Anda di halaman 1dari 107

PENGEMBANGAN

KURIKULUM PAUD
APA ITU KURIKULUM (menurut DAP)
1. Rencana kegiatan yang berisi pengembangan
seluruh area perkembangan anak : fisik,
emosional, bahasa, seni, dan kognitif
2. Mencakup bahasan yang luas meliputi seluruh
disiplin ilmu : sosial, intelektual, dan konsep diri
anak
3. Dibangun atas pengetahuan yang sudah siap
dipelajari dan dilaksanakan anak (aktivitas
pengetahuan utama) untuk menghubungkan
pengetahuan mereka dan menerima konsep serta
keterampilan baru
APA ITU KURIKULUM (lanjutan 2)
4. Menggunakan bahan dari berbagai disiplin ilmu
atau mata pelajaran untuk membantu anak
memecahkan masalah yang dihadapi, membuat
hubungan yang bermakna dan memberi
kesempatan untuk menggali perkembangan
konseptual
5. Mengembangkan pengetahuan & pemahaman;
proses; dan keterampilan untuk digunakan dan
diterapkan serta untuk mempelajari pengetahuan
6. Berisi pengembangan intelektual, penemuan inti
pembelajaran, dan alat penerimaan ilmu yang
berbeda sesuai dengan gaya belajar anak
APA ITU KURIKULUM (lanjutan 3)
7. Memberi kesempatan anak untuk
mengembangkan budaya dan bahasa keluarganya
sambil mengembangkan kemampuan dalam
bersosialisasi dengan budaya dan bahasa di
sekitarnya
8. Berisi tujuan yang realistik dan dapat dicapai
oleh sebagian besar anak pada usianya
9. Menggunakan teknologi dan bersifat filosofis
dalam proses pembelajaran
APA ITU KURIKULUM (lanjutan 4)
Seperangkat rencana program pendidikan
Berisi berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar
Diprogram, direncanakan, dan dirancang secara
sistematik atas dasar norma yang berlaku
Pengaturan cara yang digunakan
Dijadikan pedoman pembelajaran
Kurikulum
COR
E
HIDDEN
INTI
TERSEMBU-
NYI
Direncanakan
secara terstruktur
Tidak direncanakan
secara terstruktur
FUNGSI KURIKULUM
1. Bagi Penulis, acuan dalam membuat bahan ajar
2. Bagi Guru, acuan dalam membuat persiapan dan
pelaksanaan pembelajaran
3. Bagi Kepala Sekolah, acuan dalam melaksanakan
supervisi pelaksanaan kurikulum
4. Bagi Masyarakat, acuan dalam menentukan
kebutuhan output sekolah
SIKLUS PERENCANAAN KURIKULUM
1. Pengamatan yang teratur
untuk mempelajari individu
anak dan kelompok/kelas
2. Menilai hubungan
masing-masing anak
sebelum
merumuskan tujuan
3. Mempelajari
minat,
pengalaman, dan
pertanyaan anak
4. Menentukan strategi,
bahan, dan pengalaman
yang akan diberikan
pada anak untuk
mencapai tujuan
pembelajaran
5. Melaksanakan
perencanaan
dengan baik dan
menambah
pemikiran baru
OLEH :
I KA BUDI MARYATUN
MENU
PEMBELAJARAN
GENERIK
PENGERTIAN :
1. acuan Menu pembelajaran pada paud
Seperangkat rencana
Seperangkat pengaturan kegiatan pengembangan
dan pendidikan
Dirancang sebagai pedoman dalam
menyelenggarakan kegiatan pendidikan
2. Menu pembelajaran generik
Program pendidikan
Untuk anak usia dini
Dilaksanakan secara holistik
Dapat digunakan dalam memberikan layanan
kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua
jenis program
Tujuan acuan menu pembelajaran generik
Umum
Mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini
Sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya
Khusus : Anak mampu
1. Melakukan ibadah, mengenal ciptaan Tuhan
dan mencintai sesama.
2. Mengelola ketrampilan tubuh, termasuk
gerakan-gerakan yang mengontrol gerakan
tubuh, gerakan halus, dan gerakan kasar,
serta menerima rangsangan sensorik (panca
indra).
3. Menggunakan bahasa untuk pemahaman
bahasa pasif dan dapat berkomunikasi
secara efektif yang bermanfaat untuk
berpikir dan belajar.
4. Berpikir logis, kritis, memberi alasan, memecahkan masalah,
dan menemukan hubungan sebab akibat.
5. Mengenal lingkungan alam & sosial, peranan masyarakat,
dan menghargai keragaman sosial dan budaya. Serta
mengembangkan konsep diri dan kontrol diri.
6. peka terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi,
bertepuk tangan, serta menghargai hasil karya yang kreatif.
7. Menolong diri sendiri, mengembangkan keterampilan
hidup, serta sikap positif terhadap belajar
Fungsi acuan menu pembelajaran generik
Sebagai pedoman dalam menyelenggarakan kegiatan
pendidikan anak usia dini
Pada berbagai jenis lembaga pengembangan anak
usia dini pada PAUD
Pendekatan Pelaksanaan Menu
Pembelajaran
1. Berorientasi pada kebutuhan anak
Layanan pendidikan, kesehatan & gizi
2. Belajar melalui bermain
Bermain bereksplorasi, menemukan &
memanfaatkan benda-benda sekitar
3. Kreatif & inovatif
Mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir kritis,
menemukan hal baru
4. Lingkungan yang kondusif
Perhatikan keamanan & kenyaman anak
5. Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran bermakna dengan mengenalkan berbagai
konsep pada anak
6. Mengenmbangkan keterampilan hidup
Pembiasaan mandiri, disiplin,
bersosialisasi, keterampilan diri
7. Menggunakan berbagai media & sumber belajar
Dari alam atau sengaja disiapkan
8. Pembelajaran yang berorientasi pada prinsip-
prinsip perkembangan anak
ciri-cirinya :
a. Anak terpenuhi kebutuhan fisiknya, merasa aman &
tentram secara psikologis
b. Pembelajaran berulang
c. Belajar emlalui interaksi sosial
d. Minat belajar melalui minat & keingintahuan
e. Memperhatikan perbedaan individu
f. Sederhana ke rumit dsb
8. Stimulasi terpadu
Dalam satu kegiatan dikembangkan beberapa aspek
sekaligus.
PERMENDIKNAS NO. 58
TAHUN 2009
PAUD
FORMAL : TK/RA
NONFORMAL : TPA & KB
INFORMAL
STANDAR PAUD
1. STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN
PERKEMBANGAN
2. STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
3. STANDAR ISI, PROSES, DAN PENILAIAN
4. STANDAR SARANA DAN PRASARANA,
PENGELOLAAN, DAN PEMBIAYAAN

STANDAR TINGKAT PENCAPAIAN
PERKEMBANGAN
Kaidah pertumbuhan dan perkembangan anak usia
dini (0-6 Tahun)
Aktualisasi potensi semua aspek perkembangan
bukan pada pencapaian kecakapan akademik
Aspek nilai-nilai agama dan moral, fisik, kognitif,
bahasa, dan sosial-emosional
Pengelompokkan Usia Anak
1. Tahap usia 0 - < 2 tahun, terdiri atas kelompok usia:
a. 3 - < 6 bulan
b. 6 - < 9 bulan
c. 9 - < 12 bulan
d. 12 - < 18 bulan
e. 18 - < 24 bulan
2. Tahap usia 2 < 4 tahun, terdiri atas kelompok usia:
a. 2 < 3 tahun
b. 3 < 4 tahun
3. Tahap usia 4 6 tahun, terdiri atas kelompok usia :
a. 4 < 5 tahun
b. 5 6 tahun
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN
Memuat kualifikasi dan kompetensi yang
dipersyaratkan bagi :
guru,
guru pendamping,
Pengasuh
tenaga kependidikan
Pendidik
Pendidik anak usia dini adalah profesional yang
bertugas :
merencanakan,
melaksanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran,
melakukan pembimbingan,
pengasuhan dan perlindungan anak didik
Bertugas di berbagai jenis layanan baik pada
jalur pendidikan formal maupun nonformal
Formal terdiri dari guru dan guru pendamping;
Pendidik PAUD nonformal terdiri dari guru,
guru pendamping, dan pengasuh
Tenaga Kependidikan
bertugas melaksanakan :
administrasi,
pengelolaan,
pengembangan,
pengawasan,
pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan
pada lembaga PAUD
PAUD Formal terdiri dari Pengawas, Kepala
TK/RA, Tenaga Administrasi, dan Petugas
Kebersihan
PAUD Nonformal terdiri dari Penilik, Pengelola,
Administrasi, dan Petugas Kebersihan
STANDAR ISI, PROSES, DAN
PENILAIAN
Meliputi :
struktur program,
alokasi waktu,
perencanaan,
pelaksanaan,
penilaian
dilaksanakan secara terintegrasi/terpadu s
esuai dengan tingkat perkembangan, bakat/minat dan
kebutuhan anak
Mempertimbangkan potensi dan kondisi
setempat
Standar Isi
Struktur meliputi :
bidang pengembangan pembentukan perilaku
bidang pengembangan kemampuan dasar
melalui kegiatan bermain dan pembiasaan
Bentuk Kegiatan Layanan
Alokasi waktu
Rombongan belajar :
4.2.1 Kelompok usia 0 - <1 tahun 1 : 4 anak;
4.2.2 Kelompok usia 1 - <2 tahun 1 : 6 anak;
4.2.3 Kelompok usia 2 - <3 tahun 1 : 8 anak;
4.2.4 Kelompok usia 3 - <4 tahun 1 : 10 anak;
4.2.5 Kelompok usia 4 - <5 tahun 1 : 12 anak;
4.2.6 Kelompok usia 5 - 6 tahun 1 : 15 anak.
Kalender Pendidikan
Standar Proses
Perencanaan: Pengembangan Rencana
Pembelajaran, Prinsip-prinsip, Pengorganisasian
Pelaksanaan : Penataan Lingkungan Main,
Pengorganisasian Kegiatan,
Standar Penilaian
1. Teknik Penilaian :
Pengamatan,
penugasan,
unjuk kerja,
pencatatan anekdot,
percakapan/dialog,
laporan orang tua,
dokumentasi hasil karya anak (portofolio),
deskripsi profil anak
Lanjutan Standar Penilaian
2. Lingkup
3. Proses
4. Pengelolaan hasil
5. Tindak lanjut
STANDAR SARANA DAN PRASARANA,
PENGELOLAAN, DAN PEMBIAYAAN
Meliputi :
jenis,
kelengkapan,
kualitas fasilitas yang digunakan dalam
menyelenggarakan proses
penyelenggaraan PAUD
OLEH :
IKA BUDI MARYATUN
DEVELOPMENTALLY
APPROPRIATE PRACTICE (DAP)
LATAR BELAKANG
Kata DAP dicetuskan oleh NAEYC (National
Association for the Education of Young
Children) pada tahun 1998
NAEYC lahir dari Dep Pendidikan USA untuk
merumuskan kurikulum dan program yang
sesuai dgn AUD
Keberhasilan sosialisasi NAEYC tentang
kurikulum untuk PAUD karena DAP
memberikan panduan pembelajaran
berdasarkan jenjang usia anak
PENGERTIAN
Perencanaan yang bermakna dan sesuai
dengan perkembangan anak sebagai
penerapan pengetahuan mengenai
perkembangan anak dalam lembaga PAUD
Program pembelajaran yang direncanakan
untuk AUD berdasarkan pengetahuan
mengenai perkembangan anak
DAP berdasarkan pada pertimbangan data
dan kenyataan tentang anak

12 Prinsip Dasar DAP
1. Seluruh aspek perkembangan anak saling
terkait satu dengan lainnya dan saling
mempengaruhi.

2. Perkembangan memiliki urutan yang runtut.

3. Setiap anak memiliki proses perkembangan
yang berbeda.

4. Pengalaman sebelumnya mempengaruhi
perkembangan
Lanjutan Prinsip Dasar DAP
5. Proses perkembangan sesuatu yang dapat
diperkirakan menuju ke arah yang lebih
kompleks, terorganisasi dan terinternalisasi.

6. Perkembangan dan pembelajaran
dipengaruhi oleh konteks budaya dan sosial
yang beragam.
7. Anak sebagai pebelajar aktif

8. Perkembangan dan pembelajaran
dipengaruhi kematangan secara biologis dan
lingkungan
Lanjutan Prinsip Dasar DAP
9. Bermain sebagai alat bagi anak dalam
menunjukan tahap perkembangannya.

10. Perkembangan anak akan lebih meningkat, jika
anak diberikan kesempatan untuk melatih
keterampilan yang baru dan meningkatkan
keterampilan yang sudah dimiliknya sekarang.

Lanjutan Prinsip Dasar DAP
11. Anak memiliki beragam cara untuk belajar
dan mencari tahu serta memiliki berbagai
cara untuk menunjukan apa yang
diketahuinya.

12. Anak akan lebih mudah belajar jika anak
merasa merasa aman dan nyaman.
OLEH :
I KA BUDI MARYATUN
( ADAPTED FROM NEST)
PENDEKATAN-PENDEKATAN
PAUD
1. MONTESSORI
Dikembangkan Oleh Maria Motessori (1870
1957)
Awalnya diperuntukan bagi ABK
Bertujuan mengoptimalkan seluruh kemampuan
anak melalui stimulasi yang dipersiapkan
Setiap anak memiliki keunikan
Keunikan setiap anak :
1. Masa peka (sensitive period)
Lahir 6 th : masa eksplorasi sensoris
Menciptakan pengetahuannya melalui pengalaman-
pengalaman sensoris
Usia 6-12 tahun : eksplorasi konsep
Mengembangkan kekuatan berpikir abstrak dan imajinasi
Usia 12-18 tahun : eksplorasi humanistik
Memahami posisi di masyarakat dan tahu cara berkontribusi
pada dunia
Usia 18-24 tahun : eksplorasi khusus
Menemukan keberadaan diri bagian dari dunianya
2. Daya serap pikiran (absorbent mind)
Anak belajar secara tidak sadar dari lingkungannya
Anak sudah memiliki kemampuan, langkah dan irama
belajar sendiri-sendiri dalam dirinya
Anak mampu mengembangkan konsentrasi, disiplin diri,
namun memerlukan lingkungan yang dapat
mendukungnya
Pada masa perkembangan awal, anak berkembang
melalui pengalaman sensori bukan karena imajinasinya

Komponen kunci penerapan Montessori :
1. Para pendidik dilatih secara khusus tentang filosofi dan
metode Montessori.
2. Terjalin kemitraan dengan orangtua.
3. Kelas merupakan kelompok heterogen yang terdiri dari
beragam usia.
4. Bermacam-macam bahan dan pengalaman pembelajaran
Montessori diberikan kepada anak secara cermat dan
berurutan sesuai kebutuhan anak.
5. Penjadwalan yang teratur yang memberikan kesempatan
pada anak untuk terlibat dalam pemecahan masalah dan
terlibat secara mendalam dalam pembelajaran.
6. Suasana kelas mendorong interaksi sosial yang
mendukung pembelajaran kooperatif.
Kurikulum dan kegiatan :
1. Materi sensorial
Anak berlatih memperluas dan memperhalus persepsi sensorinya
Materi yang digunakan adalah alat-alat yang mengandung konsep tentang
ukuran, bentuk, warna, suara, tekstur, bau, berat ringan
2. Materi konseptual
Merupakan bahan-bahan konkret untuk melatih anak
membaca, menulis, matematika dan pengetahuan sosial
3. Materi kehidupan praktis (sehari-hari)
Pembelajaran yang diberikan banyak ditemukan dalam
kehidupan sehari-hari
menyapu lantai, mencuci piring, menyiram tanaman,
mengancingkan baju
2. BANK STREET
Dikembangkan Oleh Lucy Sprague Mitchell,
Caroline Pratt, Harriet Johnson (1878 1967)
Berawal dari Nursery School, bagian dari Biro
Eksperimen Pendidikan
Dipengaruhi oleh kajian John Dewey yang
meyakini bahwa kekuatan pendidikan untuk
mempengaruhi dan meningkatkan masyarakat
the whole child anak secara keseluruhan
Prinsip Umum :
1. Perkembangan berawal dari simple ke kompleks.
2. Sifat individual terjadi secara kontinum
3. Peningkatan perkembangan memerlukan waktu
yang lama dan hal-hal baru yang dipelajari
4. Anak mempunyai motivasi dalam dirinya untuk
secara aktif terlibat dengan lingkungan
5. Percaya diri anak terbentuk dari pengalaman dengan
orang lain dan objek dalam berinteraksi
6. Pertumbuhan dan perkembangan melibatkan konflik
antara individu dan orang lain
Ide Dasar :
Anak merupakan pembelajar aktif, peneliti,
eksplorer, dan artis.
Belajar terjadi dalam konteks sosial yang
memungkinkan anak belajar melalui interaksi
dengan lingkungannya
Pemahaman perkembangan kognitif dan afektif
merupakan suatu interkoneksi atau tidak terpisah-
pisah.
Kurikulum & kegiatan :
Terfokus pada tema yang paling menarik bagi anak
Masyarakat merupakan lingkungan pendidikan
Seni dan ilmu sentra pengalaman dan aktivitas yang
membantu anak menemukan makna di dunia sekitar
Bermain dengan material yang bersifat buka tutup
Balok, air, kayu, kertas, materi-materi seni dan tanah liat
Bebas memilih permainan yang diinginkan
Didorong untuk belajar dengan cara mereka sendiri
Bermain merupakan jantung dari pendekatan interaksi
perkembangan
Fokus utama :
1. Kompetensi,
Bagaimana individu menggunakan keterampilan dan
pengetahuannya dalam hidup.
2. Individualitas,
Menekankan fungsi otonomi, kemampuan untuk membuat
pilihan, mengambil inisiatif, risiko kegagalan, dan menerima
bantuan tanpa kehilangan kebebasan.
3. Sosialisasi,
Tingkat pertama berkaitan dengan control dan memikir ulang,
adaptasi dan internalisasi perilaku ; tingkat kedua mengacu
kepada perkembangan hubungan dengan orang lain yang
ditandai dengan kepedulian, kejujuran, tanggungjawab dan
kerjasama.
Peran guru
1. Memahami perkembangan anak
2. Potensi dasar pengetahuan
3. Memilih dan menyusun materi-
materi
4. Mengetahui anak secara individual
5. Sebagai fasilitator
3. HIGH/SCOPE
Dikembangkan Oleh David
Weikart (1960an)
Mulai digunakan pada tahun 1962
Melibatkan anak sebagai
pembelajar aktif
Komponen Utama :
Anak sebagai pembelajar aktif yang menggunakan
sebagian besar waktunya di dalam learning center
yang beragam
Merencanakan-melakukan-mengulang (plan do -
rewiew)
Guru membantu anak untuk memilih apa yang akan mereka
lakukan setiap hari
melaksanakan rencana mereka
mengulang kembali yang telah mereka pelajari.
Pengalaman kunci (key experience)
Penggunaan catatan anekdot untuk mencatat
kemajuan yang diperoleh anak
Unsur Kurikulum :
1. Benda-benda yang dapat dieksplor
anak
2. Manipulasi benda-benda oleh anak
3. Pilihan bagi anak tentang apa yang
harus dilakukan anak
4. Bahasa anak
5. Dukungan dari orang dewasa
Pengalaman Kunci Pemandu Kegiatan
1. Representasi kreatif,
2. Bahasa dan keaksaraan,
3. Inisiatif dan hubungan sosial,
4. Gerakan,
5. Misk,
6. Klasifikasi,
7. Seriasi,
8. Bilangan,
9. Ruang,
10. Waktu
Peranan guru
Strategi interaksi yang positif
Berfokus pada kekuatan anak
Membangun hubungan dengan anak
Mendukung ide-ide bermain anak
Mengembangkan ketrampilan dalam bertanya
Mengajak anak untuk memecahkan masalah jika
terjadi konflik sosial
4. Kurikulum Kreatif
Dikembangkan Oleh Diane Trister Dodge (1978 -
sekarang)
Dasar filosofinya adalah guru harus mampu
menggunakan bermacam-macam strategi untuk
memenuhi kebutuhan anak dalam aspek
perkembangan sosial, emosional, fisik, kognisi dan
bahasa
Elemen-elemen penting dari kurikulum
kreatif
1. Teori dan riset tentang otak oleh Maslow,
Erickson, Piaget, Vygotsky, Smilansky dan
Gardner
2. Pemahaman cara belajar anak sebagai proses
yang kontinum
3. Menekankan pada setting lingkungan
pembelajaran dalam sentra, mengatur jadwal
kegiatan sehari-hari, mengorganisasi pilihan
waktu- belajar, dan menciptakan komunitas kelas
Lanjutan
4. Guru berperan menjadi pengamat dan
menggunakan bermaca strategi untuk memandu
pembelajaran
5. Bermitra dengan orangtua untuk mendukung
pembelajaran
Lingkungan pembelajaran
1. Anak belajar di dalam sentra
2. Material yang digunakan harus beragam dan
diorganisasi
3. Kelas dirancang untuk bisa menerima anak dari
berbagai latar belakang
4. Anak terlibat secara aktif
5. Belajar melalui investigasi dan bermain
5. Regio Emilia
Dikembangkan Oleh Loris
Malaguzzi (akhir perang
dunia ke-2 - sekarang)
Konsep
1. Anak sebagai individu yang kompeten,
kuat, suka menemukan, dan penuh ide
2. Lingkungan sebagai guru ketiga harus
dirancang dengan baik
3. Adanya hubungan di antara anak, guru,
dan orangtua
4. Dokumentasi sebagai penguatan terhadap
pengalaman anak
Lanjutan
5. Perencanaan yang fleksibel
6. Provokasi guru pada anak
dengan memperhatikan
minat anak dan
mendorong/mengembangka
n lebih jauh pemikiran dan
tindakan
7. Seratus bahasa dari anak
sebagai representasi ide-ide
anak
Struktur program
1. Perbandingan guru : anak di
kelas 2 : 25
2. Anak, guru, dan keluarga
bersama-sama mendorong
pembelajaran
3. Kegiatan proyek dalam
kelompok kecil, maks 5
anak/kelompok
4. Konflik dalam pergaulan anak
dipandang sebagai proses
kognisi bukan sosial interaksi
Lingkungan sebagai guru ke-tiga
1. Ruang/tempat yang digunakan harus
bisa menarik dan mengundang minat
anak
2. Segala sesuatu dan tempat harus
mengandung unsur pendidikan
3. Setiap sentra dan sekolah memiliki area
pusat budaya
4. Menekankan pada berbagai macam
media
5. Anak dan orangtua membantu untuk
mengumpulkan dan mengelola bahan-
bahan main yang digunakan
Kurikulum
1. Kurikulum dirancang berdasarkan
minat anak
2. Guru memfasilitasi anak untuk
memperluas proyek
3. Anak juga mengerjakan kegiatan
seperti pada umumnya
4. Guru mengamati, mendiskusikan,
dan menginterpretasikan setiap
kegiatan yang dilakukan bersama
anak
Peranan guru
1. Membangun pengetahuan dan pemahaman
anak
2. Menjadi seorang pendengar yang baik dan
observer.
3. Mendokumentasikan hasil kerja anak dan
mendiskusikannya dengan guru-guru yang
lain setiap minggu.
4. Menjadi partner bagi anak di dalam proses
pembelajaran.
5. Pedagogista, guru sebagai koordinator,
konsultan pendidikan
6. Project-Base dikembangkan oleh Lilian Katz
Tujuan Pembelajaran :
1. Pengetahuan (knowledge)
Fakta-fakta, informasi, cerita,
konsep, dan banyak unsur dari
pikiran
2. Ketrampilan (skills)
Ketrampilan berbeda dengan
pengetahuan. Pengetahuan
harus dapat menjadi suatu
ketrampilan
Lanjutan
3. Disposisi (disposition)
Kebiasaan berpikir yang
digabungan dengan hati
Kemampuan prososial,
motivasi, peduli, dan
empati kepada anak lain
Berkembang dengan baik
melalui mengamati
(observing) dan meniru
(modelling)
Bawaan dari lahir untuk
memaknai pengalaman,
bertanya, mencari jawaban, dll
Tidak bisa diajarkan melalui
instruksi
harus diwujudkan dalam
tingkah laku, diekspresikan
dan digunakan
disposisi yang hilang, tidak
akan bisa kembali lagi
Lanjutan
4. Perasaan (feelings)
Dipelajari melalui pengalaman
Tidak dapat dipelajari melalui instruksi,
paksaan, atau doktrinasi
Memberi kesempatan untuk terlibat aktif,
menentukan pilihan, dan mengambil keputusan
Kapan dipelajari ?
1. Sesuai tujuan akademik
Ketika mengajarkan pengetahuan, konsep,
informasi dan ketrampilan
2. Sesuai tujuan intelektual
Ketika mengajarkan unsur-unsur pengalaman yang
melibatkan disposisi : menganalisa, mensintesa,
menghipotesa, hubungan sebab akibat,
meramalkan dan menginvestigasi
Bagaimana cara belajarnya ?
Hearts and Minds
Dari pengamatan dan
penyelidikan
BCCT
Dikembangkan oleh CCCRT (Creative
Center for Childhood Research and
Training) Florida, USA
Dilaksanakan di Creative Preschool asuhan
Pamela
Di Indonesia bernama BCCT (Beyond
Center and Cyrcle Time)
Kemudian akan diganti dengan nama
SELING (Sentra & Lingkaran)
Konsep : Melalui 3 jenis main
1. Main Sensorimotor
anak belajar melalui panca indera dan hubungan
fisik dengan lingkungan
Dengan menyediakan kesempatan untuk
berhubungan dengan bermacam-macam bahan
dan alat permainan di dalam dan di luar
ruangan.
2. Main Peran, atau simbolik, main
pura-pura, fantasi, imajinasi atau main
drama. Untuk perkembangan kognisi,
sosial dan emosi anak.

Main Peran dibagi atas 2 jenis :
1. Main Peran Makro, Anak berperan
sesungguhnya dan menjadi seseorang atau
sesuatu
2. Main Peran Mikro, Anak memegang atau
menggerak-gerakkan benda-benda
berukuran kecil untuk menyusun adegan

Main Peran Makro dan Mikro
3. Main Pembangunan

a. Main pembangunan bahan sifat
cair/bahan alam
bermain dengan menggunakan bahan bahan cair
seperti air, krayon, spidol cat dengan kuas, pensil,
pulpen, playdough, ublegh, pasir, lumpur, biji-
bijian seperti beras, kacang kedelai, kacang hijau
dll

b. Main Pembangunan
Terstruktur
bermain dengan
mempergunakan balok
unit,balok berongga, balok
berwarna, lego, puzzle dan lain
lain
Main Pembangunan Sifat Cair & Terstruktur
Pelaksanaan BCCT
Dilaksanakan menggunakan 4 pijakan
(schafolding) :
1. Pijakan Lingkungan
Menata lingkungan belajar
Menyiapkan kegiatan dalam sentra
Menyiapkan alat main yang akan digunakan
2. Pijakan sebelum main
Doa, salam, & menyapa anak satu persatu
Apersepsi materi
Membuat aturan main dalam sentra
Lanjutan
3. Pijakan selama main
Memberi waktu main (45 1 jam)
Membimbing anak menyelesaikan tugasnya
Memperluas bahasa dan gagasan dengan
pertanyaan terbuka
Mengamati & mendokumentasikan kemajuan
anak
4. Pijakan setelah main
Bersama anak membereskan alat main
Recalling,
Menghubungkan dengan konsep yang akan
dipelajari selanjutnya
Asas & Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Asas Pengembangan Kurikulum
1. Asas Psikologis
Hal-hal yang mengacu pada aspek psikologi
- tahap perkembangan
- kebutuhan psikologis
2. Asas Sosiologis
Mengacu pada gejala sosial
- hubungan individu dengan individu, golongan,
dan masyarakat
3. Asas Filosofis
Mengarah pada falsafah bangsa
& pendidikan yang dianut
4. Asas
Teknologi/Organisatoris
Mengacu pada perkembangan &
kebutuhan masyarakat
PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
PRINSIP-PRINSIP UMUM PENGEMBANGAN
KURIKULUM
1. RELEVANSI :
Relevansi ke luar : komponen-komponen
kurikulum sesuai dengan tuntutan,
kebutuhan, perkembangan masyarakat
Relevansi ke dalam : konsistensi antar
komponen-komponen kurikulum
keterpaduan internal
2. FLEKSIBILITAS :
Kurikulum solid tetapi pada pelaksanaannya
memungkinkan terjadinya penyesuaian
3. KONTINUITAS :
Adanya kesinambungan sebab proses
belajar siswa berlangsung secara
berkesinambungan
4. PRAKTIS :
Biasa disebut efisien, dengan biaya
yang murah dapat dilaksanakan
dengan mudah
5. EFEKTIVITAS :
Keberhasilan yang tinggi baik dari segi
kuantitas maupun kualitas
Assesment dalam Setting Kelas
Daftar cek
Dialog dengan siswa
Observasi
Logbook atau buku harian
Hasil kerja siswa
Tes saringan
Portfolio
Assesment Individual
Wawancara dan percakapan
Angket
Evaluasi diri siswa
Asesmen sebagai bagian dari mediasi
Tes pencapaian prestasi
Tes kemampuan atau penguasaan tertentu
ALIRAN PENDIDIKAN KONSEP KURIKULUM
A. Pendidikan Klasik
1. Perenialisme (Eropa)
- Pendidikan untuk ningrat
- Liberal Art (bukan hal-hal praktis)
- Hal-hal yang klasik
2. Essensialisme (Amerika)
Pendidikan untuk mencari
nafkah
SUBJEK AKADEMIS
B. Pendidikan Pribadi
1. Progresif (John Dewey)
- Learning by doing
- Student active learning
2. Romantik-Naturalisme (J.J.Rousseau)
- Menekankan pada hukum alam
- Belajar menurut keinginan anak
HUMANISTIK
C. Pendidikan Teknologis (eksistensialisme) TEKNOLOGIS
D. Pendidikan Interaksional REKONSTRUKSI SOSIAL
KURIKULUM SUBJEK AKADEMIS
Sumber : Pendidikan Klasik (filsafat perenialisme, esensialisme)
1. orientasi masa lalu
2. asumsi : ilmu, nilai, budaya telah solid
3. tugas pendidikan memelihara & mewariskan ilmu, nilai budaya
4. guru adalah ekspert & model
Karakteristik kurikulum :
1. kurikulum menekankan isi/materi ajaran
2. isi kurikulum berasal dari disiplin ilmu (solid-sistematis)
3. peranan guru sangat dominan
4. penyajian : ekspositori & inkuiri
PENDEKATAN DALAM PERKEMBANGAN
KURIKULUM SUBJEK AKADEMIS
1. Pendekatan berdasarkan struktur pengetahuan
2. Pendekatan bersifat integratif (integrated
curriculum)
Thema yang membentuk kesatuan (unifying theme)
Menyatukan beberapa disiplin ilmu (contoh social
studies)
Menyatukan berbagai metode belajar
3. Pendekatan fundamentalis
Mata pelajaran membaca menulis berhitung
Mata pelajaran lain dipelajari tanpa dihubungkan
dengan kebutuhan praktis
KURIKULUM HUMANISTIK
Sumber : Pendidikan Pribadi (filsafat eksistensialisme)
1. orientasi ke masa sekarang
2. asumsi : anak punya potensi
3. pendidikan ibarat bertani
4. guru adalah psikolog, bidan, motivator, fasilitator
Karakteristik kurikulum :
1. siswa adalah subjek, punya peran utama
2. isi/bahan sesuai minat/kebutuhan siswa
3. menekankan keutuhan pribadi
4. penyampaian : discovery, inquiry, penekanan masalah
MODEL KONSEP KURIKULUM
KURIKULUM KONFLUEN
Menekankan keutuhan pribadi, individu merespon secara
utuh (pikiran, perasaan, tindakan) dasarnya Gestalt
Ciri :
Partisipasi
Integrasi
Relevansi
Pribadi anak
Tujuan : mengembangkan pribadi yang utuh
Metode belajar konfluen :
Mengidentifikasi topik/tema yang mengandung self-judgment
Materi disampaikan dalam bentuk open-ended
KURIKULUM TEKNOLOGIS
Sumber : Pendidikan Teknologis (filsafat realisme)
1. orientasi ke masa sekarang dan y.a.d
2. menekankan kompetensi
3. kompetensi diuraikan menjadi perilaku yang dapat diamati
4. peranan guru tidak dominan (dapat diganti alat-alat teknologi)
5. pendidikan bersifat ilmiah (science, experimental, terukur0
6. pendidikan - sistem
Karakteristik kurikulum :
1. tujuan dirinci menjadi objektif
2. menekankan isi (uraian kompetensi)
3. disain pengajar disusun sistemik (menggunakan analisis
approach)
4. isi disajikan dalam media tulis & elektronik
5. evaluasi menggunakan tes objektif
KURIKULUM REKONSTRUKSI
SOSIAL
Sumber : Pendidikan Interaksional (filsafat pragmatisme)
1. orientasi ke masa lalu dan sekarang
2. asumsi : manusia mahluk sosial
3. menekankan pemecahan problema masyarakat
4. tujuan pendidikan pembentukan masyarakat lebih baik
5. pendidikan adalah kerjasama : interaksi guru-siswa-siswa
Karakteristik kurikulum :
1. tujuan pemecahan masalah masyarakat
2. isi kurikulum ; problema dalam masyarakat
3. metode mengajar kooperatif / gotong royong / kerja kelompok
4. guru & siswa belajar bersama
DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL
MATERI 1 0- PENYUSUNAN KTSP- 2000
ISI / MUATAN
KURIKULUM SATUAN
PENDIDIKAN
(KTSP)
KTSP
DOKUMEN I
BAB I. PENDAHULUAN
BAB II. TUJUAN
PENDIDIKAN
BAB III. STRUKTUR dan
MUATAN KURIKULUM
BAB IV. KALENDER
PENDIDIKAN
KTSP
(Dokumen
1)
Bab I. PENDAHULUAN
Latar Belakang (Dasar Pemikiran
Penyusunan KTSP)
Analisis SWOT Kondisi Sekolah
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman

SESUAI KARAKTERISTIK SEKOLAH
Bab II. TUJUAN PENDIDIKAN
1. Filosofi
2. Visi Sekolah
3. Misi Sekolah
4. Tujuan Sekolah
5. Prinsip Pembelajaran
6. Tata Tertib
CARA MERUMUSKAN VISI, MISI,
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
TAHAP 1 : HASIL BELAJAR SISWA
apa yang harus dicapai siswa berkaitan dengan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap setelah mereka menamatkan sekolah
TAHAP 2 : SUASANA PEMBELAJARAN
suasan pembelajaran seperti apa yang dikehendaki untuk
dicapai hasil belajar itu
TAHAP 3 : SUASANA SEKOLAH
suasana sekolah sebagai lembaga/organisasi pembelajaran
seperti apa yang diinginkan untuk mewujudkan hasil
belajar siswa
Bab III STRUKTUR DAN MUATAN KTSP
MELIPUTI KOMPONEN :
LINGKUP PENGEMBANGAN
MUATAN LOKAL
KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
PENGATURAN BEBAN MENGAJAR
Bab. IV KALENDER PENDIDIKAN
DIBUAT PER BULAN
KTSP
(Dokumen
2)
KTSP
DOKUMEN II
A. SILABUS DARI SK/KD YANG
DIKEMBANGKAN PUSAT
B. SILABUS DARI SK/KD YANG
DIKEMBANGKAN SEKOLAH
(MULOK, MAPEL
TAMBAHAN)
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai