Anda di halaman 1dari 5

BAB III

PEMBAHASAN
Permasalahan yang dihadapi hampir seluruh dunia di dalam
penyelenggaraan sistem pelayanan kesehatan adalah adanya
peningkatan biaya pelayanan kesehatan. Peningkatan biaya pelayanan
disebabkan antara lain oleh adanya pergeseran pelayanan kesehatan ke
arah pelayanan kesehatan penyakit kronis dan berjangka panjang akibat
pertambahan kelompok usia tua, perkembangan tehnologi kedokteran dan
penggunaan obat-obatan yang tidak rasional.
Pelayanan obat merupakan salah satu komponen yang
memberikan andil cukup besar di dalam peningkatan biaya. Hal ini
disebabkan oleh kedudukan obat sebagai salah satu mata rantai penting
dari proses pengobatan. Kondisi ini juga didukung oleh maraknya
produsen atau pabrikan yang memasarkan produknya di Indonesia. Selain
itu, keragaman merek serta sediaan tersebut memberikan pilihan yang
cukup luas kepada konsumen yang memerlukannya, namun di sisi lain
menciptakan terjadinya inefisiensi. Inefisiensi dapat disebabkan oleh
berbagai faktor seperti : kolusi antara penulis resep dan pabrikan,
persaingan harga yang tidak rasional, dan penyalahgunaan obat. P.
!skes menerapkan sistem "anaged #are yang mengintegrasikan
pelayanan kesehatan dan pembiayaan dalam me$ujudkan pelayanan
kesehatan yang efektif dan efisien berlandaskan pengobatan yang
rasional. %ntuk menjaga keseimbangan sistem "anaged #are dilakukan
melalui penetapan &ormularium atau Standar Pelayanan 'bat.
&ormularium sebagai pelayanan obat di rumah sakit yang
merupakan suatu daftar dari produk obat-obatan yang akan digunakan
oleh peserta dimana obat-obatan tersebut merupakan obat terseleksi yang
terbukti memiliki tingkat keamanan serta pengobatan berdasarkan hasil uji
klinis ()*idence based+. %ji Klinis merupakan bukti otentik yang dapat
dipertanggungja$abkan baik secara ilmiah maupun secara empiris.
Penetapan formularium tersebut telah dilakukan P !skes (Persero+ sejak
tahun ,-./. &ormularium tersebut dikenal dengan nama 0PH' (0aftar
Plafon dan Harga 'bat+ yang hingga saat ini menjadi panduan bagi
seluruh PPK !skes dalam memberikan pelayanan obat kepada peserta.
0PH' telah memenuhi aspek-aspek akuntabilitas, reabilitas serta *aliditas
yang diperlukan di dalam melaksanakan pelayanan kesehatan yang
bermutu dan rasional.
Pada prinsipnya penyusunan 0PH', P !skes (Persero+ dilakukan
oleh im Independen yang terdiri dari para pakar dibidang obat-obatan
(&armakolog+, per$akilan 0okter Spesialis dari berbagai disiplin ilmu
kedokteran yang berasal dari 1S 1ujukan 2asional, para akademisi dari
berbagai uni*ersitas terkenal di Indonesia. Selain itu im juga melibatkan
per$akilan pihak regulator yakni Kementerian Kesehatan dan 3adan
P'". im tesebut diketuai oleh seorang pakar farmakologi dari
%ni*ersitas Indonesia, Prof, I$an 0armansjah, Sp&K,. 3eliau merupakan
pakar yang cukup berpengalaman dalam kajian efektifitas serta keamanan
obat. ugas dari im !hli adalah untuk melakukan kajian atau seleksi
ilmiah terhadap obat (dalam generik atau 4at aktif+ yang akan dimasukkan
ke dalam 0PH'. Hal utama yang menjadi pertimbangan tim didalam
melakukan pemilihan adalah, khasiat medis obat (efektifitas tinggi+ serta
keamanan obat (efek samping kecil+. !cuan yang dipakai di dalam
menyusun daftar obat (dalam generik atau 4at aktif + adalah 0aftar 'bat
)sensial 2asional (0')2+ yang telah disusun oleh pemerintah, karena
pada prinsipnya seluruh obat- obatan yang ada di dalam 0')2 adalah
obat-obat terpilih yang sangat dibutuhkan dan mutlak untuk diadakan.
Kriteria obat untuk dapat masuk kedalam 0PH' sebenarnya cukup
banyak. Selain aspek kandungan kimia obat, juga banyak lagi kriteria
yang harus dipenuhi. "eski begitu ada suatu hal mendasar, yaitu
seberapa besar manfaat dan efekti*itas serta seberapa aman obat
tersebut bila dikonsumsi oleh masyarakat, dalam artian faktor risiko juga
mendapat prioritas. 0alam menentukan obat ini, perlu dilakukan e*aluasi
yang sangat ketat dan tidak sembarang obat bisa masuk dalam 0PH'.
%mumnya obat-obat yang tercantum dalam 0PH' adalah
gabungan obat-obat branded dan branded generic (esensial+.
3erdasarkan data yang diperoleh harga obat di 0PH' lebih murah
dibandingkan dengan obat generik, dengan melihat persentase
perbandingan harga obat 0PH' terhadap harga obat generik adalah
sekitar ,.5 - 675.
No Nama Obat
Harga Satuan
Obat Askes
Harga Satuan Obat
Generik untuk
Regional III
(%)Harga Obat
Askes Tera!a"
Obat Generik
, !cyclo*ir 877 mg 98:,77 6;.,86 ::
; !cyclo*ir Krim :5 <
:gr
;.,77,77 9.86:,77 6,
9 !lpra4olam 7,: mg 9:7,77 689,:7 :8
8 !moksisilin ,;: mg = :
ml Syr
;.:77,77 8.7/7,77 6,
: !moksisilin :77mg ;8;,77 87/,77 :-
6 !mpicilin ,g Inj 9./,;,77 :.-78,.7 69
/ !ntasida 0oen Syr <
67 ml
;.6;:,77 8.;9:,77 6;
. !ntasida 0oen tab 9;,77 ,/.,;7 ,.
- !sam "efenamat :77
mg
,77,77 ,-9,67 :;
,7 0ekstromethorpan ,7
mg Syr
,.677,77 9.,:;,77 :,
,, 2a#l 7 , - 5 infus <
:77 ml
8.677,77 :.9-7,77 .:
,; Parasetamol ,;7 mg
Syr < 67 ml
,.:77,77 ;.:97,77 :-
,9 Parasetamol :77mg /;,77 ,,:,:7 6;
,8 Parasetamol 0rops 8..77,77 :..7.,77 .9
,: 1inger >aktat infus <
:77 ml
8..77,77 :./;7,77 .8
Perbedaan persentase harga obat ini dikarenakan harga obat
0PH' lebih murah karena adanya kerja sama dari industri farmasi
farmasi, agar harga obat-obat yang ada dalam 0PH' lebih rendah dari
harga reguler, dan timbal baliknya bagi industri farmasi adalah
berkurangnya biaya promosi yang dikeluarkan serta adanya kepastian
pembeli yaitu P. !skes. Sedangkan harga obat generik dari pemerintah
mengikuti Keputusan "enteri Kesehatan 1I 2omor -8 ahun ;7,; tentang
harga obat untuk pengadaan pemerintah dimana harga tersebut
merupakan harga eceran tertinggi untuk masing-masing regional.
1egional terbagi menjadi 8 :
,.
;.
9.
8.
0engan adanya pembagian regional tersebut, biaya obat
disesuaikan dengan komponen distribusi, karena biaya distribusi harus
disesuaikan dengan jarak tempuh dan angkutan yang digunakan. Selain
komponen distribusi komponen lain seperti biaya produksi, administrasi,
dan promosi juga diperhatikan. Komponen produksi berupa harga bahan
baku, biaya proses pembuatan, pelabelan, pengemasan, dan
pengendalian mutu, komponen administrasi terdiri dari pendaftaran obat.
%ntuk komponen promosi biayanya lebih besar karena perlu biaya iklan
dan pendekatan ke pengguna, komponen ini bisa mencapai .75 dari
harga obat dipasarkan.
Penetapan 0PH' dari P. !skes telah menerapkan konsep
farmakoekonomi yang mengutamakan efisiensi biaya, namun tetap
memprioritaskan serta menjamin mutu dan efekti*itas pengobatan. Karena
obat yang masuk dalam 0PH' harus memenuhi syarat efektif
(efikasinya+, dampak obat tersebut dalam tubuh, kemanjuran obat,
keamanan obat karena banyak obat yang berbahaya. 3iarpun banyak
obat bagus jika tidak aman akan berbahaya bagi pesertanya. "aka fungsi
utama 0PH' ini adalah melindungi peserta dari obat-obat yang efikasinya
tidak bagus maupun tidak aman dikonsumsi, sehingga peserta !SK)S
dapat mengkonsumsi obat-obatan yang tepat dengan harga terjangkau.
BAB I#
$ESIMP%&AN
,. Kebijakan yang telah dibuat oleh P. !skes sudah mendukung
penerapan farmakoekonomi yakni melalui 0PH' (0aftar Plafon
dan Harga 'bat+.
;. 1ealisasi 0PH' memberikan keuntungan, baik dari segi biaya obat
dan efekti*itas terapi bagi peserta P. !skes.

Anda mungkin juga menyukai