-
+
09
t--
a-
o.
v
(\
ar
tt-
co
f.)
co
A
00
@
a
<j-
o\
x h
. x - y
b > I
\ < E
co
N
s
-i -i
$
c.l
O
c.l
11-
t-
A
@
; A
o h
' 6 x y ,
f
'o
g
T
aa
a-
r--,
A
t\
-
r--
oo
r^
c.l
oo
c.l
oo
c.l
w
09
C.l
=
co
r<t
@
T
o.l
n
-c
f
E
N
c9
o
N
tr)
rO
@
O
I
lr)
c\l
tr)
N
tr)
d
N
\
N
tr)
!f
v
(o
N
co
@
ci
N @
c!
N
N
- Y :
- c
O
co
rr
$ ra
a.l
\o N
O
t\
f;
r{-
s
r\
C.l
l--
s
@
=
.=
c
o
f
l
a
qJ
oo
rrf
t-r
6
.if
@
@
N
oo
@
s
@
od
09
oo
(\
@
6
oo
6
(r.l

@
$
o\
<:.
&
c.l
o.l
c\
F-
<f'
@
oo
C.l
o r o :
Y A
t-r
6
cl
r:
@
(-l
r--
oo
r-.
6
t--.
g)
(..l
(*-
oo
\
6
cl
r-.
a
r-.
)
(-t
E c\ c\
ri
N
tif
A (\
o
o
f
E
:f
a
crl
v
oo
N
o
c.t
t-'
s
00
u)
o,
s
o, c.l
Y
tr
ln
()
o ul l! o
z
@ r- \o
s (\
z
o
=
o
o-
F
z
J
o
o
z
UJ
L
(o
d
BAB VI
t t l r r r
PEN GI I<AT,A\I
KtrM
I-J KA
6 . A IJMJ},J
Pel eni uan pt - r S1Sl t i nk deng: i i i i l 1. ' ! od: t : ' . ' , i Si t . t i . i ' r t . ' . \ 1: i t , l . i i f i ' t l t t kl t r t
Cl an ui l ur l i Jr gt r ni r kan pr t di t dt t er . r l t - . i r c' r l i t
r i t t t g. l l t r l i k sl sl - sl sl \ i i I l l sl l l l l t l l : I t ' l t l i l i \ l l
kerangka horizontal tidak dapat diukur langsung dengalt pita ukur, atau alat ukur
theodolit tidak dapat (sulit) didirikan pada suatu titik tertentu yang akan
di t ent ukan posi si nya.
Untr-rk keperiuan penentuan titik-titik dengan rnetoda pengikatan kemuka,
pal i no sedi ki t di perl ukan dua t i t i k t et zp vang t el ah di ket ahui koordi nat nva.
/
.,
' .
z . - / , . 2- - .
Koordinat titik P (perhatikan garnbar 6. i
I
dapat ditentukan dan koordrttilt
titik A
:
(X,r,Yn) clan B
:
(' X,,,Y,r), dengan cara nlengukur dilapangan sudut+udut
pada kedua titik tetap tctsetui,
1,uitu
aiut ur sudut
Fr
(: PAB) dan
g
z
(: ABP)'
P
1. Koordinat
titik P ditentukan
dari titik A: (Xa'Ya)
XPt
:
Xrr+ Sin oru
Ypr
:
Ya+ Cos oap
2. Kbordinat titik P ditentukan
dari titik B
:
(Xe'Ye)
Xpz
:
XB
+
Sin crsP
Ypz
:
Ys
+
Cos oeP
,
Qam\ar
6.1
Juklak Praktikum IUT
Pemetaan
Labor Sufvev dan
f' enq*aLan Kerrtrtkl
Koordinat
defi nitif titik
X
, , ,
X =
P adafah harga rala-ratakedua
hasil hitungan
di atas '
\ , , ,
+
Y , ,
6 .3 TAHAPAbT
PEI,AKSA}TAAI{
Pelaksanaannya
sama dengan
pengukuran
kerangka dasar, dimana semua
neralatan
ukur telah disiapkan dun' pengukuran
dapat dilaksanakan
dengan
iangkah-langkah
sebagai berikut :
e
Tempatkan
alat pada salah satu titik
poligon
(trtik A)' Pasang dan atur
sedemikian
rupa' sampui alat berdiri^
pud^ kedudukan
yang benar dan
sempurna.
e6666666
Tempatkan
alat pada kedudukan
Biasa arahkan
teropong
ke titik poligon
terdekat
(titik B). Amati
pembacaan skala horizontal,
baca dar' catat pada
for'rUlir
ukur. Kernudian
lakukan
pembacaan
Luar Binsa dengan
menj ungkitkan
teroPong.
e=
Kemudian
arahkan terJpong ke arah target pengikatan
(titik P) dengan cara
yang sama seperti di atas, di-peroleh bacaan
horizontal
dan sudut vertikal target
p.nlltutun.
Diperoleh
irarga suclut pada kedudukan
Biasu' Jungkit
(putar
arah vertikal) teiopong alat, sampai diperoleh alat dalam keadaan Luar Biasa'
Arahkan kernbali i.t.frnng
ke target pengikatan
(titik P) baca dan catat besar
sudut n-va.
. _-- )--L A
c-
Hitung langsung besarnya sudut dalarn keadaan Biasa
(B) atau sudut A' yattu
bacaan kanan
-
bacaan kiri'
,,4.
HitLrng pula sLrdutnya dalam keadaan Luar Biasa
(LB) : bacaan kanan
-
bacaan
ki ri . Ji ka beda ant ara sudut B dan [ , B l ebi h besar t ol eransi
yang di t ent ukan'
pengukuran diulang
(B dan LB). Jika beda masuk toleransi,
maka hitung rata-
rata sudut : (13 + L' tl)l2langsung
di lapangatr'
Kemudian dengan cara vang sata kitu lakukan pula pengambilan
data
pada titik B, sehingga
kita mempunyai
dua buah data (data dari titik A dan dari
t i t i k B).
6 .4 TAHAPAbT
HITLINGAI'T
Y
Den
9,
Drktat Praktrkum IUT l
Labor 5uwa1,
?emetaan
E Gl1
Tenqtkatan Kemuka
Diketahur
: Koordinat
titik A
:
(X,1,Y,r) dan B
:
(Xs'Ys)
Di ukur
: Sudut Bl danPz
l)itentukan
: Koordinat
titik P
Penyelesaian
1. bi tl i tung besarnya
harga DnR, onB, dan sn^:
\ z _ l /
Doo=f,(Xo-X)'
+(Yo-Y,,)'
o:*
=
arcts].f
dan crBn: o,ru;
+ 180"
2. Menghitu-n
gharga
F
r,
a.n'p dan crsp
9 r : 1 8 0 " - ( P r + F : )
ct,rP:q,^]]
-
ti i
Oan otu: onn+
Bt-
360()
Catatan
:
Bent ukt brmul a/ rumusunt ukmencari hargaoapdanogpSsnset t ergant ung
kepadaposi si t i t i kAdanBser t aar ah- ar ahpengukur anket i t i kP.
3. Menghitung
Drrpdan DeP
Dengan mneggunakan
rumus sinus dalam segitiga' maka diperoleh :
_ I ) , o
,
j i ka di t ul i s :
, t
=
D
, o
,
D
, ,
=
=: t t ;
t J r Ns
ur ! e' r "
nl
=
; : ;
-
*
sin,$ Sirr ;,
maka . D.^p: rn' Sin
F I
dan DBP: rn' Sin
B
r
4. Menghi t ung
kt l ordi nat t i t i k I ) :
a. Dari t i t i k A :
Xpr
:
Xn
+ Dnp. Sin cr.al' dan Yp1
:
Y.o'
+
D' 1p' Cos uap
b. Dari t i t i k B :
Xp: : Xg
+ Dr; p. Si n crup dan Yp2: Yrl
+ l )t l p' Cos onp
5. N' l engl ri t t rng
harga koorcl i naL de f l ni t i l ' t i t i k P :
X
, ,
a
X
t , ,
d a n
r . /
Y, ,
+ Y" t
- y
=
/ r
I ' ' \
-
/ \
Pz
Y
=
Drktat Praktrkum IUT I
Laboe Survey, ?emetaan
4 Gl1
TenEkatan Kemuka
6. 5 . CONTOH PERHITUNGAI\T PENGTI(ATAI.I KEMUI(A DENGAITI
EXCEL
DAT'A PE NGT] KI] R,4 N 1.,4 PA NGA N
Koordi nat Ti t i k yang di ket ahui
Tt-f tK ABSI S ORDINAI'
0
B 89. 26853
-41
.29291
PENGOLAHAN DATA PENGIKATAN KEMUKA
TiliK /
T.Al at Target
Bacaaan Sudut
Keterangan Bacaan Vertikal Bacaan Horizontal
(nrm)
o il o t l
B
90 20 268 1 1 40 B
269 20 88
n
LB
Y
: 1 28 40 1 9 1
TA
40
270 JZ 20 I I 57 L D
B
90 58
n
0
n n
E
zo3 U 1 8 0 v 20 LD
P
83 z 20 54 42 20 B
z I o 53 50 zJl +z 40 LB
irik Targct
Jarali Sudut Dalam Azimuth Koordinat Titik P Koordinat Definitif
Titik P
( meter
)
o t l I
x
J
x
J
B 98.3563666'7 l o l 4 60 I l { 49 25.77E20" _",1
66.27890769 83. i 039i : 13
66.27890769 83. 10398393
r t06.29't5341 38 34 25. 77820 I 3 I
I 98.35636667 54 42 20 294 49 25.77820131
66.27890769 83. 10396: >-'
Y I 26. 503399 349 - t l 45.77820 l 3 I
Drkiat Praktrkum IUT I
Laboc Svcvey, ?emeAan & Gl1
BAB VII
DtrTAIL SITUASI
7 . 7 UMUM
Pada objek ini tujuan yang utama adalah penyajian gambar dararn
bentuk peta dengan menggunakan aplikasi suatu dasar-dasar teritris yaitu
pernetaan situasi dan detail.
Pemetaan situasi suatu daerah msp.akup penyajian bentuk clalam
di nrcnsi hori zont al darn vcrt i kal sccarer i rcrsarna-sarna cl al arn suat u garnbar pct a.
Maksud dari peneukuran ini adalah rnenrindahkan ganrbaran dari penlukaan
burni
kedalam suatu bidang garnbar (kertas garnbar).
Detail-detail sitLrasi yang perlr,r diamati dan dipetakan adalah :
| ljnsur-unsur buatan alam
a. garis pantai, danau dan batas rawa
b. Batas-batas tebing atau
jerarn,
batas hutan
c. Dl l .
2 Unsur-unsur buat an rnanusi a
a. Bangunan
b. Jalan
c. Batas sawah
d. Sal uran i ri gasi
e. Batas kepernilikan tanah.
7. 2 DASAR TEORT
Dalam pengukuran detail situasi, perlu dilakukan pengukuran terhadap
beberapa hal, yaitu:
l. Penentuan titik dasar.
Peta situasi ini harus terikat pada sistern kerangka yang telah diketahui
sebel umny a y ang berfun gsi sebagai acuan.
2. Pengukuran kerangka horizontal (sudut dan
jarak)
Umumnya untuk peta yang tidak terlalu besar, dipakai kerangka poligon.
3. Pengukuran beda tinggi
Pengukuran beda tinggi (kerangka vertikal) selalu mengikuti kerangka dasar
horizontal yang telah diblngun terlebih dahulu.
Dktat ?raktrkum IUT I Labor 1urva1 ?emetaan & GlS
Det at l
j f t uaEt
Pengkuran detail dengan data yang diarnbil meliputi:
i Sudut antara sisi kerangka denganjarak ke titik detail yang bersangkutan.
i
. i arak
opt i s at au pi t a ukt rr ant ara t i t i k kerangka dengan det ai l
, - l l cda t i r r ggi i l nt ar i l t i t i k l ot ap kcr nr r gka dcngi t t t t i t i k dct ni l
yi t l l S
bersangkutan.
Dalarn pemetaan situasi, kerangka dasar vertikal selalu rnengikuti
kerangka dasar horizontal yang telah dibangun sebelumnya. Berikut metoda-
rnetoda pengukuran kerangka dasar horizontal:
l . Meoda Tri angul asi
Merupakan cara untuk menentukan koordinat titik dilapangan dengan cara
mengukur sudut-sudut pada suatu kerangka dasar dengan bentuk berupa
rangkaian segitiga yang mempunyai satu atau lebih titik sentral.
2. Meroda Jaring Segitiga
Penentuan titik di lapangan dengan cara mengukur sudut-sudut dalam
jaringan
segitiga yang mempunyai satu titik sentral.
3. Metoda Trilaterasi
Penentuan titik kerangka horizontal yang berbentuk rangkaian segitiga di
lapangan dengan cara mengukur
jarak
sisi kerangka tersebut.
7 .3 TAIAPAN PEi,AKSA}qAAN
Tahapan pelaksanaannya rneliputi langkah-langkah sebagai berikut :
I Si apkan al at dan keperl uan pengukuran.
2. Lakukan orientasi terhadap daerah atau medan yang akan diukur,
sketsalah secara kasar untuk menrbantu dalarn penandaan tititk dan
keteraturan dalam pengukuran.
3. Tentukan titik target yang akan
jadi
kerangka poligon. Dirikan alat
pada titik a'uval dengan selnpurna (centering alat)
4. Posisikan alat pada kedudukan biasa, bidik titik belakang (patok
belakang) untuk pembacaan benang atas, benang tengah, benang
bawah
,
kemudian nolkan bacaan sudut horizontalnya lalu catat
sudut horizontal ( 0"
)
dan vertikal.
5. Arahkan teropong ketitik depannya (patok depan), kernudian baca
bacaan benang, sudut vertikal dan sudut horizontalnya.
Lakukan pengukuran
jarak
secara manual dengan menggunakan
pita ukur (meteran) yaitu dari titik berdirinya alat ketitik/patok
belakang dan ke titik/patok didepannya. Pengukuran ini dilakukan
dengan cara pulang-pergi. Pada saat pengukuran pita ukur
(meteran) haruslah tegang, lurus dan datar.
Pada titik yang sama, ubah posisi alat menjadi luar biasa,
kemudian baca bacaan benangnya, sudut vertikal dan sudut
horizontalnya.
Kemudian arahkan lagi teropong ketitik belakang, kemudian baca
bacaan benang, sudut vertikal dan sudut horizontalnya.
6.
7.
8.
Dktat ?raktrkum IUT I
Labor Survey ?emetaan & Gl1
Detatl Sftuasr
I Masi h pada t i t i k yang sama posi si kan al at dal arn keadaan bi asa
,
kernudian pada sketsa yang telah dipersiapkan, rencanakanlah
pembidikan yang teratur terhadap objek-objek alam (unsur-unsur
buatan alam, unsur-unsur buatan manusia, dan pada titik-titik
ekstrim) yang akan dipetakan dengan mencantumkan abjad/nomor
pada batas-batas
yang telah ditentukan. Usahakan pembidikan
tetap teratur searah dengan putaran
jarurn jam,
menurut nomor
untuk tidak menimbulkan kekacauan dalam. penulisan data pada
tbrmulir atau dalam penggambaran.
lC. Data-datayang perlu dicatat dan diamati adalah bacaan benang,
sudut vertikal dan sudut horizontal.
I l. Untuk tempat atau gedung yang bentuknya teratur, tidak perlu
pada semua titik sudut bangunan dibidik dengan theodolit, tapi
ambil saia data yang diukur dengan menggunakan alat ukur
jarak
(rneteran) . Ambil data selengkap mungkin.
12. Pindahkan data ln5il pengamatan ke dalam data fonn, penomoran
pada formulir dicatat dan harus sama atau sesr-rai dengan data yang
di buat pada skct sa.
l -1. Ukur t i nggi al at dari pennukaan t anah.
I 4. Pi ncl ahkan ai at kc t i t i k bcr i kut nya ( pat ok depan) kemudi an
lakukan hal yang sarrra seperti lagkah-langkah diatas.
7 .4 PENGOI,AHA}T DATA
Pelaksanaan pengukuran pada umumnya drlakukan dalam beberapa
metoda. Pada praktikum kali ini cukup dibahas mengenai metoda Tachyrnetri dan
nrci ri da Tri gonornel ri .
7. 4. I M etoda Tachymetri
Metoda Tachyrnetri dapat digunakan untuk penentuan
jarak
datar dan
beda tinggi yang tidak mernbutuhkan ketelitian yang akurat (unuk pengerjaan
pengukuran yang sederhana)
a. Penent uan
j arak dat ar met oda Tachymet ri
a - "
D--*='
f)
--..
i
i
I
i t
I
h
I
I
Dktat Traktrkum IUT I
Qan1ar
7.1 fu{.eto[a tacfiYnetri
Labor 1vruey ?emet aan & Gl 1
De' tarl Stuasr
Perhatikan gambar diatas, diukur sudut m (sudut rniring),tinggi alat: i, bacaan
skala rarnbu pada benang tengah: t, bacaan skala rambu pada benang atas
:
a dan
bacaan rambu pada benang bawah
-
b,
maka :
,Jutuk tttiring :
Jurak nrcnc.lalar'.
b. Penent uan beda t i nggi Nl et oda T' achymet ri
Perhat i kan ganrbar 7. 1 mal <a :
[3eda tinggi adalah :
Pada daerah yang datar tetapi banyak bangunan terdapat pada daerah pemetaan
tersebut, maka pelaksanaan pengukurannya dapat dilakukan rnenggunakan sipat
datar.
7. 4. 2 M etoda Trigonometri
Penentuan beda tinggi dengan cara trigometri adalah penentuan beda tinggi
secara tidak l*ngsung, yaitu beda tinggi fungsi dari
jarak
mendatar dan sudut
vertikal antara dua titik yang diukur beda tingginya. Jarak mendatar diperoleh
dari hasil pengukuran jarak
menggunakan pita ukur, substense bar atau secara
elektronik (EDM) Sedangkan sudut vertikal diukur dengan menggunakan alat
. ukur theodolit.
Dktat ?raktrkum IUT I Labor Surva1 ?emetaan 4 Gl1
Det ai l ?t t Luasr
1
p
h^u
I
l
t
Qam\ar
7,2 94ctofa Irigorwmctry
l . I ) cr hat i kan gat t t l t ar cl i r t as, r ni sal knn al i an ci i t cnt ukan bcda t i nggi ant ar a t i t i k A-
l l , sccara l ri gonont ct ri s. I ' rosccl ur prcneukurannya acl al ah scbagai beri kut .
2. Tegakkrn t heodol i t dengan sernpunra di z. r. Ukur t i nggi t heodol i t (t i nggi
sumbrr mendatar alat tehadap titik A), misalkan t.
3. Tegakkan target di B. Target dapat berupa rambu ukur, remote atau tinggi
tiang. l-andai sasaran yang
akan dibidik pada rambu (tiang), kemudian ukur
t i nggi nya mi sal kan p.
4. tJkur sudut tegak rn (sudut miring) atauz (sudut zenit) dengan theodolit rnaka
panjang I dapat ditentukan.
L : D t g m : D c o t g z
di mana,
D
:
Jarak mendatar antara A dan 13 yang diukur dengan alat ukur jarak
Jadi beda tinggi antara A dan B dapat ditentukan,
1,aitu:
h . n 3 : l + t - p
h n n : ( D t g m ) + t - p
at au.
Apabila bcCa tinggi A dan B diperkirakan cukup besar dan
jarak
A dan B
berjauhan, serta diharapkan hasrl pengukuran beda tinggi ini dapat ditentukan
lebih teliti, rnaka pengaruh refraksi'udara dan kelengkungan bumi harus
diperhitungkan sehingga beda tinggi seharusnya adalah:
: ( D c o t g z ) + t - p
Dktat ?raktrkum IUT I l-abor Survev Temetaan 4 Gl5
Oet at l St t uast
h . 4 n
= ( 1 ) t a n
m ) + t - p + ' ; n f , '
atau,
di mana:
k: koel i si en refraksi udara: 0,14
R: Jari -i ari bumi 6370 Km
=
( D c ot anZ
)
+
l
-
p
r
Dktat ?raktrkum lL'i' I
Labor Survey ?emeAan 4 Gl5
Detai l Sftuast
7. 5 Cont oh Per hi t ungan Det ai l dan Si t uasi Dengan Excel
DATA DAN PERSITUI{GAN DETAIL DAN SITUASI
Ti ti k /
' l ' .AIat
Target
Bacaan Benang Bacaaan Sudut .Iarak
Opti s
B. Tinggi
( A h )
Elevasi
( H )
Keterangan
Atas Tengah Barvah Bacaan Vertikal Bacaan Hori zontal
(mm) (mm) (mm) (rnrn)
0 o
Meter Meter
25.0000
1440 FI l 500 I 000 500 90 I J 40 0 0 0 99.9984 0.0425 25.0425
J J U 200 t70 99 54 0 291 C J 0 5. 8226 0. 2238 25.2238 B
1
225 200 t'7 5 102 32 40 3 1 2 t > 0 4. 7641 0. I 799 25.1'799 B
j
2(X) t-56 97 24
( ,
:r llt 5: t 40 8 6540 0. I l ( ' 0 25. | 160 I]
. l
1470 l 4 00 I 330 90 l 5 20 291 0 t3.9997
-0.0224
24.9776 D
) 6(X) 5( ) ( l 4( ( ) 97 o 27() 39 0 19 96( ) 9 (). 0569
25. 0569 t ]
6
7
7 5()
lrn )
j (x)
l ( x)
250 ,o 5:1 o . t t 5 I _l 40 49. 98f r I 0. 1( r 93 25. t 693 B
: . r
( l 9.1 0 156 i 8
( l
I l . 9l 8. l 0. l_s32 25 t-i-12 B
tt 345 300 25-5 96
t 1
40 8 40 8 8947 0.r720 l ) 1720 B
9 425
.100
- i / - ) l 0 l 8 \) - ?: 1 - 1) 40 4. 8136 0.0927 25.0927 B
1 0 490 400 3 1 0 92 38 20 48 50 10 17. 9618 0. 2121 25.2121 B
l l
t,
25. 5000
| 480 940 700 46() 9 l l 9 20 0 t i -0.3273
25. 1727
l t 9 1 5 900 8tr5 l 0 l t q 40
()0
40 2. 885 9 0.0062 25.5062 I J
l 2 820 800 780 98 20 I 1 9 28 0 3. 903S 0. 0671 25. i 67 I I J
l 3 ?60 200 140 9-i 3 8 20 I I I t 9 40 I 1. 884 I 0. t 066 2,j .606(>
l 4 4'7 5 400 -1l -) y- 1
50 0 I
(J5
l 0 20 1 4 9330 0. 0794 25. 5794
El
l 5 / t ) 600 4ti5 9 l 35 40 t97 l 0 20 22.9822 0. 2403 25. 7403 B
C: 25. 7500
I 535 D 570 390 2 1 0 89 40 255
t q
20 36.0000 i . 1590 26.9090 B
I t ) 462 400 338 93 30 40 o 5 0 l 2. 3535 0. 3770 26. 1270 B
t 7 525 400 275 9 l ) l 20 52 45
)o
24
o7j 8
0.3259 26.0759 B
l 8 l 2 l 0 I 200 I 190 9(r 2 20 354 5 l 20 | . 9779 0. t 258 25. 8758
FI
l 9 1775 I 700 1625 88 J ) 90 28 20 14. 9910 0.2026 25.9526 B
20 948 900 852 92 J+ 40 345 3 l 0 9. 5806 0.2437 25.9537 B
DktaL Trakhkum IUT I Labor Svrvey ?emetaan & Gl5

Anda mungkin juga menyukai