Anda di halaman 1dari 59

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN

Dari kata Yunani artinya mengingat kembali.


Adalah : Cara pemeriksaan yang dilakukan dengan
wawancara baik langsung pada pasien ( Auto
anamnese ) atau pada orang tua atau sumber lain
( Allo anamnese ). 80 untuk menegakkan
diagnosa didapatkan dari anamnese.
TUJUAN ANAMNESIS

Untuk mendapatkan keterangan sebanyak-banyaknya mengenai


penyakit pasien

Membantu menegakkan diagnosa sementara. Ada beberapa


penyakit yang sudah dapat ditegaskan dengan anamnese saja

Menetapkan diagnosa banding

Membantu menentukan penatalaksanaan selanjutnya


LANGKAH-LANGKAH DALAM
PEMBUATAN ANAMNESIS

Mula-mula dipastikan identitas pasien dengan lengkap

Keluhan utama : yang menyebabkan penderita datang berobat


kemudian ditanya keluhan tambahan

Riwayat perjalanan penyakit sekarang : Yakni sejak pasien


menunjukkan gejala pertama sampai saat dilkuakan anamnesis

Riwayat penyakit terdahulu : Baik yang berkaitan langsung dengan


penyakit sekarang maupun yang tidak ada kaitannya

Riwayat pasien ketika dalam kandungan ibu

Riwayat kelahiran

Riwayat makanan

Riwayat imunisasi

Riwayat tumbuh kembang dan riwayat keluarga


IDENTITAS PASIEN

Nama

Umur

Jenis Kelamin

Nama Orang tua

Alamat

Umur, Penduduk, & Pekerjaan Orang Tua

Agama dan Suku Bangsa


RIWAYAT PENYAKIT

Keluhan utama yiatu : Keluhan yang menyebabkan


pasien dibawa berobat. Keluhan utama ini tidak harus
sejalan dengan diagnosa utama. Misal : Seseorang
yang tidak bisa berjalan, ternyata dalam pemeriksaan
selanjutnya menderita tumor ginjal
RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Harus disusun secara kronologis, terinci dan jelas mengenai keadaan


pasien sejak sebelum terdapat keluhan sampai dibawa berobat

Bila sudah berobat sebelumnya, ditanyakan kapan, dengan siapa,


serta obat apa yang telah diberikan

Perkembangan penyakit kemungkinan terjadinya komplikasi, gejala


sisa

Pada penyakit menular dikatakan apakah disekitar tempat tinggal


anak ada yang menderita penyakit yang sama

Pada penyakit keturunsn perlu ditanyakan apakah saudara sedarah


ada yang mempunyai penyakit alergi

Ditanyakan keadaan atau penyakit yang mungkin berkaitan dengan


penyakit sekarang. Misal : Penyakit kulit yang mendahului penyakit
ginjal atau infeksi tenggorokan yang mendahului penyakit jantung

Keluhan dan gejala tambahan ditanyakan secara teliti

Perlu diketahui mengenai keluhan / gejala sbb :

Lamanya keluhan berlangsung

Bagaimana sifat-sifat terjadinya gejala, apakah


mendadak, perlahan-lahan, atau terus menerus

Untuk keluhan lokal harus dirinci lokalisasi dan


sifatnya. Menetap, menjalar, menyebar

Berat ringannya keluhan. Apakah menetap,


bertambah berat atau berkurang

Apakah keluhan tersebut baru pertama kali / sudah


pernah sebelumnya

Apakah terdapat saudara sedarah yang menderita


keluhan yang sama
B. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Pemeriksaan fsik harus selalu dimulai dengan
penilaian keadaan umum yang mencakup :
1) Kesan keadaan sakit, termasuk fasies & posisi pasien
2) Kesadaran
3) Kesan status gizi
1. KESAN
KEADAAN SAKIT

Dinilai apakah sakit ringan, sedang atau berat


2. KESADARAN
a. Komposmentis
b. Apatik
c. Somnolen
d. Sopor
e. Koma
f. Delirium
Here
Here
Nect
3. STATUS GIZI
a. Secara klinis : Dengan inspeksi dan palpasi, inspeksi
lihat proporsi tubhnya kurus/gemuk. Palpasi dengan
cara cubit tebal jaringan lemak subcutan
b.Dengan pemeriksaan fsik & antropometris ( BB, TB,
Lingkaran lengan atas, tebal lipatan kulit, lingkar
kepala, dada & perut )
Nect
B. TANDA-TANDA VITAL
1) Nadi
2) Tekanan darah
3) Pernapasan
4) Suhu
Nect
C. STATUS GENERALIS
Mukosa kulit / subkutis yang menyeluruh

!arna kulit

#ianosis

$kterus

%epucatan

&k'ema

&ritema kulit

%elembapan kulit

(urgor kulit

)erdarahan kulit : petikei* ekimosis


Nect
BAGIAN-BAGIAN YANG DIPERIKSA
Kepala
Muka
Mata
Telinga
Mulut
Leher
Thorax
Paru paru
Jantung
Abdomen
Hati
Limpa
Ginjal
Genitalia Externa
Anus
Ekstremitas
Nect
a. Komposmentis
Pasien sadar sepenuhnya dan memberi respon adekuat
terhadap semua stimulus yang diberikan
b. Apatik
Pasien dalam keadaan sadar, tetapi acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya. Ia akan memberikan
respon yang adekuat bila diberikan stimulus
c. Somnolen
Yakni takut kesadaran dimana pasien tampak
mengantuk. Selalu ingin tidur, ia tidak respon
terhadap stimulus ringan, tetapi memberikan respon
terhadap stimulus yang agak keras, kemudian tertidur
lagi
Back
d. Sopor
Pasien tidak memberikan respon ringan ataupun
sedang. Tetapi masih memberi sedikit respon
terhadap stimulus yang kuat. Refek pupil terhadap
cahaya masih (+)
e. Koma
Pasien tidak dapat bereaksi terhadap stimulus
apapun, refeks pupil terhadap cahaya (-). Ini adalah
takut kesadaran yang paling rendah
f. Delirium
Keadaan kesadaran yang menurun serta kacau,
biasanya disertai disorientasi. Iritatif & halusinasi
Back
1) NADI

Frekuensi nadi

Irama

Kualitas nadi

Ekualitas nadi (pada keadaan normal nadi


keempat extremitas sama, tapi koartasi aorta
atas lebih kuat dari bawah )
Back
2) TEKANAN DARAH

Waktu mengukur hendaknya dicatat apakah waktu


duduk, berbaring / tidur
Back
3) PERNAPASAN

Frekuensi pernapasan

Irama / keteraturan

Kedalaman

Type / Pola pernafasan


4) Suhu tubuh
Back
KEPALA

Bentuk : Normal, hidrocephalus, mikrosephalus

Rambut ( warna, mudah dicabut / tidak )

UUB ( cekung, menonjol, menutup/belum )


Back
MUKA

Simetris

Mongoloid

Paralisis
Back
MATA

Palpebrae ( edema )

Konjunctiva ( anemis )

Sclera ( ikterus )

Pupil : Refex cahaya ( miosis, midriasis )

Cornea
Back
TELINGA

Bentuk

Liang telinga ( Membrane thympani )

Mastoid
Back
MULUT

Bibir : Kering, sianosis, simetris

Gigi : Selaput lendir ( stomatitis )

Lidah : papil atrof

Faring, tonsil, dan tenggorokan


Back
LEHER

Bentuk

Bendungan vena

Trachea ( simetris / tidak )

Tortikolis

Kelenjar gondok

KGB

Kaku kuduk
Back
THORAX
Nect
PARU PARU

Palpasi

Perkusi

Auskultasi
Back
JANTUNG

Inspeksi

Palpasi

Perkusi

Auskultasi
Back
ABDOMEN

Inspeksi

Palpasi
Back
HATI

Digunakan ujung jari

Digunakan patokan 2 garis, yaitu :


1) Garis yang menghubungkan pusar dengan
titik potong garis mid calvicula kanan dengan
arcus aorta
2) Garis yang menghubungkan pusar dengan
processus kifoideus

Pembesaran hati diproyeksikan pada kedua garis


ini dinyatakan dengan beberapa bagian dari
kedua garis tersebut. ( 1/3 ). Harus pula
dicatat : Konsistensi, tepi, permukaan dan
terdapatnya nyeri tekan
Back
LIMPA

Pada neonatus : Normal masih teraba sampai 1 2 cm

Dibedakan dengan hati yaitu dengan :


1)Limpa seperti lidah menggantung ke bawah
2)Ikut bergeerak pada pernapasan

Mempunyai insura lienalis, serta dapat didorong kearah


medial, lateral dan atas. Besarnya limpa diukur menurut
SCHUFFNER, yaitu : untuk Jarak maximal dari pusar ke
garis singgung pada arcus costae kiri dibagi 4 bagian yang
sama. Garis ini diteruskan kebawah sehingga memotong
lipat paha. Garis dari pusat kelipat paha pun dibagi 4
bagian yang sama

Limpa yang membesar sampai pusar dinyatakan sebagai


S.IV sampai lipat paha S.VIII
Back
GINJAL

Dalam keadaan normal ginjal tidak teraba, kecuali


pasien neonatus. Dapat diraba dengan cara
Ballotement. Yaitu dengan cara meletakkan tangan
kiri pemeriksa dibagian posterior tubuh pasien
sedemikian rupa, sehingga jari telunjuk berada di
angulus costovertebralis. Kemudian jari telunjuk ini
menekanorgan keatas. Sementara itu tangan kanan
melakukan palpasi secara dalam dari anterior dan
akan merasakan organ tersebut menyentuh
Nect
GENITALIA EXTERNA

Pada Pria
-Ukuran, bentuk penis dan testis

Apakah ada : Hipospadia, epispodia,


pseudohermaphrodit

Pada Wanita :
Bayi kurang bulan labium minora & klitoris
lebih menonjol
Back
ANUS

Pemeriksan Colok dubur terutama pada bayi


baru lahir
Back
EKSTREMITAS

Simetris

Kelainan kongenital

Edema
Back
DALAM KEADAAN DIAM

Bentuk : Normal, simetris, barrel chest


( cembung ), pigeon chest / dada burung )

Retraksi : Suprasternal, intercostales,


substernal

Kulit : Emfsema subcutis

Sela iga melebar / tidak


Back
DALAM KEADAAN BERGERAK

Normal

Cheyne Stokes

Cepat dan dalam, diikuti oleh periode pernafasan yang


lambat dan dangkal. Diakhiri apnoe beberapa saat.
Normal terdapat bayi premature.
1)Kussmaul : Cepat & dalam Pada asidosis metabolic
2)Biot : Sama sekali tidak teratur ( kadang lambat,
kadang cepat, dalam, dangkal, kadang apnoe ). Pada
penyakit SSP ( encephalitis )
Back
TONSIL

Periksa: ukuran, warna, kelainan

normal: T1-T1, bila setelah diangkat T0-T0

Peradangan tonsil membesar, merah, mungkin ada


detritus
Back
PHARYNX

Periksa warna, kelainan peradangan, merah


dengan bercak-bercak kotoran (detritus) difteri,
seperti membrane putih kelabu yang melekat
erat (sulit dilepaskan dari dinding pharynx dan
mudah berdarah.
Back
PALPASI

Telapak tangan diletakkan datar pada dada &


meraba dengan telapak tangan dan ujung jari.
Dinilai : fremitus suara ( waktu anak menangis /
disuruh mengatakan tujuh-tujuh

Normal akan teraba gerakan yang sama pada


kedua telapak tangan

Meninggi bila ada konsolidasi ( pneumonia )

Berkurang bila ada obstruksi jalan napas


( atelektasis, pleuritis, tumor, efusi pleura )

Krepitasi subcutis : Menunjukkan adanya


udara dibawah jaringan kulit
Nect
PERKUSI

Normal : Sonor

Redup : Tidak ada udara misal pada tunor yang


luas pada paru

Hypersonor : Udara lebih banyak dapat padat


misal pada emfsema, pnemothorax

Thympani : Pada hernia diphragmatika


Back
AUSKULTASI

Pada paru paru


didengarkan suara :
napas dasar dan
napas tambahan
Back
PERKUSI

Menentukan besar dan batas jantung secara kasar

Normal :

Batas atas : Intercostalis II parasternal kiri

Batas Kanan : Intercostalis IV garis parasternal kanan

Batas Kiri : Intercostalis IV garis midclavicula kiri

Perkusi dilakukan pada sela iga ketiga, keempat dan


kelima dari garis aksilaris anterior kiri ke garis aksilaris
anterior kanan. Biasanya ada perubahan dari perkusi
dari sonor ke redup kira-kira 6 cm disebelah lateral kiri
sternum. Redup ini disebabkan adanya jantung.
Back
SUARA NAPAS DASAR

Suara nafas vesikuler : Adalah suara nafas


normal, dimana suara inspirasi lebih keras dan
panjang dari ekspirasi

Suara nafas bronkhial : Inspirasi keras yang


disusul oleh ekspirasi yang lenih keras. Hanya
ada didaerah parasternal atas dada sepad dan
interscapular belakang
Back
SUARA NAPAS TAMBAHAN

Ronki Basah

Ronki Kering

Wheezing ( Mengi )

Krepitasi - Suara membukanya alveoli


( pnemonia Lobaris )

Pleural Friction Rub ( bunyi gesekan pleural :


Pada pleuritis )

Sukusio Hippocrates

Kalau dada digerak-gerakkan terdengar suara


kocokan : Pada seropneumothorax
Back
INSPEKSI

Pericordial bulging ( ada pembesaran ventrikel kanan )

Iktuscordis ( Sela iga V garis midclavicula kiri )


Back
PALPASI

Iktus cordis dapat diraba dengan palpasi, kuat


angkat, luas serta frekuensi dan kualitas

Getaran ( Thrill ) : Terdapat kelainan katup


Back
AUSKULTASI
a. Lokasi - Iktus cordis : pada sela iga V garis midclavicula
kiri ( katup mitral )
b. P : Sela iga II kiri sternum
c. A : Sela iga II kanan sternum
d. T : Sela iga IV parasternal kiri bawah
e. M : Dari apeks - Menentukan bungi jantung : BJ I. BJ II
-BJ I : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
mitral dan trikuspid
-BJ II : Terjadi bersamaan dengan tertutupnya katup
aorta dan pulmonal
-Intensitas pada kualitas BJ
-BJ III dan BJ IV
-Bila ada : Akan terdengar derap kuda ( Gaike Rytoe )
yang menunjukkan adanya kegagalan jantung
Nect
INSPEKSI

Datar, cembung, tegang atau cekung

Simetris

Umbilikus ( hernia )

Gambaran vena
Back
PALPASI

Dilakukan dengan seluruh


jari tangan

Lokasi nyeri tidak selalu


berhubungan dengan
kelainan organ di daerah
tersebut

Ketegangan otot perut


( Defence muskular ) terjadi
pada peradangan alat dalam
abdomen
Back
RONKI BASAH

Suara nafas tambahan berupa vibrasi terputus-


putus akibat getaran yang terjadi karena cairan
dalam jalan nafas dilalui oleh udara. Dapat
berupa :

Ronki basah halus : Dari duktus alveolus,


bronkiolus dan bronchus halus

Ronki basah sedang : Dari bronchus kecil dan


sedang

Ronki basah kasar : Dari bronchus diluar


jaringan paru
Back
WHEEZING ( MENGI )

Jenis ronki kering yang terdengar lebih sonor.


Wheezing pada fase inspirasi : Obstruksi
saluran nafas bagian atas : Edema laryng atau
benda asing. Wheezing pada fase ekspirasi :
Obstruksi saluran nafas bagian bawah : asma
bronkhiolitis
Back
RONKI KERING

Suara kontinu yang terjadi oleh karena udara


melalui jalan nafas yang menyempit baik akibat
faktor intraluminar ( Spasme bronchus, edema,
lendir, benda asing ) maupun extraluminar
( desakan olleh tumor ) lebih jelas pada fase
ekspirasi
Back
Back
LOKASI AUSKULTASI
Back
KELAINAN BENTUK TORAKS

Pectus Carinatum (pigeon chest) Pectus Excavatum
Back
PEMERIKSAAN EKSPANSI PARU (PALPASI
DINAMIS)
Pemeriksaaan Ekpansi Paru Dinding Toraks Anterior & Posterior
Back
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai