Earth dari Proses Pemucatan CPO sebagai Bahan Baku Briket. Di bawah bimbingan KHASWAR SYAMSU dan DJENI HENDRA. 2010.
RINGKASAN
Salah satu perlakuan dalam proses pemurnian minyak sawit adalah proses pemucatan. Proses ini menghasilkan sejumlah bleaching earth bekas (spent bleaching earth). Spent bleaching earth merupakan hasil sampingan proses pemucatan minyak sawit yang masih mengandung 20-30% b/b minyak sawit. Pada penelitian ini dilakukan formulasi spent bleaching earth dan arang tempurung kelapa sawit sebagai bahan baku briket. Dipilihnya tempurung kelapa sawit karena dua bahan ini merupakan limbah dalam proses pengolahan kelapa sawit. Selain itu, arang tempurung kelapa sawit memiliki nilai kalor yang tinggi sehingga sesuai sebagai bahan tambahan dalam pembuatan briket. Ada dua tujuan dalam penelitian ini. Tujuan utamanya adalah untuk mengkaji pemanfaatan spent bleaching earth dari proses pemucatan minyak sawit sebagai bahan baku briket. Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh kombinasi konsentrasi perekat dan konsentrasi arang tempurung kelapa sawit terhadap mutu briket yang dihasilkan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan dua faktor yaitu konsentrasi perekat dan konsentrasi arang tempurung kelapa sawit. Faktor konsentrasi perekat terdiri dari tiga taraf yaitu 2% (A1), 3% (A2), dan 4% (A3). Faktor konsentrasi arang tempurung kelapa sawit bervariasi mulai dari taraf 25% (B1), 50% (B2), dan 75% (B3). Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi perekat berpengaruh nyata dan meningkatkan kadar zat mudah menguap tetapi menurunkan kadar karbon terikat. Peningkatan konsentrasi arang tempurung kelapa sawit berpengaruh nyata meningkatkan kadar air dan keteguhan tekan namun menurunkan kadar zat mudah menguap dan kadar abu. Selain itu, interaksi kedua faktor ini juga mempegaruhi kadar air briket yang dihasilkan. Berdasarkan hasil karakteristisasi sampel bleaching earth diketahui bahwa spent bleaching earth mengandung kadar minyak sebesar 26,325% b/b, kadar air sebesar 3,727% b/b, kadar zat mudah menguap 32,230% b/b, kadar abu 68,416% b/b, kadar karbon terikat 0,354% b/b, dan nilai kalor sebesar 6796 kal/gram. Perlakuan terbaik adalah briket dengan perlakuan A1B3 (konsentrasi perekat 2% dan konsentrasi arang tempurung kelapa sawit 75%). Briket ini menghasilkan kadar zat mudah menguap paling rendah yaitu 18,021% b/b, kadar abu terendah 20,1% b/b, kadar karbon terikat tertinggi 61,879% b/b, dan nilai kalor sebesar 6528 kal/gram. Selain itu, dengan massa 255 gram briket kombinasi terbaik ini dapat mendidihkan tiga liter air selama 75,26 menit dan dapat menyala 148 menit.