Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu misi Indonesia sehat adalah pembangunan semua sektor harus
memberikan kontribusi yang positif terhadap pembangunan perilaku dan lingkungan
sehat. Untuk menciptakan lingkungan sehat, salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah adalah memutuskan rantai penularan penyakit melalui pemberantasan
penyakit baik penyakit menular maupun penyakit tidak menular. Pemberantasan
penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan, penyelidikan, pengebalan
menghilangkan sumber dan perantara penyakit (Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, !"!#.
Salah satu penyakit demam menular yang masih merupakan masalah
kesehatan masyarakat di Indonesia saat ini adalah penyakit Demam tifoid. Penyakit ini
tersebar merata diseluruh dunia. Insidensi penyakit Demam tifoid diseluruh dunia
mencapai "$ %uta setahun dengan %umlah kematian sebanyak &!!.!!! orang. Di
'merika Serikat Demam tifoid muncul sporadic dan relati(e constant berkisar antara
)!! kasus setahun selama bertahun*tahun (Kandun, !""#.
+adan Kesehatan Dunia ,orld -ealth .rganisation ( ,-. # memperkirakan
%umlah kasus Demam tifoid di suluruh dunia mencapai "& / 00 %uta dengan )!! / &!!
ribu kematian tiap tahun nya, Data ,ord -ealth .rganitation ( ,-. # tahun !!&
memperkirakan terdapat sekitar "$ %uta kasus Demam tifoid diseluruh dunia dengan
insidensi &!!.!!! kasus kematian tiap tahun. Dinegara berkembang kasus Demam
tifoid dilaporkan sebagai penyakit endemis dimana 1) 2 merupakan kasus ra3at %alan
sehingga insidensi yang sebenarnya adalah ") / ) kali lebih besar dari laporan ra3at
inap dari sakit. Di Indonesia kasus ini tersebar secara merata diseluruh propinsi dengan
insidensi di pedesaaan 0) 4"!!.!!! penduduk4tahun dan di daerah perkotaan
$&!4"!!.!!! penduduk4tahun atau &!!.!!! dan ",) %uta kasus per tahun. Umur
penderita yang terkena di Indonesia di laporkan antara 0 / "1 tahun pada 1" 2 kasus.
'ngka.
Di Indonesia, diperkirakan antara 5!! * "!!.!!! orang terkena tifus atau Demam
tifoid sepan%ang tahun. Demam ini terutama muncul di musim kemarau dan konon anak
perempuan lebih sering terserang. 6ang %elas, meski tifus bisa menyerang anak di atas
umur " tahun, 7korban7 paling banyak adalah anak usia ) tahun. 78api belakangan ini,
serangan terhadap anak di ba3ah umur ) tahun, meningkat %adi ") persen.
9enurut laporan dinas kesehatan Pro(insi Sula3esi 8enggara tahun !""
%umlah penderita Demam tifoid sebanyak ""! penderita, tahun !" meningkat
men%adi "&01 penderita dan 1 orang di antaranya meninggal dunia, pada tahun !"0
(%anuari*maret# kembali meningkat men%adi :$ penderita. ( Profil Dinkes Pro(insi
Sultra, !"0#
9enurut data dari RSU +ahteramas, tahun !"" %umlah, penderita penyakit
Demam tifoid khususnya pasien ra3at inap sebanyak )& orang. pada tahun !" %umlah
penderita penyakit Demam tifoid meningkat men%adi $ orang, dan pada tahun !"0
(;anuari*9aret# penderita penyakit Demam tifoid ber%umlah 0: orang. (Profil RSU
+ahteramas,!"0#
Penyakit tipus atau yang dikenal dengan Demam tifoid ini merupakan infeksi
akut usus halus yang disebabkan bakteri Salmonella 8yphy. Kuman ini masuk ke tubuh
manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Penyakit yang ditandai dengan
demam tinggi ini kerap menyerang anak*anak. 8ermasuk balita. Sayangnya, banyak
orang tua menganggap remeh tifus. +anyak %uga yang masih beranggapan, kalau sudah
pernah kena tifus, tak bakalan kena lagi. Padahal, salah besar. ;ustru lebih bahaya dan
bisa menyebabkan kematian.
Upaya pencegahan, antara lain penyuluhan cara hidup bersih ke seluruh lapisan
3arga, orang tua, termasuk ke pedagang makanan kaki lima yang dagangannya kurang
terlindungi dari penyebaran bakteri, Penyuluhan dan pembinaan kurang tepat %ika tidak
dibarengi keinginan hidup bersih dan sehat 3arga sendiri. 8anpa perilaku hidup sehat,
bakteri tipus akan mudah hinggap ke tubuh kita.
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh
salmonella typhi yang mudah di%umpai secara luas diberbagai <egara berkembang yang
terutama terletak di daerah teropis dan subtropics. Penyakit ini %uga merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang penting karena penyebebarannya berkaitan
dengan urbanisasi, kepadatan penduduk, kesehatan lingkungan, sumber air dan
sanitasi yang buruk serta standar hygiene industry pengolahan makanan yang masih
rendah, melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Pengetahuan adalah merupakan hasil =tahu> dan ini ter%adi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap ob%ek tertentu.8er%adi melalui panca indera manusia.
6akni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (<otoatmod%o,!!)#
Sikap merupakan tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar
diri atau sub%ek. Sehingga alam itu sendiri akan mencetak praktek manusia yang
hidup di dalamnya sesuai dengan sikap dan keadaan alam tersebut (<otoatmod%o,
!!)#
Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang memilih dan
memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan
sosial. kebiasaan makan dinamakan pula, kebiasaan pangan atau pola pangan (-arper,
"15&#.
Peker%aan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk
menun%angkehidupannya dan kehidupan keluarga. Peker%aan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah berulang dan banyak
tantangan, beker%a umumnya merupakan kegiatan yang menyita 3aktu. (,a3an ' ?
De3i 9, !"!#
;amban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk
membuang tin%a4kotoran manusia bagi keluarga, la@imnya disebut kakus. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tin%a (kakus4%amban# adalah bagian dari
usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan
penularan penyakit saluran pencernaan. Ditin%au dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama
dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin,
!!#.httpA44333.psychologymania.com4!"4!14pengertian*%amban.html.
-asil obser(asi a3al yang di lakukan, menurut pasien yang menderita penyakit
Demam tifoid yang di ra3at di ruang 9a3ar di +BUD +ahteramas mengatakan bah3a
penyebab ter%adinya Demam tifoid di sebabkan oleh lingkungan hidup yang tidak bersih
mencakup penyediaan air minum yang tidak memenuhi syarat serta pedagang
makanan kaki lima yang dagangnya kurang terlindungi dari bakteri.
+erdasarkan dari latar belakang diatas penulis akan melakukan penelitian
dengan %udul Caktor*Caktor 6ang 9empengaruhi Demam tifoid pada pasien yang di
ra3at di ruang 9a3ar di +BUD RSU +ahteramas Kota Kendari tahun !"0 D
B. Perumusan Masalah
+erdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah, dalam penelitian
ini adalah A
". 'pakah ada Pengaruh pengetahuan responden terhadap penyakit Demam tifoid pada
pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0D
. 'pakah ada Pengaruh sikap responden terhadap penyakit Demam tifoid pada pasien
yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0D
0. 'pakah ada Pengaruh Kebiasaan 9akan responden terhadap penyakit Demam tifoid
pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0D
:. 'pakah ada Pengaruh Peker%aan responden terhadap penyakit Demam tifoid pada
pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0D
). 'pakah ada Pengaruh Kebersihan ;amban keluarga responden terhadap penyakit
Demam tifoid pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S
Pro(insi Sultra 8ahun !"0D
C. Tujuan Penelitian
". 8u%uan Umum
Untuk mengetahui Caktor*Caktor 6ang 9empengaruhi Penyakit Demam tifoid
pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0D
. 8u%uan Khusus
." Untuk mengetahui Pengaruh pengetahuan responden terhadap penyakit Demam tifoid
pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0
. Untuk mengetahui Pengaruh sikap responden terhadap penyakit Demam tifoid pada
pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0
.0 Untuk mengetahui Pengaruh Kebiasaan 9akan responden terhadap penyakit Demam
tifoid pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra
8ahun !"0.
.: Untuk mengetahui Pengaruh Peker%aan responden terhadap penyakit Demam tifoid
pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0
.) Untuk mengetahui Pengaruh Kebersihan ;amban Keluarga responden
terhadap penyakit Demam tifoid pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU
+'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
D. Manfaat Penelitian
". Dapat memberikan Informasi dan dorongan kepada masyarakat dalam upaya
pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam tifoid.
. Sebagai bahan masukan bagi instansi terkait khususnya RSU +'-8ER'9'S dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat dan lingkungan.
0. Sebagai bahan masukan dalam upaya penurunan angka kesakitan akibat penyakit
Demam tifoid di RSU +'-8ER'9'S
:. +agi penulis, penelitian ini merupakan proses bela%ar memecahkan masalah secara
sistematis dan logis.
). +ahan referensi yang dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan merupakan salah satu
bahan bacaan bagi peneliti berikutnya khususnya bagi mahasis3a Sekolah 8inggi Ilmu
Kesehatan (S8IK# '(icenna Kendari
BAB II
TINJAUAN PUTA!A
A. Tinjauan Umum Tentang Demam Tif"i#
$. Pengertian
8ifoid adalah penyakit infeksi yang di sebabkan oleh Salmonella typhosa atau
Salmonella typhi ', +, atau F. .rganisme ini masuk melalui makanan dan minuman
yang sudah terkontaminasi oleh peses dan urine dari orang yang terinfeksi kuman
Salmonella. ( Soedarto, !!) #.
Penyakit ini mempunyai tanda*tanda khas berupa per%alanan yang cepat yang
berlangsung kurang lebih 0 minggu di sertai dengan ge%ala*ge%ala demam, nyeri perut,
pembesaran limpa dan erupsi kulit. Penyakit ini termasuk dalam penyakit daerah tropis,
dan penyakit ini sangat sering di %umpai di 'sia termasuk di Indonesia (+et@, !!)#
Cebris 8ifoid adalah merupakan salah satu penyakit infeksi akut usus halus yang
menyerang saluran pencernaan disebabkan oleh kuman salmonella typhi dari
terkontaminasinya air 4 makanan yang biasa menyebabkan enteritis akut disertai
gangguan kesadaran (Suriadi dan 6uliani, R, !!$#.
Demam 8ifoid adalah penyakit sistemik akut akibat infeksi salmonella typhi yang
ditandai dengan malaise (For3in, !!)#.
a. 9erupakan penyakit infeksi akut saluran pencernaan (usus halus#
b. Penyebabnya adalah bakteri Salmonella
c. <ama lain dari penyakit ini adalah tifoid dan para tifoid fe(er, enterik fe(er, tifus, dan
paratifus abdominalis. Demam para tifoid hampir sama dengan Demam tifoid tetapi
ge%alanya lebih ringan.
%. E&i#emi"l"gi
Demam 8ipoid yang tersebar di seluruh dunia tidak tergantung pada iklim.
Kebersihan perorangan yang buruk merupakan sumber dari penyakit ini meskipun
lingkungan hidup umumnya adalah baik. Perbaikan sanitasi dan penyediaan sarana air
yang baik dapat mengurangi penyebaran penyakit ini.
a. Penyebaran Geografis dan 9usim
Kasus*kasus Demam tifoid terdapat hampir di seluruh bagian dunia.
Penyebarannya tidak bergantung pada iklim maupun musim. Penyakit itu sering
merebak di daerah yang kebersihan lingkungan dan pribadi kurang diperhatikan.
b. Penyebaran Usia dan ;enis Kelamin
Siapa sa%a bisa terkena penyakit itu tidak ada perbedaan antara %enis kelamin
lelaki atau perempuan. Umumnya penyakit itu lebih sering diderita anak*anak. .rang
de3asa sering mengalami dengan ge%ala yang tidak khas, kemudian menghilang atau
sembuh sendiri. Persentase penderita dengan usia di atas " tahun seperti bisa di lihat
pada tabel di ba3ah ini.
8abel A persentase penyakit Demam tifoid
Usia Persentase
"*1 tahun $!*5! 2
0!*01 tahun "!*! 2
H :! tahun )*"! 2
'. Eti"l"gi ( Pen)e*a* +
9enurut <gastiyah (!!)# penyebab utama dari penyakit ini adalah kuman
Salmonella typhosa, Salmonella typhi, ', +, dan F. Kuman ini banyak terdapat di
kotoran, tin%a manusia, dan makanan atau minuman yang terkena kuman yang di ba3a
oleh lalat. Sebenarnya sumber utama dari penyakit ini adalah lingkungan yang kotor dan
tidak sehat. 8idak seperti (irus yang dapat beterbangan di udara, bakteri ini hidup di
sanitasi yang buruk seperti lingkungan kumuh, makanan, dan minuman yang tidak
higienis.
Salmonella typosa merupakan basil gram negatif yang bergerak dengan bulu
getar, tidak berspora, mempunyai sekurang*kurangnya 0 macam antigen, yaitu antigen
., antigen somatik yang tidak menyebar, terdiri dari @at komplek lipopolisakarida,
antigen II (kapsul# yang meliputi tubuh kuman dan melindungi . antigen terhadap
fagositosis dan antigen - (flagella#. Ketiga %enis antigen tersebut dalam tubuh manusia
akan menimbulkan pembentukkan tiga macam antibody yang biasa disebut agglutinin
('rif 9ans%oer, !!5#.
,. Pat"fisi"l"gi
For3in (!!)# mengemukakan bah3a kuman Salmonella typhi masuk ke dalam
tubuh manusia melalui mulut dengan makanan dan air yang tercemar. Proses
beker%anya bakteri ini ke dalam tubuh manusia lumayan cepat. 6aitu :*$ %am setelah
masuk, meski belum menimbulkan ge%ala, tetapi bakteri telah mencapai organ*organ
hati, kandung empedu, limpa, sumsum tulang, dan gin%al. 7Rentang 3aktu antara
masuknya kuman sampai dengan timbulnya ge%ala penyakit, sekitar $ hari.7
Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus dan mencapai %aringan limfoid plaJue pleyeri di liteum terminalis yang
mengalami hipertropi. Ditempat ini komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal dapat
ter%adi. Kuman salmonella typhi kemudian menembus ke dalam lamina profia, masuk
aliran limfe dan mencapai kelen%ar limfe mesentrial yang %uga mengalami hipertropi.
Setelah mele3ati kelen%ar*kelen%ar limfe ini, salmonella typhi masuk aliran darah
melalui duktus toracicus. Kuman*kuman salmonella typhi mencapai hati melalui sirkulasi
portal dari usus. Salmonella typhi bersarang di plaJue pleyeri, limfe, hati dan bagian*
bagian lain dari sistem retikulo endotelial. Semula disangka demam dan ge%ala*ge%ala
syoksemia pada Demam tifoid disebabkan oleh endotoksemia, tetapi kemudian
berdasarkan penelitian eksperimental disimpulkan bah3a endotoksemia bukan
penyebab utama demam dan ge%ala*ge%ala toksemia pada Demam tifoid. Endotoksin
salmonella typhi salmonella typhi berperan dalam patogenesis Demam tifoid, karena
membantu proses ter%adinya inflamasi lokal pada %aringan tempat salmonella typhi
berkembang biak.
Demam pada tifoid disebabkan karena salmonella typhi dan endotoksinnya
merangsang sintesis dan pelepasan septi pirogen oleh leukosit pada %aringan yang
meradang.
Ge%alanya sendiri baru muncul setelah 0 sampai &! hari. Pada masa*masa itulah
kuman akan menyebar dan berkembang biak..rgan tubuh lalu merangsang sel darah
putih mengeluarkan @at interleukin. Kat inilah yang akan merangsang ter%adinya ge%ala
demam. Kuman yang masuk ke hati akan masuk kembali dalam peredaran darah dan
menyebar ke organ tubuh lainnya.
Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara, yang dikenal
dengan )C yaitu Cood (makanan#, Cingers (%ari tangan4kuku#, Comitus (muntah#, Cly
(lalat#, dan melalui Ceses.
Penyebaran tifoid melalui A
a. 9emakan atau meminum makanan atau minuman yang tercemar oleh bakteria
Salmonella typhi
b. Pembuangan na%is di merata*rata tempat
c. -inggapan lalat (lipas dan tikus# yang memba3a kuman tifoid.
+akteria yang memasuki tubuh seseorang diba3a dalam saluran usus dan
darah manusia dan terus membagi seterusnya, menimbulkan ge%ala*ge%ala penyakit
Kuman tifoid masuk ke dalam tubuh melalui makanan atau air yang kita konsumsi.
Seorang penderita tifoid dapat mencemari air di sekitarnya melalui kotoran yang penuh
dengan kuman tifoid. 'ir yang tercemar ini bila digunakan untuk mengolah makanan
maka makanan pun akan ikut tercemar terutama makanan yang tidak dimasak dengan
baik.
Fara penyebarannya melalui muntahan, urin, dan kotoran dari penderita yang
kemudian secara pasif terba3a oleh lalat ( kaki*kaki lalat #. Balat itu mengontaminasi
makanan, minuman, sayuran, maupun buah*buahan segar. Saat kuman masuk ke
saluran pencernaan manusia, sebagian kuman mati oleh asam lambung dan sebagian
kuman masuk ke usus halus. Dari usus halus itulah kuman beraksi sehingga bisa >
men%ebol> usus halus. Setelah berhasil melampaui usus halus, kuman masuk ke
kelen%ar getah bening, ke pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ
hati, empedu, dan lain*lain#. ;ika demikian keadaannya, kotoran dan air seni penderita
bisa mengandung kuman S typhi yang siap menginfeksi manusia lain melalui makanan
atau pun minuman yang dicemari. Pada penderita yang tergolong carrier (pengidap
kuman ini namun tidak menampakkan ge%ala sakit#, kuman Salmonella bisa ada terus
menerus di kotoran dan air seni sampai bertahun*tahun. S. thypi hanya di dalam tubuh
manusia. .leh karena itu, demam tifoid sering ditemui di tempat*tempat di mana
penduduknya kurang mengamalkan membasuh tangan manakala airnya mungkin
tercemar dengan sisa kumbahan.
Sekali +akteria Salmonella thypi dimakan atau diminum, ia akan membahagi
dan merebak ke dalam saluran darah dan badan akan bertindak bebas dengan
menun%ukkan beberapa ge%ala seperti demam. Pembuangan sampah dan hinggapan
lalat (lipas dan tikus# yang akan menyebabkan demam tifoid.
- . .ejala Dan !"m&likasi /ang Tim*ul
a. Ge%ala
Fara terbaik menghadapi Demam tifoid adalah mengetahui ge%ala a3al penyakit
ini. 'ntara lainA
". Demam lebih dari seminggu
Siang hari biasanya terlihat segar namun malamnya demam tinggi. Suhu tubuh naik
turun.
. 9encret
+akteri Salmonella typhi %uga menyerang saluran cerna karena itu saluran cerna
terganggu. 8api pada se%umlah kasus, penderita malah sulit buang air besar.
0. 9ual +erat
+akteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, %uga di kelen%ar getah bening.
'kibatnya, ter%adi pembengkakan dan akhirnya menekan lambung sehingga ter%adi rasa
mual.
:. 9untah
Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara sempurna dan biasanya
keluar lagi le3at mulut. Karena itu harus makan makanan yang lunak agar mudah
dicerna. Selain itu, makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar saluran
cerna yang sedang luka bisa di istirahatkan.
). Bidah kotor
+agian tengah ber3arna putih dan pinggirnya merah. +iasanya anak akan merasa
lidahnya pahit dan cenderung ingin makan yang asam*asam atau pedas.
&. Bemas, pusing, dan sakit perut
$. 8erkesan acuh tak acuh bahkan bengong
Ini ter%adi karena adanya gangguan kesadaran. ;ika kondisinya semakin parah,
seringkali tak sadarkan diri4pingsan.
5. 8idur pasif
Penderita merasa lebih nyaman %ika berbaring atau tidur. Saat tidur, akan pasif (tak
banyak gerak# dengan 3a%ah pucat.
b. Komplikasi
". +ila tidak segera diobati ge%ala akan lebih berat, seperti A
a. Kehilangan kesadaran
b. Pembesaran hati
c. Pembesaran limpa
. Komplikasi yang timbul dari tifoid A
Secara umumA
a. Perdarahan saluran cerna
b. Robekan saluran cerna
c. Gangguan %antung dan pembuluh darah
d. Gangguan pada darah, paru, hati, kandung empedu, gin%al, tulang
e. Gangguan pada ke%i3aan (kesadaran#
f. Ke%ang hingga koma
Secara khusus A
". Komplikasi Intestinal
a. Perdarahan usus
b. Perforasi usus
c. Ileus paralitik
. Komplikasi Ekstra /Intestinal
a. Komplikasi Kardio(askuler A kegagalan sirkulasi perifer (ren%atan septik#, miokarditis,
trombosis dan tromboflebitis
b. Komplikasi darah A anemia hemolitik, trombositopenia, dan 4 atau
Disseminated
0. Intra(ascular Foagulation (DIF# dan Sindrom uremia hemolitik
a. Komplikasi paru A Pneumonia, empiema, dan pleuritis
b. Komplikasi hepar dan kandung empedu A hepatitis dan kolesistiti
c. Komplikasi gin%al A glomerulonefritis, pielonefritis, dan perinefritis
d. Komplikasi tulang A osteomielitis, periostitis, spondilitis dan 'rtritis
e. Komplikasi <europsikiatrik A Delirium, meningismus, meningitis, polyneuritis perifer,
sindrom guillain* barre, psikosis dan sindrom katatonia.
0 . Manifestasi !linik
9asa inkubasi dapat berlangsung $*" hari, 3alaupun pada umumnya adalah
"!*" hari. Pada a3al penyakit keluhan dan ge%ala penyakit tidaklah khas, berupa A
a. 'noreksi
b. Rasa malas
c. Sakit kepala bagian depan
d. <yeri otot
e. Bidah kotor
f. Gangguan perut (perut meragam dan sakit#
1 . .am*aran klasik Demam Tif"i# (.ejala !has+
+iasanya %ika ge%ala khas itu yang tampak, diagnosis ker%a pun bisa langsung
ditegakkan. 6ang termasuk ge%ala khas Demam tifoid adalah sebagai berikut A
a. 9inggu Pertama (a3al terinfeksi#
Setelah mele3ati masa inkubasi "!*": hari, ge%ala penyakit itu pada a3alnya
sama dengan penyakit infeksi akut yang lain, seperti demam tinggi yang berpan%angan
yaitu setinggi 01Lc hingga :!Lc, sakit kepala, pusing, pegal*pegal, anoreksia, mual,
muntah, batuk, dengan nadi antara 5!*"!! kali permenit, denyut lemah, pernapasan
semakin cepat dengan gambaran bronkitis kataral, perut kembung dan merasa tak
enak,sedangkan diare dan sembelit silih berganti. Pada akhir minggu pertama,diare
lebih sering ter%adi. Khas lidah pada penderita adalah kotor di tengah, tepi dan u%ung
merah serta bergetar atau tremor. Episteksis dapat dialami oleh penderita sedangkan
tenggorokan terasa kering dan beradang. ;ika penderita ke dokter pada periode
tersebut, akan menemukan demam dengan ge%ala*ge%ala di atas yang bisa sa%a ter%adi
pada penyakit*penyakit lain %uga. Ruam kulit (rash# umumnya ter%adi pada hari ketu%uh
dan terbatas pada abdomen disalah satu sisi dan tidak merata, bercak*bercak ros
(roseola# berlangsung 0*) hari, kemudian hilang dengan sempurna. Roseola ter%adi
terutama pada penderita golongan kulit putih yaitu berupa makula merah tua ukuran *:
mm, berkelompok, timbul paling sering pada kulit perut, lengan atas atau dada bagian
ba3ah, kelihatan memucat bila ditekan. Pada infeksi yang berat, purpura kulit yang difus
dapat di%umpai. Bimpa men%adi teraba dan abdomen mengalami distensi.
b. 9inggu Kedua
;ika pada minggu pertama, suhu tubuh berangsur*angsur meningkat setiap hari,
yang biasanya menurun pada pagi hari kemudian meningkat pada sore atau malam
hari. Karena itu, pada minggu kedua suhu tubuh penderita terus menerus dalam
keadaan tinggi (demam#. Suhu badan yang tinggi, dengan penurunan sedikit pada pagi
hari berlangsung. 8er%adi perlambatan relatif nadi penderita. 6ang semestinya nadi
meningkat bersama dengan peningkatan suhu, saat ini relatif nadi lebih lambat
dibandingkan peningkatan suhu tubuh. Ge%ala toksemia semakin berat yang ditandai
dengan keadaan penderita yang mengalami delirium. Gangguan pendengaran
umumnya ter%adi. Bidah tampak kering,merah mengkilat. <adi semakin cepat sedangkan
tekanan darah menurun, sedangkan diare men%adi lebih sering yang kadang*kadang
ber3arna gelap akibat ter%adi perdarahan. Pembesaran hati dan limpa. Perut kembung
dan sering berbunyi. Gangguan kesadaran. 9engantuk terus menerus, mulai kacau %ika
berkomunikasi dan lain*lain.
c. 9inggu Ketiga
Suhu tubuh berangsung*angsur turun dan normal kembali di akhir minggu. -al
itu %ika ter%adi tanpa komplikasi atau berhasil diobati. +ila keadaan membaik, ge%ala*
ge%ala akan berkurang dan temperatur mulai turun. 9eskipun demikian %ustru pada saat
ini komplikasi perdarahan dan perforasi cenderung untuk ter%adi, akibat lepasnya kerak
dari ulkus. Sebaliknya %ika keadaan makin memburuk, dimana toksemia memberat
dengan ter%adinya tanda*tanda khas berupa delirium atau stupor, otot*otot bergerak
terus, inkontinensia al(i dan inkontinensia urin. 9eteorisme dan timpani masih ter%adi,
%uga tekanan abdomen sangat meningkat diikuti dengan nyeri perut. Penderita
kemudian mengalami kolaps. ;ika denyut nadi sangat meningkat disertai oleh peritonitis
lokal maupun umum, maka hal ini menun%ukkan telah ter%adinya perforasi usus
sedangkan keringat dingin, gelisah,sukar bernapas dan kolaps dari nadi yang teraba
denyutnya memberi gambaran adanya perdarahan. Degenerasi miokardial toksik
merupakan penyebab umum dari ter%adinya kematian penderita demam tyfoid pada
minggu ketiga.
d. 9inggu keempat
9erupakan stadium penyembuhan meskipun pada a3al minggu ini dapat
di%umpai adanya pneumonia lobar atau tromboflebitis (ena femoralis.
2 . Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan diagnostik untuk pasien dengan kasus febris tifoid menurut For3in
(!!)# antara lain A
a. Pemeriksaan Beukosit
b. Pada febris tifoid terhadap ileumopenia dan limfobrastis relatif tetap kenyataan
bleukopenia tidaklah sering di%umpai. Pada kasus febris tifoid %umlah leukosit pada
sediaan darah tepi pada berada dalam batas normal, 3alaupun kadang*kadang terikat
leukositanis tidak ada komplikasi berguna untuk febris tifoid.
c. Pemeriksaan SG.8 dan SGP8.
d. Seringkali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya febris tifoid kenaikan
SG.8 dan SGP8 tidak memerlukan pembatasan pengobatan.
e. Kenaikan Darah
f. Gerakan darah (M# memastikan febris tifoid tetapi biakan (*# tidak menyingkirkan febris
tifoid. -al ini karena hasil biakan darah bergantung pada beberapa faktor, yaitu A
". 8ekhnik pemeriksaan laboratorium.
. Saat pemeriksaan selama per%alanan penyakit.
0. Baksinasi di masa lampau.
:. Pengobatan dengan obat anti mikroba.
g. U%i ,idal
Suatu u%i dimana antara antigen dan antibodi yang spesifik terhadap saluran
Salmonella typhi dalam serum pasien dengan febris tifoid %uga pada orang yang pernah
terkena salmonella typhi dan pada orang yang pernah di(aksinasi terhadap febris tifoid
dengan tu%uan untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang
disangka menderita febris tifoid. -asil pemeriksaan 3idal, titer antibodi terhadap antigen
. yang bernilai N "4!! atau peningkatan N : kali antara masa akut dan kon(alesens
mengarah pada Demam tifoid, meskipun dapat ter%adi positif ataupun negatif palsu
akibat adanya reaksi silang antara spesies salmonella.
Diagnosis mikrobiologis merupakan metode diagnosis yang paling spesifik.
Kultur darah dan sum*sum tulang positif pada minggu pertama dan kedua, sedang
minggu ketiga dan keempat kultur tin%a dan kultur urin positif (,ong, !!5#.
3 . Pen4egahan
pencegahan agar tidak ter%angkit penyakit febris tifoid perlu memperhatikan
beberapa hal sebagai berikut A
a. Bingkungan -idup
". Sediakan air minum yang memenuhi syarat. 9isalnya, diambil dari tempat yang higienis,
seperti sumur dan produk minuman yang ter%amin. ;angan gunakan air yang sudah
tercemar. ;angan lupa, masak air terlebih dulu hingga mendidih ("!! dera%at F#.
. Pembuangan sampah kotoran manusia harus pada tempatnya. ;uga %angan pernah
membuangnya secara sembarangan sehingga mengundang lalat karena lalat akan
memba3a bakteri Salmonella typhi. 8erutama ke makanan.
0. +ila di banyak lalat, basmi hingga tuntas.
b. Diri Sendiri
". Daya tahan tubuh %uga harus ditingkatkan ( gi@i yang cukup, tidur cukup dan teratur,
olah raga secara teratur 0*: kali seminggu#. -indarilah makanan yang tidak bersih.
+elilah makanan yang masih panas sehingga men%amin kebersihannya. ;angan banyak
%a%an makanan4minuman di luar .
. Bakukan (aksinasi terhadap seluruh keluarga. Iaksinasi dapat mencegah kuman masuk
dan berkembang biak. Saat ini pencegahan terhadap kuman Salmonella sudah bisa
dilakukan dengan (aksinasi bernama chotipa (cholera*tifoid*paratifoid# atau tipa (tifoid*
paratifoid#. Untuk anak usia tahun yang masih rentan, bisa %uga di(aksinasi.
0. 9enemukan dan menga3asi pengidap kuman (carrier#. Penga3asan diperlukan agar
dia tidak lengah terhadap kuman yang diba3anya. Sebab %ika dia lengah, se3aktu*
3aktu penyakitnya akan kambuh.
B. Tinjauan Umum Tentang 5akt"r65akt"r /ang Mem&engaruhi &en)akit Demam
Tif"i#
$. Pengetahuan (!n"7le#ge+
Pengetahuan adalah merupakan hasil =tahu> dan ini ter%adi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap ob%ek tertentu.8er%adi melalui panca indera manusia.
6akni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (<otoatmod%o,!!)#
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan
telinga.pengetahuan merupakan keyakinan suatu ob%ek yang telah di buktikan
kebenarannya. Kiranya %uga %elas bah3a kita hanya dapat mempunyai pengetahuan
mengenai sesuatu yang benar. Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk
fakta, symbol, prosedur, teknik dan teori (<otoatmod%o !!)#
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain ytang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (o(er beha(ior#. 9akin tinggi pendidikan pengetahuan
kesehatan seseorang, makin tinggi kesadaran untuk berperan serta. 9enurut Rogers
dalam <otoatdmo%o (!!)# 9engungkapkan bah3a sebelum orang
mengadopsi praktek baru (berpraktik baru#, di dalam diri orang tersebut ter%adi proses
yang berurutan yakni O
". '3arenes (Kesadaran#,dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui
terlebih dahulu terhadap stimulus (ob%ek#
. Interest (merasa tertarik# terhadap stimulus atau ob%ek tersebut.disini sifat sub%ek sudah
mulai timbul.
0. E(alution (menimbang*nimbang# terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi
dirinya -al ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
:. 8rial, dimana sub%ek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
). 'daption, dimana sub%ek berpraktik baru sesuai dengan pengetahuan, kesadarandan
sikapnya terhadap stimulus.
<amun demikian dari penelitian selan%utnya Rogers menyimpulkan bah3a
perubahan praktek tidak selalu mele3ati tahap*tahap tersebut diatas 'pabila
penerimaan praktek baru atau adopsi praktek melalui proses seperti ini,dimana disadari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif,maka praktek tersebut akan
bersifat langgen (long lasting#. Sebaliknya apabila praktek itu tidak disadari oleh
pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
9enurut <otoatmod%o (!!)# pengetahuan yang dicakup dalam domain kongnitif
mempunyai enam tingkat yakni A
". 8ahu (Kno3#
8ahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipela%ari
sebelumnya.8ermasuk kedalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali
(recall# terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipela%ari atau
rangsangan yang telah diterima. .leh karena itu,8ahu adalah merupakan tingkat tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata ker%a untuk mengukur orang bah3a tahu tentang
materi yang telah dipela%ari antara lain A 9enguraikan, mendefinisikan,menyatakan dan
sebagainya.
. 9emahami (Fomprehension#
9emahami diartikan sebagai suatu kemampuan men%elaskan secara benar
tentang ob%ek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.
.rang yang telah paham terhadap ob%ek atau materi harus dapat men%elaskan,
menyebutkan contoh,menyimpulkan,meramalkan dan sebagainya terhadap ob%ek yang
dipela%ari. 9isalnya dapat men%elaskan factor penyebab Demam tifoid.
0. 'plikasi ('pplication#
'plikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
dipela%ari pada situasi kondisi yang rill. 'plikasi dapat diartikan pula atau pengunaan
hukum*hukum, rumus*rumus, metode,prinsip dan sebagainya Dalam konsep atau
situasi yang lain. 9isalnya dapat mengunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil
penelitian,dapat mengunakan prinsip*prinsip didalam pemecahan masalah kesehatan
dari kasus yang diberikan.
:. 'nalisa ('nalisis#
'nalisa adalah suatu kemampuan untuk men%abarkan suatu materi atau suatu
ob%ek kedalam komponen*komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi
tersebut. dan masih ada kaitannya satu sama lain.kemampuan analisa ini dapat di lihat
dengan menggunakan kata ker%a A membuat bagan, membedakan, memisahkan atau
mengelompokan.
). Sintesis (Syntesys#
Sintesis menun%ukan kepada suatu kemampuan meletakkan atau
menghubungkan bagian*bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan
kata lain sintesis merupakan suatu kemampuan untuk menyusun formulasi/formulasi
yang ada. 9isalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan*rumusan yang telah
ada.
&. E(aluasi (E(aluation#
E(aluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan %ustifikasi atau
penelitian terhadap suatu materi, penelitian itu di dasarkan suatu criteria yang
ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria*kriteria yang ada. Pengukuran
pengetahuan dapat dilakukan dengan 3a3ancara atau angket yang menanyakan
tentang isi materi yang ingin di ukur dari sub%ek penelitian atau responden kedalam
pengetahuan yang ingin kita ketahui atau ingin di ukur dapat disesuaikan dengan
tingkat*tingkat tersebut di atas.Pengetahuan adalah merupakan hasil =tahu> dan ini
ter%adi setelah orang melakukan penginderaan terhadap ob%ek tertentu. 8er%adi melalui
panca indera manusia.6akni indera penglihatan, pendengaran, penciumam, rasa dan
raba (<otoatmod%o !!)#
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan merupakan keyakinan suatu ob%ek yang telah di buktikan kebenaraannya.
Kiranya %uga %elas bah3a kita hanya dapat mempunyai pengetahuan mengenai sesuatu
yang benar. Pengetahuan merupakan kemampuan seseorang untuk fakta, symbol,
prosedur teknik dan teori (<otoatmod%o !!)#
<amun demikian dari penelitian selan%utnya Rogers menyimpulkan bah3a
perubahan praktek tidak selalu mele3ati tahap*tahap tersebut diatas. 'pabila
penerimaan praktek baru atau adopsi praktek melalui proses seperti ini dimana didasari
oleh pengetahuan,kesadaran dan sikap yang positif,maka praktek tersebut akan bersifat
langgeng (long Lasting#. Sebaliknya apabila praktek itu tidak didasari oleh pengetahuan
dan kesadaran tidak akan berlangsung lama.
%. ika&
Sikap merupakan tanggapan batin terhadap keadaan atau rangsangan dari luar
diri atau sub%ek. Sehingga alam itu sendiri akan mencetak praktek manusia yang
hidup di dalamnya sesuai dengan sikap dan keadaan alam tersebut (<otoatmod%o,
!!)#
Sikap adalah keadaan mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui
pengalaman yang memberikan Pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon indi(idu
pada semua ob%ek dan situasi yang berkaitan dengannya.
Sikap sebagai organisasi yang bersifat menetap dari proses moti(asional,
emosional, perceptual dan kongnitif mengenai beberapa aspek dunia indi(idu.
Sedangkan menurut <e3comb dalam <otoatmod%o (!!)# %uga menyatakan bah3a
sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu. Sikap sebelum merupakan suatu tindakan atau akti(itas,
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu praktek.
Sikap merupakan reaksi yang masih tertutup, tidak dapat dilihat secara
langsung, sehingga sikap hanya dapat ditafsirkan dari praktek yang
<ampak (<otoatmod%o, !!)#. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap
sesuatu ob%ek dengan cara tertentu serta merupakan respon e(aluati(e terhadap
pengalaman kognitif, reaksi afeksi, kehendaki dan praktek berikutnya.;adi sikap
merupakan e(aluasi yang di dasarkan pada proses e(aluasi diri, yang disimpulkan
berupa penilaian positif atau negati(e yang kemudian mengkristal sebagai potensi
reaksi terhadap ob%ek.
9anusia tidak dilahirkan dengan sikap pandangan atau perasaan tertentu, tetapi
sikap tadi dibentuk sepan%ang perkembangannya. 'danya sikap akan menyebabkan
manusia bertindak secara khas terhadap ob%eknya. Dengan kata lain sikap mrupakan
produk dari proses sosialisasi. Seseorang memberikan reaksi sesuai dengan
rangsangan yang ditemukannya, 9ariot ("15# dalam (Istiarti, !!$#.
'. Tinjauan Tentang !e*iasaan Makan
Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang memilih dan
memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan
sosial. kebiasaan makan dinamakan pula, kebiasaan pangan atau pola pangan.
Pola menu makanan yang hanya terdiri dari sumber karbohidrat seperti nasi,
umbi*umbian atau kacang*kacangan dan sayuran tergolong pola menu rendah. Pola
menu ini terdapat lebih banyak bahan makanan yang mengandung @at penghambat
absorpsi besi, seperti fitat, serat, tanin dan fosfat dalam menu makanan. +iasanya menu
seperti ini dikonsumsi oleh keluarga yang berpenghasilan rendah yang tidak mampu
mengusahakan makanan he3ani.
Pola menu makanan yang sedang, penyerapan @at besi %uga mengandung
sumber karbohidrat seperti nasi dan umbi*umbian atau %agung %uga sayuran serta
dilengkapi dengan bahan makanan yang bersumber dari lauk he3ani. Penambahan
sumber he3ani ke dalam menu makanan rendah dapat meningkatkan penyerapan @at
besi sehingga menu makanan men%adi sedang
9akanan yang mengandung @at besi yang cukup tinggi adalah menu makanan
yang tersusun dari beranekaragam bahan makanan. Pola makan seperti ini
mengusahakan bahan makanan he3ani dan sumber (itamin F yang cukup. ,alaupun
tinggi penyerapan @at besinya, menu ini dapat men%adi sedang kalau rutin
mengkonsumsi bahan makanan yang banyak mengandung @at penghambat
penyerapan @at besi seperti teh dan kopi (,irakusumah, !!)#.
Kat besi tidak rusak oleh panas pemasakan, tetapi se%umlah kecil akan hilang
bersama air rebusan sayur atau kaldu daging yang dibuang. Konsumsi @at besi
hendaknya sebesar "! mg untuk pria dan ") mg untuk 3anita per hari. Penyerapan @at
besi dalam tubuh memerlukan (itamin F ('uliana, !!$#.
Sumber besi adalah makanan he3ani seperti daging, ayam, dan ikan. Sumber
baik lainnya adalah telur, sereal tumbuk, kacang*kacangan, sayuran hi%au dan beberapa
%enis buah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari*hari, yang terdiri atas
campuran sumber besi bera3al dari he3an dan tumbuh*tumbuhan serta sumber gi@i
lain yang dapat membantu absorsi. 9enu makanan di Indonesia sebaiknya terdiri atas
nasi, daging4ayam4ikan, kacang*kacangan, serta sayuran dan buah*buahan yang kaya
akan (itamin F ('lmatsier, !!)#.
Untuk memenuhi @at gi@i yang dibutuhkan, mengkonsumsi makanan yang
ber(ariasi harus dilakukan karena tidak ada satu %enis makanan yang mengandung
semua @at gi@i yang diperlukan dalam %umlah seimbang. Iariasi makanan berati memilih
makanan yang berbeda di dalam satu kelompok. Iariasi seperti ini membuat makanan
lebih menarik dan menyediakan semua %enis @at gi@i yang diperlukan dalam %umlah
seimbang ( Fahanar, !!&#.
,. Tinjauan Tentang Pekerjaan
Peker%aan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk
menun%angkehidupannya dan kehidupan keluarga. Peker%aan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah berulang dan banyak
tantangan, beker%a umumnya merupakan kegiatan yang menyita 3aktu. +eker%a bagi
ibu*ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (,a3an ' ? De3i 9,
!"!#
Peker%aan dalam arti luas adalah akti(itas utama yang dilakukan oleh manusia.
Dalam arti sempit, istilah peker%aan digunakan untuk suatu tugas atau ker%a yang
menghasilkan uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan sehari*hari istilah ini sering
dianggap sinonim dengan profesi.
Peker%aan adalah sebuah taggung %a3ab dan merupakan tuntutan sebagai suatu
proses menu%u arah kede3asaan apabila meninggalkan hal ini maka kemampuan kita
hanya sebatas itu. (httpA44id.3ikipedia.org43iki4Peker%aan#
-. Tinjauan Tentang !e*ersihan Jam*an !eluarga
;amban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk
membuang tin%a4kotoran manusia bagi keluarga, la@imnya disebut kakus. Penyediaan
sarana pembuangan kotoran manusia atau tin%a (kakus4%amban# adalah bagian dari
usaha sanitasi yang cukup penting peranannya, khususnya dalam usaha pencegahan
penularan penyakit saluran pencernaan. Ditin%au dari sudut kesehatan lingkungan, maka
pembuangan kotoran yang tidak saniter akan dapat mencemari lingkungan, terutama
dalam mencemari tanah dan sumber air (Soeparman dan Suparmin,
!!#.httpA44333.psychologymania.com4!"4!14pengertian*%amban.html.
Suatu %amban tersebut sehat %ika memenuhi persyaratan*persyaratan sebagai
berikut (Depkes RI, !"!#A
". 8idak mencemari sumber air minum (untuk ini dibuat lubang penampungan kotoran
paling sedikit ber%arak "! meter dari sumber air#.
. 8idak berbau dan tin%a tidak dapat di%amah oleh serangga maupun tikus.
0. 'ir seni, air pembersih dan penggelontoran tidak mencemari tanah disekitarnya.
:. 9udah dibersihkan, aman digunakan dan harus terbuat dari bahan*bahan yang kuat
dan tahan lama.
). Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan ber3arna terang.
&. Buas ruangan cukup.
$. Ientilasi cukup baik.
5. 8ersedia air dan alat pembersih.
1. Fukup penerangan.
Untuk blok fasilitas sanitasi toilet dengan sistem komunal4umum, disarankan
bah3a " toilet digunakan )*)! orang dengan pembagian bilik terpisah antara laki* laki
dan permpuan. <amun untuk daerah dengan kepadatan tinggi (H"!!! %i3a4 hektar#
%umlah penduduk yang dapat dilayani oleh " blok toilet adalah !!*)!! %i3a.
Dengan adanya %amban dalam suatu rumah mempengaruhi kesehatan
lingkungan sekitar untuk mencegah atau mengurangi kontaminasi tin%a terhadap
lingkungan, maka pembuangan tin%a manusia harus di satu tempat tertentu agar
men%adi %amban yang sehat. ;amban yang sehat untuk daerah pedesaan harus
memenuhi persyaratan yaitu tidak mengotori permukaan tanah di sekeliling %amban,
tidak mengotori permukaan air di sekitarnya, tidak ter%angkau oleh serangga, tidak
menimbulkan bau, mudah digunakan dan dipelihara, sederhana desainnya, murah,
dapat diterima oleh pemakainya (<otoadmod%o, !!0#.
Penularan penyakit demam tifoid bersifat fecal*oral maka pembuangan kotoran
melalui %amban men%adi penting. Penggunaan %amban keluarga dengan baik dan bersih,
dapat mengurangi resiko tertularnya penyakit demam tifoid. 8ransmisi kuman demam
tifoid ditemukan dengan Fara menelan atau air yang tercemar tin%a manusia. Salmonella
typhi hanya dapat hidup pada tubuh manusia. Sumber penularan berasal dan tin%a dan
urine karier, dari penderita pada fase akut dan penderita dalam fase penyembuhan
(Soegi%anto. S, !!&#.
C. !erangka Pikir
+erdasarkan konsep pemikiran bah3a penyakit Demam tifoid di Pengaruh oleh
beberapa faktor, maka bagan kerangka pemikiran dari (ariabel independen dan
dependen A
Pengetahuan
Penyakit Demam 8ypoid
Sikap
Kebiasaan 9akan
Peker%aan

Caktor lingkungan
Caktor gi@i
;amban Keluarga

KeteranganA
P (ariable yang diteliti.
P (ariabel yang tidak di teliti.
P Pengaruh antar (ariabel yang diteliti.
P Pengaruh antar (ariabel yang tidak diteliti.
D. Hi&"tesis Penelitian
-ipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut A
". -o A 8idak ada Pengaruh pengetahuan terhadap penyakit Demam 8ifoid pada pasien yang
di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
-a A 'da Pengaruh pengetahuan terhadap Demam 8ifoid pada pasien yang di ra3at di ruang
9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
. -o A 8idak ada Pengaruh sikap terhadap Demam 8ifoid pada pasien yang di ra3at di ruang
9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
-a A ada Pengaruh sikap terhadap penyakit Demam 8ifoid pada pasien yang di ra3at di
ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
0. -o A 8idak ada Pengaruh Kebiasaan 9akan terhadap penyakit Demam 8ifoid pada pasien
yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
-a A 'da Pengaruh Kebiasaan 9akan terhadap penyakit Demam 8ifoid pada pasien yang di
ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
:. -o A 8idak ada Pengaruh Peker%aan terhadap penyakit Demam 8ifoid pada pasien yang di
ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
-a A 'da Pengaruh Peker%aan terhadap penyakit Demam 8ifoid pada pasien yang di ra3at di
ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun !"0.
). -o A 8idak ada Pengaruh Kebersihan ;amban Keluarga terhadap penyakit Demam 8ifoid
pada pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0.
-a A 'da Pengaruh Kebersihan ;amban Keluarga terhadap penyakit Demam 8ifoid pada
pasien yang di ra3at di ruang 9a3ar di RSU +'-8ER'9'S Pro(insi Sultra 8ahun
!"0.
BAB III
MET8D8L8.I PENELITIAN
A. Jenis #an 9an4angan &enelitian
$+ Jenis &enelitian
;enis penelitian ini adalah penelitian epidemiologi
analitik dengan desain case control study. Dimana efek (penyakit# di identifikasi saat ini.
kemudian faktor risiko secara retrosfektif terhadap ke%adian demam 8ifoid (<otoatmod%o,
!!)#.
Penelitian ini dilakukan dengan cara
mengidentifikasi sub%ek*sub%ek yang merupakan kasus. 6aitu masyarakat yang
menderita Demam tifoid. Kemudian diikuti secara retrosfektif faktor risiko (penyebab#.
B. L"kasi #an 7aktu &enelitian
". 8empat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Ruang 9a3ar RSU +'-8ER'9'S .
. ,aktu penelitian
Penelitian akan di laksanakan setelah proposal diterima.
C. P"&ulasi #an am&el
$. P"&ulasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien yang dira3at inap di RSU
+ahteramas periode ;anuari sampai 9aret 8ahun !"0 dengan %umlah populasi
sebanyak &5 orang.
%. am&el
Sampel dalam penelitian adalah seluruh pasien yang di diagnosa positif
menderita Demam tifoid di RSU +ahteramas yaitu sebesar &5 orang. Karna sampel
dalam penelitian ini di bagi dua yakni kasus dan control adalah sama (9urti.+, !!&#
proporsi untuk masing*masing kasus dan kontrol dapat diuraikan sebagai berikutA
"." Kasus
Kasus dalam penilitian ini adalah pasien yang menderita Demam tifoid
sebanyak 0: orang.
.". Kontrol
Kontrol dalam penelitian ini adalah pasien yang tidak menderita Demam tifoid
yaitu 0: orang.
D. :aria*el &enelitian
$. :aria*el &enelitian
Iariabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu (Fandra.+, !!&#.
$.$. :aria*el in#e&en#ent (*e*as;&engaruh+
Iariabel independent adalah (ariabel yang nilainya mempengaruhi (ariabel
dependent. Iariabel independent dalam penelitian
ini yaitupengetahuan, sikap, Kebiasaan 9akan, peker%aan, dan Kebersihan %amban
Keluarga.
$.%. :aria*el #e&en#ent (terikat;ter&engaruh+
Iariabel dependent adalah (ariabel yang nilainya dipengaruhi (ariabel independent.
Iariabel dependent dalam penelitian ini yaitu Penderita Demam tifoid.
E. Defenisi "&erasi"nal #an kriteria "*)ektif
." Ke%adian Demam tifoid adalah %umlah penderita Demam tifoid yang di ra3at di Ruang
9a3ar di RSU +ahteramas.
Kriteria .b%ektif A
Demam 8ifoid A +erdasarkan diagnosa Dokter dan hasil u%i Baboratorium Penderita Positif menderita
penyakit Demam tifoid.
8idak Demam 8ifoid A +erdasarkan diagnosa Dokter dan hasil u%i Baboratorium Penderita <egatif menderita
penyakit Demam tifoid.
. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang telah diketahui dan dipahami oleh responden
tentang penyakit Demam tifoid.
Kriteria .b%ektif A
Fukup A 'pabila responden men%a3ab kuisioner kebih dari atau sama dengan N &!2
Kurang A 'pabila responden men%a3ab kuisioner kurang dari Q &!2 ('rikunto, !!)#
.0 Sikap adalah kesiapan, kesediaan dan persepsi responden tentang penyakit Demam
tifoid. Untuk menentukan kecenderungan sikap masyarakat dengan Kriteria ob%ektifA
Fukup A 'pabila responden men%a3ab kuisioner lebih dari atau sama dengan N &!2.
Kurang A 'pabila responden men%a3ab kuisioner kurang dari Q &!2 ('rikunto, !!)#
.: Kebiasaan makan adalah cara seseorang atau kelompok orang memilih dan
memakannya sebagai tanggapan terhadap pengaruh fisiologi, psikologi, budaya dan
sosial. kebiasaan makan dinamakan pula, kebiasaan pangan atau pola pangan.
Kriteria .b%ektif A
Fukup A 'pabila responden men%a3ab kuisioner lebih dari atau sama dengan N &!2.
Kurang A 'pabila responden men%a3ab kuisioner kurang dari Q &!2 ('rikunto, !!)#.
.) Peker%aan adalah kegiatan yang harus dilakukan untuk menun%angkehidupannya dan
kehidupan keluarga.
Kriteria .b%ektif A
+eker%a A (P<S, Karya3an S3asta, Pedagang, Petani, Pengra%in, Pen%ahit dll# apabila
responden men%a3ab N &! 2
8idak +eker%a A ibu Rumah 8angga (IR8# apabila responden men%a3ab Q &! 2 ( <otoatmo%o, S.
!!$ #
.& ;amban keluarga didefinisikan suatu bangunan yang dipergunakan untuk membuang
tin%a4kotoran manusia bagi keluarga, la@imnya disebut kakus.
Kriteria .b%ektif A
Fukup A 'pabila responden memiliki %amban yang bersih dan sehat
Kurang A 'pabila responden tidak memiliki %amban yang bersih dan sehat (Depkes RI, !!&#
5. Jenis #an Cara Pengum&ulan Data
$. Jenis #ata
Pada dasarnya, penelitian merupakan proses penarikan kesimpulan dari data
yang telah dikumpulkan. 8anpa adanya data, maka hasil penelitian tidak akan ter3u%ud
dan penelitian tidak akan ber%alan (Sar3ono, !!5#. 9enurut sumbernya, data dalam
penelitian ini dibedakan men%adi dua, yaitu sebagai berikutA
$.$. Data &rimer
Data primer dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, Kebiasaan
9akan,peker%aan, kebersihan %amban yang dikumpul melalui 3a3ancara dengan
menggunakan kuesioner.
$.%. Data sekun#er
Data sekunder dalam penelitian ini %umlah penderita penhyakit Demam
tifoid yang dikumpul dengan cara melihat dokumen (Profil RSU +ahteramas#.
%. Cara &engum&ulan #ata
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada sub%ek dan proses
pengumpulan karakteristik yang diperlukan dalam suatu penelitian (<otoadmod%o,
!!$#.
%.$. Data &rimer
Data primer dikumpul melalui 3a3ancara menggunakan kuesioner
dan obser(asi menggunakan format obser(asi.
%.%. Data sekun#er
Data sekunder dikumpul dengan melihat dokumen (profil kesehatan,
laporancakupan Demam tifoid#.
.. Peng"lahan #an Analisis Data
$. Peng"lahan #ata
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data
atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan
rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan. Pengolahan data
dilakukan dengan caraA
$.$. !"#ing
Koding adalah melakukan pengkodean data agar tidak ter%adi kekeliruan dalam
melakukan tabulasi data. Koding butir %a3aban untuk hasil tahu, memahami dan aplikasi
dengan menggunakan penilaian. <ilai " untuk %a3aban yang benar dan nilai ! untuk
%a3aban yang salah.
$.%. E#iting
Editing adalah menyeleksi data yang telah didapat dari hasil 3a3ancara untuk
mendapatkan data yang akurat.
$.'. k"ring
Skoring adalah proses pen%umlahan untuk memperoleh total skor dari setiap butir
pertanyaan.
$.,. Ta*ulating
8abulasi data adalah penyusunan data sedemikian rupa sehingga memudahkan
dalam pen%umlahan data dan disa%ikan dalam bentuk tulisan.
%. Analisis #ata
'nalisis data dilakukan dengan menggunakan analisis inferensial sebagai
berikut berikutA
%.$. Uni<ariat
'nalisis uni(ariat digunakan untuk mengetahui distribusi dan persentase dari
tiap (ariabel bebas terhadap (ariabel terikat.
%.%. Bi<ariat
'nalisis ini untuk mengetahui pengaruh faktor risiko terhadap faktor efek
dengan menggunakan u%i statistik .dd Ratio (.R# dengan formula A

.R =
(9urti. +, !!&#
Untuk lebih %elasnya dapat diuraikan pada tabel kontingensi R diba3ah ini.
Iariabel independent
Iariabel dependent
;umlah
Kasus Kontrol
Efek positif ( M #
( Demam 8ifoid #
' b a M b
Efek negatif ( * #
( Demam 8ifoid#
F d c M d
;umlah a M c b M d a M b M c M d
Keterangan A
a A %umlah kasus dengan risiko positif (M#
b A %umlah kontrol dengan risiko positif (M#
c A %umlah kasus dengan risiko negatif (*#
d A%umlah kontrol dengan risiko negatif (*#
Dasar pengambilan keputusan A
a. ;ika .R H " A 8erdapat Pengaruh pengetahuan, sikap, Kebiasaan 9akan, peker%aan, dan Kebersihan
%amban Keluarga terhadap ke%adian Demam tifoid.
b. ;ika .R Q " A 8erdapat Pengaruh yang antagonis atau pengetahuan,sikap, Kebiasaan 9akan,
peker%aan, dan Kebersihan %amban Keluarga merupakan factor proteksi ter%adinya kasus
Demam tifoid.
c. ;ika .R P " A 8idak terdapat Pengaruh pengetahuan, sikap, Kebiasaan 9akan, peker%aan, dan
Kebersihan %amban Keluarga antara kasus Demam tifoid. (9urti.+, !!&#
Untuk mengetahui apakah nilai .R bermakna atau tidak, maka perlu
diketahui nilai batas ba3ah (lo3er limit# dan nilai batas atas (upper limit# dengan rumus A
<ilai batas ba3ah 4 atas P .R (e
*Mf
#

Dimana A
e P logaritma natural (,$#
f P ",1

Dasar &engam*ilan ke&utusan>
a. ;ika nilai batas ba3ah dan nilai batas atas lebih besar dari " atau lebih kecil dari " atau
dengan kata lain nilai batas ba3ah dan nilai batas atastidak mele3ati angka " berarti
hubungan tersebut bermakna.
b. ;ika nilai batas ba3ah Q " dan nilai batas atas Q " atau lebih kecil dari l atau dengan
kata lain nilai batas ba3ah dan nilai batas atas mele3ati angka ", berarti hubungan
tersebut tidak bermakna (9urti.+,!!&#.
%.'. Multi<ariat
'nalisis multi(ariat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh (ariabel
bebas secara bersama terhadap (ariabel terikat dengan formula sebagai berikutA

(6asril ? Kas%ono.-S, !!1#
Keterangan A

o
A Konstanta

1
A Koefisien penyakit demam 8ifoid
X
ji
A Pengetahuan
X
j2
A Sikap
X
j3
A Kebiasaan 9akan, dst.
H. Pen)ajian Data
Data dalam penelitian ini disa%ikan dalam bentuk grafik dan tabel distribusi
frekuensi berdasarkan (ariabel yang deteliti disertai dengan narasi secukupnya
(parameter kunci# yakni nilai*nilai yang bersifat ekstrim sa%a. (S8IK '(icenna, !!5#.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bilirubin 2
    Bilirubin 2
    Dokumen1 halaman
    Bilirubin 2
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Judul 4
    Judul 4
    Dokumen1 halaman
    Judul 4
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Judul 4
    Judul 4
    Dokumen1 halaman
    Judul 4
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Judul 3
    Judul 3
    Dokumen1 halaman
    Judul 3
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Judul 3
    Judul 3
    Dokumen1 halaman
    Judul 3
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Judul 1
    Judul 1
    Dokumen2 halaman
    Judul 1
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Layla Majnun Agus
    Layla Majnun Agus
    Dokumen10 halaman
    Layla Majnun Agus
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Layla Majnun Agus
    Layla Majnun Agus
    Dokumen10 halaman
    Layla Majnun Agus
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • SMK
    SMK
    Dokumen27 halaman
    SMK
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • Layla Majnun
    Layla Majnun
    Dokumen11 halaman
    Layla Majnun
    fuad_tz
    100% (2)
  • Dental Material
    Dental Material
    Dokumen1 halaman
    Dental Material
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • NO. Kelompok Judul Pengarang
    NO. Kelompok Judul Pengarang
    Dokumen80 halaman
    NO. Kelompok Judul Pengarang
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat
  • MPMGBHK
    MPMGBHK
    Dokumen12 halaman
    MPMGBHK
    Agõēs ŚāĹīm
    Belum ada peringkat